Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP MOTIVASI PADA

REMAJA KELAS VIII DAN IX DENGAN


PERILAKU MEROKOK AKTIF
DI SMP N 3 SERIRIT

(The influence of social support on motivation in eighth and ninth grade adolescents
with akctive smoking behavior in junior high school 3 seririt)

Indra Mas Uliantara, Gusti Putu , G. Nur Widya Putra, Kadek Yudi Aryawan
Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
e-mail: indra_mas12@gmail.com

ABSTRAK

Merokok merupakan membakar tembakau yang kemudian dihisap isinya.Perilaku


merokok menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan bukan hanya pada perokok
aktif, namun pada perokok pasif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetehaui
pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi pada remaja kelas VIII dan IX dengan
perilaku merokok aktif di SMP N 3 seririt.Desain penelitian ini adalah penelitian pre
eksperimental dengan pendekatan penelitian kuantitatif.Sampel terdiri dari 46 responden.
Teknik sampling yang digunakan adalah bagian dariprobability sampling yaitu stratified
random sampling, pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner dan lembar
observasi perilaku merokok. Analisis data menggunakan ujiWilcoxon dengan nilai
signifikansiɑ 0,05. Hasil uji statistik didapatkan, dengan nilai p value = 0,046 yang
berarti<0,05 sehingga H0 ditolak, ini berarti terdapat pengaruh antara dukungan sosial
terhadap motivasi pada renaja kelas VIII dan IX dengan perilaku merokok aktif di SMP N
3 Seririt.

Kata Kunci: Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Pada Remaja, Perilaku Merokok

ABSTRACT

Smoking is burning tobacco which is then sucked.in its contents. Smoking behavior
causes various kinds health problems not just on active smokers, but in passive smoking.
The purpose of this research is to knowing the influence of social support for motivation
in class adolescents VIII and IX with active smoking behavior in SMPN 3 seririt. Design
this study is a pre-experimental study with an approach quantitative research. The
sample consisted of 46 respondents. Technique the sampling used is part of probability
sampling, which is stratified random sampling, data collection using questionnaires and
sheets observation sheets of smoking behavior. Data analysis user the Wilcoxon with a
sig (2-tilled) or value of 0.05. The results of statistical tests found that there was an
influence of social support on motivation for adolescents in class VIII and IX with
smoking behavior with p value = 0.046 this means <00.05 so that H0 is rejected, which
means there are influence of social support for motivation in adolescents class VIII and
IX with active smoking behavior in SMPN 3 seririt

Keywords: Sosial support for motivation in adolescents, smoking behavior

1
PENDAHULUAN diperhatikan (Laksono, Wisnu Tri
Rokok adalah hasil olahan 2008). Dukungan sosial diperoleh dari
tembakau yang terbungkus, dihasilkan hasil interaksi individu dengan orang
dari tanaman nicotiana tobacun, lain dalam lingkungan sosialnya dan
nicotiana rustica dan spesies lainnya salah satunya berasal dari orangtua
(Heryani, 2014) (Rahma A. R. 2011). Menurut (Setiadi,
Perilaku merokok menyebabkan 2008) dukungan keluarga adalah suatu
berbagai macam masalah kesehatan proses hubungan keluarga dengan
bukan hanya pada perokok aktif, namun lingkungan sosial, dukungan keluarga
pada perokok pasif (Sari, 2016). Hasil dapat bersifat eksternal dan internal.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) Perilaku merokok itu dapat
tahun 2013 menunjukkan bahwa termotivasi untuk berhenti merokok
perilaku merokok penduduk usia 15 dengan adanya dukungan sosial yang
tahun cendung meningkat sejak tahun diberikan keluarga (orangtua), teman,
2007 sampai tahun 2013 dari 34,2% sekolah sehingga secara mental dan
menjadi 36,3%. emosional remaja siap melawan
Data Komisi Nasional pengaruh buruk terhadap kesehatan
(KOMNAS) perlindungan anak mereka, salah satunya merokok
menunjukkan selama tahun 2008 hingga Muhammad, I. F. (2008)
tahun 2014 jumlah perokok remaja Berdasarkan studi pendahuluan
antara usia 14-15 tahun di Indonesia yang dilaksanakan di SMP N 3 Seririt
mencapai 249.000 orang. Kondisi ini tepatnya di desa Bestala berdasarkan
lebih memprihatinkan lagi yaitu perokok wawancara yang dilakukan di tiap-tiap
remaja di Indonesia rata-rata kelas bersama siswa laki-laki, kelas
menghabiskan 30 batang rokok perhari VIIIA – VIIIE didapatkan ada 8 orang
(Ira, 2012). siswa merokok masing-masing dari
Kebiasaan perilaku merokok kelas VIIIA, VIIIC, VIIID, VIIIE, dan 1
pada kalangan remaja dimulai di sekolah orang siswa dari kelas VIIIB. Kemudian
menengah atas kelas VIII dan kelas IX, dilakukan wawancara bersama kelas
banyaknya yang merokok usia remaja IXA – IXE didapatkan 8 orang siswa
ini menjadi masalah penting. Perilaku merokok masing-masing dari kelas IXB,
merokok pada remaja biasanya akan IXC, IXD, IXE dan 3 orang siswa dari
menjadi pintu gerbang untuk kelas IXA. Dari hasil wawancara
permasalahan-permasalahan remaja bersama siswa didapatkan bahwa
yang lainnya (Widiansyah, 2014). sebanyak 20 orang siswa merokok di
Remaja merokok karena lingkungan sekolah. Ada 2 orang siswa
berkaitan dengan adanya krisis dari kelas VIIIE sempat berhenti
psikososial yang dialami pada masa merokok kemudian temannya diluar
perkembangannya, yaitu masa pencarian sekolah mengajak merokok akhirnya
jati diri. Masa ini sering dilukiskan siswa tersebut merokok lagi. Hasil
sebagai masa badai dan topan karena wawancara dengan guru BK selama satu
ketidaksesuaian antara perkembangan semester sebanyak 18% dari 20 siswa
psikis dan sosial, maka dari itu mendapatkan sanksi karena merokok
diperlukan dorongan dari keinginan, didalam sekolah.
kemauan dan niat dari diri sendiri juga Berdasarkan kondisi tersebut
datang dari dukungan sosial. peneliti tertarik untuk meneliti dukungan
Dukungan sosial merupakan sosial terhadap motivasi pada remaja
kehadiran seseorang atau orang lain kelas VIII dan IX perilaku merokok
yang dapat membuat individu percaya aktif di SMP N 3 Seririt.
bahwa dirinya dicintai, disayangi dan

2
METODE PENELITIAN Tabel 2 Distribusi motivasi pada remaja
Penelitian ini merupakan kelas VIII dan kelas IX dengan perilaku
penelitian eksperimental. Desain merokok aktif di SMP N 3 Seririt (pre-
penelitian yang digunakan dalam test)
penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian
Pra-Experimental dengan rancangan
one-group pra-post test design.
Penelitian ini berupaya untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok
subjek. Kelompok subjek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi
diobservasi lagi setelah intervensi motivasi sebelum diberikan dukungan
(Nursalam, 2014). sosial mayoritas dalam kategori sedang
Penelitian ini dilaksanakan di sebanyak 28 siswa (60,8%), kategori
SMP N 3 Seririt pada kelas VIII dan IX tinggi sebanyak 17 orang (37,0%) dan
dari tanggal 17 Mei sampai dengan 31 sebagian kecil masuk dalam kategori
Juli 2018. Populasi dalam penelitian rendah yaitu sebanyak 1 orang (2,2%)
adalah subjek (misalnya manusia; klien) .
yang memenuhi kriteria yang telah Tabel 3 Distribusi motivasi pada remaja
ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi kelas VIII dan kelas IX dengan perilaku
penelitian ini adalah siswa kelas VIII merokok aktif di SMP N 3 Seririt (post-
dan IX yang memiliki riwayat merokok test)
sebanyak 52 orang. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner motivasi yang sebelumnya
telah dilakukan uji validitas dengan
jumlah sampel sebanyak 46 orang.
Analisa data dilakukan dengan uji
Wilcoxon.

HASIL PENELITIAN DAN Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi


PEMBAHASAN motivasi setelah diberikan dukungan
Penelitian ini menggunakan 46 sosial mayoritas dalam kategori tinggi
sampel dengan karakteristik responden sebanyak 28 siswa (60,9%), kategori
berdasarkan usia. sedang sebanyak 18 orang (39,1%) dan
Tabel 1 Gambaran karakteristik sebagian kecil masuk dalam kategori
responden berdasarkan usia sedang yaitu sebanyak 18 orang (39,1%)

Tabel 4 Pengaruh dukungan sosial


terhadap motivasi pada remaja kelas
VIII dan kelas IX dengan perilaku
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden merokok aktif di SMP N 3 Seririt
memiliki usia tertinggi yaitu 16 tahun
dan usia terendah 15 tahun dengan rata-
rata usia responden 15,15 tahun.

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai p-

3
value 0,046 yang berarti < 0,05 sehingga Sosial Dengan Motivasi Berhenti
H0 ditolak, yang berarti terdapat Merokok Pada Masa Remaja Laki-Laki
pengaruh antara dukungan sosial Kelas VIII SMPNegeri 2 Papar Kediri
terhadap motivasi pada remaja kelas Tahun Pelajaran 2014/2015.
VIII dan kelas IX dengan perilaku Penilaian motivasi dilakukan
merokok aktif di SMP N 3 Seririt. setelah diberikan intervensi dukungan
Berdasarkan hasil penelitian sosial selama 4 minggu. Berdasarkan
menunjukkan bahwa responden hasil penelitian menunjukkan bahwa
memiliki usia tertinggi yaitu 16 tahun distribusi motivasi setelah diberikan
dan usia terendah 15 tahun dengan rata- dukungan sosial mayoritas dalam
rata usia responden 15,15 tahun. kategori tinggi sebanyak 28 siswa
Menurut peneliti, banyak hal (60,9%) dan sebagian kecil masuk
yang dapat memengaruhi seorang dalam kategori sedang yaitu sebanyak
remaja untuk melakukan kebiasaan 18 orang (39,1%).
merokok. Salah satunya yaitu akibat Hasil ini didukung oleh
keingintahuannya dalam merasakan hal- penelitian yang dilakukan oleh Amalia
hal yang baru. Berawal dari coba-coba (2014) dengan judul “Hubungan
dapat berakibat menjadi kecanduan. Pengetahuan dan Motivasi dengan
Hal ini didukung oleh penelitian Perilaku Merokok pada Remaja Usia 12
Laksono (2014) dengan judul – 15 Tahun di Desa Ngumpul”. Dalam
“Hubungan Antara Dukungan Sosial penelitian tersebut menggunakan 163.
Dengan Intensi Berhenti Merokok pada Hasil penelitian tersebut didapatkan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah bahwa pengetahuan dan motivasi
Surakarta” didapatkan bahwa umur memiliki hubungan yang signifikan
mulai merokok kurang dari 20 tahun dengan perilaku merokok pada remaja
cenderung meningkat dan lebih dari usia 12 – 15 dengan nilai p value 0,002
separuh perokok mengkonsumsi lebih (<0,05).
10 batang per hari, bahkan yang Hasil uji analisis menggunakan
berumur 10-14 tahun sudah sebesar wilcoxon didapatkan nilai p value 0,046
30,5% yang mengkonsumsi lebih 10 yang berarti < 0,05 sehingga H0 ditolak,
batang per hari di antaranya 2,6% yang yang berarti terdapat pengaruh antara
mengkonsumsi lebih 20 batang per hari. dukungan sosial terhadap motivasi pada
Berdasarkan hasil penelitian remaja kelas VIII dan kelas IX dengan
menunjukkan bahwa distribusi motivasi perilaku merokok aktif di SMP N 3
sebelum diberikan dukungan sosial Seririt.
mayoritas dalam kategori sedang Hasil ini didukung oleh
sebanyak 28 siswa (60,8%) dan sebagian penelitian yang dilakukan oleh
kecil masuk dalam kategori rendah yaitu Setianingrum (2016) tentang
sebanyak 1 orang (2,2%). “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Hasil ini didukung oleh Remaja Tentang Bahaya Merokok
penelitian yang dilakukan oleh dengan Perilaku Merokok pada Remaja
Rahmasari (2015) dengan judul di Desa Boro Wetan Kecamatan Banyu
“Hubungan Dukungan Sosial Dengan Urip Purworejo Tahun 2016”. Dari hasil
Motivasi Berhenti Merokok Pada Masa penelitian diperoleh hasil analisis
Remaja Laki-Laki Kelas VIII SMP koefisien korelasi product moment
Negeri 2 Papar Kediri Tahun Pelajaran antara tingkat pengetahuan tentang
2014/2015”. Dalam penelitian tersebut bahaya merokok dengan perilaku
menggunakan sampel sebanyak 24 anak. merokok pada remaja di Desa
Hasil penelitian tersebut didapatkan Borowetan, Kecamatan Banyuurip,
bahwa terdapat Hubungan Dukungan Kabupaten Purworejo tahun 2016

4
sebesar = 0.404 dengan p-value = 0.000 dukungan sosial terhadap motivasi pada
sehingga ada hubungan antara tingkat remaja kelas VIII dan kelas IX dengan
pengetahuan tentang bahaya merokok perilaku merokok aktif di SMP N 3
dengan perilaku merokok. Seririt.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Aula (2014) bahwa perilaku merokok Saran
merupakan suatu fenomena yang Hasil penelitian ini diharapkan
muncul dalam masyarakat, dimana dapat menambah wawasan keilmuan
sebagian besar masyarakat sudah khususnya bidang keperawatan tentang
mengetahui dampak negatif merokok, pengaruh dukungan sosial terhadap
namun bersikeras menghalalkan motivasi pada remaja Kelas VIII dan
tindakan merokok. Namun, sangat Kelas IX dengan Perilaku Merokok
disayangkan karena tidak hanya Aktif. Selanjutnya, hal tersebut dapat
kebiasaan- kebiasaan yang baik saja menjadi informasi dasar untuk
yang ditiru, melainkan juga kebiasaan- perkembangan ilmu keperawatan.
kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan
merokok. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini didukung juga oleh
Astuti (2010, dalam Amalia 2014) Ali Muhammad. 2008. Psikologi
perilaku merokok sangat berbahaya bagi Remaja. PT Bumi Aksara.
kesehatan, tetapi masih banyak orang Jakarta.
yang melakukannya, bahkan orang
mulai merokok ketika dia masih remaja. Ariyani, R. D. 2011. Hubungan
Aktivitas yang timbul karena adanya Antara Iklan Rokok Dengan
stimulus dan respon serta dapat diamati
Sikap Dan Perilaku Merokok
secara langsung maupun tidak langsung.
Pada Remaja. [Serial Online]
https://Core.ac.uk/download/fil
KESIMPULAN DAN SARAN es/379/11735519.pdf
Simpulan
Karakteristik responden di SMP Aula, L. E. 2010. Stop Merokok !.
N 3 Seririt memiliki usia tertinggi yaitu Jogjakarta: Garailmu
16 tahun dan usia terendah 15 tahun
dengan rata-rata usia responden 15,15
Departemen Kesehatan RI. 2010.
tahun.
Distribusi motivasi sebelum
Profil Kesehatan Indonesia
diberikan dukungan sosial mayoritas Tahun 2010
dalam kategori sedang sebanyak 28 Jakarta : Departemen
siswa (60,8%) dan sebagian kecil masuk Kesehatan
dalam kategori rendah yaitu sebanyak 1
orang (2,2%).
Dewi Rosaria Amalia. 2014.
Distribusi motivasi setelah Hubungan Pengetahuan Dan
diberikan dukungan sosial mayoritas Motivasi Dengan
dalam kategori tinggi sebanyak 28 siswa Perilaku Merokok Pada
(60,9%) dan sebagian kecil masuk Remaja Usia 12-15 Tahun Di
dalam kategori sedang yaitu sebanyak Desa Ngumpul.
18 orang (39,1%). Surakarta.
Hasil uji statistik menggunakan
Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,046 Faisalado Candra Widyanto. 2014
yang berarti < 0,05 sehingga H0 ditolak, Keperawatan Komunitas.
yang berarti terdapat pengaruh antara Yogyakarta: Nuha

5
Medika Pendekatan Praktis, Edisi
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Tiga. Jakarta: Salemba Medika
Ajar Keperawatan Keluarga :
Riset, Teori dan Octafrida M, D, 2011. Hubungan
Praktik. Jakarta : EGC Merokok dengan Katarak di
Poliklinik Mata
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawati Rumah Sakit Umum Pusat
S. 2010. Teori-Teori Psikologi. Haji Adam Malik Medan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Universitas Sumatra Utara.
Medan.
Ginting, T. 2011. Pengaruh Iklan
Rokok di Televisi Terhadap Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo.
Perilaku Merokok Siswa SMP S.K.M. 2012. Promosi
di SMP Swasta Dharma Bakti kesehatan Dan Perilaku
Medan. Kesehatan. Jakarta: Rineka
http://uda.ac.id/jurnal/files/.Jur Cipta.
nal%20-%20Tarianna
%20Ginting%20-Fik.pdf Rahma, A. R. 2011. Hubungan
Antara Dukungan Sosial
Hasanah AU. 2011. Hubungan Orangtua Dengan
Antara Dukungan Orangtua, Kemandirian Belajar Pada
Teman Sebaya Dan Iklan Siswa Sekolah Menengah Atas.
Rokok Dengan Perilaku Fakultas
Merokok Pada Siswa Laki- Psikologi Universitas Sumatera
Laki Madrasah Aliyah Negeri Utara
2 Boyolali. Boyolali
Ratri Setianingrum. 2016. Hubungan
Lapau Buchari. 2012. Metode Tingkatb Pengetahuan Remaja
Penelitian Kesehatan: Metode Tentang Bahaya Merokok
Ilmiah Penulisan Skripsi, Dengan Perilaku Merokok
Tesis, dan Disertai. DKI Pada Remaja Di
Jakarta Desa Boro Wetan Kecamatan
Banyu Urip Purworejo
Lestari, R., & Purwadani, E. 2012.
Perilaku Merokok Pada Riskesdes. 2013. Perilaku Merokok
Remaja SMS/SMK di Masyarakat Indonesia.
Kota dan Luar Kota. Infodatin Pusat Data dan
Proceeding Temu Ilmiah Informasi Kementrian
National VIII IPPI, 136- Kesehatan RI. Jakarta.
www.Depkes.go.id diakses
Nursalam & Effendi Ferry. 2008. pada tanggal 15 Mei 2018
Pendidikan Dalam pukul 12.30 WITA
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika Robert,A.K., 2013. Tembakau Dan
Rokok Sebagai Ancaman
Nursalam. 2015. Metodologi Dunia.
Penelitian Ilmu Keperawatan:

6
http://nasional.kompas.com/rea Widiansyah, M.2014. Faktor-Faktor
d/ diakses pada 04 April 2018 Penyebab Perilaku Remaja
Perokok di Desa Sidoarejo
Satiti, Alfi. 2009. Strategi Rahasia Kabupaten Penajam Paser
Berhenti Merokok. Yogyakarta: Utara. E-Journal Sosiologi
Data Media. Konsentrasi. Vol 2 (4), 1-12.

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Wisnu Tri Laksono. 2014.


Keperawatan Keluarga. Edisi Hubungan Antara Dukungan
Pertama. Yogyakarta : Graha Sosial Dengan Intensi Berhenti
Ilmu Merokok Pada Mahasiswa.
Surakarta
Sugiyono. 2015. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta

Syafiie, Frieda, & Kahija. 2009. Stop


Smoking; Studi Kualitatif
Terhadap
Pengalaman Mantan Pecandu
Rokok Dalam Menghentikan
Kebiasaannya. Skripsi Strata 1
Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro

Trim, B. 2006. Merokok Itu konyol.


Jakarta: Ganeca Exact

Uno Hamzah. 2015. Teori Motivasi


Dan Pengukurannya. Edisi
Pertama. Jakarta. Bumi Aksara

Vanderstoep, S. W. and Johnston, D.


D. 2009. Research Methods for
Everyday life: Blending
Qualitative and Quantitative
Approaches. New Jersey: A
John Wiley and Sons, Inc.
Publication.

Whinanda Rizky Rahmasari. 2015.


Hubungan Dukungan Sosial
Dengan Motivasi
Berhenti Merokok Pada Masa
Remaja Laki-Laki Kelas VIII
SMP Negeri 2 Papar Kediri

Anda mungkin juga menyukai