Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan

dari tanaman nicotiana tobacun, nicotiana rustica dan spesies lainnya

(Heryani, 2014) Perokok adalah seseorang yang suka merokok secara aktif

dan disebut perokokpasif bila menerima asapnya saja (Octafrida, 2011).

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap isinya (saleh,

2011).

Menurut (Depkes RI, 2010) faktor yang mempengaruhi kebiasaan

merokok pada remaja diantaranya pola asuh orangtua, pengaruh teman

sebaya yang merokok, tayangan iklan rokok, ejekan oleh teman sebaya jika

tidak merokok. Perilaku merokok menyebabkan berbagai macam masalah

kesehatan bukan hanya pada perokok aktif, namun pada perokok pasif (Sari,

2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2013 menunjukkan

bahwa perilaku merokok penduduk usia 15 tahun cendung meningkat sejak

tahun 2007 sampai tahun 2013 dari 34,2% menjadi 36,3%.

Data pelajar dari sekolah Oslo diperoleh 212 siswa perokok aktif

dengan frekuensi merokok satu batang perhari hal tersebut karena

mencontoh salah satu siswa (Justin, 2011). Temuan dari Global Youth

Tobacco Survey 2006 Indonesia 25% remaja putra adalah perokok.

Indonesia menduduki peringkat kelima dunia sebagai jumlah perokok

1
2

terbanyak dibawah China, Jepang, Rusia dan As (Lucia, 2011). Anak-anak

usia 13-15 tahun di Indonesia sudah membakar rokok, bahkan 2 dari 10

pelajar di Indonesia mulai merokok sebelum umur 13 tahun (Riana & Diah,

2013).

Data Komisi Nasional (KOMNAS) perlindungan anak

menunjukkan selama tahun 2008 hingga tahun 2014 jumlah perokok remaja

antara usia 14-15 tahun di Indonesia mencapai 249.000 orang. Kondisi ini

lebih memprihatinkan lagi yaitu perokok remaja di Indonesia rata-rata

menghabiskan 30 batang rokok perhari (Ira, 2012).

Berdasarkan data program studi ilmu kesehatan masyarakat

Fakultas Ilmu kedokteran Universitas Udayana Made Kerta Duana, M.P.H

(2013) menyebutkan survey di Denpasar menunjukkan sekitar 24,5% remaja

umur 13 sampai 21 tahun merupakan perokok aktif (Multiarta, 2013).

Perokok aktif di Denpasar pada bulan Mei-September 2011 dari 149

responden menunjukkan bahwa 99,5% perokok merupakan remaja laki-laki

(Multiarta, 2013). Sebanyak 80% remaja merokok pada usia kurang dari 19

tahun. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat 4% tiap tahunnya (Riana &

Diah, 2013).

Berdasarkan data Direktorat Jendral Penyakit Tidak Menular

Kementerian Kesehatan tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok 10%,

akan tetapi pada tahun 2010 naik menjadi 19% dan 43,3% dari jumlah

keseluruhan perokok. Fenomena remaja merokok bukan pemandangan asing

lagi (Robert, 2013).


3

Kebiasaan perilaku merokok pada kalangan remaja dimulai di

sekolah menengah atas kelas VIII dan kelas IX, banyaknya yang merokok

usia remaja ini menjadi masalah penting. Perilaku merokok pada remaja

biasanya akan menjadi pintu gerbang untuk permasalahan-permasalahan

remaja yang lainnya (Widiansyah, 2014).

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyai

konsumsi rokok 6,6% dari konsumsi dunia (Ginting, 2011) 3 juta remaja

yang merokok, 20% adalah remaja SMP dan 3 tahun terakhir 30% dari

jumlah SMP Swasta Dharma Bakti Medan, sebagai perokok aktif. Remaja

merokok karena berkaitan dengan adanya krisis psikososial yang dialami

pada masa perkembangannya, yaitu masa pencarian jati diri. Masa ini sering

dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena ketidaksesuaian antara

perkembangan psikis dan sosial, maka dari itu diperlukan dorongan dari

keinginan, kemauan dan niat dari diri sendiri juga datang dari dukungan

sosial.

Dukungan sosial merupakan kehadiran seseorang atau orang lain

yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai, disayangi dan

diperhatikan (Laksono, Wisnu Tri 2008). Dukungan sosial diperoleh dari

hasil interaksi individu dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya dan

salah satunya berasal dari orangtua (Rahma A. R. 2011). Menurut (Setiadi,

2008) dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan keluarga dengan

lingkungan sosial, dukungan keluarga dapat bersifat eksternal dan internal.

Akan tetapi dukungan keluarga eksternal sangat mempengaruhi perilaku


4

remaja untuk mulai merokok dibandingkan dengan keluarga internal, karena

remaja lebih dekat dengan lingkungan (Setiadi, 2008).

Sumber-sumber bentuk dukungan keluarga meliputi dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan

jaringan dapat digunakan untuk pencegahan masalah kesehatan dalam

anggota keluarga, salah satunya perilaku merokok remaja (Friedman &

Marlyn, 2010). Dukungan sosial sendiri diartikan sebagai dukungan kearah

yang mempengaruhi kesehatan secara positif seperti mempengaruhi

motivasi untuk melakukan sesuatu hal yang positif untuk kesehatan AU

Hasanah (2011). Perilaku merokok itu dapat termotivasi untuk berhenti

merokok dengan adanya dukungan sosial yang diberikan keluarga

(orangtua), teman, sekolah sehingga secara mental dan emosional remaja

siap melawan pengaruh buruk terhadap kesehatan mereka, salah satunya

merokok Muhammad, I. F. (2008)

Menurut Nursalam & Effendi (2008) motivasi pada remaja

perilaku merokok adalah adanya dorongan internal dan eksternal dalam diri

seseorang yang diindikasikan dengan adanya: 1) hasrat dan minat untuk

melakukan kegiatan, 2) dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan,

3) harapan dan cita-cita, 4) penghargaan dan penghormatan atas diri, 5)

lingkungan yang baik, serta 6) kegiatan yang menarik. Motivasi remaja

untuk berhenti merokok sangat dipengaruhi oleh dukungan orang-orang

disekitar. Orang tua memberikan dukungan sosial pada remaja agar

termotivasi untuk berhenti merokok.


5

Menurut Taylor (dalam Nurul Huda, 2007) orangtua memberikan

langkah-langkah dan cara agar remaja bisa lebih termotivasi untuk berhenti

merokok, karena pada dasarnya dukungan sosial bisa membantu memberi

dorongan dan motivasi untuk berhenti merokok.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sushmita

Dewi Anggriani, Nur LailatulMaruroh, Sri Sunaringsih Ika Wardojo yang

berjudul Pengaruh Dukungan Keluarga Dan Teman Sebaya Terhadap

Perilaku Merokok Pada Siswa Di SMP X hasil Uji Regresi Linear Berganda

diperoleh p < a (0.000 < 0.05) sehingga H1 diterima artinya, ada pengaruh

dukungan keluarga dan teman sebaya terhadap perilaku merokok pada

siswa di SMP X.

Penelitian yang dilakukan oleh Arum Wijayanti, Suwarno, Yuni

Very Anto yang berjudul Hubungan Harga Diri Dengan Perilaku Merokok

Pada Remaja Laki-Laki Di SMP N 2 Gamping hasil menunjukkan

didapatkan hasil p=0,000 berarti ada hubungan yang signifikan antara harga

diri dengan perilaku merokok siswa dengan hubungan kuat-0,642 dan

dengan arah hubungan negatif karena semakin rendahnya harga diri akan

diikuti dengan tingginya intensitas perilaku merokok.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmasari 2015 dengan judul

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Berhenti Merokok Pada Masa

Remaja Laki-Laki Kelas VIII SMP Negeri 2 Papar Kediri Tahun Pelajaran

2014/2015 hasil penelitiannya diperoleh hasil (1,273 < 1,504< 2,727)

sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang


6

diperoleh maka semakin tinggi juga motivasi berhenti merokok pada

remaja.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMP N 3

Seririt tepatnya di desa Bestala berdasarkan wawancara yang dilakukan di

tiap-tiap kelas bersama siswa laki-laki, kelas VIIIA – VIIIE didapatkan ada

8 orang siswa merokok masing-masing dari kelas VIIIA, VIIIC, VIIID,

VIIIE, dan 1 orang siswa dari kelas VIIIB. Kemudian dilakukan wawancara

bersama kelas IXA – IXE didapatkan 8 orang siswa merokok masing-

masing dari kelas IXB, IXC, IXD, IXE dan 3 orang siswa dari kelas IXA.

Dari hasil wawancara bersama siswa didapatkan bahwa sebanyak 20 orang

siswa merokok di lingkungan sekolah. Ada 2 orang siswa dari kelas VIIIE

sempat berhenti merokok kemudian temannya diluar sekolah mengajak

merokok akhirnya siswa tersebut merokok lagi. Hasil wawancara dengan

guru BK selama satu semester sebanyak 18% dari 20 siswa mendapatkan

sanksi karena merokok didalam sekolah.

Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

dukungan sosial terhadap motivasi pada remaja kelas VIII dan IX perilaku

merokok aktif di SMP N 3.

B. Rumussn Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

penelitian ini : “Apakah ada pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi

pada remaja kelas VIII dan kelas IX dengan perilaku merokok aktif di SMP

N 3 Seririt?”
7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan

sosial terhadap motivasi pada remaja kelas VIII dan kelas IX dengan

perilaku merokok aktif di SMP N 3 Seririt.

2) Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi dukungan sosial pada remaja kelas VIII dan kelas

IX dengan perilaku merokok aktif di SMP N 3 Seririt.

b) Mengidentifikasi motivasi pada remaja kelas VIII dan kelas IX

dengan perilaku merokok aktif di SMP N 3 Seririt.

c) Menganalisa pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi pada

remaja kelas VIII dan kelas IX dengan perilaku merokok aktif di

SMP N 3 Seririt.

D. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan. Dibidang keperawatan dalam

dukungan sosial terhadap motivasi pada remaja dengan perilaku merokok

aktif.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi institusi pendidikan


8

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai masukan bagi proses pembelajaran untuk

optimalisasi kemampuan dan pengetahuan peserta didik, serta

memberikan pendidikan khususnya pada remaja kelas VIII dan kelas

IX dengan perilaku merokok.

b) Bagi tempat penelitian

Sebagai masukan dan pertimbangan dalam kegiatan belajar untuk

merencanakan program atau tindakan bagi siswa, sehingga dapat

meningkatkan dukungan sosial dan motivasi pada remaja dengan

perilaku merokok.

c) Bagi peneliti selanjutnya

Mengenai penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan remaja

perilaku merokok aktif.

Anda mungkin juga menyukai