Anda evaluasi validitasnya, dan mungkin harus diperbaiki terlebih dahulu untuk dapat
menjadi model pengukuran yang baik (established).
Untuk menetapkan model pengukuran awal, tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Untuk penetapan model pengukuran yang berupa model faktor orde kedua (second
order). Secara empiris dapat Anda lakukan dengan analisis faktor eksploration. Yang
harus Anda lakukan adalah menghadirkan sejumlah besar indikator/atribut yang
mengukur konstruk (dimensi) utama. Selanjutnya teknik analisis faktor eksploratori
akan mengekstraksi faktor berdasarkan interkorelasi antar atribut tersebut. Baca
pembahasannya di sub bab 3.3.1.
Isu penting yang berhubungan dengan penetapan model pengukuran adalah :
1. Menentukan banyaknya indikator untuk setiap konstruk.
Umumnya peneliti menginginkan sebanyak mungkin indikator untuk setiap
konstruk untuk menjamin representasi konstruk yang diukur dan sekaligus
memaksimalkan reliabilitasnya. Namun item pengukuran (indikator) yang banyak
tidak selalu baik, bahkan semakin banyak item menjadikan model semakin tidak
sederhana. Hal ini bertentangan dengan prinsip parsimoni dalam penelitian. Item
pengukuran yang terlalu banyak juga memerlukan ukuran sampel yang makin
besar, dan konsekuensi lainnya adalah sulitnya memenuhi aspek
unidimensionalitas.
Evaluasi terhadap model pengukuran dengan menggunakan analisis faktor
konfirmatori (6.1.3) akan memandu peneliti untuk menetapkan indikator-indikator
mana yang sesuai bagi masing-masing konstruk latennya.
2. Memastikan identifikasi model
Model pengukuran yang Anda ajukan haruslah teridentifikasi (identified) untuk
menjamin bahwa parameter model dapat diestimasi. Identifikasi adalah masalah
model bukan masalah data. Pelajari masalah identifikasi model ini di sub bab 5.3.
Selain kedua isu tersebut, Anda juga harus berhati-hati dalam membangun relasi antara
masing-masing indikator dengan konstruknya. Pastikan relasi tersebut
merepresentasikan dependensi secara statistik, dan model pengukuran yang dibangun
merupakan model varians (bukan relasi klasifikasi maupun perwujudan sebuah
proses). Untuk itu pelajari kembali sub bab 2.4.3 dan 2.4.4.
Tahapan Analisis dalam SEM – 205