Anda di halaman 1dari 536

PEMBAHASAN SOAL UKMPPD

ILMU KESEHATAN KULIT

Author: Tim UKMPPD VOSMED


VOSmed Medical Course
Jakarta – Bandung – Semarang – Jogjakarta - Surabaya
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang wanita 32 tahun datang dengan keluhan muncul plenting-plenting di bibir kanan sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengeluh plenting tersebut terasa perih dan seperti terbakar. 3 bulan yang
lalu pasien juga pernah mengalami hal serupa. Pada pemeriksaan fisik ditemukan vesikel
bergerombol di ujung bibir kanan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien tsb?
A. Acyclovir 5x800mg selama 5 hari
B. Acyclovir 5x200mg selama 7 hari
C. Acyclovir 5x200mg selama 10 hari
D. Acyclovir 5x200mg selama 5 hari
E. Acyclovir 3x400mg selama 7 hari
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

Seorang wanita 32 tahun datang dengan keluhan muncul plenting-plenting di bibir kanan sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengeluh plenting tersebut terasa perih dan seperti terbakar. 3 bulan yang
lalu pasien juga pernah mengalami hal serupa. Pada pemeriksaan fisik ditemukan vesikel
bergerombol di ujung bibir kanan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien tsb?

JAWABAN

D. Acyclovir 5x200mg selama 5 hari


DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

● Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), tipe 1 maupun tipe 2.
● HSV tipe 1 memiliki predileksi pada pinggang ke atas, terutama area mulut dan
hidung, sementara HSV tipe 2 memiliki predileksi pada genital.
● HSV tipe 1 dapat terjadi mulai usia kanak-kanak, sementara HSV tipe 2 umumnya
terjadi pada usia reproduksi
● Penularan terjadi secara kontak kulit langsung

HSV tipe 1 HSV tipe 2


Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TAHAP INFEKSI Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

Infeksi herpes simpleks terbagi menjadi 3 tahap


1. Infeksi primer → lebih lama dan lebih berat (+/- 3 minggu),
disertai gejala sistemik (demam, malaise)
2. Laten → tidak ada gejala klinis, tapi HSV inaktif dapat ditemukan
pada ganglion dorsalis
3. Infeksi rekuren → HSV inaktif menjadi aktif karena suatu pencetus
(demam, infeksi, stress, dll); gejala klinis lebih ringan (7-10 hari).
Sering ditemukan prodromal lokal berupa panas, gatal, nyeri →
menjadi vesikel

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
ANAMNESIS Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

● Gelembung berkelompok berisi cairan pada area


mulut/hidung (HSV tipe 1) atau area genital (HSV tipe 2)
● Dapat disertai gejala sistemik (infeksi primer) atau gejala
prodromal seperti rasa panas/nyeri yang mendahului
munculnya gelembung (infeksi rekuren)
● Faktor risiko : imunodefisiensi/promiskuitas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PF Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

● Dapat disertai demam


● Eflorensi kulit : papul eritema berkelompok, berkembang
menjadi vesikel dengan dasar eritem. Vesikel cepat berubah
menjadi keruh → pecah → membasah dan berkrusta. Kadang
dapat timbul ulkus
Predileksi : mulut dan hidung (HSV tipe 1); genital (HSV tipe 2)

NB : infeksi rekuren dapat timbul di tempat yang sama


maupun berbeda dengan infeksi primer
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DD Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

● Impetigo vesikobulosa → ada bula hipopion, bila pecah


meninggalkan koleret dengan dasar eritematosa
● Ulkus genital
○ ulkus durum → e.c. T. pallidum; ulkus soliter, dasar bersih, tidak
nyeri, indurasi (+)
○ ulkus mole → e.c. H. ducrei; ulkus nyeri, dasar kotor, mudah
berdarah
○ ulkus pada limfogranuloma venereum → e.c. C. trachomatis;
pembesaran KGB inguinal (+) → melunak, pecah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

1. Antiviral
● Acyclovir 5x200 mg selama 5 hari, atau
● Valacyclovir 2x500 mg selama 7-10 hari
1. Simptomatik untuk gejala prodromal
2. Edukasi
a. Abstinensia untuk herpes genitalis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Acyclovir 5x800mg selama 5 hari → dosis kurang tepat


B. Acyclovir 5x200mg selama 7 hari → durasi kurang tepat
C. Acyclovir 5x200mg selama 10 hari → durasi kurang tepat
E. Acyclovir 3x400mg selama 7 hari → dosis dan durasi kurang tepat
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Herpes Simpleks Rekuren (tipe 1)

Seorang wanita 32 tahun datang dengan keluhan muncul plenting-plenting di bibir kanan sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengeluh plenting tersebut terasa perih dan seperti terbakar. 3 bulan yang
lalu pasien juga pernah mengalami hal serupa. Pada pemeriksaan fisik ditemukan vesikel
bergerombol di ujung bibir kanan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien tsb?

JAWABAN

D. Acyclovir 5x200mg selama 5 hari


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak 4 th dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan muncul bintil-bintil kecil berwarna
seperti kulit normal yang menyebar di seluruh badan. Ibu mengatakan sebelumnya pasien
demam tinggi 40oC, lemah, nyeri kepala dan nyeri tenggorokan 3 hari lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan papul homogen di area wajah, extremitas, palmo-plantar dan sedikit di trunkus.
Permukaan papul membentuk kubah dengan umbilikasi. Apakah etiologi dari kasus tersebut?

A. HHV tipe 2
B. Pox virus
C. HSV tipe 1
D. HPV tipe 6 dan 11
E. VZV
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Moluskum kontagiosum

Seorang anak 4 th dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan muncul bintil-bintil kecil berwarna
seperti kulit normal yang menyebar di seluruh badan. Ibu mengatakan sebelumnya pasien
demam tinggi 40oC, lemah, nyeri kepala dan nyeri tenggorokan 3 hari lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan papul homogen di area wajah, extremitas, palmo-plantar dan sedikit di trunkus.
Permukaan papul membentuk kubah dengan umbilikasi. Apakah etiologi dari kasus tersebut?

JAWABAN

B. Pox virus
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Moluskum kontagiosum

● Penyakit infeksi kulit akibat virus pox / molluscum contagiosum virus (MCV)
● Terutama menyerang anak-anak (MCV 1), kadang dewasa (MCV 2)
● Faktor risiko : immunocompromised
● Tergolong penyakit menular seksual
● Penularan secara kontak langsung

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Moluskum kontagiosum

● Predileksi ● Efloresensi
○ Wajah ○ Papul berbentuk bulat mirip
○ Leher kubah, berukuran milier-lentikular,
○ Ketiak warna putih berkilat seperti lilin,
○ Badan ditengahnya terdapat lekukan
○ Ekstremitas (jarang di telapak (umbilikasi/dele), jika dipijat akan
tangan/kaki) keluar massa putih seperti nasi
○ Pubis & genitalia eksterna ○ Umumnya tanpa inflamasi
(dewasa)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Moluskum kontagiosum

Fitzpatrick 8th ed, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PP Moluskum kontagiosum

● Histopatologi
○ Badan moluskum yang mengandung partikel virus (Henderson Paterson
bodies)

Fitzpatrick 8th ed,


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Moluskum kontagiosum

● Hygiene
● Mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum
○ Ekstraktor komedo
○ Jarum suntik
○ Kuret
○ Elektrokauterisasi
○ Bedah beku

Fitzpatrick 8th ed,


JAWABAN LAIN ?

A. HSV tipe 2 → penyebab herpes simpleks (predileksi genital)


C. HSV tipe 1 → penyebab herpes simpleks (predileksi mulut)
D. HPV tipe 6 dan 11 → penyebab kondiloma akuminatum
E. VZV → penyebab varicella/herpes zoster

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Moluskum kontagiosum

Seorang anak 4 th dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan muncul bintil-bintil kecil berwarna
seperti kulit normal yang menyebar di seluruh badan. Ibu mengatakan sebelumnya pasien
demam tinggi 40oC, lemah, nyeri kepala dan nyeri tenggorokan 3 hari lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan papul homogen di area wajah, extremitas, palmo-plantar dan sedikit di trunkus.
Permukaan papul membentuk kubah dengan umbilikasi. Apakah etiologi dari kasus tersebut?

JAWABAN

B. Pox virus
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak usia 5 th dibawa ibunya berobat ke poli umum PKM dengan keluhan demam sejak
5 hari ini, batuk, pilek dan mata merah berair disertai muncul bercak merah di badan yang
bermula di area belakang kepala. Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, sesak nafas, N
120x.m, RR 30x/m, suhu badan 38,5oC. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan ruam
makulopapular eritematosa generalisata, serta ditemukan bercak putih di mulut area buccal.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Variola
B. Varicella
C. Hand Foot and Mouth Disease
D. Morbili
E. Rubella
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Morbili

Seorang anak usia 5 th dibawa ibunya berobat ke poli umum PKM dengan keluhan demam sejak
5 hari ini, batuk, pilek dan mata merah berair disertai muncul bercak merah di badan yang
bermula di area belakang kepala. Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, sesak nafas, N
120x.m, RR 30x/m, suhu badan 38,5oC. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan ruam
makulopapular eritematosa generalisata, serta ditemukan bercak putih di mulut area buccal.
Apakah diagnosis pasien tersebut?

JAWABAN

D. Morbili
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Morbili

● Nama lain : measles, campak, rubeola


● Etiologi : virus Measles, virus RNA genus Morbilivirus, famili Paramyxoviridae
● Penularan : droplet, sangat infeksius
● Pencegahan : imunisasi campak (usia 9 bulan)

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Morbili

● Anamnesis
○ Gejala prodromal (demam, malaise, 3C - Cough, Coryza, Conjungtivitis)
○ Demam hari ke-4 → muncul lesi makula dan papula eritem, mulai dari
perbatasan dahi dan rambut, belakang telinga, menyebar secara sentrifugal ke
badan, hingga ke ekstremitas (hari-3)
○ Riw. imunisasi campak (-)

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Morbili

● PF
○ Demam
○ Gejala pathogomonik → Koplik spot : bercak
putih pada mukosa bukal
○ Ruam : makulopapular eritema, tidak gatal
○ Hari-3, ruam mulai menghilang dengan urutan
sesuai urutan muncul, sisa warna coklat atau
deskuamasi ringan, hari ke-7 hilang total

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Morbili

● Erupsi obat → riwayat konsumsi obat tertentu (+)


● Rubella → secara klinis lebih ringan daripada morbili, ruam lebih cepat menyebar
ke seluruh tubuh (24 jam), nyeri saat menggerakkan mata ke lateral dan atas
● Scarlet fever → demam, faringitis, strawberry tongue, ruam eritema tekstur
seperti “sandpaper”; etiologi → streptococcus
● Mononukleosis infeksiosa → riw. faringitis → mendapat antibiotik → muncul ruam

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Morbili

● Terapi suportif : menjaga cairan tubuh


● Simptomatik : antipiretik bila demam
● Suplementasi vitamin A
○ Bayi <6 bulan = 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis
○ Bayi 6-11 bulan = 100.000 IU/hari PO diberi 2 dosis
○ Usia > 1 th = 200.000 IU/hari PO diberi 2 dosis
○ Anak dengan tanda defisiensi vit A, 2 dosis pertama sesuai usia, dosis ke-3
diberikan 2-4 minggu kemudian

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
JAWABAN LAIN ? Morbili

A. Variola → small pox; telah tereradikasi. Lesi kulit sentrifugal (banyak di ekstremitas)
B. Varicella → demam, lesi kulit sentripetal (banyak di trunk), polimorfik, berupa : papul eritema
→ vesikel “tetesan air”→ keruh → pecah → krusta
C. Hand Foot and Mouth Disease → predileksi pada tangan, kaki, mulut;
E. Rubella → secara klinis lebih ringan daripada morbili, ruam lebih cepat menyebar ke seluruh
tubuh (24 jam), nyeri saat menggerakkan mata ke lateral dan atas
KESIMPULAN

Seorang anak usia 5 th dibawa ibunya berobat ke poli umum PKM dengan keluhan demam sejak
5 hari ini, batuk, pilek dan mata merah berair disertai muncul bercak merah di badan yang
bermula di area belakang kepala. Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, sesak nafas, N
120x.m, RR 30x/m, suhu badan 38,5oC. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan ruam
makulopapular eritematosa generalisata, serta ditemukan bercak putih di mulut area buccal.
Apakah diagnosis pasien tersebut?

JAWABAN

D. Morbili
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak 6 tahun datang dengan keluhan muncul plenting-plenting diseluruh tubuhnya
terutama didada dan punggungnya. Sebelumnya pasien mengeluh batuk, pilek, dan disertai
demam. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BP 90/60, HR 111x, RR23x, Tax 38, BB20kg. status
lokalis kulit ditemukan lesi polimorfik yang tersebar generalisata. Apakah terapi yang tepat
diberikan pada pasien?

A. Acyclovir 4x400mg selama 5 hari


B. Acyclovir 3x400mg selama 7 hari
C. Acyclovir 4x400mg selama 7 hari
D. Acyclovir 4x400mg selama 15 hari
E. Acyclovir 5x400mg selama 7 hari
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Varicella

Seorang anak 6 tahun datang dengan keluhan muncul plenting-plenting diseluruh tubuhnya
terutama didada dan punggungnya. Sebelumnya pasien mengeluh batuk, pilek, dan disertai
demam. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BP 90/60, HR 111x, RR23x, Tax 38, BB20kg. status
lokalis kulit ditemukan lesi polimorfik yang tersebar generalisata. Apakah terapi yang tepat
diberikan pada pasien?

JAWABAN

C. Acyclovir 4x400mg selama 7 hari


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Varicella

● Varicella : Infeksi primer dari Varicella Zoster Virus (VZV)


● Reaktivasi virus akan menimbulkan penyakit herpes zoster
● Nama lain : cacar air, chicken pox
● Penularan melalui udara (air-borne) dan kontak langsung
● Faktor risiko : anak-anak, riw. Kontak dengan penderita varicella, imunodefisiensi
● Individu paling infeksius 5 hari sebelum ruam kulit muncul hingga 5 hari setelah
ruam kulit hilang

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Varicella

● Anamnesis :
○ Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala (2-3 hari)
○ Disusul munculnya lesi kulit yang gatal (papul eritem yang berkembang cepat
menjadi vesikel, vesikel keruh, kemudian pecah meninggalkan daerah erosi).
● PF
○ Lesi polimorfik (papul eritema, vesikel “teardrop” dikelilingi tepi eritema,
vesikel keruh → pecah, erosi, krusta)
○ Penyebaran lesi secara sentrifugal
○ Lesi juga dapat timbul di mukosa berupa ulkus dangkal 2-3 mm

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed,
Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Varicella

● Tidak umum dilakukan


○ Test Tzank : menemukan sel datia berinti banyak

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6,
Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Varicella

Vesikel seperti tetesan air dengan tepi eritema Lesi polimorfik (papul, vesikel, krusta)
(“dew drop on rose petal”)

Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed


DIAGNOSIS KERJA:
DD Varicella

● Variola : lesi monomorf; sudah tereradikasi


● Hand-foot-mouth disease : lesi hanya di tangan, kaki, mulut

Hand-foot-mouth disease

Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Varicella

1. Hindari gesekan kulit, diet TKTP, istirahat, hindari kontak dengan orang lain
2. Terapi simptomatik (antipiretik)
3. Losio kalamin u/ mengurangi gatal
4. Antivirus oral selama 7-10 hari, efektif bila diberikan pada 24 jam pertama timbul
lesi
a. Dewasa : asiklovir 5x800 mg/hari ATAU valasiklovir 3x1000 mg/hari
b. Anak : asiklovir 4x20 mg/kg BB, dosis maksimal 800 mg
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I (IDI)

Sumber lain :
Dosis anak : Asiklovir 4x20 mg/kg BB, dosis maksimal 800 mg/dosis selama 5 hari
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Acyclovir 4x400mg selama 5 hari → sesuai dengan sumber Andrew’s, namun tidak dipilih
karena lebih tepat bila mengacu pada sumber IDI
B. Acyclovir 3x400mg selama 7 hari → frekuensi kurang tepat
D. Acyclovir 4x400mg selama 15 hari → durasi kurang tepat
E. Acyclovir 5x400mg selama 7 hari → frekuensi kurang tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Varicella

Seorang anak 6 tahun datang dengan keluhan muncul plenting-plenting diseluruh tubuhnya
terutama didada dan punggungnya. Sebelumnya pasien mengeluh batuk, pilek, dan disertai
demam. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BP 90/60, HR 111x, RR23x, Tax 38, BB20kg. status
lokalis kulit ditemukan lesi polimorfik yang tersebar generalisata. Apakah terapi yang tepat
diberikan pada pasien?

JAWABAN

C. Acyclovir 4x400mg selama 7 hari


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang wanita usia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kaki kanan saat
berjalan. Keluhan tersebut dirasakan sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan papul yang teraba keras, berwarna kuning, ditengahnya terdapat suatu bintik.
Apakah diagnosa pada kasus tersebut?
A. Veruka vulgaris
B. Veruka plantaris
C. Veruka plana juvenilis
D. Clavus
E. Moluskum kontagiosum
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Klavus

Seorang wanita usia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kaki kanan saat
berjalan. Keluhan tersebut dirasakan sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan papul yang teraba keras, berwarna kuning, ditengahnya terdapat suatu bintik.
Apakah diagnosa pada kasus tersebut?

JAWABAN

D. Klavus
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Klavus

● Klavus adalah kelainan kulit berupa kiperkeratosis berbatas tegas, tidak merata,
tampaknya seperti kerucut terbalik, dengan alas di permukaan kulit dan
puncaknya ada di dermis
● Sinonim : mata ikan
● Etiopatogenesis : gesekan/tekanan berulang dalam waktu lama

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Klavus

● Gejala klinis :
○ Klavus lunak → klavus keras yang mengalami
maserasi, rentan infeksi bakteri dan jamur
○ Klavus keras → seperti kerucut atau paku
yang menghujam, hiperkeratosis tidak
merata, di bagian tengah seolah-olah
terdapat inti. Puncak lesi dapat mengenai
serabut saraf sehingga terasa nyeri
● Predileksi : persendian metatarsal-falangeal, jari
kaki, plantar pedis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD dan TERAPI Klavus

● DD : Kalus → hiperkeratosis merata


● Terapi
○ Hilangkan trauma/gesekan
○ Salep asam salisilat 40% atau
○ Suspensi triklorasetat 40ng/ml
○ Eksisi

Kalus

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Veruka vulgaris → sinonim : kutil. Efloresensi : papul bulat, abu-abu, lentikular hingga
plakat (bila berkonfluens), permukaan kasar, fenomena Koebner (+)
B. Veruka plantaris → kutil pada telapak kaki terutama di daerah yang mendapat
tekanan, efloresensi : cicin keras di tengah agak lunak, warna kekuningan, permukaan
licin, nyeri (+)
C. Veruka plana juvenilis → kutil miliar-lentikular, permukaan licin dan rata, warna sama
dengan kulit, fenomena Koebner (+)
E. Moluskum kontagiosum → papul bulat mirip kubah, berukuran milier-lentikular,
warna putih berkilat, ditengahnya terdapat lekukan (umbilikasi/dele), jika dipijat
akan keluar massa putih seperti nasi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Klavus

Seorang wanita usia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kaki kanan saat
berjalan. Keluhan tersebut dirasakan sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan papul yang teraba keras, berwarna kuning, ditengahnya terdapat suatu bintik.
Apakah diagnosa pada kasus tersebut?

JAWABAN

D. Klavus
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan muncul luka di kemaluannya.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien seorang supir truk. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan ulkus bergerombol dengan dasar eritema. Apakah etiologi
terjadinya kasus tersebut?

A. HPV tipe 2 dan 4


B. HSV tipe 2
C. Pox virus
D. VZV
E. HSV tipe 1
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Herpes Simpleks (tipe 2)

Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan muncul luka di kemaluannya.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien seorang supir truk. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan ulkus bergerombol dengan dasar eritema. Apakah etiologi
terjadinya kasus tersebut?

JAWABAN

B. HSV tipe 2
DIAGNOSIS KERJA:
ETIOLOGI Herpes Simpleks (tipe 2)

● Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), tipe 1 maupun tipe 2.
● HSV tipe 1 memiliki predileksi pada area pinggang ke atas, terutama mulut dan
hidung, sementara HSV tipe 2 memiliki predileksi pada genital.
● HSV tipe 1 dapat terjadi mulai usia kanak-kanak, sementara HSV tipe 2 umumnya
terjadi pada usia reproduksi
● Penularan terjadi secara kontak kulit langsung

HSV tipe 1 HSV tipe 2


Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TAHAP INFEKSI Herpes Simpleks (tipe 2)

Infeksi herpes simpleks terbagi menjadi 3 tahap


1. Infeksi primer → lebih lama dan lebih berat (+/- 3 minggu),
disertai gejala sistemik (demam, malaise)
2. Laten → tidak ada gejala klinis, tapi HSV inaktif dapat ditemukan
pada ganglion dorsalis
3. Infeksi rekuren → HSV inaktif menjadi aktif karena suatu pencetus
(demam, infeksi, stress, dll); gejala klinis lebih ringan (7-10 hari).
Sering ditemukan prodromal lokal berupa panas, gatal, nyeri →
menjadi vesikel

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
ANAMNESIS Herpes Simpleks (tipe 2)

● Gelembung berkelompok berisi cairan pada area


mulut/hidung (HSV tipe 1) atau area genital (HSV tipe 2)
● Dapat disertai gejala sistemik (infeksi primer) atau gejala
prodromal seperti rasa panas/nyeri yang mendahului
munculnya gelembung (infeksi rekuren)
● Faktor risiko : imunodefisiensi/promiskuitas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PF Herpes Simpleks (tipe 2)

● Dapat disertai demam


● Eflorensi kulit : papul eritema berkelompok, berkembang
menjadi vesikel dengan dasar eritem. Vesikel cepat berubah
menjadi keruh → pecah → membasah dan berkrusta. Kadang
dapat timbul ulkus
Predileksi : mulut dan hidung (HSV tipe 1); genital (HSV tipe 2)

NB : infeksi rekuren dapat timbul di tempat yang sama


maupun berbeda dengan infeksi primer
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DD Herpes Simpleks (tipe 2)

● Impetigo vesikobulosa → ada bula hipopion, bila pecah


meninggalkan koleret dengan dasar eritematosa
● Ulkus genital
○ ulkus durum → e.c. T. pallidum; ulkus soliter, dasar bersih, tidak
nyeri, indurasi (+)
○ ulkus mole → e.c. H. ducrei; ulkus nyeri, dasar kotor, mudah
berdarah
○ ulkus pada limfogranuloma venereum → e.c. C. trachomatis;
pembesaran KGB inguinal (+) → melunak, pecah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Herpes Simpleks (tipe 2)

1. Antiviral
● Acyclovir 5x200 mg selama 5 hari, atau
● Valacyclovir 2x500 mg selama 7-10 hari
1. Simptomatik untuk gejala prodromal
2. Edukasi
a. Abstinensia untuk herpes genitalis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. HPV tipe 2 dan 4 → low risk HPV; etiologi dari genital warts
C. Pox virus → etiologi dari variola, moluskum kontagiosum
D. VZV → etiologi dari varicella/herpes zoster
E. HSV tipe 1 → predileksi pada mulut/hidung
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Herpes Simpleks (tipe 2)

Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan muncul luka di kemaluannya.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien seorang supir truk. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan ulkus bergerombol dengan dasar eritema. Apakah etiologi
terjadinya kasus tersebut?

JAWABAN

B. HSV tipe 2
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan di bagian
perutnya. Benjolan tersebut sewarna dengan kulitnya. Pasien memiliki riwayat hubungan
seks bukan dengan pasangannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas
normal dan pada status lokalis didapatkan papul dengan umbilikasi. Apakah diagnosa
pada kasus tersebut?
A. Variola
B. Moluskum kontagiosum
C. Veruka vulgaris
D. varicella
E. Veruka plana juvenilis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Moluskukm kontagiosum

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan di bagian
perutnya. Benjolan tersebut sewarna dengan kulitnya. Pasien memiliki riwayat hubungan
seks bukan dengan pasangannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas
normal dan pada status lokalis didapatkan papul dengan umbilikasi. Apakah diagnosa
pada kasus tersebut?

JAWABAN

B. Moluskum kontagiosum
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Moluskum kontagiosum

● Penyakit infeksi kulit akibat virus pox / molluscum contagiosum virus (MCV)
● Terutama menyerang anak-anak (MCV 1), kadang dewasa (MCV 2)
● Faktor risiko : immunocompromised
● Tergolong penyakit menular seksual
● Penularan secara kontak langsung

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Moluskum kontagiosum

● Predileksi ● Efloresensi
○ Wajah ○ Papul berbentuk bulat mirip
○ Leher kubah, berukuran milier-lentikular,
○ Ketiak warna putih berkilat seperti lilin,
○ Badan ditengahnya terdapat lekukan
○ Ekstremitas (jarang di telapak (umbilikasi/dele), jika dipijat akan
tangan/kaki) keluar massa putih seperti nasi
○ Pubis & genitalia eksterna ○ Umumnya tanpa inflamasi
(dewasa)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Moluskum kontagiosum

Fitzpatrick 8th ed, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PP Moluskum kontagiosum

● Histopatologi
○ Badan moluskum yang mengandung partikel virus (Henderson Paterson
bodies)

Fitzpatrick 8th ed,


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Moluskum kontagiosum

● Hygiene
● Mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum
○ Ekstraktor komedo
○ Jarum suntik
○ Kuret
○ Elektrokauterisasi
○ Bedah beku

Fitzpatrick 8th ed,


JAWABAN LAIN ?

A. Variola
C. Veruka vulgaris
D. Varicella
E. Veruka plana juvenilis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Moluskukm kontagiosum

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan di bagian
perutnya. Benjolan tersebut sewarna dengan kulitnya. Pasien memiliki riwayat hubungan
seks bukan dengan pasangannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas
normal dan pada status lokalis didapatkan papul dengan umbilikasi. Apakah diagnosa
pada kasus tersebut?

JAWABAN

B. Moluskum kontagiosum
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan muncul bintil-bintil berisi cairan di
pinggang sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu, pasien mengeluh terasa nyeri dan seperti
terbakar pada pinggang sebelah kanannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ttv dbn.
Status lokalis didapatkan vesikel bergerombol sesuai dermatom thorakal 10. Apakah
terapi yang dapat diberikan pada kasus tersebut?

A. Acyclovir 3x400mg selama 5 hari


B. Acyclovir 5x800mg selama 7 hari
C. Acyclovir 5x800mg selama 5 hari
D. Acyclovir 5x200mg selama 7 hari
E. Acyclovir 3x400mg selama 7 hari
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Herpes zoster

Wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan muncul bintil-bintil berisi cairan di
pinggang sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu, pasien mengeluh terasa nyeri dan seperti
terbakar pada pinggang sebelah kanannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ttv dbn.
Status lokalis didapatkan vesikel bergerombol sesuai dermatom thorakal 10. Apakah
terapi yang dapat diberikan pada kasus tersebut?

JAWABAN
B. Acyclovir 5x800mg selama 7 hari
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Herpes zoster

● Reaktivasi infeksi varicella zoster virus (VZV) yang dorman pada ganglion sensorik
● Umumnya menyerang dewasa dan lansia atau pasien imunodefisiensi
● Patogenesis : infeksi primer → varicella → virus menetap seumur hidup pada
ganglion sensorik → reaktivasi (umumnya pada keadaan imunosupresi) → herpes
zoster
● Predileksi tersering : ganglion T1-L2, N. Trigeminal cabang oftalmik (N V1)
● Karakteristik khas : lesi UNILATERAL dan mengikuti DERMATOM

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

● Anamnesis
○ Gejala prodromal sistemik : demam, malaise
○ Gejala prodromal lokal berupa nyeri/panas/gatal di tempat lesi (sebelum lesi
muncul) → kulit kemerahan → vesikel berkelompok → pecah
● PF
○ Eflorensi kulit : vesikel berkelompok dengan dasar eritema terletak unilateral
sepanjang distribusi dermatom saraf spinal atau kranial, dapat mengenai lebih
dari 1 dermatom secara bersamaan, jarang bilateral

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

● Herpes zoster hemoragik → jika vesikel mengandung darah


● Ramsay Hunt Syndrome → reaktivasi VZV pada ganglion genikulatum (N VII dan N
VIII) menimbulkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan paralisis parsial
● Herpes zoster oftalmik → reaktivasi VZV pada cabang 1 N. trigeminal,
menimbulkan kelainan mata
● Herpes zoster generalisata → herpes zoster segmental + vesikel berumbilikasi,
vesikel dapat hemoragik/nekrotik, tersebar secara generalisata (pada
immunocompromised)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

Herpes zoster
Herpes zoster oftalmik

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

Herpes zoster generalisata

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Varicella

● Tidak umum dilakukan


○ Test Tzank : menemukan sel datia berinti banyak

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6,
Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Varicella

● Herpes simpleks → persebaran vesikel tidak mengikuti dermatom


● Dermatitis venenata → riw ke hutan/semak2/bersentuhan dengan hewan,
predileksi : daerah yang terekspos (tangan, kaki)
● Pada gejala prodromal lokal : infark miokard akut, migrain, appendisitis

Herpes simpleks Dermatitis venenata

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Varicella

1. Hindari gesekan kulit, diet TKTP, istirahat, hindari kontak dengan orang lain
2. Terapi simptomatik (antipiretik)
3. Topikal
a. Stadium vesikel :bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin
b. Bila erosif → kompres terbuka; bila ulserasi → antibiotik topikal
4. Antivirus oral selama 7-10 hari, efektif bila diberikan pada 24 jam pertama timbul lesi
a. Dewasa : asiklovir 5x800 mg/hari ATAU valasiklovir 3x1000 mg/hari
b. Anak : asiklovir 4x20 mg/kg BB, dosis maksimal 800 mg
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I (IDI)

Sumber lain :
Antivirus oral selama 7 hari :
Valacyclovir 3x1000 mg ATAU Famcyclovir 3x500 mg ATAU Acyclovir 5x800 mg
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed

NB : acuan yang dipakai sebaiknya yang direkomendasikan oleh IDI karena untuk menjawab UKMPPD
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Varicella

Tatalaksana khusus
● Rujuk ke Sp mata (u/ herpes zoster oftalmik)
● Steroid (u/ Ramsay Hunt syndrome) → prednison 3x20 mg selama 1 minggu, setelah
itu tappering off
● Pregabalin (u/ neuralgia pasca herpetik) → Pregabalin 2x75 mg, bila respon kurang,
dapat dinaikan bertahap, dosis maksimal 600 mg/hari

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
KOMPLIKASI Varicella

1. Neuralgia pasca herpetik → nyeri neurgenik menetap bahkan setelah lesi


herpes zoster hilang
2. Infeksi sistemik (pada herpes zoster generalisata)
3. Ptosis, keratitis, skleritis, uveitis, neuritis optik (pada herpes zoster oftalmikus)
4. Paralisis motorik

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I (IDI)
JAWABAN LAIN ?

A. Acyclovir 3x400mg selama 5 hari → frekuensi, dosis, durasi kurang tepat


C. Acyclovir 5x800mg selama 5 hari → durasi kurang tepat
D. Acyclovir 5x200mg selama 7 hari → dosis kurang tepat
E. Acyclovir 3x400mg selama 7 hari → frekuensi, dosis kurang tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Herpes zoster

Wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan muncul bintil-bintil berisi cairan di
pinggang sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu, pasien mengeluh terasa nyeri dan seperti
terbakar pada pinggang sebelah kanannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ttv dbn.
Status lokalis didapatkan vesikel bergerombol sesuai dermatom thorakal 10. Apakah
terapi yang dapat diberikan pada kasus tersebut?

JAWABAN
B. Acyclovir 5x800mg selama 7 hari
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang wanita 30 tahun G2P1-1Ab0 datang dengan keluhan muncul benjolan


dikemaluannya sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa benjolan tersebut tidak nyeri.
Suami pasien seorang supir truk yang jarang pulang ke rumah. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan papul pendikulated (berbentuk seperti bunga kol). Apakah terapi yang dapat
diberikan pada pasien?

A. TCA 80-90%
B. Asam salisilat 20-40%
C. Tingtura podofilin
D. TCA 50%
E. AgNO3 25%
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Kondiloma akuminata

Seorang wanita 30 tahun G2P1-1Ab0 datang dengan keluhan muncul benjolan


dikemaluannya sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa benjolan tersebut tidak nyeri.
Suami pasien seorang supir truk yang jarang pulang ke rumah. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan papul pendikulated (berbentuk seperti bunga kol). Apakah terapi yang dapat
diberikan pada pasien?

JAWABAN

D. TCA 50%
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Kondiloma akuminata

● Definisi : infeksi menular seksual oleh human papilloma virus risiko rendah
● Epidemologi : dewasa usia reproduktif, laki = perempuan
● Transmisi : kontak kulit langsung
● Etiologi : HPV tipe 6 & 11 (paling sering)
● Pada pasien hamil, perkembangan penyakit lebih cepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Kondiloma akuminata

● Eflorensi kulit : benjolan/massa bertangkai, warna kemerahan/kehitaman,


permukaan berjonjot (seperti bunga kol)
● Predileksi : wanita : daerah vulva, introitus vagina, portio uteri; pria : perineum
dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus
penis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
DD Kondiloma akuminata

● Veruka vulgaris : vegetasi tidak bertangkai, kering, warna abu-abu atau sama
dengan warna kulit
● Kondiloma lata : sifilis stadium II, plak erosif, pewarnaan Gram : banyak
spirochaeta pallidum
● Karsinoma sel skuamosa : vegetasi seperti kembang kol, mudah berdarah, berbau

Karsinoma sel skuamosa


Veruka vulgaris

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
TERAPI Kondiloma akuminata

1. Kemoterapi
○ Tingtur Podofilin 25% → oleskan pada vegetasi, diamkan 4-6 jam → cuci; bila tidak
ada perbaikan dapat diulangi setelah 3 hari, tidak dapat diberikan pada ibu hamil
○ Larutan asam trikloroasetat (TCA) 50% → dioleskan tiap minggu, dapat diberikan
ibu hamil
○ Krim 5-fluorourasil 1-5% → untuk lesi pada meatus uretra, oles tiap hari sampai
lesi hilang
2. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
3. Bedah beku (N2, N2O cair)
4. Bedah skalpel
5. Laser CO2 → luka lebih cepat sembuh dibanding elektrokauterisasi
6. Interferon
7. Imunoterapi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


JAWABAN LAIN ?

A. TCA 80-90% → seharusnya 50%


B. Asam salisilat 20-40% → tidak tepat
C. Tingtura podofilin → jawaban kurang lengkap, konsentrasi 25%
E. AgNO3 25% → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Kondiloma akuminata

Seorang wanita 30 tahun G2P1-1Ab0 datang dengan keluhan muncul benjolan


dikemaluannya sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa benjolan tersebut tidak nyeri.
Suami pasien seorang supir truk yang jarang pulang ke rumah. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan papul pendikulated (berbentuk seperti bunga kol). Apakah terapi yang dapat
diberikan pada pasien?

JAWABAN

D. TCA 50%
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan muncul bintil bintil berisi cairan
ditelinga sebelah kiri. Pasien juga mengeluh 3 hari ini sering merasakan pusing berputar
dan juga telinga berdenging. Selain itu pasien juga merasakan susah untuk menggerakan
bibir sebelah kiri. Pada pemeriksaan fisik status dermatologis ditemukan vesikel
bergerombol di telinga luar kiri pasien. Apakah diagnosis kasus tersebut?

A. Herpes simplek
B. Bells palsy
C. Ramsayhunt sindrom
D. Herpes zoster ophtalmicus
E. Varicella
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Ramsay Hunt syndrom

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan muncul bintil bintil berisi cairan
ditelinga sebelah kiri. Pasien juga mengeluh 3 hari ini sering merasakan pusing berputar
dan juga telinga berdenging. Selain itu pasien juga merasakan susah untuk menggerakan
bibir sebelah kiri. Pada pemeriksaan fisik status dermatologis ditemukan vesikel
bergerombol di telinga luar kiri pasien. Apakah diagnosis kasus tersebut?

JAWABAN

C. Ramsayhunt sindrom
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Herpes zoster

● Reaktivasi infeksi varicella zoster virus (VZV) yang dorman pada ganglion sensorik
● Umumnya menyerang dewasa dan lansia atau pasien imunodefisiensi
● Patogenesis : infeksi primer → varicella → virus menetap seumur hidup pada
ganglion sensorik → reaktivasi (umumnya pada keadaan imunosupresi) → herpes
zoster
● Predileksi tersering : ganglion T1-L2, N. Trigeminal cabang oftalmik (N V1)
● Karakteristik khas : lesi UNILATERAL dan mengikuti DERMATOM

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

● Anamnesis
○ Gejala prodromal sistemik : demam, malaise
○ Gejala prodromal lokal berupa nyeri/panas/gatal di tempat lesi (sebelum
lesi muncul) → kulit kemerahan → vesikel berkelompok → pecah
● PF
○ Eflorensi kulit : vesikel berkelompok dengan dasar eritema terletak
unilateral sepanjang distribusi dermatom saraf spinal atau kranial, dapat
mengenai lebih dari 1 dermatom secara bersamaan, jarang bilateral

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

● Herpes zoster hemoragik → jika vesikel mengandung darah


● Ramsay Hunt Syndrome → reaktivasi VZV pada ganglion genikulatum (N VII dan N
VIII) menimbulkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan paralisis parsial
● Herpes zoster oftalmik → reaktivasi VZV pada cabang 1 N. trigeminal,
menimbulkan kelainan mata
● Herpes zoster generalisata → herpes zoster segmental + vesikel berumbilikasi,
vesikel dapat hemoragik/nekrotik, tersebar secara generalisata (pada
immunocompromised)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

Herpes zoster
Herpes zoster oftalmik

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Herpes zoster

Herpes zoster generalisata

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Varicella

● Tidak umum dilakukan


○ Test Tzank : menemukan sel datia berinti banyak

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6,
Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Varicella

● Herpes simpleks → persebaran vesikel tidak mengikuti dermatom


● Dermatitis venenata → riw ke hutan/semak2/bersentuhan dengan hewan,
predileksi : daerah yang terekspos (tangan, kaki)
● Pada gejala prodromal lokal : infark miokard akut, migrain, appendisitis

Herpes simpleks Dermatitis venenata

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Varicella

1. Hindari gesekan kulit, diet TKTP, istirahat, hindari kontak dengan orang lain
2. Terapi simptomatik (antipiretik)
3. Topikal
a. Stadium vesikel :bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin
b. Bila erosif → kompres terbuka; bila ulserasi → antibiotik topikal
4. Antivirus oral selama 7-10 hari, efektif bila diberikan pada 24 jam pertama timbul lesi
a. Dewasa : asiklovir 5x800 mg/hari ATAU valasiklovir 3x1000 mg/hari
b. Anak : asiklovir 4x20 mg/kg BB, dosis maksimal 800 mg
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I (IDI)

Sumber lain :
Antivirus oral selama 7 hari :
Valacyclovir 3x1000 mg ATAU Famcyclovir 3x500 mg ATAU Acyclovir 5x800 mg
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed

NB : acuan yang dipakai sebaiknya yang direkomendasikan oleh IDI karena untuk menjawab UKMPPD
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Varicella

Tatalaksana khusus
● Rujuk ke Sp mata (u/ herpes zoster oftalmik)
● Steroid (u/ Ramsay Hunt syndrome) → prednison 3x20 mg selama 1 minggu, setelah
itu tappering off
● Pregabalin (u/ neuralgia pasca herpetik) → Pregabalin 2x75 mg, bila respon kurang,
dapat dinaikan bertahap, dosis maksimal 600 mg/hari

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
KOMPLIKASI Varicella

1. Neuralgia pasca herpetik → nyeri neurgenik menetap bahkan setelah lesi


herpes zoster hilang
2. Infeksi sistemik (pada herpes zoster generalisata)
3. Ptosis, keratitis, skleritis, uveitis, neuritis optik (pada herpes zoster oftalmikus)
4. Paralisis motorik

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I (IDI)
JAWABAN LAIN ?

A. Herpes simplek → vesikel bergerombol, bila pecah menghasilkan daerah erosi


eritema, predileksi pada mulut/hidung (HSV 1) atau genital (HSV 2)
B. Bells palsy → parese N VII perifer saja, pada soal ada keluhan pada N VIII
D. Herpes zoster ophtalmicus → pada soal tidak ada keterangan gangguan pada mata
E. Varicella → lesi polimorfik vesikel “teardrop”, tersebar hampir seluruh tubuh,
didahului gejala prodromal.

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ramsay Hunt syndrom

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan muncul bintil bintil berisi cairan
ditelinga sebelah kiri. Pasien juga mengeluh 3 hari ini sering merasakan pusing berputar
dan juga telinga berdenging. Selain itu pasien juga merasakan susah untuk menggerakan
bibir sebelah kiri. Pada pemeriksaan fisik status dermatologis ditemukan vesikel
bergerombol di telinga luar kiri pasien. Apakah diagnosis kasus tersebut?

JAWABAN

C. Ramsayhunt sindrom
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak usia 5 tahun datang diantar ibunya ke praktek dokter pribadi dengan keluhan
timbul keropeng di wajahnya 5 hari ini. Keluhan disertai rasa gatal namun tidak didapatkan
demam pada pasien. Dari pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, di area sekitar
hidung dan mulut didapatkan lesi berupa vesikel dan krusta multiple berwarna kuning keemasan
seperti tetes madu dengan dasar eritema. Apakah hasil pemeriksaan penunjang yang mungkin
didapatkan dari kasus tersebut?
A. Keratinocyte ballooning
B. Bakteri berbentuk bulat berjajar seperti rantai berwana biru keunguan
C. Bakteri berbentuk bulat menggerombol warna biru keunguan
D. Diplococcus bacteria
E. Pseudohifa
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Impetigo krustosa

Seorang anak usia 5 tahun datang diantar ibunya ke praktek dokter pribadi dengan keluhan
timbul keropeng di wajahnya 5 hari ini. Keluhan disertai rasa gatal namun tidak didapatkan
demam pada pasien. Dari pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, di area sekitar
hidung dan mulut didapatkan lesi berupa vesikel dan krusta multiple berwarna kuning keemasan
seperti tetes madu dengan dasar eritema. Apakah hasil pemeriksaan penunjang yang mungkin
didapatkan dari kasus tersebut?

JAWABAN

B. Bakteri berbentuk bulat berjajar seperti rantai berwarna biru keunguan


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pioderma

● Infeksi kluit oleh kuman Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya. Tersering


Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolitikus
● Faktor risiko
○ Hygene buruk
○ Imun << (kurang gizi, anemia, penyakit kronik, DM)
○ Telah ada penyakit kulit lain
● Klasifikasi
○ Primer → infeksi pada kulit sehat
○ Sekunder → infeksi pada kulit yang didahului penyakit kulit lainnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Pioderma

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Impetigo

● Impetigo : pioderma superficialis (terbatas


epidermis)
● Klasifikasi
○ Impetigo krustosa
○ Impetigo bulosa
○ Impetigo neonatorum (varian impetigo
bulosa)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
IMPETIGO DIAGNOSIS KERJA:
KRUSTOSA Impetigo krustosa

● Sinonim : impetigo kontagiosa


● Etiologi : Streptococcus beta hemolitikus
● Manifestasi
○ KU baik
○ Predileksi wajah, sekitar mulut & hidung
○ Efloresensi : eritema dan vesikel yang
cepat pecah → krusta tebal warna
kuning seperti madu, jika krusta dilepas
tampak daerah erosi di bawahnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
IMPETIGO DIAGNOSIS KERJA:
KRUSTOSA Impetigo krustosa

● Tatalaksana
○ Topikal :
i. Salep antibiotik (mupirocin 2%, as. Fusidat 2%) 2x/hari
ii. Kompres permanganas kalikus 1:5.000 atau povidon iodin encer
○ Antibiotik sistemik
i. Kloksasilin 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
ii. Amoksiklav 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis)
iii. Klindamicin 4x150-450 mg
iv. Eritromicin 4x250-500 mg (anak : 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
v. Cefadroksil 2x500 mg

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Keratinocyte ballooning →histopatologi pada kelainan vesikobulosa


C. Bakteri berbentuk bulat menggerombol warna biru keunguan → staphylococcus
D. Diplococcus bacteria → GO
E. Pseudohifa → candida

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Impetigo krustosa

Seorang anak usia 5 tahun datang diantar ibunya ke praktek dokter pribadi dengan keluhan
timbul keropeng di wajahnya 5 hari ini. Keluhan disertai rasa gatal namun tidak didapatkan
demam pada pasien. Dari pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, di area sekitar
hidung dan mulut didapatkan lesi berupa vesikel dan krusta multiple berwarna kuning keemasan
seperti tetes madu dengan dasar eritema. Apakah hasil pemeriksaan penunjang yang mungkin
didapatkan dari kasus tersebut?

JAWABAN

B. Bakteri berbentuk bulat berjajar seperti rantai berwarna biru keunguan


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak usia 7 tahun dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan timbul
beberapa gelembung di area tangan dan kakinya sejak 4 hari terakhir. Dari pemeriksaan fisik
tanda- tanda vital dalam batas normal, didapatkan lesi berupa vesikel dan bula dengan
dinding kendur berisi cairan serosa, sebagian sudah pecah dan meninggalkan skuama anular
dengan bagian tengah eritem (kolaret) berwarna kecoklatan. Apakah diagnosis kasus
tersebut?
A. Impetigo krustosa
B. Impetigo bulosa
C. Herpes simplex
D. Varicella
E. Hand foot and mouth disease
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Impetigo bulosa

Seorang anak usia 7 tahun dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan timbul
beberapa gelembung di area tangan dan kakinya sejak 4 hari terakhir. Dari pemeriksaan fisik
tanda- tanda vital dalam batas normal, didapatkan lesi berupa vesikel dan bula dengan
dinding kendur berisi cairan serosa, sebagian sudah pecah dan meninggalkan skuama anular
dengan bagian tengah eritem (kolaret) berwarna kecoklatan. Apakah diagnosis kasus
tersebut?

JAWABAN

B. Impetigo bulosa
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pioderma

● Infeksi kluit oleh kuman Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya. Tersering


Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolitikus
● Faktor risiko
○ Hygene buruk
○ Imun << (kurang gizi, anemia, penyakit kronik, DM)
○ Telah ada penyakit kulit lain
● Klasifikasi
○ Primer → infeksi pada kulit sehat
○ Sekunder → infeksi pada kulit yang didahului penyakit kulit lainnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Pioderma

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Impetigo

● Impetigo : pioderma superficialis (terbatas


epidermis)
● Klasifikasi
○ Impetigo krustosa
○ Impetigo bulosa
○ Impetigo neonatorum (varian impetigo
bulosa)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
IMPETIGO DIAGNOSIS KERJA:
BULOSA Impetigo bulosa

● Sinonim : impetigo vesiko-bulosa, cacar


monyet
● Etiologi : Staphylococcus aureus
● Manifestasi
○ KU baik
○ Predileksi ketiak, dada, punggung
○ Efloresensi : eritema, bula, bula hipopion
yang cepat pecah, meninggalkan koleret
dan dasar eritematosa
○ Nikolski sign (-)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
IMPETIGO DIAGNOSIS KERJA:
BULOSA Impetigo bulosa

● Tatalaksana
○ Topikal :
i. Salep antibiotik (mupirocin 2%, as. Fusidat 2%) 2x/hari
ii. Kompres permanganas kalikus 1:5.000 atau povidon iodin encer
○ Antibiotik sistemik
i. Kloksasilin 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
ii. Amoksiklav 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis)
iii. Klindamicin 4x150-450 mg
iv. Eritromicin 4x250-500 mg (anak : 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
v. Cefadroksil 2x500 mg

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Impetigo krustosa → predileksi mulut, hidung, krusta kuning madu, bila dilepas tampak
dasar eritem
C. Herpes simplex → vesikel bergerombol, gejala prodromal (+), predileksi : mulut, hidung
(HSV tipe 1), genital (HSV tipe 2)
D. Varicella → ruam polimorfik (papul, vesikel “teardrop”, erosi, krusta), didahului gejala
prodromal (demam, malaise)
E. Hand foot and mouth disease → predileksi di tangan, kaki, mulut

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Impetigo bulosa

Seorang anak usia 7 tahun dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan timbul
beberapa gelembung di area tangan dan kakinya sejak 4 hari terakhir. Dari pemeriksaan fisik
tanda- tanda vital dalam batas normal, didapatkan lesi berupa vesikel dan bula dengan
dinding kendur berisi cairan serosa, sebagian sudah pecah dan meninggalkan skuama anular
dengan bagian tengah eritem (kolaret) berwarna kecoklatan. Apakah diagnosis kasus
tersebut?

JAWABAN

B. Impetigo bulosa
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan koreng pada kaki
sejak 2 hari yang lalu. 1 minggu yang lalu, timbul bintil kemerahan yang berubah menjadi
bisul kemudian pecah mengeluarkan nanah. Dari pemeriksaan status dermatologikus
regio dorsum pedis sinistra tampak ulkus dangkal dengan krusta tebal berwarna kuning
keabuan. Apakah tatalaksana yang tepat untuk kasus pasien ini ?

A. kompres dengan sol. permanganas kalikus 1: 5000


B. kompres dengan sol. Ringer Asetat
C. kompres dengan sol. Ringer Lactate
D. Neomycin cream
E. Clindamycin cream
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Ektima

Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan koreng pada kaki
sejak 2 hari yang lalu. 1 minggu yang lalu, timbul bintil kemerahan yang berubah menjadi
bisul kemudian pecah mengeluarkan nanah. Dari pemeriksaan status dermatologikus
regio dorsum pedis sinistra tampak ulkus dangkal dengan krusta tebal berwarna kuning
keabuan. Apakah tatalaksana yang tepat untuk kasus pasien ini ?

JAWABAN

A. Kompres dengan sol permanganas kalikus 1:5.000


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pioderma

● Infeksi kluit oleh kuman Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya. Tersering


Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolitikus
● Faktor risiko
○ Hygene buruk
○ Imun << (kurang gizi, anemia, penyakit kronik, DM)
○ Telah ada penyakit kulit lain
● Klasifikasi
○ Primer → infeksi pada kulit sehat
○ Sekunder → infeksi pada kulit yang didahului penyakit kulit lainnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Pioderma

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Ektima

● Infeksi kulit yang ditandai dengan krusta tebal yang kemudian menjadi ulkus
● Etiologi : S. aureus/Streptococcus grup A
● Faktor risiko
○ Impetigo yang tidak diobati
○ Hygene buruk
○ Immunocompromised
○ Diabetes

Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Ektima

● Predileksi : ekstremitas bawah/daerah yang sering


trauma
● Efloresensi :
○ Vesikel/vesikopustule → krusta tebal warna
kuning keabuan, bila dilepaskan akan
meninggalkan ulkus dengan tepi yang meninggi
(“punched out”)
● Penyembuhan luka lama

Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Ektima

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
EKTIMA Ektima

● Tatalaksana
○ Topikal :
i. Salep antibiotik (mupirocin 2%, as. Fusidat 2%) 2x/hari
ii. Kompres permanganas kalikus 1:5.000 atau povidon iodin encer
○ Antibiotik sistemik
i. Kloksasilin 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
ii. Amoksiklav 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis)
iii. Klindamicin 4x150-450 mg
iv. Eritromicin 4x250-500 mg (anak : 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
v. Cefadroksil 2x500 mg

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

B. kompres dengan sol. Ringer Asetat → tidak tepat


C. kompres dengan sol. Ringer Lactate → tidak tepat
D. Neomycin cream → tidak tepat
E. Clindamycin cream → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Ektima

Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan koreng pada kaki
sejak 2 hari yang lalu. 1 minggu yang lalu, timbul bintil kemerahan yang berubah menjadi
bisul kemudian pecah mengeluarkan nanah. Dari pemeriksaan status dermatologikus
regio dorsum pedis sinistra tampak ulkus dangkal dengan krusta tebal berwarna kuning
keabuan. Apakah tatalaksana yang tepat untuk kasus pasien ini ?

JAWABAN

A. Kompres dengan sol permanganas kalikus 1:5.000


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan timbul bintik-
bintik kemerahan disertai rasa gatal di sekitar dagu. Keluhan dirasakan 1 minggu ini.
Pasien diketahui sering meminjam alat cukur temannya. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan beberapa papul dan pustule dome-shaped dengan rambut di tengahnya.
Apakah mikroorganisme tersering yang menjadi penyebab kasus diatas?

A. Streptococcus
B. Microsporum
C. Epidermophyton
D. Staphylococcus
E. Pediculus humanus varian capitis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Folikulitis

Seorang pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan timbul bintik-
bintik kemerahan disertai rasa gatal di sekitar dagu. Keluhan dirasakan 1 minggu ini.
Pasien diketahui sering meminjam alat cukur temannya. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan beberapa papul dan pustule dome-shaped dengan rambut di tengahnya.
Apakah mikroorganisme tersering yang menjadi penyebab kasus diatas?

JAWABAN

D. Staphylococcus
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pioderma

● Infeksi kluit oleh kuman Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya. Tersering


Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolitikus
● Faktor risiko
○ Hygene buruk
○ Imun << (kurang gizi, anemia, penyakit kronik, DM)
○ Telah ada penyakit kulit lain
● Klasifikasi
○ Primer → infeksi pada kulit sehat
○ Sekunder → infeksi pada kulit yang didahului penyakit kulit lainnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Pioderma

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Folikulitis superficial

● Definisi : radang folikel rambut


● Faktor risiko : trauma
● Etiologi tersering : staphylococcus aureus
● Klasifikasi :
○ Superfisialis (impetigo bockhart) : terbatas epidermis
○ Profunda : sampai ke subkutan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Folikulitis superficial

● Folikulitis superficial ● Folikulitis profunda


○ Pustul kecil, mudah pecah, “dome- ○ Folikulitis superficial + inflamasi
shaped”, ditengahnya terdapat perifolikular
rambut ○ Predileksi : area jenggot dan kumis
○ Predileksi : kulit kepala (anak-
anak) dan area jenggot

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
FOLIKULITIS Folikulitis superficialis

● Tatalaksana
○ Topikal :
i. Salep antibiotik (mupirocin 2%, as. Fusidat 2%) 2x/hari
ii. Kompres permanganas kalikus 1:5.000 atau povidon iodin encer
○ Antibiotik sistemik
i. Kloksasilin 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
ii. Amoksiklav 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis)
iii. Klindamicin 4x150-450 mg
iv. Eritromicin 4x250-500 mg (anak : 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
v. Cefadroksil 2x500 mg

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Streptococcus → bukan tersering


B. Microsporum → jamur
C. Epidermophyton → jamur
E. Pediculus humanus varian capitis → parasit hewani, penyebab pedikulosis capitis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Folikulitis

Seorang pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan timbul bintik-
bintik kemerahan disertai rasa gatal di sekitar dagu. Keluhan dirasakan 1 minggu ini.
Pasien diketahui sering meminjam alat cukur temannya. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan beberapa papul dan pustule dome-shaped dengan rambut di tengahnya.
Apakah mikroorganisme tersering yang menjadi penyebab kasus diatas?

JAWABAN

D. Staphylococcus
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan di ketiak. Keluhan
dirasakan 5 hari ini disertai nyeri dan gatal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nodul
eritematosa diameter 1 cm dengan punctate diatasnya. Apakah diagnosis yang tepat
berdasarkan kasus tersebut?
A. Folikulitis
B. Furunkel
C. Karbunkel
D. Hidradenitis supuratif
E. Limfadenitis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Hidradenitis supurativa

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan di ketiak. Keluhan
dirasakan 5 hari ini disertai nyeri dan gatal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nodul
eritematosa diameter 1 cm dengan punctate diatasnya. Apakah diagnosis yang tepat
berdasarkan kasus tersebut?

JAWABAN

D. Hidradenitis supurativa
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Hidradenitis Supurativa

● Nama lain : akne inversa


● Definisi : peradangan kronis dan supuratif pada kelenjar apokrin
● Etiologi : Streptococcus viridans, Staphylococcus aureus
● Faktor risiko :
○ Usia pubertas - dewasa muda; wanita > pria
○ Obesitas
○ Merokok
○ Banyak keringat
○ Pemakaian deodoran
○ Mencukur rambut ketiak

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Hidradenitis Supurativa

● Anamnesis
○ gatal , eritema, hiperhidrosis lokal → nyeri → membengkak → melunak →
keluar nanah
● PF
○ Efloresensi : nodus dengan tanda peradangan akut (tahap awal) → abses →
fistula
○ Predileksi : axila, lipat paha, gluteal, perineum, payudara

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Hidradenitis Supurativa

● MENURUT HURLEY
○ Tahap 1 : lesi soliter/multipel, ditandai pembentukan abses tanpa saluran sinus
atau jaringan parut
○ Tahap 2 : lesi soliter/multipel dengan abses berulang + saluran sinus dan
jaringan parut
○ Tahap 3 : tahap paling parah, beberapa saluran sinus saling berhubungan dan
abses melibatkan seluruh area anatomi (misal : seluruh ketiak)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DD Hidradenitis Supurativa

● Furunkel/Karbunkel
● Kista dermoid
● Limfogranuloma venerum
● Skrofuloderma
● Erisipelas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Hidradenitis Supurativa

● Medikamentosa
○ Antibiotik sistemik
i. Kombinasi Rifampicin 1x600 mg + klindamicin 2x300 mg, atau
ii. Dapson 50-150 mg/hari (monoterapi), atau
iii. Eritromicin 4x250-500 mg, atau
iv. Doxycyclin 2x100 mg selama 7-14 hari
○ Kortikosteroid sistemik
● Surgical : insisi bila terbentuk abses;

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Folikulitis → peradangan folikel rambut, papul eritem dengan rambut ditengahnya


B. Furunkel → peradangan folikel rambut + jaringan sekitar, papul, vesikel, pustul
perifolikuler
C. Karbunkel → kumpulan furunkel
E. Limfadenitis → peradangan kelenjar getah bening, umumnya didahului infeksi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Hidradenitis supurativa

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan di ketiak. Keluhan
dirasakan 5 hari ini disertai nyeri dan gatal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nodul
eritematosa diameter 1 cm dengan punctate diatasnya. Apakah diagnosis yang tepat
berdasarkan kasus tersebut?

JAWABAN

D. Hidradenitis supurativa
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang wanita usia 50 tahun datang ke poli umum dengan keluhan muncul benjolan
disekitar pantat sejak 5 hari terakhir disertai nyeri dan badan terasa lemah. Pasien juga
mengalami demam sejak 3 hari lalu. Pada pemeriksaan fisik lokalis regio gluteus
ditemukan massa dengan diameter 4 cm, nyeri (+), teraba lunak, fluktuatif dengan
punctate multiple warna kuning. Apakah terapi pada kasus ini?

A. ekstirpasi
B. eksisi drainase
C. insisi drainase
D. antibiotik topikal
E. antibiotik sistemik
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Karbunkel

Seorang wanita usia 50 tahun datang ke poli umum dengan keluhan muncul benjolan
disekitar pantat sejak 5 hari terakhir disertai nyeri dan badan terasa lemah. Pasien juga
mengalami demam sejak 3 hari lalu. Pada pemeriksaan fisik lokalis regio gluteus
ditemukan massa dengan diameter 4 cm, nyeri (+), teraba lunak, fluktuatif dengan
punctate multiple warna kuning. Apakah terapi pada kasus ini?

JAWABAN

C. Insisi drainase
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pioderma

● Infeksi kluit oleh kuman Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya. Tersering


Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolitikus
● Faktor risiko
○ Hygene buruk
○ Imun << (kurang gizi, anemia, penyakit kronik, DM)
○ Telah ada penyakit kulit lain
● Klasifikasi
○ Primer → infeksi pada kulit sehat
○ Sekunder → infeksi pada kulit yang didahului penyakit kulit lainnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Pioderma

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Karbunkel

● Definisi
○ Furunkel : radang folikel rambut dan sekitarnya
○ Furunkulosis : furunkel >1, terpisah
○ Karbunkel : furunkel >1 dan menyatu
● Etiologi : staphylococcus aureus Furunkel
● Faktor risiko
○ DM
○ Immunocompromised

Karbunkel

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Karbunkel

● Furunkel ● Karbunkel
○ Efloresensi : papul, vesikel, pustul ○ Efloresensi :nodul dengan punctate
dengan eritema jaringan sekitar multipel
○ Predileksi : area berambut ○ Predileksi : area berambut

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
FURUNKEL/ DIAGNOSIS KERJA:
KARBUNKEL Karbunkel

● Tatalaksana
○ Topikal :
i. Salep antibiotik (mupirocin 2%, as. Fusidat 2%) 2x/hari
ii. Kompres permanganas kalikus 1:5.000 atau povidon iodin encer
○ Antibiotik sistemik
i. Kloksasilin 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
ii. Amoksiklav 3x250-500 mg selama 5-7 hari (anak : 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis)
iii. Klindamicin 4x150-450 mg
iv. Eritromicin 4x250-500 mg (anak : 20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis)
v. Cefadroksil 2x500 mg
○ Incisi drainase untuk karbunkel yang menjadi abses

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Ekstirpasi → tidak tepat


B. eksisi drainase → tidak tepat
D. antibiotik topikal → tidak tepat
E. antibiotik sistemik → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Karbunkel

Seorang wanita usia 50 tahun datang ke poli umum dengan keluhan muncul benjolan
disekitar pantat sejak 5 hari terakhir disertai nyeri dan badan terasa lemah. Pasien juga
mengalami demam sejak 3 hari lalu. Pada pemeriksaan fisik lokalis regio gluteus
ditemukan massa dengan diameter 4 cm, nyeri (+), teraba lunak, fluktuatif dengan
punctate multiple warna kuning. Apakah terapi pada kasus ini?

JAWABAN

C. Insisi drainase
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang bayi laki-laki usia 2 hari yang dirawat di ruang perinatologi mengalami lepuh-
lepuh di kulit disertai demam, kulit kemerahan, dan tampak rewel. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan HR 160x/menit, RR 42x/menit, suhu aksila 38,5°C. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan multiple patch eritema disertai bula yang tersebar generalisata, nikolsky
sign (+). Apakah diagnosis dari kasus tersebut?

A. Steven Johsons Syndrome


B. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
C. Kawasaki disease
D. Toxic Epidermal Necrolysis
E. Septic shock
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Staphylococcal scalded skin syndrome

Seorang bayi laki-laki usia 2 hari yang dirawat di ruang perinatologi mengalami lepuh-
lepuh di kulit disertai demam, kulit kemerahan, dan tampak rewel. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan HR 160x/menit, RR 42x/menit, suhu aksila 38,5°C. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan multiple patch eritema disertai bula yang tersebar generalisata, nikolsky
sign (+). Apakah diagnosis dari kasus tersebut?

JAWABAN

B. Staphylococcal scalded skin syndrome


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pioderma

● Infeksi kluit oleh kuman Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya. Tersering


Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolitikus
● Faktor risiko
○ Hygene buruk
○ Imun << (kurang gizi, anemia, penyakit kronik, DM)
○ Telah ada penyakit kulit lain
● Klasifikasi
○ Primer → infeksi pada kulit sehat
○ Sekunder → infeksi pada kulit yang didahului penyakit kulit lainnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
JENIS Pioderma

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Staphylococcal scalded skin syndrome

● Sinonim : dermatitis eksfoliativa neonatorum


● Definisi : infeksi kulit oleh Stapylococcus aureus (grup II faga 52, 55, 71) dengan
ciri khas terdapat epidermolisis
● Umumnya menyerang anak usia <5 th, pria > wanita
● Patogenesis : sumber infeksi adalah dari mata, THT → eksotoksin bakteri
(eksfoliatin) beredar dalam tubuh → ekskresi melalui ginjal; pada anak, fungsi
ginjal belum sempurna sehingga eksfoliatin menetap dan merusak epidermis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Staphylococcal scalded skin syndrome

● Anamnesis
○ Demam tinggi + ISPA → lesi kulit mendadak
menyeluruh dalam 24 jam → bula kendur dalam 24-
48 jam
● PF
○ Efloresensi : eritema generalisata → bula kendur
(Nikolski sign positif) → terkelupas → daerah erosif
○ Predileksi : seluruh tubuh
● PP
○ Histopatologi : lepuh intraepidermal, celah pada
stratum granulosum, sel akantolitik tanpa nekrosis
sel

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Staphylococcal scalded skin syndrome

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Staphylococcal scalded skin syndrome

● Antibiotik
○ Topikal : sufratulle/krim antibiotik
○ Sistemik : Kloksasilinn 3x50 mg (neonatus) atau klindamisin atau sefalosporin
generasi I
● Terapi cairan dan elektrolit

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Steven Johsons Syndrome → sindrom yang


mengenai kulit, selaput lendir dan mata, disertai
pengelupasan kulit <10% LP tubuh
C. Kawasaki disease
D. Toxic Epidermal Necrolysis → SJS berat,
pengelupasan kulit >30%
E. Septic shock → sepsis berat + gangguan
hemodinamik meski telah diberi resusitasi cairan /
memerlukan obat inotropik untuk menstabilkan
hemodinamik

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Staphylococcal scalded skin syndrome

Seorang bayi laki-laki usia 2 hari yang dirawat di ruang perinatologi mengalami lepuh-
lepuh di kulit disertai demam, kulit kemerahan, dan tampak rewel. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan HR 160x/menit, RR 42x/menit, suhu aksila 38,5°C. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan multiple patch eritema disertai bula yang tersebar generalisata, nikolsky
sign (+). Apakah diagnosis dari kasus tersebut?

JAWABAN

B. Staphylococcal scalded skin syndrome


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal pada daerah lipatan paha sejak 8
hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa warna kulitnya menjadi kemerahan. Dari pemeriksaan
status dermatologis didapatkan adanya makula eritema dengan skuama halus diatasnya.
Pemeriksaan KOH menunjukkan hasil negatif. Pemeriksaan dengan lampu wood diperoleh
warna merah bata. Apakah etiologi tersering yang menyebabkan kasus diatas adalah?

A. Corynebacterium diphteriae
B. Mycobacterium atipik
C. Candida albicans
D. Corynebacterium minutissimum
E. Kytococcus sedentarius
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Eritrasma

Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal pada daerah lipatan paha sejak 8
hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa warna kulitnya menjadi kemerahan. Dari pemeriksaan
status dermatologis didapatkan adanya makula eritema dengan skuama halus diatasnya.
Pemeriksaan KOH menunjukkan hasil negatif. Pemeriksaan dengan lampu wood diperoleh
warna merah bata. Apakah etiologi tersering yang menyebabkan kasus diatas adalah?

JAWABAN

D. Corynebacterium minutissimum
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Eritrasma

● Definisi : penyakit bakteri kronik pada stratum korneum


● Etiologi : Corynebacterium minutissimum
● Faktor risiko
○ Diabetes mellitus
○ Iklim tropis
○ Maserasi kulit
○ Obesitas
○ Hygene buruk

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Eritrasma

● Eflorensi : eritema luas batas tegas dengan


skuama halus dan kadang erosif. Dapat
disertai likenifikasi dan hiperpigmentasi
● Predileksi : lipatan tubuh (lipat paha,
skrotum, aksila, intergluteal)
● Pemeriksaan khusus
○ Lampu wood → merah bata (coral pink)
○ Pewarnaan Gram dari kerokan kulit →
bakteri Gram positif bentuk batang

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DD Eritrasma

● Pitiriasis versikolor → predileksi tidak terbatas pada lipatan tubuh, lampu wood
berwarna kuning keemasan
● Tineo krkuris → lesi polisiklik dengan central healing
● Dermatitis seboroik → skuama berminyak, predileksi pada daerah dada, punggung
● Dermatitis kontak → tanda radang lebih hebat & ada riwayat terpapar suatu zat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Eritrasma

● Topikal :
○ salep tetrasiklin 3%
○ Untuk sela jari kaki : benzoil peroxide 5%
● Sistemik
○ Sritromisin 4x250 mg selama 2-3 minggu
○ Claritromicin 1 gram single dose

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Corynebacterium diphteriae → penyebab difteri


B. Mycobacterium atipik → penyebab skrofuloderma
C. Candida albicans → penyebab kandidiasis
E. Kytococcus sedentarius → penyebab pitted keratolysis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Eritrasma

Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal pada daerah lipatan paha sejak 8
hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa warna kulitnya menjadi kemerahan. Dari pemeriksaan
status dermatologis didapatkan adanya makula eritema dengan skuama halus diatasnya.
Pemeriksaan KOH menunjukkan hasil negatif. Pemeriksaan dengan lampu wood diperoleh
warna merah bata. Apakah etiologi tersering yang menyebabkan kasus diatas adalah?

JAWABAN

D. Corynebacterium minutissimum
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang wanita 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan merah dan bengkak pada
punggung kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat Diabetes
Mellitus. Pada pemeriksaan didapatkan patch eritematous di dorsum pedis dextra, batas
tegas. Pada perabaan lesi teraba hangat dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil leukositosis. Apakah terapi yang tepat diberikan untuk kasus
tersebut ?
A. Mupirocin 2% cream
B. Kloksasilin 4x500mg po selama 7 hari
C. Asam fusidat 2% cream
D. Erythromycin 4x250mg po selama 5 hari
E. Injeksi Procain penicillin 2x600.000 unit selama 5 hari
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Erisipelas

Seorang wanita 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan merah dan bengkak pada
punggung kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat Diabetes
Mellitus. Pada pemeriksaan didapatkan patch eritematous di dorsum pedis dextra, batas
tegas. Pada perabaan lesi teraba hangat dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil leukositosis. Apakah terapi yang tepat diberikan untuk
kasus tersebut ?

JAWABAN

E. Injeksi Procain penicillin 2x600.000 unit selama 5 hari


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Erisipelas

● Definisi : infeksi bakteri akut yang melibatkan dermis atas dengan tanda khas
meluas ke limfatik kutaneus superficial
● Etiologi : streptococcus grup A (erisipelas pada wajah), streptococcus non grup A
(pada tungkai bawah)
● Predileksi 85% di tungkai bawah
● Faktor risiko :
○ Penderita DM
○ Hygene buruk
○ Gizi kurang
○ Gangguan saluran limfatik

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Erisipelas

● Anamnesis
○ Gejala konstitusi (demam, malaise)
○ Lesi kulit yang gatal, terbakar, nyeri, bengkak
○ Riw. trauma kulit (+)
● PF
○ Efloresensi : eritema berwarna merah cerah, batas tegas, tepi meninggi,
dengan tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan bula.
Permukaan lesi seperti kulit jeruk
○ Predileksi : kaki, tangan, dan wajah
● PP
○ Darah lengkap → leukositosis
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Erisipelas

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Erisipelas

● Selulitis
○ Peradangan supuratif yang menyerang subkutis
○ Batas lesi tidak tegas, merah tidak secerah pada eritrasma

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Erisipelas

● Istirahat (tungkai yang terkena ditinggikan)


● Kontrol gula darah bila memiliki DM
● Lokal
○ Kompres terbuka dengan larutan antiseptik (permanganas kalikus 1:5.000,
povidon iodin 7,5% yang dilarutkan 10x)
● Sistemik
○ Analgetik dan antipiretik
○ Antibiotik
i. Penisilin G Prokain 600.000-1.500.000 unit selama 5-10 hari
ii. Sefalosporin 4x400 mg selama 5 hari

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I; Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6,
Universitas Indonesia
JAWABAN LAIN ?

A. Mupirocin 2% cream → antibiotik topikal


B. Kloksasilin 4x500mg po selama 7 hari → tidak tepat
C. Asam fusidat 2% cream → antibiotik topikal
D. Erythromycin 4x250mg po selama 5 hari → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Erisipelas

Seorang wanita 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan merah dan bengkak pada
punggung kaki kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat Diabetes
Mellitus. Pada pemeriksaan didapatkan patch eritematous di dorsum pedis dextra, batas
tegas. Pada perabaan lesi teraba hangat dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil leukositosis. Apakah terapi yang tepat diberikan untuk
kasus tersebut ?

JAWABAN

E. Injeksi Procain penicillin 2x600.000 unit selama 5 hari


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli kulit untuk kontrol rutin. Pasien sedang dalam tahap
akhir pengobatan suatu penyakit yang diawali dengan benjolan berisi cairan yang kemudian pecah
dan menimbulkan luka memanjang. Pasien mengaku sebelumnya mengalami batuk 3 minggu disertai
demam ringan dan keringat malam hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan beberapa ulkus bewarna
kemerahan, memanjang dengan permukaan tampak jaringan kaseosa, sikatrik (+), skin bridge (+).
Apakah yang tidak termasuk kriteria penyembuhan pada kasus tersebut?

A. Fistula dan ulkus menutup


B. Kelenjar getah bening mengecil, diameter <1cm, konsistensi keras
C. Sikatriks eritematosa menjadi tidak merah lagi
D. LED meningkat
E. LED menurun
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Skrofuloderma

Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli kulit untuk kontrol rutin. Pasien sedang dalam tahap
akhir pengobatan suatu penyakit yang diawali dengan benjolan berisi cairan yang kemudian pecah
dan menimbulkan luka memanjang. Pasien mengaku sebelumnya mengalami batuk 3 minggu disertai
demam ringan dan keringat malam hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan beberapa ulkus bewarna
kemerahan, memanjang dengan permukaan tampak jaringan kaseosa, sikatrik (+), skin bridge (+).
Apakah yang tidak termasuk kriteria penyembuhan pada kasus tersebut?

JAWABAN

D. LED meningkat
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Skrofuloderma

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Skrofuloderma

● Definisi : bentuk reaktivasi infeksi TB akibat penjalaran perkontinuitatum dari


organ bawah kulit yang membentuk abses dingin dan melibatkan kulit di atasnya
→ pecah membentuk sinus
● Etiologi : Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium atipik

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Skrofuloderma

● Anamnesis
○ Pembesaran KGB (awal tidak nyeri) → menjadi abses → pecah menjadi fistel →
meluas menjadi ulkus
● PF
○ Efloresensi : pembesaran KGB tanpa radang akut dengan konsistensi
bervariasi, periadenitis, abses, fistel multipel, ulkus, sikatrik memanjang dan
tidak teratur, serta jembatan kulit (skin bridge)
○ Predileksi : leher, ketiak, lipat paha
● PP
○ Pemeriksaan sputum BTA
○ Kultur bakteri
○ Histopatologi
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Skrofuloderma

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Skrofuloderma

● OAT sistemik seperti pada TB paru


● Memantau kriteria penyembuhan skrofuloderma
○ Semua fistel dan ulkus menutup
○ Seluruh KGB mengecil (<1cm, konsistensi keras)
○ Sikatriks tidak eritematous
○ LED menurun

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Skrofuloderma

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
JAWABAN LAIN ?

A. Fistula dan ulkus menutup → mrupakan kriteria penyembuhan


B. Kelenjar getah bening mengecil, diameter <1cm, konsistensi keras → kriteria penyembuhan
C. Sikatriks eritematosa menjadi tidak merah lagi → kriteria penyembuhan
E. LED menurun → kriteria penyembuhan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Skrofuloderma

Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli kulit untuk kontrol rutin. Pasien sedang dalam tahap
akhir pengobatan suatu penyakit yang diawali dengan benjolan berisi cairan yang kemudian pecah
dan menimbulkan luka memanjang. Pasien mengaku sebelumnya mengalami batuk 3 minggu disertai
demam ringan dan keringat malam hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan beberapa ulkus bewarna
kemerahan, memanjang dengan permukaan tampak jaringan kaseosa, sikatrik (+), skin bridge (+).
Apakah yang tidak termasuk kriteria penyembuhan pada kasus tersebut?

JAWABAN

D. LED meningkat
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak putih bersisik
halus di tangan bawah kanan. Awalnya terasa gatal dan sejak 1 bulan yang lalu menjadi
baal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan apanya lesi tunggal, hipopigmentasi, dengan
diameter 6 cm disertai rasa baal pada ruam. Ujung jari kelingking dan jari manis juga
dikeluhkan terasa kaku saat digerakkan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien
tersebut?
A. Dapson 100 mg
B. Dapson 100 mg setiap hari dan rifampisin 600 mg pada hari pertama
C. Dapson 100 mg, rifampisin 600 mg, klofazimin 300 mg pada hari pertama dan
klofazimin 50 mg, dapson 100 mg hari ke-2 sampai ke-28
D. Rifampisin 450 mg, Dapson 50 mg, Klofazimin 50 mg
E. Rifampisin 600 mg, Ofloksasin 400 mg, dan Minosiklin 100 mg dosis tunggal
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Lepra Pausibasiler

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak putih bersisik
halus di tangan bawah kanan. Awalnya terasa gatal dan sejak 1 bulan yang lalu menjadi
baal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan apanya lesi tunggal, hipopigmentasi, dengan
diameter 6 cm disertai rasa baal pada ruam. Ujung jari kelingking dan jari manis juga
dikeluhkan terasa kaku saat digerakkan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada
pasien tersebut?

JAWABAN

E. Rifampisin 600 mg, Ofloksasin 400 mg, dan Minosiklin 100 mg dosis
tunggal
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Lepra

● Sinonim : morbus hansen, kusta


● Definisi : infeksi menular kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
(bakteri tahan asam dan obligat intraseluler)
● Transmisi : kontak erat lama dan terus menerus (>1 bulan)
● Inkubasi rata-rata 2.5 tahun
● Faktor risiko
○ Sosial ekonomi rendah
○ Kontak lama dengan pasien yang didiagnosis lepra (anggota keluarga)
○ Imunokompromais
○ Tinggal di daerah endemik lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TRIAS Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI WHO Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Ridley & Jopling Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Lepra

● Anamnesis
○ Bercak kulit warna merah / putih bentuk plakat terutama di wajah/telinga.
Bercak mati rasa/baal, tidak gatal.
● PF
○ Tanda pada kulit
■ Makula, nodul bentuk plakat dengan kulit mengkilat/ kering bersisik, kulit
tidak berkeringat/berambut, rasa baal, hilang sensasi nyeri dan suhu pada
lesi.
○ Tanda pada saraf
■ Penebalan nervus perifer, nyeri tekan (+), ggn sensorik dan motorik sesuai
nervus yang terkena
○ Mutilasi ekstremitas, deformitas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Lepra

● Pemeriksaan BTA
○ Spesimen : kerokan kulit dari 4-6 lokasi (kedua cuping telinga bawah, 2-
4 lesi lain yang paling aktif)
○ Bahan : pewarnaan ziehl-Neelsen
○ Hasil (+) : ditemukan BTA (bakteri bentuk batang warna merah)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Lepra

● Psoriasis → skuama tebal (+)


● Tinea korporis → tepi lesi aktif, gatal, KOH (+)
● Dermatitis → keluhan gatal (+), BTA kerokan kulit (-)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Lepra

● Pada penderita PB lesi 2-5 diperlukan pengobatan 6 dosis


● Pada penderita MB diperlukan pengobatan 12 dosis

Pengobatan 1 dosis → 1 blister → untuk 28 hari

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Dapson 100 mg → salah


B. Dapson 100 mg setiap hari dan rifampisin 600 mg pada hari pertama → untuk
pausibasiler lesi 2-5
C. Dapson 100 mg, rifampisin 600 mg, klofazimin 300 mg pada hari pertama dan
klofazimin 50 mg, dapson 100 mg hari ke-2 sampai ke-28 → untuk multibasiler
D. Rifampisin 450 mg, Dapson 50 mg, Klofazimin 50 mg → salah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Lepra Pausibasiler

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak putih bersisik
halus di tangan bawah kanan. Awalnya terasa gatal dan sejak 1 bulan yang lalu menjadi
baal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan apanya lesi tunggal, hipopigmentasi, dengan
diameter 6 cm disertai rasa baal pada ruam. Ujung jari kelingking dan jari manis juga
dikeluhkan terasa kaku saat digerakkan. Apakah terapi yang dapat diberikan pada
pasien tersebut?

JAWABAN

E. Rifampisin 600 mg, Ofloksasin 400 mg, dan Minosiklin 100 mg dosis
tunggal
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 45 tahun merupakan pasien lepra yang sudah menjalani
pengobatan selama 2 bulan. Namun, beberapa hari ini diketahui bahwa pasien tidak
mengkonsumsi obat tersebut lagi karena alasan malas. Pasien seharusnya menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Bagaimanakah tatalaksana yang paling tepat untuk pasien
tersebut?
A. Lanjutkan pengobatan sesuai dengan urutan
B. Lanjutkan pengobatan tanpa rifampisin
C. Stop pengobatan dan dinyatakan defaulter
D. Mulai terapi dari awal
E. Dinyatakan sembuh tanpa syarat pemeriksaan mikrobiologi
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Lepra Pausibasiler

Seorang laki-laki usia 45 tahun merupakan pasien lepra yang sudah menjalani
pengobatan selama 2 bulan. Namun, beberapa hari ini diketahui bahwa pasien tidak
mengkonsumsi obat tersebut lagi karena alasan malas. Pasien seharusnya menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Bagaimanakah tatalaksana yang paling tepat untuk pasien
tersebut?

JAWABAN

A. Lanjutkan pengobatan sesuai dengan urutan


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Lepra

● Sinonim : morbus hansen, kusta


● Definisi : infeksi menular kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
(bakteri tahan asam dan obligat intraseluler)
● Transmisi : kontak erat lama dan terus menerus (>1 bulan)
● Inkubasi rata-rata 2.5 tahun
● Faktor risiko
○ Sosial ekonomi rendah
○ Kontak lama dengan pasien yang didiagnosis lepra (anggota keluarga)
○ Imunokompromais
○ Tinggal di daerah endemik lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Lepra

● Sinonim : morbus hansen, kusta


● Definisi : infeksi menular kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
(bakteri tahan asam dan obligat intraseluler)
● Transmisi : kontak erat lama dan terus menerus (>1 bulan)
● Inkubasi rata-rata 2.5 tahun
● Faktor risiko
○ Sosial ekonomi rendah
○ Kontak lama dengan pasien yang didiagnosis lepra (anggota keluarga)
○ Imunokompromais
○ Tinggal di daerah endemik lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TRIAS Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI WHO Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Lepra

● Anamnesis
○ Bercak kulit warna merah / putih bentuk plakat terutama di wajah/telinga.
Bercak mati rasa/baal, tidak gatal.
● PF
○ Tanda pada kulit
■ Makula, nodul bentuk plakat dengan kulit mengkilat/ kering bersisik, kulit
tidak berkeringat/berambut, rasa baal, hilang sensasi nyeri dan suhu pada
lesi.
○ Tanda pada saraf
■ Penebalan nervus perifer, nyeri tekan (+), ggn sensorik dan motorik sesuai
nervus yang terkena
○ Mutilasi ekstremitas, deformitas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Lepra

● Pemeriksaan BTA
○ Spesimen : kerokan kulit dari 4-6 lokasi (kedua cuping telinga bawah, 2-4 lesi
lain yang paling aktif)
○ Bahan : pewarnaan ziehl-Neelsen
○ Hasil (+) : ditemukan BTA (bakteri bentuk batang warna merah)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Lepra

● Psoriasis → skuama tebal (+)


● Tinea korporis → tepi lesi aktif, gatal, KOH (+)
● Dermatitis → keluhan gatal (+), BTA kerokan kulit (-)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Lepra

● Pada penderita PB lesi 2-5 diperlukan pengobatan 6 dosis


● Pada penderita MB diperlukan pengobatan 12 dosis

Pengobatan 1 dosis → 1 blister → untuk 28 hari

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
EVALUASI Lepra

1. Monitor tanggal pengambilan obat, bila terlambat 1 bulan harus dilacak


2. Release From Treatment (RFT) → dinyatakan setelah dosis terpenuhi tanpa pemeriksaan
laboratorium (pada PB 6 dosis dalam 6-9 bulan dan pada MB 12 dosis dalam 12-18 bulan)
3. Penderita yang sudah RFT namun memiliki factor risiko (disabilitas tk 1-2, pernah reaksi kusta,
BTA awal > (+)3 → dilakukan pengamatan semi-aktif
4. Putus obat (default) jika penderita PB tidak minum obat lebih dari 3 bulan dan penderita MB
lebih dari 6 bulan secara kumulatif.
a. Tindakan untuk defaulter pertama → dikeluarkan dari register kohort, bila datang lagi
dan didapatkan ada progresivitas penyakit (lesi baru, lesi lama lebih aktif, cedera nervus
baru) diberikan pengobatan ulang sesuai klasifikasi saat itu.
b. Bila pasien itu default lagi → tidak dikeluarkan dari register kohort, hanya dilakukan
pengobatan sisa hingga lengkap. Bila default >2x, perlu tindakan dan penanganan khusus

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2019 TENTANG PENANGGULANGAN KUSTA
JAWABAN LAIN ?

B. Lanjutkan pengobatan tanpa rifampisin → tidak sesuai pedoman


C. Stop pengobatan dan dinyatakan defaulter → bila pasien PB tidak minum obat
sebanyak 3 dosis kumulatif
D. Mulai terapi dari awal → pada defaulter pertama yang datang berobat disertai
perburukan penyakit
E. Dinyatakan sembuh tanpa syarat pemeriksaan mikrobiologi → pada pasien PB yang
telah mengkonsumsi 6 dosis selama 6-9 bulan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Lepra Pausibasiler

Seorang laki-laki usia 45 tahun merupakan pasien lepra yang sudah menjalani
pengobatan selama 2 bulan. Namun, beberapa hari ini diketahui bahwa pasien tidak
mengkonsumsi obat tersebut lagi karena alasan malas. Pasien seharusnya menjalani
pengobatan selama 6 bulan. Bagaimanakah tatalaksana yang paling tepat untuk pasien
tersebut?

JAWABAN

A. Lanjutkan pengobatan sesuai dengan urutan


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 40 tahun sedang menjalani pengobatan lepra sejak 7 bulan
terakhir. Saat ini pasien mengeluh muncul benjolan-benjolan disertai kemerahan, teraba
lunak dan nyeri pada lengan dan tungkai. Pasien juga mengeluh adanya nyeri sendi dan
demam. Apakah kondisi yang dialami pasien tersebut?
A. Reaksi lepra tipe 1
B. Drug eruption
C. Immunobullous disorder
D. Reaksi lepra tipe 2
E. Demam reumatik
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Lepra

Seorang perempuan usia 40 tahun sedang menjalani pengobatan lepra sejak 7 bulan
terakhir. Saat ini pasien mengeluh muncul benjolan-benjolan disertai kemerahan, teraba
lunak dan nyeri pada lengan dan tungkai. Pasien juga mengeluh adanya nyeri sendi dan
demam. Apakah kondisi yang dialami pasien tersebut?

JAWABAN

D. Reaksi lepra tipe 2


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Lepra

● Sinonim : morbus hansen, kusta


● Definisi : infeksi menular kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
(bakteri tahan asam dan obligat intraseluler)
● Transmisi : kontak erat lama dan terus menerus (>1 bulan)
● Inkubasi rata-rata 2.5 tahun
● Faktor risiko
○ Sosial ekonomi rendah
○ Kontak lama dengan pasien yang didiagnosis lepra (anggota keluarga)
○ Imunokompromais
○ Tinggal di daerah endemik lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Lepra

● Sinonim : morbus hansen, kusta


● Definisi : infeksi menular kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae
(bakteri tahan asam dan obligat intraseluler)
● Transmisi : kontak erat lama dan terus menerus (>1 bulan)
● Inkubasi rata-rata 2.5 tahun
● Faktor risiko
○ Sosial ekonomi rendah
○ Kontak lama dengan pasien yang didiagnosis lepra (anggota keluarga)
○ Imunokompromais
○ Tinggal di daerah endemik lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TRIAS Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI WHO Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
KLASIFIKASI DIAGNOSIS KERJA:
Ridley & Jopling Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Lepra

● Anamnesis
○ Bercak kulit warna merah / putih bentuk plakat terutama di wajah/telinga.
Bercak mati rasa/baal, tidak gatal.
● PF
○ Tanda pada kulit
■ Makula, nodul bentuk plakat dengan kulit mengkilat/ kering bersisik, kulit
tidak berkeringat/berambut, rasa baal, hilang sensasi nyeri dan suhu pada
lesi.
○ Tanda pada saraf
■ Penebalan nervus perifer, nyeri tekan (+), ggn sensorik dan motorik sesuai
nervus yang terkena
○ Mutilasi ekstremitas, deformitas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Lepra

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Lepra

● Pemeriksaan BTA
○ Spesimen : kerokan kulit dari 4-6 lokasi (kedua cuping telinga bawah, 2-4 lesi
lain yang paling aktif)
○ Bahan : pewarnaan ziehl-Neelsen
○ Hasil (+) : ditemukan BTA (bakteri bentuk batang warna merah)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Lepra

● Psoriasis → skuama tebal (+)


● Tinea korporis → tepi lesi aktif, gatal, KOH (+)
● Dermatitis → keluhan gatal (+), BTA kerokan kulit (-)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed, Andrew’s disease of skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Lepra

● Pada penderita PB lesi 2-5 diperlukan pengobatan 6 dosis


● Pada penderita MB diperlukan pengobatan 12 dosis

Pengobatan 1 dosis → 1 blister → untuk 28 hari

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
Rx LEPRA Lepra

● Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang
sebenarnya sangat kronik
● Faktor pencetus dapat dilihat pada tabel berikut :
Reaksi kusta tipe 1 (reversal)
merupakan reaksi hipersensitivitas
seluler, sementara reaksi kusta
tipe 2 (Eritema nodosum
leprosum/ ENL) merupakan reaksi
hipersensitivitas humoral

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
Rx LEPRA Lepra

Rx lepra tipe 1

Rx lepra tipe 2

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
Rx LEPRA Lepra

NB : Fenomena lucio merupakan reaksi


kusta yang sangat berat, terjadi pada kusta
tipe lepromatosa non-nodular difus.
Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Reaksi lepra tipe 1 → umumnya segera setelah pengobatan, bercak menjadi lebih
eritem, bengkak, hangat
B. Drug eruption → kurang tepat
C. Immunobullous disorder → lesi bula (pemfigus)
E. Demam reumatik → kriteria JONES (joint, heart, nodule, eritema, chorea), riw infeksi
streptococcus

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Lepra

Seorang perempuan usia 40 tahun sedang menjalani pengobatan lepra sejak 7 bulan
terakhir. Saat ini pasien mengeluh muncul benjolan-benjolan disertai kemerahan, teraba
lunak dan nyeri pada lengan dan tungkai. Pasien juga mengeluh adanya nyeri sendi dan
demam. Apakah kondisi yang dialami pasien tersebut?

JAWABAN

D. Reaksi lepra tipe 2


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 36 tahun datang dengan keluhan luka pada kemaluan sejak 5 hari
yang lalu. 1 bulan sebelumnya pasien pernah berhubungan dengan PSK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, dan tidak
terasa nyeri, teraba padat, tanda radang (-), dasar lesi hiperemis berisi serum, nyeri (-).
Apakah terapi yang paling tepat pada kasus tersebut?

A. Inj. Prokain Penicilline 2,4 jt single dose


B. Inj. Prokain Penicilline 4,8 jt single dose
C. Inj. Penicilline G Benzatine 2,4 jt single dose
D. Inj. Penicilline G Benzatine 2,4 jt selama 10 hari
E. Inj. Prokain Penicilline 0,6 jt single dose
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sifilis stadium I (ulkus durum)

Seorang laki-laki usia 36 tahun datang dengan keluhan luka pada kemaluan sejak 5 hari
yang lalu. 1 bulan sebelumnya pasien pernah berhubungan dengan PSK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, dan tidak
terasa nyeri, teraba padat, tanda radang (-), dasar lesi hiperemis berisi serum, nyeri (-).
Apakah terapi yang paling tepat pada kasus tersebut?

JAWABAN

C. Inj. Penicilline G Benzatine 2,4 jt single dose


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sifilis

● Sifilis : infeksi Treponema pallidum (bakteri spirochaeta)


● Kronik dan bersifat sistemik
● Klasifikasi WHO
○ Stadium dini menular (Stadium I, II, rekuren, laten dini)
○ Stadium lanjut tidak menular (stadium III, laten lanjut)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sifilis

● Sifilis primer/stadium I
○ Masa tunas 2-4 minggu
○ Ulkus durum → diawali papul lentikular yang
cepat erosi dan menjadi ulkus → bulat
soliter, dasarnya bersih, diatasnya hanya
tampak serum, dinding tidak bergaung, kulit
sekitar tidak ada tanda radang akut. Indolen
dan teraba indurasi. Ulkus TIDAK NYERI
○ Predileksi : genitalia eksterna

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sifilis

● Sifilis sekunder/ stadium II


○ 6-8 minggu setelah sifilis primer
○ Gejala sistemik (+) → mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, dan saraf
○ Condiloma lata (di anus)
○ Copper penny rash (di telapak tangan dan kaki)
○ Bubo → pembesaran KGB

Condiloma lata Copper penny rash

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sifilis

● Sifilis tersier/ stadium III


○ Guma → sangat destruktif → deformitas saddle nose
○ Sistemik (mukosa, tulang, organ dalam)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Sifilis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Sifilis

● Mikroskop lapang gelap → ditemukan Treponema bergerak memutar/spiral


● Serologi
○ VDRL (Venereal Desease Research Laboratories) → untuk skrining
○ TPHA (Treponemal palliudm Haemoglutination assay) → spesifik

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


JAWABAN LAIN ?

A. Inj. Prokain Penicilline 2,4 jt single dose → lihat pembahasan


B. Inj. Prokain Penicilline 4,8 jt single dose → lihat pembahasan
D. Inj. Penicilline G Benzatine 2,4 jt selama 10 hari → lihat pembahasan
E. Inj. Prokain Penicilline 0,6 jt single dose → lihat pembahasan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sifilis stadium I (ulkus durum)

Seorang laki-laki usia 36 tahun datang dengan keluhan luka pada kemaluan sejak 5 hari
yang lalu. 1 bulan sebelumnya pasien pernah berhubungan dengan PSK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, dan tidak
terasa nyeri, teraba padat, tanda radang (-), dasar lesi hiperemis berisi serum, nyeri (-).
Apakah terapi yang paling tepat pada kasus tersebut?

JAWABAN

C. Inj. Penicilline G Benzatine 2,4 jt single dose


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 35 tahun memeriksakan diri ke puskesmas karena muncul bintik-
bintik kemerahan di hampir seluruh tubuh. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien
memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual. Pada 2 bulan sebelumnya diketahui
pasien juga mengeluh muncul luka di penisnya dan tidak terasa nyeri. Apakah diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini ?

A. Sifilis primer
B. Sifilis sekunder
C. Sifilis tersier
D. Sifilis laten dini
E. Sifilis laten lanjut
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Sifilis sekunder

Seorang laki-laki usia 35 tahun memeriksakan diri ke puskesmas karena muncul bintik-
bintik kemerahan di hampir seluruh tubuh. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien
memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual. Pada 2 bulan sebelumnya diketahui
pasien juga mengeluh muncul luka di penisnya dan tidak terasa nyeri. Apakah diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini ?

JAWABAN

B. Sifilis sekunder
DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Sifilis

● Sifilis : infeksi Treponema pallidum (bakteri spirochaeta)


● Kronik dan bersifat sistemik
● Klasifikasi WHO
○ Stadium dini menular (Stadium I, II, rekuren, laten dini)
○ Stadium lanjut tidak menular (stadium III, laten lanjut)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sifilis

● Sifilis primer/stadium I
○ Masa tunas 2-4 minggu
○ Ulkus durum → diawali papul lentikular yang
cepat erosi dan menjadi ulkus → bulat
soliter, dasarnya bersih, diatasnya hanya
tampak serum, dinding tidak bergaung, kulit
sekitar tidak ada tanda radang akut. Indolen
dan teraba indurasi. Ulkus TIDAK NYERI
○ Predileksi : genitalia eksterna

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sifilis

● Sifilis sekunder/ stadium II


○ 6-8 minggu setelah sifilis primer
○ Gejala sistemik (+) → mukosa, KGB, mata, hepar, tulang, dan saraf
○ Condiloma lata (di anus)
○ Copper penny rash (di telapak tangan dan kaki)
○ Bubo → pembesaran KGB

Condiloma lata Copper penny rash

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Sifilis

● Sifilis tersier/ stadium III


○ Guma → sangat destruktif → deformitas saddle nose
○ Sistemik (mukosa, tulang, organ dalam)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Sifilis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Sifilis

● Mikroskop lapang gelap → ditemukan Treponema bergerak memutar/spiral


● Serologi
○ VDRL (Venereal Desease Research Laboratories) → untuk skrining
○ TPHA (Treponemal palliudm Haemoglutination assay) → spesifik

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


JAWABAN LAIN ?

A. Sifilis primer → ulkus tunggal, dasar bersih, tidak nyeri


C. Sifilis tersier → 3-10 tahun setelah sifilis primer, lesi guma (infiltrat sirkumskrip kronis,
lunak, destruktif
D. Sifilis laten dini → terdiri dari sifilis primer dan sekunder; kurang spesifik
E. Sifilis laten lanjut → sifilis tersier

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Sifilis sekunder

Seorang laki-laki usia 35 tahun memeriksakan diri ke puskesmas karena muncul bintik-
bintik kemerahan di hampir seluruh tubuh. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien
memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual. Pada 2 bulan sebelumnya diketahui
pasien juga mengeluh muncul luka di penisnya dan tidak terasa nyeri. Apakah diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini ?

JAWABAN

B. Sifilis sekunder
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan gatal di
selangkangan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien dikenal sangat menyukai olahraga dan
sangat sering bepergian/travelling. Hasil pemeriksan menunjukkan adanya makula
eritema, tepian lesi tampak aktif, dan adanya skuama halus di sentral lesi. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?

A. Candidiasis cutis
B. Tinea nigra
C. Tinea cruris
D. Tinea imbrikata
E. Tinea incognito
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea cruris

Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan gatal di
selangkangan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien dikenal sangat menyukai olahraga dan
sangat sering bepergian/travelling. Hasil pemeriksan menunjukkan adanya makula
eritema, tepian lesi tampak aktif, dan adanya skuama halus di sentral lesi. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?

JAWABAN

C. Tinea cruris
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Tinea kruris

● Efloresensi : makula eritema berbatas


tegas dengan tepi aktif; pada lesi
kronik dapat ditemui makula
hiperpigmentasi. Dapat disertai
eksoriasi dan infeksi sekunder akibat
garukan
● Predileksi : lipat paha, genital,
bokong, perineum, perut bagian
bawah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea kruris

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea kruris

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Candidiasis cutis → bercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa, susunan


korimbiformis
B. Tinea nigra → makula coklat kehitaman dengan skuama sedikit pada telapak
tangan/kaki, asymptomatic
D. Tinea imbrikata → lesi berbentuk anular dengan relief kulit yang jelas
E. Tinea incognito → dermatofitosis yang kehilangan efloresensi khasnya akibat
pengobatan dengan steroid

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea cruris

Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan gatal di
selangkangan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien dikenal sangat menyukai olahraga dan
sangat sering bepergian/travelling. Hasil pemeriksan menunjukkan adanya makula
eritema, tepian lesi tampak aktif, dan adanya skuama halus di sentral lesi. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?

JAWABAN

C. Tinea cruris
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan keluhan gatal pada sela jari tangan
kanan sejak 2 minggu yang lalu dan semakin lama semakin memberat. Pada pemeriksaan
didapatkan lesi eritema disertai skuama. Pada pemeriksaan penunjang KOH didapatkan
gambaran double contour hifa. Apakah media kultur yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis tersebut?

A. Thayer-Martin media
B. Modified Thayer-Martin
C. Subouraud dextrose agar
D. Chocolate agar
E. Triptic soy agar
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Dermatofitosis

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan keluhan gatal pada sela jari tangan
kanan sejak 2 minggu yang lalu dan semakin lama semakin memberat. Pada pemeriksaan
didapatkan lesi eritema disertai skuama. Pada pemeriksaan penunjang KOH didapatkan
gambaran double contour hifa. Apakah media kultur yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis tersebut?

JAWABAN

C. Subouraud dextrose agar


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Tinea manus

● Efloresensi : skuama kering difus, garis


tangan makin tegas, dapat disertai
vesikel, pustul, dan eksfoliasi
● Predileksi : ventral manus; bila
terdapat di dorsal disebut tinea
corporis
● Umumnya berasosiasi dengan tinea
pedis dan onikomikosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea manus

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea manus

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Thayer-Martin media → tidak tepat


B. Modified Thayer-Martin → tidak tepat
D. Chocolate agar → tidak tepat
E. Triptic soy agar → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Dermatofitosis

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan keluhan gatal pada sela jari tangan
kanan sejak 2 minggu yang lalu dan semakin lama semakin memberat. Pada pemeriksaan
didapatkan lesi eritema disertai skuama. Pada pemeriksaan penunjang KOH didapatkan
gambaran double contour hifa. Apakah media kultur yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis tersebut?

JAWABAN

C. Subouraud dextrose agar


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak laki-laki usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan terdapat sisik
putih keabuan di kulit kepala sejak sekitar 1 bulan yang lalu, disertai gatal, rambut rapuh
dan mudah patah. Pada pemeriksaan dermatologis di dapatkan lesi eritema minimal,
skuama halus (+), putih keabuan, xerosis area vertex (+). Apakah tatalaksana yang dapat
diberikan pada kasus tersebut?

A. Ketokonazol tablet 200 mg/hari


B. Griseofulvin tablet 500 mg/hari
C. Krim mikonazol 2%
D. Krim nistatin
E. Krim ketokonazol 2%
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Grey patch ring worm

Seorang anak laki-laki usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan terdapat sisik
putih keabuan di kulit kepala sejak sekitar 1 bulan yang lalu, disertai gatal, rambut rapuh
dan mudah patah. Pada pemeriksaan dermatologis di dapatkan lesi eritema minimal,
skuama halus (+), putih keabuan, xerosis area vertex (+). Apakah tatalaksana yang dapat
diberikan pada kasus tersebut?

JAWABAN

B. Griseofulvin tablet 500 mg/hari


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Tinea kapitis

● Kelainan kulit dan rambut kepala yang diebabkan oleh dermatofita


● Kelainan dapat berupa lesi bersisik, kemerahan, alopesia atau yang lebih berat
(kerion)
● Jenis-jenis :
○ Grey patch ringworm
○ Kerion
○ Black dot ringworm
○ Tinea favosa

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
GREY PATCH DIAGNOSIS KERJA:
RINGWORM Tinea kapitis

● Sering pada anak-anak


● Etiologi : Microsporum
● Efloresensi : papul merah kecil di sekitar rambut
→ melebar dan membentuk bercak → pucat dan
bersisik → warna rambut jadi abu-abu dan tidak
berkilat serta mudah terlepas dari akar →
alopesia setempat → gray patch

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
BLACK DOT DIAGNOSIS KERJA:
RINGWORM Tinea kapitis

● Etiologi : Trichophyton tonsurans dan T.


Violaceum
● Rambut terinfeksi → patah tepat di muara folikel
→ tersisa ujung rambut di dalam folikel → black
dot

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KERION Tinea kapitis

● Etiologi : M. canis dan M. gypseum


● Efloresensi : pembengkakan menyerupai sarang
lebah dengan serbukan sel radang padat di
sekitarnya → jaringan parut → alopesia menetap

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TINEA FAVOSA Tinea kapitis

● Etiologi : T. schoenleini, T. violaceum, M.


gypseum
● Efloresensi : titik kecil di bawah kulit yang
berwarna merah-kuning → krusta berbentuk
cawan (skutula) dapat ditembus 2 rambut →
krusta diangkat meninggalkan dasr cekung
merah dan membasah
● Khas : bau tikus (mousy odor)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea kapitis

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Tinea kapitis

● Alopesia areata → KOH (-), tidak ada skuama


● Dermatitis seboroik → skuama kuning berminyak

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea kapitis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Ketokonazol tablet 200 mg/hari → tidak tepat


C. Krim mikonazol 2% → tidak tepat
D. Krim nistatin → tidak tepat
E. Krim ketokonazol 2% → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Grey patch ring worm

Seorang anak laki-laki usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan terdapat sisik
putih keabuan di kulit kepala sejak sekitar 1 bulan yang lalu, disertai gatal, rambut rapuh
dan mudah patah. Pada pemeriksaan dermatologis di dapatkan lesi eritema minimal,
skuama halus (+), putih keabuan, xerosis area vertex (+). Apakah tatalaksana yang dapat
diberikan pada kasus tersebut?

JAWABAN

B. Griseofulvin tablet 500 mg/hari


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan usia 25 tahun dating ke dokter dengan keluhan muncul bercak
kemerahan di sekitar wajah sejak 2 minggu yang lalu. Bercak tersebut tampak merah dan
terasa gatal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya makula eritema, multiple di
bagian wajah, dengan tepi yang meninggi dan tertutup skuama halus. Pemeriksaan KOH
(+) adanya hifa panjang dan bersepta. Apakah diagnosis pasien tersebut?

A. Tinea korporis
B. Dermatitis atopic
C. Tinea fasialis
D. Morbus Hansen
E. Kandidasis kutis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea fascialis

Seorang perempuan usia 25 tahun dating ke dokter dengan keluhan muncul bercak
kemerahan di sekitar wajah sejak 2 minggu yang lalu. Bercak tersebut tampak merah dan
terasa gatal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya makula eritema, multiple di
bagian wajah, dengan tepi yang meninggi dan tertutup skuama halus. Pemeriksaan KOH
(+) adanya hifa panjang dan bersepta. Apakah diagnosis pasien tersebut?

JAWABAN

C. Tinea fascialis
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANFESTASI Tinea fasialis

● Infeksi dermatofita pada wajah;


termasuk sinonim tinea korporis
● Efloresensi : polisiklik dengan tepi lesi
aktif dan central healing disertai
skuama halus di tengahnya; lesi
bersifat fotosensitif (mirip SLE)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea fasialis

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea fasialis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Tinea cruris → predileksi pada lipatan paha, genital, anal, perut bawah
B. Dermatitis atopic → riwayat atopi (+), lesi simetris, predileksi pada fleksor (dewasa)
dan area wajah (bayi)
D. Morbus Hansen → makula eritema/hipopigmentasi + sensibilitas menurun, gangguan
saraf perifer
E. Candidasis kutis → predileksi pada lipatan tubuh, makula eritema, basah, susunan
korimbiformis, KOH : pseudohifa dan blastospora

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea fascialis

Seorang perempuan usia 25 tahun dating ke dokter dengan keluhan muncul bercak
kemerahan di sekitar wajah sejak 2 minggu yang lalu. Bercak tersebut tampak merah dan
terasa gatal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya makula eritema, multiple di
bagian wajah, dengan tepi yang meninggi dan tertutup skuama halus. Pemeriksaan KOH
(+) adanya hifa panjang dan bersepta. Apakah diagnosis pasien tersebut?

JAWABAN

C. Tinea fascialis
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada bagian
dagu. Pada pemeriksaan didapatkan adanya lesi polimorfik berupa papul dan pustul
dengan gambaran eritema di sekitarnya. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sekitar lesi.
2 minggu yang lalu pasien sudah pernah berobat dan diberi antibiotik. Namun, keluhan
belum membaik. Riwayat alergi (-). Apakah diagnosis pasien tersebut?

A. Tinea barbae
B. Acne vulgaris
C. Dermatitis alergi
D. Tinea fasialis
E. Folikulitis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea barbae

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada bagian
dagu. Pada pemeriksaan didapatkan adanya lesi polimorfik berupa papul dan pustul
dengan gambaran eritema di sekitarnya. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sekitar lesi.
2 minggu yang lalu pasien sudah pernah berobat dan diberi antibiotik. Namun, keluhan
belum membaik. Riwayat alergi (-). Apakah diagnosis pasien tersebut?

JAWABAN

A. Tinea barbae
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANFESTASI Tinea barbae

● Infeksi dermatofita pada area jenggot /kumis


● Tipe :
A. Superficial
i. Makula eritema dengan tepi aktif
disertai papul perifolikuler dan pustul,
alopesia ireversibel
B. Inflammatory
i. Perifolikuler pustul yang berkoalesen
membentuk abses → sinus → scarring
→ alopesia

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea barbae

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea fasialis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

B. Acne vulgaris → inflamasi folikel pilosebasea, efloresensi : komedo white head/ black
head, nodul, pustul, predileksi pada dahi, pipi, dagu, usia remaja-dewasa muda
C. Dermatitis alergi → riwayat atopi (+), lesi simetris, predileksi pada fleksor (dewasa)
dan area wajah (bayi)
D. Tinea fasialis → predileksi pada wajah selain jenggot dan kumis
E. Folikulitis → peradangan folikel rambut, efloresensi : papul eritem dengan 1 buah
rambut ditengahnya

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea barbae

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada bagian
dagu. Pada pemeriksaan didapatkan adanya lesi polimorfik berupa papul dan pustul
dengan gambaran eritema di sekitarnya. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sekitar lesi.
2 minggu yang lalu pasien sudah pernah berobat dan diberi antibiotik. Namun, keluhan
belum membaik. Riwayat alergi (-). Apakah diagnosis pasien tersebut?

JAWABAN

A. Tinea barbae
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Ny. A berusia 20 tahun dengan obesitas, datang ke poli kulit karena mengeluh gatal-gatal di
daerah sela-sela paha. Pasien sering mengenakan jeans ketat meskipun cuaca panas dan
lembab. Pemeriksaan fisik menunjukkan beberapa plak annular dengan skuama di atasnya
dan sentral healing pada paha bagian dalam. Pada pemeriksaan KOH menunjukkan hifa
sejati dengan Arsthospora. Apakah terapi yang tepat yang diberikan kepada pasien?

A. Terbinafin 250mg/hari selama 2 minggu


B. Ketokonazol 100mg/hari selama 1 minggu
C. Itrakonazol 100mg/hari selama 4 minggu
D. Griseofulvin 250 mg/hari selama 4 minggu
E. Selenium sulfida 2.5%
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea kruris

Ny. A berusia 20 tahun dengan obesitas, datang ke poli kulit karena mengeluh gatal-gatal di
daerah sela-sela paha. Pasien sering mengenakan jeans ketat meskipun cuaca panas dan
lembab. Pemeriksaan fisik menunjukkan beberapa plak annular dengan skuama di atasnya
dan sentral healing pada paha bagian dalam. Pada pemeriksaan KOH menunjukkan hifa
sejati dengan Arsthospora. Apakah terapi yang tepat yang diberikan kepada pasien?

JAWABAN

A. Terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Tinea kruris

● Efloresensi : makula eritema berbatas


tegas dengan tepi aktif; pada lesi
kronik dapat ditemui makula
hiperpigmentasi. Dapat disertai
eksoriasi dan infeksi sekunder akibat
garukan
● Predileksi : lipat paha, genital,
bokong, perineum, perut bagian
bawah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea kruris

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea kruris

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

B. Ketokonazol 100mg/hari selama 1 minggu → lihat pembahasan


C. Itrakonazol 100mg/hari selama 4 minggu → lihat pembahasan
D. Griseofulvin 250 mg/hari selama 4 minggu → lihat pembahasan
E. Selenium sulfida 2.5% → lihat pembahasan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea kruris

Ny. A berusia 20 tahun dengan obesitas, datang ke poli kulit karena mengeluh gatal-gatal di
daerah sela-sela paha. Pasien sering mengenakan jeans ketat meskipun cuaca panas dan
lembab. Pemeriksaan fisik menunjukkan beberapa plak annular dengan skuama di atasnya
dan sentral healing pada paha bagian dalam. Pada pemeriksaan KOH menunjukkan hifa
sejati dengan Arsthospora. Apakah terapi yang tepat yang diberikan kepada pasien?

JAWABAN

A. Terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Ny. K, 40 tahun datang dengan keluhan muncul ruam di kaki kirinya. Keluhan tersebut telah
berlangsung sejak 2 minggu lalu hingga sekarang. Keluhan tersebut muncul sejak dia mulai
berjalan di sekitar rumahnya tanpa alas kaki. Kakinya gatal dan telah menyebabkannya
terus-menerus menggaruk daerah yang terkena. Pemeriksaan fisik menunjukkan eritema,
sisik, dan maserasi pada kaki kirinya. Ada temuan serupa di tangan kanannya. Apakah
diagnosis yang di alami pada kaki kiri pasien ?
A. DKA
B. Candidiasis intertriginosa
C. DKI
D. Athlete’s foot
E. Psoriasis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea pedis

Ny. K, 40 tahun datang dengan keluhan muncul ruam di kaki kirinya. Keluhan tersebut telah
berlangsung sejak 2 minggu lalu hingga sekarang. Keluhan tersebut muncul sejak dia mulai
berjalan di sekitar rumahnya tanpa alas kaki. Kakinya gatal dan telah menyebabkannya
terus-menerus menggaruk daerah yang terkena. Pemeriksaan fisik menunjukkan eritema,
sisik, dan maserasi pada kaki kirinya. Ada temuan serupa di tangan kanannya. Apakah
diagnosis yang di alami pada kaki kiri pasien ?

JAWABAN

D. Athlete’s foot
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Athlete’s foot

● Sinonim : athlete’s foot, ringworm of the foot, kutu air


● Dermatofitosis pada kaki, terutama di sela jari dan telapak kaki
● Faktor risiko :
○ Bersepatu tertutup + hygene kaki buruk
○ Pekerja dengan kaki yang selalu basah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Athlete’s foot

● Moccasin foot
○ Predileksi : pada seluruh kaki
○ Efloresensi : Kulit menebal, bersisik, tepi lesi
tampak eritema, papul, vesikel

● Bentuk interdigitalis
○ Predileksi : paling sering di antara jari 4 dan
5
○ Efloresensi : fisura yang dilingkari sisik halus

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Athlete’s foot

● Bentuk vesikobulosa/subakut
○ Predileksi : telapak kaki atau periplantar
○ Efloresensi : vesikel diameter >3mm,
vesikopustul, bula

● Bentuk ulseratif akut


○ Tinea pedis + superinfeksi bakteri Gram (-)
○ Predileksi : permukaan plantar
○ Efloresensi : vesikel, pustul, ulkus purulen

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
PP Athlete’s foot

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Athlete’s foot

● Dapat juga diberikan :


○ Griseovulvin 500 - 1000 mg/hari selama 5-8 minggu

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. DKA → KOH (-), riw kontak dengan alergen (+), bisa sepatu, sandal, kaos kaki benda lain
yang dipakai di kaki
B. Candidiasis intertriginosa → bercak berbatas tegas, bersiisk, basah, eritematosa,
dikelilingi oleh satelit, tersusun korimbiformis
C. DKI → KOH (-), riw kontak dengan iritan (+)
E. Psoriasis → plak tebal berlapis seperti mika, skuama (+), fenomena koebner (+),
fenomena tetesan lilin (+), tanda Auspitz (+)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Athlete’s foot

Ny. K, 40 tahun datang dengan keluhan muncul ruam di kaki kirinya. Keluhan tersebut telah
berlangsung sejak 2 minggu lalu hingga sekarang. Keluhan tersebut muncul sejak dia mulai
berjalan di sekitar rumahnya tanpa alas kaki. Kakinya gatal dan telah menyebabkannya
terus-menerus menggaruk daerah yang terkena. Pemeriksaan fisik menunjukkan eritema,
sisik, dan maserasi pada kaki kirinya. Ada temuan serupa di tangan kanannya. Apakah
diagnosis yang di alami pada kaki kiri pasien ?

JAWABAN

D. Athlete’s foot
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Tn K, 36 th datang berobat dengan keluhan gatal di punggung sejak 1 bulan ini. Pasien
mengeluh gatal semakin mengganggu saat siang hari. Hasil pemeriksaan status lokalis
ditemukan lesi menyebar, annular, konsentris, dan berskuama. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut?

A. Trichopyton gypseum
B. Pitiriasis Versicolor
C. Tinea Imbricata
D. Tinea corporis
E. Pitiriasis Rosea
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea imbricata

Tn K, 36 th datang berobat dengan keluhan gatal di punggung sejak 1 bulan ini. Pasien
mengeluh gatal semakin mengganggu saat siang hari. Hasil pemeriksaan status lokalis
ditemukan lesi menyebar, annular, konsentris, dan berskuama. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut?

JAWABAN

C. Tinea imbricata
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Tinea imbrikata

● Definisi : tinea korporis yang disebabkan oleh


Trichophyton concentricum
● Keluhan : awal penderita akan merasa gatal,
lama-lama tidak gatal
● Efloresensi : papul coklat yang perlahan
membesar → stratum korneum di tengahnya
terlepas dan melebar → proses yang sama
mulai dari tengah sehingga memberikan
gambaran lingkaran-lingkaran skuama yang
konsentris

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea kruris

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Trichopyton gypseum → etiologi dermatofitosis


B. Pitiriasis Versicolor → makula putih/eritema dengan skuama tipis, gatal (+), KOH
spageti and meatball appearance, lampu wood : kuning keemasan
D. Tinea corporis → kurang spesifik
E. Pitiriasis Rosea → herald patch, pohon cemara terbalik

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea imbricata

Tn K, 36 th datang berobat dengan keluhan gatal di punggung sejak 1 bulan ini. Pasien
mengeluh gatal semakin mengganggu saat siang hari. Hasil pemeriksaan status lokalis
ditemukan lesi menyebar, annular, konsentris, dan berskuama. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut?

JAWABAN

C. Tinea imbricata
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

TN. H, 25 tahun mengeluh gatal-gatal terutama saat berkeringat. Pada pemeriksaan


terdapat makula hipopigmentasi berskuama halus di leher, bahu dan punggung
bentuknya macam-macam apabila digaruk akan bersisik, Pemeriksaan dengan KOH 10%
terdapat hifa yang pendek, Apakah diagnosis pada pasien tersebut?

A. Tinea capitis
B. Pitiriasis versicolor
C. Ptiriasis rosea
D. Psoriasis vulgaris
E. Tinea korporis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Pitiriasis versikolor

TN. H, 25 tahun mengeluh gatal-gatal terutama saat berkeringat. Pada pemeriksaan


terdapat makula hipopigmentasi berskuama halus di leher, bahu dan punggung
bentuknya macam-macam apabila digaruk akan bersisik, Pemeriksaan dengan KOH 10%
terdapat hifa yang pendek, Apakah diagnosis pada pasien tersebut?

JAWABAN

B. Pitiriasis versikolor
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pitiriasis versikolor

● Infeksi mikosis superficial e.c. Malassezia furfur


● Epidemiologi : daerah lembap dan suhu hangat
● Faktor risiko
○ Dewasa muda
○ Cuaca panas dan lembap
○ imunodefisiensi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Pitiriasis versikolor

● Anamnesis
○ Bercak putih pada kulit, gatal terutama saat
berkeringat
○ Faktor hygene (sering berkeringat, tidak ganti
baju)
● Eflorensi
○ Makula hipopigmentasi atau warna-warni,
berskuama halus, bentuk bulat atau tidak
beraturan dengan batas tegas.Skuama seperti
sisik dan kadang tampak dengan menggores
kulit (finger nail sign)
○ Predileksi : dada atas, lengan, leher, perut, kaki,
ketiak, lipat paha
DIAGNOSIS KERJA:
PP Pitiriasis versikolor

● Lampu wood : fluoresensi kuning keemasan


● KOH : hifa pendek + spora bulat berkelompok (spaghetti and meatball
appearance)
DIAGNOSIS KERJA:
DD Pitiriasis versikolor

● Vitiligo → penyakit autoimun yg menyebabkan kehilangan pigmen kulit progresif,


KOH (-)
● Dermatitis seboroik → papul + skuama berminyak agak kekuningan, predileksi :
dada, punggung, kepala (daerah bersebum)
● Pitiriasis alba → predileksi wajah, makula hipopigmentasi, KOH (-)
● Morbus hansen → disertai keluhan sensorik (baal, kebas)
● Eritrasma → lampu wood merah coral
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Pitiriasis versikolor

● Mengganti pakaian bila berkeringat, tidak memakai barang pribadi orang lain
(handuk, pakaian)
● Pengobatan topikal
○ Suspensi selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampo, digunakan 2-3x
seminggu. Oleskan pada lesi → diamkan 15-30 menit → mandi
○ Derivat azol topikal (mikonazol, klotrimazol)
● Pengobatan sistemik (bila lesi luas atau pengobatan topikal gagal)
○ Ketokonazol 1x200 mg selama 10 hari
○ Itrakonazol 1x200 mg selama 5-7 hari
JAWABAN LAIN ?

A. Tinea capitis → dermatofitosis, predileksi di kulit kepala (black dot ringworm, grey
patch ringworm, dan kerion)
C. Ptiriasis rosea → pohon cemara terbalik, herald patch
D. Psoriasis vulgaris → plak berskuama tebal seperti mika, fenomena tetesan lilin, tanda
Auspitz, predileksi hairline dan sisi ekstensor ekstremitas
E. Tinea korporis → dermatofitosis, central healing, KOH : hifa panjang

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Pitiriasis versikolor

TN. H, 25 tahun mengeluh gatal-gatal terutama saat berkeringat. Pada pemeriksaan


terdapat makula hipopigmentasi berskuama halus di leher, bahu dan punggung
bentuknya macam-macam apabila digaruk akan bersisik, Pemeriksaan dengan KOH 10%
terdapat hifa yang pendek, Apakah diagnosis pada pasien tersebut?

JAWABAN

B. Pitiriasis versikolor
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

TN A, berumur 24 tahun menderita HIV dengan riwayat pengobatan yang tidak teratur,
datang dengan keluhan odinofagia. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bercak
putih oropharynx, bila di gores akan berdarah. Apakah gambaran yang akan terlihat saat
di lakukan pemeriksaan KOH?
A. Hifa pendek dengan athrospora
B. Hifa panjang spora bergerombol
C. Pseudohifa
D. Hifa panjang bersepta dengan atrospora
E. Hifa panjang bersepta dengan budding yeast
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

TN A, berumur 24 tahun menderita HIV dengan riwayat pengobatan yang tidak teratur,
datang dengan keluhan odinofagia. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bercak
putih oropharynx, bila di gores akan berdarah. Apakah gambaran yang akan terlihat saat
di lakukan pemeriksaan KOH?

JAWABAN

C. Pseudohifa
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

● Nama lain : moniliasis


● Candida merupakan ragi kecil, berbentuk ovoid dan berdinding tipis.
● Dapat dijumpai dalam 3 bentuk : blastospora, pseudohifa, dan hifa.
● Merupakan organisme komensal
● Penyebab infeksi tersering manusia : C. albicans
● Faktor risiko :
○ Imunosupresan (AIDS, DM, steroid jangka panjang, antibiotik spektrum luas,
kemoterapi)
○ Kelembapan
○ Gigi palsu

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

Anamnesis : rasa panas/tidak nyaman pada


mulut, odinofagia, pengecapan menurun, rasa
metal

Eflorensi : pseudomembran putih diskret yang


kemudian dapat berkonfluens. Bila
pseudomembran diangkat akan tampak dasar
eritema di bawahnya.

Predileksi : mukosa bukal, lidah, palatum, dan


gingiva

Fitzpatrick 8th ed; Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PP Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

Sediaan basah KOH 10% :


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

1. Memperbaiki status gizi + hygene oral


2. Kontrol faktor risiko
3. Gentian violet 1% atau Nystatin 100.000-200.000 IU/ml 2-3x/hari selama 3 hari
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I

1. Hindari atau hilangkan faktor predisposisi


2. Topikal :
a. Larutan gentian ungu 0.5-1% untuk mukosa, 1-2% untuk kulit 2x/hari selama 3
hari
b. Nistatin : krim, salap, emulsi
c. Amfoterisin
d. Grup azol (krim/bedak mikonazol 2%, klotrimazol 1%)
3. Sistemik : untuk kandidosis sistemik
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;
JAWABAN LAIN ?

A. Hifa pendek dengan athrospora → tidak tepat


B. Hifa panjang spora bergerombol → tidak tepat
D. Hifa panjang bersepta dengan atrospora → tidak tepat
E. Hifa panjang bersepta dengan budding yeast → tidak tepat

NB :
Hifa panjang + artrospora → dermatofitosis
Hifa pendek + spora berkumpul (spageti and meatball) → pitriasis versikolor

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Kandidiasis mukokutan (oral thrush)

TN A, berumur 24 tahun menderita HIV dengan riwayat pengobatan yang tidak teratur,
datang dengan keluhan odinofagia. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bercak
putih oropharynx, bila di gores akan berdarah. Apakah gambaran yang akan terlihat saat
di lakukan pemeriksaan KOH?

JAWABAN

C. Pseudohifa
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang Wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal pada daerah lipatan
payudara sejak 8 hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa warna kulitnya menjadi
kemerahan. Status Dermatologis didapatkan adanya makula eritema dengan disekitarnya
terdapat lesi eritema multiple tersusun korimbiformis. KOH (+). Pemeriksaan dengan
lampu wood tidak berpendar. Apakah diagnosis yang paling mungkin adalah?
A. Tinea Corporis
B. Eritrasma
C. Candidiasi Kutis
D. Candidiasis Intertriginosa
E. Erisipelas
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Kandidiasis intertriginosa

Seorang Wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal pada daerah lipatan
payudara sejak 8 hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa warna kulitnya menjadi
kemerahan. Status Dermatologis didapatkan adanya makula eritema dengan disekitarnya
terdapat lesi eritema multiple tersusun korimbiformis. KOH (+). Pemeriksaan dengan
lampu wood tidak berpendar. Apakah diagnosis yang paling mungkin adalah?

JAWABAN

D. Kandidiasis intertriginosa
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Kandidiasis Intertriginosa

● Nama lain : moniliasis


● Candida merupakan ragi kecil, berbentuk ovoid dan berdinding tipis.
● Dapat dijumpai dalam 3 bentuk : blastospora, pseudohifa, dan hifa.
● Merupakan organisme komensal
● Penyebab infeksi tersering manusia : C. albicans
● Faktor risiko :
○ Imunosupresan (AIDS, DM, steroid jangka panjang, antibiotik spektrum luas,
kemoterapi)
○ Kelembapan
○ Gigi palsu

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Kandidiasis Intertriginosa

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Kandidiasis Intertriginosa

Eflorensi : bercak berbatas tegas, bersiisk,


basah, eritematosa, dikelilingi oleh satelit
berupa vesikel & pustul, bila pecah
meninggalkan daerah erosif (susunan
korimbiformis)

Predileksi : lipatan kulit (ketiak, lipat paha,


intergluteal, lipat payudara, sela jari
tangan/kaki, glans penis, umbilikus

Fitzpatrick 8th ed; Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PP Kandidiasis Intertriginosa

Sediaan basah KOH 10% :


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Kandidiasis Intertriginosa

1. Hindari atau hilangkan faktor predisposisi


2. Topikal :
a. Larutan gentian ungu 0.5-1% untuk mukosa, 1-2% untuk kulit 2x/hari selama 3
hari
b. Nistatin : krim, salap, emulsi
c. Amfoterisin
d. Grup azol (krim/bedak mikonazol 2%, klotrimazol 1%)
3. Sistemik : bila lesi sangat luas (Amfoterisin B IV)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


JAWABAN LAIN ?

A. Tinea Corporis → central healing, bentuk polisiklik


B. Eritrasma → lampu wood : merah coral
C. Candidiasi Kutis → kurang spesifik
E. Erisipelas → impetigo (infeksi bakteri), KOH (-)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Kandidiasis intertriginosa

Seorang Wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan gatal pada daerah lipatan
payudara sejak 8 hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa warna kulitnya menjadi
kemerahan. Status Dermatologis didapatkan adanya makula eritema dengan disekitarnya
terdapat lesi eritema multiple tersusun korimbiformis. KOH (+). Pemeriksaan dengan
lampu wood tidak berpendar. Apakah diagnosis yang paling mungkin adalah?

JAWABAN

D. Kandidiasis intertriginosa
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang pria berusia 66 tahun datang ke dokter pelayanan primer dengan keluhan lesi di
dalam mulut. Dia tidak yakin kapan gejalanya dimulai, tetapi dia menyangkal trauma
pada mukosa mulutnya. Dia merokok 1 bungkus rokok per hari selama 45 tahun terakhir
dan minum alkohol. Pemeriksaan fisik didapatkan plak putih di mukosa mulut yang sulit
dilepaskan. Dokter menyarankan untuk dirujuk untuk dilakukan biopsi. Apakah diagnosis
pasien tersebut?

A. Eritroplakia
B. Oral Trush
C. Leukoplakia
D. Stomatitis Angularis
E. Ceilitis angularis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Leukoplakia

Seorang pria berusia 66 tahun datang ke dokter pelayanan primer dengan keluhan lesi di
dalam mulut. Dia tidak yakin kapan gejalanya dimulai, tetapi dia menyangkal trauma
pada mukosa mulutnya. Dia merokok 1 bungkus rokok per hari selama 45 tahun terakhir
dan minum alkohol. Pemeriksaan fisik didapatkan plak putih di mukosa mulut yang sulit
dilepaskan. Dokter menyarankan untuk dirujuk untuk dilakukan biopsi. Apakah diagnosis
pasien tersebut?

JAWABAN

C. Leukoplakia
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Leukoplakia

● Leukoplakia : penebalan epitel mukosa mulut yang berasosiasi dengan keganasan


● Leukoplakia terjadi pada 2-4 % populasi → 20-50% terbukti ganas saat dibiopsi
dan 5-18% dinyatakan sebagai hiperkeratosis jinak
● Eritroplakia : leukoplakia yang kehilangan lapisan keratin tebalnya sehingga
tampak kemerahan
● Leukoplakia dan eritroplakia sering ditemukan bersamaan → erythroleukoplakia
● Faktor risiko
○ Merokok
○ Alkohol
○ Laki-laki

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Leukoplakia

● Efloresensi : plak putih yang sulit diangkat, homogen ataupun inhomogen, tidak
nyeri. Dapat disertai fisur, nodul, area eritema, dan permukaan yang kasar.
● Predileksi : seluruh area mukosa mulut (lidah, mukosa bukal, labial, palatum, dll)
● Kondisi yang berpotensi keganasan
○ Usia lanjut
○ Wanita
○ Bukan perokok
○ Ukuran besar
○ Lokasi (ventral lidah, dasar mulut,
palatum mole)
○ Erythroleukoplakia
○ Morfologi inhomogen
Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DD Leukoplakia

● Oral thrush → plak putih, dapat diangkat, meninggalkan daerah erosif, KOH (+)
pesudohifa dan blastospora, berasosiasi dengan imunokompromais serta oral
hygene yang buruk.

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Leukoplakia

● Biopsi periodik untuk memantau progresivitas perubahan sel


● Eksisi (masih kontroversial)
○ Pada daerah yang memiliki risiko tinggi transformasi keganasan (ventral lidah,
dasar mulut, palatum mole) → eksisi
○ Lesi rekuren → eksisi beberapa mm dari lesi
● Stop merokok dan alkohol

Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Eritroplakia → lesi eritematous, potensi transformasi keganasan lebih besar dibanding


leukoplakia
B. Oral Trush → plak putih, dapat diangkat, meninggalkan daerah erosif, KOH (+)
pesudohifa dan blastospora, berasosiasi dengan imunokompromais serta oral
hygene yang buruk.
D. Stomatitis Angularis → fisur pada sudut bibir dapat unilateral maupun bilateral
E. Ceilitis angularis → sinonim stomatitis angularis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Leukoplakia

Seorang pria berusia 66 tahun datang ke dokter pelayanan primer dengan keluhan lesi di
dalam mulut. Dia tidak yakin kapan gejalanya dimulai, tetapi dia menyangkal trauma
pada mukosa mulutnya. Dia merokok 1 bungkus rokok per hari selama 45 tahun terakhir
dan minum alkohol. Pemeriksaan fisik didapatkan plak putih di mukosa mulut yang sulit
dilepaskan. Dokter menyarankan untuk dirujuk untuk dilakukan biopsi. Apakah diagnosis
pasien tersebut?

JAWABAN

C. Leukoplakia
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Ny P. berusia 30 tahun datang ke dokter kulit untuk ruam putih di kukunya. Pasien
melaporkan bahwa dia memiliki riwayat tinea pedis dan tinea manum dan berpikir
bahwa ini mungkin berhubungan. Pada pemeriksaan fisik, jari kirinya yang keempat dan
kelima memiliki perubahan warna kuku yang tipis, putih, dan seperti bubuk. Apakah
terapi yang diberikan untuk pasien ?

A. Tablet Griseovulfin 500 mg/hari selama 4 minggu


B. Tablet Ketoconazol 150 mg/hari selama 3 minggu
C. Selenium Sulfida sampoo sampai lesi hilang
D. Tablet terbinafine 250 mg /hari selama 12 minggu
E. Tablet albendazole 400 mg selama 3 hari
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea unguium

Ny P. berusia 30 tahun datang ke dokter kulit untuk ruam putih di kukunya. Pasien
melaporkan bahwa dia memiliki riwayat tinea pedis dan tinea manum dan berpikir
bahwa ini mungkin berhubungan. Pada pemeriksaan fisik, jari kirinya yang keempat dan
kelima memiliki perubahan warna kuku yang tipis, putih, dan seperti bubuk. Apakah
terapi yang diberikan untuk pasien ?

JAWABAN

D. Tablet terbinafine 250 mg /hari selama 12 minggu


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatofitosis

● Kelainan kulit akibat infeksi jamur dermatofita yang mencerna keratin


● Etiologi : Trichophyton sp., Microsporum sp., Epidermophyton sp.
● Penularan melalui kontak langsung
● Faktor risiko
○ Lingkungan lembap dan panas
○ Imunodefisiensi
○ Obesitas
○ DM
○ Hygene buruk
● Bentuk lesi secara umum : polisiklik dengan tepi lesi aktif dan central healing
disertai skuama halus di tengahnya
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatofitosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Tinea Unguium

● Moccasin foot
○ Predileksi : pada seluruh kaki
○ Efloresensi : Kulit menebal, bersisik, tepi lesi
tampak eritema, papul, vesikel

● Bentuk interdigitalis
○ Predileksi : paling sering di antara jari 4 dan
5
○ Efloresensi : fisura yang dilingkari sisik halus

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
PP Tinea Unguium

● Pemeriksaan langsung
○ Sediaan
i. Kerokan kulit → rambut yang kelainan dicabut,
kulit di daerah tersebut di kerok
ii. Kuku
iii. Rambut
○ Bahan
i. KOH 10% → sediaan rambut
ii. KOH 20% → sediaan kuku dan kulit
○ Hasil : Hifa panjang, bersekat, bercabang (double
contour) dengan artrospora
● Biakan
○ Medium : agar dextrose Saboraud

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tinea Unguium

● Dapat juga diberikan dosis denyut 3 bulan → 3 tahap terapi dengan interval 1
bulan. Setiap tahap diberikan Itrakonazol 2x200 mg selama 7 hari
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Tablet Griseovulfin 500 mg/hari selama 4 minggu → tidak tepat


B. Tablet Ketoconazol 150 mg/hari selama 3 minggu → tidak tepat
C. Selenium Sulfida sampoo sampai lesi hilang → tidak tepat
E. Tablet albendazole 400 mg selama 3 hari → tidak tepat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea unguium

Ny P. berusia 30 tahun datang ke dokter kulit untuk ruam putih di kukunya. Pasien
melaporkan bahwa dia memiliki riwayat tinea pedis dan tinea manum dan berpikir
bahwa ini mungkin berhubungan. Pada pemeriksaan fisik, jari kirinya yang keempat dan
kelima memiliki perubahan warna kuku yang tipis, putih, dan seperti bubuk. Apakah
terapi yang diberikan untuk pasien ?

JAWABAN

D. Tablet terbinafine 250 mg /hari selama 12 minggu


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Tn. R, umur 45 tahun datang dengan keluhan terdapat bercak merah di lengan kiri,
bercak dirasakan gatal terutama saat berkeringat dan basah. Pasien sebelumnya sudah
mendapat terapi hidrokortison dari apotek tetapi bercak tidak menghilang namun
semakin bertambah. Apa penanganan yang tepat pada kasus di atas?
A. Diobati dengan pemberian antibiotik topikal
B. Menjaga kelembapan kulit
C. Menggunakan pelindung kulit dari sinar matahari
D. Stop Penggunaan steroid
E. Menjaga kebersihan kulit
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Tinea inkognito

Tn. R, umur 45 tahun datang dengan keluhan terdapat bercak merah di lengan kiri,
bercak dirasakan gatal terutama saat berkeringat dan basah. Pasien sebelumnya sudah
mendapat terapi hidrokortison dari apotek tetapi bercak tidak menghilang namun
semakin bertambah. Apa penanganan yang tepat pada kasus di atas?

JAWABAN

D. Stop penggunaan steroid


DIAGNOSIS KERJA:
DEFINISI Tinea inkognito

● Dermatofitosis yang diobati dengan


kortikosteroid
● Efloresensi : gambaran khas tinea (lesi
polisiklik berbatas tegas dengan tepi
aktif dan central healing) hilang karena
efek anti inflamasi dari kortikosteroid.
● Lesi yang awalnya berbatas tegas
menjadi kabur dan meluas

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


JAWABAN LAIN ?

A. Diobati dengan pemberian antibiotik topikal → untuk pioderma, tampak tanda


inflamasi pada lesi kulit (pustul, abses), keluhan lebih dominan nyeri daripada gatal
B. Menjaga kelembapan kulit → untuk dermatitis atopi
C. Menggunakan pelindung kulit dari sinar matahari → untuk SLE, melasma,
hiperpigmentasi pasca inflamasi, luka bakar
E. Menjaga kebersihan kulit → untuk semua kondisi kulit harus dilakukan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Tinea inkognito

Tn. R, umur 45 tahun datang dengan keluhan terdapat bercak merah di lengan kiri,
bercak dirasakan gatal terutama saat berkeringat dan basah. Pasien sebelumnya sudah
mendapat terapi hidrokortison dari apotek tetapi bercak tidak menghilang namun
semakin bertambah. Apa penanganan yang tepat pada kasus di atas?

JAWABAN

D. Stop penggunaan steroid


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang pria berusia 66 tahun datang ke dokter pelayanan primer dengan keluhan lesi di
dalam mulut. Pemeriksaan fisik didapatkan plak kemerahan homogen dengan
permukaan halus. Pada pemeriksaan HistoPA ditemukan gambaran yang sesuai dengan
kasus Squamous Cell Ca. Apakah diagnosis pasien tersebut adalah
A. Eritroplakia
B. Oral Trush
C. Leukoplakia
D. Stomatitis Angularis
E. Ceilitis angularis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Eritroplakia

Seorang pria berusia 66 tahun datang ke dokter pelayanan primer dengan keluhan lesi di
dalam mulut. Pemeriksaan fisik didapatkan plak kemerahan homogen dengan
permukaan halus. Pada pemeriksaan HistoPA ditemukan gambaran yang sesuai dengan
kasus Squamous Cell Ca. Apakah diagnosis pasien tersebut adalah

JAWABAN

A. Eritroplakia
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Eritroplakia

● Eritroplakia : makula eritema pada mukosa mulut yang tidak bisa dikatagorikan
sebagai kelainan yang disebabkan oleh inflamasi, vaskular, atau trauma
● Leukoplakia dan eritroplakia sering ditemukan bersamaan → erythroleukoplakia
● Mayoritas eritroplakia menunjukkan gambaran karsinoma sel skuamosa atau
karsinoma in situ pada saat biopsi (lesi pre-kanker)
● Faktor risiko
○ Merokok
○ Alkohol
○ Middle-aged

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Eritroplakia

● Efloresensi : makula eritema soliter, batas tegas, permukaan licin dan homogen,
diameter kurang lebih 1.5-4 cm, asimptomatik, pada perabaan lembut dan seperti
beludru, bila ada indurasi → curiga keganasan
● Predileksi : palatum durum, dasar mulut, mukosa bukal

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Leukoplakia

● Biopsi periodik untuk memantau progresivitas perubahan sel


● Eksisi (masih kontroversial)
○ Pada daerah yang memiliki risiko tinggi transformasi keganasan (ventral lidah,
dasar mulut, palatum mole) → eksisi
○ Lesi rekuren → eksisi beberapa mm dari lesi
● Stop merokok dan alkohol

Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

B. Oral Trush → plak putih, dapat diangkat, meninggalkan daerah erosif, KOH (+)
pesudohifa dan blastospora, berasosiasi dengan imunokompromais serta oral
hygene yang buruk.
C. Leukoplakia → plak putih, sulit diangkat, berasosiasi dengan rokok dan alkohol,
potensi tranformasi keganasan (+)
D. Stomatitis Angularis → fisur pada sudut bibir, unilateral maupun bilateral
E. Ceilitis angularis → sinonim stomatitis angularis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Eritroplakia

Seorang pria berusia 66 tahun datang ke dokter pelayanan primer dengan keluhan lesi di
dalam mulut. Pemeriksaan fisik didapatkan plak kemerahan homogen dengan
permukaan halus. Pada pemeriksaan HistoPA ditemukan gambaran yang sesuai dengan
kasus Squamous Cell Ca. Apakah diagnosis pasien tersebut adalah

JAWABAN

A. Eritroplakia
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Anak laki-laki, datang dengan keluhan gatal-gatal diseluruh badan, dirasakan terutama
pada malam hari. Ditemukan di sela jari tangan luka bekas garukan yang membuat
pasien susah untuk menulis. Teman-temanya dipondok juga mengalami hal yang sama.
Adik pasien yang baru berusia 1.5 bulan tertular gatal yang sama seperti kakaknya. Gatal
muncul terutama di tangan dan gentalia adiknya. Apa obat yang dpat diberikan untuk
adik anak tersebut?
A. Permetrine 5 %
B. Permetrine 1 %
C. Sulfur Presipitatum 5%
D. Sullfur Presipitatum 1 %
E. Benzil benzoat 5%
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Skabies

Anak laki-laki, datang dengan keluhan gatal-gatal diseluruh badan, dirasakan terutama
pada malam hari. Ditemukan di sela jari tangan luka bekas garukan yang membuat
pasien susah untuk menulis. Teman-temanya dipondok juga mengalami hal yang sama.
Adik pasien yang baru berusia 1.5 bulan tertular gatal yang sama seperti kakaknya. Gatal
muncul terutama di tangan dan gentalia adiknya. Apa obat yang dpat diberikan untuk
adik anak tersebut?

JAWABAN

C. Sulfur precipitatum 5%
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Skabies

● Infeksi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var hominis dan produknya
● Sarcoptes scabei merupakan tungau kecil, translusen. Tungau hidup pada stratum
korneum, menggali terowongan sambil meletakkan telurnya
● Faktor risiko :
○ Sosial ekonomi rendah
○ Hygene buruk
○ Promiskuitas
● Transmisi
○ Kontak langsung (kulit-kulit)
○ Kontak tidak langsung (melalui benda, misalnya handuk, kasur)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Skabies

● Diagnosis skabies ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal berikut :


○ Pruritus nokturna
○ Menyerang manusia secara kelompok
○ Ada terowongan (kunikulus) warna putih keabuan dan diujung terowongan
ditemukan papul atau vesikel. Predileksi : sela jari tangan, pergelangan tangan,
siku, lipat ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genital eksterna.
○ Menemukan tungau

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Skabies

● Obat topikal
○ Sulfur presipitatum 4-20% (salap/krim)
■ Tidak efektif untuk stadium telur → penggunaan 3 hari; aman untuk anak < 2 th
○ Benzil benzoat 20-25% (emulsi)
■ Efektif untuk semua stadium, oles tiap malam selama 3 hari
○ Gameksan 1% (krim/lotio)
■ Efektif untuk semua stadium; tidak dianjurkan untuk anak <6th dan wanita hamil
○ Krotamiton 10% (krim/lotio)
○ Permetrin 5% (krim)
■ Efektif untuk semua stadium; oleskan seluruh tubuh, diamkan 10 jam → bilas;
tidak dianjurkan untuk bayi <2 bulan
NB : Semua anggota keluarga harus diobati

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


JAWABAN LAIN ?

A. Permetrine 5 % → tidak dianjurkan pada anak <2 th


B. Permetrine 1 % → konsentrasi tidak tepat; permetrin tidak dianjurkan pada anak <2
th
D. Sulfur Presipitatum 1% → konsentrasi tidak tepat (seharusnya 4-20%)
E. Benzil benzoat 5% → konsentrasi tidak tepat (seharusnya 20-25%)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia


DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Skabies

Anak laki-laki, datang dengan keluhan gatal-gatal diseluruh badan, dirasakan terutama
pada malam hari. Ditemukan di sela jari tangan luka bekas garukan yang membuat
pasien susah untuk menulis. Teman-temanya dipondok juga mengalami hal yang sama.
Adik pasien yang baru berusia 1.5 bulan tertular gatal yang sama seperti kakaknya. Gatal
muncul terutama di tangan dan gentalia adiknya. Apa obat yang dpat diberikan untuk
adik anak tersebut?

JAWABAN

C. Sulfur precipitatum 5%
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang siswa SMA, datang ke poliklinik, setelah mengikuti kegiatan perkemahan


menyambut hari pramuka. Siswa tersebut mengeluh pada kulit belakang leher terasa
gatal, pedih, dan terdapat bekas luka di tengkuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Pemeriksaan fisis didapatkan papul-papul eritema ditengah tampak bintik nekrosis.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. Dermatitis Atopi
B. Cutaneus larva migrans
C. Dermatitis Insect Bite
D. Dermatitis Kontak Iritan
E. Dermatitis Venenata
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Dermatitis insect bite

Seorang siswa SMA, datang ke poliklinik, setelah mengikuti kegiatan perkemahan


menyambut hari pramuka. Siswa tersebut mengeluh pada kulit belakang leher terasa
gatal, pedih, dan terdapat bekas luka di tengkuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Pemeriksaan fisis didapatkan papul-papul eritema ditengah tampak bintik nekrosis.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?

JAWABAN

C. Dermatitis Insect Bite


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Tungiasis (insect bite)

● Tungiasis disebabkan oleh Tunga penetrans


(sand-flea, jigger) yang hidup di daerah
tropis.
● Tungau betina mempenetrasi kulit manusia
untuk meletakkan telur
● Predileksi : kaki, subungual, atau permukaan
tubuh yang berkontak dengan tanah
● Efloresensi : papul eritem solter atau
multipel yang membesar dalam seminggu →
papul menjadi putih kekuningan dan nyeri

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Tungiasis (insect bite)

● Eksisi papul
● Membunuh tungau dewasa dengan cryotherapy atau agen topikal
● Profilaksis tetanus
● Antibiotik bila disertai infeksi sekunder

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Dermatitis Atopi → riwayat atopi (+), lesi simetris, predileksi pada fleksor (dewasa)
dan area wajah (bayi)
B. Cutaneus larva migrans → lesi berbentuk serpingiosa
D. Dermatitis Kontak Iritan → riw kontak iritan (+)
E. Dermatitis Venenata → lesi bentuk memanjang, etiologi : serangga (tomcat)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI

Seorang siswa SMA, datang ke poliklinik, setelah mengikuti kegiatan perkemahan


menyambut hari pramuka. Siswa tersebut mengeluh pada kulit belakang leher terasa
gatal, pedih, dan terdapat bekas luka di tengkuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Pemeriksaan fisis didapatkan papul-papul eritema ditengah tampak bintik nekrosis.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?

JAWABAN

C. Dermatitis Insect Bite


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang pria 24 tahun, bekerja di Bekasi sebagai operator alat berat. Istrinya tinggal di Tegal
bersama kedua orang tuanya dan anaknya yang masih kecil. Ia datang ke poliklinik dengan
keluhan gatal dialat kelamin. Pasien mengeluh terdapat bercak darah dicelana dalamnya.
Riwayat pasien kemarin menginap di motel bersama PSK. Pemeriksaan fisik didapatkan kulit
kemerahan bekas garukan terutama didaerah genital yang berambut. Apakah diagnosis yang
paling tepat ?
A. Herpes Simpleks
B. Pedikulosis pubis
C. Sifilis
D. Folikulitis
E. Pedikulosis corporis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Pedikulosis pubis

Seorang pria 24 tahun, bekerja di Bekasi sebagai operator alat berat. Istrinya tinggal di Tegal
bersama kedua orang tuanya dan anaknya yang masih kecil. Ia datang ke poliklinik dengan
keluhan gatal dialat kelamin. Pasien mengeluh terdapat bercak darah dicelana dalamnya.
Riwayat pasien kemarin menginap di motel bersama PSK. Pemeriksaan fisik didapatkan kulit
kemerahan bekas garukan terutama didaerah genital yang berambut. Apakah diagnosis yang
paling tepat ?

JAWABAN

B. Pedikulosis pubis
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Pedikulosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pedikulosis pubis

● Infeksi rambut genital manusia oleh Phytirus pubis


● Faktor risiko
○ Dewasa usia reproduktif
○ Multipartner seksual
○ Hygene buruk
○ Anak-anak; predileksi pada alis dan bulu mata (ditularkan oleh orang tua)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Pedikulosis pubis

● Anamnesis
○ Gatal pada area kemaluan, dapat meluas hingga perut
○ Tanda patogomonik : black dot (bercak darah hitam pada celana dalam, terutama
saat bangun tidur)
● PF
○ Bercak abu-abu atau kebiruan (makula serulae) pada daerah pubis.
○ Pembengkakan KGB sekitar
○ Menemukan kutu/telur pada rambut pubis

NB : gatal timbul karena ekskreta dan liur kutu saat menghisap darah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Pedikulosis pubis

Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Pedikulosis pubis

● Edukasi hygene (pakaian dalam dicuci air panas, disetrika, rambut pubis dicukur)
● Abstinensia + pasangan seksual sebaiknya diperiksa
● Pedikulosid topikal
○ Gameksan 1% krim
■ Oleskan pada area pubis → diamkan 24 jam → bilas
■ Dapat diulang 4 hari kemudian bila belum sembuh
○ Benzil benzoat 25% emulsi
● Antibiotika sistemik/topikal (bila infeksi sekunder)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Herpes Simpleks → vesikel bergerombol, gejala prodromal (+), predileksi : mulut, hidung
(HSV tipe 1), genital (HSV tipe 2)
C. Sifilis → keluhan utama : ulkus genital bulat, soliter, tidak nyeri (st 1); gejala sistemik,
condyloma lata (st 2); guma (st 3); pemeriksaan VDRL, TPHA
D. Folikulitis → papul/pustul, ditengahnya terdapat rambut
E. Pedikulosis corporis → predileksi pada batang tubuh, terutama lipatan pakaian, banyak
terjadi di lingkungan dingin

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Pedikulosis pubis

Seorang pria 24 tahun, bekerja di Bekasi sebagai operator alat berat. Istrinya tinggal di Tegal
bersama kedua orang tuanya dan anaknya yang masih kecil. Ia datang ke poliklinik dengan
keluhan gatal dialat kelamin. Pasien mengeluh terdapat bercak darah dicelana dalamnya.
Riwayat pasien kemarin menginap di motel bersama PSK. Pemeriksaan fisik didapatkan kulit
kemerahan bekas garukan terutama didaerah genital yang berambut. Apakah diagnosis yang
paling tepat ?

JAWABAN

B. Pedikulosis pubis
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang Bayi berusia 6 bulan dibawa ke Puskesmas oleh ibunya dengan ruam merah
ditungkai bawah setelah beberapa hari diberikan MPASI yaitu bubur susu yang
mengandung susu sapi. Riwayat kakaknya alergi susu sapi dan memiliki asma dan ibu
menderita rhinitis alergi. Ruam merah tidak sampai mulut. Apakah diagnosis pasien
tersebut ?
A. Erisipelas
B. Dermatitis atopik
C. Ptiriasis versikolor
D. TEN
E. SSSS
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Dermatitis atopi

Seorang Bayi berusia 6 bulan dibawa ke Puskesmas oleh ibunya dengan ruam merah
ditungkai bawah setelah beberapa hari diberikan MPASI yaitu bubur susu yang
mengandung susu sapi. Riwayat kakaknya alergi susu sapi dan memiliki asma dan ibu
menderita rhinitis alergi. Ruam merah tidak sampai mulut. Apakah diagnosis pasien
tersebut ?

JAWABAN

B. Dermatitis atopi
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatitis atopi

● Definisi : peradangan kulit berulang dan kronis dengan disertai gatal yang sering
berhubungan dengan peningkatan IgE serum. Predileksi berbeda-beda
berdasarkan usia
● Umumnya terjadi selama bayi dan anak-anak
● Faktor risiko :
○ Riwayat atopi keluarga
○ Wanita
○ Faktor lingkungan, sosio-ekonomi, pendidikan
○ Sensitif terhadap wol, bulu hewan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis atopi

● Anamnesis
○ Keluhan : gatal hilang timbul sepanjang hari, umumnya berat pada malam hari
○ Riwayat cemas, frustasi, agresif, tertekan
○ Pemicu : makanan (telur, susu, kacang), tungau debu rumah, ISPA
● PF
○ Tanda patognomonis kulit penderita DA
i. Kering
ii. Pucat
iii. Jari tangan teraba dingin
iv. Papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi, krusta pada predileksi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PREDILEKSI Dermatitis atopi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Dermatitis atopi

● Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor (Kriteria
Hanifin dan Rajka)
● Kriteria mayor ● Kriteria minor
○ Pruritus ○ Xerosis
○ Dermatitis di muka/ekstensor ○ Infeksi kulit (khususnya S. aureus /
pada bayi dan anak HSV)
○ Iktiosis/hiperliniar palmaris/
○ Dermatitis di fleksura pada
keratosis pilaris
dewasa ○ Pitriasis alba
○ Dermatitis kronik atau berulang ○ Dermatitis di papila mammae
○ Riwayat atopi keluarga ○ White demographism dan delayed
blanch response
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Dermatitis atopi

● Kriteria minor
○ Keilitis ○ Perjalanan penyakit dipengaruhi
○ Lipatan infra-orbital Dennie-Morgan faktor lingkungan dan atau emosi
○ Konjungtivitis berulang ○ Tes kulit tipe dadakan positif
○ Keratokonus ○ Kadar IgE serum meningkat
○ Katarak subkapsular anterior ○ Awitan usia dini
○ Orbita gelap
○ Muka pucat/eritem
○ Gatal bila berkeringat
○ Intolerans thd wol/pelarut lemak
○ Aksentuasi perifolikular
○ Hipersensitif thd makanan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Dermatitis atopi

● Untuk bayi diagnosis 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor; kriteria dimodifikasi
menjadi
● Kriteria mayor ● Kriteria minor
○ Pruritus ○ Xerosis/ iktiosis/ hiperliniar
○ Dermatitis di muka/ekstensor palmaris
○ Riwayat atopi keluarga ○ Aksentuasi perifolikuler
○ Fisura belakang telinga
○ Skuama di skalp kronis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS Dermatitis atopi

White
Hiperlinear dermographism
palmaris

Lipatan Dennie- Cheilitis


Morgan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Dermatitis atopi

● Modifikasi gaya hidup (hindari pencetus dan benda iritan, memakai sabun pH
netral dan pelembap, hygene, menghindari stress)
● Farmakoterapi
○ Topikal
i. Hidrasi kulit (hidrofilik urea 10% krim)
ii. Steroid topikal (bayi → steroid potensi rendah : hidrokortison 1-2.5%;
remaja & dewasa → steroid potensi menengah : triamsinolon; pada wajah,
intertriginosa, kelamin → steroid potensi rendah). Untuk mencegah
kambuh, cukup digunakan 2x/minggu dengan steroid potensi rendah.
iii. Kompres dengan larutan permanganas kalikus 1:5000 untuk lesi akut
iv. Antibiotik topikal bila disertai infeksi sekunder

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Dermatitis atopi

○ Sistemik
i. Steroid hanya untuk eksaserbasi akut, jangka pendek, dosis rendah →
dermatitis sudah terkendali → segera tappering off dan ganti dengan
topikal
ii. Antihistamin (CTM 3x4 mg/Cetirizine 1x10 mg/Loratadin 1x10 mg maks 2
minggu)
iii. Antibiotik bila infeksi sekunder
iv. Interferon
v. Siklosporin 5mg/kg jangka pendek (bila tidak dapat dikendalikan dengan
pengobatan konvensional)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Erisipelas → pioderma, lesi kulit merah cerah, berbatas tegas, didahului trauma
C. Ptiriasis versikolor → infeksi jamur, lampu wood berwarna kuning keemasan, KOH:
spagetti and meatball
D. TEN → epidermolisis generalisata, menyerang mukosa, luas >30%
E. SSSS → staphylococcal scalded skin syndrome; terjadi pada anak < 5 th, demam tinggi
+ ISPA → eritema → bula generalisata, nikolsky sign (+), tidak menyerang mukosa

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Dermatitis atopi

Seorang Bayi berusia 6 bulan dibawa ke Puskesmas oleh ibunya dengan ruam merah
ditungkai bawah setelah beberapa hari diberikan MPASI yaitu bubur susu yang
mengandung susu sapi. Riwayat kakaknya alergi susu sapi dan memiliki asma dan ibu
menderita rhinitis alergi. Ruam merah tidak sampai mulut. Apakah diagnosis pasien
tersebut ?

JAWABAN

B. Dermatitis atopi
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki 25 tahun baru saja bertunangan 1 bulan yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu
merasa gatal dan panas di jari manis pasien. Panas di rasakan di area cincin berbahan
emas putih yang biasa dikenakan. Lesi kulit yang tampak berupa makula eritema difus,
papul diskret merata sepanjang area sekitar cincin. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?

A. Dermatitis Numularis
B. Dermatitis Kontak iritan
C. Dermatitis Kontak alergi
D. Dermatitis Atopi
E. Dermatitis Venenata
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Dermatitis kontak alergi

Seorang laki-laki 25 tahun baru saja bertunangan 1 bulan yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu
merasa gatal dan panas di jari manis pasien. Panas di rasakan di area cincin berbahan
emas putih yang biasa dikenakan. Lesi kulit yang tampak berupa makula eritema difus,
papul diskret merata sepanjang area sekitar cincin. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?

JAWABAN

C. Dermatitis kontak alergi


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatitis kontak alergi

● Definisi : reaksi peradangan kulit imunologik karena reaksi hipersensitivitas,


didahului oleh proses sensitisasi oleh alergen (umumnya berlangsung 2-3 minggu)
→ fase sensitisasi
● Bila terpapar alergen yang sama, akan timbul lesi kulit dalam 24-48 jam → fase
elisitasi
● Faktor risiko
○ Individu yang telah tersensitisasi dan terpapar alergen serupa
○ Riwayat atopi keluarga (+)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatitis kontak alergi

● Etiologi yang sering


○ Tangan dan lengan → jam tangan (nikel), deodoran, latex pada sarung tangan
○ Wajah → bahan kosmetik, bingkai kacamata (nikel), lipstik, cat rambut
○ Telinga → anting, alat bantu dengar, gagang telepon, cat rambut
○ Leher → kalung, parfum
○ Badan → bahan tekstil, kancing logam, karet
○ Genital → kondom, pembalut
○ Tungkai bawah → dompet, tekstil, sepatu/sandal

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis kontak alergi

● Anamnesis
○ Keluhan gatal (+); keparahan bervariasi.
○ Riwayat bahan/barang yang pernah digunakan (perhiasan, kosmetik, logam)
○ Riwayat alergi keluarga
● PF
○ Lesi dapat bersifat akut (bercak eritema batas tegas → papulovesikel/bula →
oozing) maupun kronik (kulit kering, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi)
○ Tanda patognomonis : lesi sesuai dengan benda yang menempel pada kulit
(misal lesi melingkar di leher kemungkinan alergi terhadap kalung, dsb)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis kontak alergi

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PP Dermatitis kontak alergi

● Uji tempel, yang harus diperhatikan


○ Dermatitis harus sudah tenang
○ Dilakukan sekurang-kurangnya 1 minggu setelah
steroid sistemik dihentikan
○ Uji tempel dibuka setelah 2 hari; dibaca hari ke-3
s.d. Ke-7
○ Dilarang mandi selama 2 hari pertama uji tempel
dan menjaga punggung kering hingga akhir
pembacaan uji tempel
○ Tidak boleh dilakukan pada penderita yang
memiliki riwayat tipe urtikaria dadakan
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Dermatitis kontak alergi

● Topikal
○ Pelembap krim hidrofilik urea 10%
○ Steroid : desonid krim 0.05% atau fluosinolon asetonid 0.025%
○ Pada DKA kronik dengan likenifikasi/hiperpigmentasi → steroid kuat
(betametason valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%)
○ Antibiotik topikal bila ada infeksi sekunder
● Sistemik
○ Antihistamin : loratadine 1x10 mg selama maksimal 2 minggu

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Dermatitis Numularis → lesi bentuk koin/lonjong, lesi papulovesikel mudah pecah →


oozing
B. Dermatitis Kontak iritan → riwayat terpapar zat iritan (+) misal detergen, pelarut,
asam/basa
D. Dermatitis Atopi → riw atopi (+), kulit kering, predileksi pada fleksor (dewasa)
E. Dermatitis Venenata → riwayat terkena serangga (+)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Dermatitis kontak alergi

Seorang laki-laki 25 tahun baru saja bertunangan 1 bulan yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu
merasa gatal dan panas di jari manis pasien. Panas di rasakan di area cincin berbahan
emas putih yang biasa dikenakan. Lesi kulit yang tampak berupa makula eritema difus,
papul diskret merata sepanjang area sekitar cincin. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?

JAWABAN

C. Dermatitis kontak alergi


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang perempuan 23 thn datang ke poliklinik dg keluhan gatal pada jari telunjuk dan
jempolnya. Pasien bekerja di pabrik textil bertugas menempelkan label pada kain dengan
lem. Pasien tidak menggunakan sarung tangan saat menepelkan label. Pada pemfis pada
kedua jari telunjuk dan jempol pasien tampak lesi distribusi lateral, plakat dengan
effloresensi polimorfik: plak eritem, papul2 eritem, vesikel, skuama dan erosi tdk
berbatas tegas. Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. Dermatitis numularis
B. Dermatitis kontak alergi
C. Dermatitis atopi
D. Dermatitis seboroik
E. Dermatitis kontak iritan
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Dermatitis kontak iritan

Seorang perempuan 23 thn datang ke poliklinik dg keluhan gatal pada jari telunjuk dan
jempolnya. Pasien bekerja di pabrik textil bertugas menempelkan label pada kain dengan
lem. Pasien tidak menggunakan sarung tangan saat menepelkan label. Pada pemfis pada
kedua jari telunjuk dan jempol pasien tampak lesi distribusi lateral, plakat dengan
effloresensi polimorfik: plak eritem, papul2 eritem, vesikel, skuama dan erosi tdk
berbatas tegas. Apakah diagnosis yang paling tepat ?

JAWABAN

E. Dermatitis kontak iritan


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Dermatitis kontak iritan

● Reaksi peradangan kulit non- ● Faktor risiko


imunologik secara langsung TANPA ○ Pekerjaan
sensitisasi, dapat terjadi pada SEMUA ○ Durasi kontak dengan zat iritan
orang ○ Oklusi, gesekan, trauma fisik
● Etiologi : semua bahan yang bersifat ○ Suhu dan kelembapan
iritan ○ Riwayat dermatitis atopik
○ Bahan pelarut/zat kimia
○ Deterjen
○ Asam/basa

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis kontak iritan

● Anamnesis
○ Riwayat pekerjaan, jenis zat
○ Keluhan dapat bervariasi (iritan kuat → gejala akut, iritan lemah → gejala
kronis)
○ Gejala umum : bercak kemerahan disertai gatal/pedih/panas pada daerah
yang kontak dengan iritan
● Pada DKI akut pasien masih dapat mengingat zat penyebab
● Pada DKI kronik manifestasi kurang khas, sulit dibedakan dengan DK alergi →
perlu uji tempel

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Dermatitis kontak iritan

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis kontak iritan

● DKI akut (iritan kuat mis : asam kuat)


○ Lesi langsung muncul segera setelah kontak
○ Bahan iritan kuat misal larutan asam klorida, asam sulfat
○ Efloresensi : eritema, edema, bula, kadang disertai
nekrosis
○ Tepi lesi umumnya berbatas tegas dan asimetris
● DKI akut lambat
○ Lesi muncul 8-24 jam setelah kontak
○ Bahan iritan : podofilin, tretionin, etilen oksida, dll;
kadang disebabkan oleh serangga (D. venenata)
○ Awalnya eritema → vesikel s.d. nekrosis
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis kontak iritan

● DKI kronik
○ Kontak berulang dengan iritan lemah (deterjen, pelarut, air, dll)
○ Predileksi umumnya di tangan
○ Lesi muncul berminggu-minggu atau bulan bahkan bertahun-tahun kemudian
○ Efloresensi : kulit retak (fisur), kulit kering atau skuama tanpa eritema
● Reaksi iritan
○ Dermatitis subklinis pada orang dengan pekerjaan basah (penata rambut,
pekerja logam)
○ Efloresensi : awalnya lesi monomorfik dapat berupa eritema, skuama, vesikel,
pustul, erosi
○ Umumnya dapat sembuh sendiri namun menimbulkan penebalan kulit
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Dermatitis kontak iritan

● DKI traumatik
○ Lesi berkembang lambat setelah trauma panas/laserasi
○ Gejala seperti dermatitis numularis (lesi akut dan basah)
○ Penyembuhan lambat (min 6 minggu)
● DKI non eritematosa
○ Efloresensi : skuama ringan tanpa gejala klinis lain
● DKI subyektif/sensori
○ Efloresensi tidak ada, namun pasien merasa pedih/terbakar
○ Penyebab : asam laktat

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Dermatitis kontak iritan

● Topikal
○ Pelembap krim hidrofilik urea 10%
○ Steroid : desonid krim 0.05% atau fluosinolon asetonid 0.025%
○ Pada DKI kronik dengan likenifikasi/hiperpigmentasi → steroid kuat
(betametason valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%)
○ Antibiotik topikal bila ada infeksi sekunder
● Sistemik
○ Antihistamin : loratadine 1x10 mg selama maksimal 2 minggu

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Dermatitis numularis → lesi bentuk koin/lonjong, lesi papulovesikel mudah pecah →


oozing
B. Dermatitis kontak alergi → alergen (+), bentuk lesi sesuai dengan bentuk alergen yang
menempel pada kulit
C. Dermatitis atopi → riwayat atopi keluarga (+), tendensi kulit kering, predileksi pada
lipat siku, belakang lutut
D. Dermatitis seboroik → papul + skuama berminyak agak kekuningan, predileksi :
dada, punggung, kepala (daerah bersebum)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Dermatitis kontak iritan

Seorang perempuan 23 thn datang ke poliklinik dg keluhan gatal pada jari telunjuk dan
jempolnya. Pasien bekerja di pabrik textil bertugas menempelkan label pada kain dengan
lem. Pasien tidak menggunakan sarung tangan saat menepelkan label. Pada pemfis pada
kedua jari telunjuk dan jempol pasien tampak lesi distribusi lateral, plakat dengan
effloresensi polimorfik: plak eritem, papul2 eritem, vesikel, skuama dan erosi tdk
berbatas tegas. Apakah diagnosis yang paling tepat ?

JAWABAN

E. Dermatitis kontak iritan


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang mahasiswa, berusia 21 thn yang sedang KKN dipuncak Bogor datang ke poliklinik
dgn keluhan gatal pada leher dan ketiak. Pasien merasakan keluhan ini sejak tinggal
dikantor kelurahan. Pasien menyatakan bahwa pasien tidur menggunakan kasur kapuk
yang ada digudang kelurahan. Pada pemfis pada leher dan ketiak pasien tampak papul-
papul eritama dan ekskoriasi bekas garukan. Apakah diagnosis yang paling tepat ?
A. Dermatitis venenata
B. Dermatitis kontak alergi
C. Dermatitis insect bite
D. Pedikulosis kapitis
E. Pedikulosis coporis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Pedikulosis

Seorang mahasiswa, berusia 21 thn yang sedang KKN dipuncak Bogor datang ke poliklinik
dgn keluhan gatal pada leher dan ketiak. Pasien merasakan keluhan ini sejak tinggal
dikantor kelurahan. Pasien menyatakan bahwa pasien tidur menggunakan kasur kapuk
yang ada digudang kelurahan. Pada pemfis pada leher dan ketiak pasien tampak papul-
papul eritama dan ekskoriasi bekas garukan. Apakah diagnosis yang paling tepat ?

JAWABAN

E. Pedikulosis korporis
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pedikulosis

● Infeksi kulit/rambut manusia oleh Pediculus hummanus var corporis/var capitis.


● Pediculus adalah parasit obligat yang harus menghisap darah manusia untuk
bertahan hidup
● Siklus hidup : telur - larva - nimfa - dewasa
● Faktor risiko
○ Anak-anak
○ Tempat tinggal padat (asrama, pesantren, panti asuhan)
○ Hygene
○ Bertukar alat pribadi (sisir, handuk, topi, bantal)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Pedikulosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Pedikulosis corporis

● Anamnesis
○ Gatal pada tubuh terutama di lipatan pakaian (ketiak, leher)
○ Faktor risiko : hygene buruk (pakaian tidak dicuci, kasur tidak dijemur), daerah
beriklim dingin
● PF
○ Bekas garukan berupa ekskoriasi s.d. Infeksi sekunder dengan pembesaran
KGB
○ Kutu tidak menempel pada manusia, hanya transien menghisap darah,
kemudian kembali ke serat pakaian
NB : gatal timbul karena ekskreta dan liur kutu saat menghisap darah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Pedikulosis corporis

● Edukasi hygene (pakaian dicuci air panas, disetrika, kasur dijemur)


● Pedikulosid topikal
○ Gameksan krim 1%
■ Oleskan tipis seluruh tubuh→ diamkan 24 jam → mandi
■ Bila belum sembuh dapat diulangi 4 hari kemudian
○ Benzil benzoat 25% emulsi
○ Malathion 2% bubuk
● Antibiotika sistemik/topikal (bila infeksi sekunder)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


JAWABAN LAIN ?

A. Dermatitis venenata → riwayat kontak dengan serangga (+)


B. Dermatitis kontak alergi → tidak ada keterangan tentang alergen (jam tangan, kalung,
ikat pinggang, dll)
C. Dermatitis insect bite → tampak punctum di tengah lesi
D. Pedikulosis kapitis → predileksi kepala

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Pedikulosis korporis

Seorang mahasiswa, berusia 21 thn yang sedang KKN dipuncak Bogor datang ke poliklinik
dgn keluhan gatal pada leher dan ketiak. Pasien merasakan keluhan ini sejak tinggal
dikantor kelurahan. Pasien menyatakan bahwa pasien tidur menggunakan kasur kapuk
yang ada digudang kelurahan. Pada pemfis pada leher dan ketiak pasien tampak papul-
papul eritama dan ekskoriasi bekas garukan. Apakah diagnosis yang paling tepat ?

JAWABAN

E. Pedikulosis korporis
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang anak laki-laki, berusia 11 tahun, pulang dari pondok, mengeluh gatal pada
kepala. Pada kepala ditemukan banyak bentukan abu-abu mengkilat yang menempel
dirambut. Beberapa teman pasien dipondok juga mengalami keluhan yang sama. Apakah
obat yang paling tepat ?

A. Permetrin Lotio 1 %
B. Permetrin Lotio 5 %
C. Malation Spray 3 %
D. Malation Spray 5 %
E. Gameksan Krim 3 %
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Pedikulosis capitis

Seorang anak laki-laki, berusia 11 tahun, pulang dari pondok, mengeluh gatal pada
kepala. Pada kepala ditemukan banyak bentukan abu-abu mengkilat yang menempel
dirambut. Beberapa teman pasien dipondok juga mengalami keluhan yang sama. Apakah
obat yang paling tepat ?

JAWABAN

A. Permetrin lotio 1%
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Pedikulosis

● Infeksi kulit/rambut manusia oleh Pediculus hummanus var corporis/var capitis


● Pediculus adalah parasit obligat yang harus menghisap darah manusia untuk
bertahan hidup
● Siklus hidup : telur - larva - nimfa - dewasa
● Faktor risiko
○ Anak-anak
○ Tempat tinggal padat (asrama, pesantren, panti asuhan)
○ Hygene
○ Bertukar alat pribadi (sisir, handuk, topi, bantal)

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
KLASIFIKASI Pedikulosis

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Pedikulosis kapitis

● Anamnesis
○ Gatal terutama daerah oksiput dan temporal, dapat meluas → garukan →
ekskoriasi, infeksi sekunder; kepala berbau busuk (e.c. pus)
● PF
○ Menemukan kutu/telur di kepala pasien
○ Telur berwarna abu-abu dan berkilat

NB : gatal timbul karena ekskreta dan liur kutu saat menghisap darah

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Pedikulosis kapitis

● Edukasi hygene, rambut dipotong sependek mungkin


● Pedikulosid topikal
○ Permetrin 1% lotio
■ Cuci rambut → oleskan lotio (diamkan 2 jam), rambut dibungkus kain → cuci
rambut → sisir dengan sisir serit
○ Malathion 0,5-1% lotio/spray (obat sulit didapat)
■ Cuci rambut malam hari → oleskan lotio, rambut dibungkus kain → besok pagi
cuci rambut → sisir serit
○ Gameksan krim 1%
■ Oleskan pada rambut → diamkan 12 jam → cuci rambut → sisir serit
○ Benzil benzoat 25%
● Antibiotika sistemik/topikal (bila infeksi sekunder)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

B. Permetrin Lotio 5 % → tidak tepat


C. Malation Spray 3 % → tidak tepat, seharusnya 0,5-1 %
D. Malation Spray 5 % → tidak tepat, seharusnya 0,5-1 %
E. Gameksan Krim 3 % → tidak tepat, seharusnya 1%

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Pedikulosis capitis

Seorang anak laki-laki, berusia 11 tahun, pulang dari pondok, mengeluh gatal pada
kepala. Pada kepala ditemukan banyak bentukan abu-abu mengkilat yang menempel
dirambut. Beberapa teman pasien dipondok juga mengalami keluhan yang sama. Apakah
obat yang paling tepat ?

JAWABAN

A. Permetrin lotio 1%
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Saat kamu PPT di NTT, seorang perempuan datang dibawa oleh kepala desa dengan mobil
pick up ke puskesmas tempat bekerja. Kaki pasien tersebut sudah sebesar batang pohon
pisang. Ia mengeluh kakinya sudah mulai membesar sejak bebarapa tahun terakhir. Menurut
keluarga pasien ini sebabkan karena guna-guna. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kedua
kaki bengkak, dengan kulit yang mengeras. Apakah diagnosis apa yang paling tepat?
A. Cutaneus larva migrans
B. Filariasis
C. Schistosomiasis
D. Loa - Loa
E. Ancylostoma duodenale
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Filariasis

Saat kamu PPT di NTT, seorang perempuan datang dibawa oleh kepala desa dengan mobil
pick up ke puskesmas tempat bekerja. Kaki pasien tersebut sudah sebesar batang pohon
pisang. Ia mengeluh kakinya sudah mulai membesar sejak bebarapa tahun terakhir. Menurut
keluarga pasien ini sebabkan karena guna-guna. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kedua
kaki bengkak, dengan kulit yang mengeras. Apakah diagnosis apa yang paling tepat?

JAWABAN

B. Filariasis
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Filariasis

● Definisi : infeksi tropis kronik


oleh filaria cacing Wucheria
bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori
● Vektor adalah nyamuk
● Sinonim : kaki gajah/
elephantiasis

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed,
Fitzpatrick 8th ed, https://www.cdc.gov/dpdx/lymphaticfilariasis/index.html
PERJALANAN DIAGNOSIS KERJA:
PENYAKIT Filariasis

1. Masa prepaten
Masuknya larva infektif hingga terjadinya mikrofilaremia (sekitar 37 bulan).
Namun ada individu yang tidak menjadi mikrofilaremik
1. Masa inkubasi
Masuknya larva infektif hingga terjadi gejala klinis (6-16 bulan)
1. Gejala klinik akut
Limfadenitis, limfangitis, demam, malaise. KGB yang terkena biasanya unilateral.
Pasien dapat amikrofilaremiik ataupun mikrofilaremik.
1. Gejala kronik
Terjadi 10-15 th setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang ditemukan
pada stadium ini

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Filariasis

● Gejala akut :
○ Demam berulang selama 3-5 hari.
○ Pembengkakan KGB inguinal, axila disertai eritem (limfadenitis)
○ Inflamasi pembuluh getah bening (limfangitis)
○ Abses akibat limfadenitits → pecah → pus dan darah
○ Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, genital yang eritema dan teraba hangat
(early lymphoedema)

Limfangitis dan limfadenitis lebih sering mengenai tungkai bawah


Pembesaran genital (hidrokel) khas untuk infeksi W. bancrofti

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Filariasis

● Gejala kronik :
○ Pembesaran menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, genital akibat cacing
dewasa pada sistem limfatik → pembesaran dapat mencapai 3x ukuran normal
○ Hidrokel (+) s.d. chyluria
○ Reaksi hiperresponsif berupa occult filariasis

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
PP Filariasis

● Apusan darah tebal/tipis


○ Menemukan cacing filaria pada apusan darah yang diambil antara pk 22.00
- 02.00
○ Apusan darah dipulas dengan Giemsa/Wright
● Pemeriksaan darah rutin
○ Leukositosis dengan eosinofilia
○ Sampel darah diambil pk 20.00

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Filariasis

● Hygene kulit
● Diethyl carbamazine citrate (DEC) 6mg/kgBB, 3x/hari, selama 12 hari (drug of
choice)
● Ivermektin 150mikrogram/kgBB dosis tunggal (baik untuk fase akut); hanya
membunuh mikrofilaria → diberikan tiap 6 bulan atau 12 bulan
● Antihistamin, kortikosteroid, analgetik bila diperlukan
● Operatif (untuk hidrokel kronik dan chyluria)

Efek samping dapat terjadi akibat reaksi terhadap DEC atau cacing yang mati
Reaksi sistemik : demam, sakit kepala, nyeri badan, anoreksia, muntah
Reaksi lokal : limfadenitis, abses, transien limfedema
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I
JAWABAN LAIN ?

A. Cutaneus larva migrans → riwayat jalan tanpa alas kaki, lesi kulit berbentuk serpingiosa
C. Schistosomiasis → riwayat berenang (+), lesi kulit berupa papul eritema yang gatal pda
kulit yang terekspos air
D. Loa - Loa → calabar swelling (edema nonpiting nyeri), cacing dapat ditemukan pada mata
E. Ancylostoma duodenale → etiologi cutaneus larva migrans

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Filariasis

Saat kamu PPT di NTT, seorang perempuan datang dibawa oleh kepala desa dengan mobil
pick up ke puskesmas tempat bekerja. Kaki pasien tersebut sudah sebesar batang pohon
pisang. Ia mengeluh kakinya sudah mulai membesar sejak bebarapa tahun terakhir. Menurut
keluarga pasien ini sebabkan karena guna-guna. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kedua
kaki bengkak, dengan kulit yang mengeras. Apakah diagnosis apa yang paling tepat?

JAWABAN

B. Filariasis
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
SOAL NOMOR:
SOAL

Seorang laki-laki 49 th mengeluhkan munculnya bercak garis-garis putih di lidah dan pipi
bagian dalam sejak 1 bulan yang lalu. Bercak putih terasa nyeri dan tidak nyaman. Pasien
rutin mengkonsumsi steroid karena penyakit autoimun yang dideritanya. Pada
pemeriksaan KOH (-). Pasien dulu seorang perokok berat namun sudah berhenti 10
tahun lalu. Riwayat DM tidak ada. Apa diagnosis kasus tersebut ?
A. Leukoplakia
B. Liken planus oral
C. Karsinoma sel skuamosa
D. Kandidiasis pseudomembran
E. Reccurent Aphtous stomatitis
DIAGNOSIS KERJA:
KATA KUNCI Liken planus oral

Seorang laki-laki 49 th mengeluhkan munculnya bercak garis-garis putih di lidah dan pipi
bagian dalam sejak 1 bulan yang lalu. Bercak putih terasa nyeri dan tidak nyaman. Pasien
rutin mengkonsumsi steroid karena penyakit autoimun yang dideritanya. Pada
pemeriksaan KOH (-). Pasien dulu seorang perokok berat namun sudah berhenti 10
tahun lalu. Riwayat DM tidak ada. Apa diagnosis kasus tersebut ?

JAWABAN

B. Liken planus oral


DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Liken planus

● Penyakit inflamasi yang menyerang kulit (fleksor), mukosa, dan folikel rambut
● Epidemiologi : tersering pada 40-70 th
● Patogomonik lesi primer pada liken planus (LP): papul kecil warna merah kebiruan,
bentuk poligonal, berskuama
● Terbagi berdasarkan bentuk morfologi
○ Hipertrofik → plak verukosa warna merah coklat / ungu, di daerah tulang
kering
○ Folikular → papul seperti duri pada kulit, mukosa, dan kulit kepala
○ Vesikular dan bulosa → vesikel dan bula tempat bekas LP
○ Erosif dan ulseratif → pada mukosa (paling sering oral)
○ Atrofi → jarang
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
PENDAHULUAN Liken planus

● Liken planus-like eruption


○ Secara klinis dan histologi tidak bisa dibedakan dengan LP
○ Pencetus : emas, streptomisin, tetrasiklin, arsen, merkur, yodida, quinakrin,
dan klorokuin

Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed


DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Liken planus oral

● Jenis
○ Retikular (23%) → jarang simptomatik, kecuali melibatkan lidah
○ Eritematous (37%)
○ Ulcerative (40%) → nyeri/rasa terbakar
● PF
○ Efloresensi
i. Retikular : garis-garis putih seperti jala
ii. Eritematous : eritema yang umumnya bersebelahan dengan lesi ulseratif
atau pada gingiva
iii. Ulcerative : ulkus (+) bentuk ireguler
○ Predileksi : mukosa bukal (90%), gingiva (50%), lidah, mukosa labial
Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
MANIFESTASI Liken planus

LP oral tipe ulseratif


LP oral tipe retikular LP oral pada lidah

Degenerasi maligna dapat terjadi berupa karsinoma sel skuamosa pada LP oral tipe
eritema dan ulseratif

Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed


DIAGNOSIS KERJA:
PP Liken planus oral

● Laboratorium
○ Leukosit dan limfosit menurun
● Histopatologi
○ Penebalan lapisan granuloma, degenerasi mencair membran basalis dan sel
basal.
○ Infiltrat seperti pita (limfosit dan histiosit) pada dermis bagian atas
○ Pelepasan epidermal → bula subepidermal
○ IgM dan fibrin terdapat pada dermis papilar lesi yang aktif
○ Striae Wickham → bertambahnya aktivitas fokal LP

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia;


DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Liken planus oral

● Topikal
○ Steroid topikal superpoten dalam orabase atau gel
○ Tacrolimus 0,1-0,3 % ointment (untuk lesi ulseratif)
○ Krim asam retinoat 0,05%
● Sistemik
○ Retinoid
○ Hydroxychloroquine 200-400 mg/hari selama 6 bulan
○ Thalidomide 50-150 mg/hari

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Andrew’s Disease of the Skin 11th ed
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA Liken planus oral

Fitzpatrick 8th ed
JAWABAN LAIN ?

A. Leukoplakia → plak putih, sukar diangkat


C. Karsinoma sel skuamosa → perlu histopatologi
D. Kandidiasis pseudomembran → plak putih, bila diangkat meninggalkan daerah erosi
E. Reccurent Aphtous stomatitis → ulkus pada mukosa oral, nyeri (+), kambuh2an

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6, Universitas Indonesia; Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I, Andrew’s Disease of the Skin 11th ed, Fitzpatrick 8th ed
DIAGNOSIS KERJA:
KESIMPULAN Liken planus oral

Seorang laki-laki 49 th mengeluhkan munculnya bercak garis-garis putih di lidah dan pipi
bagian dalam sejak 1 bulan yang lalu. Bercak putih terasa nyeri dan tidak nyaman. Pasien
rutin mengkonsumsi steroid karena penyakit autoimun yang dideritanya. Pada
pemeriksaan KOH (-). Pasien dulu seorang perokok berat namun sudah berhenti 10
tahun lalu. Riwayat DM tidak ada. Apa diagnosis kasus tersebut ?

JAWABAN

B. Liken planus oral

Anda mungkin juga menyukai