Anda di halaman 1dari 7

DESKRIPSI KLIEN CEDERA KEPALA YANG MENGALAMI TRAUMA MAYOR

Riki Ristanto
1
Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes RS. Dr. Soepraoen Malang

ABSTRAK
Cedera kepala adalah trauma yang menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan
akibat trauma.Tingginya angka kejadian cedera kepala akan berdampak pada peningkatan beban
kerja dokter maupun perawat yang bertugas di IGD sehingga berdampak pada penurunan kualitas
pelayanan dan dapat menurunkan outcome perawatan klien cedera kepala.. Dibutuhkannya kesiapan
dan kewaspadaan tim perawatan khususnya di IGD agar dapat mencegah kondisi terburuk yang
dapat terjadi pada klien cedera kepala. Desain penelitian yang digunakan adalah diskriptif. Metode
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang diambil 96 data rekam medis
klien cedera kepala. Untuk data usia, nilai ISS klien dilakukan analisa dengan nilai median sebagai
ukuran pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran. Untuk data jenis kelamin,
mekanisme cedera, dan mortality klien dilakukan analisa dengan menghitung distribusi frekuensi
dan presentasi masing-masing kelompok. Jumlah klien laki-laki yang mengalami cedera kepala (70
orang atau 72.9%) lebih banyak dibandingkan jumlah klien perempuan (26 orang atau 27.1%). Pada
data klien cedera kepala yang meninggal, didapatkan bahwa klien perempuan (22 klien atau 69%)
yang meninggal jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah klien laki-laki (10 klien atau 31%)
yang meninggal akibat cedera kepala. Median usia klien cedera kepala adalah 37 tahun dengan rerata
38.31 (20-63). Pada data klien cedera kepala yang meninggal didapatkan hasil bahwa jumlah klien
terbanyak yang mengalami cedera kepala pada kelompok usia 20 – 40 tahun yaitu 57 klien atau
60%. Pada data mortality klien didapatkan bahwa jumlah klien yang hidup hingga hari ke 7
perawatan (64 klien atau 66.7%) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah klien yang meninggal
(32 klien atau 33.3%). Kecelakaan lalu lintas (82 atau sekitar 85.4%) adalah mekanisme cedera yang
paling sering terjadi dibandingkan dengan mekanisme cedera jatuh dari ketinggian (7 kejadian atau
7.3%) atau benturan dengan benda tumpul (7 kejadian atau 7.3%). Kecelakaan lalu lintas juga
merupakan mekanisme cedera dari semua klien yang meninggal pada penelitian ini. ScoreISS klien
cedera kepala adalah 21 dengan rerata 24 (17-38), score ISS klien cedera kepala yang meninggal
memiliki rata-rata 24. Klien cedera kepala didominasi oleh laki-laki dengan kisaran usia 20-40
tahun, yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas dan dengan rata-rata 33,3% berdampak pada
kematian.
Kata kunci : Cedera Kepala, Trauma Mayor.

ABSTRACT
Head injury is a trauma which prayer become one main causes of death and disability (Madikian&
Giza, 2006; Tjahjadi et al, 2013). The incidence of head injury increased because rising sharply
especially use vehicle (Lee et al, 2015). The high incidence of head injury digits will impact charges
in improvement work and nurse the duty doctor in the ER so that the impact on the quality service
and can lowering treatment results client head injury (Li et al, 2014). The need for preparedness and
vigilance, especially in emergency care team that can prevent the worst conditions that can occur in
head injury clients. The study design used is descriptive. The sampling method used is purposive
sampling. The samples were taken 96 Medical Record Data Client head injury. For the data age, ISS
value clients do analysis with median value as a measure of central tendency and minimum-
maximum as a measure of deployment. Data for gender, mechanism injury, and death do clients with
counting frequency distribution analysis and presentation of each group. Term clients male with
head injuries (70 clients or 72.9%) compared term more many clients women (26 clients or 27.1%).
On data clients who died of head injury, it was found that the female client (22 clients or 69%) who
died in number compared term more many male clients (10 clients OR 31%) who died of head
injury. Clients median age is 37 Years head injury with mean of 38.31 (20-63). On data clients who

48
Rifzul Maulina, HubunganTingkat Religiusitas dan Penghasilan 49

died of head injury findings showed that the majority clients period its head injuries on age group
20-40 years namely client 57 or 60%. On mortality data showed that the term client clients living up
to 7 days treatment (64 clients OR 66.7%) more than the term clients who died (32 clients or 33.3%).
Traffic accidents (82 or approximately 85.4%) is mechanisms most injuries occurred compared with
mechanisms injury falling from a height (7 clients or 7.3%), conflict or with blunt object (7 clients or
7.3%). Traffic accident is mechanism injuries also clients who died from all in research initials.
Clients ISS head injury score is 21 with mean of 24 (17-38), scored ISS clients who died head
injuries had an average of 24 clients a head injury is dominated by male with 20-40 year age range,
caused by accident then and the traffic median with 33.3% in death impact.
Keywords: Head Injury, Major Trauma, .

PENDAHULUAN Tingginya angka kejadian cedera kepala yang


diikuti dengan adanya peningkatan angka
Cedera kepala adalah trauma pada kepala yang
mortalitas akan berdampak pada peningkatan
dapat berdampak langsung pada fungsi otak
beban kerja dokter maupun perawat yang
selaku pusat koordinasi semua sistem pada
bertugas di IGD. Beban kerja yang terlalu tinggi
tubuh manusia. Cedera kepala merupakan salah
dapat berdampak pada penurunan kualitas
satu penyebab utama kematian dan kecacatan
pelayanan, sehingga dapat menurunkan
akibat trauma di banyak negara berkembang
outcome perawatan terutama pada klien cedera
(Madikian & Giza, 2006; Tjahjadi et al., 2013).
kepala (Li et al, 2014). Dibutuhkannya kesiapan
Kejadian Trauma Brain Injury (TBI) atau
dan kewaspadaan tim perawatan khususnya di
cedera kepala meningkat tajamterutama IGD agar dapat mencegah kondisi terburuk
karenameningkatnya penggunaan yang dapat terjadi pada klien cedera kepala.
kendaraanbermotordi berbagai negara Kesiapan dan kewaspadaan itu dapat dibangun
berkembang (Lee et al, 2015). Trend
dan dimulai dari mengantisipasi setiap
peningkatan kejadian cedera kepala dipengaruhi
perubahan data dari kejadian kasus cedera
oleh berbagai faktor, diantaranya perubahan
kepala. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
populasi penduduk disuatu wilayah, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
perkembangan modalitas transportasi, budaya klien cedera kepala terutama yang mengalami
masyarakat, dan kemajuan teknologi yang
trauma mayor.
mempengaruhi gaya hidup masyarakat (Faul et
al, 2015; Irawan et al., 2010;Tjahjadi et al, METODE
2013). Perubahan gambaran kejadian kasus
cedera kepala perlu mendapatkan perhatian, hal Desain penelitian yang digunakan adalah
itu berpengaruh pada tingkat kesiapan tenaga diskriptif. Metode sampling yang digunakan
kesehatan khususnya di IGD dalam menangani adalah purposive sampling. Sampel yang
kasus cedera kepala. diambil 96 data rekam medis klien cedera
kepala. Untuk data usia, nilai ISS klien
Kejadian cedera kepala di seluruh dunia pada dilakukan analisa dengan nilai median sebagai
tahun 2010 sekitar 2,5 juta orang, dan sudah ukuran pemusatan dan minimum-maksimum
mengakibatkan beban biaya ekonomi sebagai ukuran penyebaran. Untuk data jenis
diperkirakan hampir 76,5 miliar dollar kelamin, mekanisme cedera, dan mortality klien
Amerika. Insidennyabervariasi dari 67 hingga dilakukan analisa dengan menghitung distribusi
317 kasus per 100.000individu danangka frekuensi dan presentasi masing-masing
kematiannyadari berkisar 4% sampai 7% kelompok.Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
untukcederaotak sedang, sekitar 50% untuk Sakit Saiful Anwar Malang Bidang Rekam
psien dengan cedera otakberat (Lee et al, 2015). Medis pada tanggal 29 Juni – 14 Juli 2016.
Berdasarkan perkiraan National Institute of
Health Concencuss Development Pannel of
Rehabilitation of Persone kejadian cedera
kepala menunjukkan angka 2.5 hingga 6.5 juta
orang Amerika menderita disabilitas (Mahdian,
2014).
50 Jurnal Kesehtan Hesti Wira Sakti, Volume 5, Nomor 1, April 2017. Hlm. 48 - 55

HASIL PENELITIAN (82 atau sekitar 85,4%) adalah mekanisme


Tabel 1 Diskriptif data Jenis Kelamin, Riwayat
cedera yang paling sering terjadi dibandingkan
Trauma Pasien, dan Data Mortality Pasien dengan mekanisme cedera jatuh dari ketinggian
(7 atau 7,3%) atau benturan dengan benda
n % tumpul (7 atau 7,3%). Kecelakaan lalu lintas
Jenis Kelamin juga merupakan mekanisme cedera yang paling
Laki-laki 70 72,9
sering terjadi (30 atau 94%) dibandingkan
Perempuan 26 27,1
Mekanisme Cedera
dengan mekanisme cedera jatuh dari ketinggian
Kecelakaan lalu lintas 82 85,4 (2 atau 6%) atau benturan dengan benda tumpul
Jatuh dari ketinggian 7 7,3 (0 atau 0%). Pada data mortality klien
Benturan benda tumpul 7 7,3 didapatkan bahwa jumlah klien yang hidup
Mortality dalam 7 hari hingga hari ke 7 perawatan (64 klien atau
Hidup 64 66,7 66,7%) lebih banyak dibandingkan dengan
Meninggal 32 33,3 jumlah klien yang meninggal (32 klien atau
Total 96 100 33,3%).
Sumber : Data primer Tabel 2 Diskriptif data usia, score ISS, score
GCS, SBP, RR.
Data jenis kelamin pasien yang
meninggal akibat cedera kepala Variabel Rerata Median Min Max
Usia 39,71 39 20 63
ISS 23,26 21 17 38
Sumber : Data primer
31%
69% Data usia pasien cedera kepala

61 - 80
41 - 60 tahun
tahun 20 - 40
6%
34% tahun
Laki-laki Perempuan 60%

Gambar 1 Data Jenis Kelamin Klien Yang


Meninggal Akibat Cedera Kepala
Data mekanisme cedera dari pasien
yang meninggal 20 - 40 tahun 41 - 60 tahun 61 - 80 tahun
0%
Gambar 3 Data Usia Klien Cedera Kepala
6%
Data usia pasien yang meninggal
94% akibat cedera kepala
61 - 80
tahun
16%
Kecelakaan lalu lintas Jatuh dari ketinggian 20 - 40
41 - 60 tahun
Benturan benda tumpul
tahun 47%
Gambar 2 Data Mekanisme Cedera Dari Klien 37%
Yang Meninggal
Berdasarkan Tabel 1, Gambar 1 dan Gambar 2
di atas maka dapat dilihat bahwa jumlah klien
laki-laki (70 klien atau 72,9%) lebih banyak 20 - 40 tahun 41 - 60 tahun
bandingkan jumlah klien perempuan (26 klien
atau 27,1%).Pada data klien yang meninggal, Gambar 4 Data Usia Klien Yang Meninggal
Akibat Cedera Kepala
jumlah klien perempuan (22 klien atau 69%)
lebih banyak dibandingkan jumlah klien laki- Berdasarkan Tabel 2, Gambar 3 dan Gambar 4
laki (10 klien atau 31%). Pada data mekanisme di atas maka dapat dilihat bahwa nilai median
cedera didapatkan bahwa kecelakaan lalu lintas dari usia klien cedera kepala adalah 37 tahun
Riki Ristanto, Deskripsi Klien Cedera Kepala Yang Mengalami Trauma Mayor 51

dengan rerata 38,31 (20-63). Sedangan nilai Menurut Amanda & Marbun (2014), laki-laki
median dari score ISS klien cedera kepala adalah korban kecelakaan yang paling banyak
adalah 21 dengan rerata 24 (17-38), score ISS di Indonesia, bahkan jumlahnya termasuk
klien cedera kepala yang meninggal memiliki dalam lima besar penyebab utama kematian di
rata-rata 24. Pada data klien cedera kepala Indonesia. Menurut Spesialis Keselamatan Lalu
didapatkan hasil bahwa jumlah klien terbanyak Lintas di Bank Dunia, Jose Luis Irigoyen,
yang mengalami cedera kepala pada kelompok negara-negara berkembang seperti Indonesia
usia 20 – 40 tahun yaitu 57 klien atau 60%. menyumbang 90% jumlah kematian akibat
Pada data klien meninggal akibat cedera kepala kecelakaan lalu lintas. Setiap hari rata-rata 120
didapatkan bahwa jumlah klien terbanyak yang orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di
meninggal akibat cedera kepala pada kelompok Indonesia dengan 60% kematian berasal dari
dengan rentang usia 20 – 40 tahun (15 klien pengendara roda dua atau tiga dan 80%nya
atau 47%). korbannya adalah laki-laki.
2. Gambaran Usia Klien Cedera Kepala.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
1. Gambaran Jenis Kelamin Klien Cedera
median dari usia klien cedera kepala adalah 37
Kepala
tahun dengan rerata 38.31 (20-63). Pada data
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat klien cedera kepala didapatkan hasil bahwa
disimpulkan bahwa jumlah klien laki-laki yang jumlah klien terbanyak yang mengalami cedera
mengalami cedera kepala (70 orang atau kepala pada kelompok usia 20 – 40 tahun yaitu
72.9%) lebih banyak dibandingkan jumlah klien 57 klien atau 60%. Hasil penelitian tersebut
perempuan (26 orang atau 27.1%) yang sesuai dengan hasil-hasil penelitian
mengalami cedera kepala. Pada data klien sebelumnya, yang menyebutkan bahwa
cedera kepala yang meninggal, didapatkan persentase penyebab cedera akibat kecelakaan
bahwa klien perempuan (22 klien atau 69%) transportasi darat yang paling tinggi pada
yang meninggal jumlahnya lebih banyak kelompok umur 15 – 24 tahun sebesar 48,1%
dibandingkan jumlah klien laki-laki (10 klien (Badan Statistik Nasional, 2013).
atau 31%) yang meninggal akibat cedera
Menurut Ryan (2009), rerata kejadian cedera
kepala.
kepala terbanyak pada rentang usia 15-24 tahun
Hasil penelitian tersebut sebanding dengan data dibanding dengan rentang usia umur yang lain.
yang disampaikan oleh Colantonio et al. (2010), Hal yang sama juga diungkapkan oleh
bahwa jumlah klien cedera kepala yang Coronado et al. (2011), bahwa klien cedera
dilakukan perawatan di rumah sakit Ontario kepala lebih banyak terjadi pada mereka dengan
Canada berkisar 22 per 100000 orang usia 0-44 tahun atau usia produktif dan lebih
perempuan dan 52 per 100000 orang laki-laki banyak pada usia 18-40 tahun, dimana pada
selama tahun 2006-2007. Menurut hasil usia tersebut seseorang memiliki kemampuan
penelitian dari Tjahjadi et al. (2013) jumlah yang maksimal untuk beraktifitas sehingga
klien laki-laki yang mengalami cedera kepala menyebabkan tingkat mobilitas yang tinggi
(61 orang atau 81.96%) lebih banyak pula, baik dalam pekerjaan maupun aktifitas
dibandingkan jumlah klien perempuan (11 lain. Banyaknya penderita cedera kepala yang
orang atau 18.04%). masih berusia produktif sangat berkorelasi juga
Tingginya angka kejadian cedera kepala yang dengan tingginya angka jumlah kecelakaan lalu
didominasi oleh laki-laki dapat disebabkan lintas yang terjadi di Indonesia. Tingginya
karena tingginya angka kejadian kecelakaan populasi penduduk usia produktif di Indonesia
lalu lintas yang dialami oleh laki-laki. yang diikuti dengan tingginya pemakaian
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 2 diketahui jumlah kendaraan bermotor roda dua
bahwa kecelakaan lalu lintas (82 kejadian atau berkorelasi dengan kenaikan angka kecelakaan
85.4%) adalah mekanisme cedera yang paling lalu lintas. Indonesia dilaporkan mengalami
banyak menimbulkan terjadinya cedera kepala kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas hingga
sekaligus menjadi mekanisme cedera yang lebih dari 80% (Amanda & Marbun, 2014).
paling banyak menimbulkan klien meninggal Hasil penelitian pada Gambar 4 juga
akibat cedera kepala (30 kejadian atau 94%). menunjukkan bahwa jumlah klien terbanyak
yang meninggal akibat cedera kepala pada
52 Jurnal Kesehtan Hesti Wira Sakti, Volume 5, Nomor 1, April 2017. Hlm. 48 - 55

kelompok dengan rentang usia 20 - 40 tahun di Indonesia antara 6 hingga 12% dari semua
(15 klien atau 47%). Hasil penelitian tersebut kasus cedera otak dengan angka kematian
sesuai data yang disampaikan oleh Coronado et berkisar antara 25% hingga 37%. Menurut
al. (2011), bahwasannya tingkat kematian Rosenfel (2012), angka harapan hidup klien
menurun secara signifikan pada rentang usia 0 - dengan cedera kepala berat jauh lebih rendah
44 tahun dan meningkat pada usia >75 tahun. dibanding cedera kepala sedang maupun ringan
Hasil yang sama juga diungkapkan oleh Central dengan angka kematian 2 - 3 kali lebih cepat.
for Disease Control and Prevention (CDC)
Penggunaan klien non rujukan yang
(2009), kejadian cedera kepala di Amerika
mendominasi dalam penelitian ini
merupakan penyebab utama kematian pada usia
dimungkinkan juga ikut berkontribusi dalam
1 - 44 tahun. Menurut hasil penelitian yang
menghasilkan jumlah klien yang tetap hidup
dilakukan oleh Dhadapani et al. (2012), cedera
hingga hari ke 7 perawatan sebanyak 75% dan
kepala merupakan penyebab kematian
meninggal sebanyak 25%. Hal tersebut juga
terbanyak pada usia 1 - 44 tahun. Kondisi ini
berarti bahwa banyak klien cedera kepala yang
terjadi karena sebagian besar penyebab klien
langsung mendapat penanganan dari RSSA
cedera kepala adalah kecelakaan, dimana
selaku RS trauma center. Menurut Rogert et al.
mayoritas pengguna transportasi dijalan raya
(2006) bahwa tindakan untuk melakukan
adalah mereka yang berusia 18 - 40 tahun,
transport langsung pada klien cedera kepala ke
karena pada usia tersebut merupakan usia
trauma center akan lebih meningkatkan survival
dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Dilansir
klien dibandingkan transport tidak secara
dari The Washington Post, menurut data terbaru
langsung (bukan trauma center hanya rumah
Global Burden, di negara berkembang
sakit terdekat). Dengan tindakan melakukan
kecelakaan lalu lintas termasuk lima besar
transport langsung pada vasilitas trauma center,
penyebab utama kematian di dunia. Melampaui
klien cedera kepala akan segera mendapatkan
HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit
definitive care dengan tepat dan cepat sehingga
pembunuh lainnya. Para korban cenderung
dapat mengurangi terjadinya mortality pada
merupakan warga miskin, muda dan
klien cedera kepala.
kebanyakan laki-laki (Amanda& Marbun,
2014). Menurut Faul et al. (2015) cedera kepala Prinsip yang sangat penting dalam
merupakan salah satu penyebab kematian dan mempertahankan serta meningkatkan survival
kecacatan utama pada kelompok usia produktif. klien cedera kepala yaitu Golden hours atau 6-8
jam pasca trauma merupakan fase kritis dan
3. Gambaran Mortality Klien Cedera Kepala
waktu yang tepat dalam memberikan
Pada data mortality klien didapatkan bahwa pertolongan pada klien dengan cedera kepala
jumlah klien yang hidup hingga hari ke 7 (resusitasi, terapi definitif (ruang operasi) serta
perawatan (64 klien atau 66.7%) lebih banyak stabilisasi di ruang emergency) (Haddad &
dibandingkan dengan jumlah klien yang Arabi, 2012). Menurut Newgard et al. (2015)
meninggal (32 klien atau 33.3%). Tingginya dan Campbel (2012) menyatakan bahwa
jumlah klien yang tetap hidup hingga hari ke 7 tahapan prosedur resusitasi (the resucitation
perawatan dapat disebabkan karena beberapa contium) dilakukan dengan tepat, cepat saat
faktor, diantaranya adalah banyaknya jumlah terjadi cedera dapat menurunkan angka
klien yang mengalami kondisi Cedera Kepala mortalitas dan morbiditas, apabila pertolongan
Sedang (CKS) (49 klien atau 51.04%) serta tersebut dilakukan kurang dari 1 jam pertama
penggunaan klien non rujukan dalam penelitian maka mortalitas sekitar 10%, sedangkan apabila
ini. pertolongan tersebut dilakukan pada waktu 8
Menurut data didapatkan bahwa sebagian besar jam pertama maka mortalitas dapat terjadi
klien yang meninggal memiliki GCS ≤8 sekitar 75%.
sejumlah 26 klien atau 81.25%. Hasil penelitian
4. Gambaran Mekanisme Cedera Klien
tersebut sesuai dengan data yang dikemukakan
Cedera Kepala
oleh Lee et al. (2015), bahwasannya insiden
mortality pada klien cedera otak sedang hanya Pada Tabel 1 dan Gambar 2 data tentang
berkisar 4% sampai 7%, dan sekitar 50% untuk mekanisme cedera, didapatkan bahwa
klien dengan cedera otak berat dari 67 hingga kecelakaan lalu lintas (82 atau sekitar 85.4%)
317 kasus per 100.000 individu. Menurut adalah mekanisme cedera yang paling sering
Tjahjadi et al. (2013) kejadian cedera otak berat terjadi dibandingkan dengan mekanisme cedera
Riki Ristanto, Deskripsi Klien Cedera Kepala Yang Mengalami Trauma Mayor 53

jatuh dari ketinggian (7 kejadian atau 7.3%) kecelakaan kendaraan bermotor roda dua
atau benturan dengan benda tumpul (7 kejadian (Coronado et al, 2011; Bonne & Schuerer,
atau 7.3%). Kecelakaan lalu lintas juga 2013). Seringkali didapati para korban
merupakan mekanisme cedera dari semua klien kecelakaan kendaraan bermotor roda dua
yang meninggal pada penelitian ini. mengalami luka yang serius terutama pada
bagian kepala, dan itu menjadi penyebab
Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil
korban kecelakaan kendaraan bermotor roda
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan data
dua memiliki outcome yang buruk pasca cedera
hasil penelitian sebelumnya. Menurut Badan
kepala (Tsao dan Moore, 2010).
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Republik Indonesia (2008), kejadian cedera 5. Gambaran Score ISS Pasien Cedera
kepala yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda Kepala
motor (40,6%) memiliki jumlah yang hampir
Berdasarkan Tabel 2 maka dapat dilihat bahwa
sama dengan kejadian cedera kepala yang
nilai median nilai median dari score ISS klien
disebabkan oleh jatuh (40,9%) dan kecelakaan
cedera kepala adalah 21 dengan rerata 24 (17-
dengan tempat kejadian cedera paling banyak
38), score ISS klien cedera kepala yang
adalah di jalan raya (42,8 %). Sedangkan
meninggal memiliki rata-rata 24. Sehingga
menurut Irawan et al. (2010), angka kejadian
dapat disimpulkan bahwa klien cedera kepala
cedera kepala di Indonesia sebesar 27% dari
yang datang kebanyakan mengalami multiple
total cedera yang dialami akibat kecelakaan lalu
trauma.
lintas.
Injury Severity Score merangkum tingkat
Adanya perbedaan hasil tersebut dapat
keparahan kondisi pasien yang mempunyai
disebabkan karena adanya kenaikan jumlah
beberapa cedera.Menurut Rapsang & Shyam
pengguna kendaraan terutama kendaraan roda
(2015) dan Salim (2015) ISS pasien yang lebih
dua, sehingga berdampak pada kenaikan jumlah
dari 15 memiliki resiko mortalitas lebih dari
terjadinya kecelakaan utamanya oleh kendaraan
10%. Skor ISS merupakan satu-satunya sistem
roda dua. Menurut data Korps Lalu Lintas
penilaian anatomi yang digunakan dan
Mabes Polri hingga September 2015 jumlah
berkorelasi linear dengan mortalitas,
kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 23.000
morbiditas, lama tinggal di rumah sakit, dan
kasus. Dari 23 ribu kasus yang terjadi, tercatat
outcome pasien. Injury Severity Score mudah
23 ribu korban meninggal dunia akibat
digunakan dan dapat menjadi prediktor
kecelakaan tersebut (Musofa, 2015). Indonesia
kelangsungan hidup yang baik, terutama pada
justru menempati urutan pertama peningkatan
pasien-pasien yang mempunyai cedera multipel
kecelakaan menurut data Global Status Report
(Rapsang & Shyam, 2015; Okasha, Fayed, &
on Road Safety yang dikeluarkan WHO.
Saleh, 2014; Salim, 2015).
Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan
jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah Kelemahannya adalah bahwa setiap kesalahan
korban meninggal hingga lebih dari 80%. Dari dalam skor AIS meningkatkan kesalahan pada
angka 8.000 jiwa korban meninggal pada tahun skor ISS. Injury Severity Score mempunyai
2002, menjadi meningkat lebih dari 16.500 keterbatasan, yaitu pengumpulan nilai terbatas
pada tahun 2007 dan dua kali lipat lagi pada serta hanya mengambil cedera paling serius di
tahun 2010. Enam puluh persen kematian setiap area tubuh. Perkiraan ISS yang akurat
berasal dari pengendara roda dua atau tiga membutuhkan pengumpulan informasi cedera
(Amanda & Marbun, 2014). Menurut Tjahjadi yang detail, sedangkan beberapa informasi ini
et al. (2013) dan Madikian & Giza (2006), hanya dapat diperoleh dengan menggunakan
cedera kepala merupakan salah satu penyebab alat penunjang, seperti MRI atau angiografi,
utama kematian dan kecacatan akibat trauma di yang mungkin tidak tersedia atau tidak cocok
banyak negara berkembang, dan sebagian besar pada keadaan akut (Rapsang & Shyam, 2015;
terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Okasha, Fayed, & Saleh, 2014; Salim, 2015).
Injury Severity Score kurang baik digunakan
Minimnya pengaman pada pengendara
jika ada banyak cedera di satu sisi tubuh, misal
kendaraan roda dua ditambah lagi rendahnya
luka tembak di abdomen. Namun, ISS sudah
kesadaran pengguna kendaraan bermotor roda
digunakan secara luas untuk penilaian awal
dua dalam menggunakan helm berdampak pada
cedera multipel (Okasha, Fayed, & Saleh, 2014;
tingginya angka kematian yang diakibatkan
Salim, 2015).
54 Jurnal Kesehtan Hesti Wira Sakti, Volume 5, Nomor 1, April 2017. Hlm. 48 - 55

KESIMPULAN 2007. Centers for Disease Control and


Prevention, 60, 1-32.
Kliencedera kepala didominasi oleh laki-laki
dengan kisaran usia 20-40 tahun, yang Edna, T. H. (1983). Risk faktor in traumatic
diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas dan head injury. Acta Neurochir. 69: 15-21.
dengan rata-rata 33,3% berdampak pada
Faul, Mark, & Coronado, Victor. (2015).
kematian.
Chapter 1 - Epidemiology of traumatic brain
injury. In G. Jordan & M. S. Andres (Eds.),
DAFTAR PUSTAKA
Handbook of Clinical Neurology (Vol. Volume
Amanda, Gita & Marbun, Julkifli. (2014). 127, pp. 3-13): Elsevier.
Indonesia Urutan Pertama Peningkatan
Gilbert, D. (2010). Abbreviated Injury Scale
Kecelakaan Lalu Lintas. http//republika.co.id.
(AIS) and the Injury Severity Score (ISS).
Diakses tanggal 24 Juli 2016 Pukul 09.11 WIB.
http://www.mymedal.org/index.php?n=Military
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian 290401 (diakses pada 02 Maret 2016 pukul 8.35
Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: WIB).
Rineka Cipta.
Haddad, S. H. & Arabi, Y. M. (2012).
Badan Penelitian dan Pengembangan Critical care Management of Severe Traumatic
Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2008). Brain Injury in Adults. Scandinavian Journal of
Laporan Nasional : Riset Kesehatan Dasar Trauma, Resuscitation and Emergency
2007. Jakarta, Departemen Kesehatan RI. Medicine. 20 (12): 1-15. doi: 10.1186/1757-
Badan Statistik Nasional.(2013).Statistik 7241-20-12.
Transportasi 2013.Jakarta: Badan Pusat Irawan H., Setiawan F., Dewi, Dewanto G.
Statistik BPS – Statistics Indonesia, p 32-35. (2010). Perbandingan glasgow coma scale dan
Baroto, R. T. (2007). Correlation Between revised trauma score dalam memprediksi
Blood Glucose Level With Outcome of disabilitas pasien trauma kepala di RS. Atma
Moderate And Severe Closed Head Injury With Jaya. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 60.
Brain CT Scan Normally. Semarang: No. 10.
Universitas Diponegoro. Lee, John C., Rittenhouse, Katelyn, Bupp,
Bonne, S., & Schuerer, D. (2013). Trauma in Katherine, Gross, Brian, Rogers, Amelia,
the Older Adult: Epidemiology and Evolving Rogers, Frederick B., . . . Thurmond, James.
Geriatric Trauma Principles. Clin Geriatric (2015). An analysis of Brain Trauma
Med, 29, 137-150 Foundation traumatic brain injury guideline
compliance and patient outcome. Injury, 46(5),
Cambell, Jhon. (2012). International 854-858. doi:
Trauma Life Support For Emergency Care http://dx.doi.org/10.1016/j.injury.2014.12.023
Provider. Alabama, American: American
College Emergency Phycisian.7th Edition. Li, Angela, Early, Sean F., Mahrer, Nicole
America, American College Emergency E., Klaristenfeld, Jessica L., & Gold, Jeffrey I.
Physcian. ISBN-13: 978-0-13-215724-7. (2014). Group Cohesion and Organizational
Commitment: Protective Factors for Nurse
Champion, H. R., Sacco, W. J., Copes, W. Residents' Job Satisfaction, Compassion
S., Gann, D. S., Gennarelli, T. A., Flanagan, M. Fatigue, Compassion Satisfaction, and Burnout.
E. (1989). A revision of the trauma score. J Journal of Professional Nursing, 30(1), 89-99.
Trauma. 29:623–9. doi:
Colantonio, A., Saverino, C., Zagorski, B. http://dx.doi.org/10.1016/j.profnurs.2013.04.00
(2010).Hospitalizations and emergency 4
department visits for TBI in Ontario. Can J Madikian A, Giza C. (2006). A Clinician’s
Neurol Sci. 37: 783–790. Guide to The Pathophysiology of Trauma Brain
Coronado, V., Xu, L., Basavaraju, S., Injury. Indian Journal of Neurotrauma (IJNT).
McGuire, L., Wald, M., Faul, M., . . . Hemphill, 3(1).9 – 11
J. (2011). Surveillance for Traumatic Brain Mahdian, Mehrdad, Fazel, Mohammad
Injury--Related Deaths --- United States, 1997-- Reza, Fakharian, Esmaeil, Akbari, Hossein, &
Mahdian, Soroush. (2014). Cerebral state index

Anda mungkin juga menyukai