a) Communication (komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik
secara lisan maupun tulisan.
Contohnya dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya.
b) Collaborative (kolaborasi)
Kolaborasi adalah kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama, saling
bersinergi, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati
perspektif berbeda.
Contohnya mampu menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara
pribadi pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai
standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi
kerancuan.
Sedangkan peranan guru yang dikutip melalui laman media sosial Kemdikbud
adalah sebagai berikut:
1. Pengajar
Guru mampu menyampaikan mata pelajaran agar dimengerti dan dipahami anak
didik.
2. Penjaga gawang
Guru membantu anak didik untuk mampu menyaring pengaruh negatif.
3. Fasilitator
Guru mampu membantu anak didik dalam proses pembelajaran; menjadi teman
diskusi dan bertukar pikiran.
4. Katalisator
Guru mampu mengidentifikasi, menggali dan mengoptimalkan potensi anak didik.
5. Penghubung
Guru mampu menghubungkan anak didik dengan sumber-sumber belajar yang
beragam; baik di dalam maupun di luar sekolah.
Penilaian sumatif dan formatif harus dimiliki sebagai penilaian abad 21. Penilaian
sumatif abad 21 adalah penilaian keterampilan pada akhir instruksional dan
memberikan akuntabilitas serta ukuran bagaimana sekolah, kabupaten, dan negara
mencapai kompetensi keterampilan abad 21 pada siswanya. Penilaian formatif adalah
penilaian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, meliputi: penugasan,
pemberian pertanyaan, kinerja siswa, dialog guru-siswa, diskusi.
Enam alat dan strategi penilaian yang menunjukkan dampak pengajaran dan
pembelajaran serta membantu guru mengembangkan lingkungan belajar abad 21,
yaitu:
a) Rubrik
Rubrik merupakan alat untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan
siswa melalui pemberian tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik juga
merupakan alat yang dapat meningkatkan keseluruhan proses belajar dari awal
sampai akhir dengan melayani sejumlah tujuan termasuk mengkomunikasikan
harapan untuk sebuah tugas, memberikan umpan balik terfokus pada sebuah
proyek yang masih dalam proses (National Research Council, 2002).
Mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan kriteria
rubrik tidak hanya mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam tentang
pembelajaran mereka, tetapi juga membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab
atas proses belajar mereka sendiri dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis yang dapat ditransfer ke orang lain (National Research Council, 2002).
Pengembangan rubrik kolaboratif juga dapat meningkatkan kerjasama
antara guru dan siswa saat mereka bekerja sama untuk membangun dan
memanfaatkan alat ini (Lee & Lee, 2009). Akibatnya, siswa merasa lebih nyaman
karena merasa memiliki andil dalam prosesnya dan menyadari bahwa pendapat
mereka dinilai dan lebih berhasil karena mereka tahu apa yang diharapkan dari
mereka.
b) Penilaian Berbasis Kinerja/ Performance Based Assessments (PBA)
Penilaian berbasis kinerja dikenal sebagai penilaian berbasis proyek.
Umumnya digunakan sebagai strategi evaluasi sumatif untuk tidak hanya
menangkap apa yang siswa ketahui tentang sebuah topik, namun keterampilan
siswa untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam sebuah “dunia nyata”.
Penilaian berbasis kinerja yang dikembangkan harus berfokus pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti:
1) Berpikir kritis
2) Penyelesaian masalah
3) Kemampuan berkomunikasi
4) Keaksaraan TIK
5) Literasi informasi
6) Melek media
c) Portofolio
Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu yang terutama digunakan sebagai metode evaluasi sumatif. Portofolio
merupakan salah satu bentuk penilaian yang fleksibel karena dapat diadaptasi
secara efektif di seluruh bidang studi, tingkat kelas dan konteks administratif yaitu
melaporkan kemajuan siswa secara individu, untuk membandingkan prestasi di
kelas atau di sekolah dan untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam
pembelajaran siswa (National Research Council, 2002). Portofolio juga
menumbuhkan refleksi diri dan kesadaran siswa karena siswa akan diminta untuk
meninjau ulang tugasnya dan menilai kekuatan serta kelemahan dari kedua proses
mereka dan juga produk akhir mereka.
d) Penilaian Diri Siswa
Penilaian diri yaitu penilaian diri sendiri. Melalui penilaian ini siswa dapat
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya sendiri dan berusaha memperbaiki.
Penilaian ini harus ada rubrik standar yang digunakan untuk menilai agar dapat
meningkatkan kinerjanya serta mengidentifikasi perbedaan arus dan kinerja yang
diinginkan. Melalui penilaian diri, siswa merasa lebih siap, percaya diri tinggi,
dan memunculkan kompetisi yang tinggi.
Penilaian diri memiliki dampak positif terkait motivasi, persepsi diri,
kedalaman kemampuan komunikasi, dan perilaku. Akan tetapi, penilaian diri juga
memiliki unsur negatifnya seperti adanya kecenderungan untuk meninggikan
nilai. Hal ini dapat diatasi dengan penilaian oleh teman sejawat. Penilaian diri
dapat diperkuat dengan strategi penilaian seperti: jurnal, daftar periksa, rubrik,
kuesioner, wawancara dan konferensi murid-guru. Dari hasil penelitian disertasi
Eny Winaryati (2013a) diperoleh hasil penilaian diri sendiri lebih tinggi
dibandingkan penilaian oleh taman sejawat. Oleh karena itu penilaian diri sendiri
sebaiknya dikombinasikan dengan peer assessment.
e) Peer Assessment
Penilaian rekan kerja adalah strategi penilaian formatif yang memberi
siswa sejawat untuk mengevaluasi pembelajaran (Topping, 2005). Penilaian rekan
kerja dapat digunakan untuk berbagai produk seperti makalah, presentasi, proyek,
atau perilaku keterampilan lainnya.
Penilaian oleh teman sejawat tidak bisa digunakan sendirian, maka harus
dikolaborasikan dari hasil penilaian teman lainnya. Dalam teknik penilaian
kolaboratif, siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk meninjau pekerjaan
temannya, sehingga seluruh kelas dapat mengevaluasi presentasi siswa atau
bahkan siswa dapat diminta untuk menilai karya kelompok mereka sendiri.
Strategi penilaian teman sejawat sangat relevan untuk kelas dengan banyak siswa
dan jumlah guru yang terbatas.
Tujuan menggunakan peer assessment adalah:
Memberikan umpan balik kepada peserta didik
Penilaian rekan kerja memberi keuntungan kinerja dan keuntungan
kognitif bagi siswa yang menerima umpan balik dan bagi siswa yang
memberi umpan balik.
Jika dilakukan dengan benar, strategi penilaian sejawat dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang setara dengan penilaian
oleh guru (Topping, 2009).
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/02/149209/pembelajaran-abad-21-sebagai-
solusi-menghadapi-revolusi-industri-40
https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/05/arti-4c-communication-collaborative.html
https://www.kompasiana.com/idrisapandi/5b8e7fcd12ae9436241aabf5/mewujudkam-
pembelajaran-abad-21-dan-hots-melalui-penguatan-keterampilan-proses-guru-dalam-pbm?page=all
Winaryati, Eny. 2018. Penilaian Kompetensi Siswa Abad 21. Seminar Nasional Edusainstek
FMIPA UNIMUS. ISBN : 978-602-5614-35-4. 2-11