Anda di halaman 1dari 3

KESETARAAN GENDER DI INDONESIA

Jawaban: Belum meratanya kesetaraan gender di Indonesia.


Menurut saya:
Kesetaraan gender, atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, mengacu
pada pemenuhan hak-hak, kesempatan dan perlakuan yang adil oleh laki-laki dan perempuan
dari semua kelompok umur di segala tahapan kehidupan dan pekerjaan.
Kesetaraan gender antara wanita dan pria di Indonesia ternyata belum sepenuhnya
merata. Masih banyak sekali ketidak merataan terhadap hak-hak antara wanita dan pria yang
belum diperhatikan oleh pemerintah. Masih banyak kelompok atau individu yang
menganggap bahwa derajat wanita masih berada dibawah pria. Pendapat tersebut termasuk
hal yang tidak adil. Ketidak merataan ini dapat dipandang sebagai sebuah diskirminasi
terhadap peran perempuan dalam pembangunan ekonomi negara. Disksriminasi ini
mengancam pencapaian keadilan dan kesetaraan gender di Indonesia.
Bukan hanya dinegara kita , ada negara-negara Timur kesetaraana gender adalah
sebuah isu yang masih belum bisa dipecahkan dengan adil. Tidak seperti di negara Barat
yang cenderung lebih terbuka dan melihat bahwa wanita mempunyai hal yang sama dengan
pria. Negara Indonesia harus berkaca kepada negara Barat bahwa wanita juga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Masih banyak peran wanita dalam berbagai
bidang yang dapat ditingkatkan, seperti pada bidang pemerintahan dimana saat ini terdapat
Menteri Wanita yang memegang kendali seperti Menteri Perikanan dan Kelautan, ibu Susi
Pudjiastuti. Pemerataan gender yang dimulai pada tingkat pemerintahan ini, dapat
menimbulkan pandangan baru terhadap sektor pekerjaan lainnya.
Tetapi tidak semua memandang bahwa kesetaraan gender di Indonesia belum
merata. Mengutip dari Kompasiana.com (Mei, 2017), Terdapat seorang feminis yang berasal
dari Malaysia bernama Zaenah Anwar yang mengatakan bahwa Indonesia sebetulnya sudah
cukup baik dalam soal kesetaraan gender, namun Indonesia kurang menjual hal tersebut pada
publik sehingga masyarakat masih cenderung memandang negatif.
Saya setuju dengan apa yang dibicarakan oleh Zaenah Anwar, bahwa sebenarnya
pemerataan gender di Indonesia sudah cukup baik, tetapi tidak banyak hal yang di
publikasikan kepada masyarakat luas. Saya merasa tidak terlalu dipublikasikannya hal ini
disebabkan karena tidak inginnya wanita terlalu mendominasi.
Tetapi yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia saat ini adalah Hukum
yang mengatur kesetaraan gender di Indonesia tersebut. Karena belum ada aturan hukum
yang pasti tentang kesetaraan gender ini, dengan adanya hukum yang mengatur pasti akan
lebih terlihat adil dan merata tentang hak wanita dan pria.

Sekalipun banyak upaya dilakukan dalam beberapa tahun terakhir di bidang


pendidikan, kesehatan dan partisipasi politik, tahun ini tercatat kemunduran di ketiga bidang
itu, kata WEF. Hanya di bidang peluang ekonomi kesenjangan gender agak dipersempit.
Kesenjangan upah global juga membaik menjadi hampir 51 persen. Jumlah
perempuan yang mengambil peran kepemimpinan meningkat menjadi 34 persen secara
global, kata laporan itu. Tetapi pada saat yang sama, perempuan secara proporsional lebih
sedikit terlibat dalam angkatan kerja dibanding laki-laki.
Salah satu alasan memburuknya posisi perempuan di dunia kerja adalah
perkembangan teknologi otomatisasi, yang menunjukkan dampak tidak proporsional pada
gender. Perempuan secara signifikan kurang terwakili di bidang pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan sains, teknologi, teknik dan matematika, yang sekarang justru
sedang berkembang pesat.
Partisipasi perempuan di bidang kecerdasan buatan misalnya sangat rendah,
hanya sekitar 22 persen dari angkatan kerja. "Celah ini tiga kali lebih besar daripada di sektor
industri lainnya".
Masalah lainnya yaitu mayoritas di Indonesia, perempuan banyak bekerja di
sektor informal serta banyak perempuan dengan kemampuan yang sama dengan laki-laki
tetapi digaji lebih rendah. 
Menurut Menkeu, level playing field antara laki-laki dan perempuan berbeda
karena kondisi biologis perempuan yang ada saatnya ia hamil, melahirkan dan menyusui.
Namun, perempuan perlu didukung dengan kebijakan contohnya ketersediaan ruang laktasi
dan childcare di kantor. Di Indonesia juga ada cuti melahirkan tapi tetap dibayar. Di
Kemenkeu, ada kebijakan parental leave melalui KMK Pengarusutamaan Gender dimana
para suami juga bisa cuti 10 hari untuk menemani istrinya yang baru melahirkan.
Bagaimana membuat lingkungan yang membuat perempuan itu terus produktif,
confident, bertanggungjawab dan bisa menuangkan aspirasinya. Dalam hal ekonomi juga
dibuat kebijakan yang berpihak kepada perempuan seperti UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah) melalui program Mekaar, Kemenkeu dengan program UMi (Kredit Ultra Mikro).
Pada gap pendidikan, Pemerintah memberikan Program Keluarga Harapan bagi
keluarga miskin agar tidak alasan untuk anak perempuannya tidak bisa sekolah karena alasan
ekonomi. Dalam keluarga dan masyarakat, perempuan juga seharusnya bisa didorong agar
dapat memilih bidang studi yang didominasi laki-laki seperti matematika dan science karena
bidang studi tersebut tidak mengenal gender.
Pada masalah kesehatan, Pemerintah memiliki Jaminan Kesehatan Universal
(Universal Health Coverage) untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta BPJS.
Selain itu, program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) agar anak laki-laki dan perempuan
memiliki kesempatan yang sama untuk bermain dan belajar sesuai usianya. Pemerintah juga
berusaha mengatasi masalah stunting atau kurang gizi.
Di bidang politik, Menkeu berpesan agar perempuan lebih berpartisipasi aktif
hingga 30% kuota di parlemen juga bisa terpenuhi dan dapat menganalisis isu dengan baik
berdasarkan data, fakta yang rasional tidak sekedar karena faktor emosional dalam memilih
Presiden dan wakil rakyat.
Untuk itu perlu ditanamkan sejak dini gender neutral, beri anak (laki-laki dan
perempuan) kesempatan yang sama. Anda semua punya peranan penting. Apapun posisi
Anda, gunakan sisi champion, afirmasi dan keadilan terutama gesture laki-laki pada
perempuan.
Pada sisi organisasi, kebijakan yang dibuat dengan memperhatikan kesetaraan
gender dapat memberikan kontribusi dan perspektif yang menyeluruh terhadap sebuah
masalah. Poinnya kalau organisasi diisi hanya satu jenis makhluk maka dia akan kehilangan
pandangan dan kontribusinya dari makhluk lainnya sehingga policynya tidak menyeluruh.
Kalau lebih diversify maka perspektifnya akan lebih menyeluruh. Oleh karena itu, public
policy harus selalu responsif. Laki perempuan seperti sepatu. Kalau haknya tidak sama tinggi,
jalannya tidak enak,

Anda mungkin juga menyukai