BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan)
dan berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan merupakan suatu
perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami
dan menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Muhimah &
Safe’i, 2010). Kehamilan menimbulkan perubahan fisiologis pada wanita
hamil. Masa kehamilan ada perubahan hampir pada semua sistem dan organ
maternal (Hutahaean, 2013). Kehamilan juga menimbulkan perubahan
psikologis bagi ibu hamil. Hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh
meningkat sehingga menyebabkan timbulnya mual dan muntah, lemah,
lelah serta pembesaran payudara. Hal ini akan menyebabkan ibu merasa
tidak sehat dan seringkali merasa cemas karena kehamilannya (Jannah,
2012).
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual
muntah yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari
sehingga membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negatif
bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya
mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja
maupun terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa
terjadipada multigravida (Rocmawati, 2011).
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti tetapi
beberapa faktor seperti faktor psikologis, faktor fisik, faktor konsentrasi
HCG yang tinggi dan faktor gizi menjadi penyebabnya).Penyebab lain adalah
peningkatan kadar hormon progestron serta peningkatan hormon estrogen.
Faktor psikologis juga berperan terhadap terjadinya Hiperemesis Gravidarum
seperti tekanan pekerjaan, rumah tangga yang retak dan dapat menyebabkan
konflik mental sehingga memperparah mual dan muntah (Runiari, 2010).
2
orang, ibu dengan anemia 2 orang, ibu dengan hipertensi 5 orang, dan
sebanyak 5 ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum. Pada tahun 2019
terdapat 137 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, ibu dengan
kehamilan normal yaitu 123 orang, ibu dengan anemia 3 orang, ibu dengan
hipertensi 4 orang, dan sebanyak 7 ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum.
Komplikasi potensial yang sering terjadi pada kehamilan trimester I
antara lain: infeksi dan abortus spontan. Sebagian besar Hiperemesis
Gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan,
serta pemberian obat penenang dan anti muntah, akan tetapi sebagian kecil
wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang berkelanjutan
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kekurangan
cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit (Manuaba, 2014).
Dampak dari Hiperemesis Gravidarum tidak hanya mengancam
kehidupan wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin
seperti abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi
pada bayi baru lahir (Runiari, 2010).
Bidan memiliki wewenang dalam memberikan pelayanan
yangtercantum dalam permenkes NO. 369/MENKES/SK/III/2007 sesuai
dengankompetensi ke-3 yang menyebutkan bahwa bidan memberikan
asuhan yangbermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yangmeliputi, deteksi dini, pengobatan, atau rujukan dari
kompliksi tertentu. Bidansebagai tenaga kesehatan yang mempunyai
kewenangan mandiri dalammelaksanakan asuhan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarumgrade 1.
Mengingat kasus hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan
komplikasi yang lebih berat dan mempengaruhi status kesehatan ibu dan
anak, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus “Asuhan Kebidanan
Antenatal Care TM 1 pada Ny.Y Umur 22 Tahun G1P0A0 dengan
Hiperemisis Gravidarum Grade Idi BPM Eka Rahma Winarti, Am.
Keb Mesat Jaya Tahun 2019”.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Tanda Pasti
1. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta
dapat didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler)
sekitar minggu ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan
dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain yang meyertai
seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu
(Kumalasari, 2015: 3).
2. Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat
melakukan pemeriksaan,
3. Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG
(Sunarti, 2013: 60).
b. Tanda – Tanda Tidak Pasti
1. Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu
hamil, mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi
dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel degraaf dan ovulasi. Pada wanita yang terlambat
9
a. Tes Urine
Tes urine dapat dilakukan dirumah atau dilaboratorium. Tes
Pack atau alat tes kehamilan yang banyak digunakan oleh
12
1. Pemeriksaan urine
Urin diperiksa untuk mendeteksi keberadaan keton.
Pemeriksaan ini dilakukan saat bangun tidur dan setiap kali
makan atau cemilan tertunda. Apabila terjadi ketonuria, asupan
karbohidrat harus dengan hati-hati ditingkatkan atau cemilan lain
dapt ditambahkan kedalam rencana makanan sehari-hari.
(Bobak.2010.h; 711)
Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pada
pencernaannya yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh
membakar lemak untuk mempertahankan panas dan energi
tubuh. Sehingga hasil pembakaran dari metabolisme lemak
terdapat dalam darah dan urin (terdapat atau kelebihan keton
dalam urin). (Runiari.2010.hal 11)
2. Darah rutin
Tujuan dilakukan pemeriksaan haemoglobin : pemeriksaan
Hb secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin
untuk mendeksi anemia. Pada wanita hamil yang kurang darah
lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum dapat dimasukan
dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan
anemia (Manuaba.2010.h; 230).
3. Uji glukosa
Uji glukosa darah merupakan metode yang dipilih untuk
memantau glukosa darah dan dapat dilakukan pengontrolan
glikemia wanita terutama pada wanita selama kehamilan
(Bobak.2010.hal 709-711 dan 702).
26
2.2.6 Komplikasi
1. Maternal
Dampak yang ditumbulkan, ibu akan kekurangan nutrisi
dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini
aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang
menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar, dan
kerusakan ginjal. (Ai Yeyeh,dkk.2010.h; 128-129)
2. Fetal
a. Kemungkinan bayi mangalami BBLR, IUGR, prematur
hingga terjadi abortus. (Ai Yeyeh,dkk.2010.h; 129)
b. Pada kasus-kasus ekstrem, embrio dan janin dapt mati akibat
perubahan metabolik yang menetap (irreversible)
(Bobak.2010.h; 721)
2.2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan oleh bidan pada kasus
hiperemesis gravidarum yaitu dengan cara:
1. Tingkat I
Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi
tentang kehamilan dengan maksud menghilangkan faktor psikis
ibu terhadap rasa takut, menganjurkan mengubah pola makan
sehari-hari, therapy obat menggunakan sedative (obat yang punya
efek mengantuk) yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin B1 dab B6. Antihistamin seperti dramamin dan avomin.
Menurut surrinah (2010), infus glukosa 10%atau 5% : RL = 2:
1,40 tetes per menit.
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat
dan protein dengan glukosa 5% bila perlu ditambahkan vitamin,
khusus vitamin B1 komplek dan vitamin C (Prawirohardjo.2010)
2. Tingkat II dan tingkat III
a. Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat
meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari
lingk ungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah
berkaitan dengan kehamilan. (Manuaba, 2010).
b. Pemberian cairan pengganti
Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga
keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang
diberikan adalah glukosa 5 sampai 10% dengan keuntungan
dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai
sumber energi. sehingga terjadi perubahan metabolism dari
lemak dan protein menjadi pemecahan glukosa. Dalam cairan
dapat di tambahkan vitamin C, B kompleks atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme.
32
bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.Dalam
kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien (Nurul, 2015).
2.3.7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar
efektif dalam pelaksanaannya. Langkah proses penatalaksanaan
umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada
proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di
dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien
dan situasi klinik (Nurul, 2015).
intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih dari satu catatan untuk satu
pasien dalam satu hari.Bentuk penerapannya adalah sebagai berikut
(Mufdlilah, 2017).
Data Subjektif
Berisi tentang data dari klien (segala bentuk pernyataan atau keluhan klien)
di peroleh dari anamnesa yang merupakan ungkapan langsung.
Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil observasi melalui pemeriksaan umum, fisik,
obstetrik, penunjang (laboratorium, USG, inspekulo, VT, dll)
Analisis
Kesimpulan berdasarkan dari data S dan O, meliputi diagnosis, antisipasi
diagnosis atau masalah potensial, serta perlunya tindakan segera
Planning
Rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis, termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling.
2.5. Landasan Hukum
Adapun Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010 yaitu:
Pasal 10
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
c. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berwenang untuk :
37
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan kegawat daruratan,dilanjutkan dengan dirujuk
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
eksklusif.
2.6. Informed Consent
BAB III
METODOLOGI
3.1 Jenis Studi Kasus
Studi kasus (case study) yang merupakan bagian dari metode
kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara lebih
mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi
(J.R Raco, 2010)
Jenis studi kasus pada Asuhan Kebidanan Antenatal Care TM 1 pada
Ny. Y Umur 22 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemisis Gravidarum Grade I di
BPM Eka Rahma Winarti, Am. Keb Mesat Jaya Tahun 2019ini adalah
menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah prosedur pemecahanmasalah yang
diselidiki denganmenggambarkan/melukiskankeadaan/subyek/obyek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-faktayang tampak sebagaimanaadanya
(Arikunto, 2010).
3.2 Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus adalah tempat dimana sebenarnya penelitian
dilakukan dan dimana sebenarnya peneliti menangkap keadaan objek-
objek yang sedang diteliti (Sugiyono, 2011).
Pada studi kasus asuhan kebidanan ini dilakukan diBPM Eka Rahma
Winarti, Am. Keb Mesat Jaya Tahun 2019.
3.3 Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus adalah memberi batasan subjek penelitian
sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian
melekat, dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 2010).
Subyek studi kasus pada laporan studi kasus ini adalah Ibu hamil Ibu
Hamil pada Ny. Y Umur 22 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemisis
Gravidarum Grade I di BPM Eka Rahma Winarti, Am. Keb Mesat Jaya
Tahun 2019.
3.4 Waktu Pelaksanaan
41
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Pasien: Ny. Y Nama Suami : Tn. K
Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa: Sumatera Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kayuara
2. Keluhan
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, mengeluh mengalami
mual dan muntah konsistensi cair 6 kali sehari, tidak nafsu
makan, badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya.
45
3. Riwayat Mestruasi
(1) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada usia 14
tahun.
(2) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya 28
hari.
(3) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari.
(4) Banyaknya : Ibu mengatakan saat haid sehari ganti
pembalut 3 kali.
(5) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap
bulan.
(6) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan
berwarna merah.
(7) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid.
4. Riwayat Kehamilan Ini
a. HPHT : 15Mei 2019
b. HPL : 22 Februari 2020
c. Gerakan janin: Ibu mengatakan belum merasakan adanya
gerakan janin pada perutnya.
d. Vitamin yang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak
mengkonsumsi vitamin atau jamu.
e. Keluhan – keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual, muntah dan pusing.
Trimester II : -
Trimester III : -
f. ANC : Ibu mengatakan periksa 1 kali di bidan pada usia
kehamilan 1 bulan.
g. Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi
ibu hamil.
h. Imunisasi TT
Ibu mengatakan sudah suntik TT 2 kali
46
TT 1 : calon pengantin
TT 2 : saat hamil anak pertama
i. Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa cemas dengan mual dan muntah
yang dialaminya saat ini.
5. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Jantung,
Hipertensi, DM, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit Hipertensi,
DM, Malaria, Asma, Hepatitis.
7. Riwayatperkawinan
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Cukup
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital:
TD:110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, RR: 22 x/mnt, T: 370C
4. Antropometri : BB: 40 kg, TB: 155 cm, Lila: 24 cm
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada,
warna rambut hitam, bersih, tekstur keras, tidak ada
kerontokan
b. Muka : tidak ada cloasma, tidak oedem, simetris
c. Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus, cekung,
simetris, fungsi penglihatan baik
48
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. Y G1P0A0 umur 22 tahun umur kehamilan 7+2 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I.
Data Dasar :
1. Data Subyektif
a. Ibu mengatakan bernama Ny. Y berumur 22 tahun
b. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 15Mei
2019.
c. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum
pernah keguguran.
d. Ibu mengatakan sejak 1 hari yang lalu mengalami mual
muntah konsistensi cair ± 6 kali sehari, tidak nafsu makan
dan badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya.
2. Data Obyektif
50
4.1.6. IMPLEMENTASI
Tanggal : 07 Juli 2019 Pukul : 19.15 WIB
1. Pukul 19.15 WIB memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini
dalam kondisi cukup.
2. Pukul 19.20 WIB memberikan penjelasan kepada ibu bahwa mual
dan muntah pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I
merupakan gejala yang fisiologis atau normal pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Pukul 19.25 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
dengan tidur siang ± 2 –3 jam serta tidur malam tidak terlalu larut ±
8 jam dan mengurangi aktifitas rumah tangga untuk sementara
waktu agar ibu bisa istirahat secara maksimal untuk mengurangi
efek mual dan muntah.
4. Pukul 19.30 WIB memberitahu ibu tentang asupan makanan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu dengan
porsi sedikit tapi sering dan makan –makanan ringan seperti biskuit,
sementara waktu menghindari makanan yang berminyak dan berbau
lemak (contoh : daging, keju, susu dan lain –lain) serta menyajikan
52
makanan dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin agar tidak
memicu timbulnya mual dan muntah.
5. Pukul 19.35 WIB memberitahu ibu tentang mobilisasi pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu jangan tiba –
tiba langsung berdiri pada saat pagi bangun tidur tetapi miring
kemudian duduk terlebih dahulu baru pelahan berdiri untuk
menghindari mual dan muntah.
6. Pukul 19.40 WIB menganjurkan ibu untuk banyak minum minimal
2 - 3 liter per hari atau 7 –8 gelas per hari supaya ibu tidak
mengalami dehidrasi.
7. Pukul 19.45 WIB memberikan cairan injeksi B complex secara IM,
vesperum (10 mg)sebanyak 10 tablet diminum2 x 1 sebelum makan,
vitamin B6 1x1 sesudah, vitamin b6, diminum dengan air putih
setelah makan. Cairan cairan injeksi B complex untuk membantu
proses metabolisme dan meningkatkan energi. Vesperum (10 mg),
yang di gunakanuntukmenanganigejalamual, muntah,
nyeriperut.Suplemen vitamin B6 diberikan pada penderita
kekurangan vitamin B6 (misalnya karena malnutrisi), morning
sickness, mengatasi jenis anemia tertentu (anemia sideroblastik).
8. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu
lagi tanggal 14 Juli 2019 untuk mengontrol kondisi ibu.
4.1.7. EVALUASI
Tanggal :07 Juli 2019 Pukul : 19.45 WIB
4. Ibu sudah mengerti dan paham tentang asupan makanan pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I.
5. Ibu sudah mengetahui tentang mobilisasi pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade I.
6. Ibu bersedia banyak minum minimal 2 –3 liter per hari atau 7 –8
gelas per hari.
7. Ibu sudah dilberikan injeksi B comlex secara IM dan bersedia untuk
minum obat oral secara teratur.
8. Ibu bersedia dan senang akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu
lagi.
54
DATA PERKEMBANGAN I
( Kunjungan Rumah )
Tanggal :14 Juli 2019 Pukul : 08.00 WIB
A. Subyektif
1. Ibu mengatakan masih mual dan muntah konsistensi cair ± 4 kali sehari
2. Ibu mengatakan badan masih merasa lemas.
3. Ibu mengatakan tidak dapat istirahat dengan nyenyak dan sering
terbangun karena mual muntah.
4. Ibu mengatakan nafsu makan masih sedikit 1 –2 kali sehari dan
minumnya masih sedikit ± 5 – 6 gelas.
5. Ibu mengatakan masih merasa cemas dengan keadaan kehamilannya
sehubung dengan mual muntah yang dialami.
6. Ibu mengatakan teratur minum obat setiap hari dan masing – masing
obat tinggal 3 biji.
B. Obyektif
1. Keadaan umum : Cukup
2. Kesadaran : Composmentis
3. Vital sign
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36 °C
d. Respirasi : 22 x/menit
4. BB sekarang : 40 kg
5. Pemeriksaan inspeksi : Turgor kulit kurang, lidah kering, mata cekung
dan congjungtiva pucat.
C. Assesment
Ny.Y umur 22 tahun G1P0A0 umur kehamilan 8+2 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I.
D. Planning
Tanggal :14 Juli 2019 Pukul : 09.30 WIB
1. Pukul 09.30 WIB menanyakan mual muntah setiap kali kunjungan rumah.
55
Evaluasi :Ibu masih mual muntah konsistensi cair 4–5 kali sehari
konsistensi air.
2. Pukul 09.40 WIB menjelaskan pada ibu bahwa mual dan muntah yang
dialaminya saat ini merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
Evaluasi :Ibu sudah mengerti tentang kondisinya saat ini sehubung
dengan mual muntah yang dialaminya.
3. Pukul 09.45 WIB menganjurkan ibu makan selagi panas dengan porsi
sedikit tapi sering dan menghindari makanan yang berminyak dan berbau
lemak seperti gorengan, susu, keju, daging untuk sementara waktu sampai
kondisi klien pulih.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan selagi panas dengan porsi sedikit
tapi sering dan menghindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
4. Pukul 09.50 WIB menganjurkan ibu setiap bangun pagi untuk miring
terlebih dahulu kemudian duduk baru secara perlahan berdiri untuk
menghindari mual dan muntah.
Evaluasi :Ibu bersedia setiap bangun pagi miring terlebih dahulu
kemudian duduk baru perlahan bediri.
5. Pukul 09.55 WIB menganjurkan ibu untuk banyak minum dan banyak
istirahat tidur siang ± 2 –3 jam dan tidur malam ± 8 jam agar tidak terjadi
dehidrasi dan bisa istirahat secara maksimal.
Evaluasi :Ibu bersedia untuk banyak minum 7 – 8 gelas dan banyak
istirahat tidur siang ± 2 – 3 jam dan tidur malam ± 8 jam.
6. Pukul 10.00 WIB menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan minum obat
sampai kondisi pulih kembali.
Evaluasi :Ibu bersedia untuk melanjutkan minum obat secara teratur.
7. Pukul 10.05 WIB memberi dukungan moril bahwa penyakit ini bisa
disembuhkan.
Evaluasi :Ibu merasa senang dengan pelayanan yang diberikan.
8. Pukul 10.10 WIB memberitahu ibu akan tetap melakukan kunjungan
rumah 3 hari lagi sampai keadaan baik.
56
DATA PERKEMBANGAN II
( Kunjungan Rumah )
Tanggal :17 Juli 2019 Pukul : 10.00 WIB
A. Subyektif
1. Ibu mengatakan mual dan muntah sudah mulai berkurang ± 2 – 3 kali
sehari konsistensi cair.
2. Ibu mengatakan badannya masih sedikit lemas.
3. Ibu mengatakan nafsu makan sudah membaik ± 2 –3 kali sehari dan
minum ± 5 –6 gelas sehari.
4. Ibu mengatakan sedikit bisa istirahat dengan tenang karena mual dan
muntahnya sudah berkurang.
5. Ibu mengatakan tidak begitu cemas dengan kondisi kehamilannya saat
ini.
6. Ibu mengatakan selalu minum obat dengan teratur dan obatnya sudah
habis.
B. Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Vital sign
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Respirasi : 21 x/menit
d. Suhu : 36,2 °C
4. BB sekarang : 41 kg
5. Inspeksi : Turgor kulit sedikit kurang, lidah tidak
kering, mata tidak cekung, conjungtiva merah muda.
C. Assesment
Ny. Y umur 22 tahun G1P0A0 hamil 8+5 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade I.
D. Planning
Tanggal : 17 Juli 2019 Pukul : 10.15 WIB
58
1. Pukul 10.15 WIB memberitahu ibu keadaannya saat ini dalam kondisi
baik.
Evaluasi :Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini bahwa dalam kondisi
baik.
2. Pukul 10.17 WIB menanyakan mual dan muntah pada ibu.
Evaluasi :Mual dan muntah sudah berkurang ± 2 –3 kali sehari, badan
masih sedikit lemas
3. Pukul 10.20 WIB menjelaskan kembali kepada ibu tentang gizi seimbang
ibu hamil seperti nasi, sayur, lauk dan buah –buahan.
Evaluasi :Ibu sudah mengetahui tentang gizi ibu hamil.
4. Pukul 10.25 WIB mengevaluasi ibu untuk makan dengan gizi seimbang
dan makan selagi panas atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering dan
menghindari makanan yang berminyak serta berbau lemak (contohnya
daging, susu, gorengan) agar tidak memicu terjadinya mual dan muntah.
Evaluasi :Ibu bersedia makan dengan gizi seimbang dan makan selagi
panas atau dingin dengan porsi sedikit tapi sering.
5. Pukul 10.30 WIB mengevaluasi ibu untuk istirahat siang ±2 – 3 jam dan
tidur malam ± 8 jam supaya bisa istirahat secara maksimal.
Evaluasi :Ibu bersedia untuk istirahat dengan tidur siang ± 2 –3 jam
sehari dan tidur malam ± 8 jam.
6. Pukul 10.35 WIB menganjurkan ibu untuk banyak minum 7 – 8 gelas
sehari agar tidak terjadi dehidrasi.
Evaluasi :Ibu bersedia untuk banyak minum yaitu sehari minimal 7 –8
gelas.
7. Pukul 10.40 WIB memberikan ibu terapi obat Vesperum (10 mg) 2 x 1
sehari, sebanyak 10 tablet diminum dengan air putih.
Evaluasi :Ibu sudah diberikan terapi obat lagi.
8. Pukul 10.45 WIB memberitahu ibu akan tetap melakukan kunjungan
rumah 4 hari lagi sampai kondisi membaik.
Evaluasi : Ibu merasa senang dengan kunjungan rumah yang akan
dilakukan untuk mengetahui tentang perkembangan kesehatannya.
59
BAB V
PEMBAHASAN
a. Diagnosa kebidanan
Ny. Y G1P0A0 umur 22 tahun umur kehamilan 10+2 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I.
Data Dasar :
1. Data Subyektif
a) Ibu mengatakan bernama Ny. Y berumur 22 tahun
b) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 15 Mei
2019.
c) Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum
pernah keguguran.
d) Ibu mengatakan sejak 1 hari yang lalu mengalami mual
muntah konsistensi cair ± 6 kali sehari, tidak nafsu makan
dan badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya.
2. Data Obyektif
a) Keadaan umum : Cukup
b) Kesadaran : Composmentis
c) HPL : 22 Februari 2020
d) Vital sign
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Suhu : 37 °C
- Nadi : 80 x/menit
- Respirasi : 22 x/menit
63
e) BB sebelum hamil : 40 kg
f) BB sekarang : 40 kg
g) Palpasi
Leopold I : Teraba ballottement
h) Inspeksi
Turgor kulit kurang, lidah kering, mata cekung dan
conjungtiva pucat.
b. Masalah
Ibu merasa tidak nyaman, cemas dan gelisah dengan kehamilannya
saat ini karena mual muntah yang mengganggu aktifitasnya.
c. Kebutuhan
1) Informasi tentang keadaan kehamilannya saat ini
2) Informasi tentang penyebab mual dan muntah serta cara
mengatasinya
3) Dukungan moril untuk ibu dari suami dan keluarganya.
Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus
Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah “Ny. X G P A umur tahun
hamil minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dan masalah
yang sering muncul pada kasus Hiperemesis Gravidarum Gade I
adalah gangguan rasa nyaman, cemas, dan gelisah menghadapi
kehamilannya serta memberikan kebutuhan yaitu infomasi tentang
keadaannya saat ini, memberikan konseling serta motivasi dukungan
pada ibu (Sulistyawati, 2015).
Sedangkan pada interpretasi data ini setelah diperoleh data
dari ibu, keluarga dan tenaga kesehatan maka didapatkan diagnosa
Ny. Y umur 22 tahun G1P0A0 hamil 8+2 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I. Masalah yang muncul dari
diagnosa kebidanan tersebut adalah klien merasa cemas dan gelisah
dengan kehamilannya saat ini karena mual muntah yang berlebihan
yang mengganggu aktivitasnya, dan masalah tersebut dapat teratasi
64
mg),mengandungdomperidoneadalahtermasukobatgolonganantiemetik, yang
di gunakanuntukmenanganigejalamual, muntah, nyeriperut. Suplemen
vitamin B6 diberikan pada penderita kekurangan vitamin B6 (misalnya
karena malnutrisi), morning sickness, mengatasi jenis anemia tertentu
(anemia sideroblastik), dan kejang terkait vitamin B6 (pyridoxine dependent
seizure).
Pelaksanaan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi diagnosa
potensial berupa Hiperemesis Gravidarum Grade II.Sehinggapada kasus
Hiperemesis Gravidarum Grade I padaNy. Y tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
5.7. Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa (Agustin, 2016).
Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I menurut Rukiyah (2014), meliputi :
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah dan nadi
normal, berat badan sudah stabil, ibu bersedia makan dan minum sedikit tapi
sering, ibu bersedia menghindari makanan yang berbau minyak dan lemak,
ibu bersedia istirahat cukup, ibu bersedia melakukan kunjungan ulang bila
kondisi semakin buruk segera mungkin, mual muntah berkurang tidak
terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade II.
Kasus pada ibu hamil Ny. Y dengan Hiperemesis Gravidarum Grade
Itelah dilakukan perawatan selama 14 hari dari tanggal 07 Juli 2019 sampai
21 Juli 2019 dengan dilakukan kunjungan rumah sebanyak 3 kali
kunjungan. Kunjungan pertama klien masih merasa mual muntah ± 4–5 kali
sehari, nafsu makan sedikit, turgor kulit kurang, lidah kering, conjungtiva
pucat, mata cekung, badan lemas dan klien merasa cemas.
Kunjungan kedua klien masih merasa mual muntah 2 –3 kali sehari,
nafsu makan sudah ada, turgor kulit sedikit kurang, lidah tidak kering, mata
68
tidak cekung, conjungtiva merah muda, badan masih lemas dan ibu sudah
tidak merasa cemas. Kunjungan ketiga keadaan klien sudah membaik, mual
muntah sudah berhenti, turgor kulit baik, lidah tidak kering, mata tidak
cekung, conjungtiva merah muda, badan tidak lemas, nafsu makan sudah
baik, dan berat badan naik 0,5 kg, serta diagnosa potensial tidak muncul
setelah dilakukan asuhan kebidanan secara baik. Penanganan yang tepat dan
observasi yang baik dari pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien maka dari hasil evaluasi tidak ditemukan antara kesenjangan
antara teori dan pratek dilapangan.
69
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Menurut Managemen Kebidanan Varney
Setelah melakukanAsuhan Kebidanan Antenatal Care TM 1
pada Ny. Y Umur 22 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemisis
Gravidarum Grade Idi BPM Eka Rahma Winarti, Am. Keb Mesat
Jaya Tahun 2019, maka penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut
sebagai berikut:
a. Telah melaksanakan asuhan 1-7 langkah Varney dan SOAP
pada kasus Asuhan Kebidanan Antenatal Care TM 1 pada Ny.
Y Umur 22 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemisis Gravidarum
Grade Idi BPM Eka Rahma Winarti, Am. Keb Mesat Jaya
Tahun 2019.
b. Tidak Ada kesenjangan dalam pemberian terapi antara teori dan
kasus nyata dilapangan padaAsuhan Kebidanan Antenatal Care
TM 1 pada Ny. Y Umur 22 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemisis
Gravidarum Grade Idi BPM Eka Rahma Winarti, Am. Keb
Mesat Jaya Tahun 2019, dimana dalam pemberian terapi
menggunakan vitamin B6, sedativ dan anti histamin.
c. Ada alternatif pemecahan masalah Asuhan Kebidanan
Antenatal Care TM 1 pada Ny. Y Umur 22 Tahun G1P0A0
dengan Hiperemisis Gravidarum Grade Idi BPM Eka Rahma
Winarti, Am. Keb Mesat Jaya Tahun 2019, yaitu memberikan
terapi injeksi intrsmuskular B compex, obat oralvesperum (10
mg) 1x1 sehari dan vit B6.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi Penulis
Bagi penulis dari studi kasus ini merupakan pengalaman
ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah
70