Anda di halaman 1dari 2

Serbuk kayu disulap jadi aneka kerajinan oleh sumartri dan ahmad di kel.

kali deres Jakarta barat

BAGI sebagian orang, serbuk kayu selama ini jarang sekali dimanfaatkan dan langsung
dibuang ke tempat sampah. Jika pun ada, paling banter digunakan untuk pupuk tanaman.

Tapi di tangan sejumlah ibu-ibu dan warga di RW 08 Kelurahan Kalideres, Kec. Kalideres,
Jakarta Barat, serbuk kayu diolah menjadi aneka kerajinan tangan produktif misalnya lukisan
dan kaligrafi. Meski masih dalam skala lokal, tapi produk ini diyakini tak kalah bersaing
dengan produk impor sekalipun. Begitu pula dengan pecahan keramik yang di-rangkai
sedemikian rupa menjadi tempat lilin, tempat tisu dan bingkai foto. Tak ketinggalan pasir pun
bisa dipoles menjadi bingkai foto.

Pembuatan serbuk kayu ini pertama kali dirintis Sumantri,30, dan Ahmad Rosadi,25, sejak
setahun lalu. Awalnya, mereka mengaku prihatin melihat banyaknya serbuk kayu yang ada di
sekitar tempat tinggal yang akhirnya terbuang begitu saja. Walau sedikit terobati, lantaran
sebagian warga ada juga yang memanfaatkannya sebagai pupuk.

Keduanya lantas iseng-iseng mencoba membuat lukisan dan kaligrafi dengan bahan dasar
serbuk kayu. Awalnya, pembuatan lukisan serbuk ini diakui Sumantri dan Ahmad, sangat
sulit karena seringkali gagal se-hingga cukup mengecewakan.
"Tapi kami tak patah semangat, dengan sistem coba dan bongkar, ide membuat lukisan dan
kaligrafi dari serbuk kayu akhirnya kesampaian juga," ujar keduanya dengan bangga.

Oleh Sumantri dan Ahmad Rosadi, serbuk kayu diayak hingga halus. Lantas mereka
membuat pola (sket gambar) di atas bidang berbahan triplek. Sket gambar diberi lem dan siap
ditabur-kan serbuk kayu yang sudah dihaluskan. "Saat menabur-kannya (serbuk kayu),
pikiran harus tenang dan telaten. Jika tidak, serbuk bisa berantakan dan bakal merusak
gambar," kata Sumantri didampingi Ketua PKK Kel. Kalideres Ratu Titim Musa Mansur,
Ketua RW 08Andri-ansah dan Ketua RT 05/d8 Abdul Aziz.

Untuk pewarnaan lanjut Ahmad Rosadi, tergantung kebutuhan dari lukisan atau kaligrafi
yang sedang dibuat. Tak sedikit lukisan yang tak membutuhkan warna tambahan karena
sudah cukup dengan warna natural sesuai warna serbuk kayu yang ada.

Lazimnya pembuatan lukisan dan kaligrafi tersebut berkisar 3 hingga 5 hari, tergantung
ukuran, gambar dan berapa banyak warna yang dibutuhkan. Hal yang terpenting, karena
pengerjaan seluruhnya manual sehingga harus digarap dengan sepenuh hati.

Kini kepiawaian keduanya mulai ditularkan kepada war-ga sekitar khususnya kaum ibu
rumah tangga dan kader PKK setempat. Serbuk kayu dan pecahan keramik yang selama ini
teronggok menjadi sampah, secara bertahap mulai ramai-ramai digarap menjadi aneka
ketrampilan tangan yang produktif. Contohnya saja lukisan dan kaligrafi yang sudah
dibingkai dengan ukuran 25X50 Cm rata-rata dijual Rp 75 ribu. Cukup murah lho tapi
hasilnya nyeni banget.

"Saya ingin cepat pandai menggunakan daur ulangserbuk kayu untuk dibuat lukisan apalagi
kaligrafi. Hasilnya lumayan buat nambah uang belanja, apalagi sekarang ini sembako makin
mahal saja," celetuk Mar-yanti, warga RW 08.

TINGKATKAN PENDAPATAN

Lurah Kalideres Musa Mansur didampingi Ketua PKK Kel. Kalideres Ratu Titim Musa
Mansur menjelaskan, pihaknya berusaha membina usaha mikro warga untuk meningkatkan
penda-patan keluarga sehingga dapat hidup sejahtera.

Kendati produk ini masih seumur jagung tapi kata Ratu Titim Musa Mansur, PKK Kel.
Kalideres sudah berupaya, memasarkannya dalam berbagai bazar baik di tingkat kelurahan
hingga DKI. "Agar hasil kerajinan tangan ini dapat lebih maksimal, kami amat membutuhkan
pelatihan dari unit terkait sekaligus membantu pemasarannya supaya lebih dikenal
masyarakat luas," harapnya, (rachmi/si/aw).

Anda mungkin juga menyukai