Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI

Nomor :
Terbitke :
SOP No.Revisi :

Tgl.Diberlaku :

Halaman :1- UPTD


Puskesmas
Kampar Kiri

DitetapkanKepala UPTD
Puskesmas Kampar Kiri
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001

1. Pengertian Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah


persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek
dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah
2. Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan
pelayanan penanganan atonia uteri
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kampar Kiri No ............
Tentang Panduan Pelayanan Klinis, Asuhan Kebidanan, dan Pelayanan
Medis
4. Referensi Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Kkkk
5. Prosedur
Tanda dan gejala
 Perdarahan segera setelah anak lahir
 Uterus tidak berkontraksi atau lembek

Faktor predisposisi
 Umur : umur yang terlalu tua dan muda
 Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
 Partus lama dan partus terlantar
 Obstetri operatif dan nakrosa
 Uterus terlalu regang dan besar
 Kelainan pada uterus

Diagnosis
Perdarahan pascasalin adalah perdarahan > 500 ml setelah bayi lahir.

Penatalaksanaan
 Persetujuan Tindakan Medik
 Pastikan infus intravena sudah terpasang (2 jalur bila mungkin)
dengan menggunakan jarum terbesar (no. 16 atau no. 18)
 Lakukan pemijatan uterus
 Pastikan plasenta lahir lengkap
 Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan Nacl 0.9 % / RL
dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM.
 Lanjutkan 20 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan Nacl 0.9 % / RL
dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
 Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti 0,2
mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV setiap 4 jam
bila diperlukan.
 Jika perdarahan berlanjut berikan 1 g asam traneksamat IV ( bolus
selama 1 menit, dapat di ulang setelah 30 menit).
 Jika perdarahan masih berlanjut pasang kondom kateter
 KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
 Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan antiseptik pada
sarung tangan kanan. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri,
sisihkan kedua labium mayus ke lateral dan secara obstetrik,
masukkan tangan kanan melalui introitus.
 Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran punggung jari telunjuk
hingga kelingking pada forniks anterior, dorong uterus ke kranio-
anterior.
 Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus uteri.
 Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak tangan kiri
dengan kepalan tangan kanan pada forniks anterior.
 Perhatikan perdarahan yang terjadi, bila perdarahan berhenti,
pertahankan posisi demikian hingga kontraksi uterus membaik. Bila
perdarahan Belum berhenti, Keluarkan tangan kanan, bersihkan
sarung tangan dan rendam dalam klorin 0,5 %.
 Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan handuk.
 Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar.
KOMPRESI BIMANUAL UTERUS EKSTERNA
 Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu.
 Tekan dinding perut bawah untuk menaikkan fundus uteri agar
telapak tangan kiri dapat mencakup dinding belakang uterus.
 Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan kanan dapat
menekan korpus uteri bagian depan
 Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak tangan kiri
dan kanan dan perhatikan perdarahan yang terjadi.
 Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga uterus
dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti
segera rujuk ke RS.
 Dekontaminasi dan Pencegahan Infeksi Pasca Tindakan Perawatan
Lanjutan
 Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi uterus tiap 10
menit dalam 2 jam pertama
 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

6. Unit terkait VK
7. RekamanHistorisperubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan TanggalMulaiDiberlakukan


ATONIA UTERI
Nomor :
Terbitke :
No.Revisi :
DAFTAR
TILIK Tgl.Diberlaku :

Halaman :4- UPTD


Puskesmas
Kampar Kiri

DitetapkanKepala UPTD
Puskesmas Kampar Kiri
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001

LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU
APAKAH

 Persetujuan Tindakan Medik


 Infus intravena sudah terpasang (2 jalur bila mungkin) dengan
menggunakan jarum terbesar (no. 16 atau no. 18)
 Lakukan pemijatan uterus
 Pastikan plasenta lahir lengkap
 Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan Nacl 0.9 % /
RL dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM.
 Lanjutkan 20 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan Nacl 0.9 % /
RL dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
 Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti 0,2
mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV setiap 4
jam bila diperlukan.
 Jika perdarahan berlanjut berikan 1 g asam traneksamat IV
( bolus selama 1 menit, dapat di ulang setelah 30 menit).
 Jika perdarahan masih berlanjut pasang kondom kateter
 KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
 KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
 Dekontaminasi dan Pencegahan Infeksi Pasca Tindakan
Perawatan Lanjutan
 Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi uterus tiap 10
menit dalam 2 jam pertama
 Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)

Anda mungkin juga menyukai