KALA II
I. PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN
Persiapan penting bagi penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan praktik
Pencegahan Infeksi ( PI ) yang dianjurkan, termasuk mencuci tangan, memakai sarung
tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
1. Sarung Tangan
Sarung Tangan desinfeksi Tingkat tinggi atau steril harus selalu dipakai selama
melakukan pemeriksaan dalam, Membantu kelahiran bayi, episiotomi, penjahitan
laserasi dan asuhan segera bayi baru lahir.
2. Perlengkapan pelindung diri
Pelindung diri merupakan penghalang atau barier antara penolong dengan bahan-
bahan yang berpotensi untuk menularkan penyakit. Penolong harus memakai
celemek yang bersih, penutup kepala, masker penutup mulut dan pelindung mata
(kacamata) yang bersih dan nyaman.
3. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan
Ruangan harus memiliki pencahayaan yang baik, Tempat tidur dan kasur yang
dilapisi plastik/perlak, Ruangan harus hangat, dan terhalang dari tiupan angin
secara langsung. Harus tersedia meja yang bersih, dan mudah dijangkau.
Perlengkapan untuk pertolongan persalinan dalam set harus keadaan desinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
4. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan
pada bayi baru lahir, ruangan tersebut harus bersih dan hangat (minimal 25° C),
pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan angin.Sediakan selimut yang kering dan
bersih untuk menjaga kehangatan bayi.
5. Persiapan Ibu dan keluarga
a. Asuhan Sayang Ibu
Anjurkan ibu selalu didampingi oleh keluarganya.
Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan.
Penolong persalinan dapat memberikan semangat dan dukungan kepada
ibu dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan.
Tentramkan hati ibu dalam menghadapi kala dua persalinan.
Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran,
Setelah pembukaan lengkapanjurkan ibu untuk meneran disaat dorongan
kuat dan spontan untuk meneran. dan beristirahat diantara dua kontraksi.
Anjurkan ibu untuk minum selama proses persalinan kala dua.
Berikan rasa aman dan nyaman serta semangat dan tentramkan hatinya
selama proses persalinan berlangsung.
b. Membersihkan perineum ibu
Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan air matang (DTT).
c. Mengosongkan kandung kemih
Anjurkan dapat berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika kandung kemih
selalu terasa penuh. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan bila terjadi
retensi urin dan ibu tak mampu berkemih sendiri.
6. Amniotomi
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap, maka perlu
dilakukan tindakan amniotomi.
c. KALA IV
I. ASUHAN DAN PEMANTAUAN PADA KALA IV
Setelah placenta lahir :
1. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi
baik dan kuat.
2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan
pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah
pusat.
3. Perkirakan kehilanganm darah secara keseluruhan.
4. Periksa kemungkinan darah secara keseluruhan.
5. Evaluasi keadaan umum ibu.
6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV di bagian
belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian
dilakukan.