Anda di halaman 1dari 7

VAGINITIS

No. Dokumen C/VII/SOP/AKRED/2016/...


No. Revisi 00
Tanggal Terbit JANUARI 2016
Halaman 1/2
SOP

UPTD Puskesmas dr PASNIWATI


Kampar kiri NIP. 19750805 200904 2 001

1. Pengertian Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh vaginisis
bakterial, kandidiasis/ trikomoniasis vulvo vaginal, dan zat yang bersifat
iritatif (Mochtar, 2003)
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan
abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat
banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.Cairan
yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang
normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju atau
kuning kehijauan atau kemerahan. Infeksi vagina karena bakteri
cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh
kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau
mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat
karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin
banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.

2. Tujuan Untuk sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam


melakukan pelayanan penanganan ketuban pecah dini
3. Kebijakan SK kepala puskesmas kampar kiri
Nomor : 440/KAPUS/PKM-KK/2016/.......
tentang jenis pelayanan di UPTD puskesmas kampar kiri
4. Referensi Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas melaksanakan anamnesa lebih lanjut untuk mengetahui
keluhan pasien meliputi :
a. Menanyakan keluhan sebelum masuk
- Menanyakan ada tidaknya nyeri pada vagina
- Menanyakan ada tidaknya keluar cairan kental berbau
pervaginam
- Menanyakan adanya gatal – gatal pada pervaginam
3. Petugas melaksanakan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital
5. Petugas pemeriksaan pada pervaginam
6. Petugas mekalukan konseling anjuran menjaga personal hygine
7. Petugas memberikan terapi
8. Petugas menganjurkan pasien untuk mengambil obat di apotik
9. Pasien di anjurkan kontol kembali
10. Pasien pulang

6. Unit terkait VK

7. Rekam histori
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
VAGINITIS

No. Dokumen C/VII/DT/AKRED/2016/...


No. Revisi 00
Tanggal Terbit JANUARI 2016
DAFTAR Halaman 1/1

TILIK

UPTD Puskesmas dr PASNIWATI


Kampar kiri NIP. 19750805 200904 2 001

LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU
APAKAH

1. Apakah Petugas menyapa pasien


2. Apakah Petugas melaksanakan anamnesa lebih lanjut untuk
mengetahui keluhan pasien meliputi :
a. Apakah Menanyakan keluhan sebelum masuk
- Menanyakan ada tidaknya nyeri pada vagina
- Menanyakan ada tidaknya keluar cairan kental berbau
pervaginam
- Menanyakan adanya gatal – gatal pada pervaginam
3. Apakah Petugas melaksanakan pemeriksaan fisik
4. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital
5. Apakah Petugas pemeriksaan pada pervaginam
6. Petugas mekalukan konseling anjuran menjaga personal hygine
7. Apakah Petugas memberikan terapi
8. Apakah Petugas menganjurkan pasien untuk mengambil obat di apotik
9. Apakah Pasien di anjurkan kontol kembali
10. Apakah Pasien pulang

JUMLAH

COMPLIANCE RATE (CR)

PANDUAN PELAYANAN KLINIS


Vaginitis
A. Pengertian
Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan
primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis
bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis vulvovaginal. Vaginitis merupakan infeksi vagina
yang dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan
mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada
umumnya infeksi tinggal terbatas. (Wiknjosastro, 2007).
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh vaginisis bakterial,
kandidiasis/ trikomoniasis vulvo vaginal, dan zat yang bersifat iritatif (Mochtar, 2003)

B. Etiologi
Vaginitis dapat disebabkan oleh:
1.   Infeksi
a. Bakteri (misalnya klamedia gonokokus)
b. Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita hamil serta
pemakai antibiotic.
c. Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
d. Virus (misalnya HPV dan Herpes)
2.   Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas
vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap
keringat.
3.   Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya.
4.   Perubahan hormonal.

C. Patofisiologi
vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein, streptokokkus,
stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam simbiosis diantara
mereka. Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman seperti streptokokkus,
stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat berkembang biak, timbullah vaginitis non
spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan seksual, stress dan hormone dapat merubah
lingkungan vagina dan dapat memungkinkan organism pathogen tumbuh. Pada vaginosis
bacterial dipercayai bahwa beberapa kejadian yang provokatif menurunkan jumlah
hydrogen peroksida yang diproduksi C. acidophilus organism. Hasil dari perubahan pH
yang terjadi memungkinkan perkembangbiakan berbagai organism yang biasanya ditekan
pertumbuhannya seperti G. vaginalis, M.Hominis, dan Mobiluncus spesies.
Organism tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti amine, yang
akan meningkatkan pH vagina dan menyebabkan ekspoliasi sel epitel vagina. Amine
inilah yang menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi vaginosis bacterial
dengan fisiologi yang sama, perubahan lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi
glikogen pada saat kehamilan dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral
memperkuat penempelan C.albikans ke sel epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan
jamur. Perubahan ini dapat mentransformasi kondisi kolonissi organism yang
asimptomatik menjadi infeksi yang simptomatik. Pada pasien dengan trikomoniasis
perubahan tingkat estrogen dan progesterone sebagaimana juga peningkatan pH vagina
dan tingkat glikogen dapat memperkuat pertumbuhan dan virulensi trikomonas vaginalis.

D. Tanda dan Gejala


Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-
gatal dan nyeri.Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan
yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju atau kuning
kehijauan atau kemerahan. Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan
berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan
hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat
karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang
tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada
vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental
seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita
yang mengkonsumsi antibiotik.Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan
cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang
tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa menyebabkan
perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak
pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in
situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain). Luka terbuka yang
menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka
tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis
pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.

E.  Jenis-Jenis Vaginitis
1.Vaginitis trichomonas vaginalis
Infeksi ini disebabkan oleh trichomonas vaginalis yang mempunyai bentuk kecil,
berambut getar dan lincah bergerak. Gejala utamanya : terdapat keputihan encer sampai
kental, warna kekuning-kuningan, terasa gatal dan terasa membakar, berbau, ada bintik
pada dinding vagina.

2.Vaginitis kandidiasis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albikans. Vaginitis kandidiasis sering
dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat perubahan asam basa. Gejala vaginitis
kandidiasis antara lain : terdapat keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan
mengganggu, pada dinding vagina sering dijumpai membran putih yang bila
dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan.

F. Diagnosis
1.   Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik
cairan yang keluar dari vagina
2.    Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap smear
3.   Apabila kecurigaan kemungkinan adalah jamur periksa cairan vagina dengan KOH 10
– 40 % dilihat secara mikroskopis
4.   Pemeriksaan hapusan / swab vagina dengan pewarnaan untuk ,mengetahui jenis
bakteri
5.   pada pemeriksaan di bawah mikroskop, > 20% sel epitel vagina adalah sel ”clue” (sel
dengan batas tidak jelas, dotted with bacteria)
6.   sekret berwarna abu-abu seperti susu, homogen, sekret kental/menempel

G.  Penatalaksanaan
1.  Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan
dapat meredakan beberapa gejala:
a. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda
setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan
gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
b. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum. Usap dari depan ke
belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.

Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:


a. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi
biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di
vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
b. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.
c. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda
merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di
lingkungan lembab.

2. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara
khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan
antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk
mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan
air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena
bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina
lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan.bakteri. Pada infeksi menular seksual,
untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada
saat.yang.sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Jenis Infeksi Pengobatan
Jamur a.       Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim, tablet
vagina atau supositoria)
b.      Fluconazole atau ketoonazole (tablet)
Bakteri Biasanya metronidazole atau c;indamycin (tablet vagina) atau
metronidazole. Jika penyebabnya gonokokus biasanya
diberikan suntikan ceffriaxon dan tablet doxicylin.
Klamidia Doxicylin atau ozithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
HPV (kutil genetalis) Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yang
berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan
dikutil)
Virus Herpes Acyclovir (tablet atau salep)
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan
langsung ke vulva dan vagina.

Pengobatan Umum Untuk Vaginitis & Vulvitis

Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun)
serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri
dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep
corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk
mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa
diberikan obat pereda nyeri.

H.  Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi karena vaginitis yaitu serviksitis, penyakit radang
panggul dan infeksi traktus urinarius.

Anda mungkin juga menyukai