7. Rekam histori
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
ABORTUS KOMPLIT
No. Dokumen C/VII/DT/AKRED/2016/...
No. Revisi 00
Tanggal Terbit JANUARI 2016
Halaman 1/1
DAFTAR
TILIK
B. Etiologi
1. Bakteri stafilokokkus aureus
a. Pada umumnya yang dianggap porte d’entrée dari kuman penyebab ialah putting susu
yang luka atau lecet, dan kuman per-kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan
sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokkus aureus.
b. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui
sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi
pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah
melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan.
2. Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat
menyusui.
3. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis.
C. Penyebab
Penyebab terjadinya mastitis sebagai berikut:
1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan
menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk
menyebabkan infeksi mastitis
3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis
5. Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika tidak disusui dengan
adekuat, maka bias terjadi mastitis
6. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi
D. Tanda dan Gejala
Selain pembesaran berat, prekursor tanda dan gejala mastitis biasanya tidak ada sebelum
pertama pasca partum. Setelah masa itu, wanita mungkin mngelami gejala berikut ini :
1. Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika bayi menyusui.
2. Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keletihan.
Mastitis hamper selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan gejala actual mastitis
meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. peningkatan suhu yang cepat dari (39,5 – 40 oC)
2. Peningkatan kecepatan nadi.
3. Mengigil.
4. Malaise umum, sakit kepala.
5. Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras.
Mastitis yang tidak ditangani memiliki hamper 10% resiko terbentuknya abses. Tanda dan
gejala abses meliputi hal – hal berikut :
1. Discharge putting susu purulenta
2. Demam remiten ( suhu naik turun ) disertai mengigil
3. Pembengkakkan payudara dan sangat nyeri, massa besar dank eras dengan area kulit
berwarna berfluktasi kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses berisi pus.
E. Pencegahan
Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2. Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3. Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan
susu yang sudah kering
4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
5. Bra yang cukup meyangga tetapi tidak ketat
6. Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan payudara
7. Kompres hangat pada area yang terkena
8. Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu
9. Peningkatan asupan cairan
10. Istirahat
11. Membatu ibu menentukan prioritas untuk mengurangi stress dan keletihan dalam
kehidupannya
12. Suportif, pemeliharaan perawatan ibu
13. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
14. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan
cara memompanya
15. Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH
tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara.
16. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan
pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat penghenti
ASI pada dokter atau bidan.
E. Penatalaksanaan
1. Teruskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses atau pembengkakan Tahan
sakit. Pemberian ASI mempercepat penyembuhan.
2. Kompres payudara dengan air hangat atau kain dibasahi air hangat
3. Cukup istrirahat dan tidur agar tubuh aktif memproduksi sistem imun guna memerangi
infeksi mastitis
4. Minum antibiotik sesuai resep dokter
5. Makan makanan yang bergizi tinggi
6. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam
7. Berikan antibiotik
Pengobatan dengan antibiotik biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari. Selama 24 sampai
48 jam setelah pengobatan antibiotik, gejala mulai berkurang. Namun obat tetap perlu
diminum untuk mencegah kekambuhan.
8. Menyesuaikan teknik menyusui
Pastikan bahwa payudara benar-benar kosong payudara selama menyusui dan bayi berada
pada posisi yang benar.