Anda di halaman 1dari 56

PEMICU 2 HEMATOLOGI

DPM FK UNTAR

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
1
PROHIBITED
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
2
PROHIBITED
ANEMIA (DEFINISI, GEJALA KLINIK,
PEMERIKSAAN LAB UMUM)

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
3
PROHIBITED
Definisi
Penurunan konsentrasi eritrosit atau hemoglobin dalam darah dibawah normal,
diukur per mm kubik atau sebagai volume packed red cells per 100 ml darah;
terjadi ketika keseimbangan antara kehilangan darah (melalui pendarahan atau
perusakan) dan produksi darah terganggu
(Dorland ed 29 hal 92)

Berkurangnya kadar hemoglobin darah


Pria dewasa : < 13,5 g/dl
Wanita dewasa : < 11,5 g/dl
(kapita selekta)

Keadaan dimana massa eritrosit dan / massa hemoglobin yang beredar tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh
(Hematologi klinik ringkas)

Anemia mengacu kepada penurunan dibawah normal kapasitas darah


mengangkut O2 & ditandai oleh hematokrit yang rendah
(Fisiologi Manusia, lauralee Sherwood; edisi 6)
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
4
PROHIBITED
Nilai normal sel darah merah dewasa
pria wanita

Hemoglobin (g/dL) 13,5 – 17,5 11,5 – 15,5

Hematokrit (PCV) (%) 40 - 52 36 - 48

Hitung Eritrosit (x1012/L) 4,5 - 6,5 3,9 – 5,6

Hemoglobin eritrosit rata- 27 - 34 27 - 34


rata (HER)(pg)
Volume eritrosit rata-rata 80 - 95 80 - 95
(VER) (fl)
Konsentrasi hemoglobin 30 - 35 30 - 35
eritrosit rata-rata (KHER)
(g/dL)
Hitung Retikulosit 50 - 150 50 - 150
(x103/L)
*PCV : volume eritrosit yang dipadatkan
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
5
PROHIBITED
Kriteria Anemia

• Parameter yg umum dipakai dilihat :dari kadar hb, hematokrit, dan


hitung eritrosit
• Harga normal hb sgt bervariasi scr fisiologi tergantung pada:
– Umur
– Jenis kelamin
– Kehamilan
– Ketinggian tempat tinggal

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
6
PROHIBITED
Kriteria anemia menurut WHO
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13g/dl
Wanita dewasa < 12 g/dl
Wanita hamil < 11 g/dl

Kriteria anemia klinik di Indonesia


hemoglobin < 10 g/dl
Hematokrit <30%
eritrosit < 2,8 juta/mm3

Derajat anemia
Hb <10 g/dl Ringan sekali
Hb 8 – 9,9 g/dl Ringan
Hb 6 – 7,9 g/dl Sedang
Hb <6 g/dl Berat
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
7
PROHIBITED
Epidemiologi
GAMBARAN PREVALENSI ANEMIA DI DUNIA (DIKUTIP DARI DE
MAEYER EM, ET AL, 1989)
LOKASI ANAK ANAK (5- LAKI WANITA WANITA
(0-4thn) 12thn) DEWASA (15-49thn) HAMIL
Negara maju 12% 7% 3% 14% 11%

Negara 51% 46% 26% 59% 47%


berkembang
Dunia 43% 37% 18% 51% 35%

INDONESIA (1989)
Anak prasekolah : 30-40%
Anak usia sekolah : 25-35%
Perempuan dewasa tidak hamil : 30-40%
Perempuan hamil : 50-70%
Laki laki dewasa : 20-30%
Pekerja berpenghasilan rendah (C)DPM
: 30-40%
FK UNTAR-PLAGIARISM
8
PROHIBITED
Gejala Anemia
Gejala akibat
Gejala umum Gejala khas
penyakit dasar
• Sistem KV • Def besi • Def besi
• Lesu, cepat lelah, palpitasi, • Disfagia, atrofi papil akibat infeksi
takikardi, sesak, angina lidah, stomatitis cacing
pektoris, gagal jantung angularis tambang:
• Sistem saraf • Def asam folat pembesaran
• Sakit kepala, pusing, • Lidah merah kelenjar
mendenging, mata (Buffy tongue) parotis,
berkunang, otot lemah, • Hemolitik telapak tangan
iritabel, lesu, ekstremitas • Ikterus, berwarna
dingin hepatosplenomegali kuning
• Sistem urogenital • Aplastik • Kanker kolon:
• Ggn haid, libido turun • Pendarahan kulit & defekasi, feses
• Epitel mukosa, infeksi berdarah/berle
• Kulit & mukosa pucat, ndir.
elastisitas menurun, rambut
tipis & halus
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
9
PROHIBITED
Patofisiologi Etiologi Anemia
• Anoksia target organ : gejala Gangguan
tergantung organ yg terkena pembentukan
• Mekanisme adaptasi terhadap eritrosit oleh
sumsum tulang
anemia :
1. Penurunan afinitas Hb
thd oksigen dengan Kehilangan darah
keluar tubuh
meningkatkan 2,3 DPG (perdarahan)
2. Meningkatkan curah
jantung
Proses
3. Redistribusi aliran darah penghancuran
4. Menurunkan tekanan eritrosit dalam
oksigen vena tubuh sebelum
waktunya
(hemolisis)
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
10
PROHIBITED
Patofisiologi anemia secara umum

Eritrosit / hemoglobin menurun

Kapasitas angkut oksigen menurun

Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh

Gejala Anemia

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
11
PROHIBITED
Pemeriksaan Fisik Anemia
a. Warna kulit : pucat, plethora ( kelebihan darah artinya warna
kulit sangat merah ), sianosis, icterus, kulit telapak tangan
kuning seperti jerami
b. Purpura : petechie dan ecchymosis ( bercak pd kulit atau
membrane mukosa > petekie, biru ungu, tdk teratur tanpa
elevasi
c. Kuku : koilonychias ( kuku sendok )
d. Mata : icterus, konjunctiva pucat/konjuctiva anemis,
perubahan fundus,
e. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi papil
lidah, glossitis, stomatitis angularis,
f. Limfadenopati
g. Hepatomegali
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
12
PROHIBITED
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam
diagnosis anemia. Terdiri dari :
– Pemeriksaan penyaring (screening test) : kadar Hb, indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC, RDW), sediaan apus darah tepi
– Pemeriksaan darah seri anemia/pemeriksaan darah rutin : hitung
leukosit, trombosit, hitung retikulosit, laju endap darah (LED)
– Pemeriksaan sumsum tulang : informasi keadaan hemopoiesis. Biasa
untuk jenis anemia aplastik, anemia megaloblastik, kelainan hematologi
yang menekan perkembangan eritrosit
– Pemeriksaan khusus
• Anemia defisiensi besi : besi serum (serum iron), TIBC (total iron
binding capacity), saturasi transferrin, protoporfirin eritrosit, ferritin
serum, reseptor transferrin, pewarnaan besi (Perl’s stain) pada
sumsum tulang
• Anemia megaloblastik : folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi
deoksiuridin, tes Schiling
• Anemia hemolitik : bilirubin serum, tes Coomb’s, elektroforesis Hb
• Anemia aplastik : biopsi
(C)DPMsumsum tulang
FK UNTAR-PLAGIARISM
13
PROHIBITED
Pemeriksaan lab. Nonhematologik
• Faal ( ginjal, endokrin, hati ), asam urat,biakan kuman, dll
• Pada kasus anemia yang disertai dengan sepsis seperti pada anemia
aplastic diperlukan kukltur darah.

Pemeriksaan Penunjang

a. biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi


b. radiologi : otak, skening, bone survey
c. pemeriksaan sitogenetik
d. pemeriksaan biologi molekuler (PCR, FISH)

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
14
PROHIBITED
ANEMIA BERDASARKAN
MORFOLOGI DAN ETIOPATOGENESIS

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
15
PROHIBITED
Klasifikasi Anemia Menurut
Etiopatogenesis
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum
tulang
1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
a) Anemia def besi
b) Anemia def asam folat
c) Anemia def vit B12
2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
a) Anemia akibat penyakit kronik
b) Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
a) Anemia aplastik
b) Anemia mieloptisik
c) Anemia pada keganasan hematologi
d) Anemia diseritropoietik
e) Anemia pada sindrom mielodisplastik
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
16
PROHIBITED
4. Anemia akibat kekurangan eritropoietin, anemia pada gagal ginjal kronik
B. Anemia akibat hemoragi
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
=> akan didapatkan peningkatan jumlah retikulosit.
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
a) Gangguan membran eritrosit (membranopati)
b) Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat def G6PD
c) Gangguan Hb (hemoglobinopati)
• Anemia hemolitik autoimun
• Anemia hemolitik mikroangiopatik
• Lain-lain

D. Anemia dgn penyebab yang tidak diketahui atau dgn patogenesis yang
kompleks
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
17
PROHIBITED
Klasifikasi Anemia berdasarkan
morfologi dan etiologi

A. Anemia hipokromik mikrositer


a) Anemia def besi
b) Thalassemia major
c) Anemia akibat penyakit kronik
d) Anemia sideroblastik
B. Anemia normokromik normositer
a) Anemia pasca perdarahan akut
b) Anemia aplastik
c) Anemia hemolitik didapat
d) Anemia akibat penyakit kronik
e) Anemia pada gagal ginjal kronik
f) Anemia pada sindrom mielodisplastik
g) Anemia pada keganasan hematologik

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
18
PROHIBITED
C. Anemia makrositer
a) Bentuk megaloblastik
1. Anemia def asam folat
2. Anemia def B12, termasuk anemia pernisiosa
b) Bentuk non-megaloblastik
1. Anemia pada penyakit hati kronik
2. Anemia pada hipotiroidisme
3. Anemia pada sindrom mielodisplastik

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
19
PROHIBITED
Klasifikasi Anemia
Anemia

Normositik
Mikrositik Makrositik
Normokrom
Hipokrom
MCV 80-95fL
MCH >= MCV >95 fL
MCV <80fL 27pg
MCH <27pg
Anemia Hemolitik, Non-
Anemika kronik, Megaloblastik
megaloblastik
Defisiensi Besi, Pendarahan,
Talasemia, Penyakit Ginjal,
Anemia Kronik, Defisiensi Alkohol, Penyakit hati,
Keracunan Campuran, Defisiensi Mielodisplasia, Anemia
Timbal, Andemia Kegagalan sumsum Vit B12 aplastik, Obat
Sideroblastik tuang belakang atau Folat Sitotoksik, Kehamilan,
Merokok, Retikulosis,
Neonatus, Meioma dan
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM Paraproteinemia
20
PROHIBITED
ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITER

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
21
PROHIBITED
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia krn kosongnya cadangan besi tubuh  Pembentukan Hb turun

Epidemiologi
•di Indonesia prevalensi ADB pada anak balita sekitar 25-35%.
•Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalens ADB pada anak balita di indonesia
adalah 55,5%.(20,23) Pada tahun 2002 prevalensi anemia pada usia 4-5 bulan
di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa 37% bayi
memiliki kadar Hb di bawah 10gr/dl sedangkan untuk kadar Hb di bawah
11gr/dl mencapai angka 71%.
•Selama kurun waktu 2001-2003 tercatat sekitar 2 juta ibu hamil menderita
anemia gizi dan 8,1 juta anak menderita anemia.
•data menunjukkan bahwa bayi dari ibu anemia dengan berat bayi normal
memiliki kecendrungan hampir 2 kali lipat menjadi anemia dibandingkan bayi
dengan berat lahir normal dari ibu yang tidak menderita anemia. Berdasarkan
data prevalensi anemia defisiensi gizi pada ibu hamil di 27 provinsi di
Indonesia tahun 1992, Sumatera Barat memiliki prevalensi terbesar (82,6%)
dibandingkan propinsi lain di Indonnesia
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
22
PROHIBITED
Klasifikasi anemia defisiensi besi

Klasifikasi defisiensi besi menurut beratnya difesiensi


•Deplesi besi : cadangan besi menurun, penyediaan besi untuk
eritropoesis blm terganggu
•Eritropoesis defisiensi besi : cadangan besi kosong, cadangan
untuk eritropoetin terganggu, tetapi belum terjadi anemia secara
laboratorik
•Anemia defisiensi besi : cadangan besi kosong disertai anemia
defisiensi besi

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
23
PROHIBITED
Etiologi Patofisiologi

•Kehilangan besi sebagai


akibat perdarahan menahun.
Perdarahan bs berasal dari :
saluran cerna, saluran
genitalia, saluran kemih,
saluran napas
•Faktor nutrisi
•Kebutuhan besi meningkat
•Gangguan absorpsi besi

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
24
PROHIBITED
Tanda & Gejala Anemia def. Besi
•Kelelahan & kemampuan berkurang u/ bekerja
•Kaki keram saat naik tangga
•Intoleransi dingin
•Mengurangi resistensi thd infeksi
•Disfagia makanan padat
•Gejala gangguan jantung & paru memburuk
•Perubahan perilaku (ex : penurunan konsentrasi)

Pemeriksaan Fisik
•Gangguan pertumbuhan pd bayi
•Pallor membran mukosa
•Koilonychia
•Lidah mengkilap dgn atrofi papil lidah
•Stomatitis angularis
•Splenomegali

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
25
PROHIBITED
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah tepi
Eritrosit hipokrom mikrositer & sering ada variasi ukuran & bentuk

• Indeks Sel Darah Merah


Penurunan MCV, MCH & peningkatan RDW

• Serum Feritin

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
26
PROHIBITED
• Besi serum, TIBC & Saturasi Transferin
Besi serum < 50 μg/dl , TIBC meningkat > 400 μg/dl , Saturasi
transferin < 15%

• Soluble Transferrin Receptor (TfR) Assay


Penurunan soluble transferrin receptor
• Sumsum Tulang

Komplikasi Anemia def. Besi Tatalaksana

•Gangguan pd jantung : rapid or Terapi :


irregular heartbeat •Terapi kausal
•Gangguan pd kehamilan : premature •Pemberian preparat besi
births and low birth weight babies, but
preventable who receive iron •Pengobatan lain :
supplements as part of their prenatal • Diet makanan bergizi
care. • Meningkatkan vit. C
•Gangguan pertumbuhan • Transfusi darah
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
27
PROHIBITED
ANEMIA SIDEROBLASTIK
• Anemia dengan sideroblas cincin (ring sideroblast) dalam
sumsum tulang
Gangguan inkorporasi besi ke dalam protoprifin
Patofisiologi (pembentukan heme)

Besi menumpuk Gangguan pembetukan


dalam mitochondria hemoglobin

Ring Mikrositik
sideroblast hipokrom

Eritropoesis ANEMIA
tidak efektif
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
SIDEROBLAST
28
PROHIBITED
Patofisiologi Gambaran Laboratorik
• Pada anemia sideroblastik pada • Anemia ringan sampai berat
dasarnya terjadi kegagalan • Hipokromatik mikrositik
inkorporasi besi ke dalam dengan populasi ganda
senyawa hem pada mitokondria (dijumpai berdampingan
yang mengakibatkan besi dengan eritrosit normokromik
mengendap pada mitokondria normositer)
sehingga jika dicat dengan cat besi • Pada bentuk RARS dijumpai
akan kelihatan sebagai bintik- displastik pada eritrosit,
bintik yang mengelilingi inti yang kadang juga leukosit dan
disebut sebagai sideroblas cincin. trombosit
• Hal ini menyebabkan kegagalan • Besi serum dan feritin normal
pembentukan hemoglobin yang / meningkat
disertai eritropoesis inefektif dan
menimbulkan anemia hipokromik • Pengecatan sumsum tulang
mikrositer dengan biru Prusia dijumpai
cincin lebih dari 15% pada
eritroblas
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
29
PROHIBITED
Klasifikasi

I. Anemia sideroblastik primer


1. Hereditary sex linked sideroblastik anemia
2. Primary acquired sideroblastik anemia (PASA) atau idiopathy
acquired sideroblastik anemia (IASA). Dapat dimasukkan di
sini adalah refractory anemia with ring sideroblast (RARS)
yang tergolong dalam sindrom mielodisplastik
II. Anemia sideroblastik sekunder
1. Akibat obat: INH, pirasinamid dan sikloserin
2. Akibat alkohol
3. Akibat keracunan timah hitam
III. Pyridoxin responsive anemia

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
30
PROHIBITED
• Scr umum retardasi pertumbuhan pd anak
• Tanda vital  hipotermia
• Kulit  porphyria, sindrom mielodisplastik
Pemeriksaan Fisik • Mata  atrofi optik
• Neurologis  Ataxia, inkoordinasi
• Kardiovaskular  Kelelahan
• Pernapasan  Dispnea
• Abdominal  Splenomegali
• Muskuloskeletal  kelemahan otot

Tanda & Gejala Tatalaksana


•Kuli memucat
Prinsip terapi :
•Penderita cepat mengalami lelah • Terapi bersifat
•Sering mengalami pusing simtomatik dengan
•Rasa letih, dan nyeri sendi transfusi darah
•Terjadi pembengkakan limfa dan hati • Pemberian Vit. B6
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
31
PROHIBITED
ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIS
Anemia pd peny. Kronik yg ditandai gg. Metabolisme besi

Epidemiologi
•Anemia akibat peny. Kronik adalah prevalensi terbanyak kedua setelah
anemia def. besi
•Biasanya menjadi penyebab anemia pd pasien yg dirawat di RS

Patofisiologi

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
32
PROHIBITED
Etiologi Anemia akibat Penyakit Kronik

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
33
PROHIBITED
Tanda & Gejala
•Merasa lemah atau lelah
•sakit kepala Penyebab
•kepucatan
•Sesak napas Infeksi kronik
•Tuberculosis paru
Pemeriksaan Fisik •Infeksi saluran kemih kronik
Tergantung penyakit kroniknya •Penyakit radang panggul kronik
•Infeksi jamur kronik
Pemeriksaan Penunjang Inflamasi kronik
•Hemoglobin level •Artritis rematoid
•Red blood count •Lupus eritematosus sistemik
•Reticulocyte count
•Serum ferritin level
•Serum iron level, etc (C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
34
PROHIBITED
Pemeriksaan laboratorium didapatkan :
•Anemia ringan sampai sedang , Hb jarang < 8 g/dl
•Anemia bersifat normositer atau mikrositer ringan (MCV 75-90 fl)
•Besi transferin menurun
•Protoporfirin eritrosit meningkat
•Feritin serum normal atau meningkat
•Reseptor transferin normal

Tatalaksana
Prinsipnya :
•Jika Peny. Dasar dpt diobati  anemia sembuh
•Anemia tdk memberi respon pd pemberian besi, as.folat, vit. B12
•Transfusi jarang diperlukan krn anemia ringan
•Pemberian eritropoietin  menaikkan Hb

Komplikasi
•Hipoksia
•Sindrom kardiorenal anemia
•Peny. kardiovaskular
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
35
PROHIBITED
ANEMIA HEMOGLOBINOPATI
• Anemia yang disebabkan oleh kelainan herediter yang ditandai
gangguan pada pembentukan molekul hemoglobin, sehingga tidak
dapat menjalankan fungsinya yang normal
• Dua golongan besar :
– Hemoglobinopati struktural : adanya penggantian/substitusi
asam amino pada salah satu rantai peptida hemoglobin (paling
sering rantai beta). Contoh : HbC, HbD, HbE, HbS, dan
sebagainya
– Thalassemia : kecepatan pembentukan yang menurun/tidak
adanya sintesis dari rantai globin alpha maupun beta secara
normal (1/lebih rantai) sehingga menyebabkan bentuk Hb yang
abnormal

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
36
PROHIBITED
ANEMIA NORMOKROMIK
NORMOSITER
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
37
PROHIBITED
ANEMIA APLASTIK
Anemia yang disertai oleh pansitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh
kelainan primer pada sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau hypoplasia
tanpa adanya unfiltrasi, supresi atau pendesakan sumsum tulang.

Penyebab
Primer Sekunder
1. Kelainan kongenital 1. Akibat radasi, bahan kimia
atau obat
a. Fanconi 2. Akibat obat-obatan
idiosinkratik
b. Nonfanconi 3. Karena penyebab lain :
c. Dyskeratosis congenital a. Infeksi virus : hepatitis virus
2. Idiopatik : penyebab tdk dpat b. Akibat kehamilan
ditemukan
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
38
PROHIBITED
Klasifikasi Sumber : Buku Ilmu penyakit
Dalam, jilid II edisi V

Klasifikasi Kriteria
Anemia aplastik berat • Seluritas sumsum tulang <25%
• Sitopenia sedikitnya 2 hari 3 seri sel darah
• Hitung neutrofil <500/µL
• Hitung trombosit <20.000/µL
• Hitung retikulosit absolut <60.000/µL
Anemia aplastik sangat Sama seperti di atas kecuali hitung neutrophil
berat <200/µL
Anemia aplastik tidak Sumsum tulang hiposeluler namun sitopenia tidak
berat memenuhi kriteria berat

• Menurut The International and Aplastic Anemia Study (IAAS) disebut


anemia aplastik bila :
– Kadar Hemoglobin : 10 gr/dl atau
– Hematokrit : 30 vol%
– Hitung trombosit : 50.000/mm3
– Hitung leukosit : 3500/mm3
– hitung granulosit : 1.5 (C)DPM
x 109FK/I.UNTAR-PLAGIARISM 39
PROHIBITED
Patofisiologi Tatalaksana
• Kerusakan sel induk •Terapi kausal : menghilangkan
• Kerusakan lingkungan agen penyebab
mikro •Terapi suportif : untuk mengatasi
• Mekanisme imunologik infeksi, anemia, pendaharan
•Terapi untuk memperbaiki
Sumber : Kapita sumsum tulang
Gejala Klinis Selekta Hematologi •Terapi definitive yang terdiri dari :
Perdarahan : 83% Pucat : 26% - Pemakaian anti-lymphocyte
Badan lemah : Sesak napas : globuline
30% 23% -Transplantasi sumsum tulang
Pusing : 69% Penglihatan
Jantung berdebar kabur : 19%
: 36% Telinga
Demam : 33% berdengung : Prognosis
Nafsu makan 13% Bervariasi, tergantung pengobatan
berkurang : 29%
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
40
PROHIBITED
ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIK
• pada penyakit kronik tertentu yang khas ditandai oleh gangguan
metabolisme besi, yaitu adanya hipoferemia sehingga menyebabkan
berkurangnya penyediaan besi yang dibutuhkan untuk sintesis
hemoglobin tetapi cadangan besi sumsum tulang masih cukup.
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anemia ini merupakan
penyebab kedua terserang setelah anemia defisiensi besi.

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
41
PROHIBITED
Penyebab
• Penyebab anemia akibat penyakit g. Kolitis kronik
kronik belum diketahui dengan 2. Inflamasi kronik
pasti a. Artritis rematoid
• Penyakit yang mendasari b. Lupus eritematosus sistemik
timbulnya anemia akibat
penyakit kronik : c. Inflammatory bowel disease
1. Infeksi kronik d. Sarkoidosis
a. Tuberkulosis paru e. Penyakit kolagen lain
b. Infeksi jamur kronik 3. Neoplasma ganas
c. Bronkhiektasis a. Karsinoma: ginjal , hhati,
kolon, pankreas, uterus, dan
d. Penyakit radang panggul lain-lain
kronik
b. Limfma maligna: limfoma
e. Osteomielitis kronik Hodgkin dan limfoma non-
f. Infeksi saluran kemih Hodgkin
kronik (C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
42
PROHIBITED
Patogenesis
• Patogenesis anemia akibat penyakit kronik belum diketahui dengan
pasti, tetapi beberapa teori yang diajukan antara lain:
1. Gangguan pelepasan besi dari RES (sel makrofag) ke plasma
2. Pemendekan masa hidup eritrosit
3. Pembentukan eritropoeitin tidak adekuat
4. Respon sumsum tulang terhadap eritropoetin tak adekuat
• Diperkirakan semua perubahan diatas disebabkan oleh pengaruh sitokin
proinflamasi, IL-1, dan TNF-α terhadap eritropoesis
• Gangguan peepasan besi ke plasma menyebabkan berkurangnya
penyediaan besi untuk eritropoesis yang berakibat pada gangguan
pembentukan hemoglobin sehingga terjadi anemia hipokromik
mikrositer
• Jika anemia akibat penyakit kronik disertai defisiensi besi pemberian
preparat besi akan meningkatkan hemoglobin, tetapi kenaikan akan
berhenti setelah hemoglobin mencapai kadar 9-10 g/dl
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
43
PROHIBITED
Komplikasi anemia penyakit kronik

• Gangguan sistem neuromuskular yang mengakibatkan


gangguan kapasitas kerja
Penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom, & gliserofosfat
oksidase, menyebabkan gangguan glikolisis berakibat penumpukan
asam laktat sehingga mempercepat kelelahan otot
• Gangguan terhadap proses mental dan kecerdasan
Gangguan enzim aldehid oksidase menyebabkan penumpukan
serotonin & enzim monoaminooksidase yang menyebabkan
penumpukan katekolamin dalam otak.
• Gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi
Berkurangnya besi pada bakteri sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri yang berakibat pada ketahanan terhadap infeksi. Besi
dibutuhkan enzim untuk sintesis DNA dan enzim mieloperoksidase
netrofil sehingga menurunkan imunitas seluler.
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
44
PROHIBITED
Manifestasi klinik dan Laboratorik
• Gejala klinik akibat penyakit kronik tidak khas karena banyak
dinominasi oleh gejala penyakit dasar.
• Sindrom anemia tidak terlalu mencolok karena biasanya penurunan
hemoglobin tidak terlalu berat
• Anemia akibat penyakit kronik memberikan gambaran laboratorium
sbb :
1. Anemia ringan sampai sedang, hemoglobin jarang <8 g/dl
2. Anemia bersifat normositer atau mikrositer ringan (MCV 75-90 fl)
3. Besi transferi sedikit menurun
4. Protoporfirin eritrosit meningkat
5. Feritin serum normal atau meningkat
6. Reseptor transferin normal
7. Pada pengecatan sumsum tulang dengan biru Prusia, besi sumsum
tulang normal atau meningkat dengan butir-butir hemosiderin
yang kasar
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
45
PROHIBITED
Diagnosis
• Diagnosis akibat penyakit kronik dibuat bila :
1. Dijumpai anemia ringan - sedang pada setting penyakit dasar yang sesuai
2. Anemia hipokromik mikrositer ringan / normokromik normositer
3. Besi serum menurun disertai TIBC menurun dengan cadangan besi
sumsum tulang masih positif
4. Dengan menyingkirkan adanya gagal ginjal kronik, penyakit hati kronik &
hipotiroid

Terapi
• Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian adalah :
1. Jika penyakit dasar dapat diobati dengan baik, anemia akan sembuh
dengan sendirinya
2. Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, as. folat, atau vit B12
3. Transfusi jarang diperlukan karena derajat anemia ringan
4. Sekarang pemberian eritropoetin terbukti dapat menaikkan hemoglobin,
tetapi harus diberikan terus-menerus
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
46
PROHIBITED
Anemia Akibat Gagal Ginjal Kronik

Produksi Eritrosit 
Fungsi Ginjal 

Produksi EPO  ANEMIA

Sumsum tulang

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
47
PROHIBITED
Terapi
•Transplantasi ginjal  penderita GGK
•Monitor kadar besi dan asam folat  penderita hemodialysis kronik
•Berikan besi jika feritinin kurang dari 35μg / L
•Berikan asam folat 1mg/ hari jika asam folat rendah
•Transfusi darah dengan sel darah yang dimampatkan (packed red cell
atau PRC) jika anemia berat atau simtomatik

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
48
PROHIBITED
ANEMIA KARENA
PENDARAHAN
Terbagi atas:
1. Perdarahan Akut
Mungkin timbul renjatan bila mengeluarkan darah yang
begitu banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi
beberapa hari kemudian.
2. Perdarahan Kronik
pengeluaran darah biasanya sedikit-sedikit sehingga tidak
diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus
peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna karena
pemakaian analgesik, dan epistaksis. Di Indonesia sering
karena infeksi cacing tambang.

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
49
PROHIBITED
ANEMIA HEMOLITIK

• Kata hemolitik (kelainan hemolitik) terbatas pd keadaan dimana


destruksi eritrosit dipercepat tp kemampuan dr sumsum tulang utk
merespon stimulus anemia tdk terganggu
• Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh
penghancuran/dekstruksi eritrosit (hemolisis) yang terlalu cepat
dibandingkan dengan sintesis dan kompensasinya.
• Dapat terjadi karena gangguan molekul pada eritrosit
(hemoglobinopati, enzimopati), ketidaknormalan struktur dan fungsi
membran eritrosit, faktor lingkungan (trauma, infeksi)

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
50
PROHIBITED
ANEMIA MAKROSITER

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
51
PROHIBITED
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Definisi
• Anemia yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA (defisiensi
folat dan vitamin B12) sehingga pembelahan sel dan maturasi inti
sel darah menjadi lebih lambat dibandingkan sitoplasmanya
(terbentuk sel megaloblas di sumsum tulang)
• Sehingga sumsum tulang menghasilkan sel darah dengan ukuran
yang lebih besar. Selain itu, terjadi penghancuran beberapa
megaloblas di sumsum tulang sebelum dilepaskan ke aliran darah
(fungsinya abnormal)
Gejala umum
• Glositis (lidah berwarna merah daging/buffy tongue, terasa nyeri)
• Ikterus ringan (warna kuning lemon) karena pemecahan Hb yang
berlebihan dari eritropoiesis inefektif
• Stomatitis angularis
• Kelainan struktur & fungsi epitel di mukosa usus, sehingga
mengakibatkan malabsorpsi ringan dan penurunan berat badan
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
52
PROHIBITED
GEJALA ANEMIA MEGALOBLASTIK-DEFISIENSI
VITAMIN B12
• Gejala neuropati : mati rasa, rasa terbakar pada jari, gangguan
posisi, sulit berjalan, vibrasi, spasme, rasa lemah, ataksia, demensia
• Demielinasi, degenerasi akson, kematian neuron
• Pucat
• Kulit dan mata kekuningan karena naiknya bilirubin
• Risiko penyakit kardiovaskuler (infark miokard, thrombosis vena)

GEJALA ANEMIA MEGALOBLASTIK-DEFISIENSI


ASAM FOLAT
• Gejala sama dengan defisiensi vitamin B12, namun biasanya tidak
terdapat gejala neuropati

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
53
PROHIBITED
Patofisiologi

• Anemia ini disebabkan def. vit B12 & asam folat di mana keduanya
berfungsi dlm pembentukan DNA inti sel. Vit. C penting dlm
pembentukan myelin.
• Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritroblast maka:
– Maturasi inti lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar
– Sel jadi lebih besar karena pembelahan sel lambat
• Sel eritroblast ukuran lebih besar dgn kromatin lebih longgar = SEL
MEGALOBLAST.  fungsinya tidak normal, dihancurkan semasih
dlm sumsum tulang (hemolisis intramedular) sehingga terjadi
eritropoiesis inefektif & masa hidup eritrosit lebih pendek 
anemia.
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
54
PROHIBITED
Pemeriksaan khusus untuk defisiensi folat dan vit B12

• Pengukuran kadar vitamin B12 serum dan asam folat serum


• Respon terhadap replacement therapy dengan folat/B12 fisiologik
• Ekskresi FIGLU urin untuk meningkatkan pada defesiensi folat
• Tes supresi deoxyuridine, baik pada defisiensi b12 atau def as. folat
• Tes untuk menilai absorpsi vit B12 yaitu schilling test

Terapi
1. untuk def B12 : hydroxycobalamin intramuskuler 200mg/hari
2. def folat : berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan
3. respon terhadap terapi : retikulosit mulai naik 2-3 dengan puncak
pada hari

(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
55
PROHIBITED
Anemia Pernisiosa (addisonian anemia)
• Suatu anemia megaloblastik krn atrofi berat mukosa gaster termasuk
sel parietal sehingga tdk ada faktor intrinsik
• Penyebabnya karena proses autoimun

Gambaran Klinik Gambaran Laboratorik

• Wanita, puncak di umur lebih • Vitamin B12 serum < 100


dari 60 tahun pg/ml
• Gejala sama dengan anemia
megaloblastik • Tes Schilling positif
• Sering bersama penyakit • Akhloridia
autoimun • Antibodi trhdp sel parietal
• Insiden karsinoma lambung 90% kasus, pada faktor
meningkat 3x
intrinsik 50% kasus
(C)DPM FK UNTAR-PLAGIARISM
56
PROHIBITED

Anda mungkin juga menyukai