Anda di halaman 1dari 2

Trauma Kapitis

1. Komosio  makro baik , tidak ada kerusakan jaringan , disfungsi sedikit, ga sadar 20 menit 
sadar
2. Kontusio  ada kerusakan jaringan, ada disfungsi, ga sadar bisa lebih lama.
3. Lucid interval  kompresi lebih lanjut dari cerebi karena peradarahan tersebut
4. Fraktur basis kranii  merobek duramater  masuk sela-sela  keluar merah encer (karena
campur darah)  teteskan betadine ke CSF nya untuk pastiin ada LCS gak  jika lumer
betadinnya seperti putih  ada CSF

5. Indikasi CT SCAN
A. GCS < 15
B. Nyeri hebat dan persisten
C. Muntak > 2 kali
D. Curiga perdarahan
E. Fraktur basis
F. Trauma
G. Deficit neurologis

6.

7. Pada cidera kepala ringan  observasi 2 x 24 jam untuk melihat apakah terjadi epidural
hematoma
8. Pasca trauma kapitis  kejang meningkat drastic terutama jika cidera di parenkim (> dura)
karena adnya peningkatan eksitatori.

Untuk mencegah hal ini bisa diberikan fenitoin jangka pendek saja untuk mencegah kejang,
WALAUPUN TIDAK ADA RIWAYAT KEJANG.

9. Pasien dengan afasia


a. Motoris  broca (frontal sin)
b. Sensorik  wernike (temporal sin)
Fisioterapi dapat diberikan untuk

1. Pertahankan agar tidak atrofi otot (suruh latih dirumah juga)


2. Sendi dilatih agar tidak kaku
3. Stimulasi otak (TTS, baca dll)
4. Relaksasi otot agar tidak kaku
5. Posturing dan positioning (agar tidak ulcus decubitus) (miring kanan kiri)

Anda mungkin juga menyukai