Anda di halaman 1dari 10

Moral Hazard dalam Asuransi

Kesehatan di Indonesia
dr. Melvin Andrean
Kelas: 12 A
71230078

Mata kuliah Manajemen Asuransi dan Hukum Kesehatan


Dosen: Dr. Yuniati Lestari, D.C.N., M.M.,
Definisi
• Peningkatan penggunaan layanan oleh masyarakat ketika layanan
tersebut dilindungi oleh asuransi, dibandingkan ketika layanan
tersebut tidak diasuransikan.

• Moral hazard merupakan perilaku yang bertentangan dengan konsep


efisiensi dalam pelayanan kesehatan.
Efisiensi vs Moral Hazard
Efisiensi Pelayanan Kesehatan Moral Hazard

Pasien mendapat pelayanan sesuai Pasien mendapat pelayanan melebihi atau


dengan yang ia bayar kurang dari yang ia bayarkan

Pasien mengikuti/menolak saran Pasien mengikuti/menolak saran


pemeriksaan dokter berdasarkan literatur pemeriksaan dokter berdasarkan literatur
medis, tanpa ada kepentingan ekonomis medis, diikuti dengan adanya kepentingan
ekonomis

Pasien mendapat benefit perawatan yang Pasien mendapat benefit perawatan yang
maksimum dengan biaya yang rendah maksimum tetapi dengan biaya yang
tinggi
Klasifikasi Moral Hazard

Ex ante moral hazard Ex post moral hazard

Perilaku moral hazard yang dilakukan perilaku moral hazard yang dilakukan saat atau
sebelum mengalami suatu kejadian. setelah mengalami satu kejadian tertentu misalnya
sakit.
Contoh: tidak rajin menjaga pola
makan karena asuransi memiliki Contoh: memilih pemeriksaan MRI walaupun
tanggungan untuk penyakit kritis. pemeriksaan CT scan saja sudah cukup karena
ditanggung asuransi.
Penyebab Moral Hazard
1. Price distortion
2. Price sensitivity
3. Jumlah risiko yang ditanggung dalam kontrak asuransi & informasi yang tidak
seimbang
4. Induced demand
5. Kebijakan subsidi
Pencegahan Moral Hazard
1. Cost sharing (co insurance atau co payment)
2. Deductible
3. Monitoring dan Gatekeeping
Co-insurance vs Co-payment
• Coinsurance -> insured ikut membiayai pelayanan kesehatan dalam persentase
tertentu dan insurer membiayai sisanya. Misalnya pelayanan operasi sebesar Rp
10.000.000 ditanggung 30% (Rp 3.000.000) oleh insured, 70% (Rp 7.000.000) oleh
pihak insure.

• Copayment -> insured membiayai pelayanan kesehatan dengan jumlah yang tetap
(disebut copay), kemudian pihak insurer akan seluruh biaya yang dikeluarkan.
Misalnya pelayanan operasi sebesar Rp 10.000.000 ditanggung oleh insured
sebesar maksimal Rp 2.000.000, dan sisanya oleh pihak insurer sebesar Rp
8.000.000.
Deductible
• Pihak insurer menentukan batas minimal pembiayaan yang dapat
ditanggung atau diberikan untuk menggantikan biaya pelayanan
kesehatan kepada insured.
• Semakin tinggi nilai deductible, kemungkinan terjadi moral hazard
semakin kecil.
• Pelayanan operasi sebesar Rp 10.000.000 ditanggung minimal oleh
insurer sebesar Rp 7.000.000, sisanya ditanggung insured Rp
2.000.000
Contoh Moral Hazard
1. Insured
• Tidak menjaga kesehatan karena memiliki asuransi yang coverage luas
• Doctor shopping

2. Insurer
• Mempersulit claim
• Mempersulit acc pemeriksaan yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai