Anda di halaman 1dari 64

PT.

NAWAKARA ARTA KENCANA

CASH & VALUABLES IN TRANSIT

PERATURAN PERUSAHAAN

2020 - 2022

PT. NAWAKARA ARTA KENCANA


CASH & VALUABLES IN TRANSIT
Jl. Fatmawati No. 15 Komp. Golden Plaza Blok G No. 9
Jakarta 12420 Indonesia Telp. +62 21 766 7900, 766 6900 Fax. +62 21 2912 4569
www.nawakara.com
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. No.51, Jakarta Selatan 12950, Telp. 5255733, Faks. 5255669,
website : www.kemnaker.go.id

11 November 2020
Nomor : TAR. 1302/PHIJSK-PK/PP/XI/2020
Sifat : Biasa
Lampiran :-
Perihal : Pengesahan Peraturan Perusahaan

Yth,
Pimpinan Perusahaan
PT NAWAKARA ARTA KENCANA
Komplek Golden Plaza Blok G.9
Jl. R. S. Fatmawati No. 15
Jakarta Selatan 12420

Memperhatikan surat Saudara Nomor : 385/S.Ket-HRD/X/2020


tanggal 06 November 2020 perihal Permohonan Pengesahan Peraturan
Perusahaan dan setelah meneliti kelengkapan persyaratan serta materi
Peraturan Perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 108 dan Pasal 112
Undang-Undang No. 13 T tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 28 Tahun 2014 tanggal 31 Desember
2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta
Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, dengan ini terlampir
disampaikan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor : Kep. 1302/PHIJSK-PK/PP/XI/2020
tanggal 11 November 2020 tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT
NAWAKARA ARTA KENCANA.

Sehubungan dengan hal tersebut, agar Saudara memberitahukan dan


menjelaskan isi serta memberikan naskah/ salinan Peraturan Perusahaan
kepada pekerja/buruh.

Demikian disampaikan untuk diketahui. Terima kasih.

A.N. DIREKTUR JENDERAL


DIREKTUR PERSYARATAN KERJA
N KETEN
IA A
R - DITJEN
TE

-
A
P
KEMEN
EM

KER AAN
IN A A B

GA KE RJA
N H UBUNG

J
ENA

Dra S. Junaedah AR. M.M.


AN

LT
RE

IN

US OS
IA
D

U TR NS

NIP. K I N 19610610 198203 2 001


IA L
P

B D A N JA M IN A
LI A
SI
Tembusan : DONE

1. Direktur Jenderal PHI dan Jamsos;


2. Direktur Jenderal PPK dan K3;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang ketenagakerjaan di
Prov. DKI Jakarta, Jabar, Bali, Lampung, Jatim, Sumut, Sumsel, Jateng dan DIY
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

NOMOR KEP. 1302/PHIJSK-PK/PP/XI/2020

TENTANG PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN


PT NAWAKARA ARTA KENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA,

Menimbang : a. bahwa pembuatan Peraturan Perusahaan dimaksudkan sebagai


upaya mewujudkan adanya kepastian hukum bagi pekerja/buruh
dan pengusaha dalam pelaksanaan hubungan kerja di Perusahaan;

b. bahwa pengaturan syarat-syarat kerja dimaksudkan untuk


memperjelas hak dan kewajiban pekerja/buruh dan pengusaha
dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan dan ketenangan
bekerja, meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh di perusahaan;

c. bahwa oleh karena pembuatan Peraturan Perusahaan adalah


tanggung jawab pengusaha setelah memperoleh saran dan
pertimbangan dari wakil pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/
serikat buruh sebagai ketentuan yang harus dilaksanakan oleh
kedua belah pihak di perusahaan, maka Peraturan Perusahaan
wajib mendapat pengesahan dari Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

d. bahwa memperhatikan surat permohonan pengesahan Peraturan


Perusahaan dari pimpinan perusahaan PT NAWAKARA ARTA
KENCANA, Nomor : 385/S.Ket-HRD/X/2020 tanggal 06 November
2020;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud R


IA dalam
N KETEN
A
- DITJEN

huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu menetapkan Keputusan


TE

-
A
PE
KEMEN
M

KER AAN
BIN

GA KE RJA
AAN H UBUNGA

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan


J
ENA

Sosial Tenaga Kerja, Nomor Kep. 1302/PHIJSK-PK/PP/XI/2020,


LT
RE
NI

US OS
IA
ND

U TR
IA L NS
P

B D A N JA M IN A
A
Tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT NAWAKARA
LI SI
K IN
DONE

ARTA KENCANA;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 28 Tahun 2014


tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan
Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja
Bersama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2099).

3 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 13: Tahun 2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 622).
Menetapkan
MEMUTUSKAN :

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUN-


GAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
NOMOR
KESATU
Mengesahkan Peraturan Perusahaan :
: Nama Perusahaan : PT NAWAKARA ARTA KENCANA
Alamat Perusahaan : Komplek Golden Plaza Blok G.9
Jl. R. S. Fatmawati No. 15
Jakarta Selatan 12420
: Telepon : (021) 7669900
Jenis/Bidang Usaha : Jasa Kawal Angkut Uang dan Barang
Berharga
KEDUA
Peraturan Perusahaan PT NAWAKARA ARTA KENCANA yang
: disahkan sebagaimana dimaksud diktum KESATU mulai
berlaku terhitung tanggal 14 November 2020 s.d. 13 November
2022 dan telah dimuat dalam Buku Registrasi Pengesahan
KETIGA
: Peraturan Perusahaan pada Kementerian Ketenagakerjaan
R.I. cq. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor : 53/PP/P-2/ XI/2020.
KEEMPAT
Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi serta
memberikan naskah Peraturan Perusahaan kepada pekerja/
buruh. Dalam masa berlaku Peraturan Perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam diktum KEDUA dilakukan perubahan maka
perubahan tersebut harus dilakukan atas kesepakatan antara
pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan pengusaha,
: dan mendapat pengesahan dari Kementerian Ketenagakerjaan
R.I. c.q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
KELIMA : Dalam hal terdapat ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Perusahaan sebagaimana dimaksud diktum KESATU bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, maka ketentuan tersebut
batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KEENAM : Bilamana di dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat


kekeliruan pengajuan data dan/atau keterangan yang menjadi
dasar dari pengesahan Peraturan Perusahaan ini, atau terdapat
kesalahan/ kekeliruan dalam pembuatan Keputusan ini, maka
data dan/atau keterangan Peraturan Perusahaan yang bersangkutan
dan/atau Keputusan ini dapat dibatalkan dan/atau diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 11 November 2020
A.N. DIREKTUR JENDERAL
DIREKTUR PERSYARATAN KERJA
N KETEN
IA A
R - DITJEN
TE

-
A
PE
KEMEN
M

KER AAN
BIN

GA KE RJA
AAN H UBUNGA

J
ENA

Dra S. Junaedah AR. M.M.


LT
RE
NI

US OS
IA
ND

U TR NS

NIP. K I N 19610610 198203 2 001


IA L
P

B D A N JA M IN A
LI A
SI
DONE

Tembusan :
1. Direktur Jenderal PHI dan Jamsos;
2. Direktur Jenderal PPK dan K3;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang ketenagakerjaan di
Prov. DKI Jakarta, Jabar, Bali, Lampung, Jatim, Sumut, Sumsel, Jateng dan DIY
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
MUKADIMAH .......................................................................................... 2

BAB I UMUM
Pasal 1 Pengertian – pengertian ................................................ 2
Pasal 2 Maksud dan Tujuan ....................................................... 7
Pasal 3 Berlakunya Peraturan Perusahaan ............................... 7

BAB II PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN


Pasal 4 Syarat Penerimaan ........................................................ 8
Pasal 5 Penerimaan dan Pengangkatan Karyawan/i .................. 9

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 6 Kewajiban Karyawan/i ................................................... 10
Pasal 7 Hak Karyawan ............................................................... 11
Pasal 8 Hak Perusahaan ............................................................ 12
Pasal 9 Kewajiban Perusahaan .................................................. 13

BAB IV TATA TERTIB DAN PROSEDUR KERJA


Pasal 10 Tatatertib Jam dan Hari Kerja ...................................... 13
Pasal 11 Tertib Waktu Istrahat .................................................... 14
Pasal 12 Tertib Absensi .............................................................. 14
Pasal 13 Tertib Pakaian Kerja/Seragam Kerja dan Tanda
Pengenal ....................................................................
KET
15
N EN
IA A
Pasal 14 Tertib Di Lingkungan Perusahaan dan Tempat Kerja
R
...
D I T JEN
15
E

G
NT

Pasal 15 Tertib Kerja Lembur ..................................................... 17


KE
KEME

RJAA

Pasal 16 Tertib Tidak Hadir Kerja ............................................... 18


RE

U
Pasal 17 Tertib Bagi yang Merusak dan MenghilangkanB LBarang I A 19
P

IK ES INDON

P P NAK - i
Pasal 18 Tertib Penempatan dan Mutasi .................................... 19
Pasal 19 Tertib Penilaian Konduite dan Prestasi Kerja ............... 20
Pasal 20 Tertib Izin Meninggalkan Pekerjaan ............................ 20
Pasal 21 Tertib Perjalanan Dinas ................................................ 22
Pasal 22 Tertib Bela Diri ............................................................. 22
Pasal 23 Rahasia Perusahaan ................................................... 22
Pasal 24 Pelanggaran terhadap Tata Kelola Perusahaan yang 25
Baik (Good Corporate Governance / GCG
Pasal 25 Larangan dan Pelanggaran ......................................... 25
Pasal 26 Media Sosial ................................................................ 27

BAB V TINDAKAN KEDISIPLINAN DAN PENGHARGAAN


Pasal 27 Sanksi-sanksi .............................................................. 28
Pasal 28 Hukuman ..................................................................... 28
Pasal 29 Penghargaan ............................................................... 34

BAB VI KELUHAN DAN PENGUPAHAN


Pasal 30 Keluhan dan Pengaduan ............................................. 35
Pasal 31 Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan ....................... 35

BAB VII PENGUPAHAN


Pasal 32 Penetapan Upah .......................................................... 36
Pasal 33 Pembayaran Upah ....................................................... 36
Pasal 34 Upah Lembur ............................................................... 37
Pasal 35 Kenaikan Upah ............................................................ 38
N KETEN
IA
R
Pasal 36 Tunjangan Hari Raya Keagamaan ..............................
DI T JEN
A
38
E

G
NT

A
KE
KEME

RJAA

BAB VIII PERLINDUNGAN DAN PERAWATAN KARYAWAN/I


RE

U
PasalI A 37 Perlindungan / BPJS Ketenagakejaan ........................ 38
P

B
LI S
K IN
DONE
Pasal 38 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan .............................. 39

ii – PP NAK
Pasal 39 Kesehatan Karyawan/i ................................................. 41
Pasal 40 Sakit Untuk Jangka Waktu yang Lama ......................... 41
Pasal 41 Uang Duka dan Uang Suka ......................................... 42
Pasal 42 Pinjaman Karyawan/i ................................................... 43
Pasal 43 Koperasi Karyawan/i .................................................... 43
Pasal 44 Keluarga Berencana .................................................... 43

BAB IX HARI LIBUR DAN CUTI


Pasal 45 Hari Libur dan Istrahat Mingguan ................................ 43
Pasal 46 Cuti ............................................................................. 44

BAB X PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Pasal 47 Pemutusan Hubungan Kerja ........................................ 44
Pasal 48 Berakhirnya Hubungan Kerja ....................................... 44
Pasal 49 Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja,
Uang Penggantian Hak dan Uang Pisah .................... 46
Pasal 50 Hutang Karyawan dan Pemutusan Hubungan Kerja 48

BAB XI WEWENANG MENGANGKAT, MEMBERHENTIKAN,


MENAIKAN PANGKAT DAN MEMINDAHKAN KARYAWAN
Pasal 51 Struktur Formasi .......................................................... 48
Pasal 52 Mengangkat, Memberhentikan, Menaikan Pangkat,
Memindahkan Karyawan/i ............................................. 48
Pasal 53 Wewenang .................................................................. 49

BAB XII PENUTUP


N KETEN
IA
Pasal 54 Peraturan Pelaksanaan ...............................................
D I T JEN R A
49
E

G
NT

Pasal 55 Ketentuan Dalam Peraturan Perusahaan .................... 49


KE
KEME

RJAA

Pasal 56 Peraturan Terdahulu .................................................... 49


RE

Pasal 57 Kewajiban Terhadap Peraturan Perusahaan ...............


U
50
P

B
LI S IA
K IN
DONE

P P NAK - iii
PERATURAN PERUSAHAAN
PT. NAWAKARA ARTA KENCANA
TAHUN 2020 – 2022

PENDAHULUAN

Peraturan perusahaan ini dibuat terutama untuk menciptakan suatu suasana kerja
yang baik, serasi dan harmonis antara pengusaha dan Karyawan/i atas dasar
Hubungan Industrial Pancasila (HIP) sehingga kesejahteraan Karyawan/i selalu
dapat ditingkatkan.

Selain itu, melalui Peraturan Perusahaan ini yang digunakan sebagai landasan
pijak diharapkan hak dan kewajiban baik Perusahaan maupun Karyawan/i dapat
dilaksanakan sesuai yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan dan peraturan pemerintah yang berlaku tentang Peraturan
Perusahaan, hingga pada akhirnya dapat menimbulkan kegairahan kerja di
Perusahaan.

Bahwa landasan pijak tersebut jelas adanya, benar dan adil. Dengan kebijakan-
kebijakan yang dapat diterima oleh Perusahaan dan Karyawan/i dengan yang
bertujuan agar kesejahteraan bersama dapat terwujud dan produktifitas kerja dapat
meningkat.

Bekerja dengan motto “saling menghargai dan saling menghidupi” Peraturan


Perusahaan ini, juga diberlakukan pada seluruh wilayah operasi Perusahaaan di
lingkungan PT. Nawakara Arta Kencana.

Akhirnya, baik Pengusaha maupun Karyawan/i diwajibkan untuk mentaati isi


Peraturan Perusahaan ini secara jujur dan konsekuen. N KETEN
IA A
R DI T JEN
E

G
NT

A
KE
KEME

Jakarta, 01 Oktober 2020


RJAA

PT. NAWAKARA ARTA KENCANA


RE

U
P

B
LI S IA
K IN
DONE

Ir. Dino Bimadwinanda Hindarto


Direktur Utama

P P NAK - 1
PERATURAN PERUSAHAAN
PT. NAWAKARA ARTA KENCANA
TAHUN 2020 – 2022

MUKADIMAH

Tujuan disusunnya Peraturan Perusahaan ini adalah untuk :


1. Menjelaskan hak dan kewajiban Perusahaan dan Karyawan/i.
2. Menggariskan secara jelas syarat-syarat kerja untuk para Karyawan/i.
3. Memperbaiki, memperteguh serta meningkatkan hubungan kerja-sama dan
saling pengertian yang baik dan sehat yang dilandasi oleh rasa kebersamaan
dan kekeluargaan antara perusahaan dan Karyawan/i, hingga dapat membantu
kelancaran usaha, peningkatan produktifitas serta efisiensi kerja perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi
perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan KAMTIBMAS
(Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang lebih baik.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, maka selama masa berlakunya


peraturan perusahaan ini, apa yang tercantum didalamnya merupakan pedoman
dalam mengatur hubungan kerja serta penentuan hak-hak dan kewajiban antara
Perusahaan dan Karyawan/i.

BAB I
UMUM

Pasal 1
Pengertian – Pengertian
1. Perusahaan
Adalah
R
IA
N K E TPerseroan
EN
A
Terbatas Nawakara Arta Kencana sesuai dengan Anggaran
DI T JEN
E

Dasar seperti di maksudkan dalam Akta Notaris Etty Nugrahawati, SH, nomor
G
NT

A
KE
KEME

38 tanggal 18 April 2012 yang bergerak dibidang jasa Kawal Angkut Uang dan
RJAA

Barang Berharga, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik


RE

Indonesia
U No. : AHU-51084.AH.01.01.Tahun 2011. Anggaran Dasar PT.
P

B A
LI SI
K IN
DONE
Nawakara Arta Kencana, Nomor: AHU-21433.AH.01.02.Tahun 2012, beserta

2 – PP NAK
seluruh perubahannya yang berkantor Pusat di Jakarta dengan cabang-
cabangnya di wilayah Indonesia.Lingkungan Perusahaan
Adalah keseluruhan tempat yang berada di bawah penguasaan perusahaan
atau milik perusahaan yang digunakan untuk melakukan kegiatan perusahaan.

2. Direksi
Adalah pimpinan yang diangkat dan ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang
Saham untuk menjalankan Perusahaan.

3. Karyawan/i
Adalah seorang yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, telah diangkat,
dipekerjakan dan diupah oleh Perusahaan.

4. Karyawan/i Kantor Pusat


Adalah Karyawan/i yang berdomisili di Kantor Pusat, Kantor Cabang dan
Karyawan/i pembebanan Kantor Pusat yang ditugaskan ke Proyek.

5. Karyawan/i Tetap
Ialah Karyawan/i yang terikat hubungan kerja secara tetap dengan Perusahaan,
yang diangkat melalui Surat Keputusan Direksi setelah melalui masa percobaan
dan memenuhi persyaratan penerimaan karyawan/i yang telah ditetapkan.

6. Karyawan/i dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan /


atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) Proyek
Ialah karyawan/i yang terikat hubungan kerja dengan Perusahaan berdasarkan
perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu (PKWT) dan / atau untuk waktu
tidak tertentu (PKWTT) khususnya peruntukan proyek, yang diformulasikan
N KETEN
IA
dalam bentuk Perjanjian Kerja dengan berpedoman kepada R D IPeraturan
T JE
N
A
E

G
NT

Perundangan yang berlaku.


KE
KEME

RJAA
RE

7. Karyawan/i Harian Lepas U


P

B
LI IA
Adalah Karyawan/i tidak tetap yang terikat pada hubungan kerja K IN ES
D O Ndengan

Perusahaan atas pekerjaan harian yang bersifat insidentil sifatnya sewaktu-


waktu dan tidak terus menerus, maksimal 3 (tiga) bulan dengan berpedoman
kepada UU. No. 13 Tahun 2003 jo Kepmenakertrans No. Kep 100/MEN/IV/2004.

P P NAK - 3
8. Keluarga
Adalah satu orang isteri yang sah dan anak kandung dan/atau anak angkat
dan/atau anak tiri yang sah menurut hukum 3 (tiga) orang anak sah pada urutan
pertama,yang berumur tidak lebih dari 21(dua puluh satu) tahun, belum pernah
menikah dan belum pernah bekerja, serta terdaftar di administrasi Personnel
Perusahaan.

9. Tanggungan Karyawan ( Pria )


Adalah satu orang istri yang sah, anak kandung pertama, anak kandung kedua,
dan anak kandung ketiga, yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau
belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal dan belum kawin atau belum bekerja, anak tiri dapat menjadi tanggungan
karyawan apabila anak tersebut adalah anak janda cerai mati yang ibunya
menikah dengan karyawan atau anak tersebut adalah anak janda cerai yang
ibunya menikah dengan karyawan dan menurut keputusan Pengadilan anak
tersebut menjadi tanggungan ibunya, 1 (satu) orang anak angkat akan dianggap
sebagai tanggungan karyawan yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan
yang sah dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

10. Tanggungan Karyawati ( Wanita )


Adalah anak yang menjadi tanggungan penuh seorang karyawati karena
karyawati wanita ini berstatus janda yang sah sesuai hukum yang berlaku
atau karyawati yang masih bersuami namun suaminya cacat total
berdasarkan keterangan medis atau suami tidak bekerja sehingga karyawati
ini dapat dianggap sebagai pencari nafkah tunggal dalam keluarganya.

11. Ahli Waris


Adalah isteri/suami atau anak Karyawan/i atau orang lain yang ditunjuk
menjadi ahli waris berdasarkan keputusan pengadilan atau ketentuan hukum
R
yang
IA
N K E T Eberlaku.
NA
DI T JEN
E

G
NT

A
KE
KEME

12. Satpam Nawakara


RJAA

a. Satpam Nawakara adalah Satuan Pengaman milik PT. Nawakara Perkasa


RE

U Nusantara yang dipekerjakan pada lokasi kerja PT. Nawakara Perkasa


P

B
LI IA
Nusantara
K IND ONES sendiri. Pembinaan Teknis diberikan oleh Kepolisian RI.
b. Kepala Kepolisian RI beserta jajarannya berhak dan wajib memberikan
bimbingan baik langsung dilapangan ataupun tidak langsung.

4 – PP NAK
c. Satpam Nawakara bertugas pokok menyelenggarakan keamanan dan
ketertiban secara fisik di lokasi kerja PT. Nawakara Perkasa Nusantara.
d. Satpam Nawakara berfungsi melakukan segala usaha dan kegiatan untuk
melindungi kawasan kerja PT. Nawakara Perkasa Nusantara dari gangguan
keamanan, ketertiban dan pelanggaran hukum.
e. Satpam Nawakara berperan sebagai pembantu pimpinan proyek di lokasi
kerja dan sebagai pembantu Kepolisian RI dalam pelaksanaan tugas-tugas
preventif.

13. Pendapatan Tetap


Penghasilan yang diberikan secara tetap, tidak tergantung kepada kehadiran
dan dibayarkan secara berkala bulanan.
a. Pendapatan tetap terdiri dari :
1) Upah Pokok
2) Tunjangan Tetap.
3) Tunjangan lain yang disepakati
b. Besarnya upah pokok minimal 75 % dari penjumlahan Upah Pokok dan
Tunjangan Tetap.
c. Besarnya pendapatan tetap minimal sebesar UMP.
d. Pendapatan tetap merupakan komponen upah yang digunakan sebagai
dasar perhitungan upah lembur, pesangon, penghargaan masa kerja,
pengganti hak dan keperluan lainnya.

14. Pendapatan Tidak Tetap


a. Tunjangan yang diberikan secara tidak tetap, tergantung kepada
kehadiran dan/atau tunjangan yang dibayarkan tidak bersamaan dengan
pembayaran upah pokok / pendapatan tetap.
b. Tunjangan tidak tetap (yang dihitung berdasarkan hari kehadiran)
N KETEN
IA
diperhitungkan/dibayarkan apabila Karyawan/i hadir di lokasiR kerja
D I T J E N dalam
A
E

G
NT

waktu sekurang-kurangnya 8 (delapan) jam.


KE
KEME

RJAA

c. Tunjangan tidak tetap antara lain dapat berupa :


1) Tunjangan Kehadiran / Transport / Makan (jika ada)
RE

U
P

B
2) Tunjangan Shift (jika ada) LI
K IN
DONE
SI
A

3) Tunjangan lain yang disepakati

15. Besarnya Pendapatan


Penjumlahan dari Pendapatan Tetap dan Pendapatan Tidak Tetap.

P P NAK - 5
16. Suami atau Istri Karyawan/i
Ialah seseorang yang menikah secara sah dengan karyawan/i sesuai
ketentuan hukum yang berlaku dan dicatatkan pada data karyawan/i di
Perusahaan.
17. Janda / Duda
Ialah istri atau suami yang sah dari karyawan/i yang meninggal dunia / cerai
hidup sesuai ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

18. Upah
Ialah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.

19. Lembur
Ialah segala kegiatan untuk Perusahaan yang dilakukan atas perintah tertulis
seorang atasan, mempekerjakan melebihi waktu kerja Perusahaan dan
bukan merupakan penggantian jam kerja Perusahaan.

20. Kerja Shift


Adalah pekerjaan yang dilakukan bergiliran yang sudah ditentukan atau
diatur waktunya terlebih dahulu sesuai kebutuhan.

21. Kerja Lembur


Ialah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan/i setelah melampaui waktu
kerja normatif (Over Time) sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
N KETEN
R
IAberlaku,
DI T JEN
A dengan peruntukan waktu kerja sebagai berikut :
E

a. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
NT

A
KE
KEME

untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari
RJAA

dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam
RE

U 1 (satu) minggu.
P

B A
LI SI
b.I N DPeruntukan
K
ONE Proyek : disesuaikan kebutuhan Proyek dan sesuai dengan
berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

6 – PP NAK
22. Izin
Adalah waktu yang diberikan kepada Karyawan/i karena sesuatu hal untuk
tidak masuk bekerja dan diberikan oleh atasan yang berwenang sesuai
ketentuan Perusahaan.

23. Mangkir / Absen


Adalah ketidak-hadiran seorang Karyawan/i tanpa pemberitahuan kepada
atasan yang berwenang, ataupun ketidak-hadiran bekerja tanpa
pemberitahuan kepada Perusahaan.

24. Cuti
Ialah waktu yang diberikan oleh Perusahaan kepada Karyawan/i untuk tidak
masuk bekerja, merupakan hak karyawan/i dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.

25. Transaksi Elektronik


Adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer,
jaringan komputer dan media elektronik lainnya.

26. Peraturan Perusahaan


Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat
syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan
N KETEN
A IA
1. Peraturan Perusahaan ini diadakan untuk menciptakan suasana kerjaD I Tyang
R
JEN baik
E

G
NT

dan kegairahan kerja di Perusahaan.


KE
KEME

RJAA

2. Melalui Peraturan Perusahaan diharapkan Hak dan Kewajiban dari Perusahaan


dan Karyawan/i menjadi jelas dan dimengerti oleh semua pihak.U
RE

N
P

B
LI S IA
K IN
DONE
Pasal 3
Berlakunya Peraturan Perusahaan
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku bagi semua Karyawan/i, baik Karyawan/i tetap
maupun Karyawan/i tidak tetap; Karyawan/i warga negara Indonesia atau warga

P P NAK - 7
negara asing, dengan ketentuan bahwa hal-hal yang tidak diatur dalam
Perjanjian Kerja tetap berpedoman pada Peraturan Perusahaan ini serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Disamping isi dari Peraturan Perusahaan ini, peraturan-peraturan lain yang
memuat hal-hal yang belum tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini dapat
diberlakukan dalam Perusahaan, selama peraturan-peraturan tersebut telah
disetujui oleh pimpinan Perusahaan dan tidak bertentangan dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku.
3. Peraturan Perusahaan ini berlaku terhitung dari tanggal disahkan oleh
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

BAB II
PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN

Pasal 4

Syarat Penerimaan

Untuk menjadi karyawan/i PT. Nawakara Perkasa Nusantara perlu dipenuhi


syarat - syarat sebagai berikut :

1. Setiap karyawan/i harus melalui suatu masa percobaan paling lama 3 (tiga)
bulan, kecuali untuk karyawan/i kontrak/PKWT yang memang ditetapkan tanpa
masa percobaan. Adanya masa percobaan diberitahukan secara tertulis
kepada yang bersangkutan.

2. Untuk diterima sebagai karyawan/i, seseorang harus :


a. Memberitahukan atasannya secara prosedural untuk mengantisipasi konflik
kepentingan, apabila dalam didalam organisasi Perusahaan terdapat
anggota
KETE
keluarga (suami, istri, anak, saudara, orang tua, dan mertua).
AN NA
b.
R Memenuhi
I
DI T JEN persyaratan serta kompetensi jabatan dalam hal pendidikan,
E

G
NT

pengalaman, karakter dan fisik.


A
KE
KEME

c. Warga Negara Indonesia (kecuali untuk tenaga ahli asing) memiliki KTP atau
RJAA

sekurang-kurangnya surat keterangan domisili RT / RW / Lurah setempat.


RE

Ud. Berbadan dan berjiwa sehat, yang dibuktikan dengan keterangan dokter dan
P

B
LI IA
psikolog
K IND ONES yang ditunjuk oleh Perusahaan.
e. Berusia :

8 – PP NAK
i) antara 18 – 55 tahun bagi karyawan/i Kantor Pusat, Kantor Cabang dan
Karyawan/i pembebanan Kantor Pusat yang ditugaskan ke Proyek kecuali
ditentukan lain sepanjang atas persetujuan Direksi.
ii) bagi satpam diatur dalam pengaturan tersendiri
f. Bersedia menyediakan surat-surat dokumen, pas foto terakhir berukuran
4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar yang diperlukan Perusahaan. Memberikan
bukti-bukti referensi, termasuk dari Perusahaan terakhir, atau surat
Pemberhentian Dengan Hormat dari Perusahaan lain atau dari instansi
Pemerintah / TNI / Polri jika berasal dari ex Pegawai Negeri Sipil, TNI dan
Polri, Pemberhentian Dengan Tidak Hormat, sepanjang atas persetujuan
Direksi.
g. Khusus bagi calon pelamar wanita yang telah menikah, menyerahkan Surat
Ijin bekerja dari suami.
h. Khusus bagi calon pelamar yang telah menikah, wajib menyerahkan fotocopy
dari surat keterangan menikah yang telah dicatatkan kepada negara secara
sah sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
i. Khusus bagi Satpam Nawakara yang karena sifat tugasnya, mereka harus
adil, tidak memihak dan harus netral.
j. Bersedia bertingkah laku sopan sesuai dengan norma pergaulan
dilingkungan Perusahaan, serta bersedia mentaati semua isi Peraturan
Perusahaan, termasuk penempatan dan pengalihan penempatan dalam
lokasi kerja PT. Nawakara Perkasa Nusantara.
k. Berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan keterangan kepolisian setempat.
l. Tidak terlibat kegiatan politik yang bertujuan untuk mengubah dasar negara
Republik Indonesia.
m. Bersedia ditempatkan dimana saja di lokasi kerja Perusahaan menurut
syarat - syarat yang berlaku di Perusahaan.
n. Memenuhi persyaratan karyawan/i yang lulus seleksi, masa percobaan dan
persyaratan lainnya yang ditetapkan Perusahaan.
3. Menandatangani surat perjanjian kerja dengan Perusahaan.
N KETEN
IA A
R DI T JEN
E

G
NT

Pasal 5
KE
KEME

RJAA

Penerimaan dan Pengangkatan Karyawan/i


RE

U
1. Penerimaan karyawan/i adalah hak mutlak dan merupakan kebijakan penuh A dari
P

B
LI SI
K IN
DONE
Perusahaan yang pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku, serta kompetensi untuk jabatan tersebut dengan memperhatikan
kebutuhan Perusahaan.

P P NAK - 9
2. Pada waktu akan memulai hubungan kerja, karyawan/i harus menandatangani
surat perjanjian kerja untuk calon karyawan/i kontrak atau surat penawaran kerja
untuk calon karyawan/i tetap.
3. Setiap calon karyawan/i tetap akan menjalani masa percobaan paling lama 3
(tiga) bulan, dimana dalam masa percobaan tersebut, baik karyawan/i maupun
Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja tanpa adanya keharusan untuk
memberikan alasan apapun dan tanpa adanya kewajiban dari pengusaha untuk
memberikan uang pesangon, ganti rugi, atau pembayaran dalam bentuk apapun
serta kewajiban atau syarat-syarat lainnya, terkecuali gaji / upah sampai hari
terakhir karyawan/i bersangkutan bekerja.
4. Hubungan kerja antara Perusahaan dengan karyawan/i dilakukan melalui
pengangkatan dengan Surat Keputusan Direksi, atau dengan pengikatan
melalui Surat Perjanjian Kerja (Employment Contract). Karyawan/i akan diberi
Nomor Induk Karyawan/i.
5. Masa kerja karyawan/i tetap dihitung dari tanggal mulai bergabung dan / atau
sejak pengangkatan sebagai karyawan/i tetap.
6. Setiap karyawan/i harus bersedia untuk bekerja dimana saja ditempatkan oleh
Perusahaan, sesuai dengan kemampuan karyawan/i atau karena kebutuhan
dan alasan - alasan operasional lainnya.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 6

Kewajiban Karyawan/i

Setiap karyawan/i wajib :


1. Membela Perusahaan, memikirkan dan melaksanakan perkembangan serta
perbaikan
N KETEN
atas pekerjaannya.
IA
2. Bertingkah
R I T
D JEN
A
laku baik dan sopan, mentaati dan melaksanakan semua isi
E

G
NT

peraturan, tata tertib dan prosedur kerja yang berlaku di lokasi kerja
KE
KEME

Perusahaan.
RJAA

3. Memberikan keterangan yang sebenarnya baik mengenai dirinya, ataupun


RE

U pekerjaannya kepada Perusahaan / atasannya.


P

B A
LI SI
K IN
4. Melakukan DONE pekerjaan yang ditugaskan oleh Perusahaan dengan sebaik -
baiknya dan dengan sikap penuh tanggung jawab.

10 – PP NAK
5. Bersedia melakukan kerja lembur, bila dibutuhkan Perusahaan / atasannya.
6. Melakukan pekerjaan dengan baik, dan menjaga keamanan barang-barang
milik Perusahaan yang diserahkan, disediakan dan dipercayakan kepadanya.
7. Berpakaian seragam kerja, bagi karyawan (Pria), sesuai ketentuan yang
dikeluarkan Perusahaan kecuali Karyawati (wanita).
8. Tidak menggunakan barang - barang milik Perusahaan atau memanfaatkan
fasilitas yang ada di Perusahaan untuk kepentingan diri sendiri / pribadi.
9. Bertingkah laku baik terhadap atasan, sesama karyawan/i, relasi usaha serta
masyarakat secara keseluruhan.
10. Menyimpan dengan baik dan menjaga kerahasiaan Perusahaan, tidak
membicarakan dengan orang lain kecuali atas ijin dan perintah Direksi, semua
dokumen, bahan pekerjaan dan kebijaksanaan Perusahaan yang diketahuinya
atau berada dibawah pengawasannya. Bila diperlukan, karena jenis usaha
yang menuntut kerahasiaan yang tinggi maka karyawan/i harus
menandatangani suatu perjanjian kerahasiaan atau membuat surat
pernyataan bersedia memegang rahasia Perusahaan.
11. Bagi Karyawan/i yang akan melakukan akses kepada user id email, sistem dan
aplikasi domain Perusahaan wajib mendapatkan izin dari user dan atasan user
terkait.
12. Mengembalikan barang - barang milik Perusahaan bila sudah tidak ada lagi
hubungan kerja dengan Perusahaan.
13. Menjaga kesusilaan, sopan santun dalam kehidupan sehari - hari.
14. Menjaga kerapihan dan kebersihan diri sendiri dan juga tempat kerja masing-
masing dan lingkungannya.
15. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani agar dapat bekerja sesuai ketentuan
jam kerja Perusahaan.
16. Bila pindah rumah / alamat harus melaporkan ke Divisi HC, selambat -
lambatnya 3 X 24 jam.
17. Bila hendak menikah, melaporkan kepada Perusahaan.
18. Karyawan/i adalah Duta Perusahaan.

N KETEN
IA A
R DI T JEN
Pasal 7
E

G
NT

A
KE
KEME

RJAA

Hak Karyawan/i
RE

Karyawan/i mempunyai hak : U


P

B
LI S IA
K IN
DONE
1. Atas upah
2. Atas cuti.
3. Bantuan kesehatan diri karyawan/i dan keluarganya dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.

P P NAK - 11
4. Atas ganti rugi karena gangguan atau cacat badan sebagai akibat (langsung)
dari melakukan pekerjaan, dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan
yang berlaku.
5. Ahli waris karyawan/i menerima uang santunan atas meninggalnya karyawan/i
pada waktu melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh Perusahaan.
6. Atas kesempatan yang sama dalam pengembangan karier sesuai dengan
prioritas yang ditetapkan oleh Perusahaan.
7. Mengundurkan diri secara tertulis dengan tenggang waktu sekurang - kurangnya
1 (satu) bulan sebelumnya kepada Perusahaan.
8. Mengemukakan saran kepada atasannya untuk perbaikan, pengembangan
Perusahaan dan keluhan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Atas semua hak dan kebebasan yang sama, tanpa perbedaan apapun, seperti ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, politik / pandangan lain, asal usul kebangsaan

Pasal 8

Hak Perusahaan
1. Memberikan perintah atau pekerjaan yang layak kepada karyawan/i sesuai
dengan kegiatan Perusahaan.
2. Menugaskan karyawan/i untuk melakukan kerja lembur.
3. Menuntut karyawan/i untuk berprestasi kerja sesuai dengan yang ditetapkan
sebelumnya.
4. Menerapkan peraturan dan tata tertib kerja dengan mengindahkan serta
berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
5. Memutuskan hubungan kerja dalam hal karyawan/i melakukan pelanggaran
peraturan kedisiplinan maupun peraturan lainnya, dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.
6. Menugaskan / memutasikan karyawan/i pada bidang pekerjaan atau tempat
menurut kebutuhan.
7. Mengatur cuti para karyawan/i dengan berpedoman pada Peraturan
Perundangan yang berlaku.
8. Mengatur jam kerja (shift/rotasi) dengan berpedoman pada Peraturan
N KETEN
Perundangan
R
IA
DI T JEN
A yang berlaku.
E

G
NT

9. Memberhentikan karyawan/i yang telah mencapai usia pensiun 56 tahun, bila


KE
KEME

karyawan/i masih produktif dapat dipekerjakan sepanjang mendapat


RJAA

persetujuan Direksi. Hal ini diatur secara terpisah dalam SOP tersendiri dengan
RE

berpedoman
U pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
P

B A
LI S I
K IN
DONE

12 – PP NAK
Pasal 9

Kewajiban Perusahaan
1. Memberikan upah, uang lembur dan tunjangan lainnya dengan memperhatikan
ketentuan Upah Minimum Kabupaten / Kota / Propinsi, atau Upah Minimum
Sektoral Kabupaten / Kota / Provinsi dengan berpedoman pada Peraturan
Perundangan yang berlaku.
2. Memperhatikan kesejahteraan karyawan/i sesuai dengan kemampuan
Perusahaan.
3. Membina, memperhatikan dan memelihara kesehatan serta keselamatan kerja
karyawan/i.
4. Memberikan hak - hak karyawan/i dengan berpedoman pada Peraturan
Perundangan yang berlaku dan isi Peraturan Perusahaan ini.
Mentaati dan melaksanakan semua peraturan dan Undang - Undang yang
berlaku

BAB IV
TATA TERTIB DAN PROSEDUR KERJA

Pasal 10

Tertib Jam Kerja dan Hari Kerja

1. Jam kerja adalah jam - jam dimana karyawan/i berada di tempat kerja untuk
melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh Perusahaan.
2. Hari kerja adalah 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, 7 (tujuh) jam 1
(satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam)K Ehari TE
kerja
N NA
IA
dalam 1 (satu) minggu. R DI T JEN
E

G
NT

3. Waktu istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja.


KE
KEME

RJAA

4. Jam dan hari kerja untuk karyawan/i reguler (non-shift) diatur sebagai berikut :
RE

a. Senin s/d Jumat : 08.00 s/d 17.00 U


P

B
LI IA
b. Sabtu dan minggu : Libur K IN
DONE
S

c. Istirahat siang
i) Senin s/d Kamis : 12.00 s/d 13.00
ii) Jumat : 11.30 s/d 13.30

P P NAK - 13
Ketentuan jam dan hari kerja umum ini dapat ditambah ataupun dirubah menjadi
shift bilamana ada kebutuhan kegiatan usaha Perusahaan, sepanjang
mendapat persetujuan Direksi, dengan berpedoman pada Peraturan
Perundangan yang berlaku.

5. Untuk pekerjaan, jabatan dan pada proyek tertentu dapat diatur hari dan jam
kerja tersendiri dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang
berlaku.

6. Setiap karyawan/i harus mematuhi jam kerja.

7. Penugasan bagi satpam diatur tersendiri sesuai pengaturan jam kerja, shift dan
istirahat dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pasal 11
Tertib Waktu Istirahat
Karyawan/i tidak dibenarkan beristirahat melebihi waktu yang telah ditetapkan.

Pasal 12

Tertib Absensi
1. Pada saat kedatangan dan pulang, karyawan/i diharuskan mencatatkan dirinya
pada mesin absensi, atau membubuhkan paraf pada buku absensi yang
disediakan. Kartu absensi dan daftar hadir merupakan bukti kehadiran
karyawan/i pada jam dan hari kerja yang ditetapkan.
2. Karyawan/i yang tidak mencatat kehadiran diri seperti yang ditetapkan di atas,
telah melanggar ketentuan tata tertib kerja.
3. Karyawan/i tidak diperbolehkan untuk mencatatkan kedatangan atau pulang
karyawan/i lainnya. Perbuatan tersebut merupakan pelanggaran tata tertib kerja
N KETEN
(kebohongan).
R
IA
DI T JE
A
N
E

G
NT

4. Pengemudi yang melayani pimpinan melakukan absensi dengan cara yang


KE
KEME

ditetapkan tersendiri, dengan tetap bertanggung jawab kepada bagian General


RJAA

Affairs dari Perusahaan dan juga pengguna jasa pengemudi terkait.


RE

U
P

B
5. Jika
LI dalam
K IN
DONE
S I kurun waktu 1 (satu) bulan karyawan/i datang terlambat atau pulang
A

lebih awal dari jam yang sudah ditentukan, akan dikenakan sanksi sbb :

14 – PP NAK
a. 3 kali dikenakan Peringatan Lisan
b. 5 kali dikenakan Surat Peringatan Pertama (SP I)
c. 10 kali dikenakan Surat Peringatan Kedua (SP II)
d. 15 kali dikenakan Surat Peringatan Ketiga (SP III)
e. Lebih dari 15 kali dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah melalui
Surat Peringatan Pertama (SP I) sampai dengan Surat Peringatan Ketiga (SP
III).

Pasal 13

Tertib Pakaian Kerja / Seragam Kerja dan Tanda Pengenal

1. Setiap karyawan diharuskan memakai Seragam Kerja (kecuali karyawati),


Tanda Pengenal Diri (ID card) dan pin yang disediakan Perusahaan, pada saat
bertugas di lingkungan Perusahaan.
2. Seragam Kerja Perusahaan, model, detil, warna pakaian dan tanda pengenal
termasuk hari pemakaiannya diatur dalam ketentuan lebih rinci yang akan
ditetapkan dalam peraturan terpisah. Pakaian Seragam Staf dan pin
Perusahaan menjadi milik karyawan/i.
3. Seragam dan peralatan penunjang lainnya yang dikenakan satpam tetap
menjadi milik / inventaris Perusahaan. Apabila hilang wajib mengganti dan
apabila berhenti bekerja, barang - barang tersebut wajib dikembalikan ke
Perusahaan.
4. Karyawan yang tidak mengenakan seragam kerja, sepatu dan atau tanda
pengenal diri atau pin Perusahaan dianggap telah melanggar tata tertib kerja
dan akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuannya.
N KETEN
IA
5. Selama jam kerja, karyawan/i dilarang menggunakan alas kaki R selain
D I T J E N sepatu
A
E

G
NT

kecuali pada saat akan dan setelah melaksanakan ibadah Shalat.


A
KE
KEME

RJAA
RE

Pasal 14 U
P

B
LI S IA
K IN
DONE
Tertib Di Lingkungan Perusahaan dan Tempat Kerja

1. Setiap karyawan/i harus hadir ditempat kerjanya pada hari dan jam kerja yang
telah ditetapkan.

P P NAK - 15
2. Setiap Karyawan/i wajib menyampaikan salam sewaktu masuk kantor dan minta
ijin sewaktu meninggalkan tempat kerja kepada atasan langsungnya.
3. Atasan langsung wajib memberikan tuntunan dan teladan kepada bawahannya.
4. Bagi karyawan/i yang menjalankan tugas luar sehingga tidak dapat hadir tepat
waktu maka diharuskan memberitahukan kepada atasan dan Divisi HC secara
tertulis.
5. Setiap karyawan/i berkewajiban mentaati semua instruksi kerja dan peraturan
yang ditetapkan oleh Perusahaan, menyangkut kebersihan, pakaian kerja,
keamanan, keselamatan kerja, peralatan kerja dan lain-lain.
6. Setiap karyawan/i berkewajiban menjalankan tugas dengan penuh rasa
tanggung jawab, senantiasa patuh pada perintah atasannya.
7. Setiap karyawan/i sebagai duta Perusahaan diharuskan berpenampilan rapih,
bersih sesuai dengan kebutuhan pekerjaan serta etika, dan / atau yang
ditetapkan oleh Perusahaan.
8. Setiap karyawan/i wajib memelihara peralatan kerja dan kebersihan tempat
kerjanya, selalu berusaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan yang
dapat menimpa diri sendiri dan / atau rekan sekerja dan menjaga barang milik
Perusahaan.
9. Setiap karyawan/i selama jam kerja harus tetap berada diruang kerja masing -
masing, kecuali bila ada tugas Perusahaan yang harus dikerjakan / diselesaikan
diluar ruang kerjanya dan harus atas ijin atasannya.
10. Tanpa ijin dari atasan, karyawan/i dilarang membawa keluar dari lingkungan
Perusahaan barang milik Perusahaan baik berupa inventaris, mobil, motor,
peralatan kantor, peralatan lainnya, dokumen, catatan confidential pekerjaan
yang tertunda dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan kegiatan
Perusahaan.
11. Setiap karyawan/i diwajibkan ikut serta menanggulangi segala macam
bahaya dengan cara :
a. Mematikan semua mesin, menyelamatkan segala surat berharga / dokumen
dan barang lainnya serta selanjutnya mengikuti instruksi atasan.
b. Membantu sedapat mungkin petugas keamanan dan usaha - usaha
penyelamatan
N KETEN
serta berbuat sesuatu yang tidak menimbulkan kepanikan dan
IA A
R kekacauan.
I T
D JEN
E

G
NT

c. Ikut serta mengawasi barang - barang milik Perusahaan dari tangan - tangan
KE
KEME

RJAA

yang bermaksud jahat.


12.U Setiap karyawan/i yang menemukan barang - barang berharga berupa milik
RE

N
P

B
orang
LI
K IN
DONE
lain
SI
A dalam lingkungan Perusahaan wajib menyerahkannya kepada

Perusahaan melalui atasannya / manajer untuk dikembalikan kepada


pemiliknya.

16 – PP NAK
13. Setiap karyawan/i dilarang menyalahgunakan alat - alat perlengkapan milik
Perusahaan atau fasilitas - fasilitas yang tidak diperuntukkan bagi kepentingan
karyawan/i seperti telepon, komputer, apalagi mobil yang diparkir dikantor dan
sebagainya.
14. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari - hari, Senior Manajer / Manajer /
Supervisor bertanggung jawab atas berlakunya Peraturan Perusahaan dalam
lingkungannya. Untuk itu ia berkewajiban agar karyawan/i yang berada dibawah
pengawasannya mentaati peraturan yang berlaku saling hormat dan
menghargai.
15. Senior Manajer / Manajer / Supervisor agar mengambil tindakan kedisiplinan
terhadap karyawan/i yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Perusahaan.
Tindakan yang dapat diambil diatur dalam Pasal 27.

Pasal 15

Tertib Kerja Lembur

1. Kerja lembur dapat diperintahkan oleh Perusahaan dalam hal :


a. Apabila ada pekerjaan yang tidak segera diselesaikan akan membahayakan
kesehatan atau keselamatan orang.
b. Apabila ada pekerjaan yang tidak segera diselesaikan akan mengakibatkan
kerugian bagi Perusahaan, pelanggan ataupun masyarakat dan negara.
Kerugian tidak harus bersifat material, tetapi dapat juga bersifat immaterial
seperti citra Perusahaan, bersifat kepercayaan, kehilangan kesempatan dan
sebagainya.
c. Apabila ada pekerjaan yang harus diselesaikan, untuk menjaga
kesinambungan dan perkembangan Perusahaan.
d. Apabila ada pekerjaan yang sudah ditentukan batas akhir penyelesaian.
2. Bagi Karyawan/i yang berhak lembur (karyawan/i tanpa tunjangan jabatan N KETEN
atau
IA
dibawah level Supervisor) maka bekerja melebihi jam kerja kumulatifR D I T J E N40 jam
A
E

G
NT

seminggu dihitung sebagai kerja lembur dan berhak mendapatkan makanan dan
KE
KEME

minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan


RJAA

selama 3 (tiga) jam atau lebih dalam 1 hari, dimana perhitungannya berpedoman
RE

pada Peraturan Perundangan yang berlaku. U


P

B A
LI SI
K IN
DONE
3. Karyawan/i yang kerja lembur harus dengan Surat Perintah Kerja Lembur
(SPKL), dan segera menyerahkannya ke Divisi HC. Surat Perintah ini memuat :
a. Nama Karyawan/i
b. Tanggal dan waktu dilakukannya kerja lembur

P P NAK - 17
c. Pekerjaan yang harus diselesaikan
d. Nama dan tanda tangan atasan yang menugaskan
e. Estimasi lamanya kerja lembur yang dilakukan
4. Yang berhak memerintahkan kerja lembur adalah Manajer / Pimpinan unit kerja
a. Manajer tersebut dapat melimpahkan wewenangnya untuk memerintahkan
kerja lembur pada pejabat yang satu tingkat dibawahnya.
b. Pada dasarnya lembur bersifat sukarela dan karyawan/i berhak atau
dibenarkan menolak perintah kerja lembur dikarenakan sakit atau alasan lain
yang mendesak, namun pimpinan Perusahaan berhak atas pembuktian dan
alasan yang dikemukakan.
5. Hal-hal yang tidak termasuk dalam kategori kerja lembur :
a. Latihan dan pendidikan
b. Rapat - rapat
c. Jam perjalanan dinas
d. Keterlambatan perjalanan yang terjadi bukan karena kesalahan Perusahaan.
e. Kegiatan yang bertujuan untuk kesejahteraan karyawan/i.
f. Kegiatan yang ada hubungannya dengan usaha pembelaan dan keamanan
negara.

Pasal 16
Tertib Tidak Hadir Kerja
1. Setiap karyawan/i yang tidak dapat hadir kerja karena sakit wajib membuktikan
kepada atasannya dengan surat keterangan dokter, pada saat masuk kerja
selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Sedapat mungkin karyawan/i
memberitahukan ketidakhadirannya pada hari itu ke atasannya melalui telepon
/ surat.
2. Dalam hal seorang karyawan/i meninggalkan tempat kerja tanpa ijin atau alasan
yang sah / tidak dapat menunjukkan bukti surat keterangan dokter yang sah,
N KETEN
dianggap
R
IA
DI T JEN
A telah meninggalkan tempat kerja dan dianggap mangkir. Karyawan/i
E

G
NT

yang mangkir diberlakukan :


A
KE
KEME

RJAA

a. 1 (satu) hari kerja mangkir, dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dikenakan
Peringatan Lisan.
RE

U
P

B
b.L I K2I N(dua)
DONE
S I hari kerja mangkir, dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dikenakan
A

sanksi (SP I).

18 – PP NAK
c. 3 (tiga) hari kerja mangkir, dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dikenakan
sanksi (SP II).
d. 4 (empat) hari kerja mangkir, dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dikenakan
sanksi (SP III).
e. 5 (lima) hari kerja mangkir, berturut-turut atau lebih tanpa alasan yang jelas
dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara patut, maka dikualifikasikan
mengundurkan diri dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang
berlaku dan karyawan tersebut berhak atas uang penggantian hak dan uang
pisah yang besarannya diatur pada pasal 49 poin 1 huruf d dalam Peraturan
Perusahaan ini.
f. 7 (tujuh) hari kerja mangkir tidak berturut-turut dalam satu bulan dan telah
mendapatkan (SP III) tetapi tidak mengindahkannya, dikenakan PHK.
3. Apabila karyawan/i yang sakit tidak berada di rumah, ia harus menerangkan
alasan ketidakberadaannya dirumah.
4. Surat keterangan dokter yang menyatakan istirahat / sakit sehingga tidak dapat
hadir kerja hanya berlaku maksimal 3 (tiga) hari kerja.
5. Jika waktu istirahat lebih dari 3 (tiga) hari, harus ada surat keterangan dokter
yang baru.
6. Penyimpangan dari ketentuan ini hanya untuk kasus karyawan/i yang
mengalami kecelakaan kerja, dan sakit yang berkepanjangan (opname).

Pasal 17

Tertib Bagi Yang Merusak dan Menghilangkan Barang

Karyawan/i yang dengan sengaja atau karena kelalaian merusak, menghilangkan


barang milik Perusahaan atau yang disediakan oleh Perusahaan, yang dikuasakan
atau dipercayakan kepadanya dan berpotensi menimbulkan kerugian pada
N KETEN
IA A
Perusahaan, diharuskan menggantinya sesuai dengan harga nilai barang
R D I T Jtersebut,
EN
E

G
NT

serta dapat dikenakan PHK.


KE
KEME

RJAA
RE

U
P

Pasal 18 B
LI
K IN
DONE
S IA

Tertib Penempatan dan Mutasi


1. Setiap karyawan/i dapat dipindahkan pekerjaannya ke bidang lain dalam
lingkungan Perusahaan yang dilaksanakan dengan berpedoman pada

P P NAK - 19
kompetensi jabatan, dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang
berlaku.

2. Perpindahan pada ayat 1 di atas dapat berarti :


i) Karyawan/i mengalami perubahan dalam status, jabatan ataupun golongan.
ii) Perubahan dalam upah, fasilitas, jaminan sosial yang disediakan oleh
Perusahaan dan tidak akan mengurangi gaji pokok karyawan/i bersangkutan.

3. Dalam hal pemindahan ke kota / tempat lain, maka diatur dalam ketentuan
tersendiri dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pasal 19

Tertib Penilaian Konduite dan Prestasi Kerja

1. Kepada setiap karyawan/i dilakukan penilaian konduite dan prestasi kerja,


minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
2. Metode dan cara-cara yang ditetapkan untuk menilai konduite dan prestasi kerja
diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 20

Tertib Ijin Meninggalkan Pekerjaan

1. Seorang karyawan/i yang diberi ijin meninggalkan pekerjaan dengan tetap


mendapat upah adalah untuk keperluan tersebut dibawah ini dengan
berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

Alasan Meninggalkan Tempat Diijinkan Dokumen Yang Perlu


Pekerjaan Selama Dilampirkan
Surat Keterangan dari
a. Perkawinan
IA
N KETEN Karyawan/i 3 hari
R A
DI T JEN Instansi Yang Berwenang
E

G
NT

A
KE
KEME

Surat Keterangan dari


RJAA

b. Menikahkan anak 2 hari


Instansi Yang Berwenang
RE

U
P

B
K IN
DONE
LI SI
A Surat Keterangan Rumah
c. Istri melahirkan/keguguran 2 hari
Sakit/dokter/bidan.

20 – PP NAK
Surat Keterangan RS /
d. Khitanan/Baptis anak 2 hari
Gereja
e. Menjaga istri/suami/anak/ Surat Keterangan RS / Dokter
2 hari
orangtua/mertua sakit / Instansi yang berwenang.
f. Kematian suami/ istri /
Surat Keterangan RS / Dokter
orang tua/mertua / 2 hari
/ Instansi yang berwenang.
anak/menantu
g. Anggota keluarga dalam
Surat Keterangan RS / Dokter
satu rumah meninggal 1 hari
/ Instansi yang berwenang.
dunia
h. Panggilan instansi Surat Panggilan dari Instansi
pemerintah yang tidak bisa Tentatif terkait serta surat persetujuan
diwakilkan Perusahaan

2. Apabila peristiwa tersebut diluar kota, diberikan tambahan 1 (satu ) hari.


3. Apabila ijin untuk keluar pulau (menyebrang pulau) diberikan tambahan 2 (dua)
hari apabila mengunakan perjalanan darat.
4. a. Ijin meninggalkan pekerjaan sesuai huruf a, c, h, harus melaporkan 3 (tiga)
hari sebelumnya keatasannya, yang akan meneruskan berita tersebut ke Divisi
HC.
b. Ijin meninggalkan pekerjaan sesuai huruf b, d, e, f, g, harus melaporkan
semampu mungkin keatasannya, yang akan meneruskan berita tersebut ke
Divisi HC.
c. Ijin meninggalkan pekerjaan sesuai huruf a, dan c, persetujuannya diberikan
N KETEN
ke Divisi HC atas pengajuan formulir kegiatan karyawan/i dengan R
IA didukung
DI T JEN
A
E

G
NT

dokumen yang diperlukan.


A
KE
KEME

RJAA

5. Apabila jumlah hari yang diambil melebihi yang ditetapkan diatas, maka
kelebihan hari dikurangi dari cuti tahunan berikutnya.
RE

U
P

a–
B
6. Apabila ijin meninggalkan pekerjaan selain yang diatur dalam poin
LI 1D Ohuruf
K IN NE
SI
A

huruf i diatas, harus disetujui oleh atasan dan apabila lebih dari 4 jam maka akan
diperhitungkan kedalam cuti tahunan.

P P NAK - 21
Pasal 21

Tertib Perjalanan Dinas

1. Perjalanan dinas didasarkan atas kepentingan Perusahaan dapat dilakukan


didalam negeri ataupun keluar negeri.
2. Surat Perjalanan Dinas dan Surat Tugas diterbitkan oleh pimpinan Perusahaan
atau pejabat yang diberi wewenang atas nama Presiden Direktur.
3. Biaya yang ditimbulkan oleh perjalanan dinas ditanggung oleh Perusahaan.
4. Dokumen yang diperlukan untuk perjalanan dinas disiapkan oleh Perusahaan.
5. Besarnya biaya yang diperlukan untuk sesuatu perjalanan dinas disusun oleh
Divisi HC, Divisi Keuangan dan Divisi terkait lainnya, dalam tabel tersendiri yang
harus ditaati.
6. Selama melakukan perjalanan dinas karyawan/i yang bersangkutan tidak
diberikan uang lembur.

Pasal 22
Tertib Bela Diri
1. Karyawan/i yang dituduh melakukan pelanggaran, dapat melakukan bela diri
atas hal tersebut. Pembelaan dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 14
(empat belas) hari setelah tindakan kedisiplinan dilaksanakan. Bila kesempatan
tersebut tidak digunakan dalam batas waktu tersebut diatas, berarti tuduhan
tersebut telah diterima.
2. Pembelaan diri dilakukan oleh karyawan/i secara tertulis.
3. Bila karyawan/i tertangkap tangan pada waktu melakukan pelanggaran, bela diri
dilakukan selama pemeriksaan berjalan.

Pasal 23
IA
N KETEN
A
Rahasia Perusahaan
R DI T JEN
E

G
NT

A
KE
KEME

1. Setiap karyawan/i diwajibkan merahasiakan dengan cara apapun dan kepada


RJAA

siapapun segala sesuatu yang menyangkut Perusahaan yang menurut


RE

ketentuan
U pimpinan Perusahaan atau yang menurut penilaian atasannya atau
P

B
LI IA
K IN ES
menurut pertimbangan logis dari karyawan/i yang bersangkutan, harus
D O N

dirahasiakan.

22 – PP NAK
2. Setiap karyawan/i diwajibkan untuk tidak menyebarluaskan berita - berita atau
ulasan tentang keadaan Perusahaan dalam media masa, media elektronik,
media sosial, kecuali ditentukan lain sepanjang atas persetujuan Direksi.
3. Setiap karyawan/i diminta menghindarkan diri dari sikap dan situasi yang
mungkin dapat mengakibatkan terjadinya pertentangan kepentingan antara
dirinya, keluarga dan sahabat / kenalannya dengan Perusahaan.
4. Setiap karyawan/i harus mempunyai integritas dan selalu menggunakan
pertimbangan yang matang agar dapat menghindarkan diri dari
penyalahgunaan keterangan - keterangan rahasia atau wewenang yang
dipercayakan kepadanya untuk mendapat keuntungan pribadi, keuntungan bagi
keluarga, dan sahabat / kenalannya.
5. Setiap karyawan/i bebas menggunakan sumber - sumber (kekayaan) pribadinya
yang dianggap paling baik bagi kepentingannya sepanjang tindakannya tidak
menempatkan diri dalam suatu kedudukan dimana kepentingan pribadinya
dapat bertentangan dengan kepentingan Perusahaan.
6. Setiap karyawan/i bertanggungjawab untuk meneliti setiap transaksinya secara
hati - hati dan menjauhi segala transaksi yang akan menempatkan kepentingan
pribadinya bertentangan dengan kepentingan Perusahaan atau mungkin
mengakibatkan pengungkapan atau penyalahgunaan bahan keterangan rahasia
yang diketahuinya.
7. Setiap karyawan/i haruslah bijaksana di dalam menilai apakah suatu transaksi
tertentu dapat menyebabkan terjadinya pertentangan kepentingannya dengan
Perusahaan. Seandainya terjadi keragu - raguan dipihak karyawan/i dalam hal
tersebut di atas, maka seyogyanya ia meminta petunjuk / nasihat dari atasannya
sebelum ia melibatkan dirinya.
8. Setiap karyawan/i diharuskan berhati - hati didalam melakukan pembelian -
pembelian pribadi yang disebabkan karena terpengaruh oleh rahasia
Perusahaan yang diketahuinya mengenai kepentingan Perusahaan dimasa
yang akan datang dianggap menyalahi ketentuan dalam Peraturan Perusahaan.
Prinsip yang sama berlaku pula untuk transaksi dari keluarga karyawan/i.
N KETEN
IA A
R
9. Setiap karyawan/i atau salah seorang dari keluarganya haruslahD I Tbijaksana
JEN
E

G
NT

dalam menilai hubungan dagang antara seorang karyawan/i atau salah seorang
KE
KEME

RJAA

dari keluarga karyawan/i dengan rekanan / penjual barang atau jasa kepada
Perusahaan atau pembelian dengan rekanan / penjual barang atau jasa kepada
RE

U
P

Perusahaan atau pembelian barang atau jasa dari Perusahaan B karena Aakan
LI
K IN SI
DONE
dianggap sebagai hal yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan bagi
karyawan/i yang bersangkutan apabila keterlibatannya tersebut sedemikian
rupa sehingga dapat mempengaruhi karyawan/i yang bersangkutan di dalam
melaksanakan tugas - tugasnya.
Hubungan dagang demikian antara lain sebagai berikut :

P P NAK - 23
a. Kepemilikan sebagian atau seluruhnya dari seorang karyawan/i atau
keluarganya atas modal atau saham dari rekanan / penjual atau pembelian
barang / jasa ke / dari Perusahaan.
b. Termaksud penerimaan pinjaman uang dan / atau barang oleh karyawan/i/i
dari Perusahaan dalam hal pinjaman yang diberikan oleh seorang karyawan/i
kepada rekanan penjual dan / atau pembeli barang / jasa tersebut.

c. Pinjaman, penyewaan, pembelian atau penjualan harta benda kepada atau


dari Perusahaan oleh karyawan/i.

d. Hubungan kerja karyawan/i dengan Perusahaan dimaksud di atas baik tetap


atau sementara atau sebagai konsultan.

10. Setiap karyawan/i dengan alasan atau dalih apapun wajib untuk tidak
menerima dan / atau memperoleh sesuatu imbalan dari Perusahaan rekanan
/ pemborong atau dari siapapun yang ada hubungannya dengan tugas dan
tanggung jawabnya dalam Perusahaan. Termasuk didalam ketentuan ini
adalah penerimaan hadiah atau jamuan - jamuan yang berlebihan dari
Perusahaan - Perusahaan rekanan atau orang - orang yang mempunyai
hubungan dagang dengan Perusahaan.

11. Setiap karyawan/i berkewajiban untuk tidak memberikan keterangan, bahan


pekerjaan, dokumen dan kebijaksanaan Perusahaan kepada pihak lain
kecuali ditentukan lain sepanjang atas persetujuan Direksi.
12. Setiap karyawan/i berkewajiban untuk tidak memberikan keterangan tentang
keadaan Perusahaan atau bagian karyawan/i lain, kecuali dalam rapat atau
untuk pelaksanaan pekerjaan dimana keterangan tersebut diperlukan.
13. Setiap karyawan/i wajib melaporkan kepada Pimpinan Perusahaan setiap
usaha
IA
N KETEN /
A
tekanan yang dirasakan dari siapapun yang bermaksud
R DI T JEN
mempengaruhinya di dalam melaksanakan tugasnya untuk berbuat tidak
E

G
NT

A
KE
KEME

jujur.
RJAA
RE

U
P

B
LI S IA
K IN
DONE

24 – PP NAK
Pasal 24

Pelanggaran terhadap

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance / GCG).

1. Menguntungkan / memperkaya diri sendiri / orang lain / golongan tertentu,


dengan menyalahgunakan wewenang / kesempatan / sarana yang ada pada
karyawan/i, karena jabatan / kedudukannya.
2. Mempunyai kegiatan usaha didalam lingkungan Perusahaan pada waktu jam
kerja, ataupun diluar Perusahaan diluar jam kerja, sehingga menggangu
konsentrasi kepada tugas - tugas Perusahaan.
3. Menerima gratifikasi, komisi, pemberian dari rekanan, kontraktor, suplier
(pemasok), vendor dan pihak - pihak lain yang memiliki hubungan bisnis
dengan Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. Menjadi pengurus atau karyawan/i Perusahaan lain atau menjalankan
Perusahaan sendiri.
5. Menjalankan kegiatan seperti menjadi pemasok, kontraktor, rekanan
Perusahaan atau menyewakan asset pribadi atau asset keluarga atau asset
Perusahaan lain yang dimilikinya atau yang dimiliki oleh pihak-pihak yang
memiliki hubungan khusus dengan karyawan/i kepada Perusahaan dan hal –
hal yang terkait Kode Etik.

Pasal 25
Larangan dan Pelanggaran
Karyawan/i dilarang melakukan perbuatan - perbuatan yang dikategorikan sebagai
pelanggaran antara lain:
N KETEN
IA A
R DITJ
1. Tidak melaksanakan ketentuan hari kerja dan jam kerja yang diaturE N dalam
E

G
NT

A
KE

Peraturan Perusahaan.
KEME

RJAA

2. Bertindak tidak sopan, menghina, berlaku kasar, mengancam, mengintimidasi,


RE

menyerang, menganiaya terhadap Direksi, atasan, tamu, sesama


U karyawan/i
P

B
LI IA
dan keluarganya. K IND ONES

3. Melalaikan kewajibannya pada Perusahaan.


4. Menolak perintah yang layak dari atasan.

P P NAK - 25
5. Meminjamkan atau mempergunakan asset Perusahaan atau barang - barang
yang disediakan oleh Perusahaan tanpa hak / secara tidak sah kecuali
ditentukan lain sepanjang atas persetujuan Direksi.
6. Tidur atau tidur - tiduran selama waktu kerja atau bertugas.
7. Menolak rotasi dan mutasi baik jabatan maupun tempat tugas yang diputuskan
oleh Perusahaan.
8. Melakukan rapat / pertemuan yang tidak terkait dengan pekerjaan di lingkungan
kantor tanpa seijin / sepengetahuan atasan.
9. Menerima pemberian hadiah berupa uang atau barang dari siapapun,
dimaksudkan agar si pemberi diberikan keistimewaan oleh PT. Nawakara
Perkasa Nusantara atau yang sifatnya dapat merugikan Perusahaan.
10. Tidak dapat mempertanggungjawabkan pemakaian uang Perusahaan.
11. Memberitahukan gaji dan pendapatannya kepada karyawan/i lain, sehingga
dapat menimbulkan keresahan dan kecemburuan sosial di antara sesama
karyawan/i.
12. Merokok di tempat atau lokasi kerja yang nyata - nyata terlarang untuk itu dan
dapat mengakibatkan kebakaran atau membahayakan keselamatan kerja yang
akan merugikan semua pihak.
13. Tidak mentaati peraturan keselamatan kerja yang telah ditetapkan.
14. Melakukan hal - hal yang merugikan nama baik Perusahaan dan kepercayaan
klien.
15. Menindak setiap Pelanggaran terhadap Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance / GCG).
16. Penipuan, Pemalsuan, Pencurian, Penggelapan ataupun menyuruh, membujuk,
memberi kesempatan kepada orang lain untuk melakukan Penipuan,
Pemalsuan, Pencurian, Penggelapan, yang mengakibatkan kerugian bagi
Perusahaan / Klien / orang lain
17. Membujuk Direksi, atasan, teman sekerja, atau keluarganya untuk berbuat
sesuatu yang melanggar hukum atau kesusilaan.
18. Memberikan
N KETE
keterangan palsu atau tidak benar, mengabsenkan karyawan/i
I A N A
lainnya,
R D I T J Ebergantian
N sakit untuk mengejar uang lembur, pura-pura sakit untuk Idul
E

G
NT

Fitri / Natal dan hari besar lainnya termasuk untuk istirahat sakit tanpa ada surat
KE
KEME

keterangan yang sah.


RJAA

19. Terlibat langsung dalam tindakan pidana atau perkara pidana.


RE

U
P

B
LI IA
20. TerlibatK IN
D O Ndengan
ES masalah NARKOBA,

26 – PP NAK
21. Melakukan permufakatan atau berbuat hal - hal yang dapat mengganggu
ketertiban dan ketenangan kerja, mabuk, berkelahi, mengacau di tempat kerja,
main judi, ngobrol, membaca buku cerita / novel, menyebarkan atau membuat
pengumuman, brosur - brosur, pamflet - pamflet atau memberi keterangan yang
dapat menimbulkan permasalahan antara karyawan/i dan Perusahaan.
22. Membongkar / membocorkan rahasia rumah tangga Direksi, atasan dan sesama
karyawan/i.
23. Melakukan tindakan asusila dengan sesama karyawan/i dan / atau kepada
karyawan dan / atau bukan Karyawan, di lokasi kerja.
24. Menghasut sesama karyawan/i, melakukan sabotase atau kegiatan atau
tindakan lain secara sengaja yang sifatnya dapat membahayakan Perusahaan,
keselamatan karyawan/i atau orang lain, dengan membawa senjata api atau
yang bentuknya menyerupai bentuk aslinya (air soft gun, air propelled gun dan
sejenisnya) dan atau senjata tajam, bahan peledak dan alat - alat berbahaya
lainnya.
25. Setiap karyawan/i yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong dan menyesatkan dilingkungan kerja.
26. Setiap karyawan/i yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan / atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras,
Dan Antar golongan (SARA).
27. Melakukan pungutan liar dalam bentuk apapun juga pada waktu melaksanakan
tugasnya, atau ketika sedang berada di wilayah dan / atau lokasi kerja
Perusahaan dan / atau klien, baik dengan alasan untuk kepentingan pribadi,
golongan ataupun pihak lain.

Pasal 26
N KETEN
IA
Media Sosial R DI T JEN
A
E

G
NT

A
KE
KEME

RJAA

1. Tidak menyebarluaskan berita - berita atau ulasan tentang keadaan Perusahaan


dalam media masa, media elektronik, media sosial, kecuali U ditentukan lain
RE

N
P

B
sepanjang atas persetujuan Direksi. LI
K IN
DONE
SI
A

2. Sanksi terhadap penggunaan dan pengelolaan media sosial bergradasi mulai


dari Peringatan Lisan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), serta tuntutan
hukum dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

P P NAK - 27
BAB V

TINDAKAN KEDISIPLINAN DAN PENGHARGAAN

Pasal 27

Sanksi-sanksi

Perusahaan dapat mengadakan tindakan kedisiplinan terhadap hal-hal sebagai


berikut :

1. Pelanggaran - pelanggaran yang diberikan peringatan lisan dan dapat bertahap


hingga peringatan terakhir adalah larangan yang disebutkan dalam Pasal 10
sampai dengan Pasal 22, Pasal 23 poin 1 sampai dengan poin 9 dan poin 13,
Pasal 25 poin 1 dan poin 2 serta pelanggaran - pelanggaran terhadap tata tertib
dan prosedur kerja yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan. Jika setelah
diberikan peringatan lisan sampai dengan Surat Peringatan Ketiga (SP III),
karyawan/i yang bersangkutan masih melakukan hal yang dilarang, maka
kepada karyawan/i tersebut diadakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
2. Pelanggaran-pelanggaran yang diberikan peringatan terakhir adalah larangan
pada Pasal 23 poin 10 sampai dengan poin 12, Pasal 25 poin 3 sampai dengan
poin 14. Jika setelah diberikan peringatan karyawan/i yang bersangkutan masih
melakukan hal yang dilarang, maka kepada karyawan/i tersebut diadakan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
3. Pelanggaran yang mendesak sehingga dapat dilakukan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) adalah pelanggaran yang di sebut dalam Pasal 17, Pasal 24, Pasal
25 poin 15 sampai dengan poin 27.

Pasal 28

IA
N KETEN
A
Hukuman
R DI T JEN
E

G
NT

Hukuman dijatuhkan secara bertingkat sesuai dengan pelanggaran yang


KE
KEME

RJAA

dilakukan :
RE

U
P

1. Peringatan
B
LI
K IN SI
A Lisan
DONE
Atasan dapat memberikan peringatan lisan dalam hal karyawan/i melakukan
pelanggaran ringan atas peraturan yang berlaku. Dalam peringatan lisan

28 – PP NAK
tersebut harus secara jelas memberitahukan kepada karyawan/i akan
pelanggaran yang telah dilakukannya dan penjelasan bahwa pelanggaran
berikutnya dapat mengakibatkan suatu pemberian peringatan tertulis.

Pelanggaran yang dikenakan sanksi Peringatan Lisan :

a. Mangkir 1 (satu) hari kerja dalam sebulan.

b. Karyawan/i yang datang terlambat atau pulang lebih awal dari jam yang sudah
ditentukan, 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 1 (satu) bulan.
c. Tidak mengenakan ID Card, menempatkan / memakai kartu tanda pengenal
bukan di tempat yang telah ditentukan dan atau tidak menjaga keutuhannya.
d. Mengganggu ketenangan dan ketertiban dalam lingkungan kerja.
e. Beristirahat tidak pada tempat - tempat yang telah ditentukan.
f. Masuk / keluar Perusahaan tidak melalui pintu yang telah ditetapkan.
g. Melalaikan kewajibannya untuk memberitahukan dan menyerahkan surat
keterangan perubahan alamat (tempat tinggal) dan status keluarga
(perkawinan, kelahiran dan kematian).
Pemberian peringatan lisan ini harus didokumentasikan / dicatat oleh atasan
langsung karyawan/i. Apabila peringatan lisan belum menghasilkan suatu
perbaikan di dalam tingkah laku serta prestasi kerja karyawan/i, atau apabila
terjadi suatu pelanggaran lain maka surat peringatan tertulis harus diberikan
kepada karyawan/i.

2. Peringatan Tertulis
Pemberian Peringatan lisan yang tidak mendapat perhatian dari karyawan/i
dapat meningkat ke pemberian Surat Peringatan (SP) tertulis. Pemberian
peringatan tertulis dalam jangka waktu berlakunya diatur sebagai berikut :
Pemberian sanksi pada pelanggaran di Project :
N KETEN
IA A
R DI T JEN
E

G
NT

A
KE
KEME

Jangka
Jenis Peringatan Dikeluarkan oleh
RJAA

Waktu
RE

Surat Peringatan Lisan U 6 bulan


P

B
LI IA
Atasan Langsung dengan tembusan K IN
DONE
S

Surat Peringatan Kepala Divisi, Kepala Departemen


Pertama Terkait, serta Divisi HC, berdasarkan 6 bulan
laporan yang diterima.
(SP I)

P P NAK - 29
Surat Peringatan Kedua Kepala Divisi terkait dengan tembusan
Divisi HC, berdasarkan laporan yang 6 bulan
(SP II) diterima

Surat Peringatan Ketiga Kepala Seksi Hubungan Industrial


dengan tembusan Kepala Departemen 6 bulan
(SP III)
Hubungan Industrial, Kepala Divisi dan
atasan terkait, kecuali ditentukan lain
Skorsing sepanjang atas persetujuan Direksi,
berdasarkan laporan yang diterima.

Kepala Departemen Hubungan


Industrial dengan tembusan Kepala
PHK Divisi dan Departemen terkait, kecuali
ditentukan lain sepanjang atas
persetujuan Direksi, berdasarkan
laporan yang diterima

Pemberian sanksi pada pelanggaran di Kantor Pusat :

− Pemberian sanksi pada pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan hingga


tingkatan Manager diberikan oleh Human Capital Division Head.
− Pemberian sanksi pada pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan pada
tingkatan Division Head diberikan oleh Direksi.
− Pemberian sanksi pada pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi mengacu
sepenuhnya pada AD / ART Perusahaan.

a. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Pertama (SP I).


i) Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Peringatan Lisan yang jenis
dan / atau berat pelanggarannya sama.
ii)N K E Karyawan/i
TE
NA
yang datang terlambat atau pulang lebih awal dari jam yang
IA
R D Jsudah
I T EN ditentukan, 5 (lima) kali dalam kurun waktu 1 (satu) bulan.
E

G
NT

iii) Mangkir 2 (dua) hari kerja berturut - turut atau tidak dalam sebulan.
KE
KEME

iv) Melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya kecuali atas


RJAA

perintah pimpinan bersangkutan.


RE

B v) Tidak memenuhi aturan tentang kebersihan dan kerapihan tempat kerja


U
P

LI A
K IN SI
NE
D Odan alat - alat kerjanya serta lingkungan Perusahaan.
vi) Tidak memakai pakaian kerja yang telah ditetapkan Perusahaan.

30 – PP NAK
vii) Selama jam kerja karyawan/i tidak menggunakan sepatu kecuali pada
saat akan dan setelah melaksanakan ibadah Shalat.
viii) Memboroskan waktu jam kerja (antara lain mondar - mandir).
ix) Atas kelalaiannya menyebabkan orang lain dirugikan (misalnya surat
bukti absen tidak disampaikan kebagian terkait, dll).

b. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Kedua (SP II)


i) Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Peringatan Pertama (SP I)
yang jenis dan / atau berat pelanggarannya sama.
ii) Karyawan/i yang datang terlambat atau pulang lebih awal dari jam yang
sudah ditentukan, 10 (sepuluh) kali dalam kurun waktu 1 (satu) bulan.
iii) Mangkir 3 (tiga) hari kerja berturut - turut atau 5 (lima) hari kerja tidak
berturut - turut dalam sebulan.
iv) Pekerjaan yang tidak sesuai dengan tugas dan standar operasi yang
ditentukan baginya termasuk standar pelayanan terhadap Perusahaan.
v) Tidak melaporkan kepada atasannya tentang adanya gangguan
keamanan dan keselamatan yang diketahuinya yang dapat merugikan
Perusahaan.

c. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan Ketiga (SP III).


i) Peningkatan sanksi pelanggaran dari Surat Peringatan Kedua (SP II)
yang jenis dan / atau berat pelanggarannya sama.
ii) Karyawan/i yang datang terlambat atau pulang lebih awal 15 (lima belas)
kali dalam kurun waktu 1 (satu) bulan dari jam yang sudah ditentukan.
iii) Mangkir 4 (empat) hari kerja berturut - turut atau 5 (lima) hari kerja tidak
berturut - turut dalam sebulan.
iv) Menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang layak dari
atasan.
v) Dalam melaksanakan tugas menolak menggunakan alat N KETEN
– alat /
IA
perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja sebagaimana R D I mestinya.
T JE
N
A
E

G
NT

vi) Melalaikan kewajiban secara sengaja.


KE
KEME

vii) Di dalam lingkungan Perusahaan menyelenggarakan / menghadiri rapat


RJAA

/ pertemuan atau mengedarkan / menempelkan poster, plakat, surat


RE

edaran, selebaran, brosur atau sejenisnya yang tidakU Bada kaitannya


P

LI A
K IN SI
dengan kepentingan Perusahaan, kecuali ditentukan lain sepanjang DONE atas
persetujuan Direksi.
viii) Melaksanakan kewajibannya secara serampangan.
ix) Bekerja tanpa mentaati prosedur dan langkah - langkah keselamatan
kerja yang telah ditentukan baginya, misalnya menggunakan mesin,

P P NAK - 31
peralatan, bahan lainnya milik Perusahaan serta tidak cermat dan atau
kurang hati - hati sehingga dapat menimbulkan kerusakan / pemborosan
dan / atau bahaya bagi dirinya maupun orang lain.
x) Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba dibeberapa
bagian.
xi) Mengisikan Form kehadiran orang lain / Form kehadirannya diisikan
orang lain dengan sepengetahuannya.
xii) Menolak atau dengan sengaja menghindari pemeriksaan oleh petugas
keamanan atau petugas lain yang diberi wewenang untuk itu.
xiii) Meninggalkan pekerjaan tanpa seijin atasannya.
xiv) Sengaja atau tidak sengaja tidur pada saat bertugas.
xv) Tidak menjaga diri atau lalai sehingga ia tidak bisa menjalankan tugas
yang dibebankan kepadanya.
xvi) Tidak melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan.
xvii) Menyalahgunakan Kartu Identitas Karyawan/i (ID Card), alat komunikasi
dan alat transportasi milik Perusahaan maupun klien, Buku Rekening
dan Kartu ATM dari pihak Perusahaan, penggunaan Rekening pribadi
untuk kegiatan kantor (jika ada), kartu asuransi kesehatan, BPJS, dan
kelengkapan tugas lainnya, yang telah ditetapkan dalam peraturan
terpisah.
xviii) Ceroboh melakukan pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan /
bahaya bagi dirinya dan atau orang lain.
xix) Melakukan perkelahian, saling memukul sesama teman kerja di dalam
lingkungan Perusahaan dan / atau klien.
xx) Tidak berusaha untuk mencegah timbulnya bahaya yang dapat
merugikan orang lain dan / atau harta benda Perusahaan dan / atau
klien.
xxi) Menggunakan harta benda atau peralatan Perusahaan dan / atau klien
yang bukan menjadi wewenangnya, atau memberikan peluang kepada
orang lain yang tidak berhak sehingga menimbulkan kerugian
Perusahaan dan / atau klien.
xxii) Ditarik oleh pihak Perusahaan atas usulan, rekomendasi pengguna jasa
keamanan atau klien yang menyebabkan kerugian pihak Perusahaan.
xxiii) Tidak melaksanakan standar kesehatan kerja yang berlaku, sehingga
N K E terjadi
TE
NA kelalaian yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi dirinya dan /
IA
R DI T JEN
atau rekan kerjanya dan / atau orang lain dan menimbulkan kerugian
E

G
NT

bagi Perusahaan dan / atau klien.


KE
KEME

RJAA

xxiv) Menolak perintah kerja dari Penanggung Jawab Keamanan


Perusahaan dan / atau klien atau unsur Manajemen Perusahaan dan /
RE

U
P

B
LI
K IN
atauSI
A klien yang disampaikan secara lisan, oleh karena situasi pada saat
DONE
itu memerlukan adanya tindakan segera untuk mencegah serta
menanggulangi terjadinya gangguan ketertiban dan keamanan.

32 – PP NAK
d. Kesalahan berat dengan alasan mendesak.
Pengusaha dapat menetapkan Pemutuskan Hubungan Kerja (PHK) terhadap
karyawan yang telah melakukan kesalahan berat dengan alasan mendesak,
pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku,
disamping diberikan hak – hak lain yang ditetapkan badan peradilan bila ada.
Yang dikategorikan kesalahan berat dengan alasan mendesak adalah
sebagai berikut :
i) Melakukan gratifikasi, penyuapan, penipuan, pencurian, atau
penggelapan barang dan / atau harta benda milik Perusahaan dan / atau
klien.
ii) Penadah barang illegal.
iii) Memasuki organisasi yang dinyatakan terlarang oleh Pemerintah.
iv) Melakukan pungutan liar dalam bentuk apapun juga pada waktu
melaksanakan tugasnya, atau ketika sedang berada di wilayah kerja
Perusahaan dan / atau klien, baik dengan alasan untuk kepentingan
pribadi, golongan ataupun pihak lain.
v) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan Perusahaan dan / atau klien.
vi) Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan
atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang dilarang
lainya di wilayah dan / atau lokasi kerja,
vii) Melakukan tindakan asusila atau perjudian di wilayah dan / atau lokasi.
viii) Menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman
sekerja atau pengusaha di wilayah dan / atau lokasi kerja.
ix) Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
x) Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam
keadaan bahaya atau menghilangkan barang milik Perusahaan dan /
N KETEN
atau klien yang dapat menimbulkan kerugian bagi Perusahaan
R
IA danA/ atau
DI T JEN
E

klien.
G
NT

A
KE
KEME

xi) Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan dan / atau klien


RJAA

yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.


xii) Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan PerusahaanUdan / atau klien
RE

N
P

yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. B L I K I N D O N E S I A


xiii) Mengakses user id email, sistem dan aplikasi domain Perusahaan dan /
atau klien tanpa ijin dari user dan atasan user terkait.
xiv) Menghasut karyawan/i lain dengan menyebarkan berita - berita tidak
benar, mengadakan propaganda, mengadakan pertemuan tanpa izin,
menempelkan pamflet / selebaran yang mengganggu ketertiban,

P P NAK - 33
ketentraman / ketenangan kerja, menimbulkan ketidakpuasan,
keresahan, kekacauan, huru - hara dilingkungan Perusahaan dan / atau
klien.
xv) Melakukan agitasi, sabotase atau perbuatan lain yang mengakibatkan
kerusuhan / kerugian terhadap milik Perusahaan dan / atau klien.
3. Pelaksanaan tindakan kedisiplinan yang diambil disesuaikan dengan besar
kecilnya pelanggaran tata tertib dan kesalahan, tidak perlu mengikuti urutan
tersebut di atas. Untuk kesalahan berat dapat langsung ke Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dengan alasan mendesak yang pelaksanaannya
berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
Akibat dari pemberian Surat Peringatan adalah mempengaruhi penilaian
karyawan/i yg berdampak pada :
a. Penundaan kenaikan tingkat / pangkat / golongan / upah.
b. Pencabutan fasilitas tertentu.
c. Demosi / Mutasi

4. Pemberhentian sementara (Skorsing Pasal 155 UUK No.13 tahun 2003).


a. Skorsing dapat dikenakan kepada setiap karyawan/i yang melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya atau tindakan yang merugikan Perusahaan.
b. Skorsing dapat dilaksanakan kepada karyawan/i yang sedang dalam masa
investigasi, dan mengarah kepada kemungkinkan PHK. Selama dalam
Skorsing, upah tetap dibayar sebesar 100 % dari upah semestinya, sampai
adanya keputusan yang memiliki kekuatan Hukum Tetap.
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pemutusan hubungan kerja setiap karyawan/i didasarkan dan berpedoman
pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
6. Apabila Karyawan terbukti melakukan perbuatan yang merugikan pihak
Perusahaan, maka Karyawan wajib mengganti kerugian tersebut kepada
Perusahaan dan kerugian tersebut dicatatkan sebagai hutang Karyawan.

Pasal 29
KETE
I AN N A
R DI T JEN
E

G
NT

Penghargaan
A
KE
KEME

Sesuai Pasal 19 yang diterangkan sebelumnya, kepada karyawan/i yang


RJAA

berprestasi “sangat baik” (very good), dalam hal kinerja ataupun perilakunya,
RE

U
P

diberikan
B
LI
K IN
penghargaan
SI
A oleh Pimpinan Perusahaan dalam bentuk finansial (menjadi
DONE
salah satu bahan pertimbangan dalam kenaikan gaji, pemberian bonus dsb)

34 – PP NAK
ataupun non-finansial (plakat, sertifikat, cincin, medali, dsb), yang akan ditetapkan
secara terpisah.
Pemberian penghargaan non - finansial dilakukan pada hari - hari tertentu,
misalnya pada acara Hari Ulang Tahun Perusahaan setiap tanggal 9 Nopember.

BAB VI

KELUHAN DAN PENGADUAN

Pasal 30

Keluhan dan Pengaduan

Keluhan (grievance) dan Pengaduan (complaint) karyawan/i akan diselesaikan


dengan adil dan secepat mungkin, dengan mengacu kepada Kebijakan
Perusahaan, Peraturan Perusahaan dengan berpedoman pada Peraturan
Perundangan yang berlaku.

Pasal 31
Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan

1. Setiap keluhan dan pengaduan karyawan/i pertama - tama dibicarakan dengan


atasan langsung. Keluhan dan pengaduan dapat dilakukan secara lisan maupun
tulisan.
2. Bila penyelesaian dengan atasan belum mendapatkan hasil dan /N atau K E T E solusi
IA NA
terbaik, maka karyawan/i dapat meneruskan persoalan secara tertulis
R D I T J E kepada
N
E

G
NT

atasan dari atasan langsungnya dengan tembusan ke Divisi HC.


KE
KEME

RJAA

3. Bila penyelesaian di atas masih belum mendapatkan hasil dan / atau solusi
terbaik, maka diserahkan ke Divisi HC.
RE

U
P

4. Bila penyelesaian di atas telah dijalankan namun tetap BbelumLI


K IN
DONE
/S I Atidak
memberikan hasil dan / atau solusi terbaik, penyelesaian dapat ditempuh
dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

P P NAK - 35
BAB VII

PENGUPAHAN

Pasal 32
Penetapan Upah

1. Perusahaan menetapkan upah atas dasar pekerjaan yang dilakukan untuk


Perusahaan.
2. Upah ditetapkan menurut kemampuan Perusahaan dengan memperhatikan
ketentuan Upah Minimum Propinsi / Kabupaten / Kota atau Upah Minimum
Sektoral Kabupaten / Kotamadya / Propinsi yang ditetapkan dari Pemerintah dan
diatur dalam peraturan tersendiri.

Pasal 33

Pembayaran Upah

1. Pembayaran Upah diberikan kepada karyawan/i, hari kerja terakhir tiap bulan.
2. Pembayaran upah diatur sebagai berikut :
a. Karyawan/i tetap, masa percobaan dan masa pendidikan dibayar secara
bulanan.
b. Untuk Karyawan/i kontrak ( PKWT ) terkecuali pekerja harian lepas upah
dihitung menurut jumlah hari hadir bekerja Karyawan/i Upah dibayar secara
bulanan..
3. Jika ada pemutusan hubungan kerja (PHK) atau karyawan/i mengundurkan diri
pada pertengahan bulan atau sebelum akhir bulan, maka upah yang dibayarkan
dilakukan secara proporsional.
4. Karyawan/i yang ditahan oleh yang berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana, tidak dibayarkan upahnya. Hanya diberikan bantuan untuk keluarganya,
dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku. Jika ternyata
dalam waktu 6 (enam) bulan belum ada keputusan dari pihak yang berwajib /
masih dalam proses maka Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan
kerjaIA
N K dengan
ETE
NA berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
R DI T JEN
5. Karyawan/i yang tidak bisa bekerja karena tugas negara, pembayaran upah
E

G
NT

akan diatur kasus demi kasus dengan persetujuan tertulis dari Direksi, kecuali
KE
KEME

RJAA

ditentukan lain sepanjang atas persetujuan Direksi dan dilaksanakan dengan


berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
RE

U
P

6. Upah
B
LI
K IN
tidakSI
A dibayar apabila karyawan/i tidak melakukan pekerjaan sesuai
DONE
dengan Pasal 93 ayat 1 UUK No.13 tahun 2003.

36 – PP NAK
Pasal 34
Upah Lembur

1. Pembayaran upah lembur tidak berlaku bagi :


a. Karyawan/i setingkat Supervisor ke atas atau golongan jabatan tertentu yang
ditentukan Perusahaan.
b. Karyawan/i yang diberikan tunjangan lain sebagai pengganti upah lembur
(seperti misalnya: Tunjangan Jabatan, Tunjangan Proyek).
c. Karyawan/i yang sifat tanggung jawab dan pekerjaannya tidak dapat dibatasi
/ ditentukan dengan jam kerja normal yaitu yang mempunyai fungsi sebagai
pemikir, perencana dan pengendali jalannya Perusahaan.
2. Pembayaran upah / gaji lembur akan dilakukan bersamaan dengan pembayaran
gaji bulanan.
3. Perhitungan upah lembur sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. Kep/102/MEN/VI/2004, kecuali ditentukan lain sesuai
dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku, yaitu sebagai
berikut :

a. Lembur Pada Hari kerja Normal


i) Jam pertama : 1,5 kali upah sejam.
ii) Jam berikutnya (untuk setiap jam) : 2 kali upah sejam.

b. Lembur Pada hari Istrirahat Mingguan dan / atau Libur Resmi (tidak berlaku
bagi karyawan/i dengan pola kerja bergilir (shift), kecuali menggantikan /
melanjutkan shift karyawan/i lain yang jatuh pada giliran istirahat
mingguannya).
i) Jam pertama hingga jam kedelapan (untuk setiap jam) : 2 kali
IA
Nupah
K E T E sejam.
NA
R DI T JEN
ii) Jam ke-sembilan : 3 kali upah sejam.
E

G
NT

iii) Jam ke-sepuluh dan selebihnya (untuk setiap jam) : 4 kali upah sejam.
KE
KEME

RJAA
RE

4. Pekerjaan lembur kurang dari 15 menit sehari tidak diperhitungkan.


U
P

B A
LI SI
5. Perhitungan upah / gaji sejam adalah sebesar 1/173 x gaji sebulan. K IN
DONE

6. Tunjangan Shift (kerja giliran), Tunjangan Lokasi, Tunjangan Khusus dan


banyak lagi jenis Tunjangan yang mungkin dapat diberikan tergantung
kebutuhan / situasi dan kondisi, semua itu merupakan penghasilan tidak tetap
yang tidak diperhitungkan sebagai komponen dasar perhitungan Upah lembur.

P P NAK - 37
Pasal 35

Kenaikan Upah

1. Perusahaan menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan


golongan jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi dengan
berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
2. Kenaikan upah diberikan berdasarkan konduite, prestasi kerja dan lamanya
masa pengabdian.
3. Apabila keuangan Perusahaan memungkinkan, penyesuaian gaji yang
tersebut pada poin 2 di atas akan disesuaikan dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.
4. Besar kenaikan upah sesuai dengan struktur dan skala upah yang disusun.
5. Penyusunan dan penerapan struktur skala upah dilaksanakan oleh Divisi HR
yang berwenang

Pasal 36
Tunjangan Hari Raya Keagamaan

1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan kepada karyawan/i sesuai dengan


Peraturan Perundangan yang berlaku.

2. Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari


menjelang perayaan hari raya keagamaan tersebut.

3. Karyawan yang telah memiliki masa kerja 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang
dari 12 (dua belas) bulan, akan diberikan secara proportional.

BAB VIII
PERLINDUNGAN DAN PERAWATAN KARYAWAN/I
KETE
I AN N A
R DI T JEN
E

Pasal 37
G
NT

A
KE
KEME

RJAA

Perlindungan / BPJS Ketenagakerjaan


RE

Untuk
U
melindungi karyawan/i, Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan/i -
P

B A
LI SI
K IN
DONE
nya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan berupa :
1. JKK : Jaminan Kecelakaan Kerja

38 – PP NAK
2. JK : Jaminan Kematian
3. JHT : Jaminan Hari Tua
4. JP : Jaminan Pensiun (peruntukan proyek diatur tersendiri).
Dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pasal 38

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pada prinsipnya perawatan dan pengobatan karyawan/i dan keluarganya adalah


tanggung jawab dari karyawan/i itu sendiri. Namun demikian Perusahaan
berkeyakinan bahwa apabila seorang karyawan/i merasa terjaga dan terjamin
kesehatan diri dan keluarganya, hal tersebut akan menciptakan ketenangan
bekerja dan meningkatkan kinerja dan produktifitas. Oleh karena itu, Perusahaan
menyediakan fasilitas perawatan dan pengobatan kepada karyawan/i dan
keluarganya sebagai salah satu benefit yang dapat dinikmati oleh karyawan/i.
Karyawan/i diikutsertakan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan, baik
yang dikelola sendiri oleh Perusahaan ataupun asuransi kesehatan yang
ditetapkan oleh Perusahaan. Sedangkan peruntukan proyek diatur tersendiri.
Dalam hal ini Perusahaan memiliki hak dan wewenang penuh dalam menentukan
Perusahaan Asuransi. Jenis dan standar asuransi kesehatan bagi karyawan/i,
pelaksanaannya diatur melalui peraturan dan SOP tersendiri.
1. Penggantian Kacamata
a. Untuk keperluan kesehatan semata - mata, tidak untuk keperluan estetika
(menambah kecantikan).
b. Perusahaan tidak menanggung / mengganti biaya pembuatan R
I A kacamata
N KETEN
A
DI T JEN
E

yang bertujuan estetika seperti penggunaan lensa kontak mata berwarna,


NT

A
KE
KEME

kacamata dengan lensa berwarna dan sejenisnya.


RJAA

c. Perusahaan menanggung / mengganti biaya pembuatan lensa kacamata,


RE

bingkai kacamata dan pemasangan lensa pada bingkainya. U B L


P

IK IA
IND ONES
d. Penggantian biaya pembuatan kacamata lengkap diberikan sebesar 80%
(delapan puluh persen) dari kwitansi / tanda terima pembayaran biaya.
e. Penggantian biaya ini berlaku satu tahun satu kali hanya untuk karyawan/i
yang sudah mempunyai masa kerja lebih dari 1 tahun.
f. Besarnya biaya penggantian maksimum adalah :

P P NAK - 39
i) Non Staff – Supervisor : Rp. 1.000.000,- / tahun
ii) Manager keatas : Rp. 1.250.000,- / tahun
g. Hal ini hanya berlaku untuk seluruh karyawan/i kantor pusat, untuk proyek
diatur tersendiri sesuai dengan kontrak masing - masing proyek.
2. Pengobatan dan Perawatan Gigi
a. Untuk keperluan kesehatan semata - mata, tidak untuk keperluan estetika
(menambah kecantikan).
b. Perusahaan tidak menanggung / mengganti biaya perawatan gigi yang
bertujuan untuk memperindah gigi, pembuatan dan pemasangan gigi palsu,
jaket gigi, pengisian gigi dengan logam mulia dan pengawatan gigi.
c. Perusahaan menanggung / mengganti biaya pembuatan dan pemasangan gigi
palsu, jaket gigi, jembatan gigi yang disebabkan karena kecelakaan kerja yang
dialami oleh karyawan/i sendiri (tidak termasuk keluarganya).
d. Penggantian biaya pengobatan gigi diberikan sebesar 80% (delapan puluh
persen) dari kwitansi biaya pengobatan dan perawatan gigi, bagi karyawan/i
dan keluarganya yang terdaftar pada data Perusahaan. Dengan batasan
sebagai berikut : (kunjungan termasuk obat-obatan)
i) Non Staf : Rp. 1.000.000,- / orang/tahun

ii) Staff : Rp. 1.250.000,- / orang/tahun

iii) Spv : Rp. 1.750.000,- / orang/tahun

iv) Manager : Rp. 2.250.000,- / orang/tahun

v) Senior Manager : Rp. 2.750.000,- / orang/tahun

vi) Board Of Directors / Board Of Commissioners : Tidak terbatas


e. Hal ini hanya berlaku untuk seluruh karyawan/i kantor pusat, untuk proyek
diatur tersendiri sesuai dengan kontrak masing - masing proyek.
SesuaiN Kdengan
ETE
Perpres No.111 tahun 2013, Perusahaan diwajibkan untuk
IA NA
mendaftarkan
R I T
D JEN seluruh karyawan dan keluarganya pada Program Kesehatan Pada
E

G
NT

BPJS Kesehatan.
KE
KEME

RJAA
RE

U
P

B
LI S IA
K IN
DONE

40 – PP NAK
Pasal 39
Kesejahteraan Karyawan/i

Kesejahteraan sosial yang diberikan adalah :

1. Menyediakan uang lembur bagi karyawan/i yang melakukan kerja lembur sesuai
golongannya.
2. Peningkatan kemampuan karyawan/i dengan melalui pelatihan menurut
prioritas Perusahaan.
3. Untuk kelompok kerja tertentu disediakan Pakaian Seragam Kerja.
4. Secara bertahap, kesejahteraan karyawan/i dikembangkan dengan usaha
bersama melalui pembentukan koperasi karyawan/i dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.
5. Karyawan/i dan Perusahaan membina program Keluarga Berencana (KB) di
Perusahaan.

Pasal 40

Sakit Untuk Jangka Waktu Lama

1. Karyawan/i yang sakit terus menerus untuk jangka waktu yang lama sehingga
tidak dapat bekerja perlu dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
Selama karyawan/i sakit dibayarkan upah yang besarnya dengan berpedoman
pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
2. Besarnya upah selama sakit adalah sebagai berikut :

Lama Sakit Upah


dibayar/bulan
a. 4 bulan pertama 100% upah tetap
b. 4 Bulan kedua 75% upah
IA
N K Etetap
TE
NA
R DI T JEN
c. 4 bulan ketiga
E

50% upah tetap


NT

d. selanjutnya sebelum di-phk


KE
KEME

25% upah tetap


RJAA
RE

3. Apabila pada bulan ke 13 (tiga belas) ternyata karyawan/i belum


U
B mampu untuk
P

LI IA
K ES
bekerja kembali, maka Perusahaan dapat mengajukan PemutusanI N Hubungan
DON

Kerja (PHK) dan Perusahaan melakukan PHK dengan berpedoman pada


Peraturan Perundangan yang berlaku.

P P NAK - 41
Pasal 41
Uang Duka dan Uang Suka
1. Perusahaan akan memberikan Uang Duka kepada karyawan/i atau ahli waris
bila terjadi kematian (disamping santunan BPJS Ketenagakerjaan), sebesar
sebagai berikut:

Jenis Uang Duka Karyawan/i Tetap Karyawan/i PKWT

Karyawan/i meninggal
Rp. 2.500.000,- Rp. 2.000.000,-
dunia
Isteri / Suami / anak
Rp. 2.000.000,- Rp. 1.500.000,-
meninggal
Orang Tua / Mertua Rp. 1.000.000,- Rp. 500.000,-
Biaya Pemakaman

(karyawan/i / pasangan / Rp. 1.000.000,- Rp. 500.000,-


anak)

2. Perusahaan akan memberikan sumbangan berupa Uang Suka kepada


karyawan/i sebagai berikut:

Jenis Uang Suka Karyawan/i Tetap Karyawan/i PKWT

Karyawan/i Menikah
Rp. 1.000.000,- Rp. 500.000,-
(perkawinan 1)
Kelahiran Anak ( s/d
Rp. 1.500.000,- Rp. 500.000,-
anak ketiga )
Khitanan / Baptis Anak Rp. 1.000.000,- Rp. 250.000,-
3. Pengajuan
AN
KETE
N
santunan dapat dilakukan selambatnya 90 (sembilan puluh) hari dari
I A
RDI T JEN
peristiwa.
E

G
NT

A
KE
KEME

4. Hal ini hanya berlaku untuk seluruh karyawan/i kantor pusat, untuk proyek
RJAA

diatur tersendiri sesuai dengan kontrak masing - masing proyek.


RE

U
P

B
LI S IA
K IN
DONE

42 – PP NAK
Pasal 42

Pinjaman Karyawan/i
Seluruh pinjaman karyawan/i dialihkan kepada Koperasi Karyawan/i Nawakara.

Pasal 43

Koperasi Karyawan/i
1. Dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas kerja perlu ditunjang adanya
peningkatan kesejahteraan karyawan/i.
2. Perusahaan sesuai dengan kemampuan yang ada akan mendorong dan
membantu ke arah tumbuh berkembangnya Koperasi Karyawan/i Nawakara.
3. Untuk itu maka kepesertaan Koperasi menjadi wajib bagi Karyawan/i Kantor
Pusat.

Pasal 44

Keluarga Berencana
Untuk kelancaran program Keluarga Berencana (KB), Perusahaan akan membantu
sesuai dengan kemampuan yang ada, sebagai salah satu bagian untuk menunjang
peningkatan kesejahteraan karyawan/i.

BAB IX
HARI LIBUR DAN CUTI
N KETEN
Pasal 45 R
IA
DI T JEN
A
E

G
NT

A
KE
KEME

Hari Libur dan Istirahat Mingguan


RJAA

1. Karyawan/i berhak menikmati hari libur dan istirahat mingguan dengan


RE

U
P

B
berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku. LI
K IN
DONE
SI
A

2. Hari libur dan istirahat mingguan bagi karyawan/i tertentu dan bagi Satpam
diatur dalam pengaturan tersendiri / penugasan shift sesuai dengan kontrak
masing - masing proyek.

P P NAK - 43
Pasal 46

Cuti

Hal – hal yang terkait Cuti antara lain :

Cuti Tahunan
1. Istirahat Panjang, dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang
berlaku.
2. Pelaksanaan Hak Cuti
3. Istirahat Melahirkan dan Gugur Kandungan
4. Cuti Tanpa Upah (Unpaid Leave), akan diatur secara terpisah dalam SOP
tersendiri.

BAB X

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Pasal 47

Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan Hubungan Kerja dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan


yang berlaku.

Pasal 48

Berakhirnya Hubungan Kerja

Hubungan kerja berakhir apabila :


1. Karyawan/i meninggal dunia.
Kepada ahli waris diberikan haknya sesuai Pasal 166 UUK No. 13 Tahun 2003,
upah
IA
bulan
N KE TE
NA berjalan, santunan kematian dan JHT dari BPJS Ketenagakerjaan.
R DI T JEN
E

2. Karyawan/i mengundurkan diri


NT

A
KE
KEME

Berdasarkan Pasal 49 ayat 1.d Peraturan Perusahaan, pengunduran diri dapat


RJAA

dilaksanakan jika pemberitahuan diajukan setidak - tidaknya 30 (tiga puluh) hari


RE

U
sebelum waktu yang diharapkan.
P

B A
LI SI K IN
DONE
3. Berakhirnya masa Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

44 – PP NAK
Dengan berakhirnya masa berlaku perjanjian kerja, maka status hubungan
kerja secara otomatis berakhir. Perusahaan tidak memberikan pesangon dalam
bentuk apapun diluar apa yang tercantum dalam Perjanjian kerja.
4. Karyawan/i tidak lulus dalam masa percobaan.
Pemutusan Hubungan Kerja terjadi apabila calon karyawan/i dianggap tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan Perusahaan untuk pengangkatan sebagai
karyawan/i.

Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan tanpa kewajiban memberikan pesangon


kecuali upah sampai hari terakhir karyawan/i bekerja.
5. Karyawan/i yang tidak cakap melakukan pekerjaan.
Karyawan/i yang tidak cakap melakukan pekerjaan dalam arti tidak mampu
memenuhi standar kerja yang ditetapkan Perusahaan, dan telah dicoba
dibeberapa bagian serta telah dilakukan pemberian peringatan tertulis sesuai
Pasal 28 poin 2.c angka romawi x), dapat diputuskan hubungan kerjanya
dengan mengacu pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
6. Karyawan/i sakit berkepanjangan
Pemutusan Hubungan Kerja dapat dilakukan terhadap karyawan/i yang sakit
terus - menerus atau terputus - putus, secara berkepanjangan melampaui 12
bulan tidak dapat hadir bekerja, pelaksanaannya diatur dengan berpedoman
pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
7. Karyawan/i tidak dapat bekerja karena gangguan kesehatan (medically unfit)
Karyawan/i yang tidak dapat bekerja karena gangguan kesehatan (medically
unfit), dan dinyatakan dokter mempunyai penyakit yang membahayakan
karyawan/i lainnya, maka dapat dikenakan PHK dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.
8. Perusahaan Berubah Status N KETEN
IA A
R
Karyawan/i terkena PHK karena Perusahaan berubah status diberikan hak-hak
DI T JEN
E

G
NT

dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan yang berlaku.


KE
KEME

RJAA

9. Karyawan/i dalam tahanan sementara pihak berwajib


RE

Karyawan/i yang ditahan oleh pihak berwajib karena melakukanU B tindak pidana,
P

LI A
SI
lebih dari jangka 6 (enam) bulan maka Perusahaan dapatK I NmelakukanDONE

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tidak mendapatkan upah sedangkan


keluarganya hanya diberi bantuan, dengan berpedoman pada Peraturan
Perundangan yang berlaku.

P P NAK - 45
10. Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan mendesak.
Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan
mendesak terhadap karyawan/i yang melakukan kesalahan berat dengan
mendapat hak - haknya Dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan
yang berlaku.
11. Pemberhentian karena usia.
Karyawan/i yang telah mencapai usia 56 tahun diberhentikan dengan hormat,
kecuali ditentukan lain sepanjang atas persetujuan Direksi dengan berpedoman
pada Peraturan Perundangan yang berlaku.
12. Karyawan/i yang dikualifikasikan mengundurkan diri (mangkir).
Karyawan/i yang tidak masuk 5 (lima) hari berturut-turut atau lebih tanpa
keterangan / bukti yang sah, dan telah diupayakan pemanggilan 2 (dua) kali
secara patut dan tertulis oleh Perusahaan, maka Perusahaan dapat melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja karena dikualifikasikan mengundurkan diri dan
kepada karyawan ybs berhak atas uang pisah dan uang penggantian hak,
besarnya uang pisah adalah 50 % dari uang pisah yang mengundurkan diri
(Pasal 49 ayat 1.d Peraturan Perusahaan ini) bagi karyawan yang sudah
mempunyai masa kerja 3 tahun atau lebih.

13. Pemutusan Hubungan Kerja apabila terjadi kondisi kahar/diluar kendali (Force
Majeure).Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan
karyawan apabila terjadi kondisi kahar/diluar kendali. Perusahaan tidak wajib
membayarkan sisa kontrak atau kewajiban lainnya, diluar sisa gaji bulan
berjalan dan sisa cuti yang belum gugur.

Pasal 49
Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja,
Uang Pengantian Hak dan Uang Pisah
1. Ketentuan pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang
N KETEN
penggantian
R
IA
DI T JEN
A hak dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan
E

Perundangan yang berlaku. Pada saat ini ketentuan tersebut adalah sebagai
NT

A
KE
KEME

berikut :
RJAA

a. Besarnya uang pesangon paling sedikit sebagai berikut :


RE

U
P

L I i) Masa A kerja kurang dari 1 tahun,1 bulan Upah


B
K IN SI
DONE
ii) Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan Upah
iii) Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan Upah

46 – PP NAK
iv) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan Upah
v) Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan Upah
vi) Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan Upah
vii) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan Upah
viii) Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan Upah
ix) Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan Upah
b. Besarnya uang penghargaan masa kerja sebagai berikut :
i) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan Upah
ii) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan Upah
iii) Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan Upah
iv) Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan Upah
v) Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan Upah
vi) Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan Upah
vii) Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun, 8 bulan Upah
viii) Masa kerja 24 tahun atau lebih, 10 bulan Upah
c. Uang Penggantian Hak
i) Cuti tahunan yang belum diambil dan gugur
ii) Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja / buruh yang keluarganya
ketempat dimana pekerja / buruh diterima bekerja
iii) Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15
% dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang
memenuhi syarat.
iv) Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau Peraturan
Perusahaan.
v) Dalam hal pekerja diberikan upah atas dasar perhitungan harian, maka
penghasilan sebulan sudah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
d. Uang Pisah yang mengundurkan diri.
i) Sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku, Perusahaan
menetapkan Uang Pisah yang besarnya minimal Rp. 2.000.000,- (dua juta
rupiah), hanya Direksi atau pejabat Perusahaan yang ditunjuk yang
N KETEN
IA
memiliki kewenangan untuk memberikan Uang penggantianR hakD I Tdan JEN
A Uang
E

G
NT

Pisah lebih dari nilai tersebut berdasarkan pertimbangan obyektif.


A
KE
KEME

ii) Uang pisah diberikan bagi karyawan/i yang mengundurkan diri dari
RJAA

Perusahaan secara baik-baik, diajukan sekurang - kurangnya 30 (tiga


RE

puluh) hari sebelum waktu pengunduran diri, bagi karyawan U


yang sudah
P

B A
LI SI
K IN
DONE
mempunyai masa kerja 3 tahun atau lebih, dengan berpedoman pada
Peraturan Perundangan yang berlaku.
iii) Uang pisah tidak berlaku bagi karyawan/i yang diputus hubungan kerjanya
(di PHK) oleh Perusahaan dengan sebab apapun.
iv) Uang pisah tidak berlaku bagi karyawan/i PKWT.

P P NAK - 47
Pasal 50
Hutang Karyawan/i dan Pemutusan Hubungan Kerja
1. Karyawan/i yang pada saat pemutusan hubungan kerja, masih mempunyai
hutang kepada Perusahaan, sisa hutang diperhitungkan langsung dengan upah
yang belum diterima atau pesangon yang akan diterima, dan dari sumber-
sumber lain milik karyawan/i.
2. Bila ternyata hutangnya masih lebih besar dari upah dan uang penghargaan
masa kerja atau pesangon yang akan diterima atau dengan sumber-sumber lain
milik karyawan/i, maka pemutusan hubungan kerja tidak berarti membebaskan
karyawan/i dari kewajiban membayar kepada Perusahaan sisa dari hutang
tersebut.

BAB XI
WEWENANG MENGANGKAT, MEMBERHENTIKAN, MENAIKKAN PANGKAT
DAN MEMINDAHKAN KARYAWAN/I

Pasal 51
Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi karyawan/i ditetapkan oleh Direksi.
2. Struktur Organisasi karyawan/i setiap tahun ditinjau dan ditetapkan oleh Direksi
bersama-sama dengan Dept HR.
3. Struktur Organisasi yang kosong diisi oleh karyawan/i yang berpotensi sesuai
dengan kompetensi jabatan menurut prioritas kepentingan Perusahaan.

Pasal 52
Mengangkat, Memberhentikan, Menaikkan Pangkat, Memindahkan
Karyawan/i
1. Pengangkatan, pemberhentian, kenaikan pangkat dan pemindahan karyawan/i,
penurunan pangkat dan jabatan serta Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan
dengan
IA
N KETE surat
NA keputusan Manajemen.
R DI T JEN
E

2. Bagi karyawan/i golongan staff dengan status karyawan/i tetap, maka


NT

A
KE
KEME

pemutusan hubungan kerja tetap berada dalam kewenangan Direksi.


RJAA

3. Dalam hal pemberhentian karyawan/i (PHK) dengan berpedoman pada


RE

Peraturan
U Perundangan yang berlaku.
P

B A
LI S I
K IN
DONE

48 – PP NAK
Pasal 53
Wewenang
1. Untuk memperlancar pekerjaan, wewenang yang tercantum dalam Pasal 52 poin
1 dan 2 diatas dapat dilimpahkan atau dikuasakan secara tertulis ke Pimpinan
tertentu.
2. Wewenang untuk pelaksanaan Pasal 51, khusus untuk karyawan/i Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
(PKWTT) Proyek dilaksanakan sesuai dengan SOP / Projek Manual dengan
berpedoman kepada kebutuhan perusahaan serta mengindahkan Peraturan
Perundangan yang berlaku.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 54
Peraturan Pelaksanaan
Dalam hal - hal tertentu, akan diatur secara rinci peraturan pelaksanaannya dalam
SOP atau peraturan tersendiri, dengan berpedoman pada Peraturan Perundangan
yang berlaku.
Pasal 55
Ketentuan dalam Peraturan Perusahaan
1. Ketentuan - ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini, batal demi
hukum apabila bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Yang diberlakukan adalah yang sesuai dengan Peraturan Perundangan yang
berlaku.
2. Apabila terdapat hal-hal yang belum tercantum di dalam Peraturan Perusahaan
ini, akan diatur dikemudian hari dengan memperhatikan Peraturan Perundangan
N KETEN
IA A
yang berlaku. R DI T JEN
E

G
NT

3. Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk masa selama 2 (dua) tahun terhitung
KE
KEME

mulai tanggal disahkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.


RJAA
RE

U
P

B
LI S IA
K IN
DONE
Pasal 56
Peraturan Terdahulu
Peraturan lama atau terdahulu yang bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan
tidak berlaku.

P P NAK - 49
Pasal 57
Kewajiban Terhadap Peraturan Perusahaan
1. Peraturan ini disebut Peraturan Perusahaan PT. Nawakara Perkasa Nusantara,
mulai berlaku sejak tanggal disahkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia
2. Direksi, Manajemen Perusahaan dan Seluruh Karyawan/i wajib mengetahui,
mengerti dan memahami Peraturan Perusahaan ini.
3. Pelaksanaan dan penerapan aturan yang tercantum dalam Buku Peraturan
Perusahaan ini menjadi tanggung jawab bagi Direksi, Manajemen dan Seluruh
Karyawan/i.

4. Peraturan Perusahaan ini akan dibagikan dan disosialisasikan kepada seluruh


karyawan agar dipahami dan menjadi pedoman dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : Oktober 2020

Pimpinan Perusahaan

Ir. Dino Bimadwinanda Hindarto


Direktur Utama

N KETEN
IA A
R DI T JEN
E

G
NT

A
KE
KEME

RJAA
RE

U
P

B
LI S IA
K IN
DONE

50 – PP NAK
Tanda Terima
Dengan ini saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Unit Kerja :

Nik :

Menerangkan bahwa saya telah membaca dan


telah menerima buku Peraturan Perusahaan
PT. Nawakara Arta Kencana

Jakarta, .................. 20 ........

( )
Tanda Terima
Dengan ini saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Unit Kerja :

Nik :

Menerangkan bahwa saya telah membaca dan


telah menerima buku Peraturan Perusahaan
PT. Nawakara Arta Kencana

Jakarta, .................. 20 ........

( )

Anda mungkin juga menyukai