Umumnya, tanaman ini memiliki kulit yang berwarna kuning muda. Sebagai tanaman
monokotil, tanaman ini tidak memiliki akar tunggang. Akar yang dipunyai yaitu akar
rimpang.
Rimpang adalah bagian batang yang terletak di bawah tanah. Rimpang juga disebut sebagai
umbi akar atau umbi batang. Di antara semua rimpang bergenus Curcuma, rimpang tanaman
inilah yang paling besar di antara tanaman lainnya.
Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk dan anakan. Rimpang induknya berbentuk
bulat seperti telur dan berwarna kuning tua, sementara bagian dalamnya berwarna jingga
kecokelatan.
Dari rimpang induk ini keluar rimpang kedua yang lebih kecil dan tumbuh ke samping.
Biasanya jumlahnya sekiar 3 sampai 7 buah.
Ada tiga zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak, yaitu:
Manfaat temulawak yang pertama adalah merangsang produksi cairan empedu di kantong
empedu. Tentu saja hal ini membantu pencernaan serta metabolisme makanan dalam tubuh.
Tidak hanya itu, menurut para ahli, temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut
kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan nafsu makan.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology
meminta pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi temulawak setiap
harinya. Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami proses penyembuhan yang lebih
cepat dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak mengonsumsi temulawak.
2. Mengatasi osteoarthritis
Hal ini juga dibuktikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan di dalam Journal of Alternative
and Complementary Medicine. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa efek temulawak
hampir sama seperti efek ibuprofen (obat penghilang rasa sakit) yang diberikan pada pasien
osteoarthritis
Walaupun masih sangat sedikit penelitian yang tersedia terkait manfaat temulawak dengan
pengobatan kanker, beberapa ahli percaya akan khasiat tanaman ini. Temulawak dapat
berguna untuk membantu pengobatan kanker prostat, kanker payudara, dan kanker usus.
Manfaat temulawak ini didukung dengan sebuah riset yang dilakukan pada tahun 2001, yang
menyatakan bahwa temulawak dapat menghambat pertumbuhan serta perkembangan kanker
prostat.
Para peneliti dari University of Maryland Medical Center menjelaskan bahwa bahan-bahan
herbal mungkin bisa membantu menghentikan pertumbuhan kanker berkat zat antioksidan
yang terkandung di dalam obat herbal, termasuk temulawak.
4. Obat antiradang
Temulawak mengandung senyawa antiradang yang bisa menghambat produksi prostaglandin
E2 yang memicu peradangan. Oleh karena itu, kandungan antiradang di dalamnya membantu
mengatasi penyakit akibat peradangan di dalam tubuh seperti radang sendi.
6. Obat jerawat
Dalam dunia kecantikan, temulawak juga bisa digunakan sebagai obat jerawat. Ini karena
temulawak memiliki sifat astringent. Astringent bermanfaat untuk mengurangi produksi
minyak dari kelenjarnya. Selain itu, kandungan antiseptik di dalamnya juga bisa membantu
membersihkan kulit dari bakteri penyebab jerawat. Dengan begitu, jerawat yang meradang
akan berangsur membaik dan sembuh.
Dilansir dari Scientific Researh Journal, ekstrak temulawak terbukti memiliki manfaat dalam
melindungi hati dari hepatotoksin, seperti karbon tetraklorida dan acetaminophen.
Hepatotoksin adalah bahan kimia yang menyebabkan efek buruk pada hati. Dengan begitu,
temulawak menjadi salah satu bahan alami yang bisa dijadikan pilihan untuk membantu
menjaga kesehatan hati Anda.
8. Obat diuretik
Manfaat temulawak lainnya yang sayang jika dilewatkan, yaitu sebagai obat diuretik alami.
Diuretik merupakan zat yang membantu membersihkan tubuh dari garam (natrium) dan air,
sehingga tak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh. Zat ini merangsang ginjal untuk
melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urine.
Manfaat diuretik dalam temulawak ini juga akan mengambil kelebihan cairan dari pembuluh
darah. Proses ini membantu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh Anda. Biasanya
diuretik sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah, mengobati, dan memperbaiki
masalah seperti:
Gagal jantung
Gagal hati
Pembengkakan jaringan (edema)
Masalah pada ginjal
9. Antispasmodik
Sakit perut
Kembung
Diare
Kram perut
Sembelit
Dengan kandungan antispasmodiknya, temulawak bisa menjadi salah satu obat alami yang
bisa membantu meringankan gejala IBS. Biasanya, sebagai obat, antispasmodik dikonsumsi
30 hingga 60 menit sebelum makan.
Masalah pencernaan
Sebagai reaksi dari iritasi lambung di atas, konsumen temulawak dalam jumlah besar atau
jangka panjang juga bisa terkena sembelit atau diare. Bila dibiarkan maka keduanya bisa
membuat seseorang mengalami dehidrasi serta gangguan kesehatan lainnya.
Obesitas
Sudah bukan rahasia lagi kalau jamu yang mengandung temulawak sering diandalkan orang
Indonesia untuk menambah nafsu makan. Akan tetapi, kalau ini dibiarkan, seseorang yang
tadinya terlalu kurus bisa mengalami masalah baru pada berat badannya, yaitu obesitas atau
overweight.
Memicu komplikasi
Kalau Anda mengonsumsi temulawak bersama-sama dengan obat tertentu seperti pengencer
darah misalnya, maka bisa-bisa akan muncul komplikasi atau penyakit baru yang lebih
kompleks sifatnya. Hal ini dikarenakan temulawak bersifat mengikis lemak darah.
Pendarahan
Selain memicu komplikasi penyakit baru, kombinasi konsumsi antara temulawak dan
pengencer darah juga bisa menimbulkan pendarahan.
Untuk itu, Anda juga perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mengonsumsi
temulawak sebagai obat. Pasalnya, meski berasal dari bahan alami, tidak menutup
kemungkinan bahwa temulawak bisa memberikan efek negatif untuk tubuh.
Sentra penanaman
Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi
budidaya yang sederhana, karena itu sulit menentukan letak sentra penanaman temu lawak di
Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan, terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat
ditemukan temu lawak terutama di lahan yang teduh.
1. Pembibitan Temulawak
Bibit diperoleh dari rimpang induk yang telah berumur sekitar 10-12 bulan. Setelah rimpan
didapatkan, selanjutnya rimpang dibersihkan dan dipotong menjadi 3-4 bagian denga masing-
masing bagian memiliki 2-3 mata tunas. Setelah itu, jemur rimpang 3 jam sehari selama 5
hari berturut turut.
Media tanam yang digunakan untuk menanam temulawak yaitu media tanam berupa
campuran tanah yang gembur, pupuk kompos, dan pupuk kandang. Selanjutnya masukkan
media tanam tersebut dalam polybag tanam yang telah disediakan.
Setelah semuanya siap, selanjutna lakukan penanaman. Tanam bibit di lubang tanam yang
berukuran sekitar 10 cm pada polybag tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Posisikan
tunas menghadap ke atas, setelah itu timbun kembali dengan tanah galain, lalu siram
secukupnya.
Pada saat awal tanam, tanaman temulawak penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pada pagi
dan sore hari dengan air secukupnya. Setelah tanaman temulawak tumbuh cukup besar,
frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi sekali dalam sehari.
Lakukan pemupukan setiap 1 minggu sekali dengan menggunakan pupuk kandanf atau pupuk
kompos. Pemupukan dilakukan dengan cara menggaruk tanah sekitar tanaman lalu taburkan
pupuk kandang secukupnya dan timbun taburan pupuk kandang atau kompos terseebut
menggunakan tanah hasil garukan tadi lalu siram dengan air. Pemupukan dengan
menggunakan pupuk organik ini dilakukan agar temulawak tumbuh alami.
LAMPIRAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
RAHMA PRATIWI
0064339669
MTs QURROA’AYUN
TP. 2020/2021