Anda di halaman 1dari 9

Temulawak

Apa itu temulawak?


Temulawak adalah tanaman asli Indonesia yang bentuknya mirip dengan kunyit. Tanaman
yang memiliki nama latin Curcuma xanthorrhiza ini biasanya berbentuk seperti silinder
dengan diameter 6 cm.

Umumnya, tanaman ini memiliki kulit yang berwarna kuning muda. Sebagai tanaman
monokotil, tanaman ini tidak memiliki akar tunggang. Akar yang dipunyai yaitu akar
rimpang.

Rimpang adalah bagian batang yang terletak di bawah tanah. Rimpang juga disebut sebagai
umbi akar atau umbi batang. Di antara semua rimpang bergenus Curcuma, rimpang tanaman
inilah yang paling besar di antara tanaman lainnya.

Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk dan anakan. Rimpang induknya berbentuk
bulat seperti telur dan berwarna kuning tua, sementara bagian dalamnya berwarna jingga
kecokelatan.

Dari rimpang induk ini keluar rimpang kedua yang lebih kecil dan tumbuh ke samping.
Biasanya jumlahnya sekiar 3 sampai 7 buah.

Pada awalnya, Curcuma xanthorrhiza banyak tumbuh di hutan, terutama hutan jati bersama


jenis temu-temuan lainnya. Tumbuhan ini biasanya banyak tumbuh di padang alang-alang
dan tanah-tanah kering. Namun sekarang ini temulawak banyak dibudidayakan di dataran
tinggi.

Ada tiga zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak, yaitu:

 Germakron, antiradang dan menghambat pembengkakan.


 P-toluilmetillkarbinol dan seskuiterpen d-kamper, meningkatkan produksi dan
empedu.
 Tumeron, antimikroba.
Manfaat temulawak untuk kesehatan
Curcuma xanthorrhiza dapat dimanfaatkan sebagai obat, penyedap masakan,  minuman, serta
pewarna alami untuk makanan dan kosmetik.  Manfaat temulawak sebagai obat sudah cukup
lama dikenal dan diketahui, baik di dalam maupun luar negeri. Berikut berbagai manfaat
temulawak untuk kesehatan:

1. Mengatasi masalah sistem pencernaan

Manfaat temulawak yang pertama adalah merangsang produksi cairan empedu di kantong
empedu. Tentu saja hal ini membantu pencernaan serta metabolisme makanan dalam tubuh.

Tidak hanya itu, menurut para ahli, temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut
kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan nafsu makan.

Sebuah studi yang  dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology
meminta pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi temulawak setiap
harinya. Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami proses penyembuhan yang lebih
cepat dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak mengonsumsi temulawak.

2.  Mengatasi osteoarthritis

Manfaat temulawak lainnya, yaitu membantu pasien yang mengalami osteoarthritis.


Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif, di mana sendi-sendi menjadi terasa sakit dan
kaku.

Hal ini juga dibuktikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan di dalam Journal of Alternative
and Complementary Medicine. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa efek temulawak
hampir sama seperti efek ibuprofen (obat penghilang rasa sakit) yang diberikan pada pasien
osteoarthritis

3. Mencegah serta membantu pengobatan kanker

Walaupun masih sangat sedikit penelitian yang tersedia terkait manfaat temulawak dengan
pengobatan kanker, beberapa ahli percaya akan khasiat tanaman ini. Temulawak dapat
berguna untuk membantu pengobatan kanker prostat, kanker payudara, dan kanker usus.

Manfaat temulawak ini didukung dengan sebuah riset yang dilakukan pada tahun 2001, yang
menyatakan bahwa temulawak dapat menghambat pertumbuhan serta perkembangan kanker
prostat.

Para peneliti dari University of Maryland Medical Center menjelaskan bahwa bahan-bahan
herbal mungkin bisa membantu menghentikan pertumbuhan kanker berkat zat antioksidan
yang terkandung di dalam obat herbal, termasuk temulawak.

4. Obat antiradang
Temulawak mengandung senyawa antiradang yang bisa menghambat produksi prostaglandin
E2 yang memicu peradangan. Oleh karena itu, kandungan antiradang di dalamnya membantu
mengatasi penyakit akibat peradangan di dalam tubuh seperti radang sendi.

5. Antibakteri dan antijamur

Temulawak mengandung berbagai senyawa antibakteri dan antijamur. Kandungan antibakteri


dalam temulawak memiliki manfaat terutama cukup efektif untuk membasmi bakteri jenis
Staphylococcus dan Salmonella. Sementara senyawa antijamurnya cukup ampuh
menghilangkan jamur dari golongan dermatofita.

6. Obat jerawat

Dalam dunia kecantikan, temulawak juga bisa digunakan sebagai obat jerawat. Ini karena
temulawak memiliki sifat astringent. Astringent bermanfaat untuk mengurangi produksi
minyak dari kelenjarnya. Selain itu, kandungan antiseptik di dalamnya juga bisa membantu
membersihkan kulit dari bakteri penyebab jerawat. Dengan begitu, jerawat yang meradang
akan berangsur membaik dan sembuh.

7. Menjaga kesehatan liver

Dilansir dari Scientific Researh Journal, ekstrak temulawak terbukti memiliki manfaat dalam
melindungi hati dari hepatotoksin, seperti karbon tetraklorida dan acetaminophen.
Hepatotoksin adalah bahan kimia yang menyebabkan efek buruk pada hati. Dengan begitu,
temulawak menjadi salah satu bahan alami yang bisa dijadikan pilihan untuk membantu
menjaga kesehatan hati Anda.

8. Obat diuretik

Manfaat temulawak lainnya yang sayang jika dilewatkan, yaitu sebagai obat diuretik alami.
Diuretik merupakan zat yang membantu membersihkan tubuh dari garam (natrium) dan air,
sehingga tak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh. Zat ini merangsang ginjal untuk
melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urine.

Manfaat diuretik dalam temulawak ini juga akan mengambil kelebihan cairan dari pembuluh
darah. Proses ini membantu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh Anda. Biasanya
diuretik sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah, mengobati, dan memperbaiki
masalah seperti:

 Gagal jantung
 Gagal hati
 Pembengkakan jaringan (edema)
 Masalah pada ginjal
9. Antispasmodik

Minyak Curcuma xanthorrhiza ternyata juga memiliki manfaat sebagai antispasmodik.


Dilansir dari pusat informasi obat nasional, antispasmodik merupakan golongan obat yang
memiliki sifat sebagai relaksan otot polos. Artinya, obat ini bisa merilekskan otot halus di
usus dan mencegahnya dari kejang.
Obat antispasmodik biasanya bermanfaat untuk mengatasi kondisi Irritable Bowel Syndrome
(IBS). IBS adalah kondisi saat usus besar mengalami gangguan akibat kontraksi otot yang
tidak normal. Akibatnya, orang dengan IBS akan mengalami berbagai gejala seperti:

 Sakit perut
 Kembung
 Diare
 Kram perut
 Sembelit
Dengan kandungan antispasmodiknya, temulawak bisa menjadi salah satu obat alami yang
bisa membantu meringankan gejala IBS. Biasanya, sebagai obat, antispasmodik dikonsumsi
30 hingga 60 menit sebelum makan.

Efek samping temulawak


Selain memiliki manfaat, temulawak juga bisa menyebabkan efek samping. Secara umum,
temulawak aman jika digunakan sebagai obat dalam waktu singkat, yaitu hingga maksimal
sekitar 18 minggu. Namun, jika digunakan  lebih dari itu, bahan alami ini juga bisa membawa
berbagai efek samping, terutama iritasi perut dan mual.

Apa saja Efek Samping Temulawak?


Beberapa Efek samping temulawak yang telah diketahui hingga saat ini adalah sebagai
berikut:

Memicu iritasi lambung


Walau sebenarnya temulawak baik untuk gangguan pencernaan, namun konsumsi terlalu
banyak justru bisa berdampak sebaliknya yakni menimbulkan iritasi pada lambung.

Masalah pencernaan
Sebagai reaksi dari iritasi lambung di atas, konsumen temulawak dalam jumlah besar atau
jangka panjang juga bisa terkena sembelit atau diare. Bila dibiarkan maka keduanya bisa
membuat seseorang mengalami dehidrasi serta gangguan kesehatan lainnya.

Detak jantung lebih cepat


Ya memang benar kalau temulawak baik untuk kesehatan jantung, namun bukan berarti kalau
Anda boleh makan/ minum terlalu banyak. Konsumsi berlebihan malah dapat membuat detak
jantung lebih cepat, khususnya bagi penderita hipertensi. Oleh sebab itu, kalau Anda
merasa gelisah atau berdebar-debar usai mengonsumsi temulawak, segera hentikan atau
kurang konsumsinya.

Mual serta muntah


Selain mengiritasi lambung, Anda mungkin juga akan merasa efek samping temulawak
berupa mual atau bahkan muntah, apalagi kalau Anda juga kurang suka dengan rasanya.
Memperparah gangguan liver
Mereka yang mengidap gangguan liver dan kantung empedu sebaiknya juga menghentikan
penggunaan temulawak. Sama seperti kunyit, temulawak dapat meningkatkan produksi
empedu sehingga memperparah kondisi yang sudah ada. Dan bagi Anda yang
mengalami batu empedu, konsultasikan lebih dulu pada dokter sebelum mengonsumsi
temulawak.

Memperparah kerusakan ginjal


Bila jumlah temulawak yang dikonsumsi terlalu banyak, maka ini akan membuat ginjal
kewalahan untuk mengatasinya. Sebab jika residu temulawak sampai tertahan sehingga
mengendap di dalam ginjal, maka itu dapat membuat fungsi serta kinerjanya menurun. Ada
baiknya, Anda selalu minum air putih setiap kali minum/ makan temulawak untuk
meringankan beban ginjal terhadap efek samping temulawak.

Meningkatkan resiko infeksi kandung kemih


Bila kondisi ginjal terganggu, maka itu otomatis akan memengaruhi kandung dan saluran
kemih juga. Karena apa yang ada dalam ginjal, biasanya akan dibuang dan disalurkan melalui
saluran kencing. Jadi bukan hanya ginjal saja yang kewalahan dalam mengatasi kandungan
zat dari temulawak, namun saluran kemih juga.

Obesitas
Sudah bukan rahasia lagi kalau jamu yang mengandung temulawak sering diandalkan orang
Indonesia untuk menambah nafsu makan. Akan tetapi, kalau ini dibiarkan, seseorang yang
tadinya terlalu kurus bisa mengalami masalah baru pada berat badannya, yaitu obesitas atau
overweight.

Memicu komplikasi
Kalau Anda mengonsumsi temulawak bersama-sama dengan obat tertentu seperti pengencer
darah misalnya, maka bisa-bisa akan muncul komplikasi atau penyakit baru yang lebih
kompleks sifatnya. Hal ini dikarenakan temulawak bersifat mengikis lemak darah.

Pendarahan
Selain memicu komplikasi penyakit baru, kombinasi konsumsi antara temulawak dan
pengencer darah juga bisa menimbulkan pendarahan.

Beresiko untuk ibu hamil


Memang belum ada riset lebih lanjut yang membuktikan kalau temulawak kurang aman bagi
ibu hamil dan menyusui. Tapi, ada baiknya kalau Anda berhati-hati dan waspada bukan,
daripada nantinya harus mengalami efek samping temulawak yang tak diinginkan?

Untuk itu, Anda juga perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mengonsumsi
temulawak sebagai obat. Pasalnya, meski berasal dari bahan alami, tidak menutup
kemungkinan bahwa temulawak bisa memberikan efek negatif untuk tubuh.

Sentra penanaman
Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi
budidaya yang sederhana, karena itu sulit menentukan letak sentra penanaman temu lawak di
Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan, terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat
ditemukan temu lawak terutama di lahan yang teduh.

Cara menanam temulawak di Polybag atau Pot tanam, berikut selengkapnya:

1. Pembibitan Temulawak

Bibit diperoleh dari rimpang induk yang telah berumur sekitar 10-12 bulan. Setelah rimpan
didapatkan, selanjutnya rimpang dibersihkan dan dipotong menjadi 3-4 bagian denga masing-
masing bagian memiliki 2-3 mata tunas. Setelah itu, jemur rimpang 3 jam sehari selama 5
hari berturut turut.

2. Persiapan Media Tanam Dan Polybag Tanam

Media tanam yang digunakan untuk menanam temulawak yaitu media tanam berupa
campuran tanah yang gembur, pupuk kompos, dan pupuk kandang. Selanjutnya masukkan
media tanam tersebut dalam polybag tanam yang telah disediakan.

3. Penanaman Temulawak Dalam Polybag

Setelah semuanya siap, selanjutna lakukan penanaman. Tanam bibit di lubang tanam yang
berukuran sekitar 10 cm pada polybag tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Posisikan
tunas menghadap ke atas, setelah itu timbun kembali dengan tanah galain, lalu siram
secukupnya.

4. Pengairan Tanaman Temulawak

Pada saat awal tanam, tanaman temulawak penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pada pagi
dan sore hari dengan air secukupnya. Setelah tanaman temulawak tumbuh cukup besar,
frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi sekali dalam sehari.

5. Pemupukan Tanaman Tenulawak

Lakukan pemupukan setiap 1 minggu sekali dengan menggunakan pupuk kandanf atau pupuk
kompos. Pemupukan dilakukan dengan cara menggaruk tanah sekitar tanaman lalu taburkan
pupuk kandang secukupnya dan timbun taburan pupuk kandang atau kompos terseebut
menggunakan tanah hasil garukan tadi lalu siram dengan air. Pemupukan dengan
menggunakan pupuk organik ini dilakukan agar temulawak tumbuh alami.
LAMPIRAN

PRAKTIK MENANAM TEMU LAWAK


TUGAS PRAKARYA
APOTIK HIDUP

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
RAHMA PRATIWI
0064339669

MTs QURROA’AYUN
TP. 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai