Anda di halaman 1dari 12

Kumpulan Soal Sidang Teknik

Pertambangan (Part 2)
1.    Specific Grafity :
Kepadatan yang dinyatakan sebagai pembanding berat suatu volume dari suatu zat terhadap berat
dari zat standar lain dengan volume yang sama. Untuk mengukur tekanan dan kapasitas alir dari
reservoar

2.    Recoverable Reserves :


Jumlah dari minyak atau gas didalam reservoar yang benar-benar dapat diproduksi

3.    Penambangan dengan Back Filling (back filling digging system :


Cara penambangan dengan membuang material ketempat dimana bijihnya telah diambil. Karena
overburden dikembalikan pada tempat yang sudah diambil/ sudah digali bijihnya maka dibuat back
filling digging methode. Dragline lebih disukai untuk masud ini, disebabkan karena boomnya lebih
panjang dibandingkan dengan fower shovel. Back filling dingging methode sangat cocok untuk
endapan yang tidak berlapis atau bijihnya hanya satu lapis. Apabila bijihnya dua lapis maka
overburden yang pertama dibuangkan kelaur tambang, beck filling methode cocok untuk material
lunak, yang tidak membutuhkan peledakan. Umumnya untuk endapan yang horizotal.

4.    SG campuran :


SG X = a : berat A Kg        Maka SG campuran adalah :
SG Y = b : berat B Kg            A + B + C
SG Z = c : berat C Kg        SGmin
A/a + B/b + C/c

5.    Campuran pencucian Batubara :


Batubara dengan butiran halus dapat dicuci dengan cara flotasi, batubara dengan ukuran antara 40
– 1.600 (micro) dapat dengan mudah mengapung dengan menggunakan suatu collector netral (non
polar). Batubara dengan butiran kasar tetap dilakukan dengan “tabling” dari bermacam-macam type
table.

6.    Satuan kadar :


Emas = gr/ton, perak = gr/ton, Fe = %, NI=%
7.    Endapan primer :
Endapan pertama, ini terjadi langsung dari magma

8.    Endapan sekunder :


Endapan primer yang telah mengalami pelapukan, andapan alluvial terjadi karena adanya
pemisahan alam dari batuan asalnya, dan kemudian mengumpul disuatu tempat

9.    Endapan plaser /endapan alluvial :


Endapan yang terbentuk karena adanya proses kosentrasi alam.
Syarat-syarat supaya material membentuk endapan alluvial :
26.    Mineral harus keras
27.    Mineral tidak mudah larut dalam asam/basa
28.    Memiliki berat jenis yang tinggi (besar dari 3)

10.    Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan terutama cara pembuangan overeburdennya,
maka ada  empat endapan yang cocok untuk tambang tebuka :
“    endapan elluvial, endapan yang terjadi karena adanya proses kosentrasi oleh alam terhadap
pelapukan batuan sumber yang telah terangkat pada jarak yang kurang dari 100 meter
“    endapan alluvial, proses terjadinya sama dengan endapan elluvial tetapi telah terangkat lebih
dari 100 km
“    endapan vein, yang tebal lebih dari 5 meter dan telah tersingkap
“    endapan horizontal, yang luas seperti batubara, garam-garam dan ilmenit

11.    Prinsip Kerja Jigging :


Jigging ialah proses ore kosentrasi dalam suatu cairan berdasarkan perbedaan berat jenis dari
partikel mineral yang mengakibatkan kesanggupan dari pertikel tadi mengatur dirinya mengambil
kedudukan (startification) dalam beberapa lapisan sesuai dengan BD-nya masing-masing yang
kemudian dilanjutkan dengan pengeluarannya.
Dalam jigging digunakan gaya hidrolic ke 2 jurusan, yaitu bergantian aliran air ke atas (pulsion)
melalui suatu lapisan partikel “semistationery bed” yang bertidak sebagai media pemisah dan
ditahan oleh suatu screen. Pada saat terjadi pulsion dan suction, maka partikel mengalami fraksi
gaya-gaya yang berbeda-beda.

12.    Pemisahan Kosentrasi dan Tailing :


Partikel mineral yang berstratifikasi dalam lapisan-lapisan yang berbeda berat jenisnya dapat
dipisahkan dengan beberapa cara :
“    Pengeluaran berkala :
Fine concentrate mungkin dapat kelaur (lolos) dengan sendirinya melalui screen apabila sizenya
lebih kecil dari screen. Coarse kosentrate dan tailing (mineral) ringan yang dapat diatas screen
dapat dikeluarkan dengan jalan digaruk lapisan demi lapisan
“    Secara kontinue :
Fine concentrate dapat lolos dari screen dan keluar dari bawah sebagai hutch concentrase. Cprase
concentrate yang terdapat diatas screen dapat dikeluarkan melalui gate dan discarge diatas screen.
Tailing yang terdapat pada lapisan atas dapat keluar karena dorongan feet yang baru melalui
discreen endapan

13.    Angle of repose :


Sudut yang dibentuk oleh suatu mineral lepas yang mengunduk seperti kerucut dimana diperoleh
keseimbangan

14.    Cara pencucian Cassiterite (bijih timah):


Pada waktu pulp (material-material yang berupa lumpur atau campuran antara air dengan material-
material solid) melintasi riffle material yang berat akan tertangkap riffle sedangkan material yang
ringan akan ikut bersama-sama dengan aliran pulp keluar sluice box sebagai tailling

15.    Reduction ratio :


Nilai perbandingan diameter dari feet terbesar dengan diameter produk terbesar

16.    Ore limit :


Batas dari pada bijih, biasa merupakan kontak garis yang tertentu atau batas-batas yang tidak
tertentu, tergantung dari pada assay dari pada sample

17.    Assay :
Nilai metal dalam bijih

18.    Prospect :
Suatu tambang endapan mineral yang belum menjadi tetapi ada kemungkinan untuk bisa di
tambang

19.    Cadangan :
Bagian dari Sumberdaya yang telah diteliti dan diketahui tingkat keekonomisannya
20.    Minimum stoping width :
Stope yang masih ekonomis dimana pekerja masih dapat bekerja serta penetapan alat secara
leluasa

21.    Ore estimation :


Untuk menentukan tonase dari pada bijih harus dipertimbangkan dua faktor :
o    berat dari pada bijih
o    volume dari pada bijih

22.    Pemeriksaan tambang :


Penyelidikan yang teliti dari suatu tambang untuk mendapatkan gambaran atas nilainya serta
dikemudian hari

“    Penelitian tambang :


Bijih/tambang dinilai secara ekonomis apakah dapat dibuka atau tidak (dihitung secara ekonomis
dan sederhana) jadi dalam hal ini segi geologinya, seperti peta-peta geologi, penyebaran endapan,
petrologi sudah diketahui. Kemudian dilanjutkan pemboran untuk mengetahui besarnya cadangan

23.    Sistem kristal :


“    Isometrik, mineralnya : Pirit, halit dan flourit.
“    Tetragonal, mineralnya : kasiterite dan zirkon.
“    Heksagonal, mineralnya : kuarsa, kalsit, dan hematit.
“    Orthorombic, mineralnya : topas.
“    Monoklin, mineralnya :  orthoklas, gip,augit
“    Triklin, mineralnya : albit dan aksinit

24.    Pembagian mineral pembentukan batuan :


“    Mineral Utama :
Mineral-mineral yang secara dominan didalam suatu batuan mempunyai susunan serta struktur
atom tersendiri
“    Mineral sekundar :
Mineral-mineral sekunder yang kemudian dibentuk dari mineral-mineral primer
“    Mineral aksesoris :
Mineral yang terdapat dalam jumlah yang sangat kecil tapi hampir merata terdapat disemua batuan
25.    Beda batuan beku luar dan batuan beku dalam :
a.    Batuan beku luar :
a.    Terbentuk dipermukaan bumi
b.    Struktur porfiri/amorf
b.    Batuan beku dalam :
a.    Pembentukannya didalam kerak bumi
b.    Antara 3 – 4 km
c.    Struktur holokristalin

26.    Macam-macam alat Crushing dan Grinding :


Crushing :
Suatu langka pertama dalam mineral dressing yang bertujuan menghancurkan /memecahkan
bongkahan-bongkahan batuan besar menjadi fragmen yang lebih kecil
“    Coarse crushing (primary breaking), jawcrusher dan gyratory crusher
“    Intermediate (secondary) crushing, reduction giratory crusher, conecrusher dan spiring rolls
“    Fine crusher, gravity stam mill
“    Special USE. Toothed stam mill
Grinding :
Penghancuran oleh gaya gesekan dan biasanya dipakai untuk material halus (max 6 mesh)
“    Tumbling mill
“    Balls mill
“    Rod mill
“    Tube mill

27.    Grade Resistance :


Besarnya gaya berat yang melawan/membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalan yang
dilaluinya

28.    Match factor :


Faktor untuk menilai keserasian kerja antara alat angkut dan alat muat dalam operasi penambangan
na . Ctm        Dimana :
MF      =                 MF     = match factor
Nm. Cta            na        = jumlah alat angkut
Nm       = jumlah alat muat
Ctm        =  Cycle Time alat muat
Cta    = cyle time Alat angkut
29.    Kestabilan lereng:
Besarnya sudut untuk suatu bench agar tetap stabil (tidak terjadi kelongsoran)

30.    Kestabilan lereng tergantung pada :


o    Komposisi kimia batuan, yang menentukan sifat-sifat fisik tanah/batuan
o    Bidang diskontinu (stratifikasi, joint, fault, fold, dan gerakan-gerakan tektonik)
o    adanya air tanah, terutama bila disertai oleh stratifikasi/joints
o    geometri lereng (tinggi lereng, sudut lereng, berm width,bank width)

31.    Cara mengantasi Kelongsoran :


“    membuat sudut kemiringan yang merupakan kompromi antara safety dengan segi keamanan
“    menggunakan drainage sistem yang sesuai
“    pada waktu-waktu tertentu harus diamati, tempat-tempat terjadinya “tension crack”
“    kalau bench dibiarkan terlalu lama, maka sudut kemiringannya harus diawasi apakah cocok
untuk safety atau tidak

32.    Perbedaan batuan asam dan basa :


“    Batuan asam : Banyak mengandung SiO2 , Warna terang
“    Batuan basa :   Kurang SiO2, Warna gelap/hitam

33.    Silika (SiO2) :


Merupakan mineral utama, yaitu mineral-mineral yang secara dominan didalam suatu batuan
34.    Swell factor :
Material dialam itu didapat dalam keadaan padat dan terkonsilidasi dengan baik sehingga hanya
sedikit bagian yang kosong atau yang terisi udara diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir buti
itu halus sekali. Tetapi bila material itu digali dari tempat aslinya maka akan terjadi pengembangan
volume (swell). Bila 1,00 cuyd tanah liat dialam bila telah digali akan  memiliki volume sebesar 25%
dan dikatakan baik material tersebut mempunyai swell factor sebesar 0.80 atau 80%
SF = (V insitu/V loos)x100% = (1,00/1,25)x100% = 80%
Present swell = (1,25/1-1)x100% = 25%

35.    Refractory :
Bahan yang mempunyai sifat dapat mempertahankan bentunya pada temperatur yang tinggi.
Gunanya:
Pelapis tanur untuk proses-proses yang memerlukan temperatur yang tinggi
Atap tanur
Kuali penuang logam/terak cair
Cawan tanah panas (crusibel)

36.    Jenis-jenis Refraktory :


Bedasarkan komposisi kimia/persenyawaan :
“    Refraktory oksida :
Silika : lempung tanah api, alumina kadar tinggi, chromit, magnesia chromit
“    Refraktory bukan silika :
Karbon dan grafit : silikon karbida

37.    Berdasarkan sifat keamanan :


“    Refraktory asam (Refraktory yang menggunakan suatu bahan dan sifat kimianya asam) misalnya
:
“    Silika
“    Lempung tanah api
“    Alimina silikate
“    Refraktory basa, misalnya :
“    Bauksit brick
“    Alundan
c.    Refraktory netral :
“    Carbon, grafit
“    Chromit
“    Logam : Cu, Pt, Th, Ti, dsb
d.    Rafe refraktory :
Berrilium oksida
Titan oksida

38.    Harga logam didunia tergantung dari beberapa faktor :


konsentrasi logam pada kerak bumi
kadar logam pada bijih
kesulitan pada ekstraksi metalurginya
kemurnian logam dari kotornya
jumlah produksi logam
pemakiannya
faktor politik
pajak tiap negara
39.    Metal recovery :
Jumlah logam (dalam berat) yang berada pada kosentrat dibandingkan dengan jumlah logam
(dalam berat) yang berada pada feet (bijih)

40.    Ekonomic recovery :


Nilai dari kosentrat yang nyata (riel) di bandingkan dengan nilai dari kosentrat yang ideal dari suatu
proses pengolahan bijih

41.    Free On Board :


Produsen menanggung ongkos sampai kepelabuhan (tempat pengapalan)

42.    Free On Rail :


Pembeli yang menaggung ongkos ke tempat dimana bijih akan di bawah

43.    Cost Insurance dan Feight (CIF) :


Semua ongkos asuransi, transport sudah termasuk dalam harga. Bila ongkos naik, maka ongkos
ditanggung oleh produsen/penjual

44.    Calcining :
Pemisahan karbonat dengan batuan panas

45.    Roasting :
Proses reaksi dari bijih (padat) atau kosentrat dengan gas, biasanya oksiden dari atmosfer dengan
tujuan utama mengoksidasi mineral-mineral sulfida menjadi oksida-oksida atau sulfat-sulfat

46.    Sintering :
Proses dimana bahan padat yang halus terpisah-pisah di aglomerasikan menjadi cake yang berpori-
pori, bersela dengan batuan panas

47.    Proses metalurgi untuk logam Cu


Proses pada Cu sulfida :
Biasanya proses yang dilakukan untuk bijih cu sulfida adalah dengan proses pyrometalurgy.
Langka-langka dari proses itu adalah :
“    meningkatkan kadar Cu hingga   25% di dalam konsentrat yang dihasilkan dari proses mineral
dressing
“    proses oksidasi rosting pada temperatur 750 – 8000 C, pada temperatur ini hanya Cu sulfida
yang dapat teroksidir, sehingga didapat Cu oksida tetap (tidak berubah) dan Cu sulfida berubah
menjadi Cu oksida
“    proses netral smelting (dalam dapur “strall oven”) pada temperatur 14000 C, terjadi pemisahan
dimana mineral-mineral oksida (mis. Fe oksida) akan masuk kedalam slag sedangkan mineral-
mineral sulfida akan terbentuk “matte”
“    matte yang terjdi dari Cu sulfida dengan hembusan udara matte tersebut menjadi “matelister Cu”
(proses terjadinya dalam converter horizontal pada temperatur 15000 C dengan kadar Cu manjadi
98 – 99%
“    ferinery (pemurnian) dikerjakan dengan “electro refinery”

48.    Bijih-bijih Cu sulfida :


Covelite (CuS), Chaclopyrite (CuFeS2), Bornite (CuSO4 Cu(OH)2), dll

49.    Proses Cu oksida :


Proses yang dilakukan adalah hydrometalurgy :
o    Leaching dan dengan memakai H2SO4 dimana Cu dirubah menjadi Cu sulfat
o    Cu dalam larutan sulfat dikerjakan dalam cementasi, proses cementasi ini menggunkan scrap Fe
o    Electro perfinery

50.    Penggolongan mineral berdasarkan persenyawaan kimia :


1.    Unsur            5.  Sulfat
2.    Haloida            6.  Oksida
3.    Organis            7.  Sulfat
4.    Carbonat        8.  Silikat

51.    Cara terbentuknya mineral ialah : primer, sekunder, aksesor.


Contoh :
“    Primer : meneral berbentuk insitu (asal), misal; Calciite, Granit, Kuarsa, Biotit
“    Sekunder : Mineral yang telah mengalami pelapukan (dari primer). Misal; Chlorite.
“    Aksesor : Jumlah mineralnya kecil tetapi merata pada semua batuan. Misalnya; magnetit,
hematit, limonit.

52.    Kadar macam-macam logam :


Au  (emas)        = gr/ton
Sn  (timah)        = kwintal/1000 m3
Fe   (besi)        = %
Cu   (tembaga)        = %
Ni   (nikel)        = %

53.    Macam-macam semen :


“    Pozzolanas semen    : dibuat pada batuan-batuan yang telah mengandung dari pada komposisi
semen dan ditambah dengan “silika bebas”
“    Slag semen    : dibuat dari pada slag peleburan baja, dimana dalam slag itu terdapat komponen
semen, antara lain Al2 O3 SiO2, Ca oksida, Fe oksida Si oksida.
“    Aluminous semen    : dibuat dari sebagian komponen SiO2 yang diganti dengan oksida besi dan
Al.
“    Masanry, Water Proof, Calored Cemen (ketiganya adalah portland cemen yang ditambah dengan
suatu zat semen).
“    Masanry cement : Portland semen + partikel-partikel kerikil + pecahan silika + clay
“    Water Proof cement : Portland semen + asam asetat
“    Calored Cement : Portland semen + zat-zat tertentu sesuai dengan yang kita inginkan.

54.    Pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan apakah suatu penambangan dibuka
dengan tambang terbuka atau tertutup antara lain :
“    Kedalaman dari endapan, hal ini merupakan endapan kuno, karena dengan kemajuan teknologi
sekarang ini faktor kedalaman bukan lagi merupakan suatu permasalahan, hal ini dapat kita lihat
pada contoh berikut :
Dicikatok dengan kedalaman kurang dari 435 m, digunakan sistem tambang bawah tanah,
sedangkan pada tambang tembaga di bingham (USA) dengan kedalaman lebih dari 435 m, masih
digunakan tambang terbuka
“    Pertimbangan ekonomis, hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin
dengan mining recovery yang semaksimal mungkin dan relatif aman bagi pekerja.

55.    Keuntungan tambang terbuka :


“    ongkos operasi lebih murah
“    mengamatan dan pengawasan relatif lebih mudah
“    kondisi kerja yang lebih baik, karena langsung berhubungan dengan udara luar
“    alat-alat mekanis yang lebih besar dapat bekerja lebih leluasa, sehingga produksi dapat
ditingkatkan lebih besar
“    mining recovery rata-rata lebih besar, batas-batas endapan lebih mudah diketahui dan dapat
dimanfaatkan, secara keseluruhan
“    pemakaian bahan peledak dapat lebih effisien dan leluasa
“    relatif lebih aman, bahaya yang ditimbulkan hanyalah adanya kelongsoran, juga dapat
disebabkan  oleh gas-gas beracun, kebakaran, keruntuhan dan lain-lain

56.    Kerugian-kerugian tambang terbuka :


“    karena pengaruh langsung dengan cuaca /udara, effisiensi kerja berubah-ubah sesuai dengan
keadaan cuaca
“    kedalaman penggalian terbatas, hal ini cenderung tergantung dari bentuk endapanya
“    karena pengaruh dari pekerjaan blending/mixing, alat-alat tersebar letaknya, sehingga
menyulitkan pengaturnya dari alat-alat
“    adanya kesukaran pembuangan overburden

57.    Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan tambang :


“    Keuntungan /laba yang diinginkan
“    Jumlah cadangan dan umur tambang
“    Batas maksimum dari pada kedalaman tambang pada akhir operasi
“    Kemiringan tebing
“    Stirping rationya
“    Cut of gradenya

58.    Oksigen balance


Untuk membentuk “zero oksigen balance” yaitu unsur-unsur hidrogen, nitrogen, oksigen dan karbon
didalam bahan peledak dan hal ini harus sebanding sedemikian rupa agar sewaktu peldakan semua
unsur akan membentuk H2O, N2 dan CO2
Rumus oksigen balance (OB) = 3NH4NO3 + CH2 ———- 7H2O + CO2 + 3N2

59.    Bila oksigen kurang (O2) kurang ——— gas CO


2NH4 NO3 + CH2 ——— 5H2O + 2N2 + CO

60.    Bila oksigen (O2) lebih ——— gas NO2


5NH4 NO3 + CH2 ——— 11H2 O + CO + 4N2 + 2NO
(O0 – 1/2Na0 – Ca0) – 2CO – ½ N0 – O

61.    Oksigen balence


artinya yang terdapat dalam campuran bahan peledak apabila bereaksi hanya cukup membentuk
uap air (H2O), karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) bebas.
62.    Mining
Suatu kegiatan pengambilan endapan berharga dari dalam kulit bumi baik dengan penggalian
permuakaan tanah maupun dibawah tanah.

63.    Rock (batuan)


Adalah kumpulan satu atau lebih mineral-mineral yang terdiri dari zat-zat anorganik yang
membentuk kulit bumi.

64.    Ore (endapan bijih, cebakan bijih)


Adalah kumpulan dari mineral-mineral yang berharga dari pada logam dapat diambil (diextrak) salah
satu/lebih logam dengan menguntukan berdasarkan keadaan teknologi ekonomi saat itu.

65.    Kuasa pertambangann


Adalah wewenang yang diberikan kepada badan/perseorangan untuk melaksanakan usaha
pertambangan.

66.    Penambangan
Adalah suatu kegiatan membebaskan/menganbil mineral-mineral serta batuan yang mempunyai arti
ekonomis dan batuan induknya dari dalam kulit bumi dengan penggalian pada daerah
dipermukaan /di bawah tanah untuk dimanfaakan.
Kegiatan-kegiatan dasar penambangan tersebut yaitu :
“    Pembongkaran (loosening)
“    Pemuatan (loading)
“    Pengangkutan (hauling)

Anda mungkin juga menyukai