Pada keadaan normal saat terdapat hal-hal yang dapat merusak (Damage Forces),
gaster akan melakukan perlawanan (Defense Forces). Contohnya, saat terdapat
Damage Forces berupa asam lambung HCl dan enzim-enzim peptikum, gaster akan
melakukan Defense Forces berupa sekresi mucus yang berkomposisi air dan
bikarbonat, meningkatkan peredaran darah pada mukosa sehingga kebutuhan O2 tepat
terpenuhi, kapasitas regeneratif epitel yang menjaga epitel gaster tetap dalam keadaan
intak atau utuh, dan elaborasi prostaglandin (PG) yang dapat membatasi jumlah HCl
yang disekresi serta memberikan efek vasodilatasi.
Interaksi antara Damage – Defense Forces dapat mengalami gangguan akibat
infeksi Helicobacter pylori, penggunaan NSAID berjangka panjang karena dapat
menghambat biosintesis PG, aspirin, merokok, konsumsi alcohol, dan enterogastric
reflux. Jika proses Damage – Defense Forces terganggu maka dapat membentuk
ulcer. Saat pembentukan ulcer, terjadi necrotic debris dan pengrekrutan sel radang
akut (leukosit PMN), granulation cell, dan terjadi fibrosis yang akan membentuk
scar (jaringan parut). Jika scar terus menekan ke arah submukosa sampai ke lamina
propria, yaitu tempat pembuluh darah dan pembuluh limfe berada maka dapat terjadi
perdarahan.
Jika mekanisme pembentukan ulcer diasosiasikan dengan refleks muntah
dapat mengakibatkan muntah darah seperti yang dikeluhkan pasien pada
skenario.
Hematin