Anda di halaman 1dari 3

8.

Perubahan kondisi tubuh setelah kematian


Tanda-tanda yang menunjukkan seseorang telah meninggal dunia adalah: terhentinya denyut
jantung, terhentinya pergerakan pernapasan, kulit tampak pucat, melemasnya otot-otot tubuh,
serta terhentinya aktivitas otak.
Perubahan yang terjadi pada tubuh manusia setelah meninggal dunia adalah sebagai berikut.
a. Penurunan suhu mayat (algor mortis)
Penurunan suhu mayat akan terjadi setelah kematian dan berlanjut hingga tercapai
suatu keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Keadaan dimana terjadi
pelepasan atau penyaluran panas melalui lapisan-lapisan kulit secara bertingkat dengan
sendirinya membutuhkan waktu. Hal ini yang menjelaskan mengapa pada jam-jam
pertama setelah terjadi kematian, penurunan suhu berlangsung lambat. Pengukuran suhu
mayat dapat dilakukan dengan memasukkan termometer ke dalam rektum, atau dapat
pula ke dalam organ-organ tubuh, seperti hati atau otak, yang tentunya baru dapat
dilakukan bila dilakukan bedah mayat.
b. Lebam mayat (livor mortis)
Lebam mayat muncul ketika sirkulasi darah mulai berhenti kemudian darah tidak
bisa bergerak dan kemudian ditarik ke daerah terbawah dalam tubuh, yang kemudian
menyebabkan ruam pada kulit. Lebam mayat akan tampak sebagai daerah pada kulit yang
berwarna merah-ungu dan akan tampak makiin meluas seiring berlangsungnya waktu
lebam mayat. Lebam mayat akan mulai tampak sekitar 30 menit setelah kematian dan
intensitas maksimal akan dicapai dalam waktu 8 – 12 jam post-mortal.
c. Kaku mayat (rigor mortis)
Kaku mayat adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai
dengan pemendekkan serabut otot yang terjadi karena terjadi perubahan kimiawi pada
protein yang terdapat pada serabut-serabut otot. Kaku mayat terjadi sekitar 2 jam post-
mortal dan mencapai puncaknya setelah 10 – 12 jam post-mortal. Keadaan ini akan
menetap selama 24 jam dan setelah 24 jam, kaku mayat akan mulai menghilang sesuai
denga urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot-otot wajah, leher, lengan, dada, perut, dan
tungkai.
Cadaveric spasm merupakan spasme yang terjadi pada orang yang sudah meninggal
sebelum mencapai rigor. Kemungkinan karena diinisiasikan oleh kerja saraf motorik, dan
biasanya memengaruhi hanya sekelompok otot saja, seperti fleksor di satu tangan, bukan
di keseluruhan tubuh. Spasme inilah yang menyebabkan sebagian tubuh mayat tampak
bergerak dengan sendirinya.
Heat stiffening adalah kekakuan yang terjadi akibat suhu tinggi, misalnya pada
kasus kebakaran. Pada korban yang mati terbakar, kekakuan terjadi sedemikian rupa
sehingga dapat menyerupai sikap seorang petinju (pugilistic attitude). Heat stiffening
terjadi karena adanya koagulasi protein akibat suhu yang tinggi.
Cold stiffening dapat terjadi bila tubuh berada pada lingkungan dengan suhu yang
sangat rendah sehingga cairan tubuh, terutama yang ada pada sendi, membeku.
d. Pembusukkan
Pembusukkan adalah suatu keadaan dimana bahan-bahan organik mengalami
dekomposisi baik yang disebabkan oleh karena adanya aktivitas bakteri ataupun autolisis.
Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan tubuh yang terjadi dalam
kondisi steril, tanpa pengaruh bakteri. Hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas
enzimatik, yang berasal dari sel itu sendiri, yang dilepaskan setelah terjadi kematian.
Aktivitas enzim yang menyebabkan autolisis dapat dihambat dengan menaruh jaringan
tersebut di dalam suatu tempat yang suhunya sangat rendah, misalnya di dalam freezer.
Tanda awal dari pembusukkan akan tampak sebagai warna kehijauan di bagian
perut kanan bawah, dimana usus besar di daerah tersebut banyak mengandung cairan dan
bakteri. Warna kehijauan tersebut akan menyebar ke seluruh perut dan kemudian ke
daerah. Pada saat ini, dapat tercium bau pembusukkan.
Pembentukkan gas dalam tubuh akan dimulai pada awal minggu kedua. Fase ini
dimulai di lambung dan usus, yang akan menyebabkan perut akan tampak
menggelembung dan dindingnya tegang. Adanya tekanan pada perut akibat pembentukan
gas tersebut akan menyebabkan keluarnya cairan merah kehitaman dari mulut dan
hidung, sebagian berasal dari saluran pernapasan dan sebagian lainnya berasal dari
lambung. Adanya gas dalam jaringan tubuh akan menimbulkan kesan krepitasi bila
daerah tersebut diraba.
Setelah tiga atau empat minggu, rambut akan mudah dicabut, kuku-kuku akan
terlepas, wajah akan tampak menggembung, mata akan tertutup rapat oleh karena
penggembungn pada kedua kelopak mata, bibir akan menggembung dan mencucur, lidah
akan menggembung dan terjulur keluar.
Dalam minggu kedua, pembusukkan pada jaringan otak, paru-paru, hati, jantung,
limpa, dan ginjal akan mudah dikenali. Otak akan melunak-membubur, paru-paru akan
menjadi lembek, hati akan menunjukkan gambaran honey-comb, limpa lunak dan mudah
hancur, otot jantung tampak suram dan pucat-keunguan.
e. Pembentukkan Adipocere
Adipocere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis dan
hidrogenisasi pada jaringan lemaknya. Hidrolisis ini terjadi karena terbentuknya
lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii yang berpengaruh
terhadap jaringan lemak. Demikian akan terbentuk asam-asam lemak bebas (asam
palmitat, stearat, oleat), pH tubuh menjadi rendah, dan ini akan menghambat bakteri
untuk pembusukkan. Tubuh yang mengalami adipocere akan tampak putih-kelabu,
perabaan licin dengan bau yang khas, yaitu campuran bau tanah, keju, amoniak, manis,
dan tengik.
f. Mumifikasi
Mumifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan pengeringan
dengan cepat sehingga dapat menghentikan proses pembusukkan. Jaringan akan menjadi
gelap, kasar, dan kering. Pengeringan akan mengakibatkan menyusutnya organ-organ
tubuh sehingga tubuh menjadi lebih kecil dan ringan. Mumifikasi membutuhkan waktu
yang lama, yaitu beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Anda mungkin juga menyukai