Tanda-tanda yang menunjukkan seseorang telah meninggal dunia adalah: terhentinya denyut jantung, terhentinya pergerakan pernapasan, kulit tampak pucat, melemasnya otot-otot tubuh, serta terhentinya aktivitas otak. Perubahan yang terjadi pada tubuh manusia setelah meninggal dunia adalah sebagai berikut. a. Penurunan suhu mayat (algor mortis) Penurunan suhu mayat akan terjadi setelah kematian dan berlanjut hingga tercapai suatu keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Keadaan dimana terjadi pelepasan atau penyaluran panas melalui lapisan-lapisan kulit secara bertingkat dengan sendirinya membutuhkan waktu. Hal ini yang menjelaskan mengapa pada jam-jam pertama setelah terjadi kematian, penurunan suhu berlangsung lambat. Pengukuran suhu mayat dapat dilakukan dengan memasukkan termometer ke dalam rektum, atau dapat pula ke dalam organ-organ tubuh, seperti hati atau otak, yang tentunya baru dapat dilakukan bila dilakukan bedah mayat. b. Lebam mayat (livor mortis) Lebam mayat muncul ketika sirkulasi darah mulai berhenti kemudian darah tidak bisa bergerak dan kemudian ditarik ke daerah terbawah dalam tubuh, yang kemudian menyebabkan ruam pada kulit. Lebam mayat akan tampak sebagai daerah pada kulit yang berwarna merah-ungu dan akan tampak makiin meluas seiring berlangsungnya waktu lebam mayat. Lebam mayat akan mulai tampak sekitar 30 menit setelah kematian dan intensitas maksimal akan dicapai dalam waktu 8 – 12 jam post-mortal. c. Kaku mayat (rigor mortis) Kaku mayat adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai dengan pemendekkan serabut otot yang terjadi karena terjadi perubahan kimiawi pada protein yang terdapat pada serabut-serabut otot. Kaku mayat terjadi sekitar 2 jam post- mortal dan mencapai puncaknya setelah 10 – 12 jam post-mortal. Keadaan ini akan menetap selama 24 jam dan setelah 24 jam, kaku mayat akan mulai menghilang sesuai denga urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot-otot wajah, leher, lengan, dada, perut, dan tungkai. Cadaveric spasm merupakan spasme yang terjadi pada orang yang sudah meninggal sebelum mencapai rigor. Kemungkinan karena diinisiasikan oleh kerja saraf motorik, dan biasanya memengaruhi hanya sekelompok otot saja, seperti fleksor di satu tangan, bukan di keseluruhan tubuh. Spasme inilah yang menyebabkan sebagian tubuh mayat tampak bergerak dengan sendirinya. Heat stiffening adalah kekakuan yang terjadi akibat suhu tinggi, misalnya pada kasus kebakaran. Pada korban yang mati terbakar, kekakuan terjadi sedemikian rupa sehingga dapat menyerupai sikap seorang petinju (pugilistic attitude). Heat stiffening terjadi karena adanya koagulasi protein akibat suhu yang tinggi. Cold stiffening dapat terjadi bila tubuh berada pada lingkungan dengan suhu yang sangat rendah sehingga cairan tubuh, terutama yang ada pada sendi, membeku. d. Pembusukkan Pembusukkan adalah suatu keadaan dimana bahan-bahan organik mengalami dekomposisi baik yang disebabkan oleh karena adanya aktivitas bakteri ataupun autolisis. Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan tubuh yang terjadi dalam kondisi steril, tanpa pengaruh bakteri. Hal tersebut terjadi karena adanya aktivitas enzimatik, yang berasal dari sel itu sendiri, yang dilepaskan setelah terjadi kematian. Aktivitas enzim yang menyebabkan autolisis dapat dihambat dengan menaruh jaringan tersebut di dalam suatu tempat yang suhunya sangat rendah, misalnya di dalam freezer. Tanda awal dari pembusukkan akan tampak sebagai warna kehijauan di bagian perut kanan bawah, dimana usus besar di daerah tersebut banyak mengandung cairan dan bakteri. Warna kehijauan tersebut akan menyebar ke seluruh perut dan kemudian ke daerah. Pada saat ini, dapat tercium bau pembusukkan. Pembentukkan gas dalam tubuh akan dimulai pada awal minggu kedua. Fase ini dimulai di lambung dan usus, yang akan menyebabkan perut akan tampak menggelembung dan dindingnya tegang. Adanya tekanan pada perut akibat pembentukan gas tersebut akan menyebabkan keluarnya cairan merah kehitaman dari mulut dan hidung, sebagian berasal dari saluran pernapasan dan sebagian lainnya berasal dari lambung. Adanya gas dalam jaringan tubuh akan menimbulkan kesan krepitasi bila daerah tersebut diraba. Setelah tiga atau empat minggu, rambut akan mudah dicabut, kuku-kuku akan terlepas, wajah akan tampak menggembung, mata akan tertutup rapat oleh karena penggembungn pada kedua kelopak mata, bibir akan menggembung dan mencucur, lidah akan menggembung dan terjulur keluar. Dalam minggu kedua, pembusukkan pada jaringan otak, paru-paru, hati, jantung, limpa, dan ginjal akan mudah dikenali. Otak akan melunak-membubur, paru-paru akan menjadi lembek, hati akan menunjukkan gambaran honey-comb, limpa lunak dan mudah hancur, otot jantung tampak suram dan pucat-keunguan. e. Pembentukkan Adipocere Adipocere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya. Hidrolisis ini terjadi karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii yang berpengaruh terhadap jaringan lemak. Demikian akan terbentuk asam-asam lemak bebas (asam palmitat, stearat, oleat), pH tubuh menjadi rendah, dan ini akan menghambat bakteri untuk pembusukkan. Tubuh yang mengalami adipocere akan tampak putih-kelabu, perabaan licin dengan bau yang khas, yaitu campuran bau tanah, keju, amoniak, manis, dan tengik. f. Mumifikasi Mumifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan pengeringan dengan cepat sehingga dapat menghentikan proses pembusukkan. Jaringan akan menjadi gelap, kasar, dan kering. Pengeringan akan mengakibatkan menyusutnya organ-organ tubuh sehingga tubuh menjadi lebih kecil dan ringan. Mumifikasi membutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa minggu sampai beberapa bulan.