Jumlah pasien batu ginjal dan batu ureter yang menjalani ESWL atau
ureterolithotripsy meningkat per tahunnya karena ketersediaan peralatan
ESWL dan laser holmium di rumah sakit. Perubahan gaya hidup seperti rendahnya asupan cairan yang mengakibatkan supersaturasi urin dan menurunnya urin yang keluar, jumlah karbohidrat dan protein hewani yang tinggi, peningkatan konsumsi, produk susu, oksalat (seperti teh, kopi, kacang-kacangan, dan bayam), vitamin C atau vitamin D diketahui turut berpartisipasi dalam insiden batu saluran kemih.
Penelitian ini menunjukkan bahwa batu ginjal yang paling sering
ditemukan terletak di pyelum dan batu ureter paling sering ditemukan di saluran kemih bagian bawah. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di rumah sakit para peneliti menunjukkan letak batu saluran kemih yang ditemukan adalah batu ureter 51%, batu ginjal 28.3%, batu kandung kemih 17.7%, dan batu uretra 3%. Ureter merupakan sebuah saluran kecil yang menghubungkan ginjal dan vesika urinaria. Ureter memiliki tiga bagian yang menyempit, yaitu uretero-pelvic junction, titik dimana ureter melewati pembuluh iliaka, dan titik temu ureter dengan vesika urinaria. Umumnya, batu ureter dengan diameter 4-5 mm dapat melewati ureter secara spontan dan biasanya keluar bersama urin. Batu dapat tersangkut pada tiga bagian tersebut hingga mengakibatkan nyeri kolik (kolik ureter). Peristiwa tersebut dapat menyebabkan obstruksi dan hidronefrosis hingga merusak ginjal.