Anda di halaman 1dari 11

59

B. HASIL

1. Penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks

Pemberian asuhan sudah dilakukan kepada partisipan dengan

memberikan penyuluhan tentang kanker serviks. Penyuluhan telah

diberikan kepada semua partisipan yang sesuai dengan kriteria yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan wanita usia subur tentang

kanker serviks.

Media yang digunakan adalah Audio Visual yang telah dirancang

sedemikian rupa dengan didalamnya terdapat video serta penjelasan yang

sesuai dengan materi dan poin-poin penting yang praktis juga menarik

yang membuat responden tertarik, mengamati dan tidak bosan dengan

materi yang disampaikan selain itu responden bisa langsung melihat

contoh video mengenai kanker serviks yang sudah positif sehingga tidak

hanya dibayangkan saja. Hal ini sangat berpengaruh karena dengan media

yang menarik responden akan mendapatkan pengetahuan tidak hanya dari

indra penglihatan saja tetapi juga dari indra pendengaran sehingga materi

yang disampaikan menjadi lebih maksimal.

Saat proses penyuluhan terlihat semua responden antusias

mengikuti dan mengamati dengan materi yang disampaikan, responden

juga tidak terlihat bosan dengan sarana media yang digunakan karena

responden dapat melihat langsung video-video animasi yang sesuai dengan

tema yang diberikan juga menarik karena penjelasan yang tidak bertele-

STIKes Muhammadiyah Gombong


60

tele melainkan hanya poin-poin penting saja sehingga responden menjadi

mudah mengingat materi yang telah disampaikan dan menjadi lebih

memahaminya.

2. Pengetahuan Partisipan Sebelum Penerapan Audio Visual Dalam

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur

Tentang Kanker Serviks

Sebelum diberikan penyuluhan dilakukan pengukuran

pengetahuan yaitu dengan membagikan kuesioner yang berjumlah 10

pertanyaan dan menjelaskan kepada responden cara pengisiannya yaitu

dengan cara menyilang salah satu jawaban yang dianggap benar atau salah,

setelah responden selesai mengisi kuesioner kemudian menganjurkan

responden untuk menyerahkan kembali lembar kuesioner kepada penulis.

Pengetahuan responden sebelum diberikan konseling tercantum

dalam tabel berikut ini :

Tabel 4. Pengetahuan Partisipan


Partisipan Umur Skor sebelum Penyuluhan

Jumlah Kategori
1 27 Tahun 70% Cukup
2 36 Tahun 60% Cukup
3 42 Tahun 80% Baik
4 35 Tahun 70% Cukup
5 24 Tahun 80% Baik

Sumber : Data Primer

STIKes Muhammadiyah Gombong


61

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan

responden sebelum diberikan penyuluhan yaitu rata-rata skor 72% yang

dikategorikan berpengetahuan cukup.

3. Pengetahuan Partisipan Sesudah Penerapan Audio Visual Dalam

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur

Tentang Kanker Serviks

Setelah dilakukan pretest kemudian dilakukan proses penyuluhan

yang berlangsung ± 15 menit, penyuluhan diberikan di PMB Djumi

Widarti. Saat proses penyuluhan berjalan lancar dan semua responden

tampak memperhatikan dan antusias dalam mengikuti penjelasan materi

yang diberikan tentang kanker serviks menggunakan media audio visual.

Setelah selesai proses penyuluhan kemudian diberikan kesempatan untuk

responden bertanya jika ada yang belum paham dan responden

mengatakan sudah paham tentang kanker serviks.

Selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran pengetahuan kembali

postest dengan cara membagikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan

sama seperti pretest dan menganjurkan responden untuk mengisi jawaban

yang dianggap benar atau salah memberikan tanda silang pada salah satu

jawaban, kemudian menyerahkan kembali lembar kuesioner kepada

penulis setelah selesai mengerjakan. Pengetahuan responden sesudah

diberikan penyuluhan tercantum pada tabel berikut :

STIKes Muhammadiyah Gombong


62

Tabel 5. Pengetahuan Partisipan


Partisipan Umur Skor setelah Penyuluhan

Jumlah Kategori
1 27 Tahun 90% Baik
2 36 Tahun 100% Baik
3 42 Tahun 90% Baik
4 35 Tahun 80% Baik
5 24 Tahun 90% Baik

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan semua

responden setelah diberikan penyuluhan mengenai kanker serviks

menggunakan media audio visual mengalami peningkatan yaitu dengan

rata-rata skor 90% dan ini dikategorikan berpegetahuan baik.

C. PEMBAHASAN

1. Penggunaan Penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan Kesehatan

Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks

Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu

media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut

media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program

video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide

suara (sound slide). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan

sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual

adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.

STIKes Muhammadiyah Gombong


63

Media yang digunakan dalam penerapan asuhan ini adalah media audio

visual kelebihannya yaitu tersedia di mana-mana dan mudah digunakan,

tidak mahal, menyediakan pesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran,

Menyediakan informasi terbaru, Media audio bisa menyediakan alternatif

yang mampu merangsang membaca dan mendengar bagi responden.

Audio bisa menyajikan pesan lisan yang lebih dramatis, dengan sedikit

imajinasi menurut (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Jamess D.

Russel, 2011: 376). Kelemahan audio visual yaitu pengadaan film dan

video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, tidak

semua responden mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan

melalui film tersebut, Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai

dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang

dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri, dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media audio visual yang

berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala dalam proses

pembelajaran menurut Arsyad (2011: 49−50).

Berdasarkan asuhan yang diberikan bahwa media audio visual

merupakan salah satu media yang efektf digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan responden dengan melalui indra pendengaran dan

penglihatan sehingga responden dapat dengan baik dalam menerima

penyuluhan yang disampaikan penulis.

STIKes Muhammadiyah Gombong


64

2. Pengetahuan Partisipan Sebelum Penerapan Audio Visual Dalam

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur

Tentang Kanker Serviks

Sebelum diberikan penyuluhan, pengetahuan responden diukur

menggunakan kuesioner yang berisi 10 soal, kemudian diberikan skoring

dengan hasil 3 responden masuk kedalam kategori pengetahuan cukup, dan

2 responden masuk kedalam kategori pengetahuan baik, tetapi setelah

diberikan penyuluhan semua responden menjadi berpengetahuan baik. Hal

ini menunjukan adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan peyuluhan menggunakan media audio visual. Dapat disimpulkan

bahwa sebelum dan setelah diberikan penyuluhan menunjukan adanya

peningkatan pengetahuan yang baik tentang kanker serviks serta media

audio visual sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyuluhan.

Menurut Arikunto (2010) standar skoring pengetahuan dibedakan

menjadi 3 kategori, yaitu sebagai berikut : pengetahuan baik jika

responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari total jawaban

pertanyaan, pengetahuan cukup jika responden dapat menjawab 56-75%

dengan benar dari total jawaban pertanyaan, pengetahuan kurang jika

respoden dapat menjawab <56% dari total jawaban pertanyaan. Menurut

Notoatmodjo, 2010 pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Berdasarkan teori sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga, pada asuhan ini semua responden sudah mendapatkan

STIKes Muhammadiyah Gombong


65

pengetahuan melalu indera penglihatan dan indera pendengaran karena

sudah diberikan penyuluhan oleh penulis menggunakan alat bantu berupa

media audio visual mengenai kesehatan reproduksi sehat pada wanita usia

subur tentang kanker serviks. Media audio visual yang digunakan memuat

video-video yang menarik, poin-poin yang penting sehingga responden

tertarik dan mempermudah responden dalam memperoleh informasi yang

diberikan oleh penulis.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya

tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Nursalam, 2012).

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Mubarak (2012), menjelaskan pendidikan merupakan bimbingan

yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat dipahami suatu hal.

Tidak dipungkiri semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah

pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya semakin banyak. Berdasarkan hasil pengkajian yang

dilakukan, hasil yang didapatkan adalah pendidikan semua responden ada

yang SD, SLTP dan SLTA yang diketegorikan pendidikan rendah dan

STIKes Muhammadiyah Gombong


66

pendidikan menengah, Berdasarkan teori yang ada, kelima responden

mempunyai resiko pengetahuan rendah jika dilihat dari segi pendidikan.

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu serta dapat memberikan

pengalaman maupun pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk suatu pengetahuan

karena adanya saling menukar informasi antara teman-teman di

lingkungan kerja (Wawan dan Dewi 2010). Berdasarkan pengkajian yang

sudah dilakukan mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga.

Umur semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Menurut

Widiastuti (2009) yaitu penyampaian informasi yang baik yaitu pada masa

kedewasaan karena masa kedewasaan merupakan masa dimana terjadi

perkembangan intelegensia, kematangan mental, kepribadian, pola pikir

dan perilaku sosial. Sehingga dari informasi yang didapat akan membentuk

sebuah pengetahuan dan sikap dilihat dari respons setelah informasi

diterima. Berdasarkan hasil pengkajian tingkat pengetahuan responden

sangat baik.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

(Riyanto, 2013). Menurut Wawan dan Dewi (2010) suatu informasi dapat

STIKes Muhammadiyah Gombong


67

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru

dan semakin banyak mendapatkan informasi maka pengetahuan akan

semakin luas. Berdasarkan penyuluhan yang telah diberikan semua

pengetahuan responden menjadi meningkat. Menurut Wawan dan Dewi

(2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : Pendidikan,

pekerjaan, umur dan informasi.

3. Pengetahuan Partisipan Sesudah Penerapan Audio Visual Dalam

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur

Tentang Kanker Serviks

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerimapesan

(Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh

Azhar Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media

pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran

STIKes Muhammadiyah Gombong


68

antara sumber dan penerima. Penulis menggunakan alat bantu media audio

visual dalam proses penyuluhan yang didalamnya terdapat video-video

animasi dan poin-poin penting sehingga responden mendapatkan

pengetahuan melalui indra penglihatan dan pendengaran. Setelah proses

penyuluhan kemudian lima responden kembali dilakukan pengukuran

pengetahuan dengan menggunakan kuesioner yang sama dan dilakukan

skoring dengan hasil semua responden mengalami peningkatan

pengetahuan yaitu rata-rata pegetahuan responden menjadi

berpengetahuan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dapat

menerima pengetahuan yang ditangkap dengan baik melalui berbagai

panca indra sehingga mampu meningkatkan pengetahuan responden.

Berdasarkan penelitian dari Wahyuni (2011) tentang pengaruh

penyuluhan terhadap pengetahuan tentang kanker leher rahim pada wanita

usia subur, juga mendapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan

tentang kanker serviks. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

sebelumnya oleh Podag (2013) dengan judul penyuluhan terhadap

pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks, berdasarkan hasil

penelitian terdapat pegaruh yang signifikan dari penyuluhan kesehatan

sebagai intervensi terhadap pengetahuan wanita usia subur. Disimpulkan

bahwa pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari

penyuluhan kesehatan tehadap pengetahuan wanita usia subur.

STIKes Muhammadiyah Gombong


69

4. Keterbatasan Penerapan Penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan

Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang

Kanker Serviks

Menurut Arsyad (2011: 49−50) kelemahan media audio visual

yaitu pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan

waktu yang banyak, tidak semua responden mampu mengikuti informasi

yang ingin disampaikan melalui film tersebut, film dan video yang tersedia

tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan,

kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. Dari

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media

audio visual yang berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala

dalam proses pembelajaran.

Penulis mengalami beberapa kesulitan atau keterbatasan selama

proses penelitian yaitu video gambarnya kurang menarik, video terlalu

lama durasinya sehingga responden bosan dan pada saat menentukan hari

untuk melakukan penerapan ada beberapa responden yang terkadang

sibuk dengan pekerjaan rumah/ada acara lain, jadi penulis harus benar-

benar mencari hari yang dimana responden bisa hadir semua untuk

mengikuti penyuluhan.

STIKes Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai