Anda di halaman 1dari 18

64

B. HASIL

1. Penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks

Pemberian asuhan sudah dilakukan kepada partisipan dengan

memberikan penyuluhan tentang kanker serviks. Penyuluhan telah

diberikan kepada semua partisipan yang sesuai dengan kriteria yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap wanita usia subur

tentang kanker serviks.

Media yang digunakan adalah Audio Visual yang telah dirancang

sedemikian rupa dengan didalamnya terdapat video serta penjelasan yang

sesuai dengan materi dan poin-poin penting yang praktis juga menarik

yang membuat responden tertarik, mengamati dan tidak bosan dengan

materi yang disampaikan selain itu responden bisa langsung melihat

contoh video mengenai kanker serviks yang sudah positif sehingga tidak

hanya dibayangkan saja. Hal ini sangat berpengaruh karena dengan media

yang menarik responden akan mendapatkan pengetahuan tidak hanya dari

indra penglihatan saja tetapi juga dari indra pendengaran sehingga materi

yang disampaikan menjadi lebih maksimal.

Saat proses penyuluhan terlihat semua responden antusias

mengikuti dan mengamati dengan materi yang disampaikan, responden

juga tidak terlihat bosan dengan sarana media yang digunakan karena

responden dapat melihat langsung video-video animasi yang sesuai dengan

tema yang diberikan juga menarik karena penjelasan yang tidak bertele-

STIKes Muhammadiyah Gombong


65

tele melainkan hanya poin-poin penting saja sehingga responden menjadi

mudah mengingat materi yang telah disampaikan dan menjadi lebih

memahaminya.

2. Pengetahuan dan Sikap Partisipan Sebelum Penerapan Audio Visual

Dalam Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia

Subur Tentang Kanker Serviks

Sebelum diberikan penyuluhan dilakukan pengukuran

pengetahuan yaitu dengan membagikan kuesioner yang berjumlah 10 soal

mengenai pengetahuan responden dan 10 pertanyaan mengenai sikap

responden. Lalu penulis menjelaskan kepada responden cara pengisiannya

yaitu dengan cara menyilang salah satu jawaban yang dianggap benar atau

salah, setelah responden selesai mengisi kuesioner dan untuk pengisian

pertanyaan sikap responden diminta untuk mencentang salah satu dari

beberapa kolom (setuju, sangat setuju, kurang setuju, tidak setuju)

kemudian menganjurkan responden untuk menyerahkan kembali lembar

kuesioner kepada penulis.

Pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan tercantum

dalam tabel berikut ini :

Tabel 4. Pengetahuan Responden


Partisipan Umur Jumlah Kategori

1. 27 Tahun 70% Cukup


2. 36 Tahun 60% Cukup
3. 42 Tahun 80% Baik
4. 35 Tahun 70% Cukup
5. 24 Tahun 80% Baik
Sumber : Data Primer (2019)

STIKes Muhammadiyah Gombong


66

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan

responden sebelum diberikan penyuluhan yaitu rata-rata skor 72% yang

dikategorikan berpengetahuan cukup.

Sikap responden sebelum diberikan penyuluhan tercantum dalam

tabel berikut ini :

Tabel. 5 Sikap Responden


No Partisipan Umur Interpretasi Sikap Kategori
1. Ny. D 27 Tahun 77,5% Tidak setuju
2. Ny. M 36 Tahun 80% Tidak setuju
3. Ny. R 42 Tahun 80% Tidak setuju
4. Ny. A 35 Tahun 57,5% Kurang setuju
5. Ny. E 24 Tahun 57,5% Kurang setuju
Sumber : Data Primer (2019)

Berdasarkan tabel diatas iterpretasi sikap 3 responden rata-rata yaitu 80%

(Tidak setuju) dan Interpretasi sikap 2 responden yaitu 57,5% (Kurang

setuju).

3. Pengetahuan Dan Sikap Partisipan Sesudah Penerapan Audio Visual

Dalam Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia

Subur Tentang Kanker Serviks

Setelah dilakukan pretest kemudian dilakukan proses Djumi

Widarti. Saat proses penyuluhan berjalan lancar dan semua responden

tampak memperhatikan dan antusias dalam mengikuti penjelasan materi

yang diberikan tentang kanker serviks menggunakan media audio visual.

Setelah selesai proses penyuluhan kemudian diberikan kesempatan untuk

responden bertanya jika ada yang belum paham dan responden

mengatakan sudah paham tentang kanker serviks.

STIKes Muhammadiyah Gombong


67

Selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran pengetahuan kembali

postest dengan cara membagikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan

sama seperti pretest dan 10 pertanyaan mengenai sikap responden. Lalu

penulis menjelaskan kepada responden cara pengisiannya yaitu dengan

cara menyilang salah satu jawaban yang dianggap benar atau salah, setelah

responden selesai mengisi kuesioner dan untuk pengisian pertanyaan sikap

responden diminta untuk mencentang salah satu dari beberapa kolom

(setuju, sangat setuju, kurang setuju, tidak setuju) kemudian menganjurkan

responden untuk menyerahkan kembali lembar kuesioner kepada penulis.

Pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan tercantum pada


tabel berikut :
Tabel 6. Pengetahuan Responden
Partisipan Umur Jumlah Kategori

1 27 Tahun 90% Baik


2 36 Tahun 100% Baik
3 42 Tahun 90% Baik
4 35 Tahun 80% Baik
5 24 Tahun 90% Baik
Sumber : Data Primer (2019)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan semua

responden setelah diberikan penyuluhan mengenai kanker serviks

menggunakan media audio visual mengalami peningkatan yaitu dengan

rata-rata skor 90% dan ini dikategorikan berpegetahuan baik.

STIKes Muhammadiyah Gombong


68

Sikap responden sesudah diberikan penyuluhan tercantum dalam

tabel berikut ini :

Tabel. 7 Sikap Responden


No Partisipan Umur Interpretasi Sikap Kategori
1. Ny. D 27 Tahun 70% Kurang setuju
2. Ny. M 36 Tahun 50% Setuju
3. Ny. R 42 Tahun 50% Setuju
4. Ny. A 35 Tahun 35% Setuju
5. Ny. E 24 Tahun 42,5% Setuju
Sumber : Data Primer (2019)

Berdasarkan hasil pengukuran sikap yang telah dilakukan melalui

penyuluhan diketahui interpretasi sikap 4 responden mengalami kenaikan

rata-rata yaitu 44,3% (Setuju) dan interpretasi sikap 1 responden yaitu

70% ( Tidak setuju).

C. PEMBAHASAN

1. Penggunaan Penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan Kesehatan

Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks

Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu

media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut

media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program

video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide

suara (sound slide). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan

sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual

adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.

Media yang digunakan dalam penerapan asuhan ini adalah media audio

STIKes Muhammadiyah Gombong


69

visual kelebihannya yaitu tersedia di mana-mana dan mudah digunakan,

tidak mahal, menyediakan pesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran,

Menyediakan informasi terbaru, Media audio bisa menyediakan alternatif

yang mampu merangsang membaca dan mendengar bagi responden.

Audio bisa menyajikan pesan lisan yang lebih dramatis, dengan sedikit

imajinasi menurut (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Jamess D.

Russel, 2011: 376).

Kelemahan audio visual yaitu pengadaan film dan video

umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, tidak semua

responden mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui

film tersebut, Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan

diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri, dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media audio visual yang

berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala dalam proses

pembelajaran menurut Arsyad (2011: 49−50).

Berdasarkan hasil penelitian Saraswati (2011) Tentang pegaruh

promosi kesehatan terhadap pengetahuan tentang kanker serviks dan

partisipasi wanita dalam deteksi dini kanker serviks, diketahui bahwa ada

perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media

film. Dengan kata lain penyuluhan dengan media film menyebabkan

peningkatan pengetahua partisipan.

STIKes Muhammadiyah Gombong


70

Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Sugiarsi S, (2011)

tentang pendidikan kesehatan pada kelompok ibu PKK dalam

meningkatkan pemahaman masyarakat untuk mencegah penyakit kanker

serviks, dengan hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan pengetahuan

tentang kanker serviks sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan, dengan nilai p =0,001.

Berdasarkan penelitian Ambarwati (2014), yang menyatakan

bahwa unsur kemasan video yang menampilkan banyak gambar dan warna

dapat memperjelas informasi dan mempermudah penghayatan seseorang

terhadap informasi tersebut.

Penelitian yang dilakukan Dewi, dkk (2013), di Puskesmas

Buleleng, Surabaya 21 wanita (30%) dari 70 wanita yang mau melakukan

deteksi dini kanker serviks, disebabkan kurangnya kesadaran wanita yang

sudah menikah atau sudah pernah melakukan hubungan seksual untuk

melakukan deteksi dini (Pap Smear atau Test IVA). Ada hal lain yang

mempengaruhi wanita untuk mendeteksi dini kanker serviks yaitu

kurangnya informasi mengenai pentingnya pemeriksaan Pap Smear atau

IVA.

Berdasarkan penelitian Anayawa Nyambe dkk (2018) tentang

Using Film to Disseminate Information on Cervical Cancer Prevention in

Lusaka: Results from a Small Intervention Study menyatakan bahwa

menonton film pendek tentang serviks kanker dapat meningkatkan

pengetahuan tentang faktor risiko dan faktor pelindung.

STIKes Muhammadiyah Gombong


71

Berdasarkan asuhan yang diberikan bahwa media audio visual

merupakan salah satu media yang efektf digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan responden dengan melalui indra pendengaran dan

penglihatan sehingga responden dapat dengan baik dalam menerima

penyuluhan yang disampaikan penulis.

2. Pengetahuan dan Sikap Partisipan Sebelum Penerapan Audio Visual

Dalam Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia

Subur Tentang Kanker Serviks

Sebelum diberikan penyuluhan, pengetahuan responden diukur

menggunakan kuesioner yang berisi 10 soal dan10 pertanyaan mengenai

sikap, kemudian diberikan skoring dengan hasil 3 responden masuk

kedalam kategori pengetahuan cukup, dan 2 responden masuk kedalam

kategori pengetahuan baik tetapi setelah diberikan penyuluhan semua

responden menjadi berpengetahuan baik dan untuk sikap responden

sebelum diberikan penyuluhan rata-rata bersikap tidak setuju tetapi setelah

diberikan penyuluhan semua responden menjadi bersikap setuju. Hal ini

menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan

sesudah diberikan peyuluhan menggunakan media audio visual. Dapat

disimpulkan bahwa sebelum dan setelah diberikan penyuluhan

menunjukan adanya peningkatan pengetahuan serta sikap yang baik

tentang kanker serviks serta media audio visual sangat efektif untuk

digunakan sebagai media penyuluhan.

STIKes Muhammadiyah Gombong


72

Menurut Arikunto (2010) standar skoring pengetahuan dibedakan

menjadi 3 kategori, yaitu sebagai berikut : pengetahuan baik jika

responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari total jawaban

pertanyaan, pengetahuan cukup jika responden dapat menjawab 56-75%

dengan benar dari total jawaban pertanyaan, pengetahuan kurang jika

respoden dapat menjawab <56% dari total jawaban pertanyaan. Menurut

(Notoatmodjo 2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Berdasarkan teori sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga, pada asuhan ini semua responden sudah mendapatkan

pengetahuan melalu indera penglihatan dan indera pendengaran karena

sudah diberikan penyuluhan oleh penulis menggunakan alat bantu berupa

media audio visual mengenai kesehatan reproduksi sehat pada wanita usia

subur tentang kanker serviks. Media audio visual yang digunakan memuat

video-video yang menarik, poin-poin yang penting sehingga responden

tertarik dan mempermudah responden dalam memperoleh informasi yang

diberikan oleh penulis.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya

tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

STIKes Muhammadiyah Gombong


73

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Nursalam, 2012).

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Mubarak (2012), menjelaskan pendidikan merupakan bimbingan

yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat dipahami suatu hal.

Tidak dipungkiri semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah

pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya semakin banyak. Berdasarkan hasil pengkajian yang

dilakukan, hasil yang didapatkan adalah pendidikan semua responden ada

yang SD, SLTP dan SLTA yang diketegorikan pendidikan rendah dan

pendidikan menengah, Berdasarkan teori yang ada, kelima responden

mempunyai resiko pengetahuan rendah jika dilihat dari segi pendidikan.

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu serta dapat memberikan

pengalaman maupun pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk suatu pengetahuan

karena adanya saling menukar informasi antara teman-teman di

lingkungan kerja (Wawan dan Dewi 2010). Berdasarkan pengkajian yang

sudah dilakukan mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga.

Umur semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Menurut

STIKes Muhammadiyah Gombong


74

Widyastuti, Y ., dkk (2009) yaitu penyampaian informasi yang baik yaitu

pada masa kedewasaan karena masa kedewasaan merupakan masa dimana

terjadi perkembangan intelegensia, kematangan mental, kepribadian, pola

pikir dan perilaku sosial. Sehingga dari informasi yang didapat akan

membentuk sebuah pengetahuan dan sikap dilihat dari respons setelah

informasi diterima. Berdasarkan hasil pengkajian tingkat pengetahuan

responden sangat baik.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

(Riyanto, 2013). Menurut Wawan dan Dewi (2010) suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru

dan semakin banyak mendapatkan informasi maka pengetahuan akan

semakin luas. Berdasarkan penyuluhan yang telah diberikan semua

pengetahuan responden menjadi meningkat. Menurut Wawan dan Dewi

(2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : Pendidikan,

pekerjaan, umur dan informasi.

3. Pengetahuan dan Sikap Partisipan Sesudah Penerapan Audio Visual

Dalam Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia

Subur Tentang Kanker Serviks

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan

STIKes Muhammadiyah Gombong


75

(Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh

Azhar Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media

pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran

antara sumber dan penerima.

Penulis menggunakan alat bantu media audio visual dalam proses

penyuluhan yang didalamnya terdapat video-video animasi dan poin-poin

penting sehingga responden mendapatkan pengetahuan melalui indra

penglihatan dan pendengaran. Setelah proses penyuluhan kemudian lima

responden kembali dilakukan pengukuran pengetahuan dan sikap dengan

menggunakan kuesioner yang sama dan dilakukan skoring dengan hasil

semua responden mengalami peningkatan pengetahuan yaitu rata-rata 90%

dan ini dikategorikan berpegetahuan baik. Sedangkan untuk pengukuran

sikap responden mengalami peningkatan interpretasi sikap rata-rata yaitu

49,5% (setuju). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dapat menerima

pengetahuan dan sikap yang ditangkap dengan baik melalui panca indra

STIKes Muhammadiyah Gombong


76

penglihatan dan indra pendengaran sehingga mampu meningkatkan

pengetahuan dan sikap responden.

Sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif atau

negatif terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten (Ahmadi, 1999)

dalam (Sunaryo, 2013). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan untuk

bereaksi secara positif ataupun negatif terhadap suatu obyek tertentu, yang

dibentuk dari interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif.

Menurut Sunaryo (2013) terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi

perilaku manusia yaitu sikap dan kepercayaan. Sikap seseorang sangat

mempengaruhi perilaku baik perilaku yang positif ataupun negatif.

Sikap positif kecenderungan tindakan yang dilakukan adalah

mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan sikap

negatif memiliki kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci,

tidak menyukai obyek tertentu (Heri Purwanto, 1998) dalam (Wawan &

M., 2010).

(Menurut Wood, 1926), dan join Commision On Health

Education, (1973) dalam (Fitriani, 2011) menjelaskan bahwa pendidikan

kesehatan merupakan kegiatan-kegiatan yang ditunjukan untuk

meningkatkan kemampuan seseorang dan membuat keputusan yang tepat

sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan, sehingga berdasarkan

pengalaman yang diperoleh dapat bermanfaat dalam mempengaruhi

kebiasaan, sikap, dan pengetahuan seseorang. Menurut WHO 1954, dalam

Fitriani, 2011) menyatka bahwa tujuan dari pendidikan kesehatan yaitu

STIKes Muhammadiyah Gombong


77

mengubah perilaku orang/masyarakat dari perilaku yang tidak sehat

menjadi perilaku sehat dan mengubah perilaku yang berkaitan dengan

sikap atau perilaku budaya. Sehingga jelas, pendidikan kesehatan dapat

merubah perilaku seseorang.

4. Keterbatasan Penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan Kesehatan

Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks

Menurut Arsyad (2011: 49−50) kelemahan media audio visual

yaitu pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan

waktu yang banyak, tidak semua responden mampu mengikuti informasi

yang ingin disampaikan melalui film tersebut, film dan video yang tersedia

tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan,

kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. Dari

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media

audio visual yang berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala

dalam proses pembelajaran.

Penulis mengalami beberapa kesulitan atau keterbatasan selama

proses penelitian yaitu video gambarnya kurang menarik, video terlalu

lama durasinya sehingga responden bosan dan pada saat menentukan hari

untuk melakukan penerapan ada beberapa responden yang terkadang

sibuk dengan pekerjaan rumah/ada acara lain, jadi penulis harus benar-

benar mencari hari yang dimana responden bisa hadir semua untuk

mengikuti penyuluhan.

STIKes Muhammadiyah Gombong


78

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses penerapan audio

visual dalam kesehatan reproduksi sehat pada WUS tentang kanker

serviks terdapat beberapa keterbatasan tetapi penulis berusaha semaksimal

mungkin untuk mengatasi keterbatasan tersebut sehingga keterbatasan

mampu teratasi.

STIKes Muhammadiyah Gombong


79

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyuluhan yang telah diberikan kepada 5 responden

dengan menggunakan media audio visual tentang penerapan audio visual

dalam penyuluhan kesehatan reproduksi sehat pada wanita usia subur tentang

kanker serviks yang dilakukan di PMB Djumi Widarti Amd. Keb, Kecamatan

Sempor, Kabupaten Kebumen, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan Audio Visual Dalam Penyukuhan Kesehatan Reproduksi

Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks sudah

dilaksanakan mulai taggal 13 Maret 2019

2. Sebelum dilakukan penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan

Kesehatan Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker

Serviks pada semua responden, rata-rata semua responden

berpengetahuan cukup yaitu 72% dan untuk rata-rata interpretaasi sikap 2

responden yaitu 57,5% (Kurang setuju) dan 3 responden rata-rata yaitu

80% (Tidak setuju).

3. Setelah dilakukan penerapan Audio Visual Dalam Penyuluhan Kesehatan

Reproduksi Sehat Pada Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks pada

semua responden, rata-rata semua responden berpengetahuan baik yaitu

90% dan untuk rata-rata interpretasi sikap responden yaitu 44,3%

(setuju).

STIKes Muhammadiyah Gombong


80

B. SARAN

Berdasarkan hasil asuhan yang telah dilakukan pada 5 responden

tentang Audio Visual Dalam Penlukuhan Kesehatan Reproduksi Sehat Pada

Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang kanker serviks. Penulis

memberikan saran kepada:

1. Bagi partisipan

Partisipan yang mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi sehat

pada wanita usia subur tentang kanker serviks dapat menerapkan

pengetahuan yang sudah diberikan dan berbagai ilmu dengan teman

lainnya khususnya yang belum terlalu memahami tentang kanker serviks

2. Bagi Bidan

Sebaiknya bidan dapat mengembangkan inovasi dan

mempraktekkan pendidikan kesehatan menggunakan audio visual dalam

menggunakan penyuluhan terhadap klien.

3. Bagi STIkes Muhammadiyah Gombong

Institusi mempertahankan penerapan penyusunan KTI yang

dilakukan mahasiswa tingkat akhir D III kebidanan dengan inovasi-inovasi

terbaru, agar inovasi tersebut dapat diterapkan dalam memberikan

pelayanan di lahan dan pembuatan KTI ini diharapkan dapat menjadi salah

satu bahan modul pembelajaran bagi mahasiswa D III Kebidanan.

STIKes Muhammadiyah Gombong


81

4. Bagi Penulis Selanjutnya

Penulis diharapkan dapat mengembangkan inovasi yang terbaru

dan menarik untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap wanita usia subur

mengenai kanker serviks. Untuk penulis diharapkan bisa menggunakan

media LCD dan sound/pengeras suara agar dalam menyampaikan

informasi lebih formal.

STIKes Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai