Anda di halaman 1dari 50

MODUL PRAKTIKUM

PEMINATAN I (GADAR)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

1
PENYUSUN
DYAH PUJI ASTUTI, M.P.H
ADINDA PUTRI DEWI, M.Keb
EKA NOVYRIANA, M.P.H
SITI MUTOHAROH, M.P.H
KUSUMASTUTI, M.KES

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucap syukur kehadirat Alllah SWT, telah


disusun Buku Modul Peminatan I (Gadar) untuk Progam Studi Kebidanan
Program DIII STIKES Muhammadiyah Gombong Tahun Akademik
2020/2021. Buku ini disusun dalam rangka mempermudah mahasiswa dalam
melakukan praktikum untuk membantu pencapaian kompetensi mahasiswa.
Dengan buku ini diharapkan peserta didik mampu menerapkan
asuhan kebidanan secara professional pada tatanan praktek kebidanan
sebenarnya. Sehingga mahasiswa akan mudah dalam menerapkan di
tempat praktik. Besar harapan kami untuk ada kritik dan saran demi
kesempurnaan buku ini.

Gombong, Agustus 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………


Halaman Pengesahan ……………………
Kata Pengantar ……………………
Daftar isi ……………………
BAB I ……………………
BAB II ……………………
A. Deskripsi Modul ……………………
B. Rancangan Pembelajaran ……………………
C. Aktivitas Pembelajaran ……………………
D. Tim Skill Lab ……………………
Modul Praktikum ……………………
Modul I ……………………
Modul II ……………………
Modul III ……………………
Modul IV ……………………
Modul V ……………………
Modul VI ……………………
Form DOPS ……………………
Rekap Nilai Praktiikum ……………………

4
BAB I
PROFIL LEMBAGA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

A. PROFIL LEMBAGA
1. Visi, Misi, Tujuan STIKES Muhammadiyah Gombong
a. Visi
Menjadi lembaga Pendidikan Kesehatan yang Unggul, Modern,
dan Islami
b. Misi
1) Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Kesehatan Berbasis
Riset dan Teknologi Informasi
2) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Sebagai Dakwah Islamiyah untuk Kemaslahatan Umat
c. Tujuan:
1) Mewujudkan tenaga kesehatan yang Islami dan kompeten di
bidangnya
2) Menghasilkan karya ilmiah bagi kemaslahatan umat
3) Mewujudkan kader persyarikatan Muhammadiyah
2. Visi, Misi, Tujuan Prodi DIII Kebidanan
a. Visi
Menghasilkan lulusan DIII kebidanan yang islami, berjiwa
entrepreuneur, dan unggul
b. Misi
1) Menyelenggarakan program pendidikan DIII Kebidanan yang
unggul dalam mutu dan berdasarkan nilai-nilai Islam

5
2) Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian masyarakat
dalam bidang kebidanan terkini.

c. Tujuan
1) Memiliki sikap mental dan etika profesi, pengetahuan,
ketrampilan, kreativitas, dan kepemimpinan yang unggul.
2) Menumbuhkan budaya Islami dengan menerapkan sikap:
a) Bersih, jujur, amanah dan anti korupsi
b) Sikap toleran dan saling menghormati
c) Disiplin diri dan etos kerja yang tinggi untuk mendukung
kemandirian
3) Menguasai kemampuan kerja di bidang kebidanan yang
bersifat rutin maupun baru secara mandiri dan
bertanggungjawab sesuai dengan kewenangan bidan.
4) Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai agent of change di masyarakat.
5) Mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan
perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat, dan profesi lain
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak
6) Mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam
asuhan kebidanan pada individu, keluarga, dan masyarakat
dengan menggunakan prinsip partnership
7) Mengembangkan dan mengaplikasikan multi disiplin ilmu
kebidanan melalui penelitian dan pengabdian masyarakat.
3. Profil Lulusan Prodi DIII Kebidanan
a. Care provider (pemberi asuhan kebidanan)
Mempunyai kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara
efektif, aman, dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya
terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir,

6
balita, dan kesehatan reproduksi pada kondisi normal berdasarkan
standar praktek kebidanan dan kode etik profesi.

b. Community leader (penggerak masyarakat dalam


bidang kesehatan ibu dan anak)
Mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan pengelola
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak
dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan kewenangan dan lingkup praktek
bidan.
c. Comunicator (komunikator)
Mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan
perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.
d. Decision maker (pengambilan keputusan dalam
asuhan kebidanan)
Mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam
asuhan kebidanan pada individu, keluarga, dan masyarakat
dengan menggunakan prinsip partnership.
e. Manager (pengelola)
Mampu mengelola klien dalam asuhan kebidanan dalam tugas
secara mandiri, kolaborasi (tim), dan rujukan dalam konteks
asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
f. Enterpreneurship
Mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam berbagai
bidang khususnya bidang kesehatan untuk menjadi insan yang
mandiri dengan didasari oleh nilai-nilai Islami.

7
BAB II

A. DESKRIPSI MODUL
Modul Peminatan I (Gadar) merupakan salah satu modul yang
dibuat untuk memudahkan mahasiswa dalam pendidikan Program Studi
Kebidanan Program DIII di Stikes Muhammadiyah Gombong. Pada
modul ini, mahasiswa akan belajar tentang patologi dalam kebidanan
dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman. Modul Peminatan I
(Gadar) ditempuh di semester V dengan beban 4 (1 Toeri, 1 Praktik, 2
Klinik)
Dalam mencapai kompetensi pada akhir pembelajaran, maka ada
beberapa proses pembelajaran yang akan ditempuh antara lain
perkuliahan di kelas dengan metode student centered learning,
pembelajaran klasikal dan laboratorium.

B. RANCANGAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Modul
Mahasiswa mampu memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memahami konsep dasar kegawatdaruratan, mengidentifikasi
jenis kasus kegawatdaruratan, melakukan penanganan pada berbagai
kondisi kegawatdaruratan maternal neonatal, melakukan rujukan dan
pendokumentasian kasus kegawatdaruratan maternal neonatal.
2. Learning Outcome
a. Mampu melakukan penatalaksanaan kagawatdaruratan medis
b. Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas
dan menyusui
c. Mampu membuat dokumenatasi asuhan kebidanan

8
3. Karakteristik Mahasiswa
Mahasiswa yang akan menyelesaikan Modul Peminatan I (Gadar)
Kebidanan dalam kebidanan ini adalah mahasiswa pada semester V.
4. Rencana Praktikum
Praktikum akan dilaksanakan di minihospital dan ditunjang dengan
metode problem based learning
5. Evaluasi blok/ mata kuliah
Proses evaluasi dilakukan melalui penilaian kehadiran mahasiswa,
keaktifan selama proses pembelajaran baik di kelas maupun di
laboratorium, penugasan, laporan hasil diskusi dan evaluasi akhir
semester.
6. Sumber belajar
a. Buku Utama :
1) Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBPSP
2) Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2001
3) Mthai, Matthews, dkk, 2000, Impac Managing
Complication in Pregnancy and Chilbirth, Departemen of
Reproductive Health and Research
4) Pelatihan PONED & PONEK, Depkes RI
b. Buku Anjuran :
1) Mayes, Midwifery, 12th Edition 2000
2) Varney’s H, 1997, Midwifery, UK, Jones and Bartlett
Publisher
3) Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta
4) Hanifa, dkk, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta, YBPSP

9
5) Arias. Fernando, 1992, Practical Guide to High Risk
Pregnancy and Delivery, Second Edition, Boston, Mosby
Book
6) Benetre VR, Brown LK, 1993, Myles Text Book for
Midwives, Great Britain: Bath Press Colour Book Glasgow
7) Mc Call, Pauline, 1993, Midwifery Vol.2, Cape Town :
Creda Press Solar Road.
8) Pusdiknakes-JHPIEGO, Modul 2, Pedoman
Mengajar dosen AKBID, 1999
9) Pusdiknakes-JHPIEGO, Modul 3, Pedoman
Mengajar dosen AKBID, 1999
10) Pusdiknakes-JHPIEGO, Modul 4, Pedoman
Mengajar dosen AKBID, 1999
11) Linda V, Walsh, Midwifery, 2001
12) Debora Bick, 2002, Portuatal Care, evidonce and
guide lines for management, Livingstone.
C. Aktivitas Pembelajaran
1. Ceramah dan diskusi kelas
Ceramah dengan peserta seluruh siswa dalam kelas. Ceramah
diberikan oleh dosen. Tujuannya untuk lebih memantapkan
pemahaman semua informasi yang telah ditelaah.
2. Kuliah Pakar
Kuliah diberikan dalam rangka penataan pengetahuan/informasi
yang telah diperoleh oleh mahasiswa. Kuliah pakar akan berhasil dan
tepat guna apabila mahasiswa dengan aktif mengungkapakan hal-hal
yang ingin diketahui atau ingin dipahami.
3. Pembelajaran mandiri
Aktivitas pembelajaran mandiri merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran yang didasarkan pada paradigm pembelajaran
mahasiswa aktif (student-center learning-SCL). Dalam hal ini secara

10
bertahap mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk belajar secara
mandiri (tidak harus menunggu saat ujian atau permintaan dosen)

11
4. Aktivitas laboratorium (praktikum)
Aktivitas ini merupakan aktivitas pembelajaran dalam rangka
memahami sesuat informasi secara mantap. Mahasiswa diberikan
kesempatan untuk melihat secara nyata melalui serangkaian
percobaan yang dilakukan di dalam laboratorium.

D. Tim Fasilitator dan Tim Skill Lab


1. Dosen Pengampu Skill Lab
NO KODE NAMA KET
1 B2 Kusumastuti, m.kes Skill Lab
2 B5 Dyah Puji Astuti, M.P.H Skill Lab
3 B11 Adinda Putri Sari D, M.Keb Skill Lab
4 B4 Siti Mutoharoh, M.P.H Skill Lab
5 B6 Eka Novyriana, M.P.H Skill Lab

12
MODUL PEMBELAJARAN I

LEARNING OUTCOME
Mampu melakukan Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Medis Circulation,
Airway, Breathing

A. SKENARIO
Seorang perempuan, umur 28 tahun, tampak hamil 7 bulan datang ke
bidan praktik mandiri. Perempuan tersebut tiba tiba pingsan begitu
sampai di ruang pemeriksaan

B. KODE PEMBELAJARAN
L1, L8

C. MATERI DASAR
1. Stabilitas dan rujukan
2. Basic life support
3. Terapi cairan
4. Circulation, airway, breathing
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong

13
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/003
PENGERTIAN Serangkaian tindakan untuk mempertahankan patensi jalan
nafas dan bantuan pernafasan dan sirkulasi tanpa bantuan
alat melainkan pelindung diri pada pasien dengan henti
nafas dan henti jantung.

TUJUAN Memberikan pertolongan pertama pada kasus sehingga


dapat mempertahankan hidup seseorang.
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua kasus henti nafas dan henti jantung

PETUGAS 1.Dosen Pengajar.


2.Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Pantom BHD
2. Alat komunikasi
3. Tempat datar
4. Penunjuk waktu
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
2. Nilai Respon klien:
a. Segera setelah aman
b. Memeriksa korban dengan cara menepuk bahu “Are
you all right ?”
c. Hati-hati kemungkinan trauma leher
d. Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu
Nilai derajat AVPU:
Alert: sadar penuh tanpa rangsangan dari luar
Verbal/voice: merespon rangsangan suara dengan
benar
Pain: respon terhadap rangsangan nyeri berupa
penekanan sternumdengan buku buku jari
Unresponsive: apabila sama sekali tidak berespon
3. Segera hubungi tim code Blue RS berikan infromasi
terkait:

14
a. Tempat: lokasi, potensi bahaya pada lokasi, cuaca,
kondisi kerumunan orang dan potensi adanya bahan
beracun berbahaya
b. Pasien: umur, jenis kelamin, derajat respon,
kemungkinan penyebab kegawatdaruratan
c. Pendamping atau kerumunan: urutan kejadian,
alergi, riwayat penyakit dan pengobatan,
makanan/minuman yang dikonsumsi dan gerakan
petunjuk dari bahsa tubuh tentang lokasi sakit
d. Mekanisme cidera: trauma tajam, tumpul, panas, api
atau bahan kimia
e. Defromitas atau cedera tampak: posisi yang tidak
wajar, lebam, lepuh
f. Tanda: sesuatu yg mudah dilihat, dicium dan
didengar, seperti darah, muntah dan hangus serta
ledakan.
4. Segera perbaiki posisi pasien:
a. Posisi  Supine
b. Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd
permukaan datar dan keras
c. Minimalkan posisi pasien bila diperkirakan ada
cedera leher dan tulang belakang. Bila curiga cedera
spinal; pindahkan pasien dengan cara: kepala, bahu
dan badan  bergerak     bersamaan (log roll / in-line)
5. Perbaiki Posisi Penolong: di samping pasien /     di atas
kepala (kranial) pasien
6. AIRWAY (JALAN NAFAS)
a. Pemeriksaan jalan nafas: Jangan lakukan head tilt
sebelum pastikan tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. Membuka Jalan Nafas: Head tild - Chin lif atau Jaw
thrust
7. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap :
a. Memastikan pasien tidak bernafas
b. Melihat (look): dada mengembang/ tidak, mendengar
suara nafas (listen), merasakan apakah ada
hembusan nafas (feel) . lakukan kurang dari 10
detik.
Jika korban ada tanda nafas: maka posisikan pasien
dengan recovery position (posisi miring mantap) agar
pasien tidak tersedak .
Jika Korban tidak ada tanda bernafas lakukan :
8. Periksa nadi (karotis untuk dewasa dan brakhialis untuk
bayi

15
9. Bila ada denyut nadi, namun tidak ada nafas spontan
berikan bantuan nafas 10x/menit
10. Bila tidak ada denyut nadi atau ada keraguan maka
lakukan kompresi dada:
a. Berlutut disamping pasien
b. Letakkan telapak salah satu tangan tepat di tengah
dada penderita (untuk bayi letakkan jari telunjuk dan
jari tengah ataukan satukan ibu jari)
c. Letakkan telapak tangan lainnya diatas telapak
tangan pertama (untuk anak anak cukup dengan
satu telapak tangan)
d. Saling tautkan jari jari tangan dan pastikan posisi
tangan tidak meyamping di atas iga. Jangan
meletakkan kedua tangan di perut atas atau tepi
bawah tulang dada
e. Posisikan bahu penolong tegak lurus dada pasein
dan dengan tumpuan pada telapak tangan tekan
dengan menggunakan berat badan penolong kearah
dada hingga dada tertekan sedalam 4-5 cm
f. Setelah setiap kompresi, hilangkan tekanan
sepenuhnya tanpa melepasakan kontak antara
telapak tangan penolong dengan dada pasien,
ulangi dengan kecepatan 100 kompresi/menit.
11. Kombinasi kompresi dada dan nafas buatan
a. Setelah 30 kompresi kembali buka jalan nafas
dengan head tilt dan chin lift
b. Tekan bagian lunak hidung hingga tertutup dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk telapak tangan
yang menengadahkan dahi
c. Pertahankan mulut tetap terbuka, tapi pertahankan
chin lift
d. Ambil nafas normal dan rapatkan bibir penolong
menutupi seluruh bibir pasien, pastikan seluruhnya
tertutup dengan baik
e. Hembuskan dengan mantap melalui mulut pasien
sambil memperhatikan naiknya dinding dada,
hembuskan dalam rentang waktu 1 detik
f. Pertahankan head tilt dan chin lift, jauhkan mulut
penolong dan biarkan dada kembali turun selagi
udara keluar dari dada pasien.
g. Ulangi sekali lagi dan kembalikan posisi tangan di
tengah dada penderita untuk melakukan 30
kompresi dada
h. Lanjutkan rasio kompresi dada dan bantuan nafas

16
30: 2 (untuk neonates 3: 1)
i. Cek pulsasi karotis setelah 5 siklus, cek nadi 10
detik bila nadi ada lanjutkan dengan point (12)
12. Mempertahankan terbukanya jalan nafas dan lakukan
evaluasi look, listen dan feel
Lakukan evaluasi kurang dari 10 detik, bila ada
keraguan pasien tidak bernafas spontan dan tidak
adekuat maka dianggap pasien tidak bernafas spontan
dan tidak adekuat.
13. Bila bernafas spontan:
a. Baringkan pada posisi recovery position (posisi
miring mantap)
b. Aktifkan EMS untuk menghubungi tim code blue
c. Nilai ulang spontanitas nafas
14. Bila tidak bernafas spontan
kirim seseorang untuk mengaktifkan EMS atau bila
sendirian, tinggalkan korban dan akitfkan EMS
Bila dilakukan 2 orang penolong atau lebih tukarlah
posisi setiap 2 menit untuk menghindari kelelahan
penolong.
Berikan bantuan nafas 10-12 kali permenit sambil
mempertahankan jalan nafas terbuka dan menunggu
bantuan datang.
15. Lanjutkan resusitasi jantung paru sampai:
a. Bantuan yang lebih kompeten dating dan mengambil
alih resusitasi
b. Pasien kembali bernafas dan muncul sirkulasi
spontan
c. Penolong kelelahan
d. Pasien ternyata diketahui menderita penyakit
stadium terminal.

UNIT D III Kebidanan


TERKAIT

17
Modul Pembelajaran 2
Learning Outcome
Mampu Mengidentifikasi Kegawatdaruratan Pada Kehamilan,
Persalinan, Nifas Dan Menyusui: Distosia Bahu, Persalinan
Sungsang

A. SKENARIO
1. Seorang perempuan, 24 tahun, G1P0A0, sedang dalam inpartu
kala II. Setelah kepala bayi lahir kepala bayi tidak melakukan
putaran paksi luar. Kondisi ibu dan bayi dalam batas normal.
2. Seorang perempuan, 32 tahun, G2P1A0, sedang dalam inpartu
kala II. Hasil pemeriksaan teraba sacrum bayi. DJJ dalam batas
normal
B. KODE PEMBELAJARAN
L2, L9
C. MATERI DASAR
1. Distosia Bahu
2. Persalinan Sungsang
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes Muhammadiyah
Gombong

18
PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/003
PENGERTIAN Suatu teknik untuk melakukan pertolongan persalinan
dengan distosia bahu

TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pertolongan persalinan


dengan distosia bahu
2. Hasil persalinan dengan distosia bahu
3. Supaya peralatan tidak rusak.
4. Supaya prosedur dilakukan dengan baik.
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu bersalin dengan distosia bahu

PETUGAS 1. Dosen Pengajar.


2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Pantom persalinan: Panggul, bayi, plasenta
2. Set partus(klem 2, gunting tali pusat, gunting
episiotomi,1/2 kocher)
3. Celemek, Sepatu Bood, Masker, Kaca mata
4. Sarung tangan
5. Perlak pengalas
6. Duk steril 2
7. Kasa
8. Bak instrument, Bengkok 2, Com DTT 2, Com Kecil
9. Oksitosin, Spuit 3 cc
10. Dopler
11. Baju ganti ibu, Celana dalam dan pembalut, Handuk 2,
Selimut, Kain 1/3, Baju bayi, Popok, Bedong
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Memakai APD (celemek, topi, kacamata, masker,sepatu)
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Melakukan tindakan episiotomi:
a. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah (dari tangan
kiri) antara kepala bayi dan perineum. Hal ini sangat
penting untuk  mencegah jarum suntik mengenai
kepala bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi.

19
b. Masukan jarum secara subkutan, mulai komisura
posterior, menelusuri sepanjang perineum dengan
sudut 45 ke arah kanan ibu (tempat akan dilakukan
episiotomy).
c. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak
memasuki pembuluh darah apabila ada aspirasi
terdapat cairan darah, tarik jarum sedikit dan kembali
masukan dengan arah yang berbeda Kemudian ulangi
prosedur aspirasi
d. Suntikan bahan anastesi (lidokain 1%) 5-10ml sambil
menarik keluar
e. Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Untuk
hasil yang optimal tunggu 1-2 menit sebelum
melakukan episiotomi
5. MELAKUKAN MC.ROBERT:
a. Minta ibu untuk melipat kedua pahanya, sehingga
kedua lututnya berada sedekat mungkin dengan
dada. Gunakan kedua tangan untuk membantu fleksi
maksimal paha
b. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi
kearah bawah.

Jika dengan Mc. Robert bayi tidak dapat lahir lanjutkan


point 6 dan atau 7.

6. MELAKUKAN MANUVER RUBIN UNTUK


MELAHIRKAN BAHU BELAKANG dengan Cara:
a. Masukan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai
jari penolong menyentuh fosa antecubiti.
b. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah ke
arah dada.
c. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari
vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melewati
dada dan kepala bayi atau seperti mengusap muka
bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang dan
seluruh lengan belakang dapat dilahirkan.
d. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu
dan lengan belakang dilahirkan.
e. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu
belakang ke depan (jangan menarik lengan bayi
tetapi dorong bahu posterior) dan putar bahu depan
ke belakang (mendorong anterior bahu depan
dengan jari telunjuk dan jari tengah operator)
mengikuti arah punggung bayi sehingga bahu depan

20
dapat dilahirkan.
7. MASSANTI MANUVER:
a. Jangan mendorong fundus
b. Pada daerah supra pubik. Tekan dan dorong bahu
ke bawah depan (inferio-ventral) sehingga melewati
tepi bawah simfisis bersamaan dengan penarikan
kepala

8. Melahirkan badan bayi seluruhnya secara sangga


susur.
9. Membereskan alat-alat dan merendam ke dalam larutan
clorine 0,5%.
10. Mencuci sarung tangan kedalam larutan clorine 0,5%
dan melepasnya secara terbalik
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT

21
PERTOLONGAN SUNGSANG DENGAN METODE
BRACHT
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/001

PENGERTIAN Suatu teknik yang dilakukan untuk melakukan pertolongan


dengan presentasi bokong
TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pertolongan dengan
presentasi bokong
2. Hasil pertolongan dengan presentasi bokong
3. Supaya peralatan tidak rusak.
4. Supaya prosedur dilakukan dengan baik.
KEBIJAKAN Di lakukan pada ibu bersalin dengan presentasi bokong
PETUGAS 1. Dosen Pengajar.
2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Phantom persalinan 6. Kassa
2. Phantom bayi bracht 7. Ember untuk tempat
3. APD (Celemek, tutup sampah
kepala, masker, 8. Ember untuk APD
kacamata, alas kaki, 9. Bak Instrumen sedang
sarung tangan). 10. Korentang
4. Baskom
5. Bengkok
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Menggunakan APD (celemek, tutup kepala, masker, alas
kaki, sarung tangan)
2. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
membantu ibu posisi litotomi serta memimpin meneran
bila ada his
3. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dengan
kedua ibu jari penolong sejajar dengan paha, jari-jari yang

22
lain memegang daerah panggul
4. Paha dicekam, bokong jangan ditarik, tidak melakukan
intervensi dan ikuti proses keluarnya janin sesuai kurve
jalan lahir
5. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada (segera memposisikan kembali kedua tangan
penolong mencengkam bokong janin )
6. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula
inferior tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan ke arah
perut ibu tanpa tarikan) di sesuaikan dengan lahirnya
badan janin
7. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi
dan kepala bayi lahir
8. Meletakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan
handuk hangat
9. Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5 %
10. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0.5% dan melepas
sarung tangan secara terbali
11. Memberitahukan ibu hasil tindakan
12. Memberi ucapan selamat pada ibu
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT D III Keperawatan
S1 Keperawatan

23
PERTOLONGAN SUNGSANG (MULLER-MAOURICEOU)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/002
PENGERTIAN Suatu teknik untuk melakukan pertolongan dengan
presentasi bokong apabila terjadi hambatan kelahiran bahu/
tangan.
TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pertolongan dengan
presentasi bokong
2. Hasil pertolongan dengan presentasi bokong
3. Supaya peralatan tidak rusak.
4. Supaya prosedur dilakukan dengan baik.
KEBIJAKAN Di lakukan pada ibu bersalin dengan presentasi bokong
PETUGAS Perawat, Bidan
PERALATAN 1. Phantom bayi bracht
2. Phantom persalinan
3. APD (Celemek, tutup kepala, masker, kacamata, alas
kaki, sarung tangan).
4. Baskom
5. Bengkok
6. Kassa
7. Ember untuk tempat sampah
8. Ember untuk APD
9. Bak Instrumen sedang
10.Korentang
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Memakai APD dengan benar
2. Mencuci tangan
3. Memasang handuk bersih diatas perut ibu dan kain
sepertiga dibawah bokong
4. Membuka alat dan memakai sarung tangan DTT
5. Setelah bokong dan kaki bayi lahir, kedua ibu jari
penolong berada di atas os coxigis, jari yang lainnya
melingkar dipanggul, tarik curam kebawah sampai
scapula tampak.
6. Melahirkan bahu belakang dengan cara mengangkat

24
badan bayi ke atas sejajar paha ibu lahirlah bahu
belakang
7. Melahirkan kepala dengan mauriceau, badan bayi
berada di atas lengan kiri penolong seperti menunggang
kuda
8. Memasukkan jari tengah ke mulut bayi untuk membuat
fleksi , jari telunjuk dan jari manis berada di os kanina
9. Tangan kanan memegang tengkuk dan bahu bayi, dan
jari tengah mendorong oksipital sehingga kepala menjadi
fleksi
10.Tarik kebawah sampai sub occiput dibawah simpisis
sebagai hipomoklion
11.Minta seorang asisten menekan tulang atas pubis ibu
sewaktu melahirkan kepala
12.Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) ke atas
untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh kepala
13.Menilai segera kondisi bayi dan diletakkan diatas perut
ibu, keringkan dengan handuk dimulai dari kepala, badan
dan ekstremitas kecuali telapak tangan
14.Dekontaminasi alat dalam larutan klorin 0,5% dan
lepaskan sarung tangan secara terbalik , membuat ibu
merasa nyaman dan petugas cuci tangan dengan air
mengalir dan memakai handuk bersih
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT D III Keperawatan
S1 Keperawatan

25
PERTOLONGAN SUNGSANG (KLASIK-MAORICEU)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 1
MAT/00/002/003

PENGERTIAN Suatu teknik untuk melakukan pertolongan dengan


presentasi bokong apabila terjadi hambatan kelahiran
bahu/ tangan.
TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pertolongan dengan
presentasi bokong
2. Hasil pertolongan dengan presentasi bokong
3. Supaya peralatan tidak rusak.
4. Supaya prosedur dilakukan dengan baik.
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu bersalin dengan prentasi bokong
PETUGAS Perawat, Bidan
PERALATAN 1. Phantom bayi bracht
2. Phantom persalinan
3. APD (Celemek, tutup kepala, masker, kacamata, alas
kaki, sarung tangan).
4. Baskom
5. Bengkok
6. Kassa
7. Ember untuk tempat sampah
8. Ember untuk APD
9. Bak Instrumen sedang
10.Korentang
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Memakai alat perlindungan diri (APD)
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan DTT / steril
4. Memegang pergelangan kaki janin dengan tangan kiri
penolong dengan tepat
5. Melakukan elevasi keatas sejauh mungkin sehingga
perut janin mendekati ibu.
6. Memasukkan tangan kanan ke dalam jalan lahir dan

26
dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri anggulus
skapula inferior-humeus-bahu janin sampai dengan
fossa kubiti
7. Melahirkan lengan bawah dengan gerak seolah lengan
bawah mengusap dada janin
8. Melahirkan lengan depan dengan cara Muller :
pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong dan kemudain arahkan
kebawah kanan ibu untuk melahirkan bahu anterior.
9. Melahirkan kepala janin dengan cara Mauriceau :
a. Meletakkan badan bayi diatas tangan kiri seolah-
olah spt menunggang kuda.
b. Jari tengah tangan kiri dimasukkan ke mulut bayi
atau menekan dagu bayi dan 2 jari (telunjuk & jari
manis) memfiksasi maksila.
c. Tangan kanan memegang (mencengkeram) dengan
jari telunjuk & jari manis, dengan jari tengah
menekan tengkuk bayi.
d. Minta asisten menekan supra pubis.
10. Tarik ke bawah searah sumbu jalan lahir dibimbing jari
yg dimulut atau jari yg menekan dagu.
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT D III Keperawatan
S1 Keperawatan

27
MODUL PEMBELAJARAN 3

LEARNING OUTCOME
Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas dan
menyusui: Hipertensi Dalam Kehamilan, Pre Eklamsia, Eklamsia

A. SKENARIO
Seorang perempuan umur 25 tahun hamil kedua, umur kehamilan 8
bulan datang ke bidan praktek swasta mengeluh tanda dan gejala
sakit pada ulu hati, pusing, kaki bengkak setelah dilakukan
pemeriksaan TD dengan hasil 150/ 100 mmHg bidan menyampaikan
perlu konsultasi ke dokter, 2 hari kemudian terjadi pandangan
semakin kabur, pusing kepala berat, nyeri ulu hati langsung dibawa
kerumah sakit ternyata TD 170/120 mmHg, protein urine +3
B. KODE PEMBELAJARAN
L3, L10
C. MATERI DASAR
1. Hipertensi dalam Kehamilan, Pre Ekalamsi, Eklamsi
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes Muhammadiyah
Gombong

28
PEMBERIAN DOSIS AWAL MGSO4
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2

PENGERTIAN Suatu langkah untuk menyiapkan dosis awal pemberian


MgSO4
TUJUAN 1. Menstandarkan cara pemberian obat
2. Supaya peralatan tidak rusak
3. Supaya prosedur dilakukan dengan baik
KEBIJAKAN Pada pasien preeklamsia.
PETUGAS 1. Dosen Pengajar.
2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Handsoon
2. Bengkok
3. Obat MgSO4
4. Spuit
5. Kapas
PROSEDUR 1. Sikap Dan Perilaku
2. Memberi salam
3. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
4. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
5. Memposisikan ibu dengan baik
6. Tanggap terhadap reaksi ibu
7. Conten
8. Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah
9. Melakukan pemeriksaan reflek patela *(positif)
10.Melakukan pemeriksaan respirasi *(minimal 16x/menit)
11.Mengecek volume urine (jika pasien terpasang kateter
dilakukan dengan mengecek kantong urine) atau jika
pasien tidak terpasang kateter dengan menanyakan
kepada ibu BAK terakhir kapan dan seberapa banyak
atau menekan kandung kemih .* (minimal 30 ml/jam
dalam 4 jam terakhir)
12.Menyiapkan antidotum kalsium glukonat 1 gr (sebanyak
20 ml dalam larutan 10%)
(*mengambil aquabides 10 ml di larutkan dengan kalsium
glukonas 10 ml.)
13.Melarutkan MgSO4 dengan aquabides dengan
perbandingan 1:1
14.Menyiapkan dosis awal yaitu:

29
Mengambil MgSO4 4 gr (10ml) sebagai larutan 40%
*(dengan cara mengambil MgSO4 sebanyak 10ml
dilarutkan dengan aquabides 10ml dengan spuit 20cc/ml)
15.Lanjutkan menyiapkan MgSO4 6 gr (15 ml) sebagai
larutan 40%
16.Memasukkan dosis awal yaitu:
Biarkan aliran infuse tetep berjalan sesuai tetesan
(*jangan di klem)
Memasukkan MgSO4 4 gr (10ml) sebagai larutan 40%
secara IV pelan -pelan selama 5 menit (*dianjurkan posisi
bidan selama proses penyuntikan adalah duduk )
17.Lanjutkan dengan 6 gr (15 ml ) MgSO4 sebagai larutan
40% dalam larutan RL selama 6 Jam
18.Menanyakan kepada pasien apakah ada reaksi seperti
“rasa panas “atau tidak selama proses penyuntikan.(*jika
pasien masih tahan terhadap “rasa panas” maka
penyuntikkan tetap dilanjutkan, tapi jika tidak maka
penyuntikkan sementara dihentikan dan dapat dilanjutkan
saat pasien sudah tidak merasa panas.
19.Membereskan dan menempatkan peralatan dalam
tempatnya
20.Membuang spuit dengan teknik yang sesuai.(*menyepul
spuit dengan larutan klorin 0,5% kemudian memasukan
jarum dalam tempat sampah tajam dan membuang
tabung spuit dalam sampah kering)
21.Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah
UNIT TERKAIT DIII KEBIDANAN
DIII KEPERAWATAN
S1 KEPERAWATAN

30
MODUL PEMBELAJARAN 4

LEARNING OUTCOME
Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas dan
menyusui: Perdarahan Atonia Uteri

A. SKENARIO
Seorang perempuan, umur 32 tahun, P5A0, sedang dalam masa
persalinan. Setelah ari ari lahir uterus ibu teraba lembek, perdarahan
tampak sor-soran dari jalan lahir.

B. KODE PEMBELAJARAN
L4, L11

C. MATERI DASAR
1. Perdarahan postpartum
2. Atonia Uteri

G. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
H. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
I. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong

31
A. Lampiran
KOMPRESI BIMANUAL INTERNA (KBI)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 1

PENGERTIAN Suatu tindakan yang efektif untuk mengendalikan perdarahan


akibat atonia uteri.

TUJUAN 1. Menstandarkan penangan perdarahan post partum


2. Supaya peralatan tidak rusak
3. Supaya prosedur dilakukan dengan baik
4. Agar perdarahan cepat berhenti
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu dengan perdarahan post partum

PETUGAS 1. Dosen Pengajar.


2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Phantom persalinan
2. Phantom KBI
3. Celemek
4. APD (Sepatu booth, Penutup kepala, Masker, Kacamata)
5. Baskom
6. Handscoon panjang
7. Handscoon pendek
8. Bengkok
9. Kassa
10. Ember
11. Larutan klorin
12. Bak instrument sedang
13. Korentang
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Menggunakan APD (celemek, topi, masker, alas kaki)
2. Memakai sarung tangan pendek pada kedua tangan
3. Mengosongkan kandung kemih
4. Memastikan cairan infus berjalan baik dan uterotonika

32
sudah diberikan
5. Penolong berdiri di depan vulva. Oleksan saluran
antiseptic pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium Mayus ke
lateral dengan obstetrik, masukan tangan kanan melalui
introitus secara obstetrik
6. Merubah tangan obstetrik menjadi kepalan tangan
dengan ibu jari dalam kepalan dengan dataran punggung
jari telunjuk hingga kelingking pada forniks anterior
7. Mendorong segmen bawah rahim ke arah kranio anterior
8. Upayakan telapak tangan diluar mencakup bagian
belakang korpus uteri sebanyak mungkin
9. Melakukan kompresi uterus dengan mendekatkan telapak
tangan luar dengan kepalan pada forniks anterior selama
5 menit
10. Perhatikan perdarahan yang terjadi. Bila perdarahan
berhenti, pertahankan KBI hingga kontraksi uterus
membaik, bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke
tindakan berikut.*(KOMPRESI BIMANUAL EXTERNA)
11. Lepaskan tekanan sambil mengevaluasi kontraksi uterus
dan perdarahan (tangan kanan tidak dikeluarkan)
12. Mengeluarkan tangan secara perlahan dengan terlebih
dahulu mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik
13. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0, 5 %
14. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian
melepaskan sarung tangan secara terbalik
15. Lakukan tindakan lanjutan meliputi:
a. Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi
uterus tiap 10 menit dalam 2 jam pertama
b. Tuliskan hasil tindakan dan instruksi perawatan
lanjutan, jelaskan dan serahkan pemantauan dan
status petugas
c. Beritahu kepada pasien dan keluarganya tentang
tindakan dan hasilnya serta perawatan lanjutan yang
masih diperlukan
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
1. Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu
2. Tekan diding perut bawah untuk menaikkan fundus uteri
agar telapak tangan kiri dapat mencakup dinding belakan
uterus
3. Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan
kanan dapat menekankorpus uteri bagian depan
4. Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak
tangan kiri dan kanan dan perhatikna perdarahan yang

33
terjadi
5. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut
hingga uterus dapat berkkontraksi dengan baik. Bila
perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke langkah berikuta
(lihat bagan penatalaksanaan atonia uteri)
UNIT TERKAIT DIII KEBIDANAN

34
MODUL 5
MODUL PEMBELAJARAN 5
LEARNING OUTCOME

Mampu mengidentifikasiLEARNING OUTCOME


kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas dan
menyusui: Retensio Plasenta
Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas dan
menyusui: Retensio Plasenta

A. SKENARIO
Seorang perempuan, umur 32 tahun, P5A0, sedang dalam masa
persalinan. Setelah bayi lahir dilakukan PTT selama 30 menit belum
Nampak tanda pelepasan ari ari, tampak perdarahan dari jalan lahir.

B. KODE PEMBELAJARAN
L5, L12

C. MATERI DASAR
1. Retensio plasenta
2. Perdarahan post partum primer
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong

35
MANUAL PLASENTA
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/004

PENGERTIAN Suatu tindakan yang efektif untuk melahirkan plasenta

TUJUAN 1. Menstandarkan cara melahirkan plasenta


2. Supaya peralatan tidak rusak
3. Supaya prosedur dilakukan dengan baik
4. Agar perdarahan cepat berhenti
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu dengan perdarahan post partum

PETUGAS 1. Dosen Pengajar.


2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Phantom persalinan
2. Phantom Manual Plasenta
3. Celemek
4. APD (Sepatu booth, Penutup kepala, Masker, Kacamata)
5. Baskom
6. Handscoon panjang
7. Handscoon pendek
8. Bengkok
9. Kassa
10. Ember
11. Larutan klorin
12. Bak instrument sedang
13. Korentang
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku (Pada Kasus Gadar Lihat
Situasi Dan Kondisi)
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Memposisikan klien dengan posisi litotomi/dorsal
recumbent
2. Menggunakan APD (celemek, topi, masker, alas kaki)
3. Mencuci tangan
4. Menggunakan sarung tangan pendek DTT/Steril pada

36
kedua tangan
5. Memastikan kandung kemih kosong
6. Memberikan analgetik per rectal
7. Melepas sarung tangan pendek sebelah kanan dan
mengenakan sarung tangan panjang DTT/Steril
8. Tangan kiri menegangkan tali pusat dengan klem, sejajar
dengan lantai
9. Tangan kanan masuk ke dalam vagina secara obstetrik
10. Tangan kanan masuk ke dalam vagina dengan
menelusuri sisi bawah tali pusat (punggung tangan
menghadap ke bawah)
11. Setelah mencapai serviks, minta asisten untuk
menegangkan klem tali pusat. Kemudian memindahkan
tangan kiri untuk menahan fundus uteri
12. Sambil menahan fundus uteri, memasukkan tangan ke
dalam kavum uteri sampai mencapai tempat implantasi
plasenta
13. Membentangkan tangan obstetrik menjadi datar (ibu jari
merapat ke jari telunjuk dan jari lain saling merapat)
14. Menentukan implantasi plasenta dan menemukan bagian
plasenta yang sudah lepas
15. Memasukkan ujung jari di antara plasenta dan dinding
uterus
16. Sementara tangan kanan masih di dalam kavum uteri,
lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta
yang tertinggal
17. Memindahkan tangan kiri dari fundus ke supra simphysis
(menahan segmen bawah uterus
18. Menginstruksikan asisten untuk menarik tali pusat sambil
tangan kanan membawa plasenta keluar (hindari
terjadinya percikan darah)
19. Melakukan penekanan uterus ke arah dorso kranial
(dengan tangan kiri)
20. Masase uterus
21. Memeriksa placenta dan menempatkan plasenta ke
dalam wadah yang telah disediakan
UNIT DIII KEBIDANAN
TERKAIT

37
MODUL PEMBELAJARAN 6

LEARNING OUTCOME
Mampu Melakukan Kegawatdaruratan Penatalaksanaan
Perdarahan Kehamilan Muda

A. SKENARIO
Ny. Erika, umur 32 tahun, G1P0AO, sedang dalam masa kehamilan
14 minggu, datang ke PMB mengeluh mengeluarkan darah prongkol
prongkol dari jalan lahir. Mengeluh lemes pusing. Hasil

B. KODE PEMBELAJARAN
L6, L13

C. MATERI DASAR
1. Perdarahan kehamilan muda: abortus, mola hydatidosa, kehamilan
ektopik terganggu

D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong

38
PENGKAJIAN MENYELURUH PADA KASUS ABORTUS
INKOMPLIT
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2

PENGERTIAN Suatu cara untuk mengkaji data klien subjektif dan objektik
terfokus
TUJUAN 1. Ditemkan data subjektif dan objektif yang akurat terhadap
sebuah kasus
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu yang mengalami abortus.
PETUGAS 1. Dosen Pengajar.
2. Petugas laboratorium.
PERALATAN Meja periksa dan instrument ginekologi
Tensimeter, Stetoskop, Termometer, Tourniquet, balloon &
Mas
Oksigen dan Slang
Sarung Tangan DTT / Steril
Jam dengan penunjuk detik
PROSEDUR 1. Mempersiapkan persetujuan tindakan medic
2. Tanyakan riwayat haid dan perdarahan diluar siklus
3. Tanyakan lamanya amenore dan mulainya perdarahan ini
4. Inspeksi : Konjungtiva, bibir, lidah (anemia ikterus),
Retraksi interkostal atau pernafasan cuping hidung,
Berkeringat dingin, Kelainan abdomen dan pelvic
(kembung, asimetri, (benjolan), Perdarahan per vaginam
(jumlah, sifat bekuan)
5. Palpasi: Tinggi fundus uteri, Nyeri tekan abdomen atau
pelvic, Kaku pada dinding perut, Massa di kavum abdomen
atau pelvic
6. Inpekulo: Inspekulo Porsio livide, Dilatasi serviks, Fluxus
(darah melaui ostium)
7. Lakukan pemeriksaan bimanual: Konsistensi serviks,
Posisi uterus, Besar uterus dan kesesuaiannya dengan
usia gestasi, Nyeri goyang porsio atau nyeri sentuh
adneksa
*UNTUK POINT 6-7 Lakukan langkah- langkah seperti
SOP Inspekulo dan px bimanual
UNIT DIII KEBIDANAN, DIII KEPERAWATAN, S1 KEPERAWATAN
TERKAIT

39
PEMERIKSAAN INSPEKULO
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2

PENGERTIAN Suatu cara untuk melihat keadaan jalan lahir menggunakan


spekulum.
TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pemeriksaan inspekulo
2. Supaya prosedur dilakukan dengan baik
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu yang mengalami abortus.
PETUGAS 3. Dosen Pengajar.
4. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Meja ginekologi
2. Lampu sorot
3. Kain penutup
4. Handscoon
5. Speculum
6. Kapas disinfektan
7. Bengkok
PROSEDUR 1. Meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih
2. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan
menawarkan kain linen untuk penutup tubuhnya (atau
meminta pasien untuk melonggarkan pakaian dan
menggunakannya sebagai penutup tubuh).
3. Meminta pasien untuk berbaring di meja ginekologi
4. Atur pasien dalam posisi litotomi
5. Menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada
bagian yang akan diperiksa
6. Mencuci tangan
7. Melakukan vulva hygiene
8. Lakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum, nilai:
9. Ada atau tidak perdarahan pervaginam yang keluar
10. Ada atau tidak jaringan hasil konsepsi
11. Tercium atau tidak bau busuk dari vulva
12. Ambil spekulum dengan tangan kanan, buka labia
dengan tangan kiri. Masukan spekulum dengan posisi
miring.
13. Setelah masuk setengan panjang bilah, putar spekulum
90 0 hingga tangkainya ke arah bawah
14. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci
pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bilah
menyentuh dindinmg atas dan bawah vagina)
15. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan

40
serviks tampak jelas, nilai:
16. Perdarahan dari kavum uteri
17. Ostium uteri terbuka atau sudah tertutup
18. Ada atau tidak jaringan yang keluar dari ostium
19. Ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium
20. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit
dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum
seperti saat masuk
21. Letakan spekulum pada tempat yang telah disediakan
22. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai
23. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0, 5 %
24. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian
melepaskan sarung tangan secara terbalik
25. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk yang bersih
UNIT DIII KEPERAWATAN
TERKAIT DIII KEBIDANAN
S1 KEPERAWATAN

41
PEMERIKSAAN DIGITAL
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2

PENGERTIAN Suatu cara untuk mengeluarkan sisa jaringan secara digital


TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pemeriksaan digital
2. Supaya prosedur dilakukan dengan baik
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu yang sedang mengalami abortus insipien dan
abortus inkomplit
PETUGAS 1. Dosen Pengajar.
2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Meja ginekologi
2. Lampu sorot
3. Kain penutup
4. Handscoon
5. Kapas disinfektan
6. Bengkok
PROSEDUR 1. Meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih
2. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan
kain linen untuk penutup tubuhnya (atau meminta pasien
untuk melonggarkan pakaian dan menggunakannya sebagai
penutup tubuh).
3. Meminta pasien untuk berbaring di meja ginekologi
4. Atur pasien dalam posisi litotomi
5. Menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada
bagian yang akan diperiksa
6. Mencuci tangan
7. Menggunakan sarung tangan
8. Menekan komisura posterior dengan jari tengah,
memasukkan jari tengah ke dalam vagina diikuti dengan jari
telunjuk
9. Tangan kiri memegang korpus uteri untuk memfiksasi melalui
dinding perut
10. Tangan kanan masuk ke dalam kavum uteri untuk
membersihkan hasil konsepsi sebanyak mungkin atau
sebersih mungkin.
11. Tangan kanan keluar dari jalan lahir, lakukan pengecekan
pengeluaran.

42
12. Memberitahu ibu pemeriksaan sudah selesai dan beritahu
hasil tindakan
13. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0, 5 %
14. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian
melepaskan sarung tangan secara terbalik
15. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk yang bersih
UNIT DIII KEPERAWATAN
TERKAIT DIII KEBIDANAN
S1 KEPERAWATAN

43
PERSIAPAN PRE KURETASE
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 1

PENGERTIAN Suatu langkah untuk menyiapkan tindakan kuretase.


TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pertolongan persalinan
2. Supaya peralatan tidak rusak
3. Supaya prosedur dilakukan dengan baik
4. Agar persalinan berlangsung normal
KEBIJAKAN Pada pasien abortus
PETUGAS 1. Dosen Pengajar.
2. Petugas laboratorium.
PERALATAN 1. Kain steril
2. Handsoon steril
3. Kom
4. Bengkok
5. Speculum sims
6. Tenakulum
7. Tampon tang
8. Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
9. Klem ovum
10. Bermacam-macam ukuran sendok kuret
11. Cairan betadin
12. Kasa steril
13. Persiapan medikamentosa
PROSEDUR 1. Melakukan pemeriksaan umum: tekanan darah, nadi,
suhu dan respirasi
2. Memposisikan pasien secara litotomi di meja gyn
3. Menyiapkan form persetujuan tindakan
4. Mersiapkan alat-alat kuretase dalam keadaan steril
berisi:
5. Kain steril
6. sarung tangan steril dua pasang
7. Kom
8. Bengkok
9. Spekulum sims dua buah
10. Tenakulum
11. Tampon tang
12. Sonde uterus

44
13. Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
14. Klem ovum
15. Bermacam-macam ukuran sendok kuret
16. Cairan betadin
17. Kassa steril
18. Persiapkan medikamentosa: pethidine dan oksitosin
19. Memberikan support mental pada ibu
UNIT TERKAIT DIII KEBIDANAN
DIII KEPERAWATAN
S1 KEPERAWATAN

45
MODUL PEMBELAJARAN 7

LEARNING OUTCOME
Melakukan Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan secara
Komprehensif

A. SKENARIO
- Seorang perempuan, 9 bulan, datang ke RS dengan keluhan pusing,
pandangan kabur dan nyeri ulu hati dan kenceng- kenceng tiap 10
menit. Setelah dilakukan pemeriksaan TD 160/120 mmhg, bengkak
pada muka dan tangan, protein urine 3+. Vt: porsio tidak teraba,
pembukaan 10, kk negative, POD: sacrum.
- Pasien tersebut tiba tiba mengatakan ingin mengeden. dan tiba tiba
mengalami kejang.
- Pada kala 2 setalah bayi lahir tidak langsung menangis, dan setelah
bayi lahir ari ari tidak keluar selama 30 menit. Bidan melakukan
manual plasenta. Pasien tiba tiba pingsan

B. KODE PEMBELAJARAN
L7, L14

C. MATERI DASAR
1. Kegawatan dalam kehamilan
2. Kegawatan dalam persalinan, nifas

D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan simulasi penatalaksanaan kasus tersebut secara
komprehensif, dari mulai datang hingga penatalaksanaan kondisi
kegawatan yang terjadi.

46
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong

47
A. Lampiran
Nomor FORM-
DKB/00/13/075
PRODI DIII KEBIDANAN
Revisi ke 00
STIKES MUHAMMADIYAH
Tanggal 18 Desember 2013
GOMBONG
Berlaku
Halaman 1 dari 2

FORM DOPS
Nama Mahasiswa : ………………… Hari/ tanggal :
U/
KOMPONEN PENILAIAN 1 2 3 4
C
1. Mendemonstrasikan Pemahaman Mahasiswa Kepada
Pembimbing.
a. Menjelaskan indikasi, tujuan, komplikasi dan langkah-langkah
prosedur.
b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kepada pembimbing.
2. Melaksanakan Inform Consent
a. Menjelaskan prosedur kepada pasien
b. Mendapatkan persetujuan tindakan dari klien dan keluarga
3. Mendemonstrasikan persiapan prosedur yang sesuai
a. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
b. Memposisikan klien dan menjaga privasi klien
c. Melibatkan anggota keluarga klien.
4. Melakukan prosedur tindakan keperawatan secara benar dan
aman kepada pasien *)
5. Kemampuan tehnik
a. Melakukan tindakan sesuai urutan.
b. Melakukan tindakan secara efektif.
c. Menggunakan waktu dan alat secara efisien
6. Tehnik aseptic
a. Hand Hygiene/ Mencuci tangan dengan benar.
b. Menggunakan APD dengan benar.
c. Menjaga kesterilan dan atau kebersihan alat dengan benar.
7. Mencari bantuan saat diperlukan
8. Manajemen sesudah prosedur
a. Menjelaskan pada pasien apa yang harus dilakukan setelah
tindakan.
b. Memonitor hasil tindakan.
c. Membereskan dan merapihkan alat dengan memperhatikan

48
universal precaution.
d. Mendokumentasikan tindakan dengan benar.
9. Kemampuan komunikasi terapeutik
a. Memberikan kesempatan pada klien/ keluarga untuk bertanya
dan menjawab pertanyaanya
b. Berbicara dengan kata-kata yang mulia
c. Menghindari istilah yang tidak dimengerti klien
d. Mengeksplor klien dengan pertanyaan terbuka
10. Mempertimbangkan kondisi pasien
a. Respek c. Percaya kepada klien
b. Empati d. Sadar akan keterbatan
klien
11. Mempertimbangkan keselamatan pasien dari tahap pre
interaksi – terminasi
Jumlah skor
Nilai = Jumlah Skor x 100
Skor Maksimal
Tempat Pelaksanaan : ………………… Prosedur & Kasus :

1= melakukan 2 = melakukan 3= 4= U/C : unable to


kurang dari 26- 50 % dari melakukan melakukan comment/ not
25% dari sub sub komponen 51- 75 % lebih dari observed
komponen dari sub 76% dari sub
komponen komponen

49
REKAP PENILAIAN SKILL LABORATORIUM
PEMINATAN I (GADAR)
Nama :
NIM :

NO PERASAT TANGGAL NILAI DOSEN PARAF


PENILAI

50

Anda mungkin juga menyukai