PEMINATAN I (GADAR)
1
PENYUSUN
DYAH PUJI ASTUTI, M.P.H
ADINDA PUTRI DEWI, M.Keb
EKA NOVYRIANA, M.P.H
SITI MUTOHAROH, M.P.H
KUSUMASTUTI, M.KES
2
KATA PENGANTAR
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PROFIL LEMBAGA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
A. PROFIL LEMBAGA
1. Visi, Misi, Tujuan STIKES Muhammadiyah Gombong
a. Visi
Menjadi lembaga Pendidikan Kesehatan yang Unggul, Modern,
dan Islami
b. Misi
1) Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Kesehatan Berbasis
Riset dan Teknologi Informasi
2) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Sebagai Dakwah Islamiyah untuk Kemaslahatan Umat
c. Tujuan:
1) Mewujudkan tenaga kesehatan yang Islami dan kompeten di
bidangnya
2) Menghasilkan karya ilmiah bagi kemaslahatan umat
3) Mewujudkan kader persyarikatan Muhammadiyah
2. Visi, Misi, Tujuan Prodi DIII Kebidanan
a. Visi
Menghasilkan lulusan DIII kebidanan yang islami, berjiwa
entrepreuneur, dan unggul
b. Misi
1) Menyelenggarakan program pendidikan DIII Kebidanan yang
unggul dalam mutu dan berdasarkan nilai-nilai Islam
5
2) Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian masyarakat
dalam bidang kebidanan terkini.
c. Tujuan
1) Memiliki sikap mental dan etika profesi, pengetahuan,
ketrampilan, kreativitas, dan kepemimpinan yang unggul.
2) Menumbuhkan budaya Islami dengan menerapkan sikap:
a) Bersih, jujur, amanah dan anti korupsi
b) Sikap toleran dan saling menghormati
c) Disiplin diri dan etos kerja yang tinggi untuk mendukung
kemandirian
3) Menguasai kemampuan kerja di bidang kebidanan yang
bersifat rutin maupun baru secara mandiri dan
bertanggungjawab sesuai dengan kewenangan bidan.
4) Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai agent of change di masyarakat.
5) Mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan
perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat, dan profesi lain
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak
6) Mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam
asuhan kebidanan pada individu, keluarga, dan masyarakat
dengan menggunakan prinsip partnership
7) Mengembangkan dan mengaplikasikan multi disiplin ilmu
kebidanan melalui penelitian dan pengabdian masyarakat.
3. Profil Lulusan Prodi DIII Kebidanan
a. Care provider (pemberi asuhan kebidanan)
Mempunyai kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara
efektif, aman, dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya
terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir,
6
balita, dan kesehatan reproduksi pada kondisi normal berdasarkan
standar praktek kebidanan dan kode etik profesi.
7
BAB II
A. DESKRIPSI MODUL
Modul Peminatan I (Gadar) merupakan salah satu modul yang
dibuat untuk memudahkan mahasiswa dalam pendidikan Program Studi
Kebidanan Program DIII di Stikes Muhammadiyah Gombong. Pada
modul ini, mahasiswa akan belajar tentang patologi dalam kebidanan
dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman. Modul Peminatan I
(Gadar) ditempuh di semester V dengan beban 4 (1 Toeri, 1 Praktik, 2
Klinik)
Dalam mencapai kompetensi pada akhir pembelajaran, maka ada
beberapa proses pembelajaran yang akan ditempuh antara lain
perkuliahan di kelas dengan metode student centered learning,
pembelajaran klasikal dan laboratorium.
B. RANCANGAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Modul
Mahasiswa mampu memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memahami konsep dasar kegawatdaruratan, mengidentifikasi
jenis kasus kegawatdaruratan, melakukan penanganan pada berbagai
kondisi kegawatdaruratan maternal neonatal, melakukan rujukan dan
pendokumentasian kasus kegawatdaruratan maternal neonatal.
2. Learning Outcome
a. Mampu melakukan penatalaksanaan kagawatdaruratan medis
b. Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas
dan menyusui
c. Mampu membuat dokumenatasi asuhan kebidanan
8
3. Karakteristik Mahasiswa
Mahasiswa yang akan menyelesaikan Modul Peminatan I (Gadar)
Kebidanan dalam kebidanan ini adalah mahasiswa pada semester V.
4. Rencana Praktikum
Praktikum akan dilaksanakan di minihospital dan ditunjang dengan
metode problem based learning
5. Evaluasi blok/ mata kuliah
Proses evaluasi dilakukan melalui penilaian kehadiran mahasiswa,
keaktifan selama proses pembelajaran baik di kelas maupun di
laboratorium, penugasan, laporan hasil diskusi dan evaluasi akhir
semester.
6. Sumber belajar
a. Buku Utama :
1) Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBPSP
2) Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2001
3) Mthai, Matthews, dkk, 2000, Impac Managing
Complication in Pregnancy and Chilbirth, Departemen of
Reproductive Health and Research
4) Pelatihan PONED & PONEK, Depkes RI
b. Buku Anjuran :
1) Mayes, Midwifery, 12th Edition 2000
2) Varney’s H, 1997, Midwifery, UK, Jones and Bartlett
Publisher
3) Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta
4) Hanifa, dkk, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta, YBPSP
9
5) Arias. Fernando, 1992, Practical Guide to High Risk
Pregnancy and Delivery, Second Edition, Boston, Mosby
Book
6) Benetre VR, Brown LK, 1993, Myles Text Book for
Midwives, Great Britain: Bath Press Colour Book Glasgow
7) Mc Call, Pauline, 1993, Midwifery Vol.2, Cape Town :
Creda Press Solar Road.
8) Pusdiknakes-JHPIEGO, Modul 2, Pedoman
Mengajar dosen AKBID, 1999
9) Pusdiknakes-JHPIEGO, Modul 3, Pedoman
Mengajar dosen AKBID, 1999
10) Pusdiknakes-JHPIEGO, Modul 4, Pedoman
Mengajar dosen AKBID, 1999
11) Linda V, Walsh, Midwifery, 2001
12) Debora Bick, 2002, Portuatal Care, evidonce and
guide lines for management, Livingstone.
C. Aktivitas Pembelajaran
1. Ceramah dan diskusi kelas
Ceramah dengan peserta seluruh siswa dalam kelas. Ceramah
diberikan oleh dosen. Tujuannya untuk lebih memantapkan
pemahaman semua informasi yang telah ditelaah.
2. Kuliah Pakar
Kuliah diberikan dalam rangka penataan pengetahuan/informasi
yang telah diperoleh oleh mahasiswa. Kuliah pakar akan berhasil dan
tepat guna apabila mahasiswa dengan aktif mengungkapakan hal-hal
yang ingin diketahui atau ingin dipahami.
3. Pembelajaran mandiri
Aktivitas pembelajaran mandiri merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran yang didasarkan pada paradigm pembelajaran
mahasiswa aktif (student-center learning-SCL). Dalam hal ini secara
10
bertahap mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk belajar secara
mandiri (tidak harus menunggu saat ujian atau permintaan dosen)
11
4. Aktivitas laboratorium (praktikum)
Aktivitas ini merupakan aktivitas pembelajaran dalam rangka
memahami sesuat informasi secara mantap. Mahasiswa diberikan
kesempatan untuk melihat secara nyata melalui serangkaian
percobaan yang dilakukan di dalam laboratorium.
12
MODUL PEMBELAJARAN I
LEARNING OUTCOME
Mampu melakukan Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Medis Circulation,
Airway, Breathing
A. SKENARIO
Seorang perempuan, umur 28 tahun, tampak hamil 7 bulan datang ke
bidan praktik mandiri. Perempuan tersebut tiba tiba pingsan begitu
sampai di ruang pemeriksaan
B. KODE PEMBELAJARAN
L1, L8
C. MATERI DASAR
1. Stabilitas dan rujukan
2. Basic life support
3. Terapi cairan
4. Circulation, airway, breathing
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong
13
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/003
PENGERTIAN Serangkaian tindakan untuk mempertahankan patensi jalan
nafas dan bantuan pernafasan dan sirkulasi tanpa bantuan
alat melainkan pelindung diri pada pasien dengan henti
nafas dan henti jantung.
14
a. Tempat: lokasi, potensi bahaya pada lokasi, cuaca,
kondisi kerumunan orang dan potensi adanya bahan
beracun berbahaya
b. Pasien: umur, jenis kelamin, derajat respon,
kemungkinan penyebab kegawatdaruratan
c. Pendamping atau kerumunan: urutan kejadian,
alergi, riwayat penyakit dan pengobatan,
makanan/minuman yang dikonsumsi dan gerakan
petunjuk dari bahsa tubuh tentang lokasi sakit
d. Mekanisme cidera: trauma tajam, tumpul, panas, api
atau bahan kimia
e. Defromitas atau cedera tampak: posisi yang tidak
wajar, lebam, lepuh
f. Tanda: sesuatu yg mudah dilihat, dicium dan
didengar, seperti darah, muntah dan hangus serta
ledakan.
4. Segera perbaiki posisi pasien:
a. Posisi Supine
b. Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd
permukaan datar dan keras
c. Minimalkan posisi pasien bila diperkirakan ada
cedera leher dan tulang belakang. Bila curiga cedera
spinal; pindahkan pasien dengan cara: kepala, bahu
dan badan bergerak bersamaan (log roll / in-line)
5. Perbaiki Posisi Penolong: di samping pasien / di atas
kepala (kranial) pasien
6. AIRWAY (JALAN NAFAS)
a. Pemeriksaan jalan nafas: Jangan lakukan head tilt
sebelum pastikan tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. Membuka Jalan Nafas: Head tild - Chin lif atau Jaw
thrust
7. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap :
a. Memastikan pasien tidak bernafas
b. Melihat (look): dada mengembang/ tidak, mendengar
suara nafas (listen), merasakan apakah ada
hembusan nafas (feel) . lakukan kurang dari 10
detik.
Jika korban ada tanda nafas: maka posisikan pasien
dengan recovery position (posisi miring mantap) agar
pasien tidak tersedak .
Jika Korban tidak ada tanda bernafas lakukan :
8. Periksa nadi (karotis untuk dewasa dan brakhialis untuk
bayi
15
9. Bila ada denyut nadi, namun tidak ada nafas spontan
berikan bantuan nafas 10x/menit
10. Bila tidak ada denyut nadi atau ada keraguan maka
lakukan kompresi dada:
a. Berlutut disamping pasien
b. Letakkan telapak salah satu tangan tepat di tengah
dada penderita (untuk bayi letakkan jari telunjuk dan
jari tengah ataukan satukan ibu jari)
c. Letakkan telapak tangan lainnya diatas telapak
tangan pertama (untuk anak anak cukup dengan
satu telapak tangan)
d. Saling tautkan jari jari tangan dan pastikan posisi
tangan tidak meyamping di atas iga. Jangan
meletakkan kedua tangan di perut atas atau tepi
bawah tulang dada
e. Posisikan bahu penolong tegak lurus dada pasein
dan dengan tumpuan pada telapak tangan tekan
dengan menggunakan berat badan penolong kearah
dada hingga dada tertekan sedalam 4-5 cm
f. Setelah setiap kompresi, hilangkan tekanan
sepenuhnya tanpa melepasakan kontak antara
telapak tangan penolong dengan dada pasien,
ulangi dengan kecepatan 100 kompresi/menit.
11. Kombinasi kompresi dada dan nafas buatan
a. Setelah 30 kompresi kembali buka jalan nafas
dengan head tilt dan chin lift
b. Tekan bagian lunak hidung hingga tertutup dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk telapak tangan
yang menengadahkan dahi
c. Pertahankan mulut tetap terbuka, tapi pertahankan
chin lift
d. Ambil nafas normal dan rapatkan bibir penolong
menutupi seluruh bibir pasien, pastikan seluruhnya
tertutup dengan baik
e. Hembuskan dengan mantap melalui mulut pasien
sambil memperhatikan naiknya dinding dada,
hembuskan dalam rentang waktu 1 detik
f. Pertahankan head tilt dan chin lift, jauhkan mulut
penolong dan biarkan dada kembali turun selagi
udara keluar dari dada pasien.
g. Ulangi sekali lagi dan kembalikan posisi tangan di
tengah dada penderita untuk melakukan 30
kompresi dada
h. Lanjutkan rasio kompresi dada dan bantuan nafas
16
30: 2 (untuk neonates 3: 1)
i. Cek pulsasi karotis setelah 5 siklus, cek nadi 10
detik bila nadi ada lanjutkan dengan point (12)
12. Mempertahankan terbukanya jalan nafas dan lakukan
evaluasi look, listen dan feel
Lakukan evaluasi kurang dari 10 detik, bila ada
keraguan pasien tidak bernafas spontan dan tidak
adekuat maka dianggap pasien tidak bernafas spontan
dan tidak adekuat.
13. Bila bernafas spontan:
a. Baringkan pada posisi recovery position (posisi
miring mantap)
b. Aktifkan EMS untuk menghubungi tim code blue
c. Nilai ulang spontanitas nafas
14. Bila tidak bernafas spontan
kirim seseorang untuk mengaktifkan EMS atau bila
sendirian, tinggalkan korban dan akitfkan EMS
Bila dilakukan 2 orang penolong atau lebih tukarlah
posisi setiap 2 menit untuk menghindari kelelahan
penolong.
Berikan bantuan nafas 10-12 kali permenit sambil
mempertahankan jalan nafas terbuka dan menunggu
bantuan datang.
15. Lanjutkan resusitasi jantung paru sampai:
a. Bantuan yang lebih kompeten dating dan mengambil
alih resusitasi
b. Pasien kembali bernafas dan muncul sirkulasi
spontan
c. Penolong kelelahan
d. Pasien ternyata diketahui menderita penyakit
stadium terminal.
17
Modul Pembelajaran 2
Learning Outcome
Mampu Mengidentifikasi Kegawatdaruratan Pada Kehamilan,
Persalinan, Nifas Dan Menyusui: Distosia Bahu, Persalinan
Sungsang
A. SKENARIO
1. Seorang perempuan, 24 tahun, G1P0A0, sedang dalam inpartu
kala II. Setelah kepala bayi lahir kepala bayi tidak melakukan
putaran paksi luar. Kondisi ibu dan bayi dalam batas normal.
2. Seorang perempuan, 32 tahun, G2P1A0, sedang dalam inpartu
kala II. Hasil pemeriksaan teraba sacrum bayi. DJJ dalam batas
normal
B. KODE PEMBELAJARAN
L2, L9
C. MATERI DASAR
1. Distosia Bahu
2. Persalinan Sungsang
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes Muhammadiyah
Gombong
18
PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/003
PENGERTIAN Suatu teknik untuk melakukan pertolongan persalinan
dengan distosia bahu
19
b. Masukan jarum secara subkutan, mulai komisura
posterior, menelusuri sepanjang perineum dengan
sudut 45 ke arah kanan ibu (tempat akan dilakukan
episiotomy).
c. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak
memasuki pembuluh darah apabila ada aspirasi
terdapat cairan darah, tarik jarum sedikit dan kembali
masukan dengan arah yang berbeda Kemudian ulangi
prosedur aspirasi
d. Suntikan bahan anastesi (lidokain 1%) 5-10ml sambil
menarik keluar
e. Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Untuk
hasil yang optimal tunggu 1-2 menit sebelum
melakukan episiotomi
5. MELAKUKAN MC.ROBERT:
a. Minta ibu untuk melipat kedua pahanya, sehingga
kedua lututnya berada sedekat mungkin dengan
dada. Gunakan kedua tangan untuk membantu fleksi
maksimal paha
b. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi
kearah bawah.
20
dapat dilahirkan.
7. MASSANTI MANUVER:
a. Jangan mendorong fundus
b. Pada daerah supra pubik. Tekan dan dorong bahu
ke bawah depan (inferio-ventral) sehingga melewati
tepi bawah simfisis bersamaan dengan penarikan
kepala
21
PERTOLONGAN SUNGSANG DENGAN METODE
BRACHT
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/001
22
lain memegang daerah panggul
4. Paha dicekam, bokong jangan ditarik, tidak melakukan
intervensi dan ikuti proses keluarnya janin sesuai kurve
jalan lahir
5. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada (segera memposisikan kembali kedua tangan
penolong mencengkam bokong janin )
6. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula
inferior tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan ke arah
perut ibu tanpa tarikan) di sesuaikan dengan lahirnya
badan janin
7. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi
dan kepala bayi lahir
8. Meletakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan
handuk hangat
9. Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5 %
10. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0.5% dan melepas
sarung tangan secara terbali
11. Memberitahukan ibu hasil tindakan
12. Memberi ucapan selamat pada ibu
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT D III Keperawatan
S1 Keperawatan
23
PERTOLONGAN SUNGSANG (MULLER-MAOURICEOU)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/002
PENGERTIAN Suatu teknik untuk melakukan pertolongan dengan
presentasi bokong apabila terjadi hambatan kelahiran bahu/
tangan.
TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan pertolongan dengan
presentasi bokong
2. Hasil pertolongan dengan presentasi bokong
3. Supaya peralatan tidak rusak.
4. Supaya prosedur dilakukan dengan baik.
KEBIJAKAN Di lakukan pada ibu bersalin dengan presentasi bokong
PETUGAS Perawat, Bidan
PERALATAN 1. Phantom bayi bracht
2. Phantom persalinan
3. APD (Celemek, tutup kepala, masker, kacamata, alas
kaki, sarung tangan).
4. Baskom
5. Bengkok
6. Kassa
7. Ember untuk tempat sampah
8. Ember untuk APD
9. Bak Instrumen sedang
10.Korentang
PROSEDUR A. Sikap Dan Perilaku
1. Memberi salam
2. Menyambut ibu dan keluarga dengan baik
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Memposisikan ibu dengan baik
5. Tanggap terhadap reaksi ibu
B. Conten
1. Memakai APD dengan benar
2. Mencuci tangan
3. Memasang handuk bersih diatas perut ibu dan kain
sepertiga dibawah bokong
4. Membuka alat dan memakai sarung tangan DTT
5. Setelah bokong dan kaki bayi lahir, kedua ibu jari
penolong berada di atas os coxigis, jari yang lainnya
melingkar dipanggul, tarik curam kebawah sampai
scapula tampak.
6. Melahirkan bahu belakang dengan cara mengangkat
24
badan bayi ke atas sejajar paha ibu lahirlah bahu
belakang
7. Melahirkan kepala dengan mauriceau, badan bayi
berada di atas lengan kiri penolong seperti menunggang
kuda
8. Memasukkan jari tengah ke mulut bayi untuk membuat
fleksi , jari telunjuk dan jari manis berada di os kanina
9. Tangan kanan memegang tengkuk dan bahu bayi, dan
jari tengah mendorong oksipital sehingga kepala menjadi
fleksi
10.Tarik kebawah sampai sub occiput dibawah simpisis
sebagai hipomoklion
11.Minta seorang asisten menekan tulang atas pubis ibu
sewaktu melahirkan kepala
12.Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) ke atas
untuk melahirkan mulut, hidung dan seluruh kepala
13.Menilai segera kondisi bayi dan diletakkan diatas perut
ibu, keringkan dengan handuk dimulai dari kepala, badan
dan ekstremitas kecuali telapak tangan
14.Dekontaminasi alat dalam larutan klorin 0,5% dan
lepaskan sarung tangan secara terbalik , membuat ibu
merasa nyaman dan petugas cuci tangan dengan air
mengalir dan memakai handuk bersih
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT D III Keperawatan
S1 Keperawatan
25
PERTOLONGAN SUNGSANG (KLASIK-MAORICEU)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 1
MAT/00/002/003
26
dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri anggulus
skapula inferior-humeus-bahu janin sampai dengan
fossa kubiti
7. Melahirkan lengan bawah dengan gerak seolah lengan
bawah mengusap dada janin
8. Melahirkan lengan depan dengan cara Muller :
pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong dan kemudain arahkan
kebawah kanan ibu untuk melahirkan bahu anterior.
9. Melahirkan kepala janin dengan cara Mauriceau :
a. Meletakkan badan bayi diatas tangan kiri seolah-
olah spt menunggang kuda.
b. Jari tengah tangan kiri dimasukkan ke mulut bayi
atau menekan dagu bayi dan 2 jari (telunjuk & jari
manis) memfiksasi maksila.
c. Tangan kanan memegang (mencengkeram) dengan
jari telunjuk & jari manis, dengan jari tengah
menekan tengkuk bayi.
d. Minta asisten menekan supra pubis.
10. Tarik ke bawah searah sumbu jalan lahir dibimbing jari
yg dimulut atau jari yg menekan dagu.
UNIT D III Kebidanan
TERKAIT D III Keperawatan
S1 Keperawatan
27
MODUL PEMBELAJARAN 3
LEARNING OUTCOME
Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas dan
menyusui: Hipertensi Dalam Kehamilan, Pre Eklamsia, Eklamsia
A. SKENARIO
Seorang perempuan umur 25 tahun hamil kedua, umur kehamilan 8
bulan datang ke bidan praktek swasta mengeluh tanda dan gejala
sakit pada ulu hati, pusing, kaki bengkak setelah dilakukan
pemeriksaan TD dengan hasil 150/ 100 mmHg bidan menyampaikan
perlu konsultasi ke dokter, 2 hari kemudian terjadi pandangan
semakin kabur, pusing kepala berat, nyeri ulu hati langsung dibawa
kerumah sakit ternyata TD 170/120 mmHg, protein urine +3
B. KODE PEMBELAJARAN
L3, L10
C. MATERI DASAR
1. Hipertensi dalam Kehamilan, Pre Ekalamsi, Eklamsi
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes Muhammadiyah
Gombong
28
PEMBERIAN DOSIS AWAL MGSO4
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2
29
Mengambil MgSO4 4 gr (10ml) sebagai larutan 40%
*(dengan cara mengambil MgSO4 sebanyak 10ml
dilarutkan dengan aquabides 10ml dengan spuit 20cc/ml)
15.Lanjutkan menyiapkan MgSO4 6 gr (15 ml) sebagai
larutan 40%
16.Memasukkan dosis awal yaitu:
Biarkan aliran infuse tetep berjalan sesuai tetesan
(*jangan di klem)
Memasukkan MgSO4 4 gr (10ml) sebagai larutan 40%
secara IV pelan -pelan selama 5 menit (*dianjurkan posisi
bidan selama proses penyuntikan adalah duduk )
17.Lanjutkan dengan 6 gr (15 ml ) MgSO4 sebagai larutan
40% dalam larutan RL selama 6 Jam
18.Menanyakan kepada pasien apakah ada reaksi seperti
“rasa panas “atau tidak selama proses penyuntikan.(*jika
pasien masih tahan terhadap “rasa panas” maka
penyuntikkan tetap dilanjutkan, tapi jika tidak maka
penyuntikkan sementara dihentikan dan dapat dilanjutkan
saat pasien sudah tidak merasa panas.
19.Membereskan dan menempatkan peralatan dalam
tempatnya
20.Membuang spuit dengan teknik yang sesuai.(*menyepul
spuit dengan larutan klorin 0,5% kemudian memasukan
jarum dalam tempat sampah tajam dan membuang
tabung spuit dalam sampah kering)
21.Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah
UNIT TERKAIT DIII KEBIDANAN
DIII KEPERAWATAN
S1 KEPERAWATAN
30
MODUL PEMBELAJARAN 4
LEARNING OUTCOME
Mampu mengidentifikasi kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas dan
menyusui: Perdarahan Atonia Uteri
A. SKENARIO
Seorang perempuan, umur 32 tahun, P5A0, sedang dalam masa
persalinan. Setelah ari ari lahir uterus ibu teraba lembek, perdarahan
tampak sor-soran dari jalan lahir.
B. KODE PEMBELAJARAN
L4, L11
C. MATERI DASAR
1. Perdarahan postpartum
2. Atonia Uteri
G. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
H. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
I. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong
31
A. Lampiran
KOMPRESI BIMANUAL INTERNA (KBI)
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 1
32
sudah diberikan
5. Penolong berdiri di depan vulva. Oleksan saluran
antiseptic pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium Mayus ke
lateral dengan obstetrik, masukan tangan kanan melalui
introitus secara obstetrik
6. Merubah tangan obstetrik menjadi kepalan tangan
dengan ibu jari dalam kepalan dengan dataran punggung
jari telunjuk hingga kelingking pada forniks anterior
7. Mendorong segmen bawah rahim ke arah kranio anterior
8. Upayakan telapak tangan diluar mencakup bagian
belakang korpus uteri sebanyak mungkin
9. Melakukan kompresi uterus dengan mendekatkan telapak
tangan luar dengan kepalan pada forniks anterior selama
5 menit
10. Perhatikan perdarahan yang terjadi. Bila perdarahan
berhenti, pertahankan KBI hingga kontraksi uterus
membaik, bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke
tindakan berikut.*(KOMPRESI BIMANUAL EXTERNA)
11. Lepaskan tekanan sambil mengevaluasi kontraksi uterus
dan perdarahan (tangan kanan tidak dikeluarkan)
12. Mengeluarkan tangan secara perlahan dengan terlebih
dahulu mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik
13. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0, 5 %
14. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian
melepaskan sarung tangan secara terbalik
15. Lakukan tindakan lanjutan meliputi:
a. Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi
uterus tiap 10 menit dalam 2 jam pertama
b. Tuliskan hasil tindakan dan instruksi perawatan
lanjutan, jelaskan dan serahkan pemantauan dan
status petugas
c. Beritahu kepada pasien dan keluarganya tentang
tindakan dan hasilnya serta perawatan lanjutan yang
masih diperlukan
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
1. Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu
2. Tekan diding perut bawah untuk menaikkan fundus uteri
agar telapak tangan kiri dapat mencakup dinding belakan
uterus
3. Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan
kanan dapat menekankorpus uteri bagian depan
4. Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak
tangan kiri dan kanan dan perhatikna perdarahan yang
33
terjadi
5. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut
hingga uterus dapat berkkontraksi dengan baik. Bila
perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke langkah berikuta
(lihat bagan penatalaksanaan atonia uteri)
UNIT TERKAIT DIII KEBIDANAN
34
MODUL 5
MODUL PEMBELAJARAN 5
LEARNING OUTCOME
A. SKENARIO
Seorang perempuan, umur 32 tahun, P5A0, sedang dalam masa
persalinan. Setelah bayi lahir dilakukan PTT selama 30 menit belum
Nampak tanda pelepasan ari ari, tampak perdarahan dari jalan lahir.
B. KODE PEMBELAJARAN
L5, L12
C. MATERI DASAR
1. Retensio plasenta
2. Perdarahan post partum primer
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong
35
MANUAL PLASENTA
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES- 000 1 dari 2
MAT/00/002/004
36
kedua tangan
5. Memastikan kandung kemih kosong
6. Memberikan analgetik per rectal
7. Melepas sarung tangan pendek sebelah kanan dan
mengenakan sarung tangan panjang DTT/Steril
8. Tangan kiri menegangkan tali pusat dengan klem, sejajar
dengan lantai
9. Tangan kanan masuk ke dalam vagina secara obstetrik
10. Tangan kanan masuk ke dalam vagina dengan
menelusuri sisi bawah tali pusat (punggung tangan
menghadap ke bawah)
11. Setelah mencapai serviks, minta asisten untuk
menegangkan klem tali pusat. Kemudian memindahkan
tangan kiri untuk menahan fundus uteri
12. Sambil menahan fundus uteri, memasukkan tangan ke
dalam kavum uteri sampai mencapai tempat implantasi
plasenta
13. Membentangkan tangan obstetrik menjadi datar (ibu jari
merapat ke jari telunjuk dan jari lain saling merapat)
14. Menentukan implantasi plasenta dan menemukan bagian
plasenta yang sudah lepas
15. Memasukkan ujung jari di antara plasenta dan dinding
uterus
16. Sementara tangan kanan masih di dalam kavum uteri,
lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta
yang tertinggal
17. Memindahkan tangan kiri dari fundus ke supra simphysis
(menahan segmen bawah uterus
18. Menginstruksikan asisten untuk menarik tali pusat sambil
tangan kanan membawa plasenta keluar (hindari
terjadinya percikan darah)
19. Melakukan penekanan uterus ke arah dorso kranial
(dengan tangan kiri)
20. Masase uterus
21. Memeriksa placenta dan menempatkan plasenta ke
dalam wadah yang telah disediakan
UNIT DIII KEBIDANAN
TERKAIT
37
MODUL PEMBELAJARAN 6
LEARNING OUTCOME
Mampu Melakukan Kegawatdaruratan Penatalaksanaan
Perdarahan Kehamilan Muda
A. SKENARIO
Ny. Erika, umur 32 tahun, G1P0AO, sedang dalam masa kehamilan
14 minggu, datang ke PMB mengeluh mengeluarkan darah prongkol
prongkol dari jalan lahir. Mengeluh lemes pusing. Hasil
B. KODE PEMBELAJARAN
L6, L13
C. MATERI DASAR
1. Perdarahan kehamilan muda: abortus, mola hydatidosa, kehamilan
ektopik terganggu
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan penatalaksanaan pada kasus tersebut melalui
manajemen kebidanan varney
2. Laksanakan penatalaksanaan sesuai kasus tersebut
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong
38
PENGKAJIAN MENYELURUH PADA KASUS ABORTUS
INKOMPLIT
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2
PENGERTIAN Suatu cara untuk mengkaji data klien subjektif dan objektik
terfokus
TUJUAN 1. Ditemkan data subjektif dan objektif yang akurat terhadap
sebuah kasus
KEBIJAKAN Dilakukan pada ibu yang mengalami abortus.
PETUGAS 1. Dosen Pengajar.
2. Petugas laboratorium.
PERALATAN Meja periksa dan instrument ginekologi
Tensimeter, Stetoskop, Termometer, Tourniquet, balloon &
Mas
Oksigen dan Slang
Sarung Tangan DTT / Steril
Jam dengan penunjuk detik
PROSEDUR 1. Mempersiapkan persetujuan tindakan medic
2. Tanyakan riwayat haid dan perdarahan diluar siklus
3. Tanyakan lamanya amenore dan mulainya perdarahan ini
4. Inspeksi : Konjungtiva, bibir, lidah (anemia ikterus),
Retraksi interkostal atau pernafasan cuping hidung,
Berkeringat dingin, Kelainan abdomen dan pelvic
(kembung, asimetri, (benjolan), Perdarahan per vaginam
(jumlah, sifat bekuan)
5. Palpasi: Tinggi fundus uteri, Nyeri tekan abdomen atau
pelvic, Kaku pada dinding perut, Massa di kavum abdomen
atau pelvic
6. Inpekulo: Inspekulo Porsio livide, Dilatasi serviks, Fluxus
(darah melaui ostium)
7. Lakukan pemeriksaan bimanual: Konsistensi serviks,
Posisi uterus, Besar uterus dan kesesuaiannya dengan
usia gestasi, Nyeri goyang porsio atau nyeri sentuh
adneksa
*UNTUK POINT 6-7 Lakukan langkah- langkah seperti
SOP Inspekulo dan px bimanual
UNIT DIII KEBIDANAN, DIII KEPERAWATAN, S1 KEPERAWATAN
TERKAIT
39
PEMERIKSAAN INSPEKULO
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2
40
serviks tampak jelas, nilai:
16. Perdarahan dari kavum uteri
17. Ostium uteri terbuka atau sudah tertutup
18. Ada atau tidak jaringan yang keluar dari ostium
19. Ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium
20. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit
dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum
seperti saat masuk
21. Letakan spekulum pada tempat yang telah disediakan
22. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai
23. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0, 5 %
24. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian
melepaskan sarung tangan secara terbalik
25. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk yang bersih
UNIT DIII KEPERAWATAN
TERKAIT DIII KEBIDANAN
S1 KEPERAWATAN
41
PEMERIKSAAN DIGITAL
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 2
42
12. Memberitahu ibu pemeriksaan sudah selesai dan beritahu
hasil tindakan
13. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0, 5 %
14. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian
melepaskan sarung tangan secara terbalik
15. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk yang bersih
UNIT DIII KEPERAWATAN
TERKAIT DIII KEBIDANAN
S1 KEPERAWATAN
43
PERSIAPAN PRE KURETASE
NO dokumen Nomer revisi Halaman
SPO-UPT-KES-MAT/00/002/004 000 1 dari 1
44
13. Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
14. Klem ovum
15. Bermacam-macam ukuran sendok kuret
16. Cairan betadin
17. Kassa steril
18. Persiapkan medikamentosa: pethidine dan oksitosin
19. Memberikan support mental pada ibu
UNIT TERKAIT DIII KEBIDANAN
DIII KEPERAWATAN
S1 KEPERAWATAN
45
MODUL PEMBELAJARAN 7
LEARNING OUTCOME
Melakukan Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan secara
Komprehensif
A. SKENARIO
- Seorang perempuan, 9 bulan, datang ke RS dengan keluhan pusing,
pandangan kabur dan nyeri ulu hati dan kenceng- kenceng tiap 10
menit. Setelah dilakukan pemeriksaan TD 160/120 mmhg, bengkak
pada muka dan tangan, protein urine 3+. Vt: porsio tidak teraba,
pembukaan 10, kk negative, POD: sacrum.
- Pasien tersebut tiba tiba mengatakan ingin mengeden. dan tiba tiba
mengalami kejang.
- Pada kala 2 setalah bayi lahir tidak langsung menangis, dan setelah
bayi lahir ari ari tidak keluar selama 30 menit. Bidan melakukan
manual plasenta. Pasien tiba tiba pingsan
B. KODE PEMBELAJARAN
L7, L14
C. MATERI DASAR
1. Kegawatan dalam kehamilan
2. Kegawatan dalam persalinan, nifas
D. Tugas Mahasiswa
1. Lakukan simulasi penatalaksanaan kasus tersebut secara
komprehensif, dari mulai datang hingga penatalaksanaan kondisi
kegawatan yang terjadi.
46
E. SPO dan Form Penilaian
Terlampir SPO dan Form Penilaian menggunakan Format pengkajian
Mini Hospital Stikes Muhammadiyah Gombong
F. Dokumentasi
Terlampir menggunakan Format pengkajian Mini Hospital Stikes
Muhammadiyah Gombong
47
A. Lampiran
Nomor FORM-
DKB/00/13/075
PRODI DIII KEBIDANAN
Revisi ke 00
STIKES MUHAMMADIYAH
Tanggal 18 Desember 2013
GOMBONG
Berlaku
Halaman 1 dari 2
FORM DOPS
Nama Mahasiswa : ………………… Hari/ tanggal :
U/
KOMPONEN PENILAIAN 1 2 3 4
C
1. Mendemonstrasikan Pemahaman Mahasiswa Kepada
Pembimbing.
a. Menjelaskan indikasi, tujuan, komplikasi dan langkah-langkah
prosedur.
b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kepada pembimbing.
2. Melaksanakan Inform Consent
a. Menjelaskan prosedur kepada pasien
b. Mendapatkan persetujuan tindakan dari klien dan keluarga
3. Mendemonstrasikan persiapan prosedur yang sesuai
a. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
b. Memposisikan klien dan menjaga privasi klien
c. Melibatkan anggota keluarga klien.
4. Melakukan prosedur tindakan keperawatan secara benar dan
aman kepada pasien *)
5. Kemampuan tehnik
a. Melakukan tindakan sesuai urutan.
b. Melakukan tindakan secara efektif.
c. Menggunakan waktu dan alat secara efisien
6. Tehnik aseptic
a. Hand Hygiene/ Mencuci tangan dengan benar.
b. Menggunakan APD dengan benar.
c. Menjaga kesterilan dan atau kebersihan alat dengan benar.
7. Mencari bantuan saat diperlukan
8. Manajemen sesudah prosedur
a. Menjelaskan pada pasien apa yang harus dilakukan setelah
tindakan.
b. Memonitor hasil tindakan.
c. Membereskan dan merapihkan alat dengan memperhatikan
48
universal precaution.
d. Mendokumentasikan tindakan dengan benar.
9. Kemampuan komunikasi terapeutik
a. Memberikan kesempatan pada klien/ keluarga untuk bertanya
dan menjawab pertanyaanya
b. Berbicara dengan kata-kata yang mulia
c. Menghindari istilah yang tidak dimengerti klien
d. Mengeksplor klien dengan pertanyaan terbuka
10. Mempertimbangkan kondisi pasien
a. Respek c. Percaya kepada klien
b. Empati d. Sadar akan keterbatan
klien
11. Mempertimbangkan keselamatan pasien dari tahap pre
interaksi – terminasi
Jumlah skor
Nilai = Jumlah Skor x 100
Skor Maksimal
Tempat Pelaksanaan : ………………… Prosedur & Kasus :
49
REKAP PENILAIAN SKILL LABORATORIUM
PEMINATAN I (GADAR)
Nama :
NIM :
50