Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL BISNIS KEBIDANAN

(Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan 2 )

Disusun Oleh :
Fitria Mardiana ( B1701404 )

PROGRAM DIII PROGRAM KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
limpahan karunia-Nya kepada kita dan tak jupa pula kita mengirim salam dan
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita suatu ajaran
benar yaitu ajaran agama islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
kewirausahaan ini dengan lancar.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan proposal ini. Penulis juga berharap dengan
adanya proposal ini dapat menjadi salah satu sumber informasi pengetahuan bagi
pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini, masih jauh dari
kata sempurna.

Sruweng, 15 September 2019

Penulis
BAB I
INFORMASI USAHA

1.1. Legalitas
a) Surat izin usaha dari perangkat desa setempat.

b) Surat izin usaha dari pemerintah Kabupaten Kebumen.

c) Surat tanda kepegawaian sebagai tenaga kesehatan.

d) Surat Terdaftar Pengobat Tradisional ( STPT ) dari kabupaten/kota.

1.2. Struktur Organisasi

DIREKTUR
Fitria Mardiana

KOORDINATOR
Siska Pramitha N. KEUANGAN
Anastasya Dian A.P

THERAPIS
MARKETING
Nuri zakiyyah Finanda Arini
Nurul Istiqomah Dewi Siti K
Nisa Damayanti
Nour Khasanah

ADMINISTRASI
1.3. Indah Suci A.
Ois Novita R.
Performa
Finansial
Menurut Sucipto (2003), kinerja keuangan (financial
performance) ialah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menciptakan laba.
1.4. Pengalaman Perusahaan
Sebagai mahasiswi kebidanan saya bercita-cita sebagai seorang
bidan yang juga memiliki bisnis disamping pekerjaan yang utama menjadi
bidan, yaitu menekuni bisnis spa untuk bayi, pengalaman saya dalam
bidang spa yaitu berawal dari seorang asisten bidan yang juga memiliki
bisnis Home Spa dirumahnya, dan dari situlah saya sedikit mengambil
pembelajaran dari beliau. Dan kemudian saya berfikir untuk memiliki
bisnis yang serupa tersebut untuk saya terapkan di daerah saya tinggal.
BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Deskripsi Umum Bisnis


Jenis usaha yang saya dirikan adalah perawatan bayi / baby spa ( pijat
bayi, perawatan tali pusat, memandikan : renang, deteksi tumbuh kembang ).

2.2 Latar Belakang Industri


Perusahaan ini saya dirikan karena saya melihat di era sekarang semakin
meningkatnya keinginan dan perhatian orangtua terutama seorang ibu untuk
menjaga kesehatan buah hatinya melalui perawatan yang semaksimal
mungkin. Salah satunya adalah memberikan pijatan dengan sentuhan lembut
melalui tangan-tangan tenaga yang terampil sehingga anak merasa senang dan
bahagia saat dilakukan perawatan.

Salah satu perawatan yang akan saya suguhkan adalah pijat bayi yang
bertujuan untuk memperlancar peredaran darah, merangsang stimulasi anak
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

2.3 Tujuan, Potensi, dan Visi Misi Perusahaan


a) Tujuan
i. Mengenalkan masyarakat tentang perawatan balita di luar
kesehatan konvensional.
ii. Memberikan informasi tumbuh kembang balita
iii. Memberikan sarana bermain balita
b) Potensi
Potensi yang dapat dikembangkan adalah bahwa didaerah sekitar
lokasi belum ada program perawatan bayi sementara kelahiran cenderung
meningkat serta kesadaran kesehatan masyarakat cukup tinggi. Sasaran
yang akan saya jangkau adalah bayi usia 0-18 bulan dan selama ini
pesaing yang ada hanya dukun pijat bayi tradisional.
c) Visi Perusahaan
Menjadi pusat pelayanan Spa untuk bayi dengan sentuhan kasih sayang.
d) Misi Perusahaan
i. Memberikan perawatan kepada bayi secara menyeluruh dengan
sentuhan kasih dan sayang yang menggunakan perawatan
tradisional yang ditangani oleh perawat dan bidan yang kompeten
dibidangnya serta berdasarkan hasil riset yang bernilai kesehatan.
ii. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan AKB melalui
sentuhan yang menyeluruh.
iii. Meningkatkan kesehatan bayi melalui upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna.
iv. Menjadi inspirator dan motivator bagi lulusan tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam mengembangkan jiwa entrepreneurship di
bidangnya.
v. Memperluas jaringan kemitraan dengan instansi pelayanan
kesehatan.

2.4 Keunikan Produk


Keunikan yang paling utama nya adalah saya menyediakan fasilitas
waiting room untuk orang tua yang menunggu anaknya menggunakan
pelayanan dan disediakan pula Koran,majalah, Televisi, serta minuman dan
camilan gratis guna kenyamanan orangtua. Ruangan juga akan saya design
semenarik mungkin agar anak senang dan nyaman. Kemudian untuk
pemakaian layanan mandi/renang 10 kali akan gratis layanan pijat bagi anak.
BAB III
PEMASARAN

3.1 Riset dan Analisis


Pada umumnya baby spa diawali dengan Tahap pemijatan. Menurut The
Americsn Massage Therapy Association , pijat bayi dapat dilakukan dengan
memegang, menggerakan, dan atau memberi tekanan pada tubuh. Secara
ilmiah, pijat bayi terbukti bermanfaat dalam beberapa hal berikut ini :
1) Pijat bayi dan peningkatan berat badan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stimulasi pijat berkaitan
erat dengan peningkatan berat badan anak. Dalam suatu studi oleh
Field dkk, bayi prematur yang diberi stimulasi pijat menunjukkan
kenaikan berat badan per hari 47% lebih tinggi dibandingkan bayi yang
tidak diberi stimulasi. Pijat bayi diduga berpengaruh pada peningkatan
aktivitas sistem saraf vagal dan motilitas (pergerakan) lambung yang
menyebabkan penyerapan nutrisi menjadi lebih efisien dan berat badan
meningkat. Menariknya, efek pijat tersebut lebih besar ketika
menggunakan minyak, seperti minyak kelapa (coconut oil), dan
minyak bunga matahari (sunflower oil). Para ahli menduga hal ini
disebabkan oleh penyerapan minyak ke permukaan kulit.
2) Pijat bayi dan perkembangan anak
Manfaat pijat bayi, terutama yang prematur, terhadap
perkembangan di kemudian hari telah banyak dibuktikan. Bayi yang
dipijat cenderung lebih matang, baik dari segi motor, orientasi, maupun
perilaku. Bayi prematur yang dipijat dengan kekuatan sedang juga
lebih jarang rewel, menangis, maupun menunjukkan perilaku stres
lainnya.
3) Pijat bayi dan perbaikan pola tidur
Bayi yang mendapat terapi pijat umumnya lebih aktif, sadar (alert)
dan menghabiskan jam tidur lebih sedikit. Suatu studi terhadap bayi
prematur yang dipijat hingga usia 8 bulan menunjukkan bahwa pijat
bayi meningkatkan kualitas tidur dan membuat bayi lebih sedikit
terbangun saat jam tidur.
4) Pijat bayi dan kesehatan kulit
Manfaat pijat bagi kulit bayi didapatkan bila dilakukan
menggunakan minyak. Pemberian minyak membantu menstabilkan
suhu bayi dan mencegah hilangnya panas melalui kulit. Hal ini
umumnya lebih bermanfaat bila dilakukan pada bayi prematur yang
cenderung mudah mengalami hipotermia (suhu tubuh di bawah
normal). Pemakaian minyak juga terbukti dapat memperbaiki tekstur
kulit karena dapat mengangkat sel kulit mati dan mencegah kulit
menjadi kering dan pecah-pecah.
5) Pijat bayi dan proses bonding
Dalam suatu studi yang melibatkan 52 bayi di Korea Selatan,
dibuktikan bahwa interaksi ibu-anak yang melakukan pijat bayi lebih
baik dibandingkan kelompok ibu yang tidak melakukan pijat bayi.
Melalui pijat bayi, ibu diberi kesempatan untuk mengenal bayi lebih
dekat, dan membangun kelekatan (bonding). Dengan demikian, ibu
dapat mengerti dan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan bayi.
6) Terapi air
Terapi air atau water therapy dikenal dengan berbagai istilah,
antara lain hydrotherapy, water flotation, atau aquatic physical therapy.
Dalam terapi air, bayi diajak untuk berendam dalam bak kecil dengan
tubuh, terutama bagian leher disangga pelampung. Bayi kemudian
bebas menggerakkan lengan dan tungkainyanya, menyerupai keadaan
di dalam kandungan. Para ahli menduga bahwa saat menendang-
nendang dalam air, gelombang air akan menstimulasi bayi untuk
melatih keseimbangan dan kemampuan koordinasi. Hal ini lalu
dihubungkan dengan perkembangan kemampuan untuk merangkak,
berjalan dan berenang di kemudian hari.
Sayangnya, bukti ilmiah terapi air masih sedikit dan umumnya
merupakan penelitian pendahuluan dengan jumlah subyek yang minim.
Studi pendahuluan pada 12 bayi prematur yang mendapat terapi air
(aquatic physical therapy) selama 10 menit memperlihatkan bahwa
bayi memperoleh kualitas tidur yang lebih baik, cenderung lebih rileks
dan lebih dapat mentolerir nyeri. Penelitian pendahuluan lain pada bayi
usia 7-9 bulan di Brasil tahun 2013 dengan jumlah sampel 12 subyek,
6 kontrol dan 6 intervensi, menunjukkan bahwa perkembangan motorik
bayi yang dilatih berenang 40 menit sekali seminggu selama 4 bulan
lebih baik dibandingkan yang tidak distimulasi.9 Namun, karena
jumlah sampel kecil (12 bayi), hasil tidak bermakna secara statistik.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan mekanisme dan
manfaat berenang terhadap tumbuh kembang anak.
Analisa Swot Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah mengukur kemampuan saya terhadap
lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis SWOT:
1. Strenght (Kekuatan)Kekuatan dari produk ini adalah: Sangat dibutuhkan
ibu dan anak Baby spa bukan lagi menjadi gaya hidup tapi merupakan
kebutuhan Harga yang terjangkau dengan pelayanan yang berkualitas
2. Weakness (Kelemahan)Kelemahan dari produk ini adalah: Tempat yang
strategis sangat menentukan banyaknya konsumen Peralatan dan
perlengkapan yang standar,karena untuk mempertahankan harga yang
murah.
3. Opportunity (Peluang) Berpeluang menjangkau sudut kota dan pinggiran
jalan Akses yang mudah dan biaya yang murah akan menarik orang tua
untuk membawa anaknya ke baby spa.
4. Threath (Ancaman) Banyaknya baby spa lain yang menawarkan fasilitas
yang lebih unggul akan menjadi pesaing yang perlu diwaspadai.
3.2 Ukuran Pasar dan Tren
Bisnis ini dibangun di atas tanah seluas 15 x 10 m berada di daerah dan
bukan di pusat kota. Jangkauan pasar adalah masyarakat sekitar pembangunan
dan masyarakat kabupaten/kota. Tren yang sedang naik daun adalah terapi
dengan pemijatan dan berenang namun lokasi jauh dari kediaman. Dan
dibangunnya bisnis ini akan lebih memudahkan masyarakat dan bisnis ini
lebih mudah dikenal oleh masyarakat.

3.3 Kompetisi
1) Keterbatasan mangsa pasar yatu hanya pemijatan pada bayi dan berenang
ringan pada bayi yang notabene pemijatan juga dapat dilakukan oleh
dukun pijat.
2) Masih jarangnya wirausahawan yang mengembangkan baby spa.
3) Merubah mind set masyarakat terhadap baby spa cukup membutuhkan
waktu yang sedikit lama.

3.4 Rencana Pemasaran


Sebagai langkah awal, pemasaran dapat dilakukan melalui media
social/Koran, dan brosur dibagikan kepada pasien/tetangga sekitar/rekan
kerja. Selain itu juga akan diberikan pelayanan gratis bagi 30 pengunjung
pertama saat pembukaan dan potongan harga selama 1 bulan. Pengunjung
juga akan diberikan cemilan dan minuman gratis serta disuguhi tampilan
video atau tampilan tentang tumbuh kembang anak selama berada di ruang
tunggu agar pengunjung tetap merasa nyaman.
BAB IV
PELAKSANAAN BISNIS

4.1 Lokasi
Bisnis ini akan saya lokasikan di Desa Sidoagung, Sruweng,Kabupaten
Kebumen. Lokasi ini dipilih karena strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat sekitar. Lokasi tidak saya tempatkan pada pusat kota karena akan
berdampak pada kenyamanan pelanggan seperti bising akibat lalu lalang
kendaraan. Baby Spa ini akan saya bangun di atas tanah dengan ukuran 15 x
10 m. Ukuran bangunannya 4 x 9 m dan selebihnya dijadikan tempat parker
kendaraan bagi pengunjung.

4.2 Akses Transportasi


Untuk akses transportasi, berhubung lokasi bukan brada di pusat kota,
untuk menuju ke lokasi Baby Spa hanya dapat dijangkau dengan sepeda
motor,becak, angkot mini, mobil pribadi.

4.3 Kependudukan
Awal pembukaan akan saya sebarluaskan melalui pasien tetap saya yang
berkunjung ke tempat praktik saya, kemudian saya juga akan memberikan
pelayanan gratis terhadap penduduk setempat untuk acara pembukaan.

4.4 Fasilitas Umum


Fasilitas umum yang tersedia yaitu :
1) TV
2) Ruang tunggu yang nyaman
3) Media baca ( Koran, majalah, dll )
4) Kamar mandi dan toilet
5) Halaman parkir
6) Cemilan dan minuman
BAB V
ASPEK PERIZINAN ( LEGALITAS )

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 Tentang


Pelayanan Kesehatan Spa
Pasal 8
1) Setiap penyelenggara Pelayanan Kesehatan SPA tradisional harus
memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata dan izin teknis.
2) Tanda Daftar Usaha Pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan setelah mendapat izin teknis dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
3) Tanda Daftar Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4) Izin teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali 6 (enam) bulan
sebelum habis masa berlakunya, selama memenuhi persyaratan.
Pasal 9
1) Untuk memperoleh izin teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
penyelenggara SPA harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
kelengkapan meliputi:
a. persyaratan administrasi; dan
b. persyaratan teknis lainnya.
3) Kepala Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melaksanakan verifikasi persyaratan berdasarkan self assessment atau
kajian administrasi dan teknis lainnya setelah menerima permohonan,
dapat mengikut sertakan asosiasi SPA.
4) Formulir self assessment sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 7 terlampir.
5) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya
permohonan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat harus
memberikan izin atau menolak permohonan disertai alasan yang jelas
dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 5
atau Formulir 6 terlampir.
Pasal 10
Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan, badan usaha dan alamat Griya SPA,
penyelenggara SPA harus melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Pasal 11
Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a
meliputi :
a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. fotokopi akta pendirian badan usaha;
c. fotokopi STPT dan/atau SIP tenaga yang akan memberikan pelayanan;
d. fotokopi dokumen lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan daerah
setempat;
e. fotokopi izin lokasi sesuai ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh
peraturan pemerintah daerah masing-masing;
f. fotokopi profil griya SPA yang meliputi pengorganisasian, lokasi, dan
klasifikasi Griya SPA; dan
g. mengisi daftar assessment yang disediakan.
Pasal 12
1) Persyaratan teknis lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)
huruf b meliputi persyaratan ketenagaan, air, sarana dan prasarana, serta
metode perawatan sesuai dengan klasifikasi griya SPA yang akan
didirikan.
2) Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. kelompok tenaga administrasi; dan
b. kelompok terapis.
3) Kelompok tenaga administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a berupa manajer, penerima tamu, programmer, dan administrator.
4) Kelompok terapis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berupa
terapis SPA pratama, terapis SPA madya, dan terapis SPA utama.
5) Persyaratan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan mutu air bersih sesuai ketentuan peraturan perudang-
undangan.
6) Persyaratan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa persyaratan :
a. bangunan; dan
b. alat yang mendukung pelayanan.
7) Persyaratan metode perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi : Terapi Hidro, penggunaan ramuan, Pijat, Terapi Aroma, latihan
fisik dalam SPA, terapi warna, terapi musik, dan pemberian makanan
sehat dalam pelayanan kesehatan SPA.
Pasal 13
1) Setiap terapis SPA harus memiliki STPT yang diterbitkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Untuk mendapatkan STPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terapis
SPA harus mengajukan permohonan dengan menggunakan contoh
sebagaimana tercantum dalam Formulir 1 kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat secara kolektif atau sendiri, disertai dengan
persyaratan yang meliputi:
a. biodata terapis, menggunakan contoh Formulir 2 sebagaimana
terlampir;
b. fotokopi KTP;
c. rekomendasi dari asosiasi SPA yang berbadan hukum berdasarkan
kualifikasi Kerja Nasional Indonesia;
d. fotokopi sertifikat/ijazah kompetensi terapis yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi kompetensi (LSK) dan atau Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP);
e. surat pengantar Puskesmas setempat;
f. pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar;
g. izin teknis dari tempat bekerja atau rencana tempat kerja.
3) Paling lama dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
permohonan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat harus
memberikan izin atau menolak permohonan STPT disertai alasan yang
jelas.
4) STPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan contoh
sebagaimana tercantum dalam Formulir 3 terlampir.
Pasal 14
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pelayanan Kesehatan SPA, Terapi
Hidro Pada Pelayanan Kesehatan SPA, Terapi Aroma Pada Pelayanan Kesehatan
SPA, dan Pijat Pada Pelayanan Kesehatan SPA sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
BAB VI
MANAJEMEN

1) Direktur
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegaitan bidang
SDM,marketing,pelayanan,program,pengembangan dan keuangan.
b. Merencanakan dan mengembangkan program untuk meningkatkan
sumber-sumber pendapatan.
c. Membuat kebijakan inovatif untuk memajukan bisnis
d. Menjalin kerjasama dengan dinas dan instansi untuk pengembangan
pelayanan.
2) Koordinator
a. Bertanggungjawab langsung terhadap pimpinan
b. Mengkoordinasikan dan evaluasi kegiatan
c. Melaporkan semua kegiatan
d. Membuat jadwal rutin pertemuan dengan semua staf
e. Mengembangkan SOP pelayanan
f. Membuat jadwal therapy
g. Mengkoordinasikan penggunaan dan pembelian alat dan bahan habis
pakai
3) Keuangan
a. Bertanggungjawab langsung dan melaporkan keadaan keuangan
kepada pimpinan
b. Mencatat semua pendapatan dan pengeluaran
c. Membuat perencanaan belanja
d. Menghitung dan membayarkan gaji
e. Membuat laporan keuangan yang kongkrit sebagi bukti bayar
4) Therapis
a. Mematuhi dan melaksanakan tata tertib
b. Memberikan servis memuaskan kepada klien sesuai dengan kebutuhan
c. Memberikan informasi tentang pelayanan yang ada
d. Mendokumentasikan semua pelayanan di buku
e. Mempromosikan layanan
f. Menjaga kebersihan ruangan dan alat serta bahan habis pakai
g. Mempersiapkan ruangan, alat dan bahan sebelum dibuka
h. Membersihkan alat dan membereskannya setelah digunakan
5) Marketing
a. Mematuhi dan melaksanakan ketentuan dan tata tertib
b. Melakukan promosi baik offline maupun online
c. Membuat promosi kreatif melalui online/media social
d. Melakukan kegiatan even-even promosi
e. Membuat jadwal secara rutin dan melakukan pendekatan kepada
masyarakat
6) Administrasi
a. Mencatat semua data klien yang datang
b. Mengiventarisasi semua barang alat dan bahan yang digunakan
c. Mengiventarisasi bahan habis pakai
d. Membuat agenda surat masuk dan keluar
e. Membuat draft MoU kerjasama penawaran dengan instansi
f. Membuat surat permohonan izin utuk promosi ke instansi dan pihak
terkait
BAB VII
FINANSIAL

7.1 Perkiraan Biaya Modal

NO. Deskripsi Biaya (Rp.)

1. Modal bersama Rp. 50.000.000

2. Penyertaan modal pihak ke tiga Rp. 70.000.000

Jumlah Rp. 120.000.000

7.2 Perkiraan Biaya Operasional


a. Biaya awal

No. Deskripsi Biaya (Rp.)

1. Lahan dan gedung Rp. 90.000.000

2. Interior Rp. 1.000.000

3. Alat-alat dan bahan Rp. 5.000.000

4. Leaflet Rp. 500.000

Jumlah Rp. 96.500.000

b. Biaya Operasional Perbulan

No. Deskripsi Biaya (Rp.)

1. Listrik dan PAM Rp. 500.000

2. Gaji Pegawai 9 x 1.500.000 Rp. 13.500.000

3. Alat dan bahan Rp. 500.000

Jumlah Rp. 14.500.000

7.3 Analisis Profitabilitas


Pemasukan perhari : Rp. 50.000 x 12 bayi = Rp. 600.000
Pemasukan Perbulan : Rp. 50.000 x 360 bayi = Rp. 18.000.000

Laba perbulan : Rp. 18.000.000 – Rp. 14.500.000 = Rp. 3.500.000

7.4 Analisis Break Even Poin


BAB VIII
ASPEK TEKNIS

8.1 Tahap Perencanaan dan Pembangunan


1) Nama Usaha : Pitt Baby’s Spa
Nama ini diambil dari nama panggilan saya sendiri
2) Lokasi : Di Desa Sidoagung,Sruweng, Kabupaten Kebumen
Letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.
3) Produk dan layanan
a. Baby Swim
Begitu masuk kedalam klinik “Baby Spa”, Balita akan langsung
disambut oleh 2 kolam besar berwarna putih lengkap dengan bola-bola
mainannya. Ini yang menjadi ciri unik Baby spa dibanding tempat spa
lainnya. Konsep semi outdoor memudahkan bunda dan keluarga untuk
melihat langsung si kecil saat berenang. Baby Swim ini hanya
diperuntukkan bagi bayi yang sudah memiliki berat badan minimal 5
kilogram.
b. Baby Massage
Kurang lebih perawatan pijat ini memakan waktu sekitar 30 menit
dengan menggunakan olive oil khusus. Adapun manfaat dari baby spa
adalah : Menjadikan bayi lebih rileks, meningkatkan sistem imunitas
tubuh, tidur lebih lelap, membantu melancarkan pencernaan,
merangsang perkembangan sensorik dan motorik bayi, meningkatkan
bonding antara orang tua dan bayi dan membuat bayi lebih mudah
bersosialisasi dimasa pertumbuhannya, tidak takut dengan orang lain.
c. Baby body scrub
Dalam baby body scrub ini anak akan diberikan berbagai macam body
scrub pada bagian tubuhnya yang tentunya terbuat dari bahan – bahan
yang aman bagi kulit anak. Seperti lulur lumpur dan cokelat. Baby
body scrub ini akan memakan waktu 15 – 20 menit agar scrub tersebut
meresap ke dalam kulit anak yang akan memberikan manfaat yang
baik
4) Manajemen pengorganisasian
a. 1 tenaga coordinator
b. 1 tenaga keuangan
c. 2 tenaga administrasi
d. 2 tenaga marketing
e. 3 tenaga therapy
5) Pengadaan Lahan dan Gedung
No. Uraian Jumlah Biaya
1. Tanah, pendirian 15x10 m, 1 buah Rp. 90.000.000
gedung
2. Dekorasi/interior - Rp. 1.000.000
3. Listrik dan PAM 1 - Rp 500.000
bulan
4. Alat dan bahan Rp. 5.000.000
Jumlah Rp. 96.500.000
BAB IX
STRATEGI PANEN

9.1 Transfer Aset


1. Transfer jasa perusahaan : perusahaan yang berhubungan biasanya
membeli jasa dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
2. Transfe asset berupa tanah
3. Transfer asset berupa asset disusutkan
4. Transfer asset berupa asset diaortisasi

9.2 Keberlanjutan Bisnis


Seanjutnya akan saya teruskan bisnis ini dan

Anda mungkin juga menyukai