Anda di halaman 1dari 9

SOP

BANTUAN HIDUP DASAR

DI SUSUN OLEH :
MOH. ILHAM DOHMI
PO0220218024

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

T.A 2020
DASAR TEORI

A. Pengertian
BHD adalah tindakan memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
ventilasi dari korban yang mengalami henti nafas.
B. Tujuan
a. Mencegah berhentinya proses sirkulasi dan respirasi
b. Mencegah terjadinya kematian biologis
c. Dapat membantu ventilasi
d. Dapat membantu sirkulasi
e. Dapat memberikan kelangsungan harapan hidup pada penderita dalam kondisi
gawat darurat.
C. Indikasi
a. Henti nafas
b. Henti jantung
D. Kontraindikasi
a. Kematian normal
b. Stadium terminal suatu penyakit
c. Dipastikan bahwa fungsi otak tidak dapat pulih yaitu 30 menit - 1 jam tidak ada
nadi pada normotermi tanpa RJP.
ALAT DAN BAHAN

a. Barier device : 1 buah


b. Ambu bag : 1 buah
c. Alkohol swab
d. Phantom tubuh

HAL HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan


2. Kondisikan phantom sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya
3. Letakan peralatan pada tempat yang terjangkau
4. Perhatikan tindakan BHD dengan benar

PROSEDUR KERJA

NO LANGKAH GAMBAR

1. Jelaskan prosedur kepada keluarga klien


2. Atur posisi pasien telentang ditempat
datar dan alas keras

3. Buka baju bagian atas

4. Lakukan tahapan airway : cek kesadaran


pasien dengan cara :
- Panggil nama pasien
- Tanyakan kesediaannya
- Goyang bahu dan cubit
pasien

5. Mintalah pertolongan / hidupkan


emergency system
6. Perbaiki posisi pasien atau posisi
penolong

7. Periksa jalan nafas untuk melihat adanya


sumbatan dengan cross finger (ibu jari
dan jari- jari

8. Buka jalan nafas dengan menggunakan


metode head tilt chin lift dan bersihkan
jalan nafas dari sumbatan.
9. Lakukan tahapan breathing : nilai nafas
dengan cara :
- LOOK “lihat pergerakan dada
atau perut”
- LISTEN “dengarkan udara
keluar masuk dari hidung”
- FEEL “rasakan adanya udara
dari mulut atau hidung dengan
pipi atau punggung tangan.
10. Jika pasien tidak bernafas maka berikan
nafas buatan dengan menggunakan balon
sesusitasi sebanyak 2 kali dengan mulut
volume udara 700 ml – 1 liter (10 ml/kg
BB) atau sampai dada mengembang.
11. Periksa denyut jantung pasien dengan
meraba arteri karotis, jika arteri teraba
cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik
sekali.

12. Jika arteri karotis tidak teraba lakukan


tahapan circulation, berikan kompresi
jantung luar :
Nafas buatan menggunakan balon
resusitasi dengan perbandingan 30:2 baik
1 atau 2 penolong

13. Lakukan kompresi dengan kecepatan


yang sama dengan tenik perhitungan
sampai 1,2,3 sampai 9
1 (tiup),1,2,3, sampai 9
2 (tiup),1,2,3 sampai 9
3 (tiup), sampai 5 kali siklus lengkap
(satu siklus adalah 30 kali kompresi dan 2
kali ventilasi dengan kecepatan
100x/menit.
14. Lakukan penilaian ulang.
Note :
Teknik melakukan kompresi dada :
- Tentukan titik atau lokasi
midsternum / tulang iga kanan
atau kiri dengan cara
menelusuri jari telunjuk dan
jari tengah penolong sehingga
bertemu.
- Letakan telapak tangan pada
titik tekan, separuh dibawah
sternum atau antara 2 puting
susu.
- Tempatkan tangan yang satu
diatas punggung tangan
pertama
- Lakukan penekanan kebawah
menggunakan pangkal telapak
tangan kedalaman 3,8-5 cm
(posisi lengan tegak lurus pada
sternum)
- Lakukan kompresi secara
teratur pada saat relaksasi
telapak tangan tidak boleh
berubah – ubah.

Hal yang harus diperhatikan :


- Lakukan evakuasi setelah
siklus 5 siklus atau setelah
adanya tanda pemulihan dan
hentikan jika pasien
dinyatakan meninggal dan
penolong tidak mampu atau
sudah 30 menit tidak ada
respon.

EVALUASI

1. Setelah langkah kerja dilakukan dengan urutan yang benar dan tepat sesuai dengan
penuntun kerja (job sheet)
2. Persiapan alat harus diperhatikan
3. Aturan keselamatan kerja harus diperhatikan saat melaksanakan prosedur kerja
4. Langkah – langkah dilakukan sesuai dengan daftar tilik
5. Mahasiswa dapat melakukan tindakan secara individual.

Anda mungkin juga menyukai