OSTEOATHRITIS
Disusun Oleh :
1. LATAR BELAKANG
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya
paling umum dijumpai secara global. Diketahui bahwa OA diderita oleh
151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia
Tenggara (WHO, 2004).
Prevalensi OA juga terus meningkat secara dramatis mengikuti
pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati
bahwa 70% dari pasien yang berumur lebih dari 65 tahun menderita OA
(Brooks, 1998). Prevalensi OA lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun
ke atas dapat mencapai 35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan
juga bahwa satu sampai dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat
karena OA (Soeroso, 2006).
Osteoartritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan
misalnya pada panggul, lutut, vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu,
sendi-sendi jari tangan, dan pergelangan kaki. Pada studi radiografi yang
dilakukan di Amerika dan Eropa pada penduduk usia 45 tahun ke atas
didapatkan prevalensi OA lutut yang cukup tinggi, yaitu sebesar 14% pada
laki-laki dan 22,8% pada wanita.
2. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia agar dapat
beraktivitas secara normal.
4. SASARAN
Lansia
5. MATERI (TERLAMPIR)
6. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
7. MEDIA
Leaflet
8. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria Struktur :
1) Peserta hadir minimal 15 orang.
2) Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rumah Tn. S.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
c. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan pengertian osteoartritis
2) Menyebutkan penyebab osteoartritis
3) Menyebutkan tanda-tanda osteoartritis
4) Menyebutkan hal-hal yang meningkatkan nyeri sendi (osteoartritis)
5) Menyebutkan cara mengatasi nyeri sendi (osteoartritis)
6) Menyebutkan cara mencegah timbulnya nyeri sendi (osteoartritis)
7) Mengerti diit pada osteoartritis
9. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience
Pembukaan
1. Penyuluh memulai 1. Menjawab salam
penyuluhan dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
1 5 Menit 3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang 4. Memperhatikan
akan diberikan
5. Membagikan leaflet 5. Menerima dan
membaca
2 10 Menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan
osteoartritis
2. Menyebutkan penyebab 2. Memperhatikan
osteoartritis
3. Menyebutkan tanda dan 3. Memperhatikan
gejala osteoartritis
4. Menyebutkan hal-hal yang 4. Memperhatikan
meningkatkan nyeri sendi
(osteoartritis)
5. Menyebutkan cara mengatasi 5. Memperhatikan
nyeri sendi (osteoartritis)
6. Menyebutkan cara mencegah 6. Memperhatikan
timbulnya nyeri sendi
(osteoartritis)
7. Menjelaskan diit pada 7. Memperhatikan
osteoartritis
8. Memberi kesempatan untuk 8. Bertanya dan
bertanya mendengarkan
jawaban
Evaluasi :
1. Meminta audience 1. Menjelaskan tanda
menyebutkan tanda dan dan gejala
gejala osteoartritis osteoartritis
2. Meminta audience 2. Menyebutkan cara
menyebutkan cara mengatasi mengatasi
3 10 Menit osteoartritis osteoartritis
3. Meminta audience 3. Menyebutkan cara
menyebutkan cara mencegah mencegah
osteoartritis osteoartritis
4. Meminta audience 4. Menyebutkan diit
menyebutkan diit untuk untuk osteoartritis
osteoartritis
Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih 1. Memperhatikan
4 5 Menit
atas perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan
tulang di sekitar sendi tersebut (Hamijoyo, 2012).
2. Penyebab nyeri sendi
a. Usia lanjut
Biasanya timbul pada usia 45 – 55 tahun denga perbandingan sama saja
laki-laki dan perempuan namun meningkat pada perempuan setelah usia
55 tahun.
b. Kegemukan
Membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang
bekerja dengan lebih berat, diduga memberi andil pada terjadinya
osteoarthritis. Setiap kilogram penambahan berat badan atau masa
tubuh dapat meningkatkan beban tekan lutut sekitar 4 kilogram. Dan
terbukti bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi resiko
terjadinya osteoarthritis atau memperparah keadaan steoarthritis lutut.
c. Adanya peradangan karena bakteri atau kuman yang menginfeksi sendi
d. Cedera sendi
Pada cedera sendi perat dari beban benturan yang berulang dapat
menjadi faktor penentu lokasi pada orang-orang yang mempunyai
predisposisi osteoarthritis dan berkaitan pula dengan perkembangan dan
beratnya osteoarthritis.
e. Faktor keturunan
Faktor keturunan juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya
mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-
unsur tulang rawan sendi seperti kolagen dan proteoglikan berperan
dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.
f. Pekerjaan berat dan olah raga
Bekerja dengan beban rata-rata 24,2 kg, lama kerja lebih dari 10 tahun
dan kondisi geografis berbukit-bukit merupakan faktor resiko dari
osteoarthritis lutut. Dan orang yang mengangkat berat beban 25 kg pada
usia 43 tahun, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadinya
osteoarthritis dan akan meningkat tajam pada usia setelah 50 tahun.
g. Adanya riwayat trauma
Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penumpu berat tubuh seperti
sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi.
Trauma lutut yang akut termasuk robekan terhadap ligamentum
krusiatum dan meniskus merupakan faktor timbulnya osteoartritis lutut
(Arundhati, dkk, 2013).
7. Diet Makanan
1. Protein hewani
Makanan yang boleh : daging, ayam, ikan tongkol,
tengiri, bandeng, keju, susu, telur
Makanan yang tidak boleh : Sardiness/makarel, usus, kerang,
paru, hati, limpa, otak, kornet,
beef, kaldu, bebek, angsa, burung
2. Karbohidrat
Makanan yang boleh : Semua
3. Protein nabati
Makanan yang boleh : Kacang-kacangan kering maksimal
25 gr/hr, tahu, tempe, oncom
maksimal 90 gr/hr
4. Buah-buahan
Makanan yang boleh : Semua
5. Sayuran
Semua boleh diberikan kecuali aspargus, buncis, bayam, jamur,
kembang kol maksimal 50 mg/hr
6. Lemak
Makanan yang boleh : Minyak dalam jumlah terbatas
7. Minuman
Minuman yang boleh : Teh, kopi
Minuman yang tidak boleh : Minuman beralkohol, minuman
bersoda
8. Bumbu dan lain-lain
Makanan yang boleh : Semua
Makanan yang tidak boleh : Ragi (Fitzgerald, 2004).
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN PADA LANSIA
MENGENAI OSTEOARTRITIS DI RUMAH LANSIA
Arundhati, Dita, dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa terhadap
Reduksi Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Goa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat
Epidemiologi Indonesia vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2014.
Depkes RI. 1995. Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Pusdiknakes.
Fitzgerald, G. K. 2004. Role of Physical Therapy in Management of Knee
Osteoarthritis. Cut Open Rhematol 16:143-7.
Hamijoyo, Laniyati. 2012. Pengapuran Sendi atau Osteoarthritis.
http://reumatologi.or.id/reuarttail?id=23. Diakses 15 Juni 2015.
Sarah, Angela, dkk. 2012. Pengaruh Berat Badan terhadap Gaya Gesek dan
Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013.
Smeltzer, C. Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperaatan Medikal Bedah. Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk. Jakarta: EGC.