Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OSTEOATHRITIS

Disusun Oleh :

Didi Haryanto, S.Kep


4012200031

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-15


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA PUTERA BANJAR
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOATRITIS
PADA LANSIA
STIKES BINA PUTERA BANJAR

Pokok Bahasan : Mengenal Osteoartritis


Sasaran : Lansia
Metode : Ceramah
Diskusi
Media : Leaflet
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. S
Hari dan tanggal : Kamis, 05 Nopember 2020
Pukul : 15.00-15.30 WIB

1. LATAR BELAKANG
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya
paling umum dijumpai secara global. Diketahui bahwa OA diderita oleh
151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia
Tenggara (WHO, 2004).
Prevalensi OA juga terus meningkat secara dramatis mengikuti
pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati
bahwa 70% dari pasien yang berumur lebih dari 65 tahun menderita OA
(Brooks, 1998). Prevalensi OA lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun
ke atas dapat mencapai 35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan
juga bahwa satu sampai dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat
karena OA (Soeroso, 2006).
Osteoartritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan
misalnya pada panggul, lutut, vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu,
sendi-sendi jari tangan, dan pergelangan kaki. Pada studi radiografi yang
dilakukan di Amerika dan Eropa pada penduduk usia 45 tahun ke atas
didapatkan prevalensi OA lutut yang cukup tinggi, yaitu sebesar 14% pada
laki-laki dan 22,8% pada wanita.
2. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia agar dapat
beraktivitas secara normal.

3. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )


a. Klien mengerti tentang pengertian osteoartritis
b. Klien mengerti tentang penyebab osteoartritis
c. Klien mengerti tentang tanda-tanda osteoartritis
d. Klien mengerti tentang hal-hal yang meningkatkan nyeri sendi
(osteoartritis)
e. Klien mengerti tentang bagaimana cara mengatasi nyeri sendi
(osteoartritis)
f. Klien mengerti tentang bagaimana cara mencegah timbulnya nyeri
sendi (osteoartritis)
g. Klien mengerti tentang diit pada osteoartritis

4. SASARAN
Lansia
5. MATERI (TERLAMPIR)
6. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
7. MEDIA
Leaflet
8. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria Struktur :
1) Peserta hadir minimal 15 orang.
2) Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rumah Tn. S.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
c. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan pengertian osteoartritis
2) Menyebutkan penyebab osteoartritis
3) Menyebutkan tanda-tanda osteoartritis
4) Menyebutkan hal-hal yang meningkatkan nyeri sendi (osteoartritis)
5) Menyebutkan cara mengatasi nyeri sendi (osteoartritis)
6) Menyebutkan cara mencegah timbulnya nyeri sendi (osteoartritis)
7) Mengerti diit pada osteoartritis

9. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience
Pembukaan
1. Penyuluh memulai 1. Menjawab salam
penyuluhan dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
1 5 Menit 3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang 4. Memperhatikan
akan diberikan
5. Membagikan leaflet 5. Menerima dan
membaca
2 10 Menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan
osteoartritis
2. Menyebutkan penyebab 2. Memperhatikan
osteoartritis
3. Menyebutkan tanda dan 3. Memperhatikan
gejala osteoartritis
4. Menyebutkan hal-hal yang 4. Memperhatikan
meningkatkan nyeri sendi
(osteoartritis)
5. Menyebutkan cara mengatasi 5. Memperhatikan
nyeri sendi (osteoartritis)
6. Menyebutkan cara mencegah 6. Memperhatikan
timbulnya nyeri sendi
(osteoartritis)
7. Menjelaskan diit pada 7. Memperhatikan
osteoartritis
8. Memberi kesempatan untuk 8. Bertanya dan
bertanya mendengarkan
jawaban
Evaluasi :
1. Meminta audience 1. Menjelaskan tanda
menyebutkan tanda dan dan gejala
gejala osteoartritis osteoartritis
2. Meminta audience 2. Menyebutkan cara
menyebutkan cara mengatasi mengatasi
3 10 Menit osteoartritis osteoartritis
3. Meminta audience 3. Menyebutkan cara
menyebutkan cara mencegah mencegah
osteoartritis osteoartritis
4. Meminta audience 4. Menyebutkan diit
menyebutkan diit untuk untuk osteoartritis
osteoartritis
Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih 1. Memperhatikan
4 5 Menit
atas perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan
tulang di sekitar sendi tersebut (Hamijoyo, 2012).
2. Penyebab nyeri sendi
a. Usia lanjut
Biasanya timbul pada usia 45 – 55 tahun denga perbandingan sama saja
laki-laki dan perempuan namun meningkat pada perempuan setelah usia
55 tahun.
b. Kegemukan
Membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang
bekerja dengan lebih berat, diduga memberi andil pada terjadinya
osteoarthritis. Setiap kilogram penambahan berat badan atau masa
tubuh dapat meningkatkan beban tekan lutut sekitar 4 kilogram. Dan
terbukti bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi resiko
terjadinya osteoarthritis atau memperparah keadaan steoarthritis lutut.
c. Adanya peradangan karena bakteri atau kuman yang menginfeksi sendi
d. Cedera sendi
Pada cedera sendi perat dari beban benturan yang berulang dapat
menjadi faktor penentu lokasi pada orang-orang yang mempunyai
predisposisi osteoarthritis dan berkaitan pula dengan perkembangan dan
beratnya osteoarthritis.
e. Faktor keturunan
Faktor keturunan juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya
mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-
unsur tulang rawan sendi seperti kolagen dan proteoglikan berperan
dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.
f. Pekerjaan berat dan olah raga
Bekerja dengan beban rata-rata 24,2 kg, lama kerja lebih dari 10 tahun
dan kondisi geografis berbukit-bukit merupakan faktor resiko dari
osteoarthritis lutut. Dan orang yang mengangkat berat beban 25 kg pada
usia 43 tahun, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadinya
osteoarthritis dan akan meningkat tajam pada usia setelah 50 tahun.
g. Adanya riwayat trauma
Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penumpu berat tubuh seperti
sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi.
Trauma lutut yang akut termasuk robekan terhadap ligamentum
krusiatum dan meniskus merupakan faktor timbulnya osteoartritis lutut
(Arundhati, dkk, 2013).

3. Tanda-tanda nyeri sendi


Tanda dan Gejala Klinis Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa
keluhan-keluhan yang dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi
berkembang secara perlahan Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai
pada pasien OA :
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Beberapa gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri
yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA
masih tergolong dini (secara radiologis). Umumnya bertambah berat
dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias
digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris
(seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan
kartilago pada sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga
dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar
kartilago (Felson, 2008). Pada penelitian dengan menggunakan MRI,
didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari
peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi, dan edema sumsum tulang.
Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri.
Ketika osteofit tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian
dasar tulang hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang
berkembang Hal ini menimbulkan nyeri.
Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di
dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari
anserine bursitis dan sindrom iliotibial band.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan
sejalan dengan pertambahan rasa nyeri.
c. Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri
atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil
dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi
hari.
d. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang
sakit. Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya
hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh
pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring dengan perkembangan
penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu (Lee, 2005).
e. Pembesaran sendi (deformitas)
Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar.
f. Pembengkakan sendi yang asimetris
Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi
pada sendi yang biasanya tidak banyak (< 100 cc) atau karena adanya
osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah.
g. Tanda – tanda peradangan
Tanda–tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat
dijumpai pada OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda–tanda ini
tidak menonjol dan timbul pada perkembangan penyakit yang lebih
jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.
h. Perubahan gaya berjalan
Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih
pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri
karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada OA lutut (Smeltzer,
2002).

4. Hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri sendi


a. Udara dingin
b. Kecapaian karena kegiatan yang berlebihan
c. Stress
d. Makanan yang meningkatkan asam urat seperti :
Bayam, emping (melinjo), nanas, alpukat, jeroan (babat, usus dll), otak
dan lemak. Selain itu kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah,
buncis dan lain-lain juga dapat meningkatkan asam urat (Angela, 2013).

5. Cara mengatasi nyeri sendi


a. Istirahat dan tidur yang cukup dan harus seimbang dengan aktivitas
b. Mengurangi beban kerja
c. Massase (pijatan)
d. Kompres hangat atau direndam dengan air hangat
e. Melakukan latihan nafas dalam
f. Berobat ke dokter atau Puskesmas terdekat (Depkes RI, 1995).

6. Cara Mencegah Timbulnya Nyeri Sendi


a. Menghindari beberapa faktor pencetus (Misalnya: jatuh, makanan yang
meningkatkan asam urat, udara dingin)
b. Untuk mencegah kekambuhan dianjurkan minum 2 liter/hari (6-8
gelas/hari), menghindari minuman beralkohol (soda, sprite)
c. Mengurangi berat badan sampai batas normal (Arundhati, 2013).

7. Diet Makanan
1. Protein hewani
Makanan yang boleh : daging, ayam, ikan tongkol,
tengiri, bandeng, keju, susu, telur
Makanan yang tidak boleh : Sardiness/makarel, usus, kerang,
paru, hati, limpa, otak, kornet,
beef, kaldu, bebek, angsa, burung
2. Karbohidrat
Makanan yang boleh : Semua
3. Protein nabati
Makanan yang boleh : Kacang-kacangan kering maksimal
25 gr/hr, tahu, tempe, oncom
maksimal 90 gr/hr
4. Buah-buahan
Makanan yang boleh : Semua
5. Sayuran
Semua boleh diberikan kecuali aspargus, buncis, bayam, jamur,
kembang kol maksimal 50 mg/hr
6. Lemak
Makanan yang boleh : Minyak dalam jumlah terbatas
7. Minuman
Minuman yang boleh : Teh, kopi
Minuman yang tidak boleh : Minuman beralkohol, minuman
bersoda
8. Bumbu dan lain-lain
Makanan yang boleh : Semua
Makanan yang tidak boleh : Ragi (Fitzgerald, 2004).
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN PADA LANSIA
MENGENAI OSTEOARTRITIS DI RUMAH LANSIA

No Nama Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.
DAFTAR PUSTAKA

Arundhati, Dita, dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa terhadap
Reduksi Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Goa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat
Epidemiologi Indonesia vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2014.
Depkes RI. 1995. Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Pusdiknakes.
Fitzgerald, G. K. 2004. Role of Physical Therapy in Management of Knee
Osteoarthritis. Cut Open Rhematol 16:143-7.
Hamijoyo, Laniyati. 2012. Pengapuran Sendi atau Osteoarthritis.
http://reumatologi.or.id/reuarttail?id=23. Diakses 15 Juni 2015.
Sarah, Angela, dkk. 2012. Pengaruh Berat Badan terhadap Gaya Gesek dan
Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013.
Smeltzer, C. Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperaatan Medikal Bedah. Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai