Anda di halaman 1dari 19

General Anesthesia for

Excision of Benign Tumor

Stevanie Budianto (01073190108)


Penguji: dr. Irma Lusiana Tantri, Sp. An
General Anesthesia

Perubahan keadaan fisiologis yang ditandai dengan


hilangnya kesadaran, analgesia, amnesia, dan beberapa tingkat
relaksasi otot yang reversibel.

Fitur kardinal
◉ Hilangnya semua sensasi
◉ Tidur & amnesia
◉ Relaksasi otot rangka dan imobilitas
◉ Hilangnya reflex somatic & autonom
2
Guedel’s Stage of Anesthesia

ANALGESIA atau DISORIENTATION


Dari awal induksi anestesi umum hingga kehilangan
kesadaran
DELIRIUM atau EXCITEMENT
Dari kehilangan kesadaran hingga timbulnya pernapasan
otomatis
SURGICAL ANESTHESIA
Dari mulai respirasi otomatis hingga paralisis pernapasan
COMA
Dari penghentian respirasi hingga kematian
3
Guedel’s Signs & Stage of Anesthesia

4
General Anesthesia
INDIKASI KONTRAINDIKASI
1. Kecemasan dan ketakukan yang 1. Kurangnya pelatihan yang memadai
ekstrem oleh dokter
2. Orang dewasa dan anak dengan 2. Kurangnya tenaga medis yang telatih
masalah mental atau fisik, 3. Kurangnya peralatan
disorientasi pasien
4. Kurangnya fasilitas
3. Bayi dan anak kecil
5. Pasien dengan masalah medis tertentu
4. Lokasi insisi diatas umbilikus
5. Durasi operasi >3 jam

5
Steps of General Anesthesia
1. PREMEDIKASI 2. MONITORING

 Pemberian obat sebelum induksi  Pemasangan tensi, pulse oxymeter, ECG, cairan,
kateter dan arterial blood gas (untuk regulasi
anestesi
PaCO2)
 Tujuan: anti-anxietas, amnesia,
analgesia
3. PREOKSIGENASI
 Terdapat beberapa obat yang dapat  Diberikan 100% oksigen dalam waktu 3-5 menit
diberikan. (salah satu contohnya:
 Fungsi: untuk denitrogenase dan merupakan
Midazolam IV)
cadangan oksigen paru setelah pemberian muscle
relaxants & mempertahankan “safe apnea time”
pada saat intubasi

6
Steps of General Anesthesia
4. INDUKSI 5. INTUBATION (STATICS)

 Tahap pemberian agen-agen  S – SCOPE (stethoscope, laryngoscope)


induktif  T – TUBES (endotracheal tube, laryngeal mask
airway)
 Transisi pasien bangun  tidak
sadarkan diri  A – AIRWAY ((oropharyngeal airway/goedel and
nasopharyngeal airway)
 Refleks bulu mata menghilang  T – TAPE (ETT fixation)
 I – INTRODUCERS (stylet)
6. MONITORING & MAINTANANCE  C – CONNECTOR AND MAGILL FORCEPS
ANESTHESIA  S - SUCTION
7. EKSTUBASI

7
Anaesthetics

Inhalation: Intravenous:
◉ Nitrous Oxide ◉ Barbiturate
◉ Halothane ◉ Benzodiazepines
◉ Isoflurane ◉ Ketamine
◉ Desflurane ◉ Etomidate
◉ Sevoflurane ◉ Propofol
◉ Xenon ◉ Fospropofol

8
Excision of Benign Tumor
Benign Tumor

 Pertumbuhan tumor jinak tidak secepat tumor ganas.


 Tumor jinak tidak akan invasi jaringan sekitarnya ataupun menyebar ke
area lain pada tubuh (metastasis). Pada umumnya, tumor jinak tumbuh
dalam ukuran pada lokasi originnya.
 Ukuran bervariasi dan dapat meningkat (bertambah besar)
 Biasanya tidak akan timbul lagi setelah dioperasi (jika timbul lagi
kemungkinan pada lokasi yang sama dengan lokasi sebelumnya)
 Cellular appearance: tumor ganas memiliki nucleus yang lebih besar
dan lebih gelap
9
Excision of Benign Tumor
Benign Tumor

 Tatalaksana tumor jinak: operasi (eksisi), beberapa ada yang dengan


terapi radiasi ataupun kemoterapi.
 Contoh benign tumor: (-oma)
 Fibroma
 Chondroma
 Osteoma
 Lipoma
 Lymphoma
10
11

◉ Perempuan, 38 tahun, keluhan:


pembengkakan pada bagian belakang
lidah selama 2 tahun, diagnosa:
Schwannoma
◉ Hasil CT-scan: well defined round
homogenous mass lesion, 3.2 x 3.2 x 4.2
cm, smooth margin in the oropharynx
extending from uvula superiorly and up
to epiglottis inferiorly, no calcification
◉ Airway assessment: Mallampati 4 (with
normal mouth opening and neck
movements)
◉ Bilateral nares patent, no septum
“ deviation  fibreoptic bronchoscope
(FOB)-guided awake nasotracheal
intubation, kemudian dilanjutkan
dengan anestesi umum.
12
1. Injeksi glycopyrrolate 0.2 mg (IM) – 45 min
sebelum fiberoptic bronchoscopy
2. Oxymetazoline nasal drops – ke dua lubang
hidung
3. Routine monitoring
4. Difficult airway cart prepared, surgeons
informed for emergency tracheostomy in
case failure of intubation
5. 1 mg Midazolam & 20 µg fentanyl
6. After airway anesthesia: nebulization 4%
lignocaine  preoxsigenation
7. Direct laryngoscopy (to check)
8. ETT passed over the FOB, connected to bag
ventilation
9. General anesthesia induced: propofol 80 mg
“ & fentanyl 80 µg (IV)
10.Muscle relaxation: vecuronium 4 mg
11. Anesthesia maintained: isoflurane in oxygen
& Nitrous Oxide
12.After surgery, patient extubated
13
◉ Pasien laki-laki, 16 tahun, keluhan:
pembengkakan dibelakang telinga
sejak 4 tahun.
◉ Hasil CT-scan: large hypodense
mass in the course of mandibular
nerve extending from left middle
cranial fossa through foramen
ovale into left parapharyngeal
space. Ukuran: 4.2 x 6.2 x 8.2 cm)
◉ Pre-operative:



Patient awake & alert
HR 86/min
BP 130/72 mmHg

◉ On airway examination, mouth


opening 3 fingers, swelling at left
side of soft palate & retromolar


region deviating uvula to right side.
(oral cavity left side occupied by
mass)
◉ Pre-medikasi: alprazolam 0.25 mg
& ranitidine 150 mg (night before &
2h before surgery)
14

1. Pre-medikasi: alprazolam 0.25 mg &


ranitidine 150 mg (night before & 2h
before surgery)
2. FOB prepared in case of intubation failure
3. Standard ASA, further monitoring: 130/70
mmHg, 84x/menit, RR 18x/menit, SpO2
98%
4. Injection of glycopyrrolate 0.2 mg (IV)
5. 1 ml of 2% xylocaine was instilled on
tounge
6. Patient advised to gargles with 4 ml of 2%
xylocaine viscous & 2-3 puffs of 10%
xylocaine sprayed in oral cavity &
oropharynx

“ 7. Check direct laryngoscope  Cormack


and Lehane grade 1 view
8. General anesthesia: morphine 6.0 mg,
propofol 120 mg, oxygen 6L/min,
sevoflurane 2%
15

◉ After checking ability to ventilate


 succinylcholine 50 mg IV
◉ Orotracheal intubation
◉ Anesthesia maintained: N2O 67%,
oxygen 33%, isoflurane 1% dan
vecuronium
◉ Durasi operasi 6 jam
“ ◉ Pasien di observasi 24 jam di ICU
GA vs Sedation

16
GA for Excision of Benign Tumor
KEUNTUNGAN/PRO KERUGIAN/KONTRA
1. Memiliki kontrol penuh terhadap 1. Cenderung mahal
airway, breathing dan circulation 2. Post-operative complication: mual,
(maintain better intraoperative muntah, sakit tenggorokan, sakit
hemodynamic stability) kepala, menggigil.
2. Pasien tidak sadar & tidak dapat
merasakan sensasi sakit saat operasi
berlangsung
3. Dapat diadaptasi dengan mudah
pada prosedur dengan durasi yang
tidak terduga

17
Daftar Pustaka
◉ Batra UB, Usha G, Gogia AR. Anesthetic management of schwannoma of the
base of the tongue. J Anaesthesiol Clin Pharmacol. 2011;27(2):241–3.
◉ Bhardwaj M, Saini S, Kaur K, Choudhary S, Hooda S. Anaesthetic management of
a case of schwannoma with intraoral extension. Egypt J Anaesth [Internet].
2015;31(2):215–7. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.egja.2014.11.004
◉ Sinha T. Tumors: Benign and Malignant. Cancer Ther Oncol Int J. 2018;10(3):1–3.
◉ Anesthesiologists A society for. Minimal Sedation Anxiolysis Responsiveness.
2014;1–2.
◉ Pearl RG. Clinical Anesthesiology. Vol. 75, Anesthesia & Analgesia. 1992. 650 p.

18
Thank You

19

Anda mungkin juga menyukai