Berdasarkan liturgi dan ibadah yang telah diajarkan di dalam kelas WDK 3, terdapat
beberapa prinsip dasar ibadah:
Walaupun JPCC saya sudah memiliki liturgi dasar ibadah, mungkin terdapat beberapa
hal yang masih belum sesuai, seperti misal nya dari segi praise and worship. Dari segi
tersebut mungkin musik atau alat instrument lebih cepat irama nya sehingga tidak cocok
dengn liturgi yang dianggap ibadah yang seperti konser. Tetapi sebenarnya stigma tersebut
salah, karena JPCC mengikuti perkembangan jaman, bertujuan untuk membangun rasa
semangat pada orangtua dan juga anak muda untuk terus mendukung Tuhan dan menjunjung
tinggi DiriNya. Kemudian pada gereja saya adalah bahwa tidak ada liturgi pemberian
persembahan yang biasa diedarkan selama waktu persembahan jika pada gereja lain. Untuk
gereja saya, persembahan dapat dilakukan dengan memasukkan nya pada amplop satuan atau
amplop terpisah, bisa melalui transfer atau bahkan gopay. Semua persembahan dapat
dilakukan jika kita sebagai umatnya memang mau dan memiliki hari untuk memberikan pada
gereja. Saya secara pribadi lebih suka terhadap cara yang seperti ini, karena memudahkan
kita untuk memberikan persembahan pada era sekarang ini (cashless era). Bagi saya liturgi
persembahan seperti kantong persembahan yang diedarkan seperti sedikit memaksa kita
untuk memberikan persembahan. Karena ketika diedarkan kantong persembahannya tersebut,
dan saya tidak memasukkan persembahan, saya seperti ada perasaan tidak enak. Lain hal nya
ketika saya memang yang pergi mengambil amplop sendiri untuk memberikan persembahan
yang kemudian dimasukkan kedalam kotak tersendiri (yang bukan diedarkan, tetapi diam di
tempat), saya merasa saya memang secara willingly untuk memberikan persembahan.
Kemudian dengan cara tersebut juga menurut saya lebih intim, dimana tidak ada orang lain
yang tau akan persembahan saya kepada Tuhan.