Anda di halaman 1dari 4

LITURGI GEREJA JPCC (Jakarta Praise Community Church)

1. Pengumuman (Breaking news)


- Isi pengumuman bervariasi, diantaranya terdapat beberapa konferensi atau acara
perkumpulan seperti youth camp; treasures women conference; men’s camp,
mengajak untuk memberikan persembahan melalui amplop yang tersedia diluar
ruang khotbah, dan pengumuman-pengumuman penting lainnya.
- Makna: Pengumuman mengenai perkumpulan antar umat agar umat dapat saling
mengenal satu sama lain, memiliki perkumpulan baru yang positif serta sekaligus
dapat memperkuat iman bersama-sama saudara seiman. Gereja mendukung umat
nya untuk ikut dalam suatu komunitas gereja positif melalui pengumuman yang
diberitakan rutin setiap minggunya.
2. Kesaksian
- Kesaksian orang-orang yang mengalami pertolongan Tuhan atau perubahan pada
hidup mereka. Kesaksian disediakan dalam bentuk video. Ada kesaksian dimulai
dari anak kecil hingga orangtua.
- Makna: Kesaksian orang yang telah mengalami perubahan hidupnya karena Kuasa
dan Anugerah Tuhan diberitakan kepada umat gereja yang lainnya untuk
mengingatkan bahwa mukjizat Tuhan akan selalu ada. Kesaksian ini mendukung
kita agar kita tetap setia dan percaya kepadaNya bahwa segala badai atau apapun
yang terjadi didalam hidup kita.
3. Praise and Worship
- Nyanyian 3-4 lagu sebelum memulai khotbah. Semua umat berdiri.
- Makna: Saat praise and worship semua orang dipanggil untuk menyembah dan
meninggikan nama Tuhan. Nyanyian merupakan suatu yang dilakukan oleh umat
untuk menjadi persembahan terhadap Tuhan. Nyanyian lagu yang dipilih biasa
untuk mempersiapkan hati dan pikiran agar terfokus pada Tuhan sebelum khotbah
dimulai.
4. Prayer request & reports (Berita anugerah)
- Pembacaan permohonan doa yang kemudian akan langsung didoakan oleh seluruh
umat gereja bersama-sama dan pemberitahuan doa yang sudah dijawab oleh
Tuhan.
- Makna: Doa yang dipanjatkan oleh seluruh umat gereja memiliki makna bahwa
semua umat bergandengan tangan saling mendoakan, dan berita anugerah
memiliki makna akan rasa syukur yang kita panjatkan kepadaNya atas doa yang
telah Ia jawab.
5. Pembacaan ayat bacaan mingguan
- Pembacaan ayat mingguan yang sesuai dengan tema khotbah bulan tersebut.
- Makna: Ayat bacaan dibacakan untuk memberikan ayat pegangan pada minggu
tersebut. Umat dapat terfokus pada ayat yang diberitakan dan dapat memperdalam
dan mengerti aplikasinya dalam hidup.
6. Doa firman
- Makna: Saat doa firman, umat dipanggil untuk mengangkat hati, pikiran dan suara
didalam doa kepada Allah. Doa ini mempersiapkan umat agar dapat fokus dan
dapat mengerti firman Tuhan (apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita).
7. Khotbah
- Makna: Salah satu cara untuk mengkomunikasikan pesan yang ada didalam
firman Tuhan (Alkitab) untuk dapat diberitakan kepada umat Allah agar umat
mengerti apa yang dimaksud oleh firman Tuhan dan dapat diaplikasikan kedalam
kehidupan sehari-hari.
8. Perjamuan kudus + lagu perjamuan kudus
- Perjamuan kudus terdiri dari makan roti dan minum anggur diiringi dengan lagu
perjamuan kudus. Perjamuan kudus hanya dilakukan 1x dalam 1 bulan.
- Makna: Untuk mengingat pengorbanan Yesus yang telah mati untuk menebus
dosa manusia.
9. Doa syafaat + penutup
- Makna: Doa penutup memiliki tujuan untuk mendoakan Indonesia, presiden, serta
warga negara Indonesia dan seluruh umat untuk keselamatan, perlindungan, dan
berkat dari Tuhan dalam segala hal yang terjadi pada bangsa dan keadaan semua
umat. Kemudian doa ditujukan agar apa yang telah diberitakan dapat bermanfaat
dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

EVALUASI & KOMENTAR LITURGI GEREJA BERDASARKAN MATERI WDK3

Berdasarkan liturgi dan ibadah yang telah diajarkan di dalam kelas WDK 3, terdapat
beberapa prinsip dasar ibadah:

1. Ibadah kristen harus alkitabiah


Berdasarkan liturgi ibadah ini, gereja saya memiliki liturgi ini yang ada pada
bagian pembacaan ayat alkitab mingguan, saat khotbah, dan perjamuan kudus.
2. Ibadah kristen harus dialogis
Liturgi dialogis ini ada pada bagian kesaksian, dimana orang-orang yang
memiliki pengalaman khusus dengan Tuhan membagikannya kepada umat lainnya.
Hal ini menunjukkan adanya interaksi dialogis antara umat dan Tuhan Yesus. Sama
hal nya dengan bagian prayer request & reports, dimana terdapat bukti hubungan
umat dengan Tuhan melalui doa yang dijawabNya.
3. Ibadah kristen harus covenantal (bersifat perjanjian)
Ada pada bagian khotbah dan perjamuan kudus.
4. Ibadah kristen harus bersifat trintarian
Ada pada bagian khotbah.
5. Ibadah kristen harus bersifat komunal
Pada bagian pengumuman, terdapat ajakan oleh gereja kepada umat untuk
dapat ikut serta dengan perkumpulan positif umat gereja lainnya untuk menunjukkan
dan memperdalam persatuan, kekudusan dan kesaksian gereja.
6. Ibadah kristen harus ramah dan peduli
Pada bagian khotbah, seringkali pendeta di gereja saya memberikan contoh
kehidupan orang lain atau tokoh alkitab yang berhikmat dan yang tidak, kemudian
selalu mendoakan mereka. Hal ini juga ada pada bagian doa syafaat dan doa penutup.
7. Ibadah kristen harus “Di dalam tetapi bukan Dari” dunia
Gereja JPCC terkadang mendatangkan pendeta dari luar negeri, sehingga
bahasa pengantarnya menjadi inggris, tetapi tetap disediakan translator untuk
menterjemahkan pesan yang disampaikan. Walaupun budaya luar mungkin terbawa
pada saat khotbah, namun liturgi dasar ibadah lainnya tidak hilang dan tetap ada
seperti biasanya.
8. Ibadah kristen harus menjadi pencurahan diri kita yang murah hati dan luar biasa di
hadapan Allah
Dalam melakukan ibadah, haruslah ada semua komponen ibadah diatas. Kita
perlu menyiapkan hati dan pikiran kita agar kita fokus terhadapNya dan memberikan
yang terbaik kepadaNya atas segala aspek yang kita miliki. Contohnya: kita
memberikan pujian (nyanyian) dengan penuh semangat atau hanya memikirkan Dia
saja saat melakukan penyembahan. Contoh lain adalah ketika kita berusaha untuk
fokus dan mendengarkan firman Tuhan, berusaha untuk tidak tertidur atau bahkan
terdistraksi untuk memainkan gadget atau hal lainnya.

Walaupun JPCC saya sudah memiliki liturgi dasar ibadah, mungkin terdapat beberapa
hal yang masih belum sesuai, seperti misal nya dari segi praise and worship. Dari segi
tersebut mungkin musik atau alat instrument lebih cepat irama nya sehingga tidak cocok
dengn liturgi yang dianggap ibadah yang seperti konser. Tetapi sebenarnya stigma tersebut
salah, karena JPCC mengikuti perkembangan jaman, bertujuan untuk membangun rasa
semangat pada orangtua dan juga anak muda untuk terus mendukung Tuhan dan menjunjung
tinggi DiriNya. Kemudian pada gereja saya adalah bahwa tidak ada liturgi pemberian
persembahan yang biasa diedarkan selama waktu persembahan jika pada gereja lain. Untuk
gereja saya, persembahan dapat dilakukan dengan memasukkan nya pada amplop satuan atau
amplop terpisah, bisa melalui transfer atau bahkan gopay. Semua persembahan dapat
dilakukan jika kita sebagai umatnya memang mau dan memiliki hari untuk memberikan pada
gereja. Saya secara pribadi lebih suka terhadap cara yang seperti ini, karena memudahkan
kita untuk memberikan persembahan pada era sekarang ini (cashless era). Bagi saya liturgi
persembahan seperti kantong persembahan yang diedarkan seperti sedikit memaksa kita
untuk memberikan persembahan. Karena ketika diedarkan kantong persembahannya tersebut,
dan saya tidak memasukkan persembahan, saya seperti ada perasaan tidak enak. Lain hal nya
ketika saya memang yang pergi mengambil amplop sendiri untuk memberikan persembahan
yang kemudian dimasukkan kedalam kotak tersendiri (yang bukan diedarkan, tetapi diam di
tempat), saya merasa saya memang secara willingly untuk memberikan persembahan.
Kemudian dengan cara tersebut juga menurut saya lebih intim, dimana tidak ada orang lain
yang tau akan persembahan saya kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai