Anda di halaman 1dari 147

LAPORAN EVALUASI DIRI

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANTEN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANTEN

JL. KH. WAHID HASYIM TAMAN SURYA BUANA B 11


KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN 15156
TAHUN 2020

i |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


IDENTITAS PENGUSUL

Institusi Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Teknologi Banten

Alamat : Jl. KH. Wahid Hasyim Kota Tangerang-Banten

Nomor Telepon : 0254 283694

E-Mail dan Website : bpmi_sttbanten@yahoo.com /www.sttbanten.ac.id


Nomor SK Pendirian PT 1) : 31/D/O/2004
Tanggal SK Pendirian PT : 1 Maret 2004
Pejabat Penandatangan
SK Pendirian PT : Satryo Soemantri Brodjonegoro
Tahun Pertama Kali

Menerima Mahasiswa : 2004

Peringkat Terbaru
Akreditasi PS : Belum Terakreditasi

Nomor SK BAN-PT :-

ii |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Daftar Program Studi di Unit Pengelola Program Studi (UPPS)

Akreditasi Program Studi Jumlah


Jenis Nama Status/ mahasiswa
No. No. dan Tgl.
Program Program Peringkat saat TS
Tgl. SK Kadaluarsa 4)
Studi
1 2 3 4 5 6 7
1 S1 Teknik Industri C 2710/SK/B 28 April 2025 79
AN-PT/Ak-
PKP/S/IV/2
020
2 S1 Teknik Informatika C 030/BAN- 18 Oktober 82
PT/Ak- 2017
XV/S1/X/20
12
3 S1 Teknik Elektro C 001/BAN- April 2015 26
PT/AK-
XV/S1/IV/
2010
4 S1 Teknik Mesin C 153/SK/BA 27 Mei 2019 34
N-
PT/Akred/S
/V/2014
Jumlah 4 221

Keterangan:
1)
Lampirkan salinan Surat Keputusan Pendirian Perguruan Tinggi.
2) Lampirkan salinan Surat Keputusan Pembukaan Program Studi.
3) Lampirkan salinan Surat Keputusan Akreditasi Program Studi terbaru.
4) Diisi dengan jumlah mahasiswa aktif di masing-masing PS saat TS

iii |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


IDENTITAS TIM PENYUSUN LAPORAN EVALUASI DIRI

Nama : Eva Zhoriva Yusuf, Ph.D


NIDN :
Jabatan : Ketua
Tanggal Pengisian : 05 Juli 2020
TandaTangan :

Nama : Ir. Sri Haryono, MT


NIDN :
Jabatan : Wakil Ketua I
Tanggal Pengisian : 05 Juli 2020
TandaTangan :

Nama : R. Eko Santoso, MT


NIDN :
Jabatan :.Wakil Ketua II
Tanggal Pengisian : 05 Juli 2020
TandaTangan :

Nama : Rusdi, MT
NIDN :
Jabatan : Wakil Ketua III
Tanggal Pengisian : 05 Juli 2020
TandaTangan :

iv |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya STT Banten dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Diri yang merupakan bagian
dari Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) versi 3.0. Laporan Evaluasi Diri (LED) STT
Banten disusun untuk memenuhi salah syarat pengajuan Akreditasi Perguruan Tinggi kepada
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Laporan Evaluasi Diri STT Banten
disusun secara komprehensif sebagai bagian dari pengembangan STT Banten, yang tidak hanya
menggambarkan status capaian masing-masing kriteria, tetapi juga memuat analisis atas
ketercapaian atau ketidaktercapaian suatu kriteria.
STT Banten menganalisis dan menetapkan program pengembangan yang akan
digunakan sebagai basis penilaian pada siklus APT berikutnya. Dengan demikian upaya
peningkatan mutu secara berkelanjutan dalam upaya membangun budaya mutu, dapat segera
terwujud. Tim penyusun Laporan Evaluasi Diri mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Evaluasi Diri STT Banten. Dalam penyusunan
Laporan Evaluasi Diri STT Banten mungkin masih terdapat kekurangan untuk itu kami mohon
kritik dan sarannya untuk perbaikan program studi kedepannya.

Banten, Juli 2020


Ketua

Eva Zhoriva Yusuf, Ph.D

v |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


RINGKASAN EKSEKUTIF

STT Banten adalah Perguruan tinggi Swasta yang berlokasi di wilayah Banten yang
menyelenggarakan pendidikan bagi calon Sarjana Teknik yang professional dan kompeten. STT
Banten berdiri berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan RI nomor: 31/D/O/2004 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan
Program Studi tertanggal 1 Maret 2004. STT Banten hingga saat ini memiliki 4 program studi
yang terdiri dari Teknik Mesin, Industri, Elektro, dan Informatika.
Dasar pembukaan Program Studi Teknik Mesin di wilayah Banten dengan melihat minat
masyarakat untuk menjadi Sarjana Teknik Mesin sangat tinggi dikarenakan jumlah program studi
Teknik Mesin di wilayah Banten masih sangat sedikit, maka STT Banten selalu konsisten dan
berkomitmen untuk selalu mengembangkan kiprahnya sebagai perguruan tinggi yang turut serta
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Visi STT Banten adalah Menjadikan sekolah tinggi yang unggul dan mampu
menghasilkan lulusan yang professional serta berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja. Adapun Misi STT Banten adalah
a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
b. Meningkatkan mutu tenaga akademik dan lulusannya.
c. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Menjalin kerjasama dengan pihak terkait dalam upaya mengembangkan institusi dan
sumber daya manusia dalam bidang-bidang teknik informatika, teknik industri, teknik elektro, dan
teknik Mesin.
Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi tersebut maka tujuan yang hendak dicapai oleh
STT Banten sebagai berikut:
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi
2. Meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan Standar Pendidikan Tinggi secara
berkelanjutan
3. Mengembangkan kurikulum fleksibel yang memiliki keunggulan agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat
4. Menghasilkan kerjasama dengan pihak terkait dalam meningkatkan kompetensi lulusan
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan maka Sistem tata kelola dan tata pamong STT
Banten mengacu pada prinsip good governance, dimana prinsip-prinsip tersebut yang menjamin
terselenggaranya praktek-praktek yang baik dari pimpinan dan semua personalia untuk
menjalankan organisasi secara profesional. Lima pilar utama dalam sistem tata pamong STT
Banten, yaitu: 1) kredibel, 2) transparan, 3) akuntabel, 4) tanggung jawab dan 5) adil dengan
melibatkan semua sivitas akademik dalam menyusun kebijakan dan program STT Banten.
Kegiatan Evaluasi Diri yang dilakukan oleh STT Banten dilakukan secara berkala yaitu setiap
setahun sekali melalui forum rapat kordinasi.
Sistem rekruitmen terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh STT Banten didasarkan atas
kemampuan daya tampung Program Studi pada setiap tahun ajaran baru. Oleh karena itu,
pertimbangan dasar seleksi penerimaan mahasiswa baru yang utama adalah mutu. Berkaitan
dengan ini, maka rasio antara jumlah mahasiswa dengan dosen, dengan infrastruktur dan sarana
prasarana pendukung lainnya menjadi pusat perhatian dalam menyusun program kerja,
implementasinya, dan evaluasi terhadap keberhasilan yang diharapkan.
Untuk menjamin mutu pendidikan pada level STT Banten memiliki SPMI yang bertugas

vi |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


untuk melakukan pemantauan dan pengendalian terkait kegiatan akademik maupun non
akademik dan melakan Audit Internal secara berkala dan berkelanjutan. Kegiatan Monitoring dan
Evaluasi dilakukan agar budaya mutu di perguruan Tinggi tetap dipertahankan sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Selain itu unit penjamin mutu di tingkat prodi juga dibentuk
dengan nama Unit Penjamin Mutu Prodi (UPMP) sebagai lembaga penjamin mutu di level
program studi dan Tim Kelompok Dosen Bidang Keahlian (TKB) bertugas mengkoordinasikan
seluruh kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi.

vii |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
IDENTITAS PERGURUAN TINGGI........................................................................................ii
IDENTITAS TIM PENYUSUN LAPORAN EVALUASI DIRI..................................................iv
RINGKASAN EKSEKUTIF.....................................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................................... vii
STRUKTUR LAPORAN EVALUASI DIRI..............................................................................1
I. PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
A. Dasar Penyusunan..........................................................................................................1
B. Tim Penyusun dan Tanggung Jawabnya.........................................................................2
C. Mekanisme Kerja Penyusunan LED................................................................................3
II. LAPORAN EVALUASI DIRI.................................................................................................5
A. KONDISI EKSTERNAL....................................................................................................5
B. PROFIL INSTITUSI.........................................................................................................8
1. Sejarah institusi.......................................................................................................8
2. Visi, misi, tujuan, strategi, dan tata nilai..................................................................8
3. Organisasi dan tata kerja......................................................................................11
4. Mahasiswa dan lulusan.........................................................................................16
5. Dosen dan tenaga kependidikan...........................................................................17
6. Keuangan, sarana, dan prasarana........................................................................18
7. Sistem penjaminan mutu.......................................................................................19
8. Kinerja institusi......................................................................................................20
C. KRITERIA...................................................................................................................... 20
C.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi..............................................................................20
C.2 Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama...........................................................28
C.3 Mahasiswa............................................................................................................ 46
C.4 Sumber Daya Manusia..........................................................................................56
C.5 Keuangan, Sarana, dan Prasarana.......................................................................85
C.6 Pendidikan.......................................................................................................... 103
C.7 Penelitian............................................................................................................ 121
C.8 Pengabdian kepada Masyarakat.........................................................................130
C.9 Luaran dan Capaian Tridarma............................................................................140
D. ANALISIS DAN PENETAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN INSTITUSI.................154
1. Analisis Capaian Kinerja.....................................................................................154
2. Analisis SWOT atau Analisis Lain yang Relevan................................................154
3. Strategi pengembangan......................................................................................155
4. Program Keberlanjutan.......................................................................................156
III. PENUTUP......................................................................................................................... 158

viii |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


STRUKTUR LAPORAN EVALUASI DIRI

I. PENDAHULUAN
A. Dasar Penyusunan
Bagian ini berisi kebijakan tentang penyusunan evaluasi diri di perguruan tinggi
yang didalamnya termasuk juga tujuan dilakukannya penyusunan LED. Pada
bagian ini, institusi harus mampu menunjukkan keterkaitan LED dengan rencana
pengembangan institusi.
Laporan evaluasi diri disusun untuk mendeskripsikan kondisi STT Banten pada
saat ini dan yang akan datang sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi dalam
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Laporan Evaluasi Diri sebagai
salah satu perangkat pengendalian mutu program, dan bahan pertimbangan untuk
tindak lanjut berikutnya serta bahan untuk Akreditasi Perguruan Tinggi. Tujuan
penyusunan evaluasi diri adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperlihatkan pencapaian mutu dari STT Banten sebagai unit
pengelola program studi
2. Untuk menjaga keberlangsungan Perguruan Tinggi sebagai pelaksana
Tri Dharma
3. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatakan mutu STT Banten di
masa yang akan datang
Langkah-langkah penyusunan Laporan Evaluasi Diri yang dilakukan STT
Banten sebagai berikut :
1. Penetapan tim Penyusun Laporan Evaluasi Diri STT Banten
2. Penyusunan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota dari tim Laporan
Evaluasi Diri STT Banten
3. Penyusunan jadwal kerja penyusunan Laporan Evaluasi Diri
4. Pengumpulan data dari masing-masing Tim Evaluasi Diri
5. Proses Analisis Data dari masing-masing Tim Evaluasi Diri
6. Proses Penulisan Laporan Evaluasi Diri Oleh Tim dan di review oleh pimpinan
STT Banten
7. Sosialisasi Laporan Evaluasi Diri kepada semua sivitas akademik STT Banten
untuk mendapatkan masukan dari semua pihak
8. Pengajuan laporan ke BAN PT melalui laman sapto.banpt.or.id
Keterkaitan antara Laporan Evaluasi Diri STT Banten bahwa laporan evaluasi
diri digunakan sebagai landasan STT Banten dalam menentukan kondisi dan mutu
yang diinginkan di masa yang akan datang. STT Banten melakukan evaluasi secara
komprehensif, terstruktur, dan sistematis sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai
landasan proses perencanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan berupa
peningkatan kualitas secara berkelanjutan.

A. TIM PENYUSUN DAN TANGGUNGJAWABNYA


Pada bagian ini institusi harus dapat menunjukkan bukti formal tim penyusun LED beserta
deskripsi tugasnya, termasuk didalamnya keterlibatan berbagai unit, pemangku

12 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


kepentingan internal (mahasiswa, pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan) dan
eksternal (lulusan, pengguna, dan mitra) dalam penyusunan LED.
NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS
1 Eva Zhoriva Yusuf, Ketua STT Banten Memberikan masukan evaluasi pada
Ph.D level institusi

2 Dr. Ir. H. Ahmad Nara Sumber Menjelaskan kebijakan penyusunan


Yanuar Syauki, laporan evaluasi diri
MBAT
3 R. Eko Santoso, Ketua Pelaksana Melakukan kordinasi mulai dari
MT penyiapan SK Tim Evaluasi Diri,
persiapan, pengumpulan data dan
pelaporan

4 Ir. Sri Haryono, MT Sekretaris Merumuskan jadwal penyuunan dan


Pelaksana pengumpulan data dan kerangka
kerja, menganalisis dan memberikan
masukan untuk perumusan hasil
evaluasi

5 Rusdi, MT Dosen Memberikan masukan kegiatan


pelaksanaan akademik

6 Lukman, M.M Dosen Memberikan masukan kegiatan


pelaksanaan akademik

7 Iin Hasan Koordinator Teknis Memberikan bantuan teknis bahan


Ginanjar, S.Pd.I ddata evaluasi diri

8 M. Romdoni, Pelaksana Teknis Memberikan bantuan teknis


S.Kom pengetikan

9 Niki Wusanti, Kesekretariatan Memberikan bantuan bahan materi


S.Kom
10 Hariko Alumni Memberikan masukan tentang
kondisi ekternal maupun internal

11 Firmansyah Alumni Memberikan masukan tentang


kondisi ekternal maupun internal

12 Edgar Alumni Memberikan masukan tentang


kegiatan intra kurikuler, ekstra
kurikuler dan ko kurikuler

13 Gunanto Alumni

14 Aditya Prasetyo Mahasiswa

15 Hafid Mahasiswa

16 Rano Karno Mahasiswa

17 Deny Darmawan, Pengguna Lulusan


ST
18 Rachmansyah, Pengguna Lulusan
13 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
S.Kom

B. MEKANISME KERJA PENYUSUNAN LED

STT Banten dalam melaksanakan mekanisme kerja penyusunan Laporan Evaluasi


Diri memperhatikan Kualitas Laporan Evaluasi Diri yang sangat ditentukan oleh ketepatan
pemilihan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses penyusunan laporan terkait
data dan informasi, verifikasi dan validasi data, pengecekan konsistesi data, analisis data,
identifikasi akar masalah dan strategi pengembangannya. Mekanisme kerja penyusunan
evaluasi diri dilaksanakan secara sistematik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pemosisian
Pemosisisan dilakukan oleh pimpinan unit pengelola Program Studi sebagai kegiatan
pengumpulan dan pengolahan yang diperlukan STT Banten dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Indentifikasi data dan informasi yang dibutuhkan
Identifikasi data dan infomasi yang dibutuhkan dalam menyusun Laporan Evaluasi Diri
yang dilakukan STT Banten mengacu kepada data Laporan Kinerja Perguruan Tinggi
(LKPT) yang yang dikumpulkan dari berbagai kegiatan Tridarma Perguruan tinggi
yang dilakukan oleh STT Banten. Data LKPT dihimpun dari seluruh sivitas akademik
STT Banten yang terdiri dari dosen, mahasiswa, karyawan, alumni serta masukan dari
berbagai stakeholder.
b. Validasi Data dan Informasi
Data yang telah dikumpulkan oleh masing-masing Tim Evaluasi Diri selanjutnya
dilakukan validasi agar data dan informasi yang didapat tersebut dapat diyakini
kebenarannya (sahih). Pengecekan validasi data dilakukan dengan cara mencocokan
data dokumen dengan pelaksanaannya.
c. Pengelompokan data dan informasi
Setelah dilakukan validasi terkait dokumen yang telah dikumpulkan tahap selanjutnya
adalah melakukan pengelompokan data dan informasi sesuai dengan butir-butir yang
terdapat di dalam Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) sehingga proses
pengelompokan data dan informasi mudah untuk diinterpretasikan dan dianalisis.
d. Pengecekan konsistensi data dan informasi
Data yang telah dikelompokan selanjutnya adalah pengecekan konsistensi agar
pengecakan konsistensi data dan Informasi tidak terjadi pengulangan pengumpulan
data dan informasi.
e. Analisis awal atau interprestasi tabel
Setelah proses pengecekan konsistensi data dan informasi langkah selanjutnya
adalah pengkategorian data yang dibagi menjadi dua yaitu data profil dan data
kinerja.
2. Asumsi dan Arah
Pada tahap ini STT Banten melakukan asumsi dan arah terhadap data yang telah
dianalisis atau diinterprestasi tabel. Asumsi dan arah yang sudah ditetapkan oleh STT
Banten dijadikan pedoman bagi organ-organ resmi yang berada di STT Banten untuk
semua pihak yang terkait.
3. Kesimpulan

14 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Langkah selanjutnya STT Banten membuat kesimpulan dari hasil analisis situasional
evaluasi diri.
4. Langkah Strategis
Pada tahap ini STT Banten melalui Ketua, Wakil Ketua, ketua program studi, dosen, dan
tenaga kependidikan menetapkan langkah strategis dari hasil kegiatan identifikasi yang
telah dianalisis.
5. Rencana Implementasi
Rencana implementasi ditetapkan melalui indikator kinerja yang dilakukan oleh STT
Banten. Mekanisme Penyusunan Laporan Evaluasi Diri STT Banten memiliki tahapan
sebagai berikut :
1. Ketua dibantu dengan wakil ketua, sekretaris tim, dan Koordinator standar
Penyusun Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi maupun Laporan Evaluasi Diri
Perguruan Tinggi
2. Menyusun jadwal kegiatan dan pembagian tugas masing-masing koordinator per
standar serta menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan Penyusunan Instrumen
Akreditasi Perguruan Tinggi maupun laporan evaluasi diri Perguruan Tinggi.
Koordinator masing-masing standar bersama-sama dengan anggotanya dibantu
dengan tim IT, sesuai dengan wewenangnya masing-masing melakukan
pengumpulan data dan informasi yang digunakan sebagai dasar penyusunan.
3. Menguraikan komponen evaluasi diri diantara anggota Tim Evaluasi Diri UPPS,
selanjutnya sesuai dengan pembagian tugas yang telah disepakati diantara
Koordinator dan para anggota Tim Evaluasi Diri UPPS diuraikan dan dideskripsikan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) masing-masing komponen
evaluasi diri STT Banten.

II. LAPORAN EVALUASI DIRI


A. KONDISI EKSTERNAL
Bagian ini menjelaskan kondisi eksternal perguruan tinggi yang terdiri dari lingkungan
makro dan lingkungan mikro ditingkat lokal, nasional, dan internasional. Lingkungan makro
mencakup aspek politik, ekonomi, kebijakan, sosial, budaya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Lingkungan mikro mencakup aspek pesaing, pengguna
lulusan, sumber calon mahasiswa, sumber calon dosen, sumber tenaga kependidikan, e-
Learning, pendidikan jarak jauh, Open Course Ware (OCW), kebutuhan dunia
usaha/industri dan masyarakat, mitra, dan aliansi. Unit pengelola perlu menganalisis aspek-
aspek dalam lingkungan makro dan lingkungan mikro yang relevan dan dapat
mempengaruhi eksistensi dan pengembangan institusi.

Dalam era globalisasi, semua faktor produksi, keuangan, teknologi, jasa,


informasidan peralatan dapat bergerak melintasi tapal batas negara tanpa kesulitan
berarti. Dunia terasa menjadi semakin sempit, jarak terasa semakin dekat, waktu terasa
berjalan semakin cepat, dan mobiltas orang dan barang semakin tingi. Kondisi tersebut
akan mempunyai implikasi langsung terhadap penyelengaran pendidikan tingi nasional.

15 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Penemuan, inovasi dan rekayasa teknologi menjadi tuntutan setiap saat yang bermuara
kepada kemudahan-kemudahan dalam sisi kehidupan manusia. Setiap manusia pasti
mempunyai keterbatasan sebaliknya tuntutan untuk mencapai efiensi dan efektivitas
yang tinggi menjadi tumpuan untuk bertahan dan berkompetisi. Untuk itu diperlukan hal-
hal tersebut diatas (penemuan, inovasi dan rekayasa teknologi) dan seterusnya menjadi
fokus dunia teknik. Dasar dari itu semua yang bertumpu pada ilmu Teknik menjadi key
success factor yang tidak dapat dihindarkan.
Analisis kondisi eksternal yang dilakukan STT Banten adalah tenaga kerja terdidik
dari luar negeri yang masuk ke Indonesia akan semakin besar, sehinga persaingan
dunia kerja bagi lulusan perguruan tingi semakin ketat. Kedua, perguruan tinggi luar
negeri akan semakin mudah menyelengarakan pendidikan di Indonesia, sehinga calon
mahasiswa mempunyai peluang yang tingi untuk memilh perguruan tinggi yang
berkualitas. Hal demikian berarti bahwa persaingan antar perguruan tingi untuk menarik
mahasiswa akan semakin ketat. Persaingan tersebut tidak hanya meyangkut output,
melainkan juga biaya penyelengaran perguruan tingi dan kinerja penyelengaran
pendidikan tingi, baik yang terkait dengan sumberdaya manusia, fasiltas maupun
manajemen.
STT Banten sangat memahami hal tersebut, dan menjadikan hal tersebut sebagai
motivasi dan tantangan dalam berproses menuju perguruan tinggi yang kredible dan
teruji serta mampu menjadi pelopor dilingkungannya. Baik skala lokal, regional, maupun
nasional. Bentuk implementasi yang telah dilakukan prodi dalam merealisasikan tujuan
tersebut berupa kerjasama-kerjasama dengan pihak-pihak kompeten dalam bidangnya
seperti PT Cikarang Listrindo, PT. Myriad, PT Telkom dan beberapa perusahaan lainnya.
Pihak-pihak pemegang kuasa dari beberapa instansi pemerintah dan perusahaan asing
turut membantu dalam pengembangan STT Banten. Peran STT Banten baik sebagai
konsultan perencana, pelaksana dan pengawas dalam proyek mitra kerjasama
diharapkan mampu menjadi proses pendewasaan dan pendalaman ilmu yang diayomi
oleh STT Banten. Selain itu kerjasama dalam bentuk magang, training dan workshop
dengan mitra kerjasama telah terjalin cukup lama antara lain dengan ikatan welder
Indonesia, PT Myriad, SMK Insan Aqilah.
Secara mikro hubungan antara STT Banten dengan perguruan tinggi di Provinsi
Banten berjalan dengan baik dengan terjalinnya kerjasama baik antar institusi perguruan
tinggi maupun antar sesama prodi. Secara persaingan cukup potensial untuk
berkembang karena relatif masih sedikit Program Studi Teknik di provinsi Banten.
Pengguna lulusan tercatat antara lain perusahaan cukup besar di Banten seperti Indah
Kiat, Niko Mas, dan beberapa pabrik. Juga tercatat beberapa lulusan merintis sebagai
wirausaha. Sumber mahasiswa potensial antara lain SMA/SMK yang ada di Banten,
pekerja pabrik, para guru produktif, dan wiraswasta setempat. Calon Dosen selain
direkrut dari lulusan yang dibiayai untuk studi lanjut S2 dan S3, juga diambil dari praktisi
disekitar lingkungan kampus. Tenaga kependidikan direkrut sesuai dari kualifikasi yang
ditetapkan yayasan terdiri dari lulusan SMA hingga Sarjana. Diambil dari lulusan STT
Banten dan SMK Insan Aqilah yang bekerjasama dengan STT Banten. Mitra kerjasama
terdiri dari berbagai bidang diantaranya dunia teknologi dan dunia pendidikan baik
sekolah menengah maupun perguruan tinggi serta asosiasi profesi dan yayasan terkait.
Lingkungan makro seperti poleksosbud dan iptek. Lingkungan mikro seperti pesaing,
pengguna lulusan, sumber mahasiswa, calon dosen, e-learning, dan mitra. Untuk
mencapai tujuan tersebut STT Banten merumuskan sasaran dan strategi pencapaian
sebagai berikut:

16 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


1. Melakukan revisi kurikulum menuju
kurikulum berbasis kompentensi dan KKNI
2. Melaksanakan proses pembelajaran
yang berfokus pada peningkatan hard skill dan soft skill.
3. Peningkatan prasarana dan sarana
laboratorium.
4. Meningkatkan kemampuan staf
pengajar dan tenaga pendukung pendidikan sesuai dengan bidang keahlianya
5. Meningkatkan implementasi
managemen kepemimpinan pada jajaran struktural STT Banten.
6. Mengembangkan operasional
laboratorium dalam mendukung proses pembelajaran
7. Meningkatkan kemampuan
teknopreneurship dan soft skil mahasiswa.
8. Membuat dan melaksanakan
Memorandum of Understanding (MoU) dengan instansi pemerintah, industri dan
perguruan tingi.
9. Meningkatkan jumlah penelitan
dosen dan mahasiswa.

B. PROFIL INSTITUSI
Bagian ini berisi deskripsi sejarah institusi, visi, misi, tujuan, sasaran dan tata nilai,
organisasi (fakultas, lembaga, dan program studi), mahasiswa dan lulusan, sumber daya
manusia (dosen dan tenaga kependidikan), keuangan, sarana dan prasarana, sistem
penjaminan mutu internal, serta kinerja perguruan tinggi, yang disajikan secara ringkas
dan mengemukakan hal-hal yang paling penting. Aspek yang harus termuat dijelaskan
sebagai berikut.

1. Sejarah institusi
Institusi harus mampu menjelaskan mandat pendirian dan perkembangan perguruan tinggi
(jika terjadi pergeseran mandat atau perubahan bentuk institusi) secara ringkas dan jelas.

STT Banten berdiri pada tanggal 1 Maret 2004 di bawah naungan Yayasan
Pendidikan Insan Aqilah yang diketuai oleh Dr. Ir. H. Ahmad Yanuar Syauki, MBAT.
Dengan SK.DIKTI No. 31/D/O/2004. Jumlah Program Studi yang diselenggarakan di
STT Banten yaitu berjumlah 4 program studi yaitu Teknik Mesin, Teknik Elektro,
Teknik Industri, dan Teknik Informatika. Program Studi Teknik Mesin STT Banten
didirikan pada tanggal 1 Maret 2004 dengan nomor SK Pembukaan Program Studi
adalah 153/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2014. Program Studi Teknik Mesin STT Banten

17 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


bertujuan untuk:
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian terapan dalam bidang teknik
2. Menghasilkan produk penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat
yang  bermanfaat bagi masyarakat maupun dunia industri
3. Meningkatkan kualitas dan kompetensi keahlian dari sivitas akademik STT
Banten
4. Menghasilkan manajemen pengelolaan dan pengoperasian STT Banten yang
profesional dan bermutu.   
5. Terjalin kerjasama dengan institusi pemerintah, dunia industri, dan perguruan
tinggi
STT Banten dikelola dengan fleksibel, terbuka dan didukung oleh hubungan
yang harmonis di antara para pemimpin Sekolah Tinggi dan para dosen yang ada.
Program studi Teknik Mesin sampai saat ini masih terselenggara sesuai dengan nomor
SK Akreditasi Program Studi 154/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2014. Pada saat ini dosen-
dosen tetap yang ada di program studi Teknik Mesin memiliki kualifikasi pendidikan
minimal S-2 di bidang keilmuan teknik dan disesuaikan dengan kurikulum program
studi di STT Banten.
Kurikulum STT Banten disusun berdasarkan Perpres Nomor 08 tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang menjadi acuan dalam
penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara
nasional termasuk STT Banten. Program studi yang terselenggara di STT Banten ini
dharapkan dapat menjadikan STT Banten sebagai perguruan tinggi yang unggul dan
berdaya saing di lingkup daerah dan nasional. Hal tersebut tidak lepas dari peran dan
dukungan Tim BPMI yang konsisten dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam
mutu pengelolaan perguruan tinggi, khususnya kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Visi, misi, tujuan, strategi, dan tata nilai

Visi STT Banten:


Menjadikan sekolah tinggi yang unggul dan mampu menghasilkan lulusan yang
professional serta berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Misi STT Banten:
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
2. Meningkatkan mutu tenaga akademik dan lulusannya
3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait dalam upaya mengembangkan institusi dan
sumber daya manusia dalam bidang-bidang teknik informatika, teknik industri, teknik
elektro, dan teknik Mesin
Tujuan :
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian terapan dalam bidang teknik
2. Menghasilkan produk penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat yang 
bermanfaat bagi masyarakat dan dunia industri
3. Meningkatkan kualitas dan kompetensi keahlian dari sivitas akademik STT Banten
4. Menghasilkan manajemen pengelolaan STT Banten yang profesional dan bermutu. 
5. Terjalin kerjasama dengan institusi pemerintah, dunia inudtsri, dan perguruan tinggi
Strategi :
1. Melakukan revisi kurikulum menuju
kurikulum berbasis kompentensi dan KKNI
18 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
2. Melaksanakan proses pembelajaran
yang berfokus pada peningkatan hard skill dan soft skill
3. Peningkatan prasarana dan sarana
laboratorium
4. Meningkatkan kemampuan staf
pengajar dan tenaga pendukung pendidikan sesuai dengan bidang keahlianya
5. Meningkatkan implementasi
managemen kepemimpinan pada jajaran struktural STT Banten
6. Mengembangkan operasional
laboratorium dalam mendukung proses pembelajaran
7. Meningkatkan kemampuan
teknopreneurship dan soft skill mahasiswa.
8. Membuat dan melaksanakan
Memorandum of Understanding (MoU) dengan instansi pemerintah, industri dan
perguruan tinggi.
9. Meningkatkan jumlah penelitan
dosen dan mahasiswa
Tata Nilai :
Tata Nilai STT Banten yang menjadi prinsip-prinsip dasar dalam melakukan kegiatan Tri
Darma Perguruan Tinggi sebagai berikut :
1. Ketuhanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Keunggulan, Krativitas, Adapatif, dan Inovasi
3. Kemandirian dan Tanggung Jawab
4. Berwawasan Nasional

3. Organisasi dan TataKerja

19 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


STRUKTUR ORGANISASI STT BANTEN

1. Senat Sekolah Tinggi


Senat STT Banten adalah Badan yang beranggotakan Ketua, Wakil Ketua,
Kepala Program Studi dan perwakilan Dosen Tetap
Tugas Pokok:
 Mengawasi pelaksanaan kebijakan akademik ketua/wakil ketua STT Banten
 Mengawasi pelaksanaan penjaminan mutu
 Mengevaluasi capaian tridarma

2. Ketua
Ketua adalah penanggungjawab utama di tingkat Sekolah Tinggi, dalam
rangka melaksanakan visi-misi, kebijakan umum dan arahan Yayasan, serta
menetapkan peraturan, norma, dan tolak ukur pelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat atas dasar pertimbangan Senat
Sekolah Tinggi. Ketua berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Yayasan.
Tugas Pokok:
 Menyusun program kerja sekolah tinggi
 Menyusun Rencana Induk Pengembangan dan Rencana Alokasi Anggaran
 Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang akademik dan bidang non akademik
Fungsi:
 Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi
 Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan,teknologi, seni, dan/atau olah raga
 Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

20 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


 Pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan
 Pelaksanaan tata kelola sekolah tinggi
3. Wakil Ketua I Bidang Akademik
Wakil Ketua I Bidang Akademik bertanggung jawab dalam bidang akademik
serta mempunyai tugas dalam membantu Ketua dalam memimpin dan
melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Tugas Pokok :
 Menyusun kebijakan teknis dibidang akademik
 Membuat laporan semester
 Mengevaluasi proses pembelajaran
Fungsi:
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Wakil Ketua I Bidang Akademik,
menjalankan fungsi koordinasi dan pengawasan kegiatan di lingkungan Sekolah
Tinggi yang meliputi:
 Perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan pengembangan
pendidikan
 Pembinaan tenaga pengajar dan tenaga ahli
 Penyusunan program penelitian dan program kegiatan di bidang pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh tenaga Dosen, dalam rangka turut
membantu memecahkan masalah yang dihadapi Masyarakat dan
Pembangunan, bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat
 Perencanaan, penyusunan program dan pelaksanaan daya nalar mahasiswa
di bidang akademik
 Perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan kerja sama pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan lembaga di dalam
maupun di luar negeri
 Dalam melaksanakan tugas tersebut Wakil Ketua I Bidang Akademik
berkoordinasi dengan Wakil Ketua lainnya
4. Wakil Ketua II Bidang Administrasi & Keuangan
Wakil Ketua II Bidang Administrasi & Keuangan bertanggung jawab di bidang
administrasi keuangan dan mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang Administrasi, Keuangan dan Pengawasan serta
bertanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan, pengembangan, dan
pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki Sekolah Tinggi.
Tugas Pokok:
 Menyusun kebijakan teknis dibidang non-akademik
 Membuat laporan semester
 Mengevaluasi pelaksanaan tugas dibidang administrasi dan keuangan
Fungsi:
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Wakil Ketua II Bidang Adminstrasi dan
Keuangan menjalankan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengawasan serta
mengkoordinasikan kegiatan di lingkungan Sekolah Tinggi yang meliputi:
 Perencanaan dan pelaksanaan rencana kerja serta anggaran
 Pembinaan kepegawaian serta kesejahteraan
 Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan
 Pengurusan kerumahtanggaan dan pemeliharaan ketertiban
 Pengurusan ketatausahaan

21 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


 Penyelenggaraan hubungan masyarakat
 Penanganan masalah hukum dan perundang-undangan.
5. Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni bertanggung jawab di
bidang kemahasiswaan, mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan dan pelayanan kesejahteraan
mahasiswa, serta pembinaan hubungan kerja sama dengan alumni.
Tugas Pokok:
 Memberikan bimbingan dan pembinaan pada kegiatan mahasiswa dan
himpunan mahasiswa program studi
 Membuat rencana kegiatan dan pengajuan anggaran kegiatan
kemahasiswaan
 Membuat laporan semester kegiatan kemahasiswaan
Fungsi:
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni, menjalankan fungsi koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Sekolah TInggi yang meliputi:
 Perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan pembinaan mahasiswa
dalam mengembangkan sikap, orientasi, serta kegiatan mahasiswa antara
lain dalam seni budaya dan olah raga
 Perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan kesejahteraan
mahasiswa serta usaha bimbingan dan penyuluhan mahasiswa
 Penyusunan program penelitian dan program kegiatan di bidang pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka turut
membantu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dan
pembangunan, bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat
 Perencanaan, penyusunan program dan pelaksanaan pengembangan daya
penalaran mahasiswa di bidang kokurikuler
 Perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan kerja sama dengan
semua pihak dalam setiap usaha di bidang kemahasiswaan, pengabdian
kepada masyarakat, dan usaha penunjangnya
 Penciptaan iklim pendidikan yang kondusif dalam kampus dan membantu
melaksanakan program pembinaan pemeliharaan kesejahteraan mahasiswa
 Perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan yang dilandasi nilai etika moral dan tanggung jawab yang
bersifat akademik
 Pembinaan hubungan kerja sama dengan alumni
 Mengkoordinasikan bursa tenaga kerja
6. Sistem Penjamin Mutu Internal
Tugas Pokok:
 Membuat dokumen mutu
 Monitoring pelaksanaan tridharma mengacu pada dokumen mutu
 Mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tridharma
Fungsi:
 Membantu pimpinan sekolah tinggi dalam kaitannya dengan pengawasan,
pengendalian, evaluasi pengelolaan keuangan STT Banten
 Melakukan verifikasi keadaan keuangan dan prosedur operasi Sekolah Tinggi

22 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dengan serangkaian program audit yang sistematik.
7. Program Studi
Program Studi adalah unsur pelaksana akademik yang mengkoordinasikan,
melaksanakan pendidikan akademik dalam satu atau beberapa cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dan/atau olah raga yang mencakup program
pendidikan Sarjana.
Tugas Pokok:
 Menjamin keberlangsungan proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat dalam ruang lingkup program studi
 Melakukan koordinasi deangan sub ordinat dalam ruang lingkup program
studi
 Mengevaluasi dan membuat laporan semester
Fungsi:
 Perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan pendidikan di lingkungan
prodi
 Perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga
 Perencanaan dan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
 Merencanakan dan melaksanakan kerja sama di bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
 Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika
 Pelaksanaan urusan tata usaha dan inventarisasi.
8. Biro Adminitrasi Akademik
Biro Administrasi Akademik mempunyai tugas memberikan pelayanan
administratif di bidang akademik di lingkungan Sekolah Tinggi dan evaluasi
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Tugas Pokok :
 Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat
 Berkoordinasi dengan Wakil Ketua I membuat kalender akademik, jadual
kuliah dan penentuan ruang kuliah
 Monitor kegiatan pengelolaan data baik off-line maupun on-line
Fungsi:
 Melaksanakan administrasi pendidikan
 Melaksanakan administrasi kerja sama dalam negeri dan luar negeri
 Melaksanakan seleksi dan registrasi
 Melaksanakan layanan pembelajaran
 Melaksanakan evaluasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat
 Melaksanakan layanan data dan administrasi kemahasiswaan
9. Biro Administrasi dan Keuangan
Biro Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberikan
pelayanan administrasi di bidang umum dan keuangan serta hukum di lingkungan
Sekolah Tinggi:
Tugas Pokok:
 Melaksanakan administrasi umum meliputi tata usaha, perawatan sarana
prasarana dan kerumah-tanggaan
 Berkoordinasi dengan Wakil Ketua II membuat rencana anggaran belanja

23 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


 Monitoring administrasi keuangan
Fungsi:
 Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga
 Melaksanakan administrasi kepegawaian (tenaga pendidik dan kependidikan)
 Melaksanakan administrasi perlengkapan
 Melaksanakan urusan hukum dan perundang-undangan
 Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Sekolah Tinggi
 Melaksanakan administrasi anggaran Sekolah Tinggi
10. Kepala Biro SDM
Tugas Pokok:
 Membuat laporan evaluasi kinerja dosen dan tenaga kependidikan
 Melaksanakan proses seleksi dan penerimaan dosen dan tenaga
kependidikan
 Monitoring dan Up date data
11. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan menilai
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di
lingkungan Sekolah TInggi.
Tugas Pokok :
 Membuat program kerja tahunan
 Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain
 Membuat laporan
Fungsi
 Penyusunan rencana, program, dan anggaran Lembaga
 Pelaksanaan penelitian ilmiah murni dan terapan
 Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
 Koordinasi pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di
lingkungan Sekolah Tinggi
 Pelaksanaan publikasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
 Peningkatan relevansi program penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat; dan
 Pelaksanaan urusan administrasi Lembaga.
12. Perpustakaan Sekolah Tinggi
Menyiapkan dan menyelenggarakan secara terpadu dan menyatu atas sistem
pengelolaan koleksi perpustakaan, sistem layanan perpustakaan, dan sistem
jaringan dan data base perpustakaan.
Tugas Pokok:
 Meningkatkan mutu layanan
 Monitoring buku dan inventaris perpustakaan
 Mengelola sumber daya perpustakaan
Fungsi:
 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/ pelaporan sistem pengelolaan
koleksi perpustakaan (entry data/kategorisasi, klasifikasi, katalogisasi,
penomoran, pengadaan, penyimpanan
 Pelaksanaan layanan kepada para pengguna perpustakaan (mahasiswa,
karyawan, dll) untuk peminjaman, pengembalian, dan penggunaan material
perpustakaan.
13. Dosen

24 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Tugas dan Wewenang Dosen adalah sebagai berikut:
 Melaksanakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan bidang
ilmunya/profesinya
 Melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM)
 Memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam kegiatan studinya.

4. Mahasiswa danLulusan

STT Banten memiliki daya tampung dalam proses seleksi mahasiswa baru setiap
tahun yaitu sebanyak 200 orang. Hingga tahun 2018 tercatat jumlah mahasiswa STT
Banten yang aktif sebanyak 221 mahasiswa. Ada beberapa prestasi yang di raih oleh
mahasiswa Program Studi Teknik Mesin yaitu juara II Lomba Pentas Seni Festival Band
2016, juara I Kejuaran Futsal Mahasiswa Se-Kota Serang, juara III Lomba Karya Tulis
Ilmiah, juara II Lomba Drum Band tingkat Kecamatan Walantaka, dan juara I Lomba
Palang Merah (KSR) Tingkat Kota Serang.
STT Banten melaksanakan pelacakan kepada para alumni melalui tracer study
terhadap para lulusan dengan cara menyebar angket atau kuesioner untuk mengevaluasi
kinerja lulusan. Melalui lulusan yang sudah bekerja penyebaran angket ini diberikan. Hal
ini dimaksudkan untuk meningkatkan relevansi kurikulum dan kompetensi lulusan serta
memperpendek masa tunggu lulusan. Tim yang ditunjuk dibawah koordinasi ketua
melakukan tracer study yang hasilnya didistribusikan ke kelompok bidang ilmu sebagai
referensi dalam melakukan evaluasi dan penyempurnaan pada kurikulum. Verifikasi hasil
angket dilakukan melalui kegiatan seminar dengan mengundang pengguana untuk dapat
memberikan masukan kepada STT Banten. Perolehan data berasal dari kuesioner dan
wawancara terstruktur yang disebarkan kepada alumni STT Banten. Hasil kuesioner
diperoleh informasi mengenai lulusan yang bekerja pada bidang yang sesuai dengan
keahliannya.

5. Dosen dan Tenaga Kependidikan

STT Banten memimiliki dosen tetap Perguruan Tinggi berjumlah 24 orang. Adapun
kualifikasi dosen tetap tersebut berkualifikasi S2 bidang teknik dan pendidikan. STT
Banten juga memiliki 10 dosen tidak tetap yang berkualifikasi S2 dan S3. STT
Banten memiliki tenaga kependidikan yang berjumlah 12 orang untuk membantu
pengelolaan Sekolah Tinggi dan Program Studi. Dengan kualifikasi S1 dan D3.

6. Keuangan, Sarana, dan Prasarana

Rasio penggunaan dana terbesar adalah untuk meningkatkan mutu layanan


terhadap mahasiswa. Akuntabilitas penggunaan dana adalah indikator sehatnya
sebuah lembaga, oleh karena itu lembaga dan program studi sangat memperhatikan
masalah ini. Penggunaan dana diaudit secara internal sehingga tidak ada peluang
anggaran yang tidak jelas peruntukannya. Selain itu, masing-masing koordinator
program diwajibkan melaporkan penggunaan dana segera setelah program berhasil
dilaksanakan kepada ketua STT Banten. Pada akhir tahun anggaran, ketua STT
Banten melaporkan penggunaan alokasi dana kepada pihak yayasan.
25 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
Sarana dan prasarana merupakan salah satu fasilitas pendukung dalam proses
pembelajaran sehingga keberadaan dan pilihan jenis, jumlah, mutu bergantung pada
kebutuhan masing-masing program studi (yang memiliki karakteristik keilmuan
tersendiri) serta arah kebijakan STT Banten. Pengelolaan prasarana dan sarana di
STT Banten bersifat terpusat dan terintegrasi dengan prinsip resource sharing,
sehingga dapat diakses dengan mudah oleh seluruh program studi yang membutuhkan
sesuai dengan kententuan yang berlaku yang ditetapkan dalam sistem pengelolaan
dan pemanfaatan prasarana dan sarana STT Banten.

7. Sistem Penjaminan Mutu

STT Banten mengendalikan mutu kegiatan yang diselenggarakannya mulai


tahun 2017. Manajemen penjaminan mutu dilakukan pada setiap tahapan dalam proses
pengelolaannya dengan menggunakan metode PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan,
Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan standar DIKTI).
1. Penetapan
Penetapan standar dirumuskan melalui rapat internal yang dilakukan oleh Ketua
BPMI dan Tim Perumus BPMI STT Banten. Penetapan standar mutu harus saling
berhubungan dengan standar-standar yang ada, untuk mencapai tujuan, misi, dan
visi STT Banten. Tak hanya itu, proses penetapan standar juga berpedoman pada
Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi yaitu terdapat 24 standar yang wajib dilaksanakan oleh Program Studi.
Standar mutu yang ditetapkan oleh BPMI harus mendapatkan persetujuan dari
Wakil Ketua I STT Banten. Standar Mutu yang telah disetujui selanjutnya
disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika.
2. Pelaksanaan Standar
Pelaksanaan Standar Dikti dan Standar Perguruan Tinggi terimplementasi dan
melekat pada struktur organisasi yang berlaku di STT Banten dan berada pada
seluruh tingkatan secara berjenjang mulai dari di tingkat Sekolah Tinggi (pimpinan
dan jajarannya); tingkat Program studi (Kepala Program Studi); Biro, Lembaga, dan
Unit terkait lainnya. Seluruh sivitas akademika wajib menaati standar STT Banten.
3. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan untuk mengukur mutu STT Banten. Tahap evaluasi
pelaksanaan dilakukan dengan adanya Audit Mutu Internal (AMI) pada bidang
akademik oleh LPM yang terintegrasi dengan Program Studi, dan Audit non
akademik. Audit Mutu Internal yang merupakan tahapan check pada siklus mutu
pada STT Banten yang dilakukan pada setiap siklus dengan pendekatan audit
sistem dan audit kesesuaian. Auditor mutu yang tersertifikasi internal yang mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah IV, diangakat dan ditugaskan
dengan SK Ketua STT Banten secara independen untuk melakukan audit mutu
pada seluruh pelaksanaan standar di lingkungan STT Banten. Auditor dalam
melaksanakan audit dengan berpedoman pada buku Panduan AMI. Fokus Audit
Mutu Internal yaitu memeriksa tentang pemenuhan Standar Dikti, pada tahap
pelaksanaan standar Dikti dan Standar STT Banten. Hasil AMI dilakukan untuk
menilai kinerja unit yang diaudit. Hasil AMI dilaporkan oleh Ketua LPPM kepada
Ketua STT Banten. Evaluasi pelaksanaan standar dilakukan minimal satu kali dalam
setahun.
4. Pengendalian Pelaksanaan

26 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Pengendalian pelaksanakan akan dilakukan jika: (a) Dalam pelaksanaan
standar, apabila telah mencapai Standar Dikti maka dipertahankan. (b) Apabila
ditemukan penyimpangan ataupun terdapat kendala dalam pelaksanaan Standar
Dikti dan Standar Perguruan Tinggi, maka Ketua LPM melakukan tindakan koreksi
dan ditindaklanjuti untuk perbaikan.
5. Peningkatan Standar
Peningkatan Standar Dikti dan Standar Perguruan Tinggi dilakukan terhadap hasil
yang sudah memenuhi SN-Dikti dan SN-PT. Peningkatan standar ditujukan untuk
mencapai kepuasan pemangku kepentingan (internal dan eksternal). Pengambilan
keputusan atas Peningkatan Standar berdasarkan analisis data.

8. Kinerja Institusi

Capaian dan luaran yang paling diunggulkan pada STT Banten adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan ketersediaan, kompetensi dan komitmen SDM
2. Meningkatkan Penguatan Kurikulum
3. Memenuhi standar pendidikan berkualitas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
4. Mengembangkan keunggulan akademik pada bidang-bidang kemandirian dan
kerjasama
5. Mempunyai ciri sebagai Sekolah Tingi yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan lingkungan
6. Mempunyai sikap untuk selalu mengabdikan dir dan berperan dalam
pengembangan daerah dan nasional
7. Mempunyai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kapasitas serta
kapabiltasnya agar dapat memahami dan memberikan sumbangan terhadap arah
dinamika perubahan teknologi.

27 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


C. KRITERIA
Laporan evaluasi diri harus memuat 9 (sembilan) kriteria akreditasi yang meliputi kriteria:
1) Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi, 2) Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama, 3)
Mahasiswa, 4) Sumber Daya Manusia, 5) Keuangan, Sarana, dan Prasarana, 6)
Pendidikan, 7) Penelitian, 8) Pengabdian kepada Masyarakat, dan 9) Luaran dan Capaian
Tri darma.

C.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi


1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme penetapan Visi,
Misi, Tujuan, dan Strategi (VMTS), yang mencakup antara lain: keterlibatan para pemangku
kepentingan internal maupun eksternal, pertimbangan terhadap kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan, dan kebutuhan pengembangan perguruan tinggi.

Penyusunan visi, misi, tujuan, dan strategi yang dilakukan oleh STT Banten
dimulai dari analisis terhadap kondisi internal dan eksternal dari STT Banten itu sendiri.
Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) dari STT Banten dalam menjalankan dan mencapai kinerjanya (masa lalu dan
proyeksi masa depan) sehingga memungkinkan untuk menggerakan semua faktor- faktor
pendukung keberhasilan pencapaian visi dan misi STT Banten. Analisis eksternal
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesempatan opportunity) dan ancaman (threat)
yang akan dihadapi oleh STT Banten di masa yang akan datang. Analisis kondisi eksternal
dilakukan dengan mengkaji kecenderungan (trend) yang terjadi diberbagai aspek baik
aspek politik, ekomoni, kebijakan, sosial, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara global dan nasional dan impilkasinya terhadap pendidikan yang ada di
STT Banten.
Mekanisme penyusunan dan penetapan visi, misi, tujuan, dan strategi yang
dilakukan oleh STT Banten melalui mekanisme sebagai berikut :

28 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Bagan 1.1 Proses perumusan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi

Proses perumusan visi, misi, tujuan, dan strategi STT Banten dilakukan terlebih
dahulu dengan menganalisis kondisi internal meliputi gagasan dari para senat sekolah
tinggi, para ketua program studi, dosen, mahasiswa, alumni dan tenaga kependidikan
serta masukan dari stakeholder internal seperti masukan dari para kepala sekolah
dibawah naungan yayasan Insan Aqilah. Setelah melakukan analisis internal proses
selanjutnya dilakukan analisis eksternal yaitu melibatkan dari berbagai unsur seperti
pemerintah, pengguna lulusan, masyarakat, dan stakeholder eksternal. Mekanisme
penetapan Visi, Misi, Tujuan, dan Startegi STT Banten dimulai dari Senat Akademik
Sekolah Tinggi melakukan koordinasi guna menentukan garis-garis besar STT Banten.
Garis-garis besar ini akan digunakan sebagai pedoman awal dalam penyusunan Visi,
Misi, Tujuan, dan Strategi Sekolah Tinggi. Dalam penyusunan garis-garis besar Senat
melihat perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknik Mesin, serta melihat
tuntutan era revolusi industri 4.0 dari pengguna lulusan. Selanjutnya Ketua Sekolah Tinggi
membentuk Tim untuk melakukan penyusunan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi STT
Banten.
Tim Penyusun ini akan melakukan pembahasan garis-garis besar yang
sebelumnya sudah di tentukan oleh Senat. Selanjutnya tim Penyusun melakukan focus
group discussion (FGD), rapat eksternal dan rapat internal guna membuat draf Visi, Misi,

29 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Tujuan, dan Strategi setelah mendapat masukan dari stake holder dan civitas akademik
STT Banten. Draf Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi ini merupakan draf yang akan diberikan
kepada senat akademik Sekolah Tinggi untuk dibahas dan ditetapkan sebagai Visi, Misi,
Tujuan, dan Startegi Sekolah Tinggi. Selanjutnya dilakukan pengesahan melalui surat
keputusan Ketua STT Banten. Setelah Visi, Misi, Tujuan, dan Startegi ditetapkan melalui
surat keputusan maka selanjutnya STT Banten menyusun visi keilmuan yang
mencerminkan visi sekolah tinggi melalui ketua program studi, para dosen, mahasiswa,
tenaga kependidikan serta masukan dari alumni.
Penetapan visi dan misi STT Banten tentunya dilanjutkan dengan proses
sosialisasi visi dan misi tersebut dengan berbagai upaya diantaranya:
1. Sosialisasi kepada dosen melalui rapat-rapat rutin di program studi maupun
sekolah tinggi
2. Sosialisasi kepada mahasiswa melalui kegiatan kemahasiswaan dan perkuliahan,
3. Sosialisasi kepada orangtua mahasiswa melalui kegiatan pertemuan di
awal masuk kuliah,
4. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan atau stakeholder yang
dilakukan pada saat rapat atau undangan dalam menjalin kerjasama,
5. Sosialisasi kepada tenaga kependidikan. sosialisasi visi, misi, tujuan dan
strategi program studi kepada para tenaga kependidikan dilakukan rapat di
tingkat program studi dan sekolah tinggi
6. Sosialisasi pada masyarakat luas. Sosialisasi ini dilakukan dengan website
Program Studi, leaflet dan banner yang ditujukan kepada masyarakat luas.

2. Kebijakan

Kebijakan penyusunan dan penetapan visi, misi, tujuan, dan strategi Sekolah
Tinggi Teknologi Banten sebagai berikut :
a. Ketua Sekolah Tinggi bertugas sebagai penanggung jawab pembentukan Tim
Penyusun Visi, Misi, Tujuan, dan Startegi dengan dibantu wakil ketua sebagai
pengarah
b. Tim Penyusun Visi, Misi, Tujuan, dan Startegi memilih ketua, sekretaris dan anggota.
c. Tim Penyusun Visi, Misi, Tujuan, dan Stretegi membuat konsep dengan mengacu
Renstra sebelumnya
d. Rencana Strategis Sekolah Tinggi Teknologi Banten diawali dengan evaluasi diri
untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemudian digunakan
dalam menyusun isu strategis.
e. Konsep yang disusun Tim Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi didiskusikan secara internal
f. Ketua Tim Penyusun Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi kemudian mengkonsultasikan
kepada Pimpinan mengenai hasil kegiatan.
g. Penyempurnaan konsep Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi kemudian diserahkan pada
Senat Sekolah Tinggi untuk dibawa ke rapat pleno Senat Sekolah Tinggi.
h. Ketua, Wakil Ketua dan Kaprodi melakukan penyempurnaan Sistem Penyusunan dan
Pelaksanaan Renstra di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Banten secara
berkelanjutan.

Evaluasi pencapaian visi, misi, tujuan, dan strategi Sekolah Tinggi Teknologi
Banten sebagai berikut :

30 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


1. Evaluasi dilakukan secara berkala dalam kurun waktu 5 tahun sekali.
2. Mekanisme evaluasi VMTS oleh Ketua Sekolah Tinggi dengan membentuk Tim
Evaluasi VMTS.
3. Tim Evaluasi VMTS menyusun Instrumen evaluasi VMTS. Instrumen yang telah
disusun selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya.
4. Tim Evaluasi VMTS menyebarkan angket kepada semua sivitas akademik Sekolah
Tinggi Teknologi Banten yang meliputi Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga
Kependidikan, Alumni, dan Pengguna Lulusan.
5. Penyebaran kuisoner dilakukan untuk menganalisis pemahaman dan implementasi
serta pencapaiannya VMTS Sekolah Tinggi Teknologi Banten selama kurun waktu
5 tahun.
6. Proses pengolahan dan analisis data.
7. Penyusunan laporan evaluasi VMTS Sekolah Tinggi Teknologi Banten

Sosialisasi visi, misi, tujuan, dan startegi Sekolah Tinggi Teknologi Banten
dilakukan melalui pendekatan secara langsung dan tidak langsung. Sosialisasi langsung
dapat melalui kegiatan-kegiatan berikut :
1. Kegiatan Masa Orientasi Kampus (MOKA)
2. Kegiatan Seminar Pendidikan
3. Kegiatan Kerja Praktik
4. Kegiatan Praktikum
5. Kegiatan Rapat dosen Mata Kuliah
6. Kegiatan Ujian Seminar Proposal dan Skripsi
Sosialisasi secara tidak langsung juga dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1. Penyebaran Brosur atau Leaflet pada saat Penerimaan Mahasiswa Baru
2. Pemasangan visi, misi di setiap ruang pimpinan, kelas, perpustakaan,
aula, dan ruangan terbuka
3. Buku Catatan Akademik (BCA)
4. Media sosial Instagram, facebook, web

3. Strategi Pencapaian Visi, Misi, danTujuan

Startegi pencapaian Visi, Misi dan Tujuan yang dilakukan oleh STT Banten
sebagai berikut :
1. Program peningkatan akreditasi program studi yang mengacu pada standar BAN
PT
2. Perbaikan sistem peneriman mahasiswa baru
3. Peningkatan metode promosi yang berkelanjutan
4. Pengembangan sistem informasi akademik dan kemahasiswan.
5. Perumusan kebijakan reward dan punishment dari hasil indeks kinerja dosen dan
karyawan
6. Survei kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar.
7. Penyedian angaran untuk operasional proses PBM yang memenuhi standar
nasional pendidikan
8. Pengembangan tracer STT Banten yang membina hubungan dengan alumni dan

31 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


penguna lulusan
9. Penyedian sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan- kegiatan
kemahasiswan.
10. Penyedian angaran untuk pengembangan kegiatan penelitan dosen
11. Peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitan
12. Penyedian angaran untuk pengembangan kegiatan publikasi penelitan dosen.
13. Penyedian angaran untuk pengembangan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
14. Mengembangkan kegiatan pengabdian yang berhubungan dengan permasalahan
masyarakat dan mendukung pembangunan.
15. Peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian Pada
Masyarakata

4. Indikator KinerjaUtama

Indikator kinerja utama yang dikembangkan oleh STT Banten dalam mencapai
tujuan pencapaian visi dan misi sebagai berikut :
1. Meningkatnya akreditasi Program studi
2. Meningkatkan mutu mahasiswa baru
3. Meningkatnya mutu proses pembelajaran
4. Meningkatnya mutu dan relevansi kompetensi lulusan
5. Meningkatnya jumlah dan kualitas penelitan
6. Meningkatnya jumlah dan kualitas publikasi penelitan dosen
7. Meningkatnya jumlah dan kualitas pengabdian kepada masyarakat
8. Terkelola dan tersedianya SDM yang profesional dan bermutu
9. Terkelolanya sistem administrasi dan layanan akademik dan kemahasiswan yang
mudah, cepat, akurat, terpadu.
10. Terbangunya sistem informasi terintegrasi yang memadai meliputi infrastruktur,
sistem informasi akademik , sistem informasi manajemen dan website
11. Tersedianya sarana dan prasarana terutama untuk pendidikan dan pengajaran sesuai
standar nasional pendidikan
12. Terbangunya jejaring dengan penguna lulusan, masyarakat, industri, alumni,
pemerintah dan perguruan tinggi lainya

5. Indikator KinerjaTambahan

Indikator kinerja tambahan yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Teknologi


Banten untuk mendukung pencapaian indikator kinerja utama adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan teknis Pengembangan dan Peninjauan Kurikulum Program Studi
Berbasis KKNI
2. Ketersedian RPS, Handout Mata Kuliah untuk proses pembelajaran
3. Pemenuhan Modul Praktikum
4. Kerjasama pembelajaran berbasis e-learning
5. Bimbingan teknis penulisan jurnal terakreditasi bagi dosen dan mahasiswa
6. Bantuan Hibah Penelitian dan Pengelolaan Jurnal

32 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


7. Promosi peningkatan kualitas calon mahasiswa
8. Pelatihan Penulisan Proposal PKM
9. Penguatan pembimbing akademik
10. Monitoring perkuliahan dan tugas akhir
11. Peningkatan kualitas Sarana Pembelajaran
12. Kerjasama dengan penyedia lowongan kerja
13. Bimbingan teknis kewirausahaan
14. Kerjasama Kerja Praktik/Magang Mahasiswa

6. Evaluasi Capaian VMTS

Keberhasilan yang dicapai oleh STT Banten dalam mencapai visi, misi, dan
tujuan adalah sebagai berikut :
1. Lulusan Teknik Mesin dalam memperoleh gelar sarjana memiliki rata-rata lama
masa studi 4 tahun dengan IPK lebih dari 3.00
2. Produk teknologi yang dihasilkan oleh mahasiswa
3. Sistem Penjaminan Mutu yang Sudah berjalan
4. Dokumen-dokumen SOP pendukung tridarma perguruan tinggi

7. Simpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian VMTS dan Tindak Lanjut

Pemosisin hasil ketercapaian Visi, Misi, Tujuan dan Strategi yang dilakukan oleh
STT Banten bahwasanya STT Banten telah mencapai SN Dikti namun terdapat
beberapa perbaikan yang harus dilakukan terkait dengan pengajuan Jabatan Akademik
Dosen.
Rencana tindak lanjut yang dilakukan oleh STT Banten untuk perbaikan
kelanjutan sebagai berikut :
1. Evaluasi berkala visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi serta meningkatkan
pemahaman visi, misi tujuan, sasaran dan strategi ke segenap sivitas
akademika.
2. Mengintensifkan pengenalan program studi ke masyarakat dan instansi baik
pemerintah maupun swasta melalui kunjungan langsung ke institusi tersebut,
melalui pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan kemahasiswaan.
3. Membangun kerjasama dengan instasi sejenis yang lebih maju baik nasional
maupun internasional guna meningkatkan mutu pengelolaan dan pembelajaran.
4. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan instasi pengguna lulusan.

33 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


C.2 Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama
1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme penetapan
standar perguruan tinggi terkait tata pamong, tata kelola, dan kerjasama yang
mencakup: sistem tata pamong, kepemimpinan, pengelolaan, kode etik, penjaminan
mutu, dan kerjasama. Tata pamong merujuk pada struktur organisasi, mekanisme dan
proses bagaimana suatu institusi dikendalikan dan diarahkan untuk melaksanakan misi
dan mencapai visinya. Tata pamong juga harus mengimplementasikan manajemen
risiko untuk menjamin keberlangsungan perguruan tinggi. Pada bagian ini harus
dideskripsikan perwujudan tata pamong universitas yang baik (good university
governance/GUG), sistem pengelolaan, sistem penjaminan mutu, dan kerjasama
dengan mitra.

Prinsip Good Governance yang dijalankan oleh STT Banten yaitu partisipasi,
orientasi pada konsensus, akuntabilitas, transparansi, responsif, efektif dan efisien,
equality (persamaan derajat) dan inklusifitas, danpenegakan/supremasi hukum. Dalam
implementasinya, prinsip-prinsip atau karakteristik dasar dari good governance sangat
relevan untuk dapat diterapkan oleh STT Banten. Dengan menerapkan good
governance STT Banten dapat mengidentifikasi sampai sejauh mana perguruan Tinggi
tersebut mampu menyikapi dinamika yang terjadi dalam penyelenggaraannya tanpa
mengkhianati nilai-nilai luhur tadi dan amanat yang diembannya dari masyarakat,
bangsa dan negara yang menaunginya.
Sistem tata pamong yang dilakukan STT Banten melalui mekanisme yang
34 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
disepakati bersama, serta dapat memelihara dan mengakomodasi semua unsur, fungsi,
dan peran dalam institusi perguruan tinggi. Tata pamong didukung dengan budaya
organisasi yang dicerminkan dengan ada dan tegaknya aturan, tata cara pemilihan
pimpinan, etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga kependidikan, sistem
penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur pelayanan (administrasi,
perpustakaan, laboratorium, dan studio). Sistem tata pamong (input, proses, output dan
outcome serta lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata pamong yang
baik) harus diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi
dengan peraturan dan prosedur yang jelas. Hal-hal yang menjadi fokus di dalam tata
pamong yaitu termasuk bagaimana kebijakan dan strategi disusun sedemikian rupa
sehingga memungkinkan terpilihnya pemimpin dan pengelola yang kredibel dan sistem
penyelenggaraan program studi secara kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung
jawab dan menerapkan prinsip-prinsip keadilan. Organisasi dan sistem tata pamong
yang baik (good governance) mencerminkan kredibilitas, transparansi, akuntabilitas,
tanggungjawab dan keadilan institusi perguruan tinggi.

1. Kebijakan

Sistem tata pamong STT Banten dibangun dengan mengacu pada struktur
organisasi yang ditetapkan dengan SK Ketua Nomor 12/SK.STTB/VIII/2014 tentang
struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi jabatan program studi sebagai upaya
menjalankan proses akademik secara efektif dengan memperhatikan prinsip
kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, responsibilitas
(bertanggung jawab) dan adil.
1. Kredibilitas diartikan sebagai dimilikinya legitimasi dan kepercayaan dari
stakeholders. Kredibilitas STT Banten adalah ketika dipercaya sebagai anggota
beberapa organisasi profesi dan beberapa perusahaan berskala nasional.
Kredibilitas STT Banten selalu dipelihara dengan sistem penjaminan mutu
secara berkesinambungan. Uraian sistem penjaminan mutu yang telah dilakukan
akan diuraikan pada bagian penjaminan mutu dalam borang akreditasi ini
2. Transparansi diartikan sebagai penyediaan informasi yang material dan relevan
dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para stakeholder. STT
Banten senantiasa berupaya untuk menyampaikan informasi yang akurat dan
relevan yang dibutuhkan oleh para stakeholders. Transparansi informasi meliputi
informasi pengelolaan keuangan, informasi kebijakan dan informasi kegiatan-
kegiatan penting STT Banten. Transparansi pengelolaan keuangan tercermin
mulai dari penentuan rencana anggaran dan pengeluaran STT Banten.
Perencanaan anggaran dan pengeluaran melibatkan masukan dari dosen dan
mahasiswa tentang kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan yang selanjutnya di bawa
ke rapat kerja. Pelaksanaan program kerja dilaporkan dalam laporan semesteran
dan tahunan program studi. Transparansi informasi kebijakan STT Banten
dilakukan melalui berbagai media, yaitu rapat-rapat dan pedoman-pedoman
(seperti, pedoman penulisan skripsi, peraturan tentang kemahasiswaan, dan
kebijakan penelitian dan pengabdian masyarakat) secara benar dan tepat waktu.
Transparansi informasi kegiatan-kegiatan dan pengumuman lainnya (seperti,
informasi seminar, beasiswa, dan kompetisi-kompetisi) diumumkan melalui surat-
surat dan papan pengumuman.
3. Akuntabilitas diartikan sebagai pertanggungjawaban kinerja secara transparan

35 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dan wajar, untuk itu program studi harus dikelola secara benar, terukur dan
sesuai kepentingan para stakeholders. Pertanggungjawaban kinerja pimpinan
program studi dan unit-unit kerja dibawahnya diwujudkan dengan adanya
kewajiban untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara periodik
kepada Pimpinan STT Banten. Laporan pertanggungjawaban kinerja pimpinan
dilakukan setiap akhir semester (untuk pelaksanaan akademik) dan Laporan
Tahunan (untuk penggunaan anggaran). Evaluasi kinerja dosen dan pegawai
meliputi prestasi kerja, sikap kerja, dan kepemimpinan.
4. Keadilan dan kesetaraan ditunjukkan dengan adanya keadilan dan kesetaraan
perlakuan terhadap seluruh sivitas akademika. Prinsip keadilan antara lain
diwujudkan dengan adanya sistem penghargaan dan sangsi, dan sistem
pemilihan pimpinan struktural yang ditetapkan dan berlaku sama untuk seluruh
sivitas akademika.
5. Tanggung Jawab diartikan dengan dipatuhinya peraturan perundang-undangan
serta melakukan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan dalam jangka panjang. Responsibilitas STT
Banten ditunjukkan dengan adanya tanggung jawab Pimpinan STT Banten untuk
merespon dan menegakkan semua aturan, hukum, etika dan tradisi yang berlaku
sehingga STT Banten dapat menjadi unit yang bertanggungjawab dan
bermanfaat bagi lingkungan internal maupun eksternal
Sistem tata kelola dan tata pamong yang diterapkan oleh Sekolah Tinggi
Teknologi Banten mengacu kepada Statuta Sekolah Tinggi Teknologi Banten. Sistem
tata kelola dan tata pamong diarahkan pada mekanisme untuk mendapatkan dan
mengakomodasikan kepentingan dari stakeholders. Sistem tata pamong di Sekolah
Tinggi Teknologi Banten merupakan suatu sistem yang dapat menjadikan
kepemimpinan dalam pengelolaan dan penjaminan mutu berjalan dengan efektif. Sistem
pelaksanaan tata pamong di Sekolah Tinggi Teknologi Banten digambarkan oleh
adanya susunan struktur organisasi yang jelas dan dalam proses pemilihan
kepengurusan program studi yang bersifat akuntabel dan transparan serta sistem,
prosedur, kebijakan akademik dan mekanisme koordinasi dan evaluasi yang baik.
Struktur Sekolah Tinggi Teknologi Banten mengacu pada struktur organisasi yang
ditetapkan dengan SK Ketua Nomor 12/SK.STTB/VIII/2014 tentang struktur organisasi,
tugas pokok dan fungsi jabatan program studi sebagai upaya menjalankan proses
akademik secara efektif.

2. Strategi PencapaianStandar

Strategi pencapaian standar yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Teknologi


Banten sebagai berikut:
1. Melakukan fungsi manajemen seperti planning, organizing, staffing, leading, dan
controlling
2. Menjalankan tata kelola perguruan tinggi secara:
a. Instruktif, yaitu membuat keputusan yang kemudian didelegasikan kepada
bawahan;
b. Koordinatif, yaitu keputusan dibuat berdasarkan rapat bersama;
c. Otomatis, yaitu memberikan otoritas kepada bidang/unit untuk melakukan dan
memutuskan atas pertimbangan sendiri setelah melakukan analisa;
d. Konsultatif, yaitu berkoordinasi dengan berbagai bidang dan stakeholder

36 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


3. Menetapkan peraturan, norma, dan standar penyelenggaran tridarma.
4. Menerapkan aturan tentang etika dosen, etika mahasiswa, etika karyawan
5. Menerapkan sistem penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur
pelayanan (administrasi, perpustakaan, laboratorium) yang diformulasikan oleh
Sekolah Tinggi, kemudian dilakukan sosialisasi, dilaksanakan oleh semua unsur
internal, dievaluasi pelaksanaannya, dan dipantau dengan peraturan dan prosedur
yang jelas.
6. Melakukan pengawasan dan peninjauan secara periodik yang dilaksanakan oleh
unit penjaminan mutu pada level prodi.

3. Indikator Kinerja Utama


a) Sistem Tata Pamong

Sistem pengelolaan fungsional dan operasional STT Banten mencakup


perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawain (staffing),
kepemimpinan (leading), pengendalian (controlling) dalam kegiatan internal maupun
eksternal.
1. Perencanaan yang dilakukan oleh STT Banten mengacu pada visi, misi,
tujuan dan sasaran yang merupakan penjabaran dari RENSTRA STT
Banten. Perencanaan dilakukan pada tujuh bidang yaitu : 1) Pendidikan, 2)
Sumber Daya Manusia, 3) Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
4) Manajemen dan Organisasi, 5) Sarana dan Prasarana, 6) Dana, dan 7)
Teknologi Informasi. Untuk mengimplementasikan RENSTRA tersebut, maka
setiap tahun diselenggarakan rapat kerja rutin STT Banten membuat dan
mengusulkan rencana kerja pada ketujuh bidang. Penyusunan program kerja
dilakukan secara terpadu pada tataran Sekolah Tinggi dan Program Studi
dengan terlebih dahulu dilakukan evaluasi program kerja tahun sebelumnya.
Apabila ada program kerja yang tidak terlaksana pada tahun sebelumnya,
maka program kerja tersebut dapat direncanakan kembali jika dianggap
masih diperlukan. Hasil penyusunan program kerja yang dilakukan oleh
masing-masing program studi dan unit terkait tersebut kemudian dikompilasi
oleh tim yang ditunjuk. Hasil kompilasi program kerja kemudian diusulkan
kepada Sekolah Tinggi. Setelah program kerja yang diusulkan mendapatkan
persetujuan Sekolah Tinggi, maka program kerja tersebut didistribusikan
kepada seluruh program studi dan unit terkait.
2. Pengorganisasian STT Banten dapat dilihat pada struktur organisasi
(terlampir). Dalam pengelolaan STT Banten ketua dalam melaksanakan
tugas harian dibantu Wakil Ketua I, II dan III yang membidangi akademik dan
umum. Disamping itu, juga dibantu oleh unsur pelaksana administrasi dan
akademik (dosen). Fungsi, tugas, wewenang dan tanggung-jawab masing-
masing komponen Secara umum fungsi, tugas, wewenang dan tanggung-
jawab masing-masing komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Ketua pada hakekatnya adalah seorang administrator yang berperan
memimpin strategi penyelenggaraan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengaturan/pengelolaan pegawai/staf, pengawasan,
evaluasi secara sistematis dalam suatu sistem administrasi yang mantap,
konsisten dan efisien. Alur wewenang/tanggung-jawab dan kerjasama
yang sangat jelas akan menciptakan situasi kondusif, bergairah,

37 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


semangat kerja tinggi dan penuh dinamika. Hal-hal di atas tentu sangat
membantu dalam usaha mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan
secara keseluruhan.
b. Wakil Ketua memiliki tugas membantu ketua dalam kegiatan-kegiatan
pimpinan, administrasi, supervisor dan pengelolaan akademik,
administrasi keuangan dan kemahasiswaan
c. Pelaksana akademik (dosen) adalah tenaga profesional dan ilmuan
dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui pendidikan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
d. Pelaksana administrasi mempunyai tugas melaksanakan administrasi
umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pendidikan di
program studi.
Selain komponen tersebut di atas, untuk menunjang kegiatan dalam cabang
ilmu dan teknologi di ada beberapa badan atau unit dan koordinator yang masing-
masing dijabat oleh seorang dosen yang bertanggung jawab langsung pada ketua
program studi, seperti :
1. Tim Penjaminan Mutu
2. Pembimbing Akademik
3. Koordinator Laboratorium

STRUKTUR ORGANISASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANTEN
 Ketua Yayasan Insan Aqilah : Dr. Ir. H. Ahmad Yanuar Syauki, MBAT
 Senat Sekolah Tinggi Teknologi Banten : Akhmad Subhan, MT
 Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Banten : Eva Zhoriva Yusuf, Ph.D
 Wakil Ketua Bidang Akademik : Sri Haryono, MT
 Wakil Ketua Bidang Non Akademik : R. Eko Santoso, MT
 Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan : Rusdi, MT
 Kepala BPMI : Anggian Anggraeni, M.Pd
 Kepala LP3M : Cahyadi, MT
 Ketua Program Studi Teknik Mesin : Sri Haryono, M.T.
 Ketua Program Studi Teknik Elektro : Lenni, MT
 Ketua Program Studi Teknik Industri : Mukhril, MT
 Ketua Program Studi Teknik Informatika : Firdaus Ahmadi, S.Kom., M. M
 Kepala BAAK : Iin Hasan Ginanjar, S.Pd.I.
 Kepala BAUK : Deli Kurniasari, S.M
 Kepala SDM : Muhamad Romdoni, S.Kom
 Kepala Perpustakaan : Fuad Arifin, S.Pd.I
 Kepala Laboratorium : Asih Setyo Rini, MT
Kepemimpinan berfungsi untuk mengarahkan penyusunan, pelaksanaan dan
evaluasi rencana kegiatan Tridharma. Efesiensi dan efektivitas kepemimpinan
dilaksanakan melalui penyelenggarakan rapat terjadwal dan tergantung pada
permasalahan yang dihadapi. Fungsi pimpinan dan pengarahan dilaksanakan
melalui penciptaan koordinasi maupun komunikasi yang baik secara horisontal dan
vertikal agar diperoleh informasi dan kerjasama yang baik, sehingga kepemimpinan
diharapkan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Kepemimpinan STT Banten
38 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
dilaksanakan berdasarkan prinsip transparansi, musyawarah mufakat, akuntabilitas,
efektif dan efisien. Oleh karena itu mekanisme pengambilan keputusan dilakukan
melalui rapat-rapat yang melibatkan berbagai unsur sivitas akademika. Sistem
kepemimpinan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan struktur organisasi
tersebut. Penyusunan rencana dan pengembangan program studi dilakukan melalui
rapat.
Pengendalian aktivitas STT Banten menggunakan berbagai mekanisme dan
cara, yang meliputi pengendalian proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Pengendalian proses pembelajaran dilakukan dengan cara
akan melakukan peninjauan secara berkala terhadap SAP/silabus dengan
memonitoring Form Pokok-pokok Materi Perkuliahan yang telah dilaksanakan oleh
masing-masing dosen pengampu, dan mengevaluasi hasil akhir proses belajar
mengajar. Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh Tim Penjaminan Mutu. Peninjauan
SAP/silabus dilakukan berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik.
Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan yaitu untuk menilai kesesuaian materi dan
kehadiran dosen.
Pada tataran tanggung jawab pelaksanaan pengajaran di dalam kelas,
program studi menggunakan sistem evaluasi dosen. Evaluasi dosen dilakukan
dengan memberikan kuisioner kepada mahasiswa untuk menilai proses
pembelajaran selama satu semester yang dilakukan dosen. Hasil evaluasi terhadap
dosen memperlihatkan rata-rata kinerja dosen dalam proses pembelajaran sudah
baik. Mekanisme pengendalian mutu penelitian dilakukan di tingkat Sekolah Tinggi
dengan cara menyelenggarakan seminar hasil penelitian. Untuk meningkatkan
kemampuan meneliti dosen maka dilakukan proses pelatihan juga
menyelenggarakan workshop/pelatihan metode penelitian secara berkala, dengan
tujuan agar kualitas penelitian bisa terjaga.

b) Kepemimpinan

Pola kepemimpinan yang dikembangkan oleh STT Banten adalah sebagai


berikut :
1. Kepemimpinan Operasional sudah berjalan dengan efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan efektifitas pelaksanaan tugas operasional pimpinan STT
Banten yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengembangan. Pimpinan setiap tahun membuat perencanaan program
kerja dengan menyusun rencana kerja yang disampaikan melalui rapat
jurusan, misalnya program kerja yang terkait dengan pengelolaan bidang
pendidikan dan pengajaran maka yang pelaksanaannya didelegasikan oleh
ketua kepada koordinator bidang keahlian. Sedangkan program kerja yang
terkait dengan bidang penelitian dan pengabdian dilaksanakan oleh Wakil
Ketua I. Masing-masing program kerja yang dilaksanakan oleh unit terkait
selalu di bawah pengarahan dan pengawasan dari pimpinan. Program kerja
yang sudah dilaksanakan harus dipertanggungjawabkan kepada Ketua,
kemudian Ketua mempertanggung jawabkan kepada yayasan. Hasil laporan
pelaksanaan program kerja tersebut dijadikan bahan evaluasi untuk
menentukan dan melaksanakan program kerja pengembangan.
2. Kepemimpinan Organisasi. Pimpinan memiliki karakteristik kepemimpinan
organisasi yang kuat, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan Pimpinan untuk

39 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


memprediksi masa depan. Selain itu Pimpinan juga mampu mengarahkan
dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam STT Banten untuk
mewujudkan visi organisasi, mengikuti nilai, norma, etika dan budaya
organisasi yang sudah disepakati bersama. Kemampuan Pimpinan untuk
memprediksi masa depan ditunjukkan dengan 1)Akan dilakukan
pemutakhiran kurikulum, 2)Pengembangan program studi baru dan
3)Perumusan rencana strategi jangka panjang. Pemutakhiran kurikulum,
silabi dan Satuan Acara Perkuliahan serta laboratorium akan dilakukan
secara rutin setiap empat tahun, dengan evaluasi setiap semester.
Pemutakhiran tersebut dilakukan untuk mengantipasi perubahan dan
perkembangan bidang teknik mesin di masa yang akan datang dengan
memperhatikan perubahan kondisi internal dan eksternal. Selain itu pimpinan
bersama Wakil Ketua I juga telah merumuskan Program Jangka Panjang
yang direncanakan dalam Rencana Strategis (Renstra) Program Pasca
Sarjana yang mengacu pada Renstra Sekolah Tinggi. Renstra dijabarkan
dalam Sasaran Lima Tahun yang kemudian diperinci lagi dalam Rencana
Operasional Tahunan (Renop), dan setiap tahunan dilaporkan dalam LAKIP
(Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
3. Kepemimpinan Publik. Pimpinan juga memiliki karakteristik yang kuat dalam
kepemimpinan publik. Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan Pimpinan
dalam berbagai organisasi publik/masyarakat sehingga dapat memberikan
kontribusi untuk pengembangan masyarakat khususnya pengembangan
profesi.

c) Sistem PenjaminanMutu

Untuk menjamin kualitas proses pembelajaran, di tingkat STT Banten telah


ada Tim Penjamin Mutu yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua
Sekolah Tinggi. Adapun tugas pokok Tim Penjaminan Mutu adalah:
1. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi
penjaminan mutu di STT Banten.
Mempertanggungjawabkan segala kegiatannya kepada ketua STT Banten.
Siklus Penjaminan mutu secara baku dilakukan oleh Badan Penjaminan Mutu
Sekolah Tinggi dan Unit Jaminan Mutu program studi mengadopsi apa yang telah
tertuang dalam buku kebijakan penjaminan mutu yang telah diterbitkan BPMI STT
Banten. Sejak awal dibentuk hingga saat ini, BPMI telah melaksanakan tugas dan
fungsinya guna mengawal terjaminnya kualitas proses pembelajaran di program
studi, serta ikut serta mendampingi dan memberi saran-saran dalam proses evaluasi
diri. Seluruh aktifitas dan kinerja Penjaminan mutu dilakukan setiap semester. Setiap
mata kuliah yang dilaksanakan harus dilengkapi RPS, SIlabus, dan Handout, serta
Kontrak Perkuliahan yang disampaikan pada pertemuan/perkuliahan pertama.
Untuk memonitor kesesuaian materi yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswa, maka pada absensi perkuliahan dilengkapi dengan form Pokok-Pokok
Materi Perkuliahan, dan form Penilaian Proses Belajar mengajar. Untuk
mengevaluasi proses belajar mengajar maka di akhir semester dilakukan evaluasi
dengan menyebarkan quesioner kepada mahasiswa yang kemudian dianalisa dan
dilaporkan dalam bentuk buku laporan evaluasi belajar mengajar. Selanjutnya, untuk
mengevaluasi nilai akhir dari proses belajar mengajar, STT Banten juga merekap

40 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dan mengkaji nilai dari seluruh mata kuliah yang dilaksanakan pada setiap semester
yang dilaporkan dalam buku Laporan Pelaksanaan Akademik Program Studi pada
setiap semester yang hasilnya disampaikan pada rapat untuk mendapat perhatian
dari dosen. Manfaat yang telah diperoleh dengan adanya penjaminan mutu yaitu IPK
kelulusan mahasiswa mengalami peningkatan.

d) Kerjasama

Standar kerjasama merupakan kriteria minimal tentang lingkup, mitra dan


persyaratannya, organisasi dan administrasi, dan pelaksanaan kerjasama dalam
rangka mempermudah pengelolaan kerjasama bagi setiap unit kerja di lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Banten secara melembaga. Strategi yang dilakukan oleh
STT Banten dalam meningkatkan kerjasama adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan merencanakan, menetapkan, memutuskan dan menyepakati
kerjasama dengan Unit Pengelola Program Studi.
2. Pimpinan melaksanakan operasionalisasi kerjasama sesuai nota
kesepahaman yang telah disepakati.
3. Pimpinan mengimplementasikan kriteria lingkup, mitra dan persyaratannya,
organisasi dan administrasi, dan pelaksanaan kerjasama dalam rangka
mempermudah pengelolaan kerjasama bagi setiap unit kerja di Unit Pengelola
Program Studi secara melembaga.
Sekolah Tinggi Teknologi Banten telah melakukan beberapa kerjasama
dengan perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang industri dan riset.
Perusahaan-perusahaan tersebut seperti PT Mega Steel Indonesia, PT Indah Kiat
Pulp and Paper Tbk Serang, PT Pertamina, PT Nusa Talenta Indonesia, PT
Cikarang Listrindo, PT IWES/ITPI, dan PT Myriad Research Committed. Manfaat
yang diperoleh program studi yaitu dapat memberikan pengalaman kerja lapangan
secara nyata untuk meningkatkan keterampilan bagi mahasiswa, meningkatkan
kinerja lulusan, dan meningkatkan akreditasi kampus. Begitu juga untuk mitra
kerjasama, dengan adanya kerjasama ini juga memberikan manfaat bagi mitra.
Dalam pelaksanaannya, lembaga yang menjadi mitra kerjasama memberikan
respon yang baik terhadap kinerja Sekolah Tinggi Teknologi Banten selama
melakukan hubungan kerjasama ini dan mengharapkan kerjasama ini akan
berlangsung kembali. Pemilihan lembaga yang menjadi mitra kerjasama juga
dipertimbangkan agar sesuai dengan profil lulusan Program Studi di STT Banten,
karena tujuan utama dari kegiatan kerjasama tersebut adalah untuk meningkatkan
kualitas lulusan dan Program Studi Sekolah Tinggi Teknologi Banten.

4. Indikator KinerjaTambahan

Indikator kinerja tambahan yang dilakukan oleh STT Banten sebagai berikut :
1. Menjalin kerjasama antara UPPS dan Program Studi
dalam rangka memudahkan distribusi alumni di dunia kerja dan
promosi.
2. Meningkatkan kompetensi dalam keseharian baik dalam perkuliahan agar
mahasiswa mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lain.
3. Meningkatkan kualitas dalam keseharian perkuliahan agar mahasiswa

41 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


mampu mengoptimalkan kemampuan yang akan berguna setelah lulus.

5. Evaluasi Capaian Kinerja

Keberhasilan capaian kinerja terkait tata pamong dan tata kelola adalah
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penilaian berbasis Circle Supervision
2. Pelaskanaan laporan kinerja harian dosen dan karyawan
3. Pelaksanaan pemilihan pimpinan di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi
Banten
4. Pemberian reward dan punishment terhadap dosen dan karyawan
5. Pelaporan dan dokumentasi kegiatan-kegiatan
Indentifikasi masalah terkait tata pamong adalah sebagai berikut:
1. Belum efektinya pengelolaan program studi
2. SDM tenaga kependidikan yang masih terbatas
3. Budaya disiplin kerja yang masih lemah
Faktor pendukung terkait tata pamong adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dan kerjasama antar karyawan berjalan dengan baik
2. Keterampilan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan sangat baik
3. Adanya komitmen dosen dan karyawan dalam memajukan
sekolah tinggi Tindak lanjut terkait tata pamong, tata kelola, dan
kerjasama sebagai berikut :
1. Optimalisasi tata kelola dan tata pamong di level prodi
2. Pemberian tunjangan atau bonus kinerja bagi dosen dan karyawan
3. Uji publik dan kelayakan pada pemilihan pimpinan
4. Konsistensi pelaksanaan penjaminan mutu di level prodi
Evaluasi capaian kinerja STT Banten bertujuan untuk mengetahui sampai
dimana STT Banten telah berhasil menjalankan fungsinya dan mencapai
tujuannya. Mengetahui seberapa jauh kontribusi STT Banten bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat dan kepentingan program studi itu sendiri. Evaluasi
proses bertujuan mengetahui efektivitas dan efisiensi proses yang diterapkan
untuk menjalankan misi dan mencapai tujuan program. Evaluasi produk pada
dasarnya mengukur keberhasilan belajar mahasiswa dan bertujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi kualitas hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
program. Upaya sistematis untuk mengevaluasi program telah dilakukan,
mencakup mutu, efektivitas, efisiensi dan relevansi dalam rangka mencapai visi
dan misi STT Banten. Upaya yang sistematis telah dilakukan melalui kinerja
dosen. Penilaian kinerja dosen mengacu pada prosedur kerja adalah sebagai
berikut: (1) prosedur kerja untuk setiap kegiatan diatur dalam ketentuan
tersendiri; (2) instruksi yang diberikan atasan wajib dilaksanakan oleh
personalia yang diberi tugas dan kemudian setelah selesai melaporkan kepada
Pimpinan STT Banten; (3) Pimpinan STT Banten wajib memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas yang diberikan.

42 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


6. Penjaminan Mutu Tata Pamong, Tata Kelola, danKerjasama

Implementasi sistem penjaminan mutu pada STT Banten terkait tata


pamong, tata kelola, dan kerjasama dengan menetapkan dan melaksanakan
standar sebagai berikut :
1. Standar tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
2. Standar tentang Mekanisme Pemilihan, Pengangkatan, dan
Pemberhentian Pimpinan
3. Standar tentang Etika Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa
4. Standar tentang Pedoman dan Prosedur Pelayanan Akademik dan Non
Akademik
5. Standar tentang Ketersediaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
6. Standar tentang Rekrutmen Dosen dan Karyawan
7. Standar tentang kerjasama Tridarma Perguruan Tinggi

7. KepuasanPengguna

Hasil pengukuran kepuasan para pemangku kepentingan, yang mencakup:


mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, lulusan, pengguna dan mitra terhadap
layanan manajemen STT Banten sebagai berikut :
.

Analisis Data Layanan Manajemen


STT Banten
90
88
86
84
82
80
78
76
74
Mahasiswa Dosen Karyawan Lulusan Pengguna Mitra

8. Simpulan Hasil Evaluasi dan Tindaklanjut

Standar yang ditetapkan SN-DIKTI telah dijalankan dengan baik oleh Unit
Pengelola Program Studi. Masalah terkait tata pamong, tata kelola, dan kerjasama
adalah SDM tenaga kependidikan yang masih terbatas, dan budaya disiplin kerja
yang masih lemah. Pengembangan terkait tata pamong, tata kelola, dan kerjasama
adalah melalui optimalisasi tata kelola dan tata pamong di level prodi, pemberian
tunjangan atau bonus kinerja bagi dosen dan karyawan, uji publik dan kelayakan
pada pemilihan pimpinan, dan konsistensi pelaksanaan penjaminan mutu di level
prodi.
43 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
C.3 Mahasiswa
1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait mahasiswa yang mencakup sistem
seleksi dan layanan mahasiswa.
1) Latar Belakang
Mengacu pada visi STT Banten sebagai sekolah tinggi yang unggul dan
mampu menghasilkan lulusan yang professional, kompeten dan berkarakter.
Mahasiswa STT Banten bagian dari sivitas akademika merupakan peserta didik
yang berhak mendapatkan pendampingan dari sekolah tinggi.
2) Tujuan
a. Memberikan jaminan mutu input mahasiswa dalam proses selama masa
studi.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa yg berprestasi.
3) Rasional
Kegiatan kemahasiswaan dikelompokkan dalam empat bidang yaitu: bidang
penalaran, bidang minat bakat dan kegemaran, bidang organisasi serta bidang
kesejahteraan dan bakti sosial.
4) Mekanisme
Mekanisme penetapan standar perguruan tinggi terkait mahasiswa telah
melampaui standar SN DIKTI

2. Kebijakan
Kebijakan yang diambil melalui kesepakatan antara mahasiswa dan pihak
manajemen perguruan tinggi dalam menyikapi kebijakan yang di ambil agar
tercipta kesepakatan yang menghasilkan tujuan yg sama.

44 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Kebijakan yang dilakukan STT Banten antara mahasiswa dan pihak
manajemen STT Banten antara lain:
1. Beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi akademik maupun non
akademik serta mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang
mampu.
2. Beasiswa mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu
secara ekonomi.
3. Beasiswa dar i Yayasan Insan Aqilah.
Kebijakan tersebut dilakukan baik untuk periode jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang. Perencanaan dan pengembangan serta
evaluasi dilakukan dalam periode satu semester melalui forum rapat internal
STT Banten.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait mahasiswa yang berisi: sistem seleksi dan layanan mahasiswa.
Standar perguruan tinggi dan Strategi pencapaian standar STT Banten
dalam pencapaian standar penerimaan mahasiswa dan layanan mahasiswa
sebagai berikut :
1. Pendaftaran mahasiswa
a. Pendaftaran mahasiswa melalui proses pengisian formulir secara manual dan
online
b. Terdapat Formulir pendaftaran dan web. Pendaftaran online
c. Penerimaan kelas reguler satu tahun dua kali
d. Penerimaan mahasiswa konversi/pindahan diatur dalam ketentuan khusus
diatur oleh Program Studi masing-masing
2. Tata cara penerimaan mahasiswa baru
a. Tes masuk terdiri dari ujian tulis
b. Tes tertulis terdiri dari Tes Potensi Akademik
c. Tes wawancara dilakukan oleh masing-masing program studi
3. Layananan Kemahasiswaan
Layanan Minat dan Bakat Mahasiswa bertujuan untuk membantu,
mendorong, dan menunjang kelancaran proses belajar mahasiswa
sehingga dapat mengembangkan minat dan bakatnya secaraoptimal.
Secara umum, Panduan Layanan Minat dan Bakat Mahasiswa ini
dikembangkan agar:
a. Tata kehidupan akademik dan sosial kampus dapat berkembang
dengan baik sehingga mendukung secara kondusif implementasi
Tridarma Perguruan Tinggi secara optimal
b. STT Banten dapat menghasilkan produk (output) yang berkualitas
sesuai dengan yang diharapkan.
STT Banten memberikan layanan program dan kegiatan
kemahasiswaan yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan

45 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


bakat mahasiswa. Program ini juga bertujuan menumbuhkan
apresiasi mahasiswa, Kegiatan tersebut diorganisir dalam unit-unit
kegiatan mahasiswa (UKM).

4. Indikator Kinerja Utama


a. Kualitas input mahasiswa
Hasil analisis data
1) Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
2) Menerima pendaftaran mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain.
3) Mencari mahasiswa baru melalui kunjungan ke sekolah2 dan ke pabrik2
4) Promosi melalui online dan offline
sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa baru STT Banten
terbagi dalam dua yaitu secara online dan ofline.

b. Layanan mahasiswa
Layanan mahasiswa yang disediakan oleh perguruan tinggi untuk seluruh
mahasiswa dalam bentuk pembinaan, peningkatan dan pengembangan:
1) Pengisian KRS setiap awal semester
2) Pembinaan dan tes masuk perguruan tinggi sesuai jurusan yg diambil
3) Membina mahasiswa tehnik dalam keterampilan di bidang komputer dan mesin
contoh nya Pembuatan Bengkel mesin.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja mahasiswa lain berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi. Data indikator kinerja tambahan
yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji, dan dianalisis untuk perbaikan
berkelanjutan.
Indikator kinerja tambahan terkait bidang kemahasiswaan yang
ditetapkan STT Banten adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan tentang penerimaan mahasiswa Yatim, Duafa dan Disabilitas
2. Kebijakan tentang pemberian beasiswa kepada mahasiswa Yatim, Duafa dan
Disabilitas
3. Kebijakan tentang pemberian beasiswa Mahasiswa berprestasi
Kebijakan mengenai penerimaan mahasiswa berdasarkan prinsip
ekuitas (SARA-suku, agama, ras, antar golongan, gender, status sosial, dan
politik)

46 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


6. Evaluasi Capaian Kinerja
Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan
metoda yang tepat.
1. Keberhasilan pencapaian standar yang ditetapkan Sekolah Tinggi Teknologi
Banten terkait kemahasiswaan adalah sebagai berikut:
1) Sarana pembelajaran yang memenuhi kegiatan kemahasiswaan
seperti Ruang lab komputer dan Lab Dasar Elektronik.
2) Tersedia layanan beasiswa baik regular, prestasi akademik, maupun
beasiswa yayasan
3) Tempat kuliah yang strategis yang dapat diakses oleh kendaraan
umum
4) Waktu kuliah fleksibel yang dapat menyesuaikan bagi mahasiswa
yang sudah bekerja
5) Sistem pembiayaan yang terjangkau
2. Faktor penghambat ketidakberhasilan dalam pencapaian standar terkait
bidang kemahasiswaan adalah jumlah SDM masih terbatas.

7. Penjaminan Mutu Mahasiswa


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu mahasiswa yang
ditetapkan, dilaksanakan dikampu kita..
Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini SPMI STT Banten
melakukan langkah-langkah implementasi standar kemahasiswaan sebagai
berikut :
a. Perumus membuat draft standar dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan
pemeriksaan, pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan standar
dengan indicator-indikatornya.
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan memberikan
masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standard an mengajukan
pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
f. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara periodik
terhadapa ketercapaian isi standar kemahasiswaan. Dalam melakukan
pemantauan perlu memperhatikan:
 Pernyataan Standar Kemahasiswaan
 SOP Kegiatan Kemahasiswaan
 Dokumen atau formulir yang terkait
47 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
g. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal sebagai
berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatanyang ditemui dan ketidaksesuain dengan
standar kemahasiswaan
h. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan atau
ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar belum
berhasil
i. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai dengan
saran atau rekomendasi pengendalian.

8. Kepuasan Pengguna
1) Dosen yang mengajar selalu tepat waktu
2) Fasilitas kampus yang cukup memadai sehingga mahasiswa belajar dengan aman
dan nyaman.
3) Jaringan internet yang memadai sesuai kebutuhan mahasiswa dan dosen.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Mahasiswa serta Tindak


Lanjut

Simpulan hasil evaluasi dan tindak lanjut terkait bidang


kemahasiswaan adalah bahwa standar yang ditetapkan STT Banten sudah
berdasarkan pada SN Dikti dan melampaui.
1. Pemosiisan: Prestasi mahasiswa telah melampaui standar SN Dikti
2. Masalah: Terakreditasi BAN-PT
3. Akar masalah: SDM terbatas
4. Rencana perbaikan dan pengembangan ke depan yang dilakukan STT Banten
adalah Untuk meningkatkan status akreditasi dalam hal ini STT Banten
senantiasa melakukan peningkatan-peningkatan baik dari bidang pelayanan
kepada mahasiswa maupun keilmuan dan pengetahuan melalui kurikulum
yang diterakan perguruan tinggi tersebut.

C.4 SUMBER DAYA MANUSIA


48 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
1. Latar Belakang

1) Latar Belakang
Sistem seleksi dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan di
Program Studi Teknik Mesin mengikuti mengacu pada UU RI No.14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Manajemen pengelolaan SDM adalah
menghadirkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional
sehingga perguruan Tinggi mampu menghasilkan lulusan yang kompeten
dan berdaya saing Tinggi sebagai out-put akhirnya. Dengan kata lain,
eksistensi dosen dan tenaga kependidikan menjadi kebutuhan untuk
mewujudkan visi dan misi perguruan Tinggi. Kebijakan pengelolaan SDM
perguruan Tinggi minimal mencakup pada hal-hal yang meliputi
perencanaan seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan
pemberhentian dosen dan tenaga kependidikanuntuk menjamin mutu
penyelenggaraan program akademik, serta remunerasi, penghargaan, dan
sanksi, termasuk informasi tentang ketersediaan pedoman tertulis dan
konsistensi pelaksanaannya
2) Tujuan
1. Menghasilkan sumber daya manusia pendidik dan kependidikan yang
professional dan kompeten
2. Menghasilkan sistem pengelolaan sumber daya manusia.
3. Menghasilkan mutu pendidikan dengan penguatan sumber daya
manusia yang kompeten dan profesional

3) Rasional
Sebagaimana diamanatkan dalam salah satu misi Sekolah Tinggi
Teknologi Banten yaitu meningkatkan mutu tenaga akademik
mengembangkan menghasilkan lulusan yang professional dan kompeten
maka sebagai suatu lembaga pendidikan yang turut serta mencerdaskan
kehidupan bangsa, Sekolah Tinggi Teknologi Banten perlu secara
berkelanjutan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang
diselenggarakan. Untuk memastikan bahwa hasil pembelajaran bermutu baik
haruslah melalui sistem rekruitmen dosen dan tenaga kependidikan yang baik
dan terjaga secara kualitas. Oleh karena itu, perlu ditetapkan standar dosen
dan tenaga kependidikan sebagai acuan minimal untuk proses belajar
mengajar.

4) Mekanisme
Untuk memenuhi standar perencanaan maka Sekolah Tinggi Teknologi
Banten menetapkan Standar sesuai SN DIKTI diantaranya:
a. Menyediakan dokumen tertulis tentang sistem:
 Perencanaan sumber daya manusia
 Rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian
karyawan
b. Menetapkan Rasio dosen tetap dan mahasiswa yang memungkinkan
49 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
terjadinya proses pembelajaran yang bermutu
c. Menetapkan kualifikasi minimal untuk dosen dan tenaga kependidikan
dan memfasilitasi untuk pengembangan karir baik melalui studi lanjut
maupun program-program pelatihan
d. Menyediakan buku kode etik berikut dengan usaha
mensosialisasikannya melalui
1) Rapat mingguan
2) Majalah dinding jurusan
3) Media sosial untuk grup internal
e. Standar pelaksanaan dipenuhi dengan memfasilitasi SDM dengan
berbagai bentuk pengembangan yang berpedoman pada dokumen
tertulis tentang sistem
1) Orientasi dan penempatan pegawai,
2) Pendampingan dosen baru dan tenaga kependidikan baru
3) Pembinaan dan pengembangan, yang meliputi studi lanjut,
pelatihan, partisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan berbagai bentuk
magang
Standar monitoring dan evaluasi SDM dipenuhi dengan adanya evaluasi kinerja
sumber daya manusia secara berkala menggunakan instrumen untuk mengukur
kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga
pendukung dan hasilnya digunakan untuk perbaikan kinerja yang relevan secara
berkelanjutan. Selain itu juga dilakukan renumerasi, penghargaan, dan sanksi yang
transparan dan akuntabel

2. Kebijakan

Kebijakan yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Banten terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia baik dosen dan tenaga kependidikan adalah
sebagai berikut :

1. Rekruitmen dosen dan tenaga kependidikan


2. Pengelolaan SDM (dosen dan tenaga kependidikan)
3. Pengembangan Jabatan Akademik Dosen
4. Peraturan kerja dan kode etik
5. Pengembangan mutu SDM baik dosen dan tenaga kependidikan
6. Menerapkan sistem penilaian prestasi kerja dosen

Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan, retensi,


pemberhentian, dan pension yang telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, dan PKM yang dilakukan oleh STT Banten sebagai berikut :

1. Perencanaan
Sistem perencanaan dosen dan tenaga kependidikan di STT Banten mengacu
kepada kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk mendukung sasaran organisasi, yaitu
tenaga yang terampil, ahli, dan professional. Secara ringkas, perencanaan kebutuhan
50 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
dosen dan tenaga kependidikan dilakukan secara berkala, menyesuaikan kebutuhan
sekolah Tinggi, program studi dan satuan kerja yang lain. Perencanaan kebutuhan
pegawai berdasarkan Peraturan Ketua Yayasan Tentang Petunjuk Pengelolaan
Sumber Daya Manusia STT Banten, sebagai berikut:
a. Biro Sumber Daya Manusia menghimpun Rencana Kebutuhan Pegawai yang
diajukan oleh masing-masing Satuan Kerja (Satker).
b. Rencana Kebutuhan Pegawai disusun oleh Biro Administrasi Umum dan Keuangan
diajukan kepada Ketua STT Banten
c. Ketua Sekolah Tinggi membentuk tim seleksi diketuai oleh Wakil Ketua II bidang
SDM dan Keuangan
d. Ketua Sekolah Tinggi mengajukan rencana kebutuhan pegawai yang disusun dalam
Rancangan Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) kepada yayasan.

2. Sistem Rekruitmen
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mencapai visi STT Banten dan tujuan pendidikan nasional dibentuk sistem rekrutmen
SDM ditetapkan dalam Peraturan Ketua Yayasan Insan Aqilah dan SOP rekrutmen
pegawai STT Banten mencakup beberapa hal berikut:
a. Rekrutmen dan seleksi pegawai bertujuan untuk mendapatkan pegawai yang
professional dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas, berdedikasi Tinggi,
berwibawa, percaya diri, berintegritas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Sumber penerimaan dosen dan tenaga kependidikan adalah masyarakat umum
c. Persyaratan umum dosen tetap yayasan (tenaga pendidik):
 Warga Negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
 Berideologi Pancasila dan setia kepada UUD 1945.
 Berakhlaq mulia
 Sehat jasmani dan rohani
 Tidak pernah terlibat tindak pidana
 Jujur dan bertanggung jawab
 Memiliki ijasah minimal S2
 Lulus seleksi tes penerimaan pegawai
 Bersedia untuk diangkat sebagai dosen tetap Yayasan
Insan Aqilah
b. Persyaratan umum tenaga kependidikan:
 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
 Berideologi Pancasila dan setia kepada UUD 1945.
 Berakhlaq mulia
 Sehat jasmani dan rohani
 Tidak pernah terlibat tindak pidana
 Jujur dan bertanggung jawab
 Memiliki ijasah minimal D3 untuk tenaga administrasi,
teknisi, pustakawan dan laboran.
 Memiliki ijasah minimal SLTA untuk tenaga SATPAM,
kebersihan dan umum lainnya.
 Memiliki sertifikat pendukung sesuai bidang pekerjaannya.

51 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


 Umur maksimal 40 (empat puluh) tahun.
 Lulus seleksi tes penerimaan pegawai
 Bersedia untuk diangkat sebagai pegawai di yayasan
Insan Aqilah

3. Seleksi Pegawai
Tata cara seleksi atau penerimaan pegawai diatur dalam Peraturan Ketua
Yayasan Insan Aqilah meliputi :
a. Pengumuman kesempatan kerja
1) Pengumuman dimaksudkan untuk menginformasikan tentang lowongan/
kesempatan kerja kepada masyarakat umum secara luas dan terbuka dengan
tujuan agar mendapatkan calon pegawai yang berkualitas.
2) Pengumuman tertulis dilaksanakan secara terbuka dan dapat melalui media
cetak, media elektronik (website Sekolah Tinggi) dan media social (facebook,
twitter, instagram)
3) Pengumuman tersebut setidak-tidaknya menginformasikan tentang jenis
kesemapatan kerja dan persyaratan baik administrasi maupun kualifikasi serta
ketrampilan yang dibutuhkan.
b. Pendaftaran
1) Tempat pendaftaran dilakukan di Kampus STT Banten
2) Waktu pendaftaran berakhir selambat-lambatnya 1 bulan setelah pengumuman
dilaksanakan.
3) Pelamar mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada Ketua Sekolah
Tinggi cq Biro Keuangan dan SDM dan lampiran sesuai dengan
persyaratan administrasi yang telah ditentukan.
c. Seleksi/penyaringan
1) Pemeriksa administrasi dimaksudkan untuk memeriksa kelengkapan administrasi
berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan.
2) Ujian tertulis
3) Praktek microteaching
4) Wawancara
d. Penentuan akhir seleksi/penyaringan
1) Bagi pelamar yang telah mengikuti seleksi/penyaringan diajukan oleh panitia
pelaksana kepada panitia penentu akhir untuk diadakan penentuan akhir dengan
melakukan penelitian dan peninjauan kembali.
2) Panitia penentu akhir melakukan penelitian dan peninjauan kembali tentang hasil
seleksi/penyaringan yang telah dilaksanakan oleh panitia pelaksana.
3) Dari hasil penelitian dan peninjauan kembali tersebut panitia pengarah
menetapkan calon pegawai yang dinyatakan lulus.

4. Pemberhentian Pegawai
Peraturan Ketua Yayasan Insan Aqilah Tentang Petunjuk Pengelolaan Sumber
Daya Manusia yaitu :
a.Pemberhentian pegawai dilakukan atas dasar:
 Pemberhentian dengan hormat
 Pemberhentian dengan tidak hormat
 Pengunduran diri
 Penyederhanaan organisasi

52 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat, karena:
 Permintaan sendiri
 Mencapai masa pengabdian purna tugas
 Adanya penyederhanaan organisasi
 Tidak cakap jasmani atau rohani.
a. Pegawai dapat diberhentikan dengan tidak hormat karena:
1) Melakukan suatu tindak pidana baik di dalam maupun di luar Lingkungan STT
Banten
2) Melakukan pelanggaran berat disiplin pegawai.
3) Memiliki DP3 < 60.
4) Melakukan aktivitas yang mendiskreditkan Sekolah Tinggi
5) Melakukan aktivitas yang menyebabkan hilangnya aset STT Banten
b. Pegawai yang mengajukan pengunduran diri harus mendapat persetujuan kepala
unit kerja di lingkungan STT Banten minimal 1 (satu) bulan sebelum pengunduran
diri yang bersangkutan.
c. Pimpinan STT Banten dapat menerbitkan surat referensi kerja bagi pegawai yang
mengundurkan diri sesuai ketentuan tanpa mendapatkan santunan.
d. Pegawai STT Banten yang diberhentikan atau melakukan pemutusan hubungan
kerja atas permintaan sendiri berarti telah putus segala hak dan kewajiban sebagai
pegawai.
e. Pegawai STT Banten yang mendapat fasilitas dari STT Banten kemudian
diberhentikan atau meminta berhenti sendiri, wajib mengembalikan fasilitas tersebut.
f. Pegawai STT Banten yang diberhentikan karena penyederhanaan organisasi berhak
mendapatkan santunan purna bhakti sesuai kemampuan STT Banten.

Selanjutnya dijelaskan masa purna tugas bagi dosen dan tenaga kependidikan
STT Banten yaitu :
a. Dosen Tetap (DT) STT Banten memasuki masa purna tugas pada usia 60 (enam
puluh) tahun bagi yang memiliki jabatann fungsional akademik Aisten Ahli, 65 (enam
puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional akademik Lektor dan 70
(tujuh puluh) tahun bagi Guru Besar.
b. Penetapan masa purna tugas Dosen Tetap dilakukan oleh Ketua kepada BPH
berdasarkan usulan kepala SDM STT Banten
c. Pegawai tetap STT Banten memasuki masa purna tugas pada usia 56 (Lima puluh
enam ) tahun.
d. Penetapan masa purna tugas Pegawai tetap STT Banten dilakukan Ketua kepada
BPH berdasarkan usulan kepala Biro SDM STT Banten
e. Pegawai tetap STT Banten yang memiliki masa kerja minimal 25 (dua puluh lima)
tahun atau berusia minimal 50 (lima puluh) tahun dapat mengajukan purna tugas
diluar ketentuan berhak mendapatkan santunan purna tugas.
f. Pemberitahuan masa purna tugas dilakukan 6 bulan sebelum yang bersangkutan
memasuki masa purna tugas. Surat Ketetapan Purna Tugas dan Santuan bagi
pegawai yang memasuki purna tugas disiapkan oleh SDM sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
g. Pegawai yang dipurnatugaskan dapat mengajukan kembali sebagai pegawai kontrak
untuk jangka waktu tertentu sepanjang keberadaan yang bersangkutan masih
diperlukan Sekolah Tinggi (belum ada pengganti)

53 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


5. Orientasi dan Penempatan Pegawai
Orientasi dan penempatan pegawai ditetapkan dalam Peraturan Ketua Yayasan
Insan Aqilah. Orientasi dan penempatan pegawai dilakukan oleh pejabat yang memiliki
kewenangan Biro Keungan dan SDM dan dilaporkan ke Wakil Ketua II Keuangan dan
SDM STT Banten. Pegawai yang telah mendapat surat keputusan pengangkatan dan
telah menandatangai perjanjian kerja sebagai pegawai bertanggung jawab kepada
kepala unit kerja dilingkungan STT Banten

6. Pengembangan Karir
Program pengembangan dan pelatihan diarahkan untuk memelihara dan
memperbaiki prestasi kerja para karyawan saat ini dan diarahkan untuk pengembangan
pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di masa
depan. Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Ketua Yayasan Insan Aqilah tentang
Petunjuk Pengelolaan Sumber Daya Manusia STT Banten yaitu :
a. Pengembangan karir pegawai mengikuti peraturan kepegawaian yang berlaku pada
saat ini baik jabatan,pangkat dan golongan dan penghitungan angka kredit.
b. Pengembangan karir bagi dosen melalui :
1) Pendidikan lanjut
2) Pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan proses pembelajaran seperti Pekerti
dan sebagainya
3) Partisipasi dalam kegiatan ilmiah
4) Asosiasi keilmuan dan profesi
5) Berbagai bentuk magang
6) Pengembangan kerjasama pendidikan dan penelitian
c. Pengembangan karir bagi tenaga kependidikan melalui :
1) Pendidikan lanjut
2) Pelatihan dan seminar
3) Berbagai bentuk magang
4) Studi banding ke intansi lain
5) Evaluasi pembinaan dan pengembangan karir pegawai dituangkan dalam:
10. Format DP3 per tahun sesuai
dengan SK Ketua tentang Rekam Jejak Dosen dan Tenaga Kependidikan.
11. Survei Kepuasan terhadap dosen
dan tenaga kependidikan
12. Kode Etik
Berkaitan dengan pengembangan karir, mutasi dan alih fungsi pegawai STT
Banten sesuai dengan ketentuan yang tertulis yaitu:
a. Mutasi dari tenaga
kependidikan menjadi dosen dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Telah menjadi tenaga kependidikan tetap STT Banten minimal 5 (lima) tahun
berturut-turut
2) Lulus tes potensi akademik dan psikotes oleh tim yang ditunjuk untuk itu
3) Usia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
b. Mutasi pangkat pegawai
ditetapkan :
1) Mutasi pangkat pegawai ditetapkan per April dan Oktober.
2) Mutasi pangkat pegawai diusulkan oleh kepala unit kerja minimal 6 (enam) bulan
sebelum penetapan mutasi pangkat dan dilampiri DP3 selama 2 (dua) tahun

54 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


berturut-turut.
7. Remunerasi dan Retensi
Remunerasi yang diberlakukan di STT Banten mengacu pada Peraturan Ketua
Yayasan Insan Aqilah Tentang Petunjuk Pengelolaan Sumber Daya Manusia STT
Banten adalah:
 Remunerasi yang diberikan berupa: gaji pokok,
tunjangan, insentif, jaminan sosial, bantuan studi lanjut dan santunan purna tugas
 Pemberian gaji pokok mengikuti ketentuan dengan
melihat pendidikan terTinggi, masa kerja dan golongan serta untuk setiap 2 tahun
sekali memperoleh kenaikan berkala dan setiap 4 tahun sekali memperoleh kenaikan
pangkat.
STT Banten menerapkan sistem penggajian yang dapat diuraikan sebagai berikut:
7. Gaji pokok dan tunjangan fungsional akademik karyawan dipagu dengan besaran
dan sistem penggajian sesuai dengan keputusan Ketua Yayasan Insan Aqilah
8. Jika anggaran belum memungkinkan, besaran gaji sebagaimana dimaksud pada
ayat di atas dapat diberikan lebih rendah dengan persetujuan senat Sekolah Tinggi
9. Tunjangan
Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan struktural diberikan bagai yang menjabat sesuai dengan
peraturan keuangan yang berlaku di STT Banten.
13. Tunjangan Hari Raya akan
dibayarkan secara penuh apabila selalu hadir selama periode satu tahun
penggajian. Apabila tidak masuk maka berlaku aturan sebagai berikut :
a. Tunjangan akhir tahun akan
dipotong 30% jika tidak hadir selama 3 (tiga) hari.
b. Tunjangan akhir tahun akan
dipotong 60% jika tidak hadir selama 4 (empat) hari.
c. Tunjangan akhir tahun akan
dipotong 100% jika tidak hadir selama 5 (lima) hari atau lebih.
Kenaikan Gaji bagi pegawai di STT Banten mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. STT Banten melakukan peninjauan gaji karyawan setiap tahunnya pada awal bulan
September , dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil penilaian kerja
b. Tanggungjawab/jabatan
2. Kenaikan tersebut dilakukan dengan melihat kemampuan dan kondisi STT Banten
3. Peninjauan gaji hanya untuk komponen gaji pokok
4. Peninjauan tunjangan-tunjangan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan yang dilakukan oleh STT Banten
8. Penghargaan dan sanksi
Dengan diberlakukan penghitungan beban kerja. Dosen yang memiliki kelebihan
jumlah jam mengajar berhak mendapatkan tunjangan di luar gaji pokok sesuai dengan
aturan keuangan yang berlaku. Penghargaan dan sanksi atas pendidik dan tenaga
kependidikan STT Banten diberikan oleh masing-masing Program Studi. Jika banyak
yang hendak studi lanjut, maka urutan studi lanjut ditentukan berdasarkan prestasi kerja,
demikian adalah salah satu wujud penghargaan STT Banten terhadap pegawainya.
Bentuk penghargaan yang sesuai dengan Peraturan Ketua Yayasan Insan
Aqilah Tentang Petunjuk Pengelolaan Sumber Daya Manusia STT Banten, yaitu:
1. Penghargaan dosen

55 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


a. Dosen yang berprestasi akan diberikan penghargaan sesuai dengan kemampuan
STT Banten. Hal-hal mengenai kriteria pemberian penghargaan dan jenisnya
diserahkan pada Ketua STT Banten
b. Penghargaan diberikan kepada Dosen atas dasar :
1) Masa kerja selama 10 (sepuluh puluh) tahun, dengan nilai Peniaian Prestasi
Kerja Pegawai (P2KP) minimal 76 dan tidak pernah turun selama 2 (dua) tahun
berturut-turut, dan mempunyai prestasi khusus di bidang akademik dan non
akademik.
2) Dosen dapat melampaui pangkat puncak karena pengabdian yang luar biasa
pada pengembangan STT Banten dengan ketentuan: 1) usia minimal 59 (lima
puluh sembilan) tahun, 2). masa kerja minimal 30 (tiga puluh) tahun 3) telah
menduduki pangkat puncak minimal 4 (empat) tahun.
3) Dosen yang meninggal dunia dalam rangka menjalankan tugas mendapatkan
mutasi pangkat kehormatan 1 (satu) tingkat dari pangkat terakhir.
4) Dosen yang memasuki usia purna tugas mendapat kenaikan pangkat
kehormatan 1 (satu) tingkat dari pangkat terakhir bila : 1). telah menduduki
pangkat puncak minimal empat) tahun 2). DP3 minimal 80 (delapan puluh)
berturut-turut selama 2 (dua) tahun.
2. Penghargaan Tenaga Kependidikan
a. Tenaga Kependidikan STT Banten diberi penghargaan atas dasar:
1) Masa kerja selama 15 (lima belas) tahun dengan nilai Penilaian Prestasi
Kinerja Pegawai minimal 76 dan tidak pernah turun selama 2 (dua) tahun
berturut-turut dan mempunyai prestasi khusus.
2) Pegawai Kependidikan STT Banten diberi penghargaan atas dasar : (a) masa
kerja selama 15 (lima belas) tahun dengan nilai PA minimal 76 dan tidak
pernah turun selama 2 (dua) tahun berturut-turut, (b) mempunyai prestasi
khusus.
b. Tenaga kependidikan dapat dinaikkan satu tingkat bagi yang melampaui pangkat
puncak karena pengabdian yang luar biasa pada pengembangan STT Banten
dengan ketentuan : 1) usia minimal 54 ( lima puluh empat) tahun, 2) masa kerja
minimal 25 (dua puluh lima) tahun 3) telah menduduki pangkat puncak minimal 4
(empat) tahun.
c. Tenaga kependidikan yang meninggal dunia dalam rangka menjalankan tugas
mendapatkan kenaikan pangkat kehormatan 1 (satu) tingkat dari pangkat terakhir.
d. Tenaga kependidikan yang memasuki usia purna tugas mendapat kenaikan
pangkat kehormatan 1 (satu) tingkat dari pangkat terakhir bila : 1) telah
menduduki pangkat puncak minimal 4 (empat) tahun 2) Penilaian Prestasi Kinerja
Pegawai minimal 80 (delapan puluh) berturut-turut selama 2 (dua) tahun.
Sanksi diberikan kepada pegawai yang lalai dalam melaksanakan tugas dan
melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Pegawai dikenakan sanksi hukum sesuai
dengan tingkat pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan, Penerapan Sanksi dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pegawai yang mendapat SP-1, SP-2 dan SP-3 harus menandatangani kolom tanda
terima yang disiapkan.
2. Pegawai yang mendapat SP-2 akan dikenakan sanksi disamping seperti tercantum
dalam pasal 16 ayat 1c ditambah sanksi lain sebagai berikut :
a. Bagi Tenaga Kependidikan diturunkan pangkatnya 1 (satu) tingkat.
b. Bagi Dosen Tetap berupa pencabutan tunjangan selama 1 (satu) tahun.

56 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


2. Pegawai yang mendapat SP-3 akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Bagi Tenaga Kependidikan diberhentikan.
b. Bagi Dosen Tetap akan dikenakan pemutusan hubungan kerja
3. Sanksi berupa pemutusan hubungan kerja akan diberikan bagi Dosen dan atau
Tenaga Kependidikan yang terlibat tindak pidana.
4. Dengan dijatuhi sanksi hukuman berat bagi Dosen dan atau Tenaga Kependidikan
berarti telah putus segala hak dan kewajiban.
Sanksi diberikan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan yang dikeluarkan Sekolah Tinggi yang berupa tata tertib kehidupan kampus,
kode etik serta ketentuan tentang pelanggaran disiplin. Tingkat hukuman disiplin terdiri
dari: (1) Hukuman disiplin ringan, (2) Hukuman disiplin sedang, dan (3) Hukuman
disiplin berat. Penerapan hukuman disiplin yang dapat dilaksanakan di STT Banten
adalah:
1. Tahapan penerapan hukuman disiplin ringan adalah:
a. Teguran lisan disampaikan oleh kepala Unit kerja pegawai yg bersangkutan
selama tiga kali berturut -turut.
b. Teguran tertulis dalam bentuk Surat Peringatan 1 (SP-1) disampaikan oleh SDM
STT Banten dengan sanksi tunjangan prestasi hanya dibayarkan sebesar 75%
dan dijatuhkan apabila pelanggaran yang sama terus dilakukan meskipun telah 3
(tiga) kali ditegur secara lisan.
c. Wakil Ketua II memberikan SP-2 kepada pegawai yang telah mendapatkan SP-1
dan melakukan pelanggaran lagi dengan sanksi tunjangan prestasi gaji hanya
dibayarkan 50%.
d. Ketua STT Banten memberikan SP-3 sekaligus pemutusan hubungan
kerja bagi pegawai yang telah mendapatkan SP-2 dan melakukan pelanggaran
lagi.
2. Bentuk pelanggaran yang tergolong pelanggaran disiplin ringan:
a. (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan datang terlambat atau pulang lebih awal tanpa ijin.
b. Tidak masuk kerja 2 (dua) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa ijin tertulis.
c. Terlambat memasukkan laporan pertanggungjawaban keuangan.
d. Tidak berpakaian seragam pada hari yg ditentukan.
e. Tidur pada jam kerja.
f. Tidak menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja.

3. Tahapan penerapan hukuman disiplin sedang :


a. Pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin sedang akan diberikan SP-1 dan
SP-2.
b. Apabila terjadi pelanggaran lagi, maka pimpinan STT Banten memberikan SP-3
sebagai tindakan pemutusan hubungan kerja.
4. Bentuk pelanggaran yang tergolong pelanggaran disiplin sedang :
a. 7 (tujuh) kali dalam 1 (satu) bulan datang terlambat atau pulang lebih awal.
b. Tidak masuk kerja 5 (lima) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa ijin tertulis.
c. Memanipulasi dan memalsukan dokumen.
d. Membocorkan sesuatu yang bersifat rahasia.
e. Tidak mengurus jabatan fungsional akademik bagi dosen tetap dalam waktu 4
tahun
5. Tahapan penerapan hukuman disiplin berat:
a. Ketetapan tindakan disiplin berat diputuskan dengan surat peringatan yang

57 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dikeluarkan Ketua STT Banten setelah mendapat usulan dari Rapat anggota
rektorat, senat, dan tempat kerja pegawai ybs.
b. Surat peringatan untuk disiplin berat adalah SP-3 yang dikeluarkan oleh Ketua
dan disertai dengan tindakan pemutusan hubungan kerja.
6. Bentuk pelanggaran yang tergolong pelanggaran disiplin berat :
a. Memberikan keterangan palsu yang merugikan nama baik STT Banten
b. Melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan keresahan di STT Banten tentang
pelanggaran disiplin
c. Menganiaya mahasiswa dan rekan pegawai lainnya
d. Menyalahgunakan wewenang yang diberikan STT Banten
e. Melakukan tindakan pidana korupsi, dan tindak pidana lainnya (pencurian,
penggelapan, penipuan, tindakan asusila, dan lain-lain
f. Tidak mengurus kepangkatan akademik dalam waktu 8 tahun
Penerapan sangsi bagi pegawai STT Banten adalah:
7. Pegawai yang mendapat SP-1, SP-2 dan SP-3 harus menandatangani kolom tanda
terima yang disiapkan.
8. Pegawai yang mendapat SP-2 akan dikenakan sanksi disamping ditambah sanksi
lain sebagai berikut :
a. Bagi Tenaga Kependidikan diturunkan pangkatnya 1 (satu) tingkat.
b. Bagi Dosen Tetap berupa pencabutan tunjangan selama 1 (satu) tahun.
9. Pegawai yang mendapat SP-3 akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Bagi Tenaga Kependidikan diberhentikan.
b. Bagi Dosen Tetap akan dikenakan pemutusan hubungan kerja
10. Sanksi berupa pemutusan hubungan kerja akan diberikan bagi Dosen dan atau
Tenaga Kependidikan yang terlibat tindak pidana.
11. Dengan dijatuhi sanksi hukuman berat bagi Dosen dan atau Tenaga Kependidikan
berarti telah putus segala hak dan kewajiban.
Sesuai dengan undang-undang Ketenagaan Kerja No. 13 tahun 2003. Bagi pegawai
yang tidak melaksanakan dinas selama 6 hari berturut-turut tanpa pemberitahuan
baik lisan maupun tertulis kepada atasan langsung maka dianggap mengundurkan
diri.

3. Strategi PencapaianStandar

Strategi yang dilakukan STT Banten dalam mengembangkan SDM baik dosen
dan tenaga kependidikan sebagai berikut :
1. Pelaksanan sistem perekrutan, peneriman, pengembangan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
2. Penyediaan kegiatan pelatihan baik secara internal maupun ekternal
3. Partisipasi kegiatan yang diselenggarakan oleh kementerian pendidikan maupun
secara mandiri
4. Membuka kesempatan melanjutkan program S3 bagi dosen
5. Bagi dosen S2 yang lama dan berumur < 50 tahun (2021) harus sudah mendaftar
S3, sehingga ditargetkan 2024 mereka sudah bergelar S3 atau dalam proses S3
6. Mendorong kenaikan pangkat dan promosi dosen / teknisi / tenaga administrasi
minimal 5 orang per tahun.

58 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


4. Indikator Kinerja Utama

a) Profil Dosen

Kebutuhan dosen tetap perguruan tinggi yang ditugaskan sebagai pengampu


mata kuliah pada program studi yang diakreditasi sudah tercukupi. Dosen-dosen tersebut
memiliki kualifikasi pendidikan yang linear sesuai dengan program studi dan terdapat
pula yang tidak linear. Hal tersebut diperbolehkan dengan catatan hanya 2 dosen saja
yang diperbolehkan tidak linear dari 5 dosen tetap pada masing-masing program studi.
Hanya dosen tetap yang diperbolehkan menjadi pejabat struktural perguruan tinggi dan
program studi dan harus selalu berada dilingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Banten.
Dosen tetap masing-masing program studi yang memiliki kualifikasi pendidikan
Doktor dan memiliki jabatan akademik sebagai lector hanya 1 dosen dari 20 dosen tetap
Sekolah Tinggi Teknologi Banten. Jumlah dosen tetap sudah mencukupi untuk
mengampu mata kuliah dengan bidang keahlian yang sesuai dengan program studi
masing-masing yaitu dengan jumlah minimal dosen tetap sebanyak 5 dosen. Dosen tetap
program studi yang memiliki sertifikasi profesi hanya 1 dosen dari 20 dosen tetap sekolah
tinggi. Jabatan akademik yang dimiliki oleh DTPS dan NDTPS adalah Lektor. Hanya 1
dosen dengan jabatan akademik Lektor dari 20 DTPS yang ada, belum ada dosen yang
memiliki jabatan akademik sebagai Guru Besar.
Berdasarkan jumlah rata-rata mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Banten pada
setiap tahunnya, rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen tetap adalah 20. .
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, serta tugas tambahan lain sebagai dosen minimal mencapai 12 sks. Semua
dosen sudah mendapatkan beban kerja mencapai 12 sks dan ada pula yang lebih dari 12
sks. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada Sekolah Tinggi Teknologi Banten
tidak hanya dilakukan oleh DTPS, namun juga oleh NDTPS. NDTPS berjumlah 14 orang
sedangkan DTPS berjumlah 20 orang. Terdapat 14 NDTPS dan 20 DTPS yang
ditugaskan untuk mengampu mata kuliah program studi.
..

b) Kinerja dosen

Beberapa pengakuan/rekognisi dan hak cipta yang dimiliki dosen Program Studi
Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Banten yaitu berupa buku ber-ISBN yang ditulis
oleh Ir. Mukhril, M.T dengan judul Penerapan pada Industri Total Productive
Maintenance&Total Quality Management, Kamus Otomotif, Filosofi Tipe Pekerja. Selain
itu juga terdapat buku yang ditulis oleh Dr. Eva Zoriva Yusuf yang berjudul Manajemen
Pemasaran (Studi Kasus Indonesia). Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terdapat 10
jenis penelitian yang dihasilkan oleh DTPS dan terdapat 5 jenis kegiatan pengabdian
kepada masyarakat. Pada tahun 2018 terdapat 1 jurnal internasional yang dihasilkan, 6
seminar lokal, 1 seminar nasional, dan 3 seminar internasional. Pada tahun 2017
terdapat 5 seminar lokal dan 3 seminar lokal pada tahun 2016 yang dihasilkan oleh
DTPS. Untuk karya ilmiah yang disitasi yaitu berupa buku ber-ISBN yang disitasi pada
14 judul penelitian..

c) Pengembangan Dosen

Dalam peningkatan dan pengembangan kemampuan, para dosen


59 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
Sekolah Tinggi Teknologi Banten diberi kesempatan untuk mengikuti
pertemuan-pertemuan ilmiah atau pelatihan baik yang diselenggarakan oleh
kementerian pendidikan, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasata maupun secara
mandiri. Selain itu juga pengembangan dosen dilakukan dengan cara
mendorong dosen untuk mengajukan kenaikan jabatan akademik dosen,
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan batas
waktu dan komulatif (KUM) yang terkumpul. Disamping itu, mengirimkan dosen
ke berbagai seminar/magang yang berhubungan dengan tugasnya.

d) Tenaga Kependidikan

Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kependidikan


dilakukan pelatihan kepemimpinan untuk kepala bagian dan sub bagian tata usaha yang
dilaksanakan oleh STT Banten. Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan
pelaksana tenaga kependidikan disediakan dana untuk mengikuti kursus/pelatihan
keterampillan yang sejalan dan sesuai dengan tugas dan pekerjaannya. Selain diikutkan
dalam kursus dan pelatihan, karyawan tenaga kependidikan juga mendapatkan
kesempatan untuk meningkatkan tingkat pendidikannya ke jenjang lebih tinggi melalui izin
belajar yang didanai oleh STT Banten. Setiap tahun diadakan kegiatan pembinaan
kebersamaan dengan tujuan meningkatkan kinerja dan pola kerjasama yang baik dan
menjaga kekompakan. Kegiatan dilakukan di luar kampus baik dalam bentuk rapat kerja
maupun rekreasi bersama.

5. Indikator KinerjaTambahan

Indikator Kinerja tambahan dalam mendukung Indikator Kinerja Utama adalah


sebagai berikut :
1. Studi lanjut bagi dosen maupun tenaga kependidikan.
2. Program pelatihan bagi dosen maupun tenaga kependidikan
3. Melakukan studi banding, pelatihan atau sertifkasi sistem tata kelola SDM ke
Sekolah Tinggi lain yang lebih ungul.
4. Memberikan kesempatan pembelajaran bagi dosen melalui kegiatan
diklat/pelatihan dan seminar.
5. Memberikan dana hibah bagi dosen untuk melakukan penelitian dan
pengembangan.
6. Membentuk forum ilmiah terprogram bagi para dosen.
7. Mewajibkan publikasi ilmiah bagi paradosen.
8. Pelatihan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Program
Induksi/Magang dosen..

6. Evaluasi CapaianKinerja

Keberhasilan pencapaian standar yang ditetapkan Sekolah Tinggi Teknologi


Banten terkait sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

60 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


a. Kualifikasi dosen yang sudah bergelar magister
b. Kualifikasi tenaga kependidikan yang sudah bergelar minimimal D3

7. Penjaminan MutuSDM

Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini BPMI STT Banten melakukan langkah-
langkah implementasi standar terkait SDM sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draft standar dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT
b. BPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan pemeriksaan,
pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan standar dengan indikator-
indikatornya.
c. BPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan memberikan
masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standar dan mengajukan pengesahan
kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
a. Seluruh sivitas akademika melaksanakan standar dan SOP yang telah
ditetapkan terkait SDM. Adapun standar dan SOP yang ditetapkan sebagai
berikut :
a. Standar Kualifikasi Dosen dan Tenaga Kependidikan
b. Standar Beban kerja Dosen dan Tenaga Kependidikan
c. Standar Proses Rekrutmen Dosen dan Tenaga Kependidikan
d. Standar Proses Pengembangan Dosen dan Tenaga Kependidikan
e. SOP Rekrutmen dan Seleksi Pegawai
f. SOP Masa Percobaan
g. SOP Formasi Pegawai
h. SOP Pengangkatan Karyawan Tetap
i. SOP Perencanaan Karir Pegawai
j. SOP Penggajian Pegawai
k. SOP Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
l. SOP Penilaian Prestasi Kerja
m. SOP Pemrosesan angka kredit
n. SOP Penghargaan Pegawai
o. SOP Sanksi Pegawai
p. SOP Pemutusan Hubungan Kerja Pegawai
q. SOP Kerja Lembur dan Cuti
r. SOP Jaminan Sosial dan Kesejahteraan
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. BPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara periodik
terhadap ketercapaian isi standar SDM. Dalam melakukan pemantauan perlu
memperhatikan:
61 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
 Standar SDM
 SOP Kegiatan SDM
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. BPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal sebagai
berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatan yang ditemui dan ketidak-sesuain dengan
standar SDM
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan atau ketidak-
sesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar belum berhasil
d. BPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan kepada Ketua disertai
dengan saran atau rekomendasi pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. BPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan pada tahap
sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan atau
ketidaksesuaian isi standar SDM sesuai kesepakatan yang telah ditentukan
c. BPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif yang
dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan kembali berjalan
sesuai dengan isi standar SDM
d. BPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal yang terkait
pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua Bidang Keuangan &
SDM, dan Ketua.
5. Peningkatan Standar
a. BPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau evaluasi dan pengendalian
standar SDM
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan koordinasi dengan mengundang Ketua,
Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Unit terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar SDM yang akan ditingkatkan dan mencapai
kesepakatan untuk peningkatan standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan revisi isi standar SDM
sehingga menjadi standar baru yang lebih tinggi dari standar sebelumnya

Unit terkait menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam penetapan standar
kemahasiswaan sebagai standar yang baru..

8. KepuasanPengguna

62 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Hasil survei kepuasan dosen terahdap pengelolaan dan pengembangan SDM
menggunakan instrument kuesioner sebagai berikut:

Kepuasan Dosen terhadap Pengelolaan dan Pengembangan SDM


Sangat puas Puas Kurang puas
30 26 25 27 25
25 21 21 21 22
19 18
20 15 14
15 11 12 12
10 7 8 7 7 8 7
4 5 6 4 5
5 3 3 3 3
0

Rencana tindak lanjut yang dilakukan oleh STT Banten terkait hasil survei dosen
terhadap layanan SDM adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan karir dosen ditingkatkan dengan cara memfasilitasi berbagai
seminar, pelatihan maupun penelitian
2. Beban kerja dosen disesuaikan dengan kemampuan dan keprofesiannya serta
kepangkatan.
3. Penegakan aturan bagi sivitas akademik di STT Banten lebih ditingkatkan dengan
membuat aturan baku.
4. Penghargaan pada dosen yang berprestasi lebih ditingkatkan dalam bentuk
pemberian sertifikat, maupun reward lainnya.
5. Keterbukaan informasi lebih ditingkatkan dengan melakukan rapat rutin terhadap
semua permasalahan atau melalui media sosial khusus.

Hasil kuesioner pengukur kepuasan tenaga kependidkikan terhadap pengelolaan


dan pengembangan SDM sebagai berikut :

S angat puas Puas Kurang puas


16
14 12 12 13
12 12
12 10 10 10 10
10 9
8 7 7 65 7
6 5 5 5 55 5 5
4 3 3 3 3 33 3
2
2
0

63 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Rencana tindak lanjut yang dilakukan oleh STT Banten terkait hasil survei
tenaga kependidikan terhadap layanan SDM adalah sebagai berikut :
1. Peningakatan karir para tendik sebagai laboran, pengelola keuangan atau
administrasi
2. Menyelenggarakan pelatihan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi bagi
pengembangan keterampilan para tendik.
3. Penegakan aturan secara konsisten.
4. Peningkatan jaminan kesehatan bagi para tendik
5. Memberi penghargaan pada para tendik yang berprestasi atau yang membanggakan

9. Simpulan Hasil Evaluasi sertaTindak Lanjut

1) meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dosen dan tenaga


pendidik
2) Meningkatkan kualifikasi dosen ke jenjang S3
3) Meningkatkan kualifikasi Jabatan Akademik Dosen
4) Mengikuti pelatihan profesi sesuai bidang keahlian.
5) Meningkatkan jumlah staf akademik.
6) Mendorong dosen untuk melakukan penelitian dan publikasi ilmiah.
7) Menyelenggarakan program pelatihan profesi dan pengembangan sumber
daya manusia

C.3 Keuangan, Sarana, dan Prasarana


1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait keuangan yang mencakup:
penetapan, perencanaan, implementasi, pelaporan, audit, dan perbaikan
pengelolaan keuangan, dan penetapan standar perguruan tinggi terkait sarana
dan prasarana yang mencakup: sistem perencanaan, pemeliharaan, evaluasi,
dan perbaikan terhadap fasilitas fisik, termasuk fasilitas teknologi informasi.
1) Latar Belakang
Ketersediaan sarana dan prasarana di STT Banten bersifat terpusat,
sehingga dapat diakses dengan mudah oleh seluruh program studi yang
membutuhkan sesuai dengan kententuan yang berlaku yang ditetapkan
dalam sistem ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana STT
Banten.
64 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
Rencanaan peningkatan sarana dan prasarana tertuju kepada
rencana strategis STT Banten untuk menciptakan lulusan/alumni yang
berkualiatas dan bermutu hingga tingkat nasional dan memiliki kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Rencana peningkatan sarana
dan prasarana menyesuaikan dengan rencana kurikulum, penelitian,
pengabdian dan pelayanan pada masyarakat. Pengaturan sarana dan
prasarana harus dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh seluruh
sivitas akademika STT Banten.
2) Tujuan
Standarisasi Sarana dan prasarana adalah panduan mengenai
pelaksanaan penjamin mutu sarana dan prasarana di lingkungan STT
Banten, juga dapat menjadi panduan ketersediaan dalam meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan Perguruan Tinggi.
Pedoman standar mencakup standar mutu, manajemen mutu, dan
penjaminan mutu sarana dan prasarana proses pembelajaran sesuai
dengan spesifikasi perguruan tinggi yang dapat berbeda satu sama lain.
3) Rasional
Pada pelaksanaan kegiatan di perguruan tinggi, unsur pembiayaan
merupakan salah satu unsur utama demi kelancaran dan keberhasilan
penyelenggaraan seluruh kegiatan yang dilakukan STT Banten.
Pembiayaan pada perguruan tinggi digunakan untuk kegiatan
pendidikan,kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk
menunjang kegiatan mahasiswa, kesejahteraan dosen dan tenaga
kependidikan. Agar seluruh penyelenggaraan kegiatan suatu perguruan
tinggi dapat berjalan dengan baik diperlukan tolok ukur atau standar
pembiayaan. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
nasional Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa substansi standar
pembiayaan pada setiap perguruan tinggi setidaknya mengatur atau
menetapkan pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi, dan biaya personal. Sehubungan dengan itu maka ditetapkan
Standar Biaya Pembiayaan Pembelajaran.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal tentang:
1) Kebijakan pengelolaan keuangan yang mencakup: perencanaan, sumber-sumber
keuangan, pengalokasian, realisasi, dan pertanggung jawaban.
2) Kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana yang mencakup: perencanaan,
pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan.
1) Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu pengadaan dan
pengelolaan dana, sarana, dan prasarana yang diperlukan untuk
penyelenggaraan program-program dalam perwujudan visi,
penyelenggaraan misi, dan pencapaian tujuan perguruan tinggi.
Pembiayaan adalah usaha penyediaan, pengelolaan serta peningkatan

65 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


mutu anggaran yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan
program-program akademik yang bermutu di STT Banten. Pengelolaan
sarana dan prasarana perguruan tinggi meliputi perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemeliharaan, pemutakhiran, inventarisasi, dan penghapusan
aset yang dilakukan secara baik, sehingga efektif mendukung kegiatan
penyelenggaraan akademik di STT Banten. Sistem pengelolaan keuangan
mencakup perencanaan, pengalokasian, realisasi, dan
pertanggungjawaban biaya pendidikan yang sesuai dengan kebijakan
perguruan tinggi untuk mendukung penjaminan mutu penyelenggaraan
akademik perguruan tinggi.
a) Perencanaan
Perencanaan Pendapatan keuangan diperoleh dari target pendapatan
dana Biaya Pengembangan yang bersumber dari mahasiswa, kerjasama
penelitian dan pendapatan lainnya. Dana yang bersumber dari mahasiswa
antara lain: Herregistrasi, DPB, SPP, SKS, uang praktikum, dan uang kegiatan
mahasiswa.
Pendapatan STT Banten selain bersumber dari mahasiswa juga
bersumber dari hasil kerjasama penelitian dan kerjasama pengabdian kepada
masyarakat dengan instansi pemerintah dan non-pemerintah. (SOP
pendapatan dari mahasiswa disajikan dalam Lampiran SOP Tata Kelola
Bidang Keuangan). Dengan demikian semua pendapatan STT Banten akan
tercatat dengan baik. Selain itu dalam proses pembayaran Herregistrasi, DPB,
dan SPP, SKS untuk memudahkan mahasiswa dalam melakukan pembayaran
telah dilakukan pembayaran secara online di bank. Dengan sistem ini selain
memudahkan proses transaksi akan memudahkan juga bagian pengawasan
keuangan untuk memonitoring setiap saat penerimaan STT Banten.
b) Pengalokasian
Pengalokasian dana digunakan untuk membiayai operasional
manajemen ditingkat Sekolah Tinggi. Ketua STT Banten telah membuat
kebijakan atau peraturan berkaitan dengan pengalokasian anggaran dari
pendapatan sekolah tinggi. Pengalokasian dana berupa pengeluaran
anggaran yang terdiri dari:
a. Belanja pegawai, yaitu pengeluaran untuk memenuhi hak-hak perorangan
pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku
b. Belanja barang, yaitu pengeluaran untuk pengadaan barang atau jasa
tertentu termasuk investasi
b. Belanja pemeliharaan, yaitu pengeluaran untuk keperluan pemeliharaan
materiil dan sarana prasarana
c. Belanja perjalanan, yaitu pengeluaran untuk mendukung pelaksanaan
tugas/kegiatan ke luar daerah kedudukan unit organisasi
d. Anggaran cadangan, yaitu anggaran yang dicadangkan untuk pengeluaran
yang akan ditentukan kemudian atas ijin Biro Administrasi, Umum dan
Keuangan terutama untuk pengembangan STT Banten.

66 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Tahap pelaksanaan anggaran dilaksanakan apabila telah disetujui
Rencana Anggaran dan Belanja oleh Yayasan. Pelaksanaan anggaran dalam
hal pencairan anggaran melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Program Studi/unit kerja mengajukan permohonan pencairan dana sesuai
dengan kebutuhan kepada sekolah tinggi, surat permohonan ditanda-
tangani oleh pimpinan program studi/pimpinan unit/pimpinan sekolah tinggi
b. Usulan pencairan dana yang diajukan oleh program studi/unit kerja/
lembaga diveriifikasi oleh biro administrasi, umum dan keuangan terkait
dengan alokasi anggaran yang tercantum dalam RKAT
b. Wakil Ketua II menyetujui permohonan pencairan dana yang diajukan oleh
program studi/unit kerja setelah diverifikasi oleh biro administrasi, umum
dan keuangan
b. Selanjutnya program studi/unit kerja/lembaga dapat mencairkan dana
yang telah disetujui oleh Wakil Ketua II untuk digunakan.
c) Realisasi
Realisasi Dana yang dipergunakan untuk operasional STT Banten berasal dari
Yayasan, bantuan pemerintah dan swasta. Ketiga sumber tersebut merupakan
sumber pendapatan dana yang bisa diandalkan, mengingat penggunaan dana
sejauh ini dinilai efektif dan transparan, juga potensi keberlanjutan penerimaan
mahasiswa baru yang menunjukkan perkembangan yang baik. Dana
dimanfaatkan berdasarkan asas efektif dan efesien. Selain itu skala prioritas
juga dijadikan pertimbangan, sehingga program yang lebih urgen bisa
didahulukan.
d) Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban pada yang berkepentingan dan pelapor keuangan
dilakukan sebagai berikut:
a. Setiap transaksi keuangan di dokumentasikan pendukungnya dikelola
secara tertib
b. Laporan keuangan meliputi laporan realisasi anggaran/laporan
operasional, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
disertai laporan kinerja
c. Laporan keuangan dilakukan secara periodik yaitu bulanan, semester dan
tahunan disampaikan kepada Ketua STT Banten dan Yayasan
d. Dalam rangka konsolidasi laporan keuangan menyusun laporan keuangan
yang sesuai dengan standar yang berlaku atau standar yang telah
ditentukan oleh Yayasan. Laporan keuangan yang sesuai standar terdiri
laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan
e. Laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Yayasan disampaikan ke
Ketua STT Banten dan Yayasan secara periodik yaitu bulanan, triwulan,
semester dan tahunan.

2) Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana


Pengelolaan, Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
dikelola langsung oleh STT Banten di bawah kendali Wakil Ketua II,

67 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


termasuk dalam pemeliharaannya. Kebijakan penggunaan sarana dan
prasarana ditentukan berdasarkan kebutuhan dan dijadwal sejak awal
sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal. Semua program studi
bertanggung jawab atas sarana dan prasarana yang digunakan..
Pengelolaan Sarana dan Prasarana meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses pemikiran dan penentuan kegiatan-
kegiatan atau program-program yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Dan merupakan kegiatan penyusuan daftar sarana dan prasarana
yang dibutuhkan. Dalam sistem pengelolaan sarana dan prasarana/asset,
perencanaan meliputi perencanaan kebutuhan akan sarana dan prasarana
baik rutin dan pengembangan. Sebuah unit di lingkungan STT Banten akan
mengganggarkan dalam rencana anggaran rutin dan pengembangan dan
bantuan dengan memasukkan rencana pengadaan untuk sarana dan
prasarana. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus mengacu
pada Rensta dan RIP STT Banten.
2. Pengadaan
Pengadaan di STT Banten adalah kegiatan penyediaan barang/jasa yang
bersumber dari dana STT Banten atau Yayasan dan proses penyediaan
sesuai dengan aturan yang berlaku. Kegiatan penyediaan barang/jasa adalah
seluruh kegiatan yang dilakukan mulai dari persiapan hingga barang/jasa
diserahkan kepada pihak pengguna. Setiap penyediaan harus memenuhi
prinsip.
penyediaan barang dan jasa yaitu:
a) efisien
b) efektif
c) transparan dan terbuka
d) adil/tidak diskriminatif
e) akuntabel.

Yang dimaksud barang dan jasa dalam penyediaan di STT Banten yaitu
berikut :
a. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi
bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya
ditetapkan oleh pengguna dan pihak panitia atau petugas pengadaan barang
dan jasa.
b. Jasa adalah jasa pemborongan dan jasa konsultasi.

Klasifikasi sistem pengadaan barang dan jasa terbagi menjadi:


1. Sistem pengadaan barang rutin. Sistem pengadaan barang rutin adalah
sistem yang mengatur pengadaan barang yang dilakukan secara rutin
berdasarkan kebutuhan pengusul dari unit kerja meliputi; ATK, kebutuhan
barang laboratorium, inventaris, kebutuhan pemeliharaan alat dsb.
2. Sistem pengadaan barang terbatas. Sistem pengadaan barang terbatas

68 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


adalah kebutuhan pengadaan yang benar-benar mendesak dan terbatas
yang harus segera dilakukan.
3. Sistem pengadaan jasa konsultasi. Sistem pengadaan jasa konsultasi
adalah kebutuhan pengadaan jasa yang melibatkan tenaga ahli.

Cara pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan melalui:


1. Pembelian langsung
2. Melalui pihak luar/tender/lelang.
3. Swakelola

Pegawai pengadaan barang dan jasa dapat dibentuk dan diangkat melalui dua
macam tugas pengadaan yaitu:
1. Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa yang diangkat dan diberhentikan
oleh Ketua STT Banten.
2. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa yang ditujukan untuk pengadaan
sebuah atau satu paket barang dan jasa, diangkat oleh Ketua dan berlaku
sejak dimulainya pengadaan hingga selesainya pengadaan barang dan jasa
bersangkutan.

Pengadaan barang dan jasa memerlukan serangkaian aktivitas yang


mencakup:
1. Kebutuhan barang ATK/Inventaris.
2. Perencanaan yaitu pengajuan pengadaan barang dari unit pengusul.
3. Inventarisasi kebutuhan barang oleh bagian perlengkapan.
4. Kompilasi yaitu dengan pemilihan barang-barang yang diajukan dari unit
pengusul.
5. Hasil kompilasi diusulkan ke Ketua.
6. Evaluasi dan pematrikan untuk pengadaan tahunan.
7. Verifikasi RAB kebutuhan barang dalam Anggaran Tahunan.
8. Proses pengadaan dilakukan melalui mekanisme pembelian langsung
atau penunjukkan langsung.
9. Penyerapan anggaran, artinya setiap penyerapan dana di STT Banten
melalui mekanisme proses pengadaan yang memenuhi aturan.
10. Penerimaan dan Pendistribusian barang ke unit kerja yang
membutuhkannya /pengaju/user.
Seluruh serangkaian kegiatan di atas menjadi satu kesatuan yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya hingga berakhirnya sebuah proses untuk
setiap pengadaan barang/jasa.

3. Pemanfaatan
Prosedur pemanfaatan sarana dan prasarana STT Banten adalah kegiatan
menggunakan atau memanfaatkan sarana dan prasarana dalam menjalankan
tugas dan pekerjaan di lingkungan STT Bante. Prosedur pemanfaatan sarana
dan prasarana mencakup seluruh aktivitas yang dilakukan mulai dari persiapan

69 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


hingga pelaporan pemanfaatan sarana dan prasarana. Setiap pemanfaatan
sarana dan prasarana harus menerapkan prinsip prosedur penggunaan:
a. Aman dan nyaman
b. Jelas/paham
c. Efisien dan efektif

Pemanfaatan sarana dan prasarana harus terus ditingkatkan


“optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana” atau optimalisasi aset.
Optimalisasi sarana dan prasarana berarti mengusahakan penggunaan dan
pemanfaatan sarana dan prasarana hingga mencapai tingkat tertinggi dan
terbaik. pemanfaatan sarana dan prasarana memiliki ruang lingkup kegiatan
secara umum sebagai berikut:
a. Pengklarifikasian setiap objek bahwa sarana dan prasarana bersangkutan
telah diinventarisasi dan diaudit
b. Pengklarifikasian tugas, tanggung jawab, dan wewenang pemanfaatan
sarana dan prasarana bersangkutan
c. Menjalankan proses penggunaan sebagaimana ditetapkan dalam SOP
(standard operating procedure)
d. Mengupayakan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana
e. Menerapkan prinsip-prinsip pemanfaatan sarana dan prasarana
f. Melakukan pengadministrasian dan pelaporan pemanfaatan sarana dan
prasarana

4. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana STT Banten adalah kegiatan menjaga dan
merawat serta memperbaiki seluruh bentuk sarana dan prasarana agar dapat
dipergunakan sesuai harapan. Menjaga berarti “melindungi dan
mempertahankan” agar sarana dan prasarana tetap berada dalam kondisi baik.
Adapun memperbaiki berarti melakukan upaya atau kegiatan agar sarana dan
prasarana kembali dalam kondisi siap digunakan karena terjadinya kerusakan,
atau karena adanya penurunan kualitas sarana dan prasarana bersangkutan.
Pemeliharaan tersebut diantaranya untuk menjaga dan memperbaiki:
a. Prasarana bangunan
b. Prasarana umum
c. Sarana pembelajaran
d. Sarana sumber belajar
e. Sarana pendukung

Pemeliharaan dilakukan oleh pihak di lingkungan STT Banten. Sebuah


pemeliharaan mencakup kegiatan:
a. Pengajuan permohonan
b. Pemeriksaan (pengecekan) alokasi dana
c. Pemeriksaan lapangan
d. Penyusunan RAB

70 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


e. Verifikasi RAB
f. Pelaksanaan pemeliharaan
g. Pemeriksaan hasil perbaikan
h. Pembuatan laporan

5. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana STT Banten adalah kegiatan untuk
menjual, menghibahkan, atau bentuk lain dalam memindahkan hak kepemilikan
dari pihak STT Banten kepada pihak lain/luar.
Setiap kegiatan penghapusan sarana dan prasarana harus memenuhi prinsip:
1. Efisien dan efektif
2. Transparan dan terbuka
3. Adil
4. akuntabel

Objek yang dapat dihapuskan adalah berbentuk:


1. Prasarana bangunan.
2. Barang yang terdaftar dalam asset

Ruang lingkup penghapusan sarana dan prasarana mencakup:


1. Pengusulan BAUK kepada Ketua melalui Wakil Ketua II tentang
kemungkinan melakukan penghapusan sarana dan prasarana tertentu.
2. BAUK melakukan “audit” dan “penilaian” sarana dan prasarana
bersangkutan bersama dengan pimpinan
3. BAUK mengajukan persetujuan kepada Ketua untuk melakukan
penghapusan sarana dan prasarana.
4. Proses pemindahan dilakukan melalui penjualan, hibah atau cara lain.
5. Melakukan pengadministrasian dan pelaporan.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait:
1) keuangan yang berisi: perencanaan, sumber-sumber keuangan, pengalokasian,
realisasi, dan pertanggung jawaban, dan
2) sarana dan prasarana yang berisi: perencanaan, pengadaan, pemanfaatan,
pemeliharaan, dan penghapusan.
Pada bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang akan dialokasikan
untuk mencapai standar yang telah ditetapkan serta mekanisme kontrol
pencapaiannya.
Keuangan terdiri dari : perencanaan, sumber-sumber keuangan, pengalokasian,
realisasi, dan pertanggung jawaban.
1. Ketua memberi wewenang kepada Wakil Ketua untuk menyelenggarakan
koordinasi yang baik dengan seluruh dosen dan tenaga kependidikan dalam hal
perencanaan, pengelolaan dan pertanggungjawaban seluruh penerimaan dan

71 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


pengeluaran dana
2. Ketua dibantu Wakil Ketua harus mengelola keuangan berdasarkan pada:
Rencana Strategik (Renstra), Rencana Operasional (Renop), Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
3. Ketua dibantu Wakil Ketua harus mengalokasikan Biaya penyediaan sarana
dan prasarana mencakup bangunan, perabotan, peralatan (perangkat keras
dan lunak), dan sistem pengamanan aset kampus serta pengembangan SDM
minimal 20 % dari total anggaran
4. Biaya investasi disusun berdasarkan urutan prioritas yang telah direncanakan
oleh pimpinan STT Banten /prodi/unit dalam Rencana Pendapatan dan Belanja
Tahunan
5. STT Banten mengambil langkah efisiensi pengeluaran dan optimalisasi
penerimaan untuk memenuhi standar pembiayaan atau keuangan
6. Meningkatkan dana sarana prasarana pendidikan dan penunjang pendidikan
secara siginifikan minimal 50% per tahun
7. Mengupayakan pembayaran biaya operasional dilakukan tepat waktu
8. Melakukan kerjasama dengan pihak eksternal dalam rangka mencari sumber
dana lain.
Sarana dan prasarana yang berisi: perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan.

1. Indikator Kinerja Utama


a) Keuangan
Analisis kecukupan, proporsi, dan keberlanjutan dari perolehan dana (Tabel 4.a
LKPT) dan penggunaan dana (Tabel 4.b LKPT).
Pendanaan mencakup perolehan dan penggunaan dana dikelola oleh
lembaga atas pertimbangan kebutuhan anggaran pengembangan lembaga.
Rancangan anggaran mencakup pembiayaan program rutin dan program
pengembangan. Dana yang didapat kemudian dipergunakan untuk
operasional pendidikan dalam pelaksanaan program layanan akademis dan
administrasi.
Rasio pendapatan dan pemakaian dana terbesar adalah untuk
meningkatkan mutu layanan terhadap mahasiswa. Pendapatan dan
pemakaian dana diaudit secara internal sehingga tidak ada peluang
anggaran yang tidak jelas peruntukannya.
Pendapatan dana di STT Banten dari tahun 2017, 2018, dan 2019
direspresentasikan kedalam diagram garis sebagai berikut:

Dari pendapatan dana di atas, besaran dana mahasiswa pada TS-2


dilihat dari dana SPP, DPP, dan lainnya (perpustakaaan) adalah sebesar
Rp. 1.423.800.000, mengalami penurunan pada TS-1 sebesar
1.293.850.000, dan mengalami penurunan pada TS sebesar 1.243.000.000.
72 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten
sehingga jumlah keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar
3.960.650.000
Sedangkan besaran dana kementerian/yayasan pada TS-2 dilihat dari
anggaran rutin, anggaran pembangunan, hibah penelitian, dan hibah PKM
adalah sebesar Rp. 1.209.200.000, dan mengalami peningkatan pada TS-1
sebesar 1.540.500.000, serta mengalami peningkatan pada TS sebesar
1.809.000.000. Jadi jumlah keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS
adalah sebesar 4.558.700.000.
Selanjutnya besaran dana penelitian dan PKM pada TS-2 adalah
sebesar Rp. 80.000.000 mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar
88.000.000, dan mengalami peningkatan pada TS sebesar 160.000.000.
Jadi jumlah keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar
328.000.000.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa jumlah perolehan dana pertahun
di STT Banten adalah:
Tahun 2016-2017 sebesar Rp. 1.209.200.000
Tahun 2017-2018 sebesar Rp. 1.540.500.000
Tahun 2018-2019 sebesar Rp. 1.809.000.000
Jadi total pendapatan dana di STT Banten dari tahun 2017, 2018, dan 2019
total keseluruhannya adalah sebesar Rp 4.558.700.000.

73 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Sedangkan berdasarkan tabel 4b Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) penggunaan dana di STT Banten dari tahun 2017,
2018, dan 2019 adalah sebagai berikut :

Chart Title
Rp600,000,000
Rp500,000,000
Rp400,000,000
Rp300,000,000
Rp200,000,000
Rp100,000,000
Rp-

94 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Dari pemakaian dana di atas, besaran dana operasional proses
pembelajaran adalah sebesar Rp. 18.000.000 dan mengalami peningkatan
pada TS-1 dan TS sebesar 24.000.000 Jadi jumlah keseluruhan dana dari
TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 66.000.000.
Sedangkan besaran dana penelitian pada TS-2 adalah sebesar Rp.
36.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar 52.000.000, dan
mengalami peningkatan pada TS sebesar 60.000.000. Jadi jumlah
keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 148.000.000.
Selanjutnya besaran dana PKM pada TS-2 adalah sebesar Rp.
72.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar 104.000.000, dan
mengalami peningkatan pada TS sebesar 120.000.000. Jadi jumlah
keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 296.000.000.
Berikutnya besaran dana investasi prasarana pada TS-2 adalah
sebesar Rp. 300.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar
400.000.000, dan mengalami peningkatan pada TS sebesar 500.000.000.
Jadi jumlah keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar
1.200.000.000.
Selanjutnya besaran dana investasi prasarana pada TS-2 adalah
sebesar Rp. 250.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar
350.000.000, dan mengalami peningkatan pada TS sebesar 450.000.000.
Jadi jumlah keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar
1.050.000.000.
Seterusnya besaran dana investasi sarana pada TS-2 adalah sebesar
Rp. 250.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar 350.000.000,
dan mengalami peningkatan pada TS sebesar 450.000.000. Jadi jumlah
keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 1.050.000.000.
Berikutnya besaran dana investasi SDM pada TS-2 adalah sebesar Rp.
100.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar 200.000.000, dan
mengalami peningkatan pada TS sebesar 300.000.000. Jadi jumlah
keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 600.000.000.
selanjutnya besaran dana biaya operasional kemahasiswaan pada TS-
2 dan TS-1 adalah sebesar Rp. 24.000.000, dan mengalami peningkatan
pada TS sebesar 36.000.000. Jadi jumlah keseluruhan dana dari TS-2, TS-
1, dan TS adalah sebesar 84.000.000.
Berikutnya besaran dana penelitian pada TS-2 adalah sebesar Rp.
36.000.000, mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar 52.000.000, dan
mengalami peningkatan pada TS sebesar 60.000.000. Jadi jumlah
keseluruhan dana dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 148.000.000.
Dan besaran dana PKM pada TS-2 adalah sebesar Rp. 72.000.000,
mengalami peningkatan pada TS-1 sebesar 104.000.000, dan mengalami

95 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


peningkatan pada TS sebesar 120.000.000. Jadi jumlah keseluruhan dana
dari TS-2, TS-1, dan TS adalah sebesar 296.000.000.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa jumlah perolehan dana pertahun di
STT Banten adalah:
Tahun 2017 sebesar Rp. 908.000.000
Tahun 2018 sebesar Rp. 1.310.000.000
Tahun 2019 sebesar Rp. 1.670.000.000
Jadi penggunaan total Pendapatan dana di STT Banten dari tahun
2017, 2018, dan 2019 adalah sebesar Rp 3.888.000.000

96 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


b) Sarana
1) Kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu Sarana
Kecukupan sarana terlihat dari ketersediaan, kemutakhiran, kesiap pakaian
mencakup: fasilitas dan peralatan untuk Proses Belajar Mengajar (PBM),
Penelitian, dan PkM. Mengacu kepada SN DIKTI Pasal 32. PT harus
menyediakan sarana untuk yang berkebutuhan khusus.
Aksebilitas, dan mutu sarana dengan penjadwalan pemakaian yang
cermat, seluruh fasilitas yang ada mampu memenuhi kebutuhan layanan
akademis dan administrasi dengan baik. Namun demikian, seiring
dengan peningkatan perguruan tinggi akan meningkatkan mutu dan
kuantitas fasilitas pendukung sesuai dengan ketersedian anggaran guna
menunjang kegiatan pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pemanfaatan dan kesesuaian, aksebilitas, mutu sarana yang
digunakan secara bersama. Manajemen pengelolaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana dalam kegiatan penelitian maupun PKM telah
terintegrasi. Tanggung jawab dan pemeliharaan sarana, fasilitas dan
peralatan secara umum telah ditangani oleh staf Tata Usaha (TU) di STT
Banten. Sehingga pemeliharaan tetap terjaga. Dalam hal ini untuk
kegiatan pembelajaran yang digunakan penelitian dan PKM berlangsung
sesuai dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) agar terlaksana
sesuai prosedur yang ada

2) Kecukupan, Aksesibilitas dan Mutu Sistem informasi


Ketersediaan sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk:
a) mengumpulkan data yang akurat, dapat dipertanggung jawabkan dan terjaga
kerahasiaanya.
b) mengelola dan menyebarkan ilmu pengetahuan. (Misal: SIMPT, SIM
Perpustakaan, Database, dan Sistem Informasi PBM).
Pelaksanaan akademik dan administrasi di lingkungan STT Banten
telah terkomputerisasi. STT Banten juga mempunyai jaringan internet
dan website untuk kepentingan sosialisasi dan pemberitahuan informasi
kepada masyarakat luas. Dengan laman www.sttbanten.ac.id
Ketersediaan data administrasi dan akademik yang dikelola dengan
rapi mampu menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran
maupun kinerja administrasi. Untuk kedepannya, akan diupayakan
peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas pendukung penyelenggaraan
akademik dan administrasi, termasuk membangun sistem informasi
akademik yang terhubung dengan jaringan LAN.
Ketersedian Fasilitas Komputer dan Pendukung Pembelajaran dan

97 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Penelitian Laboratorium Komputer yang digunakan untuk pembelajaran
matakuliah komputer memiliki 25 unit komputer dan memiliki akses
internet. Untuk mendukung pembelajaran, dilengkapi dengan 3 laptop, 2
LCD Projector, 1 layar untuk LCD, 1 tape recorder, 1 televisi, 1 DVD
player, 2 printer dan hotspot. Semua sivitas akademika dapat
menggunakan fasilitas tersebut.

3) Kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu Prasarana.


Kecukupan prasarana terlihat dari ketersediaan, kemutakhiran, kesiap
pakaian mencakup: fasilitas dan peralatan untuk PBM, Penelitian, dan PkM.
Mengacu kepada SN DIKTI Pasal 32. PT harus menyediakan prasarana
untuk yang berkebutuhan khusus.
Adapun kecukupan, aksesibilitas, dan mutu prasarana dari
ketersediaan, kepemilikan, kemutakhiran, kesiapgunaan prasarana untuk
fasilitas dan peralatan kegiatan PBM, penelitian dan PKM di STT Banten
yaitu sebagai berikut:
1. Ketersedian dan kualitas gedung,
2. ruang kuliah,
3. lapangan olahraga,
4. laboratorium,
5. perpustakaan dll
Selanjutnya adapun jumlah Ketersedian dan kualitas gedung, ruang
kuliah, lapangan olahraga, laboratorium, perpustakaan dll Dengan jumlah
mahasiswa yang ada saat ini, seluruh fasilitas yang mencakup gedung,
ruang kuliah, laboratorium, lapangan olahraga, perpustakaan dan
fasilitas lain masih dapat mencukupi kebutuhan dengan baik, yaitu
sebagai berikut:
N Prasar J L Kep K U
o ana u u emil o til
m a ikan n is
l s di a
a si si
h
1 Ruang 1 6 Sen T 4
Kuliah 5 3 diri er 8
0 a ja
w m
M at /

98 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


2 m
in
g
g
u
2 Ruang 2 2 Sen T 6
Semin 0 diri er ja
ar 0 a m
w /
M at M
2 in
g
g
u
3 Ruang 1 1 Sen T 4
Perpus 2 diri er 8
takaan 0 a ja
w m
M at /
2 m
in
g
g
u
4 Ruang 1 2 Sen T 1
Aula 0 diri er 0
0 a ja
w m
M at /
2 M
in
g

99 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


g
u
5 Musho 1 2 Sen T 4
la 0 diri er 8
0 a ja
w m
M at /
2 m
in
g
g
u
6 Ruang 1 1 Sen T 1
Lab. 2 diri er 8
Bahas 0 a ja
a w m
M at /
2 M
in
g
g
u
7 Ruang 1 1 Sen T 1
Lab. 2 diri er 8
Kompu 0 a ja
ter w m
M at /
2 M
in
g
g
u

100 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


8 Ruang 1 1 Sen T 4
Kemah 0 diri er 8
asiswa 0 a ja
an w m
M at /
2 M
in
g
g
u

Seluruh fasilitas dan jumlah mahasiswa yang ada saat ini, seluruh
fasilitas yang mencakup gedung, ruang kuliah, laboratorium, lapangan
olahraga, perpustakaan dan fasilitas lain masih dapat mencukupi
kebutuhan mahasiswa dengan baik.

2. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja keuangan, sarana dan
prasarana lain berdasarkan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk
melampaui SN DIKTI. Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur,
dimonitor, dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
Program Peningkatan Mutu Sarana dan Prasarana kampus untuk menunjang
perguruan tinggi sebagai berikut :
1. Pengembangan gedung akademik
2. Pengembangan gedung pendukung akademik
3. Peningkatan peralatan laboratorium
4. Peningkatan peralatan dan media pembelajaran
5. Peningkatan sumber belajar
6. Peningkatan sarana dan prasaaran agar tercipa suasana kerja yang nyaman
dan kondusif dengan pengadaan, peningkatan, dan pembenahan, seperti
berikut:
a. Ruang kantor/ruang kerja
b. Fasilitas kantor/tempat kerja
c. Kantin
d. Keamanan kampus
e. Sarana perpakiran
f. Sarana olah raga dan kesenian
g. Sarana ibadah

101 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


h. Sarana jalan masuk menuju kampus

Adapun kinerja tambahan sarana dan prasarana berdasarkan standar yang


ditetapkan oleh STT Banten adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya lingkungan yang asri dan nyaman
2. Ketersediaan WIFI 24 Jam
3. Ketersediaan tempat untuk mahasiswa dalam mengerjakan tugas perkuliahan.

3. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan
metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap
capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung
keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan deskripsi
singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.
Kesuksesan pencapaian standar yang telah ditetapkan oleh STT Banten
yaitu Ketersediaan data administrasi dan akademik yang dikelola dengan rapi dan
mampu menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran maupun kinerja
administrasi serta Ketersedian fasilitas yang mencakup gedung, ruang kuliah,
laboratorium, lapangan olahraga, perpustakaan dan fasilitas lain masih dapat
mencukupi kebutuhan baik mahasiswa dan tenaga kependidikan dengan baik.
STT Banten telah sukses mengelola keuangan secara mandiri yang berasal
dari sumber dana biaya pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang didanai baik
secara mandiri maupun dari yayasan. Proses penetapan pengelolaan keuangan di
STT Banten diawali dengan rapat yang mempertemukan beberapa pihak
berkepentingan (Ketua, Wakil Ketua 1, Wakil Ketua 2, Wakil Ketua 3, Ketua
Program Studi, Kepala Biro Keuangan dan SDM, staf administrasi dan keuangan,
dan perwakilan dari Yayasan Insan Aqilah. Dari hasil rapat tersebut akan muncul
perencanan kegiatan dan kebijakan-kebijakan yang diputuskan, disertai dengan
perencanan biaya yang dibutuhkan untuk mendukung visi, misi dan tujuan STT
Banten dan kegiatan Tridarma perguruan tinggi.

Identifikasi Akar Masalah


 Belum optimalnya Badan Pengelolaan dan Pengembangan Usaha yang
mendukung pemasukan keuangan STT Banten

Faktor Pendukung
 Kepemilikian Aset dan keuangan yayasan insan aqilah bersifat perorangan atau
mandiri

102 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Faktor penghambat
 Anggaran Keuangan masih terfokus pada kegiatan proses pembelajaran
 Anggaran keuangan kegiatan penelitian dan pengabdian belum maksimal
 Lemahnya SDM dalam mengelola dan menginventarisir sarana dan prasarana
yang dimiliki STT Banten
 Anggaran perawatan sarana dan prasarana yang belum maksimal

Tindak lanjut
 Mengoptimalkan peran badan pengelolan dan pengembangan usaha untuk
mengoptimalkan pengelolaan sumber pendanaan STT Banten
 Mengoptimalkan pengelolaan aset dan fasilitas untuk pengembangan usaha

4. Penjaminan Mutu Keuangan, Sarana dan Prasarana


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu keuangan,
sarana dan prasarana yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan
dikendalikan serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
Strategi implementasi terkait Keuangan, Sarana, dan Prasarana
sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draft standar dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi dir dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan pemeriksaan,
pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan standar dengan indikator-
indikatornya.
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan memberikan
masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standard an mengajukan
pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
Seluruh sivitas akademika melaksanakan standar dan SOP yang telah
ditetapkan terkait Keuangan, Sarana, dan Prasarana.
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara periodik
terhadapa ketercapaian isi standar Keuangan, Sarana, dan Prasarana.
Dalam melakukan pemantauan perlu memperhatikan:

103 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


 Pernyataan Standar Keuangan, Sarana, dan Prasarana
 SOP Kegiatan Keuangan, Sarana, dan Prasarana
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal sebagai
berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatanyang ditemui dan ketidaksesuain dengan
standar Keuangan, Sarana, dan Prasarana
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan atau
ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar belum berhasil
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai dengan
saran atau rekomendasi pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. SPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan pada
tahap sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan atau
ketidaksesuaian isi standar Keuangan, Sarana, dan Prasarana sesuai
kesepakatan yang telah ditentukan
c. SPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif yang
dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan kembali berjalan
sesuai dengan isi standar Keuangan, Sarana, dan Prasarana
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal yang
terkait pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua Bidang
Keuangan & SDM, dan Ketua

8. Kepuasan Pengguna
1) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna luaran perguruan tinggi
(pengguna lulusan dan mitra), termasuk kejelasan instrumen yang digunakan,
pelaksanaan, perekaman dan analisis datanya.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan pengguna yang
dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem.
Peninjauan digunakan untuk mengevaluasi kepuasan sivitas
akademika terhadap layanan pengelolaan keuangan serta sarana dan
prasarana di STT banten. Hasil dari peninjauan akan digunakan untuk
membantu meningkatkan kualitas layanan pengelolaan keuangan serta
sarana dan prasarana di STT Banten. Pelaksanaan peninjauan kepuasan
sivitas akademika, dapat dilaksanakan melalui tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survei, yang
mencakup langkah-langkah, sebagai berikut:

104 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


1. Menyusun instrumen survei;
2. Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel;
3. Menentukan responden;
4. Melaksanakan survei;
5. Mengolah hasil survei;
6. Menyajikan dan melaporkan hasil.

Adapun tujuan dilakukannya peninjuan kepuasan pengguna adalah


sebagai berikut:
a. Mengetahui kelemahan atau kekuatan dari unit kerja pelayanan;
b. Mengukur secara berkala penyelenggaraan pelayanan yang telah
dilaksanakan oleh unit kerja pelayanan
c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan langkah
perbaikan pelayanan.
d. Sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan.

Hasil peninjauan kepuasaan sivitas akademika terhadap layanan serta


sarana dan prasarana yang ada di STT Banten adalah sebagai berikut

Hasil Survey terhadap Sarana dan Prasarana


70 58 58
60 52 49 52 48
50 45 45 47
40 38 40 37
40
30 20 23 26 24 22
17 15 1312 159 10 15 14 17
20 12
10 5 4 3 73 2 3
0

Sangat Setuju Setuju Tiak Setuju Sangat Tidak Setuju

105 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Layanan Sarana dan Prasarana yang diberikan oleh STT Banten
sudah baik, namun tetap perlu terus ditingkatkan, terutama dalam hal
kebersihan dan kenyamanan ruang kelas, aula, dan toilet, kedisiplinan
petugas kebersihan toilet, semua komputer di laboratorium berfungsi
dengan baik, kecepatan fasilitas hotspot yang tersedia dengan baik, fasilitas
kantin dengan variasi makanan dan harga yang terjangkau oleh mahasiswa.
Rencana tindak lanjut yang dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap
hasil survey adalah sebagai berikut :
1. Biro BAUK perlu melakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap seluruh
fasilitas yang ada terutama fasilitas ruang kelas, aula kebersihan toilet
2. Biro BAUK juga perlu meningkatkan kualitas kebersihan di toilet dan kualitas
petugasnya.
3. Biro BAUK perlu meningkatkan kapasitas bandwith untuk meningkatkan
kecepatan hotspot.
4. Pengelola kantin seharusnya dapat menarik terkait variasi makanan dan harga
yang terjangkau oleh mahasiswa

Hasil survey kepuasaan sivitas akademika terhadap keuangan ada di


STT Banten adalah sebagai berikut:

Hasil Survei Kepuasan Layanan Keuangan


Sangat Setuju Setuju Tiak Setuju Sangat Tidak Setuju
80 69 67 66 68
63 61 58 62
60 53

40
25 25
17 19 17 13 16 16 15 17 17 20 13 21 15
20 16 10 7 9
4 2 3 2 5 2 52
0

Layanan Keuangan di STT Banten umum sudah baik, namun tetap

106 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


perlu terus ditingkatkan, terutama dalam hal kemudahan prosedur layanan
keuangan, kecepatan dan ketetapan layanan keuangan, serta kecepatan
waktu tunggu layanan. Rencana tindak lanjut yang dilakukan untuk
melakukan perbaikan terhadap hasil survey keuangan adalah sebagai
berikut :
1) Memperbaiki SOP layanan di Bagian Keuangan, terutama prosedur kerja (PK),
Ketentuan (KT), IK (Instruksi Kerja) serta FR (Formulir) tentang pelayanan
keuangan bagi mahasiswa.
2) Meningkatkan kualitas staf Bagian Keuangan dengan mengikutsertakan staf
dalam pelatihan pelayanan prima.
3) Membuat sistem antrian agar waktu tunggu layanan tidak terlalu lama

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Keuangan, Sarana dan


Prasarana serta Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana.
Kesimpulan hasil evaluasi dan tindak lanjut terkait Keuangan, Sarana, Dan
Prasarana sebagai berikut :
1) Pemosisisan:
a. Keuangan, Sarana, Dan Prasarana yang ada saat ini mampu memenuhi
kebutuhan layanan akademik dan administrasi secara optimal
b. Keberlanjutan pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana menjadi
kebijakan lembaga dan program studi
c. Sistem informasi yang ada cukup modern dan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan

2) Masalah
a. Perpustakaan masih harus dikembangkan untuk dapat meningkatkan mutu
layanan dan tuntutan mahasiswa.
b. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang tinggi sehingga
membutuhkan alokasi dana besar

3) Akar masalah
a. Harga sarana penunjang dan material yang dibutuhkan untuk membangun
sarana dan prasarana terus melambung
b. Pemeliharaan sitem informasi membutuhkan dana yang tidak sedikit

4) Rencana perbaikan dan pengembangan ke depan yang dilakukan STT Banten


adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan alokasi dana
b. Pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana

107 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


c. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi
d. Pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran
e. Pelaksanaan audit mutu internal

C.6 Pendidikan
1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait pendidikan yang mencakup kurikulum,
pembelajaran, integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran, dan
suasana akademik yang didasarkan atas analisis internal dan eksternal, serta
posisi dan daya saing perguruan tinggi.
1) Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran menjadi poin utama yang ada pada tridarma perguruan
tinggi. Menjadi poin pertama tentunya menjadikan semua sivitas akademika memiliki
komitmen yang kuat terhadap pelaksanaannya. Proses pendidikan dan pengajaran
merupakan proses bagaimana menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan
VMTS yang telah dirancang. Dalam pelaksanaannya, pendidikan dan pengajaran
dilaksanakan berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 dan peraturan pemerintahan No. 4
Tahun 2014. Hal pertama yang harus dipersiapkan sebelum merencanakan proses
pembelajaran adalah menyusun dan mengembangkan kurikulum. Kemudian merumuskan
rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Rencana
pembelajaran ini disebut dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang di
dalamnya terdapat materi yang akan dipelajari dan bagaimana metode penyampaian
materi tersebut kepada mahasiswa. Selain itu juga terdapat bagaimana cara evaluasi
keberhasilan dari KBM yang telah berlangsung. Semua harus direncanakan dan disusun
dengan sebaik mungkin dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembangan kurikulum merupakan kebutuhan utama dalam dunia
pendidikan terutama perguruan tinggi dalam rangka memenuhi kebutuhan

108 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dan tuntutan dunia kerja pada era globalisasi dengan perkembangan jaman
dan teknologi yang sudah sangat pesat. Dalam menghadapi perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, peninjauan kembali dan
pengembangan kurikulum seharusnya dilaksanakan secara rutin untuk
mengevaluasi proses pembelajaran yang sudah berjalan. Kurikulum
dibutuhkan dalam rangka menyongsong dan menopang laju perkembangan
dunia akademik terutama perguruan tinggi dalam menjawab tuntutan
kebutuhan lapangan kerja sebagai akibat perkembangan zaman dan
teknologi terutama di era revolusi industri saat ini. Menyikapi fenomena
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi evaluasi dan
pemutakhiran kurikulum, setiap program studi pada perguruan tinggi di
Indonesia diwajibkan untuk menyusun kurikulum, melaksanakan, dan
mengevaluasi pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi dengan mengacu
pada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
Perguruan tinggi dalam menyusun atau mengembangkan kurikulum,
wajib mengacu pada KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Kurikulum KNNI dan SNPT bermuara Standar Kompetensi Lulusan dalam
bentuk capaian pembelajaran. Deskripsi capaian pembelajaran dalam KKNI,
mengandung empat unsur, yaitu unsur sikap dan tata nilai, unsur
kemampuan kerja, unsur penguasaan keilmuan, dan unsur kewenangan
dan tanggung jawab. Sedangkan pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(SN-Dikti) rumusan capaian pembelajaran lulusan tercakup dalam salah
satu standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti), capaian pembelajaran terdiri dari
unsur sikap, keterampilan umum, keterampilan khusus, dan pengetahuan.
Penerapan kurikulum berbasis KKNI pada lembaga pendidikan
dimaksudkan dengan tujuan:
1. Menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui
pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja;
2. menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang
diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman
kerja
3. menyetarakan kualifikasi di antara capaian pembelajaran yang diperoleh
melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja;
4. mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi sumber daya
manusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia.

2) Tujuan
Tujuan pencapaian standar Perguruan Tinggi terkait pendidikan adalah :

109 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


a. Menyiapkan Kompetensi Lulusan sesuai dengan bidang kerja
b. Menyusun struktur kurikulum prodi yang sesuai dengan kebutuhan pasar
c. Menyusun proses pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran
d. Menyusun penilaian sesuai dengan kurikulum SN-DIKTI

3) Rasional
Rasional atas strategi pencapaian standar Perguruan Tinggi terkait
pendidikan dan proses pendidikan, yang mencakup kompetensi lulusan, isi
pembelajaran, proses pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran
adalah sebuah keharusan untuk menyesuaikan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan jaman, maka tuntutan perubahan kurikulum pendidikan
tinggi yang bermutu merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
oleh Sekolah Tinggi Teknologi Banten.

4) Mekanisme Penetapan standar


Rasional dari mekanisme penetapan standar pendidikan dan proses
pendidikan adalah menjawab tuntutan perkembangan teknologi dan
informasi yang berubah secara cepat dan dinamis melalui Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri
Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan dan panduan pendidikan yang
mencakup tujuan dan sasaran pendidikan, strategi dan metode untuk
mencapainya dan instrumen atau cara untuk mengukur efektivitasnya.
Dokumen kebijakan dalam mencapai standar pendidikan yang disusun
oleh Perguruan Tinggi sebagai berikut:
1. Pengembangan dokumen Standar yang melampaui SN-DIKTI
2. Dokumen kurikulum yang mengacu pada SN-DIKTI dan KKNI
3. Penerapan Standar/SOP yang konsisten untuk menuju ISO
4. Pelaksanaan Audit Mutu Internal secara konsisten untuk menjamin dan
menjaga mutu perguruan tinggi

Metode dan strategi untuk mengukur ketercapaian terkait standar pendidikan dan
proses pendidikan Sekolah Tinggi Teknologi Banten adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji ulang secara rutin dan mengembangkan dokumen kurikulum yang melibatkan
seluruh sivitas akademik dan stakeholder terkait
2. Melakukan monitoring terhadap pengelolaan program studi baik di bidang akademik
dan non akademik

110 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


3. Melakukan evaluasi terhadap pengelolaan program studi baik di bidang akademik dan
non akademik
4. Melaksanakan tridarma berdasarkan pada capaian lulusan dalam meningkatkan mutu
pendidikan
5. Melaksanakan tracer study  dalam rangka pengukuran keberhasilan luaran perguruan
tinggi
6. Melaksanakan Standar/SOP yang konsisten dalam menjamin mutu internal perguruan
tinggi khususnya dalam bidang pendidikan
7. Menyelenggarakan proses pendidikan didukung dengan penggunaan RPS dan bahan
ajar yang memadai

Tujuan dan sasaran yang dikembangkan oleh STT Banten terkait pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Menghasilkan lulusan sarjana teknik yang kompeten, berwawasan luas, kreatif, inovatif,
dan profesional dalam bidangnya
2. Terciptanya proses pembelajaran yang mengutakan outcome dalam menghadapi dunia
kerja
3. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing baik pada tingkat nasional maupun
internasional

Standar yang ditetapkan terkait dengan sasaran pendidikan adalah mengacu


kepada Permenristekdikti adalah sebagai berikut :
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Standar Isi Pembelajaran
3. Standar Proses Pembelajaran
4. Standar Penilaian Pembelajaran
5. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
6. Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
7. Standar Pengelolaan Pembelajaran
8. Standar Pembiayaan Pembelajaran

Sedangkan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi STT Banten terkait
sasaran pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Standar Penerimaan Mahasiswa Baru
2. Standar Pendaftaran Ulang Mahasiswa Lama
3. Standar Cuti Akademik
4. Standar Aktif Cuti Akademik
5. Standar Pembimbing Akademik
6. Standar Penetapan Dosen Pengajar
7. Standar Pengisian Kartu Rencana Studi
8. Standar Perubahan Rencana Studi
9. Standar Ujian Tengah Semester

111 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


10. Standar Ujian Akhir Semester
11. Standar Kerja Praktek
14. Standar Pemasukan Nilai
15. Standar Semester Padat
16. Standar Seminar Judul
17. Standar Bimbingan Proposal
18. Standar Seminar Proposal
19. Standar Pembimbing Skripsi
20. Standar Bimbingan Skripsi
21. Standar Sidang Skripsi
22. Standar Yudisium
23. Standar Peninjauan Visi Misi Tujuan Sasaran
24. Standar Pembuatan Surat
25. Standar Ijin Observasi (Mahasiswa)
26. Standar Ijin Penelitian (Mahasiswa)
27. Standar Pelaksanaan Penelitian
28. Standar Pelaksanaan Praktikum

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait pendidikan di perguruan tinggi yang mencakup isi pembelajaran
(kurikulum), proses pembelajaran (pembelajaran, suasana akademik, integrasi
penelitian dan PkM dalam pembelajaran), dan penilaian pembelajaran yang
memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pada
bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang akan dialokasikan untuk
mencapai standar yang telah ditetapkan serta mekanisme kontrol
pencapaiannya.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran pastinya dibutuhkan strategi yang harus
dilakukan. Strategi juga harus disusun dengan sebaik mungkin dan disesuaikan
dengan kemampuan perguruan tinggi. Strategi ini tidak dapat dirancang begitu
saja tanpa pertimbangan yang dalam agar usaha atau strategi yang dilakukan
dapat menghasilkan output yang sesaui dengan harapan perguruan tinggi.
Pencapaian standar proses pembelajaran yang ditetapkan SN DIKTI adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan proses pembelajaran di susun setiap matakuliah dan disajikan
dalam RPS
2. Menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki CPL
3. Tenaga administrasi wajib memiliki kualifikasi akademik
4. Menyusun kebijakan, rencana, strategis, dan operasional terkait dengan
pembelajaran.

112 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


5. Memfasilitasi publikasi hasil penelitian dan PKM (dosen dan mahasiswa)

Strategi pencapaian standar yang ditetapkan oleh STT Banten adalah sebagai
berikut :
1. Menyelenggarakan pelatihan penyusunan dan pengembangan kurikulum
2. Melaksanakan pengkajian ulang kurikulum secara rutin dan terprogram
3. Penggunaan RPS dan bahan ajar yang memadai dalam proses pembelajaran
4. Pengembangan e-learning dalam mendukung kegiatan belajar mengajar
5. Melaksanakan proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
6. Membentuk badan pengawas keterlaksanaan kurikulum
7. Mendukung dan memberi fasilitas memadai bagi dosen dalam
mengembangkan jabatan akademik
10. Melaksanakan pelatihan bagi dosen terkait pengembangan metode
pembelajaran
11. Melakukan survei kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar
12. Penerapan SOP yang konsisten dalam rangka menuju ISO untuk menjamin
mutu internal

4. Indikator Kinerja Utama


a. Kurikulum
1) Ketersediaan kebijakan pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan
keterkaitan dengan visi dan misi (mandat) perguruan tinggi, pengembangan ilmu
pengetahuan dan kebutuhan para pemangku kepentingan.
2) Ketersediaan pedoman pengembangan kurikulum yang memuat:
a. Profil lulusan, capaian pembelajaran, bahan kajian, struktur kurikulum dan
rencana pembelajaran semester (RPS) yang mengacu kepada KKNI dan
peraturan-peraturan terkini, dan kepekaan terhadap isu-isu terkini (seperti
pendidikan karakter, SDGs, NAPZA, dan pendidikan anti korupsi) sesuai dengan
program pendidikan yang dilaksanakan,
b. Mekanisme penetapan (legalitas) kurikulum.
3) Ketersediaan pedoman pelaksanaan kurikulum yang mencakup pemantauan dan
peninjauan kurikulum yang mempertimbangkan umpan balik dari para pemangku
kepentingan, pencapaian isu-isu strategis untuk menjamin kesesuaian dan
kemutakhirannya.

Meningkatnya permintaan kualitas lulusan pada era globalisasi ini yang mengharuskan
lulusan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun
internasional menjadikan STT Banten melakukan peninjauan kembali dan
mengembangkan kurikulum yang telah berjalan.. Hal ini dilakukan dalam rangka

113 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, langkah ini
akan menjadikan lulusan STT Banten mampu mengikuti dan bersaing dalam dunia kerja.
Hal ini juga penting untuk kemajuan program studi itu sendiri. Peninjauan kurikulum diawali
dengan melakukan diskusi tentang perkembangan kurikulum berdasarkan beberapa
aturan baru untuk Perguruan Tinggi antara lain (1) Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, (2) Undang - Undang Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, (3) Permendikbud RI Nomor 73 Tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi,
dan (4) SOP Nomor 01/SOP-PK/STTB/2018 tentang Peninjauan Kurikulum Penerapan
KKNI dengan mengundang dosen Program Studi, stakeholder, dan akademisi. Hasil
diskusi tersebut merekomendasikan bahwa kurikulum program studi STT Banten perlu
dilakukan pengembangan. Dengan diterbitkannya Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, maka pihak Program Studi harus melakukan
revisi dan penyempurnaan terhadap kurikulum untuk menyesuaikan dengan regulasi
terbaru. Sehingga dewasa ini, Program Studi STT Banten menggunakan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) berorientasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
Selain itu juga STT Banten melakukan updating terkait sistematika silabus dan RPS
dengan mengacu kepada panduan penyusunan kurikulum dari Kemenristekditi. Setiap
mata kuliah selalu dilakukan updating atau peninjauan dalam rangka pemutakhiran dari
sisi materi, yang dilakukan setiap awal semester melalui kegiatan lokakarya pemutakhiran
silabus dan RPS. Kegiatan diawali dengan pemaparan dari pemateri tentang pentingnya
pemutkhiran Silabus dan RPS, serta bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk
pemutakhiran silabus dan RPS tersebut dalam hal substansi materi.
Kurikulum selain sebagai kegiatan rutin yang wajib dilakukan memiliki fungsi penting
yaitu:
a. Pertama, pengembangan kurikulum dapat dilihat sebagai kesempatan dan
upaya untuk memperoleh dan mengembangkan keunggulan kompetitif.
Kurikulum yang diperbaharui secara teratur berfungsi untuk mengantisipasi
kebutuhan pasar. Pengembangan kurikulum dimaknai sebagai upaya strategis
untuk memperoleh keunggulan bersaing.
b. Kedua, pengembangan kurikulum dapat dilihat sebagai upaya perbaikan
kualitas pendidikan. Dengan pengembangan kurikulum diharapkan mutu lulusan
dapat lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum dapat
dilihat dalam kerangka meningkatkan daya saing maupun perbaikan kualitas.
Hasil dari kedua pendekatan tersebut adalah lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar yang pada akhirnya menjamin kelangsungan hidup perguruan

114 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


tinggi.
c. STT Banten telah menerapkan kurikulum yang mengacu pada Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sejak tahun 2007. Akan tetapi seiring
berjalannya waktu, muncul berbagai tuntutan eksternal yang berujung pada
pengembangan kurikulum secara bertahap. Salah satu tuntutan eksternal
tersebut adalah Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru.
d. Implikasi dari adanya peraturan tersebut adalah setiap pendidikan tinggi yang
menyelenggarakan program sarjana (S1) wajib memunculkan mata kuliah dan
kerja praktek. Untuk itu diperlukan kegiatan peninjauan kurikulum agar lulusan
dapat lebih mudah beradaptasi di semua bidang, sehingga mereka mampu
menguasai keilmuan dalam bidang masing-masing.
e. Peninjauan kurikulum dilaksanakan secara rutin periodik 5 tahun sekali dan
insidental yang mengikuti tuntutan perkembangan zaman. Sejak dikeluarkannya
izin operasional pada tahun 2004 mengalami peninjauan kurikulum pada tahun
2011. Penyusunan dan peninjauan kurikulum STT Banten dibantu oleh berbagai
pihak, yaitu pemangku kepentingan internal (Wakil Ketua I) dan eksternal
(alumni STT Banten, kepala sekolah, pengawas, dan guru). Mekanisme
peninjauan kurikulum dilaksanakan sebagai berikut:
 Pembentukan tim kecil peninjau kurikulum di STT Banten yang tertuang
dalam Surat Keputusan Ketua Program Studi, Tim ini terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Koordinator Unit Pembelajaran dan Kemahasiswaan, dan
Dosen.
 Tim kecil melakukan kajian terhadap Permenristekdikti RI Nomor 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi membuat draft
awal peninjauan kurikulum berdasarkan hasil kajian tersebut.
 Tim kecil mengundang pemangku kepentingan internal (Wakil Ketua I)
dan eksternal (Kepala Sekolah dan Guru) dalam rapat peninjauan
kurikulum.
 Tim kecil merumuskan draft akhir peninjauan kurikulum berdasarkan
masukan dan umpan balik dari dosen.
 Hasil dari peninjauan kurikulum STT Banten diberlakukan pada awal
tahun akademik yang sesuai dengan Surat Keputusan Ketua STT
Banten.
 Beban SKS yang wajib diselesaikan mahasiswa STT Banten yaitu
sebanyak 144 SKS yang terdiri dari mata kuliah wajib umum sekolah
tinggi dan mata kuliah keahlian program studi. Adapun Struktur
matakuliah di STT Banten yaitu sebagai berikut :
 Matakuliah Umum (MKU) adalah kelompok matakuliah wajib yang
ditujukan untuk mengembangkan aspek kepribadian mahasiswa

115 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


sebagai individu dan warga masyarakat yang ada di tingkat
Sekolah Tinggi
 Matakuliah Keahlian (MKK) adalah kelompok matakuliah yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
penguasaan keahlian bidang studi/bidang ilmu terkait pada
Program Studi
 Capaian pembelajaran merupakan alat ukur untuk menyelesaikan
suatu proses belajar baik yang terstruktur maupun yang tak
terstruktur. Capaian pembelajaran diturunkan dari profil lulusan, yaitu
suatu kebijakan yang ditentukan berdasarkan arah kebijakan sekolah
tinggi dengan melakukan analisis SWOT dengan masukan dari
stakeholders. Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap
mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS).
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ditetapkan dan dikembangkan
oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu
bidang ilmu pengetahuan dalam program studi. Rencana pembelajaran
semester (RPS) dibuat sebagai panduan dan pedoman bagi dosen
dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga capaian
pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dalam menghasilan
mahasiswa dan lulusan sesuai dengan profil. Langkah-langkah yang
dilakukan STT Banten dalam menyiapkan dokumen RPS dengan
membuat instruksi melalui surat edaran dari Wakil Ketua I bidang
akademik yang isinya meminta kepada para pimpinan dan dosen prodi
untuk membuat dan mengumpulkan RPS yang mengacu pada KKNI satu
minggu sebelum proses awal perkuliahan ganjil maupun genap.
 Langkah selanjutnya adalah RPS yang sudah dikumpulkan pada masing-
masing program studi kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi.
Monitoring dan evaluasi RPS bertujuan untuk memastikan agar RPS yang
disusun dosen sudah sesuai dengan format yang sudah ditentukan
sehingga diharapkan dapat menghasilkan Rencana Pembelajaran
Pembelajaran Semester yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan sesuai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan yang
ditetapkan yang akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang yang sesuai
dengan kompetensinya. Sehingga RPS dibuat dapat memenuhi harapan
berbagai pemangku kepentingan. Dalam hal ini RPS dititik beratkan pada
bagaimana memandu mahasiswa belajar agar memiliki kemampuan sesuai
dengan Capaian Pembelajaran Lulusan yang ditetapkan dalam kurikulum
bukan pada kepentingan kegiatan dosen mengajar. Pembelajaran yang
dirancang adalah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa atau
Student Center Active Learning (SCAL). Evaluasi juga bertujuan untuk

116 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


mengumpulkan data dan informasi, memberikan masukan tentang
kekurangan, gambaran tingkat pencapaian.

b. Pembelajaran
1) Ketersediaan bukti yang sahih tentang penerapan sistem penugasan dosen
berdasarkan kebutuhan, kualifikasi, keahlian dan pengalaman.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang penetapan strategi, metode dan media
pembelajaran serta penilaian pembelajaran.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang implementasi sistem monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan mutu proses pembelajaran.
4) Analis data tentang pembelajaran dalam bentuk praktikum, praktik dan praktik
lapangan yang diselenggarakan untuk pembentukan kompetensi mahasiswa
program studi (Tabel 2.c LKPT). Data dan analisis disampaikan oleh pengusul dari
perguruan tinggi vokasi.

Proses pembelajaran yang masih banyak dilakukan baik di sekolah


maupun perguruan tinggi adalah pembelajaran yang berpusat pada guru.
Namun STT Banten berusaha mengembangkan proses pembelajaran
tersebut menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena proses
pembelajaran yang berpusat pada guru dinilai kurang efektif untuk
mengembangkan potensi peserta didik atau mahasiswa. Terpenuhinya
karakteristik proses pembelajaran di STT Banten yang mencakup sifat
interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif,
dan berpusat pada mahasiswa serta telah menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan capaian pembelajaran. Karakteristik proses pembelajaran
yang dikembangkan STT Banten mengacu pada SN-DIKTI yaitu berpusat
pada mahasiswa secara deskripitf sebagai berikut:
1. Interaktif adalah proses pembelajaran yang melibatkan interaksi dua arah
antara mahasiswa dan dosen
2. Holistik adalah proses pembelajaran yang mendorong terbentuknya pola yang
komperhensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan-keunggulan dan
kearifan lokal maupun nasional
3. Integratif adalah proses pembelajaran terintegrasi untuk memenuhi capaian
pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program
melalui pendekatan antardisiplin maupun interdisiplin
4. Saintifik adalah proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah
sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma,
dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

117 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


kebangsaan
5. Kontekstual adalah proses pembelajaran yang menyesuaikan materi belajar
dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah
keahliannya
6. Tematik adalah proses pembelajaran yang menyesuaikan karakteristik
keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui
pendekatan transdisiplin
7. Efektif merupakan proses pembelajaran yang berhasil guna dengan
mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu
yang optimum
8. Kolaboratif adalah proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi
antar individu pembelajar untuk menghasilkan kompetensi sikap,
pemgetahuan, dan keterampilan
9. Proses pembelajaran berpusat pada mahasiswa adalah proses pembelajaran
yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan
STT Banten diberi keleluasaan untuk merancang, menetapan,
menyelenggarakan, mengevaluasi dan mengembangan metode
pembelajaran yang pada hakekatnya memiliki ciri:
1. Pembelajaran berpusat pada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan
belajar mandiri, kemampuan verbal, dan kemampuan berfikir akademik dan
rasional.
2. Pemanfaatan teknologi informasi untuk memperkaya keilmuan melalui
penugasan terstruktur dan terencana.
3. Kuliah interaksi dengan lebih banyak melibatkan mahasiswa secara aktif
dalam proses pembelajaran di kelas
4. Penggunaan metode pembelajaran aktif dengan mendorong mahasiswa lebih
kreatif dan aktif dalam menelusuri berbagai sumber keilmuan
5. Pengutamaan cara berfikir kreaktif dan rasional untuk menjawab setiap
permasalahan dan fenomena yang ada, dan
6. Pengayaan metode evaluasi dengan menggunakan berbagai bentuk
penugasan, baik individual dan kelompok.

Model pembelajaran yang menjadi rujukan STT Banten sebagai


berikut:
1. Small Group Discussion (SGD)
2. Blended Leraning
3. Cooperative Learning (CL)
4. Collaborative Learning (CBL)
5. Contextual Instruction (CI)

118 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


6. Project Based Learning (PJBL)
7. Case Study (CS)
8. Problem Based Learning (PBL)

Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pembelajaran


Semester yang telah disusun oleh dosen mata kuliah. Pelaksanaannya,
pertemuan pertama di setiap semester diawali dengan diskusi silabus dan
perjanjian kontrak belajar, salah satunya adalah minimal kehadiran
mahasiswa harus memenuhi 80% dari total pertemuan. Selain itu, tata tertib
dan sanksi selama proses perkuliahan berlangsung disepakati bersama
pengampu dan mahasiswa. Ujian Tengah Semester dilakukan STT Banten
jika dosen telah memenuhi jumlah pertemuan yang telah disyaratkan yaitu 7
pertemuan. Apabila dosen belum mencapai jumlah pertemuan maka dosen
matakuliah harus menyelesaikan pertemuan tersebut. Sistem penilaian
berdasarkan pada rubrik yang telah dirancang sesuai kompetensi yang
diharapkan. Adapun monitoring perkuliahan dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya melalui: presensi kehadiran dosen, evaluasi kinerja dosen
dan KBM, dan evaluasi mengajar dosen di akhir semester.
Unit pengelola memiliki bukti sahih tentang sistem dan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi proses pembelajaran mencakup karakteristik,
perencanaan, pelaksanaan, proses pembelajaran dan beban belajar
mahasiswa yang dilaksanakan secara periodik, konsisten dan ditindak
lanjuti dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran
serta untuk menjamin kesesuaian dengan RPS. Sistem monev dilakukan
secara online.
Sistem penilaian STT Banten mengacu kepada pedoman Standar Dikti
dengan sistem pembelajaran sebagai berikut:
1. Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan
transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
2. Teknik penilaian pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor) dilakukan dengan
observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.
3. Proses penilaian dalam pembelajaran SCL dilakukan selama proses dengan melihat
perkembangan hasil di beberapa tahapan pembelajaran. Dalam proses penilaian ini
menjadi sangat penting artinya yaitu dengan memeriksa, mengkaji, memberi arahan
dan masukan kepada peserta didik, dan menggunakan suatu instrument penilaian,
Assessmen Kinerja/ Authentic Assessment/ Performance Asssessment: tiga aktvitas
dasar yaitu: dosen memberi tugas, peserta didik menunjukkan kinerjanya, dinilai
berdasarkan indikator tertentu dengan instrumen yang disebut Rubrik (deskriptif,
holistik, dan skala persepsi), sebagai tolok ukur ketercapaian kemampuan.
4. Authentic Assessment/Performance Asssessment didefinisikan sebagai “Penilaian
terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, melalui proses
pembelajaran yang menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam proses maupun

119 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


produk”
5. Pemberian nilai tidak hanya dalam bentuk angka, huruf, tapi juga yang paling esensial
adalah pemberian umpan balik pada kinerja kemampuan yang ditunjukkan
mahasiswa.
6. Para dosen menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik instrument, kriteria,
indikator, dan bobot penilaian, melaksanakan penilaian sesuai dengan rencana
pembelajaran, memberikan umpan balik, dan mendokumentasikan penilaian proses
dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.
7. Nilai hasil kinerja belajar mahasiswa dilaporkan oleh dosen ke Program Studi dalam
bentuk angka dan huruf pada pertengahan dan akhir semester berjalan dengan kriteria
sebagai berikut :
N INTERVAL NILAI PREDIKAT
O
1. 100 – 80 A
2. 70 – 79 B
3. 60 – 69 C
4. 45 – 59 D
5. 0 – 44 E

Dalam proses pembelajaran STT Banten melakukan monitoring dan


evaluasi pembelajaran. Tujuan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan
proses pembelajaran secara umum adalah untuk mengetahui sejauh mana
proses dan hasil pelaksanaan proses belajar mengajar dosen terhadap
mahasiswa. Tujuan khusus dari monitoring dan evaluasi proses
pembelajaran dalah sebagai berikut:

1. Mengukur tingkat kepuasan mahasiswa dalam pelaksanaaan PBM yang


dilakukan oleh dosen pengajar.
2. Mengevaluasi kegiatan PBM yang dilakukan oleh dosen pengajar atau
pengampu matakuliah.
3. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan yang
berkaitan dengan pembinaan dosen.
4. Sebagai salah satu alat yang dapat digunakan sebagai dasar pemberian reward
and punishment kepada dosen
5. Mengukur efektivitas pelaksanaan program kerja yang telah dilakukan
Kegiatan monitoring dan evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh
STT Banten dengan cara menyusun instrument angket terkait kinerja dosen dan
program studi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pengukuran monitoring
dan evaluasi proses pembelajaran terkait pada 3 komponen, yaitu perencanaan
perkuliahan, proses perkuliahan, dan evaluasi perkuliahan. Pengumpulan data
dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada setiap mahasiswa pada saat
pertemuan akhir perkuliahan untuk menilai kegiatan proses belajar mengajar yang

120 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dilakukan oleh setiap dosen matakuliah mereka secara jujur, objektif dan penuh
tanggung jawab. Penilaian dilakukan dengan cara melingkari/menyilang salah satu
dari lima pilihan yang disediakan, yang menunjukkan penilaian mahasiswa
terhadap pelaksanaan PBM yang dilakukan dosen pada setiap aspek yang dinilai.
Setelah kuesioner terkumpul kemudian data direkap dan diolah oleh program
studi, hasilnya diserahkan kepada pimpinan untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran


1) Ketersediaan dokumen formal kebijakan dan pedoman untuk mengintegrasikan
kegiatan penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan
peningkatan kualitas secara berkelanjutan integrasi kegiatan penelitian dan PkM ke
dalam pembelajaran.
3) Ketersedian bukti yang sahih SPMI melakukan monitoring dan evaluasi integrasi
penelitian dan PkM terhadap pembelajaran.
1) Penelitian
Data penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa disajikan dengan
teknik representasi yang relevan (misalnya: kurva tren, rasio, dan proporsi)
dan komprehensif, serta kecenderungan yang terjadi disimpulkan. Indikator
kinerja utama yang ditetapkan STT Banten untuk melampaui SN-DIKTI
adalah sebagai berikut :
a. Trend kuantitatif
b. Dilakukan di regional banten
c. Penelitian jenjang menengah

2) PKM
Indikator kinerja yang dilakukan oleh STT Banten dalam meningkatkan
relevansi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan perancangan penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
yang melibatkan mahasiswa dalam upaya meningkatkan kompetensi yang
dimiliki mahasiswa dalam membuat karya ilmiah.
2. Melakukan penelitian berdasarkan SK yang dikeluarkan baik oleh STT
Banten dan PS dengan standar ketentuan yang berlaku.
3. Mempublikasi hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) baik dalam
bentuk jurnal baik nasional maupun internasional.
4. Melakukan proseding hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) untuk
melihat kualitas karya ilmiah yang diteliti.

d. Suasana akademik
1) Ketersediaan dokumen formal kebijakan suasana akademik yang mencakup:

121 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.
2) Ketersediaan bukti sahih tentang terbangunnya suasana akademik yang kondusif
dan dapat berupa:
a) Keterlaksanaan interaksi akademik antar sivitas akademika dalam kegiatan
pendidikan, penelitian dan PkM baik pada skala lokal/nasional/ internasional,
b) Keterlaksanaan program/kegiatan non akademik yang melibatkan seluruh
warga kampus yang didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana, dan dana
yang memadai.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang langkah-langkah strategis yang dilakukan
untuk meningkatkan suasana akademik.

Dalam meningkatkan suasana akademik Sekolah Tinggi Teknologi


Banten menyelenggarakan beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Kuliah Umum
Untuk meningkatkan suasana akademik, kampus STT Banten juga
menyelenggarakan kuliah umum yang diselenggarakan pada saat kegiatan
Masa Orientasi Kampus yang menghadirkan pembicara dari berbagai
praktisi pendidikan dari dalam maupun luar STT Banten.
2. Literasi Membaca
Literasi membaca merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa STT
Banten dan untuk mengunjungi perpustakaan sebelum perkuliahan dimulai
yang melibatkan dosen pengampu mata kuliah dan mahasiswanya.
3. Bimbingan Kerohanian
Bimbingan kerohanian merupakan kegiatan keagamaan yang
diselenggarakan STT Banten dalam menguatkan pemahaman karakter
keislaman bagi sivitas akademika. Kegiatan kerohanian dilaksanakan pada
saat Masa Orientasi Kampus maupun pada hari-hari besar islam seperti
Maulid Nabi, Bulan Ramadhan.
4. Bedah Buku
Tujuan kegiatan bedah buku adalah untuk menambah wawasan dan informasi bagi
mahasiswa tentang perkembangan keilmuan yang semakin berkembang dan
menghidupkan suasana keakraban antar mahasiswa untuk mendiskusikan masalah yang
ditemui sehari-hari. Kegiatan bedah buku juga menghadirkan narasumber yang
menguasai dan memahami buku-buku yang terkait dengan perkembangan pendidikan
saat ini. Keterlaksanaan dan keberkalaan program dan kegiatan diluar kegiatan
pembelajaran terstruktur untuk meningkatkan suasana akademik. Contoh: kuliah

122 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


umum/studium generale, seminar ilmiah, bedah buku. Kegiatan ilmiah yang terjadwal
dilaksanakan setiap bulan.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator proses pendidikan lain berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui SN DIKTI. Data
indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji dan
dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
Adanya peraturan tentang pembuatan RPS dan bahan ajar, indikator
tambahan yang sudah ditetapkan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Banten
untuk melampaui standar SN-DIKTI adalah sebagai berikut:
1. Standar Penerimaan Mahasiswa Baru
2. Standar Pendaftaran Ulang Mahasiswa Lama
3. Standar Cuti Akademik
4. Standar Aktif Cuti Akademik
2. Standar Pembimbing Akademik
3. Standar Penetapan Dosen Pengajar
4. Standar Pengisian Kartu Rencana Studi
5. Standar Perubahan Rencana Studi
6. Standar Ujian Tengah Semester
7. Standar Ujian Akhir Semester
8. Standar Pelayanan Akademik
9. Standar Kerja Praktek
10. Standar Praktikum
11. Standar Pemasukan Nilai
12. Standar Semester Padat
13. Standar Seminar Judul
14. Standar Bimbingan Proposal
15. Standar Seminar Proposal
16. Standar Pembimbing Skripsi
17. Standar Bimbingan Skripsi
18. Standar Sidang Skripsi
19. Standar Yudisium
20. Standar Beban Kerja Dosen
21. Standar Evaluasi Kinerja Dosen
22. Standar Peninjauan Visi Misi Tujuan Sasaran
23. Standar Pembuatan Surat
24. Standar Ijin Observasi (Mahasiswa)
25. Standar Ijin Penelitian (Mahasiswa)
26. Standar Pelaksanaan Penelitian

123 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


6. Evaluasi Capaian Kinerja
Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan
metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap
capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung
keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan deskripsi
singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

Keberhasilan yang dilakukan oleh STT Banten terkait standar


pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Mengimplementasikan kurikulum SN-DIKTI yang mengacu pada KKNI.
Penerapan kurikulum yang mengacu pada SN-DIKTI sudah berlangsung
selama dua tahun yaitu Tahun Akademik 2018/2019 sampai dengan tahun
akademik 2019/2020.
2. Fasilitas Pendukung Proses Belajar Mengajar
Fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar bagi mahasiswa adalah
tersedianya handout matakuliah yang dibagikan secara gratis kepada
mahasiswa
3. Hasil survei kepuasaan mahasiswa
Survei kepuasaan mahasiswa terhadap layanan akademik dan non akademik
secara keseluruhan masuk ke adalam kategori baik
4. Hasil survei kinerja dosen dan layanan BAA
Faktor pendukung ketercapaian standar pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Waktu belajar mahasiswa yang fleksibel dengan pekerjaan
b. Pengembangan kurikulum
c. Keterlibatan pimpinan dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan
LLDIKTI
d. Adanya kegiatan bimbingan teknis penyusunan RPS
e. Tim SPMI yang melakukan monitoring dan evaluasi seperti pada kegiatan
UTS dan UAS
f. Adanya instrumen evalusi kinerja dosen
g. Adanya reward dari pimpinan kepada dosen dengan kinerja terbaik
Ketidakberhasilan STT Banten terkait standar pendidikan adalah sebagai

124 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


berikut :
1. Belum optimalnya sistem pembelajaran berbasis daring atau e-learning
2. Fasilitas pendukung e-learning masih belum optimal
3. RPS yang dikumpulkan masih belum mencapai 100%
Faktor penghambat ketercapaian standar pendidikan adalah sebagai berikut
:
1. Kesadaran dosen dalam mengikuti rapat/bimbingan teknis terkait proses
pembelajaran masih kurang
2. Kedisiplinan dosen dalam mengumpulkan RPS dan handout masih kurang
3. Kurangnya sosialisasi terkait proses pembelajaran e-learning.

7. Penjaminan Mutu Proses Pendidikan


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu proses
pendidikan yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan
serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini SPMI STT Banten
melakukan implementasi standar pendidikan dengan langkah-langkah yang
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draf standar pendidikan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi dir dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar
dengan melakukan pemeriksaan, pengeditikan bahasa dan verifikasi
pernyataan standar dengan indikator-indikatornya
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah
diperiksa dan memberikan masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standar
dan mengajukan pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk
membahas dan melakukan pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
Seluruh sivitas akademika melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai
dengan standard dan SOP yang telah ditetapkan sebagai berikut : Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi Pembelajaran, Standar Proses

125 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Pembelajaran, Standar Penilaian Pembelajaran, Standar Dosen dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran,
Standar Pengelolaan Pembelajaran dan Standar Pembiayaan
Pembelajaran,
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan
pemantauan secara periodik terhadap ketercapaian isi standar
pendidikan. Dalam melakukan pemantauan perlu memperhatikan:
 Pernyataan Standar Pendidikan
 SOP Kegiatan Akademik
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat
dan merekam hal-hal sebagai berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatan yang ditemui dan ketidaksesuaian dengan
standar pendidikan
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya
penyimpangan atau ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi
standar belum berhasil
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik
tentang semua hasil pengukuran yang dilakukan dan memberikan
laporan Ketua disertai dengan saran atau rekomendasi pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. SPMI memberikan catatan monitoring atau
evaluasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya kepada masing-masing
unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap
penyimpangan atau ketidaksesuaian isi standar pendidikan sesuai
kesepakatan yang telah ditentukan
c. SPMI akan memantau secara berkala hasil dari
tindakan korektif yang dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan
kegiatan kembali berjalan sesuai dengan isi standar pendidikan
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik
tentang segala hal yang terkait pengendalian standar kepada unit terkait,
Wakil Ketua Bidang Akademik dan Wakil Ketua Bidang Non Akademik
dan Ketua.
5. Peningkatan Standar
a. SPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau
evaluasi dan pengendalian standar pendidikan
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan

126 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


koordinasi dengan mengundang Ketua, Wakil Ketua, Ketua Program
Studi dan Unit terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar pendidikan yang
akan ditingkatkan dan mencapai kesepakatan untuk peningkatan standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan
revisi isi standar pendidikan sehingga menjadi standar baru yang lebih
tinggi dari standar sebelumnya
e. Unit terkait menempuh langkah atau prosedur
yang berlaku dalam penetapan standar pendidikan sebagai standar yang
baru.

8. Kepuasan Pengguna
1) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna proses pendidikan (terutama
mahasiswa), termasuk kejelasan instrumen yang digunakan, pelaksanaan,
perekaman, dan analisis datanya.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan mahasiswa yang
dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem.

Penilaian kepuasan mahasiswa terhadap layanan dan pelaksanaan proses


pendidikan dilakukan menggunakan angket tertutup yang diberikan kepada
mahasiswa untuk mengukur persentase atau tingkat kepuasan mahasiswa. Angket
dibuat berkaitan dengan penilaian terhadap aspek Keandalan (reliability):
kemampuan dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola dalam memberikan
pelayanan; daya tanggap (responsiveness): kemauan dari dosen, tenaga
kependidikan, dan pengelola dalam membantu mahasiswa dan memberikan jasa
dengan cepat; kepastian (assurance): kemampuan dosen, tenaga kependidikan,
dan pengelola untuk memberi keyakinan kepada mahasiswa bahwa pelayanan
yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan; empati (empathy):
kesediaan/kepedulian dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola untuk memberi
perhatian kepada mahasiswa; dan tangible: penilaian mahasiswa terhadap
kecukupan, aksesibitas, kualitas sarana dan prasarana.
Keberhasilan penyelenggaraan STT Banten sebagai unit kerja sangat
ditentukan oleh mutu pelayanan yang diberikan. Sistem mutu pelayanan yang telah
dilaksanakan perlu evaluasi untuk menjaga keberlangsungan berjalannya sistem
mutu dengan standar yang sudah ditetapkan. Pelayanan yang bermutu dapat
diidentifikasi melalui kepuasan mahasiswa. Informasi mengenai kepuasan
mahasiswa dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode survei. Metode
survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan
cara menyusun daftar pernyataan sesuai dengan aspek yang diukurnya yang
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner (sebagai instrumen).
Responden yang dimaksud adalah mahasiswa STT Banten yang aktif kuliah di
semester ganjil tahun akademik 2019-2020. Pada kuesioner yang dirancang,
terdapat lima aspek yang akan diukur yaitu aspek keandalan (reliability), daya
tanggap (responsiveness), Kepastian (assurance), Empati (empathy), dan

127 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Tangible. Kelima aspek yang diukur tersebut dipetakan lagi berdasarkan subjeknya
yaitu dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola prodi Teknik Informatika.
Berdasarkan penilaian mahasiswa melalui angket, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Analisis Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Pendidikan
70

60

50
Sangat Baik
40 Baik
Cukup
30 Kurang

20

10

0
Keandalan Daya Tanggap Kepastian Empati Tangible

Dari hasil survey di atas maka STT Banten merumuskan tindak lanjut
sesuai masing-masing indikator sebagai berikut :
1. Aspek keandalan: Meningkatkan Kemampuan Pelayanan Akademik secara
optimal
2. Aspek daya tanggap: Mengikuti pelatihan dan workshop dalam pelayanan prima
secara intensif dan berkesinambungan
3. Aspek Kepastian: Meninjau kembali kurikulum yang sudah tidak relevan dengan
perkembangan yang timbul di masyarakat
4. Aspek empati: Meningkatkan Pembimbingan Akademik dan Bimbingan
konseling secara teratur dalam setiap semester.
5. Aspek tangible: Menambah investasi yang memadai guna peningkatan kualitas
sarana dan prasarana

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Pendidikan serta Tindak


Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan pendidikan.
Simpulan hasil evaluasi dan tindak lanjut terkait bidang pendidikan
sebagai berikut:
1. Pemosisan:

128 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


a. Program studi telah menetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang
diturunkan dari profil lulusan dan capaian pembelajaran
b. Kurikulum yang diterapkan sudah sesuai dengan acuan SN-DIKTI dan KKNI
c. Proses pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai SN-DIKTI yaitu proses
pembelajaran dengan pendekatan SCAL (Student Center Active Leraning)
d. Rencana Pembelajaran Semester yang disusun dosen mata kuliah sudah
sesuai dengan SN-DIKTI
e. Instrumen evaluasi penilaian proses pembelajaran sudah mengacu SN-DIKTI
2. Masalah
a. Kedisiplinan dosen dalam mengumpulkan RPS dan Handout masih kurang
b. Bahan ajar yang disusun oleh dosen masih terbatas
c. Masih terdapat beberapa dosen yang memberikan bentuk pembelajaran yang
sifatnya teacher center
3. Akar masalah
a. Arsip dokumen prodi yang masih tercecer dan belum tersusun dengan baik
b. Proses dokumentasi beberapa kegiatan yang masih belum tersusun rapih
c. Database laporan kegiatan yang masih belum tersimpan dan terdokumentasi
dengan baik
Rencana perbaikan dan pengembangan ke depan yang dilakukan
STT Banten adalah sebagai berikut:
a. Peninjauan ulang dan pengembangan lebih lanjut terhadap kurikulum yang
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
b. Proses pembelajaran blended learning
c. Pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran berbasis e-learning
d. Monitoring dan evaluasi kehadiran mahasiswa dan dosen dalam proses
pembelajaran
e. Meningkatkan kualitas RPS dan handout sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
f. Pelaksanaan audit mutu internal yang konsisten di level prodi

129 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


C.7 Penelitian
1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait penelitian yang mencakup:
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian yang didasarkan atas
analisis internal dan eksternal, serta posisi dan daya saing perguruan tinggi.
1) Latar Belakang
Penelitian merupakan bagian integral dalam Tridarma Perguruan Tinggi yang harus
dilaksanakan bersama-sama dengan dharma pengabdian dan dharma pengajaran. Dalam
Tridarma PT, penelitian menduduki posisi sentral. Hasil-hasil penelitian strategis untuk
mengembangkan kegiatan yang unggul dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada
masyarakat. Melalui kegiatan penelitian, perguruan tinggi mengemban misi untuk
menghasilkan IPTEKS dan pemikiran baru, memutakhirkan pengetahuan dan kemampuan
agar fungsi perguruan tinggi dalam menghimpun, mengalihkan, mendesiminasikan, dan
menerapkan IPTEKS bagi kemajuan masyarakat lebih berdayaguna. Perguruan tinggi juga
mempunyai tugas mendesiminasikan hasil penelitian terapan, kaji tindak teknologi tepat
guna, untuk dimanfaatkan dalam kegiatan produktif dan peningkatan mutu kehidupan
masyarakat.
Penelitian dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa yang hasilnya harus
bermanfaat bagi pengembangan ilmu, teknologi, ataupun jasa perlu dilakukan secara
sistemik dengan keberlangsungan yang hasil akhirnya merupakan produk yang bernilai

130 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


daya guna tinggi. Untuk itu perlu dipetakan dengan diawali menghasilkan penelitian yang
mewadahi semua dosen dan mahasiswa STT Banten. Tenaga pendidik STT Banten saat
ini berjumlah 25 orang yang terdiri dari 9 orang dosen tetap dan 16 dosen tidak tetap,
dengan kualifikasi pendidikan S2 berjumlah 21 orang dan pendidikan S3 berjumlah 1
orang.

2) Tujuan
a. Komponen Konteks, Tingkat kesesuaian dengan visi, misi, tujuan, rencana strategis
(renstra) perguruan tinggi dan kebijakan pemerintah.
b. Komponen Input, Tingkat standar mutu input pendidikan dengan kebijakan yang
melibatkan pendidik, tenaga kependidikan, mahasiswa, kurikulum, sarana prasarana
dan sistem informasi yang ada di STT Banten.
c. Komponen Proses, Mutu kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam proses
pembelajaran dan proses pelayanan dengan diterapkannya kebijakan mutu.
d. Komponen Produk, Pelaksanaan kebijakan STT Banten terhadap produk-produk riset
berkualitas yang berguna bagi kemajuan Iptek, seni, dan pemecahan masalah
bidang pendidikan dan ilmu pendidikan yang menghasilkan publikasi ilmiah pada
jurnal nasional tidak terakreditasi maupun terakreditasi disertai publikasi ilmiah pada
seminar nasional atau prosiding.

3) Rasional
Dalam rangka menjamin kualitas penelitian STT Banten, perlu ditetapkan standar
proses penelitian yang akan menjadi pedoman dan tolak ukur pelaksanaan kegiatan
penelitian bagi seluruh sivitas akademika dosen STT Banten. Standar proses penelitian
ini merupakan kriteria minimal tentang kegiatan penelitian yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.

4) Mekanisme
Pasal 4 Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang SPM Dikti (1) Perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan pengembangan SPMI dan SPME
didasarkan pada Standar Pendidikan Tinggi. (2) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas:
a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan b. Standar Pendidikan Tinggi yang
Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi. (3) Standar Nasional Pendidikan Tinggi disusun dan
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan ditetapkan dalam
Peraturan Menteri. (4) Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan oleh Perguruan
Tinggi disusun dan dikembangkan oleh perguruan tinggi dan ditetapkan dalam
peraturan pemimpin perguruan tinggi bagi PTN, atau peraturan badan hukum
penyelenggara bagi PTS, setelah disetujui senat pada tingkat perguruan tinggi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan penelitian yang mencakup
perencanaan (termasuk arah dan fokus penelitian), pelaksanaan, dan pelaporan

131 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


penelitian serta panduan penelitian.
1. Perencanaan
Tema-tema unggulan tadi bisa dijabarkan ke dalam topik-topik
penelitian yang beragam, menarik, dan penting. Berdasarkan tema serta
topik di atas, peluang untuk pelaksanaan penelitian yang multidispliner dan
sekaligus bermanfaat bagi masyarakat terbuka lebar. Tema-tema unggulan
institusi diharapkan bisa diteliti secara berkelanjutan dari perspektif bidang-
bidang tersebut, sedemikian rupa sehingga melalui kegiatan penelitiannya
yang bermutu tinggi STT Banten dapat berkontribusi dalam mewujudkan
masyarakat yang semakin bermartabat.
2. Pelaksanaan
Peneliti wajib melaksanakan kegiatan penelitian sesuai desain dan
rencana yang telah dituangkan dalam usulan penelitian, peneliti wajib
mematuhi etika penelitian dan SOP penelitian, pada tengah program,
peneliti wajib mengikuti monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh LPPM
STT Banten, dan pada akhir program, peneliti wajib menyerahkan laporan
akhir penelitian, laporan penggunaan dana penelitian, dan luaran (output)
sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian seperti yang dijanjikan dalam
usulan penelitian.
3. Pelaporan Penelitian Serta Panduan Penelitian
Peneliti wajib mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk
buku dan/atau artikel jurnal (prioritas jurnal nasional terakreditasi atau jurnal
internasional). Pada akhir penelitian peneliti wajib mengikuti dan
mempresentasikan hasil penelitiannya dalam seminar hasil penelitian yang
diadakan oleh LPPM STT Banten. Peneliti juga didorong untuk
mempresentasikan hasil penelitiannya pada suatu seminar ilmiah /
konferensi berreputasi, sedapat mungkin pada tingkat nasional dan/atau
internasional.
Standar penelitian yang ditetapkan yang mengacu pada SN-Dikti
adalah sebagai berikut :
a) Standar Hasil Penelitian
b) Standar Isi Penelitian
c) Standar Proses Penelitian
d) Standar Penilaian Penelitian
e) Standar Peneliti
f) Standar Sarpras Penelitian
g) Standar Pengelolaan Penelitian
h) Standar Pendanaan & Pembiayaan Penelitian

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian

132 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


standar terkait penelitian di perguruan tinggi yang mencakup aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian, yang memenuhi dan/atau
melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pada bagian ini juga harus
diuraikan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mencapai standar yang
telah ditetapkan serta mekanisme kontrol pencapaiannya.
Startegi yang dilakukan dikembangkan STT Banten terkait penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun dokumen kebijakan road map penelitian unggulan STT Banten
2. Menyusun dokumen Rencana Induk Penelitian
3. Program pembinaan penelitian dosen muda
4. Pembuatan SOP Penelitian
5. Pembuatan Jurnal dimasing-masing Program studi
6. Memfasilitasi dana penelitian mandiri
7. Memfasilitasi peningkatan mutu penelitian dengan bimtek penyusunan
proposal penelitian dosen pemula.
8. Mengadakan workshop penulisan jurnal nasional terakreditasi
9. Mengadakan workshop penulisan proposal penelitian bagi dosen pemula
10. Memfasilitasi dosen membuat modul dan buku ajar
11. Mendorong dosen untuk melaksanakan penelitian kolaboratif dengan
mahasiswa
12. Mendorong dosen untuk mengajukan HKI
13. Memberikan prioritas pendanaan kepada dosen yang mampu membuat artikel
yang diterbitkan dijurnal Nasional terakreditasi atau jurnal internasional
terindeks
14. Memberikan pendanaan kepada dosen untuk mengikuti kegiatan seminar
nasional dan penulisan paper atau prosiding
15. Memberikan akses jurnal online bagi dosen
16. Pembuatan akun dosen pada simlitabmas.ristekditi.go.id

4. Indikator Kinerja Utama


1) Ketersediaan dokumen formal Rencana Strategis Penelitian yang memuat
landasan pengembangan, peta jalan, sasaran program strategis dan indikator
kinerja, serta pelaksanaan rencana strategis.
2) Ketersediaan pedoman penelitian dan bukti sosialisasinya.
3) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses penelitian mencakup tata cara
penilaian dan review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis hasil penilaian
usul penelitian, legalitas penugasan peneliti/kerjasama peneliti, berita acara hasil
monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi output penelitian.
4) Dokumentasi pelaporan penelitian oleh pengelola penelitian kepada pimpinan
perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana.

133 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


5) Keberadaan kelompok riset dan laboratorium riset yang fungsional.
Penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa yang dihasilkan dalam kurun waktu 3
tahun terakhir berjumlah 46 penelitian. Dosen STT Banten melakukan penelitian dengan
melibatkan mahasiswa berpedoman pada Road Map penelitian yang sudah di tetapkan
oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STT Banten yaitu terkait
dengan penyediaan atmosfir yang mendukung pelaksanaan riset yang unggul, termasuk
prasarana dan sarana, dana, sistem, maupun sumberdaya manusia; peningkatan
kerjasama penelitian dengan lembaga-lembaga penelitian, nasional maupun
internasional; dan penataan kelembagaan penelitian yang mengarah kepada peningkatan
profesionalisme, efisiensi dan kebutuhan.
Jumlah penelitian yang dilakukan di STT Banten direpresentasikan dalam diagram
di bawah ini.
PENELITIAN

TS-2 TS-1 TS

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang di


lakukan oleh Dosen dan melibatkan mahasiswa di STT Banten dalam kurun waktu 3
tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah penelitian. Adapun rincian dari penelitian
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian berjumlah 3 yang dilaksanakan pada tahun akademik 2016 - 2017.
2. Penelitian berjumlah 4 yang dilaksanakan pada tahun akademik 2017 – 2018.
3. Penelitian berjumlah 5 yang dlaksanakan pada tahun akademik 2018 – 2019.
STT Banten telah menetapkan kebijakan kepada seluruh dosen tetap untuk
melakukan penellitian minimal satu kegiatan penelitian setiap tahunnya.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja penelitian lain berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui SN DIKTI. Data
indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji dan
dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
Indikator kinerja tambahan yang ditetapkan STT Banten untuk
melampaui SN-DIKTI adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah penelitian dosen dari 1 penelitian dalam setahun
menjadi 2 penelitian dalam setahun.

134 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


2. Melaksanakan kegiatan seminar nasional untuk semua program studi
setiap tahun
3. Meningkatkan status jurnal ilmiah di STT Banten menjadi terakreditasi DIKTI
4. Memotivasi peningkatan jumlah dosen yang memperoleh hibah penelitian
dari DIKTI melalui pelatihan stimulus penelitian yang dilaksanakan secara
berkala
5. Melibatkan mahasiswa dalam penelitian dosen dari dua mahasiswa per
penelitian dosen menjadi empat mahasiswa per penelitian dosen.
6. Menetapkan payung penelitian yang memfasilitasi pengembangan model-
model pembelajaran inovatif beserta perangkat pembelajarannya

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan
metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap
capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung
keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan deskripsi
singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.
1. Keberhasilan
a. Penelitian yang dilakukan dosen dalam 3 tahun terakhir menghasilkan 46
penelitian dosen dan penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa
b. Hasil penelitian dipublikasikan ke dalam jurnal nasional dan jurnal NANO
yang dikelola oleh STT Banten
c. Dana penelitian yang dikeluarkan berasal dari Yayasan dan mandiri
2. Ketidakberhasilan
a. Dosen masih belum mengikuti hibah penelitian yang didanai oleh
Kemernristedik atau sponsori
b. Keterbatasan infomasi terkait program hibah penelitian
c. Kekurangan dalam mengikuti pelatihan pembuatan penelitian
d. Sebagian dosen belum melaksanakan penelitian
3. Akar masalah
a. Komitmen dosen dalam melakukan penelitian
b. Suasana akademik di prodi masih terfokus pada proses pembelajaran
c. Kurangnya kordinasi dan motivasi untuk mengembangkan penelitian dosen
dan mahasiwa
d. Penelitian yang dihasilkan tanpa adanya rambu-rambu/SOP terkait kegiatan
penelitian
4. Factor pendukung
a. Sumber Daya Dosen yang tercukupi di STT Banten
b. Sumber Dana yang mencukupi untuk kebutuhan penelitian

135 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


5. Factor penghambat
a. Kesibukan mengajar dosen
b. Kurangnya motivasi dalam melakukan penelitian
c. Tidak mengikuti SOP terkait dengan kegiatan penelitian
6. Tidak lanjut
a. Mendorong dosen tetap untuk mengikuti program hibah penelitian dosen
pemula
b. Membuat akun penelitian dosen melalui simlitabmas.ristekdikti.go.id.
c. Mengikuti pelatihan, seminar atau webinar untuk penunjang kegiatan
penelitian dosen.

7. Penjaminan Mutu Proses Penelitian


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu proses penelitian
yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta
dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini SPMI STT Banten
melakukan implementasi standar penelitian dengan langkah-langkah yang
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draf standar Penelitian dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan
pemeriksaan, pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan standar
dengan indikator-indikatornya
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan memberikan
masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standar dan mengajukan
pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
a. Dosen dan Mahasiswa melaksanakan kegiatan penelitian sesuai dengan
standard dan SOP yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1) Standar Hasil Penelitian
2) Standar Isi Penelitian
3) Standar Proses Penelitian
4) Standar Penilaian Penelitian

136 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


5) Standar Peneliti
6) Standar Sarana dan Prasarana Penelitian
7) Standar Pengelolaan Penelitian
8) Standar Pembiayaan Penelitian
9) SOP Seleksi hasil penelitian
10)SOP Kerjasama penelitian dengan pihak pemerintah, swasta dan
industri
11)SOP Kegiatan penelitian
12)SOP mutu penelitian
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara periodik
terhadap ketercapaian isi standar penelitian. Dalam melakukan pemantauan
perlu memperhatikan:
 Pernyataan Standar Penelitian
 SOP Kegiatan Penelitian
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal sebagai
berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatanyang ditemui dan ketidaksesuain dengan
standar penelitian
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan atau
ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar belum berhasil
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai dengan
saran atau rekomendasi pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. SPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan pada
tahap sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan atau
ketidaksesuaian isi standar pendidikan sesuai kesepakatan yang telah
ditentukan
c. SPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif yang
dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan penelitian
kembali berjalan sesuai dengan isi standar penelitian
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal yang
terkait pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua Bidang
Akademik dan Wakil Ketua Bidang Non Akademik dan Ketua.
5. Peningkatan Standar
a. SPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau evaluasi dan pengendalian

137 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


standar penelitian
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan koordinasi dengan mengundang
Ketua, Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Unit terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar penelitian yang akan ditingkatkan dan
mencapai kesepakatan untuk peningkatan standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan revisi isi standar penelitian
sehingga menjadi standar baru yang lebih Tinggi dari standar sebelumnya
a. Unit terkait menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam penetapan
standar penelitian sebagai standar yang baru.

8. Kepuasan Pengguna
1) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna proses penelitian (peneliti
dan mitra), termasuk kejelasan instrumen yang digunakan, pelaksanaan,
perekaman, dan analisis datanya.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan peneliti dan mitra
yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan
tersistem.
Pengukuran kepuasan peneliti terhadap layanan dan pelaksanaan proses
penelitian dengan menggunakan Instrumen angket. Instrument angket disusun
berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Kesopanan dan keramahan instansi/sekolah tempat selama kegiatan penelitian
2. Kecepatan dalam memberikan data yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian
3. Kemudahan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian
4. Kemudahan dalam memberikan sarana yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian

Setelah instrumen disusun sesuai dengan indiaktor yang telah ditetapkan selanjutnya
proses penyebaran angket memanfaatkan fitur pada google yang disebut google form agar
pelaksanaan surver lebih efektif dan efisien. Adapun Hasil kepuasan peneliti terkait
pelaksanaan proses penelitian direpresentasikan dalam bentuk diagram batang
sebagaimana berikut.
1. Kesopanan dan keramahan instansi/sekolah tempat selama kegiatan penelitian

5%
16%
12%

Sangat Memuaskan
Memuaskan
Kurang Memuaskan
Tidak Memuaskan

67%

Kesopanan dan keramahan instansi/sekolah tempat selama kegiatan penelitian,

138 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


peneliti menjawab 16 % Sangat Memuaskan, 67% memuaskan, 12% kurang memuaskan,
dan 5% tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa peneliti merasa nyaman melakukan
penelitian di instansi/sekolah yang dijadikan lokasi penelitian.

2. Kecepatan dalam memberikan data yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian

5%
15%

30% Sangat Memuaskan


Memuaskan
Kurang Memuaskan
Tidak Memuaskan

50%

Kecepatan dalam memberikan data yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian,


peneliti menjawab 15% Sangat Memuaskan, 50% memuaskan, 30% kurang memuaskan,
dan 5% tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa peneliti merasa puas dengan data
yang didapatkan di lokasi/instansi tempat penelitian.

3. Kemudahan dalam memberikan informasi selama kegiatan penelitian

5% 11%

22%
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Kurang Memuaskan
Tidak Memuaskan

62%

Kemudahan dalam memberikan informasi selama kegiatan penelitian, peneliti


menjawab 11% Sangat Memuaskan, 62% memuaskan, 22% kurang memuaskan, dan 5%
tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa peneliti merasa puas dengan infomasi yang
didapatkan di lokasi/instansi tempat penelitian.

139 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


4. Kemudahan dalam memberikan sarana yang dibutuhkan selama kegiatan penelitian.

5%
25%

Sangat Memuaskan
Memuaskan
40%
Kurang Memuaskan
Tidak Memuaskan

30%

Kemudahan dalam memberikan sarana yang dibutuhkan selama kegiatan


penelitian, peneliti menjawab 40% memuaskan, 30% kurang memuaskan, 5% sangat
memuaskan, dan 25% tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa instansi/sekolah tidak
menyediakan sarana yang dibutuhkan selama penelitian sehingga peneliti sendiri yang
menyiapkan sarana dan prasaran dalam mendukung proses penelitiannya

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Penelitian serta Tindak


Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan penelitian.
1) Pemosisian: Sudah tersedianya dokumen Stnadar SN-DIKTI
2) Masalah
1. Kesibukan mengajar dosen
2. Kurangnya motivasi dalam melakukan penelitian
3. Tidak mengikuti SOP terkait dengan kegiatan penelitian
3) Akar masalah
1. Komitmen dosen STT Banten dalam melaksanakan penelitian
2. Suasana akademik di prodi masih terfokus pada proses pembelajaran
3. Kurangnya kordinasi dan motivasi untuk mengembangkan penelitian
dosen dan mahasiwa
4. Penelitian yang dihasilkan tanpa adanya rambu-rambu/SOP terkait
kegiatan penelitian

4) Rencana perbaikan dan pengembangan


1. Mendorong dosen tetap untuk mengikuti program hibah penelitian dosen
pemula
2. Publikasi Hasil Penelitian di Jurnal
3. Publikasi Hasil Penelitian dalam Bentuk Buku

140 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


4. Hasil Penelitian untuk Pengembangan Masyarakat
5. Mengusahakan HKI
6. Membuat akun penelitian dosen melalui simlitabmas.ristekdikti.go.id.

C.8 Pengabdian kepada Masyarakat


1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait Pengabdian kepada Masyarakat
(PkM) yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan PkM yang
didasarkan atas analisis internal dan eksternal, serta posisi dan daya saing
perguruan tinggi.

Sama dengan kegiatan penelitian, kegiatan pengabdian kepada


masyarakat juga wajib dilakukan oleh dosen disamping tugas pertamanya
adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran seperti yang tertulis pada
Tridarma. Selain sebagai kewajiban dosen, kegiatan pengabdian kepada
masyarakat juga bertujuan untuk mengembangkan potensi dan
memberdayakan masyarakat luas khususnya di sekitar wilayah perguruan
tinggi yang bersangkutan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga
berguna untuk memberikan manfaat dengan adanya perguruan tinggi di
lingkungan masyarakat. Sehingga fokus perguruan tinggi bukan hanya
untuk menghasilkan lulusan, tetapi juga memberikan manfaat kepada
sesama. Sebelum melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
perlu dilakukan perencanaan dan peninjauan daerah agar kegiatan tersebut
dapat berlangsung tepat pada sasaran dan sesuai dengan tujuan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga harus disesuaikan
dengan keadaan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan. Pelaksanaan
kegiatan PkM juga seharusnya diutamakan terlebih dahulu untuk
masyarakat kota serang yang menjadi kota dimana STT Banten berada.
Untuk menjamin keberlangsungan kegitan PkM ini, maka kegiatan dilakukan
secara terstuktur dan berkala dan kemudian dilakukan pelaporan hasil
kegiatan PkM tersebut. Sesuai dengan STT Banten maka kegiatan PkM
juga sebagian besar memberikan pelatihan kepada masyarakat di bidang
informatika.

141 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Sesuai dengan Tridarma perguruan tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada
masyarakat, maka tanggung jawab seorang dosen setelah mengajar mahasiswa di
kampus adalah mentransfer, mentransformasikan, dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya dari kampus kepada masyarakat. Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)
merupakan salah satu pilar Tridarma Perguruan Tinggi yang meliputi kegiatan pendidikan
dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat (PkM) melibatkan
mahasiswa. Tujuan pengabdian kepada masyarakat (PkM) di perguruan tinggi adalah:
a. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang sesuai dengan
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. mengembangkan model pemberdayaan masyarakat;
c. meningkatkan kapasitas pengabdian kepada masyarakat;
d. memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan,
atau persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung;
e. melakukan kegiatan yang mampu memberdayakan masyarakat pada semua
strata, secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya; dan
f. melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan
martabat manusia berkeadilan gender dan inklusi social serta kelestarian sumber
daya alam.
Tujuan program pengabdian kepada masyarakat (PkM) adalah:
a. Membentuk/memberdayakan sekelompok masyarakat yang mandiri secara
ekonomi;
b. Membantu menciptakan ketentraman, dan kenyamanan dalam kehidupan
bermasyarakat;
c. Meningkatkan keterampilan berpikir, membaca dan menulis atau keterampilan
lain yang dibutuhkan masyarakat.
d. Membantu lembaga pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
e. Membantu aparat pemerintahan melaksanakan birokrasi pemerintahan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ditujukan untuk
memanfaatkan dan menerapkan hasil penelitian maupun hasil pendidikan
oleh asisten dosen, dosen, peneliti, maupun mahasiswa di STT Banten
kepada masyarakat. Hal ini mengakibatkan adanya kebutuhan untuk
menetapkan standar hasil pengabdian kepada masyarakat yang akan
menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut, baik bagi
ketua, pembantu ketua, ketua program studi, dosen, asisten dosen,
maupun mahasiswa yang bertanggungjawab dalam perannya sebagai
sivitas akademika yang mengabdi untuk masyarakat. Selanjutnya, STT
Banten secara periodik dan terus menerus melakukan evaluasi, koreksi, dan
peningkatan mutu pengabdian kepada masyarakat guna memberikan
kepuasan kepada para pemangku kepentingan.

142 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan dan panduan PkM yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan PkM.

Kebijakan pengabdian kepada masyarakat (PkM) difokuskan untuk


mendorong terwujudnya pengabdian yang bermutu dan sinergis pada
masyarakat pendidikan khususnya dan masyarakat luas umumnya,
sehingga melahirkan kegiatan dan hasil pengabdian yang terkait pada
pendidikan dan penelitian, memberdayakan masyarakat, memperkuat
kemitraan dengan pemerintah pusat dan daerah serta sektor swasta,
menyediakan layanan pendidikan di sekolah dan luar sekolah kepada
masyarakat luas. Kebijakan yang ditetapkan STT Banten terkait Pengabdian
kepada Masyarakat (PkM) sebagai berikut :
1. Peningkatan relevansi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
didukung oleh hasil-hasil penelitian untuk mewujudkan keunggulan STT
Banten
2. Peningkatan relevansi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dicapai
melalui penerapan sistem penjaminan mutu yang efektif, termasuk optimalisasi
mekanisme monitoring dan evaluasi setiap kegiatan
3. Peningkatan motivasi dan kemampuan dosen dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
4. Peningkatan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan pengabdian
kepada masyarakat;
5. Peningkatan kapasitas dan kualitas manajemen pengabdian kepada
masyarakat melalui penataan kembali peran dan fungsinya dan penyehatan
organisasi/unit terkait;
6. Peningkatan peran nyata STT Banten dalam pembangunan bangsa sekaligus
peningkatan kegiatan layanan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, Sekolah Tinggi Teknologi Banten diharapkan dapat
mengelola pengabdian kepada masyarakat yang memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Ruang lingkup Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat;
2. Standar isi pengabdian kepada masyarakat;
3. Standar proses pengabdian kepada masyarakat;
4. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;
5. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
6. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;
7. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan
8. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
Sekolah Tinggi Teknologi Banten mendorong dan memfasilitasi para dosen

143 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


dalam melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat guna
mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi, daya saing bangsa, dan
kesejahteraan rakyat secara terprogram dan berkelanjutan. Secara umum,
tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Sekolah Tinggi Teknologi
Banten terdiri dari permintaan proposal, seleksi proposal, penandatanganan
kontrak dan pelaksanaan, pelaporan, dan seminar hasil. Upaya yang
dilakukan LPPM bertujuan agar tujuan dan standar pengabdian kepada
masyarakat di Sekolah Tinggi Teknologi Banten dapat dicapai.
Program pengabdian kepada masyarakat STT Banten mencakup tiga tema utama
sesuai dengan Road Map Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Teknologi
Banten 2016-2021 yaitu:

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait PkM di perguruan tinggi yang mencakup: perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan PkM, yang memenuhi dan/atau melampaui
Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pada bagian ini juga harus diuraikan
sumber daya yang akan dialokasikan untuk mencapai standar yang telah
ditetapkan serta mekanisme kontrol pencapaiannya.
Strategi yang dilakukan dikembangkan STT Banten terkait penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun dokumen kebijakan roadmap pengabdian kepada masyarakat
unggulan STT Banten
b. Menyusun dokumen rencana induk pengabdian kepada masyarakat
c. Program pembinaan pengabdian kepada masyarakat
d. Pembuatan SOP pengabdian kepada masyarakat
e. Pembuatan Jurnal dimasing-masing Program studi
f. Memfasilitasi dana pengabdian kepada masyarakat mandiri
g. Memfasilitasi peningkatan mutu pengabdian kepada masyarakat dengan

144 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


bimtek penyusunan proposal pengabdian kepada masyarakat dosen pemula
h. Mengadakan workshop perencanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat
a. Mengadakan pelatihan pelaksaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
b. Mengadakan pelatihan penulisan pelaporan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat
c. Mengadakan workshop mengenai daerah-daerah potensial di sekitar
perguruan tinggi
d. Mengadakan workshop mengenai cara pemberdayaan masyarakat
e. Mengadakan dana khusus kegiatan pengabdian kepada masyarakat
f. Membuat jadwal kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara
terprogram

4. Indikator Kinerja Utama


1) Ketersediaan dokumen formal Renstra PkM yang memuat landasan
pengembangan, peta jalan, sasaran program strategis dan indikator kinerja, serta
pelaksanaan Renstra PkM.
2) Ketersediaan pedoman PkM dan bukti sosialisasinya.
3) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses PkM mencakup tata cara penilaian
dan review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis hasil penilaian usul PkM,
legalitas penugasan pengabdi/kerjasama PkM, berita acara hasil monitoring dan
evaluasi, serta dokumentasi luaran PkM.
4) Dokumentasi pelaporan PkM oleh pengelola PkM kepada pimpinan perguruan tinggi
dan mitra/pemberi dana.

Landasan pengembangan Renstra Pengabdian Masyarakat tahun 2016-


2021 telah digariskan dalam visi dan misi STT Banten yang ditetapkan. Dalam
implementasinya, penjabaran visi dan misi dilakukan dengan mempertimbangkan
peran, tuntutan, dan tanggung jawab STT Banten di tingkat regional, nasional,
dan lokal dengan mengacu pada perundangan, peraturan, dan regulasi yang
berlaku.
Program pengabdian kepada masyarakat STT Banten mencakup tiga tema
utama sesuai dengan Peta Jalan Pengabdian kepada Masyarakat STT Banten
2016-2021 yaitu:
1. Pengetahuan di bidang Teknik

145 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


2. Aplikasi di bidang Teknik
3. Inovasi di bidang Teknik
Indikator Kinerja Utama:
1. Kegiatan PKM menyesuaikan dengan bidang kajian
2. Kegiatan PKM berkaitan dengan teknologi dalam bidang teknik
3. Kegiatan PKM melatih kemandirian dalam bidang teknik

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja PkM lain berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui SN DIKTI. Data
indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji, dan
dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.

Indikator tambahan yang sudah ditetapkan oleh STT Banten untuk melampaui
standar SN-DIKTI adalah sebagai berikut:
1. Secara Kualitatif
a) Hasil PKM disusun dalam bentuk bahan ajar perkuliahan dan umum,
b) Hasil PKM bisa dijadikan bahan ajar SMK
c) Hasil PKM dapat dijadikan media pembelajaran
2. Secara Kuantitatif
a) SOP pelaksanaan PkM
b) SOP pelaporan PkM
c) SOP evaluasi PkM
d) SOP sistematika proposal PkM

Standar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM):


a. Standar isi PkM
b. Standar proses PkM
c. Standar penilaian PkM
d. Standar pelaksana PkM
e. Standar sarana dan prasarana PkM
f. Standar pengelolaan PkM
g. Standar pendanaan dan pembiayaan PkM

146 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


6. Evaluasi Capaian Kinerja
Berisi deskripsi dan analisi keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan pencapaian
standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan metoda
yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap capaian
kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung
keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan deskripsi
singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

Keberhasilan yang sudah mampu dicapai oleh STT Banten adalah


adanya kegiatan PkM sederhana yang dilakukan oleh dosen dan
disusunnya proposal atau rancangan kegiatan Pengabdian kepada
Masyarakat (PkM) yang dapat segera dilakukan. Ketidakberhasilan yang
dialami adalah dosen yang masih belum mendapat dana atau sponsor dan
komitmen dosen yang masih rendah, suasana akademik masih terfokus
pada proses pendidikan dan pengajaran, kurangnya koordinasi dan motivasi
dari pimpinan. Faktor pendukung yang dimiliki adalah sumber daya dosen
yang tercukupi. Faktor penghambat yang ada adalah kesibukan mengajar
dosen, kurangnya pimpinan dalam memberikan motivasi kepada dosen
untuk melakukan PkM, minimnya SOP terkait dengan kegiatan PkM. Tidak
lanjut yang akan dilakukan adalah mendorong komitmen dosen dan
memfasilitasi kegiatan PkM dosen, mendorong dosen tetap untuk mengikuti
program hibah PkM, dan membuat akun penelitian dan PkM dosen melalui
simlitabmas.ristekdikti.go.id.

7. Penjaminan Mutu PkM


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu PkM yang
ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta dilakukan
upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.

Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini SPMI STT Banten melakukan
implementasi Standar Pengabdian kepada Masyarakat yang meliputi
Standar Hasil PkM, Standar Isi PkM, Standar Proses PkM, Standar
Penilaian PkM, Standar Pelaksana PkM, Standar Sarana dan Prasarana

147 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


PkM, Standar Pengelolaan PkM dan Standar Pembiayaan PkM. Adapun
langkah-langkah yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draf standar PkM dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan
pemeriksaan, pengeditan bahasa dan verifikasi pernyataan standar dengan
indikator-indikatornya
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan memberikan
masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standar dan mengajukan
pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
Dosen dan Mahasiswa melaksanakan kegiatan PkM sesuai dengan
standard dan SOP yang telah ditetapkan
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara periodik
terhadap ketercapaian isi standar PkM. Dalam melakukan pemantauan perlu
memperhatikan:
 Pernyataan Standar PkM
 SOP Kegiatan PkM
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal sebagai
berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatan yang ditemui dan ketidaksesuaian dengan

148 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


standar PkM
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan atau
ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar belum berhasil
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai dengan
saran atau rekomendasi pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. SPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan pada
tahap sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan atau
ketidaksesuaian isi standar pendidikan sesuai kesepakatan yang telah
ditentukan
c. SPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif yang
dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan penelitian
kembali berjalan sesuai dengan isi standar PkM
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal yang
terkait pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua Bidang
Akademik dan Wakil Ketua Bidang Non Akademik dan Ketua.
5. Peningkatan Standar
a. SPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau evaluasi dan pengendalian
standar PkM
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan koordinasi dengan mengundang
Ketua, Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Unit terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar PkM yang akan ditingkatkan dan mencapai
kesepakatan untuk peningkatan standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan revisi isi standar PkM
sehingga menjadi standar baru yang lebih tinggi dari standar sebelumnya
e. Unit terkait menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam
penetapan standar PkM sebagai standar yang baru.

149 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


8. Kepuasan Pengguna
1) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna proses PkM (pengabdi dan
mitra), termasuk kejelasan instrumen yang digunakan, pelaksanaan, perekaman dan
analisis datanya.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan pengabdi dan
mitra yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan
tersistem.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur proses pelaksanaan


kegiatan PkM dalah dengan menggunakan instrument angket. Instrumen
angket disusun berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Pemilihan lokasi tempat PkM
2. Keterlibatan mahasiswa di lokasi PkM
3. Kesesuaian bentuk kegiatan di lokasi PkM
4. Respon Mitra terhadap kegiatan PkM
5. Respon masyarakat terhadap kegiatan PkM
Setelah instrumen disusun sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan selanjutnya proses penyebaran angket memanfaatkan fitur pada
google yang disebut google form agar pelaksanaan survei lebih efektif dan
efisien. Adapun Hasil kepuasan terkait pelaksanaan kegiatan PkM
direpresentasikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana berikut.
1. Pemilihan lokasi tempat PkM

150 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


2%

16%

34%

Sangat memuaskan
Memuaskan
Kurang memuaskan
Tidak memuaskan

48%

Pemilihan lokasi tempat PkM responden menjawab 34% sangat puas,


48% memuaskan, 16% kurang memuaskan, dan 2% tidak memuaskan.
Dapat disimpulkan bahwa pemilihan lokasi tempat PkM yang dilakukan oleh
STT Banten rata-rata masyarakat menjawab sangat puas terhadap
keberadaan kegiatan PkM.

2. Keterlibatan mahasiswa di lokasi PkM


5%

27%
19%

Sangat memuaskan
Memuaskan
Kurang memuaskan
Tidak memuaskan

49%

Keterlibatan mahasiswa di lokasi PkM responden menjawab 27%


Sangat Memuaskan, 49% memuaskan, 19% kurang memuaskan, dan 5%
tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan mahasiswa di

151 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


lokasi tempat PkM yang dilakukan oleh STT Banten sangat membantu
masyarakat.

3. Kesesuaian bentuk kegiatan di lokasi PkM


4%
5%

33%

Sangat memuaskan
Memuaskan
Kurang memuaskan
Tidak memuaskan

58%

Kesesuaian bentuk kegiatan di lokasi PkM responden menjawab 33%


Sangat Memuaskan, 58% memuaskan, 5% kurang memuaskan, dan 4%
tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di lokasi PkM sudah sangat sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

4. Respon Mitra terhadap kegiatan PkM


6%

8% 18%

Sangat memuaskan
Memuaskan
Kurang memuaskan
Tidak memuaskan

68%

152 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Respon mitra terhadap kegiatan PkM responden menjawab 18%
Sangat Memuaskan, 68% memuaskan, 8% kurang memuaskan, dan 6%
tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa respon positif mitra terhadap
kegiatan PkM yang dilakukan dosen dan mahasiswa di lokasi PkM rata-rata
merasa puas.

5. Respon masyarakat terhadap kegiatan PkM

2% 1%

24%

Sangat memuaskan
Memuaskan
Kurang memuaskan
Tidak memuaskan

73%

Respon masyarakat terhadap kegiatan PkM responden menjawab 73%


Sangat Memuaskan, 24% memuaskan, 2% kurang memuaskan, dan 1%
tidak memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa respon positif masyarakat
terhadap kegiatan PkM yang dilakukan dosen dan mahasiswa di lokasi
PkM rata-rata merasa puas.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar PkM serta Tindak Lanjut


Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan PkM.

1. Masalah
a. Kemampuan dosen untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat
sebagian dosen belum merata;
b. Pengabdian kepada masyarakat belum terarah secara sistematis;

153 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


c. Serapan pendanaan pengabdian kepada masyarakat baik hibah internal dan
eksternal masih rendah;
d. Rendahnya keterkaitan antara pengabdian kepada masyarakat dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan/pengajaran;
e. Kuantitas program kemitraan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
masih sedikit;
2. Akar masalah
a. Beberapa Arsip dokumen prodi yang masih tercecer dan belum tersusun
dengan baik.
b. Proses dokumentasi beberapa kegiatan yang masih belum tersusun rapih.
c. Database laporan kegiatan yang masih belum tersimpan dan terdokumentasi
dengan baik.
Kegiatan peningkatan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
harus lebih diperhatikan kembali dan dilaksanakan agar dapat melampaui
standar SN-DIKTI. Keberhasilan yang sudah mampu dicapai oleh STT
Banten adalah adanya kegiatan PkM sederhana yang dilakukan oleh dosen
dan disusunnya proposal atau rancangan kegiatan Pengabdian kepada
Masyarakat (PkM) yang dapat segera dilakukan. Ketidakberhasilan yang
dialami adalah dosen yang masih belum mendapat dana atau sponsor dan
komitmen dosen yang masih rendah, suasana akademik masih terfokus
pada proses pendidikan dan pengajaran, kurangnya koordinasi dan motivasi
dari pimpinan. Faktor pendukung yang dimiliki adalah sumber daya dosen
yang tercukupi. Faktor penghambat yang ada adalah kesibukan mengajar
dosen, kurangnya pimpinan dalam memberikan motivasi kepada dosen
untuk melakukan PkM, minimnya SOP terkait dengan kegiatan PkM. Tidak
lanjut yang akan dilakukan adalah mendorong komitmen dosen dan
memfasilitasi kegiatan PkM dosen.
Bentuk dukungan institusi yang bersifat yuridis formal adalah
diterbitkannya pedoman pengabdian yang mengatur kegiatan pengabdian
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaporan
serta pengelolaan pengabdian. Dukungan lain sesuai dengan amanah
Undang-undang Pendidikan Tinggi no. 12 tahun 2012 dan Peraturan
Pemerintah No 4 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi
dan pengelolaan perguruan tinggi adalah dalam bentuk penetapan skema
pengabdian. STT Banten telah mengambil kebijakan bagi dosen wajib
melakukan pengabdian minimal 1 (satu) pengabdian dalam setiap tahun
akademik. Sebagai bentuk komitmen manajemen STT Banten, kewajiban
pengabdian tersebut didukung dengan pendanaan internal.

154 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


C.9 LUARAN DAN CAPAIANTRIDHARMA
1. Indikator Kinerja Utama
a) Luaran DharmaPendidikan

1. Capaian pembelajaran lulusan yang diukur berdasarkan rata-rata IPK lulusan


4

3.8

3.6

3.4

3.2

2.8 2016
2017
2.6
2018
2.4

2.2

2
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Dari Bagan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata IPK lulusan mahasiswa
selalu mengalami kenaikan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. IPK minimal yang
diperoleh mahasiswa juga dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami peningkatan
dari nilai 2,4 menjadi 3,1. IPK maksimal yang diperoleh oleh mahasiswa mengalami
kenaikan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dari 3,4 menjadi 3,8.
2. Capaian prestasi mahasiswa:
a. Prestasi Akademik

155 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Prestasi Akademik
3.5

2.5

1.5

0.5

0
th 2016 th 2017 th 2018

Pencapaian prestasi akademik yang dihasilkan oleh mahasiswa mengalam


kondisi yang fluktuatif. Pada Tahun 2016 mahasiswa memperoleh satu prestasi
sebagai mahasiswa terbaik dalam kegiatan Dies Natalis dan Wisuda STT Banten.
Selanjutnya di tahun 2017 mengalami peningkatan prestasi akademik menjadi 3 orang
yang mendapatkan predikat sebagai mahasiswa terbaik pada kegiatan dies natalis dan
wisuda. Pada Tahun 2018 juga 2 mahasiswa mendapatkan prestasi sebagai
mahasiswa terbaik pada kegiatan dies natalis dan wisuda. Prestasi yang diperoleh oleh
mahasiswa masih bersifat lokal yang ada di STT Banten.

b. Prestasi Non Akademik

Prestasi non akademik


4.5

3.5

2.5

1.5

0.5

0
th 2016 th 2017 th 2018

Jumlah prestasi non akademik yang dihasilkan oleh mahasiswa dalam kurun

156 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


waktu 3 tahun terakhir masih bersifat pada tingkat lokal di wilayah Banten. Prestasi non
akademik pada Tahun 2016 mendapatkan satu prestasi yaitu kejuaran futsal putra
Kabupaten Serang. Prestasi non akademik pada tahun 2016 mendapatkan juara
nasional National Volunter Red Cross Competition (NVRCC) Semarang dan lokal
seperti juara Presentasion About Penanggulang Bencana Kota Serang. Pada tahun
2017 jumlah prestasi non akademik yang dihasilkan sebanyak 4 prestasi kegiatan
seperti kejuaraan futsal putra Kabupaten Serang, lomba pertolongan pertama edutisi di
UNTIRTA, lomba BRKR di UNTIRTA, lomba Renang Provinisi. Pada Tahun 2018 juga
prestasi non akademik yang diperoleh sebanyak 4 prestasi kegiatan seperti lomba
pemetaan assessment (Jumbara PMI Kota Serang), lomba mitigasi (Jumbara PMI Kota
Serang), futsal putra dan putri Kabupaten Serang, lomba randoni Kempo Porprov.

3. Efektivitas dan produktivitas pendidikan


a. Rata-rata masa studi

Rata Rata Masa Studi


7.5

6.5

5.5

4.5

4
2015 2016 2017 2018 2019

Rata-rata masa studi mahasiswa sebelum 2016 adalah 7 tahun. Masa studi
dengan waktu 5 tahun terdapat pada lulusan tahun 2017. Pada tahun 2018 rata-rata
menempuh masa pendidikan dalam waktu yaitu 4,5 tahun.

b. Persentase kelulusan tepat waktu

157 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Persentase Kelulusan Tepat Waktu
45%
41%
40%
36%
35%
32%
30%

25%
19%
20%

15%

10%

5%

0%
2012 2013 2014 2015

Persentase mahasiswa yang lulus tepat waktu dalam kurun waktu 2012 sampai
dengan 2015 mengalami peningkatan yang dari setiap tahunnya.

c. Persentase keberhasilan studi (Tabel 8.cLKPT).


Persentase Keberhasilan Studi
45%
41%
40%
36%
34%
35%

30%

25%
21%
20%

15%

10%

5%

0%
2012 2013 2014 2015

Persentase keberhasilan studi mahasiswa dalam menempuh program Sarjana di


STT Banten terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

4. Daya saing lulusan

a. Waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama

158 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


50

45 44
Waktu Tunggu Lulusan
40

35

30
25
25
20
20 18

15
12
10
7 7
5 3 2
0

Hasil tracer study terkait waktu tunggu lulusan mahasiswa dalam kurun waktu
2014-2016 bahwa pada tahun 2014 lulusan yang terlacak sebanyak 50 orang dan
mahasiswa yang mendapatkan pekerjaan dengan waktu tungggu kurang dari enam
bulan sebanyak 30 orang, waktu tunggu dari enam bulan sampai 18 bulan sebanyak 13
orang, waktu tungggu lebih dari 18 bulan sebanyak 7 orang. Pada Tahun 2015 lulusan
yang terlacak 74 orang dan mahasiswa yang mendapatkan pekerjaan dengan waktu
tungggu kurang dari enam bulan sebanyak 40 orang, waktu tunggu dari enam bulan
sampai 18 bulan sebanyak 24 orang, waktu tungggu lebih dari 18 bulan sebanyak 10
orang.
Pada Tahun 2015 lulusan yang terlacak 74 orang dan mahasiswa yang
mendapatkan pekerjaan dengan waktu tungggu kurang dari enam bulan sebanyak 40
orang, waktu tunggu dari enam bulan sampai 18 bulan sebanyak 24 orang, waktu
tungggu lebih dari 18 bulan sebanyak 10 orang.
Pada Tahun 2016 lulusan yang terlacak 80 orang dan mahasiswa yang
mendapatkan pekerjaan dengan waktu tungggu kurang dari enam bulan sebanyak 65
orang, waktu tunggu dari enam bulan sampai 18 bulan sebanyak 13 orang, waktu
tungggu lebih dari 18 bulan sebanyak 2 orang. Dapat disimpulkan bahwa daya serap
lulusan mahasiswa di Masyarakat sangat tinggi.

b. Persentase kesesuaian bidang kerja lulusan saat mendapatkan pekerjaan pertama

159 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Tingkat Kesesuaian Bidang Kerja dengan Lulusan (%)
90
81
80

70
60
60 54
50

40
32
30 26

20 14 16
14
10
3
0
2014 2015 2016

Rendah Sedang Tinggi

Hasil tracer study tingkat kesesuaian bidang kerja dengan lulusan mahasiswa
dalam kurun waktu 2014-2016 menunjukan bahwa pada tahun 2014 lulusan yang
terlacak sebanyak 50 orang dengan persentase 60% tinggi, 26% sedang, dan 14%
rendah. Pada Tahun 2015 lulusan yang terlacak sebanyak 74 orang dengan persentase
54% tinggi, 32% sedang, dan 14% rendah. Pada tahun 2016 lulusan yang terlacak 80
orang dengan persentase 81% tinggi, 16% sedang, dan 3% rendah.
5. Kinerjalulusan:
a. Tempat kerja lulusan: tingkat/ukuran tempat kerja/berwirausaha lulusan
Jumlah Lulusan berdasarkan Tempat Kerja Lulusan
8

0
2014 2015 2016

Lokal/Wilayah/ Berwirausaha tidak Berizin Nasional/ B erwirausaha Berizin

Jumlah lulusan berdasarkan tempat kerja lulusan dalam dalam kurun waktu
2014-2016 rata-rata lulusan bekerja pada wilayah loka di Banten namun terdapat dua
lulusan yang bekerja pada wilayah nasional pada tahun 2014 dan 3 orang pada tahun
2015. Sedangkan pada tahun 2016 rata-rata lulusan bekerja pada wilayah lokal di
Banten
b. Tingkat kepuasan pengguna lulusan pada aspek etika, keahlian pada bidang ilmu,
kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi informasi, kemampuan
berkomunikasi, kerjasama tim, dan pengembangan Diri

160 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Tingkat Kepuasan Pengguna (%)
80

70

60

50

40

30

20

10

Hasil kepuasan pengguna dengan indikator etika responden menjawab 40% sangat
baik, 50% baik, 10 % cukup. Indikator pada bidang ilmu (kompetensi utama) responden
menjawab 30% sangat bail, 60% baik, 10% cukup. Indikator kemampuan berbahasa
asing responden menjawab 20% sangat baik, 50% baik, 30% cukup. Indikator
penggunakan teknologi responden menjawab 30% sangat baik, 60% baik, 10% cukup.
Indikator berkomunikasi responden menjawab 40% sangat baik, 50% baik, 10% cukup.
Indikator kerjasama tim responden menjawab 50% sangat baik, 40% baik, 10% cukup.
Indikator pengembangan diri responden menajawab 20% sangat baik, baik 70%, 10%
cukup.

b) Luaran Dharma Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

161 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


Publikasi Ilmiah Mahasiswa
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0 Seminar wilayah/lokal/perguruan tinggi


2016 2017 2018

Publikasi ilmiah mahasiswa, yang dihasilkan secara mandiri atau bersamadosen


Tetap Program Studi Teknik Mesin berjumlah 1 pada tahun 2016, 2 pada tahun 2017,
dan 4 pada tahun 2018.

2. Indikator KinerjaTambahan

Indikator kinerja tambahan yang ditetapkan STT Banten untuk melampaui SN-
DIKTI terkait dengan luaran dan capaian Tri Dharma adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan masa studilulusan
b. Kebijakan penelitian sebagai bahan tugasakhir
c. Kebijakan tugas akhir mahasiswa yang terdiri dari seminar judul, seminar
proposal danskripsi
d. Standar Proses Penelitian Mahasiswa
e. Pedoman penyusunan tugasakhir
Indiaktor kinerja tambahan yang ditetapkan Program Studi Teknik Mesin untuk
melampaui SN-DIKTI adalah sebagai berikut :
a. Publikasi seminar (prosiding) sebagai syarat kelulusanmahasiswa
b. Pembuatan jurnal dari hasil penelitianmahasiswa
c. Penetapan masa studi maksimal bagimahasiswa

3. Evaluasi CapaianKinerja

Keberhasilan
1. Penelitian yang dihasilkan dosen maupun mahasiswa dipublikasikan pada jurnal
yang dikelola oleh STT Banten
2. PkM yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa dipublikasikan pada tulisan di
media cetak dan elektronik lokal Banten
3. Penelitian masih bersifat lokal dan mandiri
Ketidakberhasilan
1. Belum adanya sistem pengelolaan jurnal seacara online
2. Luaran komersialisasi hasil riset belum berkembang

Akar masalah

162 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


1. Kekurangan SDM (keuangan, data/IT)
2. Penjaminan mutu dalam pelaksanaan Tridharma belum berjalan secara maksimal

Fakktor pendukung
1. Sumber daya SDM dosen yang mencukupi

4. Penjaminan Mutu Luaran

Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini BPMISTT Banten melakukan


implementasi dengan langkah-langkah yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draf standar PkM dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
 Visi Misi STT Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT
b. BPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan pemeriksaan,
pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan standar dengan indikator-
indikatornya
c. BPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan memberikan
masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standar dan mengajukan pengesahan
kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan pengesahan
standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
Dosen dan Mahasiswa melaksanakan kegiatan PkM sesuai dengan standard dan SOP
luaran Tri Dharma
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. BPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara periodik terhadap
ketercapaian isi standar luaran Tri Dharma. Dalam melakukan pemantauan perlu
memperhatikan:
 Pernyataan Standar luaran Tri Dharma
 SOP Kegiatan luaran Tri Dharma
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. BPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal sebagai berikut:
c. Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya dari
penyelenggaraan kegiatanyang ditemui dan ketidaksesuain dengan standar luaran Tri
Dharma
d. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian
dari isi standar dan SOP atau jika isi standar belum berhasil
e. BPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil pengukuran yang
dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai dengan saran atau rekomendasi

163 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. BPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan pada tahap
sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan atau
ketidaksesuaian isi standar pendidikan sesuai kesepakatan yang telah ditentukan
c. BPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif yang dilakukan,
untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan penelitian kembali berjalan
sesuai dengan isi standar luaran Tri Dharma
d. BPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal yang terkait
pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua Bidang Akademik dan
Wakil Ketua Bidang Non Akademik dan Ketua.
5. Peningkatan Standar
a. BPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau evaluasi dan pengendalian
standar luaran Tri Dharma
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan koordinasi dengan mengundang Ketua,
Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Unit terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar luaran Tri Dharma yang akan ditingkatkan dan
mencapai kesepakatan untuk peningkatan standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan revisi isi standar luaran Tri
Dharma sehingga menjadi standar baru yang lebih Tinggi dari standar sebelumnya
e. Unit terkait menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam penetapan
standar luaran Tri Dharma sebagai standar yang baru.

5. Kepuasan Mahasiswa

Hasil kepuasan terkait kepuasaan pengguna direpresentasikan dalam bentuk


diagram batang sebagaimana berikut.

Kepuasan Mahasiswa
80

70

60

50

40

30

20

10

Rencana tidak lanjut yang dilakukan STT Banten terkait hasil survei kepuasan

164 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


pengguna adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan pemberian tugas kelompok dan diskusi kelas pada mahasiswa dalam
proses pembelajaran
2. Mengadakan pelatihan pada mahasiswa yang berkaitan dengan communication skill.
3. Mengintensifkan penugasan perkuliahan dalam bentuk kelompok
4. Mengintensifkan pelatihan soft skill dan team work bagi mahasiswa
5. Melibatkan mahasiswa dalam kegiatan program penelitian dan pengabdian dosen
6. Melibatkan mahasiswa dalam keorganisasian kegiatan yang dilakukan, misalnya kuliah
tamu, seminar, workshop dan sebagainya
7. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan akademik maupun non-akademik mahasiswa seperti
ruang baca, internet (wifi)
8. Meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melalui
organisasi BEM dan HIMA

6. Simpulan Hasil Evaluasi dan TindakLanjut

Pemosisisan
STT Banten telah melaksanakan standar minimal yang terdapat pada Peraturan
Permeristekdikti nomor 44 tahun 2015
Masalah
1. Jumlah luaran dan capaian Tridharma yang dihasilkan masih minim
2. Dosen belum melaksanakan kegiatan penelitian secara maksimal
3. Belum adanya sistem pengelolaan jurnal seacara online
Akar masalah
1. Sistem tata pamong dan tata kelola belum berjalan efektif
Rencana perbaikan dan pengembangan
2. Pengelolaan jurnal secara online
3. Partisipasi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan nasional

165 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


A. ANALISIS DAN PENETAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN INSTITUSI

1. Analisis capaian kinerja

Tuntuan terhadap perguruan tinggi dalam berkonstribusi terhadap daya saing


bangsa mengharuskan STT Banten, untuk terus menerus meningkatkan dan
mewujudkan progrm-program nyata dalam upaya menghasilkan lulusan yang memiliki
pengetahuan yang baik, terdidik dan terampil, turut serta mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang Teknik Mesin. Hasil Capaian
Kinerja yang dilakukan oleh STT Banten bagi kebermanfaat baik untuk pemerintah,
industri dan masyarakat antara lain:
1. Menyiapkan teknologi yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat,
2. Memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah melalui
hasil pengembangan dan pemanfaatan teknologi
3. Menyiapkan teknologi tepat guna dan produk-produk teknologi yang harganya
terjangkau (kompetitif).

2. Analisis SWOT atau analisis lain yang relevan

Potensi yang dimiliki STT antara lain:


1. Sumber daya disiapkan untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi dengan pola
30% teori dan 70% praktik, serta tersertifikasi kompetensi;
2. Tersedianya beasiswa baik dari Yayasan maupun pemerintah, serta dunia usaha
dan industri bagi mahasiswa kurang mampu;
3. Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam pengembangan dan inovasi teknologi
tepat guna untuk mengolah dan memberikan nilai tambah pada produk-produk
berbasis sumber daya alam atau komoditas lokal
4. Gedung yang dimiliki dan dikelola secara mandiri
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka memenuhi tuntutan dan harapan serta
pemanfaatan potensi sebagaimana tersebut di atas antara lain:
1. Fasilitas dan peralatan untuk menambah daya tampung mahasiswa;
2. Kualifikasi, mutu sumberdaya manusia belum memadai;

166 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


3. Sarana dan prasarana belum mendukung fungsi penelitian dan pengembangan;
4. Kapasitas, budaya dan pendanaan penelitian masih belum maksimal

3. Strategi pengembangan

Strategi dan Program Pengembangan kedepan yang akan dilakukan oleh STT
Banten adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
a. Sasaran : Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan
b. Kegiatan :
1) Peningkatan kualitas pembelajaran.
2) Peningkatan layanan kemahasiswaan dan penyiapan karir.
3) Peningkatan layanan mutu pendidikan.
2. Peningkatan Kualitas Kelembagaan
a. Sasaran : Meningkatnya kualitas kelembagaan
b. Kegiatan :
1) Pengembangan Tata Kelola Organisasi
2) Peningkatan kerjasama kelembagaan.
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya.
a. Sasaran : Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan
pendidikan
b. Kegiatan :
b. Pengembangan sumber daya manusia
c. Pengembangan sarana dan prasarana.
4. Penguatan Riset dan Pengembangan.
a. Sasaran : Meningkatnya relevansi dan produktivitas penelitian dan pengabdian
b. Kegiatan
1) Peningkatan riset dan pengabdian kepada masyarakat.
2) Peningkatan HKI dan publikasi ilmiah.
5. Penguatan Inovasi.
a. Sasaran : Menguatnya kapasitas inovasi.
b. Kegiatan :
1) Pengembangan perusahaan pemula berbasis teknologi.
2) Penguatan Inovasi di dunia Industri.
2 (dua) program pendukung:
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
a. Sasaran: Meningkatnya kualitas perencanaan, evaluasi kegiatan dan anggaran,
serta akuntabilitas dan pencapaian Kinerja.
b. Kegiatan
1) Peningkatan kualitas perencanaan, evaluasi kegiatan dan anggaran, serta
akuntabilitas dan pencapaian Kinerja.
2) Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
3) Peningkatan dan pengelolaan urusan umum

167 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


4) Pengelolaan keuangan.
5) Pembinaan dan pengembangan hukum dan organisasi.
6) Peningkatan layanan kerjasama dan humas.
7) Pengembangan data dan informasi.
2. Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas.
a. Sasaran : Terwujudnya tata kelola yang baik serta kualitas layanan dan dukungan
yang tinggi pada semua unit kerja.
b. Kegiatan : Penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas

3. Program Keberlanjutan

Program Keberlanjutan STT Banten untuk mendukung oengembangan dan good


practice organisasi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian melalui strategi :
a. Peningkatan kualitas dosen melalui program S2/S3;
b. Peningkatan anggaran penelitian dan merancang sistem insentif untuk mendukung
kegiatan riset inovatif;
c. Pengembangan dan penguatan Tempat Uji Kompetensi untuk pengujian
kompetensi lulusan;
d. Penjaminan mutu penyelenggaraan program pendidikan melalui pengembangan
sistwm penjaminan mutu internal; dan
e. Peningkatan efektivitas proses akreditasi program studi dan institusi.
2. Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan melalui strategi:
a. Pengembangan prodi-prodi inovatif sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan
industri disertai peningkatan kompetensi lulusan berdasarkan bidang ilmu yang
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja;
b. Peningkatan keahlian dan keterampilan lulusan untuk memperpendek masa tunggu
bekerja;
c. Penguatan kerjasama dengan dunia industri untuk litbang; serta
d. Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bekerjasama dengan
dunia usaha atau dunia industri.
3. Peningkatan dan pemerataan akses pendidikan melalui strategi:
a. Peningkatan daya tampung dan pemerataan akses;
b. Penyediaan beasiswa khususnya untuk masyarakat kurang mampu dan
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yang berkualitas; dan
c. Peningkatan ketersediaan biaya operasional untuk meningkatkan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
4. Meningkatkan tata kelola kelembagaan melalui:
a. Penyusunan skema pendanaan yang inovatif dengan mengembangkan kemitraan
pemerintah daerah, perguruan tinggi lain, dan industri;
b. Penguatan institusi untuk menjadi pusat keunggulan di bidang ilmu dan teknologi
c. Penganggaran berdasarkan performance based budgeting agar lebih dinamis dan

168 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


kreatif dalam mengembangkan program-program akademik dan riset.

169 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten


I. PENUTUP

Laporan Evaluasi Diri STT Banten ini menyajikan informasi atas hasil-hasil kinerja
yang dicapai periode Tahun 2017-2021 dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
serta hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat agar dapat memberikan
nilai tambah dan kemanfaatan secara nyata bagi masyarakat, khusunya masyarakat
Banten. Berbagai pencapaian maupun kekurangan terhadap capaian kinerja Indikator
Kinerja, telah tergambarkan dalam penjelasan setiap point kriteria yang terdapat dalam
Laporan Evaluasi Diri. Secara umum target-target sasaran yang tercermin dalam
Indikator berhasil dicapai. Namun terhadap indikator kinerja yang belum mencapai target,
untuk meningkatkan pencapaian indikator kinerja yang telah diperjanjikan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) STT Banten kedepan akan berupaya meningkatkan koordinasi
dan sinergi antar unit-unit organisasi maupun dengan pihak Kementerian dan stakeholder
lainnya.
Laporan evaluasi diri juga dilaksanakan untuk menjamin mutu proses akademik
dan non akademik, keperluan akuntanbilitas dan pengakuan dari stakeholder. Oleh
karena itu, kami mohon kepada semua pihak untuk dapat memberikan saran-saran
perbaikan demi kemajuan dan kepercayaan dari masyarakat terhadap STT Banten.

170 |LED Sekolah Tinggi Teknologi Banten

Anda mungkin juga menyukai