Anda di halaman 1dari 17

PELAKSANAAN METODE ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Kasus Siswa Kelas X SMKN 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015)

ARTIKEL NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Progam Studi Pendidikan Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Basyir Yaman
NIM: G 000 110 106
NIRM : 11/X/02.2.1/0971

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK

Salah satu permasalahan serius yang yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini
adalah rendahnya kualitas pembelajaran, seperti pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Proses pembelajaran pendidikan agama yang terjadi kerap kali baru bersifat
seadanya, rutinitas, formalitas, kering, dan kurang makna. Dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran pendidikan agama adalah dengan memperbaiki kualitas pembelajaran, yaitu
melalui pembelajaran aktif.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pelaksanaan metode active
learning dalam pembelajaran agama Islam dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas
X SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 dan apa saja faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanakan metode active learning pada siswa kelas X SMK Negeri
9 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pelaksanaan metode active learning dalam meningkatkan pemahaman
siswa pada pembelajaran agama Islam kelas X SMK Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015 serta untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penerapan
metode active learning di SMK Negeri 9 Surakarta.

Penelitian ini bersifat field research (penelitian lapangan) dengan sumber data
dari siswa, guru PAI, wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan pelaksanaan metode
active learning dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMK Negeri 9 Surakarta
serta dokumen di SMK Negeri 9 Surakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang
digunakan adalah deduktif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan metode active learning


mempengaruhi dalam peningkatkan pemahaman siswa kelas X SMK Negeri 9 Surakarta,
sehingga siswa aktif dalam kelas dan dapat memahami pendidikan agama Islam dengan
metode yang menarik dan tidak membosankan. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa
yang rata-rata di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Pemahaman siswa
dapat diukur dengan tiga aspek menurut kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013
yaitu: Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Serta faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan metode active learning yaitu diskusi kelompok.

Kata kunci: Metode Active Learning, Pendidikan Agama Islam, Hasil Belajar Siswa
BAB 1 ceramah saja dalam menyampaikan
materi dan dalam proses belajar
PENDAHULUAN mengajar siswa berperan aktif dan
mendominasi pembelajaran,
A. Latar Belakang Masalah
sehingga pembelajaran yang
Salah satu permasalahan serius berlangsung tidak monoton dan
yang yang dihadapi dunia pendidikan terkesan menyenangkan.
sekarang ini adalah rendahnya
kualitas pembelajaran, termasuk Meskipun demikian, yang
pembelajaran Pendidikan Agama menjadi masalahnya adalah apakah
Islam (PAI). Proses pembelajaran dengan pelaksanaan metode active
pendidikan agama yang terjadi kerap learning ini dapat meningkatkan
kali baru bersifat seadanya, rutinitas, hasil belajar siswa pada
formalitas, kering, dan kurang pembelajaran agama Islam pada
makna 1 . Dalam meningkatkan siswa SMK Negeri 9 Surakarta,
kualitas pembelajaran pendidikan sehingga tujuan pembelajaran dapat
agama adalah dengan memperbaiki tercapai. Selama penulis menjalani
kualitas pembelajaran, yaitu melalui PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)
pembelajaran aktif. di SMK Negeri 9 Surakarta penulis
tertarik melakukan penelitian tentang
Selama lebih dari 2400 tahun pelaksanaan metode active learning,
silam, Konfusius menyatakan: Yang setelah disana telah menggunakan
saya dengar saya lupa, yang saya salah satu metode yaitu diskusi
lihat saya ingat, yang saya kerjakan kelompok untuk mengetahui apakah
saya pahami. Tiga pernyataan dengan metode tersebut dapat
sederhana ini berbicara banyak meningkatkan hasil belajar siswa
tentang perlunya belajar aktif. khususnya kelas X SMK Negeri 9
Silberman telah memodifikasi kata- Surakarta.
kata bijak Konfusius itu menjadi:
Apa yang saya dengar, saya lupa. Pelajaran agama Islam
Yang saya dengar dan lihat, saya diorientasikan kepada akhlak siswa
sedikit ingat. Yang saya dengar, untuk mengembangkan kompetensi
lihat, dan pertanyakan atau utuh antara pengetahuan,
diskusikan dengan orang lain, saya keterampilan, dan sikap. Maka
mulai pahami. Yang saya ajarkan indikator keberhasilan peserta didik
kepada orang lain, saya kuasai2. adalah tidak hanya bertambah
pengetahuan dan wawasannya, tetapi
Metode active learning ini sudah juga meningkat kecakapan dan
diterapkan oleh guru PAI di SMK keterampilannya serta semakin mulia
Negeri 9 Surakarta. Maka, guru tidak karakter dan kepribadiannya.
hanya mengandalkan metode
Melihat uraian latar belakang di
1
Muhaimin, Paradigma atas, penulis tertarik mengangkat
Pendidikan Islam (Bandung: PT. Remaja permasalahan tersebut menjadi
Rosdakarya, 2001), hlm. 190. skripsi dengan judul: Pelaksanaan
2
Mel Silberman, Active Learning: Metode Active Learning Dalam
101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung:
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Nusamedia, 2009), hlm. 23.

1
2

Pada Pembelajaran Agama Islam menyempurnakan


(Studi Kasus Siswa Kelas X SMK pelaksanaan metode
Negeri 9 Surakarta Tahun active learning dalam
Pelajaran 2014/2015). pembelajaran agama
Islam pada siswa kelas X
B. Perumusan Masalah SMK Negeri 9 Surakarta
Masalah adalah pokok yang tahun pelajaran
hendak diteliti dan dibahas. 2014/2015.
Berdasarkan latar belakang di atas b. Sebagai dasar untuk
maka masalah mendasar yang akan mengembangkan ilmu
dikaji adalah: pengetahuan dan dasar
pijakan serta sebagai
1. Apakah pelaksanaan metode pembanding untuk
active learning dalam penelitian-penelitian
pembelajaran agama Islam lebih lanjut sejenis.
dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X SMK BAB II
Negeri 9 Surakarta tahun LANDASAN TEORI
pelajaran 2014/2015? A. Tinjauan Pustaka
2. Apa saja faktor pendukung
Kajian pustaka ini
dan penghambat dalam
merupakan uraian singkat
pelaksanakan metode active
tentang hasil penelitian yang
learning pada siswa kelas X
telah dilakukan peneliti
SMK Negeri 9 Surakarta
sebelumnya yang berkaitan
tahun pelajaran 2014/2015?
dengan judul skripsi ini. Di
C. Tujuan dan Manfaat
antaranya adalah sebagai
Penelitian
berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan 1. Abdillah (UMS 2009)
pelaksanaan metode “Pelaksanaan Metode Active
active learning dalam Learning dalam Pembelajaran
meningkatkan hasil Bahasa Arab di Kelas IV dan V
belajar siswa pada SDIT Muhammadiyah al-
pembelajaran agama Kautsar Gumpang Kartasura
Islam kelas X SMK Tahun Pelajaran 2008/2009”
Negeri 9 Surakarta tahun menjelaskan bahwa pelaksanaan
pelajaran 2014/2015. metode active learning dalam
b. Untuk mendeskripsikan pembelajaran Bahasa Arab di
faktor pendukung dan kelas IV/A&B dan V/A&B
penghambat penerapan SDIT Muhammadiyah Al-
metode active learning di Kautsar menggunakan metode
SMK Negeri 9 Surakarta. yang bervariasi antara lain,
2. Manfaat Penelitian yaitu: The Po wer of Two, Card
a. Memberikan kontribusi Short, Muhadasah dan
berupa penyajian Mutala’ah. Metode di atas telah
informasi ilmiah untuk sesuai dengan langkah-
3

langkahnya, namun dalam learning, dan kurangnya


metode Card Short terdapat partisipasi dari siswa4.
kesalahan dalam pelaksanaan
langkah-langkahnya. Seharusnya 1. Intan Azizah (UMS, 2006)
Metode Broken Teks sedangkan dalam skripsinya yang
metode The Power of Two berjudul: “Efektivitas strategi
terdapat kesalahan dalam Card Short dan Index Card
menentukan jawaban atas Match dalam Pembelajaran
pertanyaan, seharusnya jawaban Agama Islam di kelas IV SD
beragam3. Negeri Saren 2 Kali Jambe
Sragen tahun ajaran
2. Ahmad Zain Nu’man (UMS, 2005/2006” menyimpulkan
2007) dalam skripsinya yang bahwa strategi Index Card
berjudul “Metode Active Match lebih efektif daripada
Learning dalam pembelajaran strategi Card Short di kelas
Bahaa Arab di Madrasah Aliyah IV SD Negeri Saren 2 Kali
Keagamaan Darul Falah Jambe Sragen tahun ajaran
Sirahan Kecamatan Cluwak 2005/20065.
Kabupaten Pati Tahun Ajaran D. Tinjauan Teoritik
2006/2007” menyimpulkan 1. Metode Pembelajaran
bahwa selain menggunakan a. Pengertian Metode
metode ceramah dalam Pembelajaran
pembelajaran bahasa Arab, juga
menggunakan metode belajar “Metode artinya cara
aktif yaitu Broken Text, True or kerja yang bersistem untuk
False, dan Rotating Roles. memudahkan pelaksanaan suatu
Faktor pendukung. pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang
Metode Active Learning dalam ditentukan” 6 . Dengan demikian,
pembelajaran di kelas IV dan V dapat diartikan bahwa
SDIT Muhammadiyah al- metode/metodologi adalah ilmu
Kautsar yaitu: tersedianya media pengetahuan yang mempelajari
belajar, seperti VCD, adanya tentang cara yang ditempuh untuk
praktek, seperti dalam mencapai suatu tujuan dengan hasil
Muhadasah dan Mutala’ah, dan yang efektif dan efisien.
adanya penyampaian dengan alat
peraga Adapun faktor
penghambatnya yaitu: 4
Ahmad. Metode Active Learning
kurangnya fasilitas media dalam dalam pembelajaran Bahaa Arab (Studi Empiric
bentuk laboratorium bahasa, di Madrasah Aliyah Keagamaan Darul Falah
Sirahan Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati
kurangnya penguasaan guru Tahun Ajaran 2006/2007) (Surakarta: UMS,
terhadap metode-metode active 2007).
5
Azizah. Efektivitas strategi Card
3
Abdillah. Pelaksanaan Metode Short dan Index Card Match dalam Pembelajaran
Agama Islam (Studi Kasus di kelas IV SD Negeri
Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Saren 2 Kali Jambe Sragen tahun ajaran
Arab, (Studi Kasus di Kelas IV dan V SDIT 2005/2006) (Surakarta: UMS 2006).
Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang 6
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Kartasura Tahun Pelajaran 2008/2009) (KBBI v 2.0.0 Think Digital). Diakses tanggal 28
(Surakarta: UMS, 2009). November jam 16.30.
4

Metode pembelajaran yaitu meliputi Strategi pembelajaran meliputi


seluruh perencanaan dan prosedur rangkaian kegiatan dalam proses
maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terkait dengan
pembelajaran termasuk pilihan cara pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
penilaian yang akan dilaksanakan. pengelolaan kegiatan pembelajaran,
Metode pembelajaran dapat diartikan pengelolaan lingkungan belajar,
sebagai sesuatu prosedur atau proses pengelolaan sumber belajar dan
yang teratur dalam berlangsungnya penilaian agar belajar lebih efektif
suatu pembelajaran. Pengertian dan efisien. Colin Marsh
seluruh perencanaan tersebut jika membedakan strategi pembelajaran
dikaitkan dengan konsep yang dengan teknik pembelajaran secara
berkembang dewasa ini meliputi sederhana. Strategi pembelajaran
Standar Kompetensi (SK), adalah suatu cara dalam
Kompetensi Dasar (KD), indikator, meningkatkan pembelajaran yang
tujuan pembelajaran, persiapan optimal bagi siswa termasuk
pembelajaran, kegiatan pembelajaran bagaimana mengelola disiplin kelas
mulai dari pembuka/awal, kegiatan dan organisasi pembelajaran.
inti dan penutupnya, serta media
pembelajaran, sumber pembelajaran, Sedangkan teknik pembelajaran
sampai dengan penilaian adalah upaya untuk menjamin agar
7
pembelajaran . seluruh siswa di dalam kelas
diberikan berbagai peluang belajar
b. Macam-Macam Metode sesuai kebutuhan dan minat mereka.
Pembelajaran Dalam hal ini teknik pembelajaran
identik dengan metode pembelajaran.
Macam-macam contoh metode Colin Marsh mengutip Duck
pembelajaran konvensional yaitu, menyatakan bahwa hanya ada dua
metode ceramah, metode tanya- strategi pembelajaran yang pokok,
jawab, metode diskusi, metode yaitu pembelajaran yang berpusat
pemberian tugas, metode proyek, dan kepada guru (teacher-centered
berbagai variasinya. Metode teaching) dan pembelajaran yang
mengajar sesuai perkembangannya berpusat kepada siswa (student-
kadang-kadang dijabarkan dalam centered teaching) atau bisa jadi
struktur tertentu. Struktur perpaduan atau kombinasi antara
dimaksudkan sebagai pola-pola keduanya9.
interaksi siswa agar tujuan
pembelajaran tercapai8. 2. Active Learning
a. Pengertian Active Learning
a. Strategi dan Teknik
Pembelajaran Active Learning merupakan
suatu metode pembelajaran yang
mengajak siswa untuk belajar
secara aktif, mereka secara aktif
7
Suyono, Belajar dan menggunakan otak, baik untuk
Pembelajaran: Teori dan Konep Dasar menemukan ide pokok dari
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 19.
8 9
Suyono, belajar, hlm. 19. Ibid, hlm. 19.
5

materi pelajaran, memecahkan 2) Teori Vygotsky


persoalan, atau mengaplikasikan
apa yang baru mereka pelajari ke Dalam teori ini kualitas berfikir
dalam suatu persoalan yang ada siswa dibangun dalam ruangan kelas,
dalam kehidupan nyata10. sedangkan aktivitas sosialnya
dikembangkan dalam bentuk kerja
sama antara pelajar dengan pelajar
b. Fungsi Metode Active lainnya yang lebih mampu dibawah
Learning bimbingan orang dewasa yaitu guru.
Fungsi dari penggunaan 3) Teori Bloom
metode active learning dalam
proses pembelajaran yaitu, Benjamin S. Bloom dan kawan-
Membekali siswa dengan kawannya berpendapat bahwa
kecakapan (life skill atau life taksonomi (pengelompokan) tujuan
competency) yang sesuai dengan pendidikan itu harus senantiasa
lingkungan hidup dan kebutuhan mengacu kepada tiga jenis ranah
siswa, misalkan pemecahan yang melekat pada diri peserta didik,
masalah secara reflektif sangat yaitu: (1) Ranah proses berpikir
penting dalam kegiatan belajar (cognitive domain), (2) Ranah nilai
yang dilakukan melalui kerjasama atau sikap (affective domain), dan (3)
secara demokratis 11. Ranah keterampilan (psychomotor
domain). Dalam konteks evaluasi
c. Teori Active Learning hasil belajar, maka ketiga domain
atau ranah itulah yang harus
Berikut adalah teori tentang
dijadikan sasaran dalam setiap
pembelajaran aktif yang
kegiatan evaluasi hasil belajar
melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran12: siswa13.

1) Teori Piaget d. Macam-Macam Active Learning


Adapun macam-macam jenis active
Teori ini mengacu pada kegiatan
learning yang digunakan untuk di
yang harus melibatkan partisipasi
SMK Negeri 9 Surakarta antara lain:
peserta didik. Sehingga menurut teori
True or False (Benar atau Salah),
ini pengetahuan tidak hanya sekedar
Card Sort (Cari Kawan), The Power
dipindahkan secara verbal tetapi
of Two (Gabungan Dua Kekuatan),
harus dikonstruksi peserta didik.
Reading Guide, Info Search, Index
Sebagai realisasi teori ini, maka
Card Match, Everyone is A Teacher
dalam kegiatan pembelajaran peserta
Here, Students Questions Have,
didik harus bersifat aktif.
Group Resume (Diskusi Kelompok),
10
Zaini, Strategi Pembelajaran Jigsaw Learning, dll.
Aktif (Yogyakarta: CTSDIAIN Sunan
Kalijaga, 2002), hlm. xvi.
11
Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (Bandung: PT. Remaja
13
Rosdakarya, 2003), hlm. 4. Anas Sudijono, Pengantar
12
Isjoni, Cooperative Learning Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja
(Bandung: Alfabeta , 2007), hlm. 35-40. Grafindo Persada, 1996), hlm. 49.
6

Dari banyaknya metode yang 5. Siswa diberi kesempatan untuk


digunakan tersebut, guru PAI kelas X menanggapi permasalahan dari
di SMK Negeri 9 Surakarta dalam presentator kelompok lain.
pembelajaran sering menggunakan 6. Sumber masalah memberi
metode Diskusi (Group Resume) tanggapan.
dikarenakan sarana dan prasarana 7. Guru mengklarifikasi hasil
yang kurang memadai dalam diskusi.
menggunakan bermacam-macam
metode di atas, maka disini penulis 3. Pendidikan Agama Islam
akan lebih banyak mengamati a. Pengertian Pendidikan Agama
pembelajaran melalui metode Islam
diskusi. Teknik Group Resume
secara khusus menggambarkan Pendidikan agama Islam
sebuah prestasi, kecakapan dan yakni upaya mendidikkan agama
pencapaian individual, sedangkan Islam atau ajaran Islam dan nilai-
resume kelompok merupakan cara nilainya, agar menjadi way of life
yang menyenangkan untuk (pandangan dan sikap hidup)
membantu para peserta didik untuk seseorang. Dalam pengertian ini
lebih mengenal atau melakukan pendidikan Islam dapat berwujud:
kegiatan membangun team dari (a) segenap kegiatan yang
sebuah kelompok yang anggotanya dilakukan seseorang atau suatu
lembaga untuk membantu seorang
telah mengenal satu sama lain.
atau sekelompok peserta didik
Adapun prosedur dalam menanamkan dan/atau
pelaksanaannya sebagai berikut14: menumbuhkembangkan ajaran
Islam dan nilai-nilainya; (b)
1. Guru menyampaikan tujuan segenap fenomena atau peristiwa
pembelajaran dan kompetensi perjumpaan antara dua orang atau
pembelajaran di kegiatan awal lebih yang dampaknya ialah
pembelajaran. tertanamnya dan/atau
2. Guru membagi siswa dalam tumbuhkembangnya ajaran Islam
beberapa kelompok untuk dan nilai-nilainya pada salah satu
mendiskusikan materi, atau kasus atau beberapa pihak15.
yang diberikan.
Mengutip perkataan para ahli
3. Guru membagi tugas sebagai
tentang arti pendidikan Islam yaitu,
pelaksanaan diskusi, misalnya
Prof. Dr. Omar Mohammad At-
siapa yang menjadi presentator,
Toumi Asy-Syaibany mendenifisikan
siapa yang menjadi penulis.
pendidikan Islam adalah proses
4. Sumber masalah (guru, siswa,
mengubah tingkah laku individu
atau ahli tertentu dari luar)
dalam kehidupan pribadi,
memaparkan masalah yang harus
masyarakat, dan alam sekitarnya,
dipecahkan selama 10-15 menit.
dengan cara pengajaran sebagai suatu
aktivitas asasi dan sebagai profesi di
14
Jumanta Hamdayama, Model dan
Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter (Bogor: Ghalia Indonesia,
15
2014), hlm. 132. Muhaimin, Paradigma, hlm. 29.
7

antara profesi-profesi asasi dalam pendidikan Islam itu adalah


masyarakat16. terbentuknya manusia yang
berakhlak mulia18.
Dalam sistem pendidikan di
Indonesia, pendidikan agama Islam Secara lebih operasional tujuan
merupakan salah satu bidang studi pendidikan Islam sebagaimana
yang harus dipelajari dalam rangka tertera dalam kurikulum pendidikan
menyelesaikan pendidikan pada agama Islam ialah bertujuan untuk
tingkat tertentu, yang didesain dan menumbuhkan dan meningkatkan
diberikan kepada peserta didik yang keimanan, melalui pemberian dan
beragama Islam agar mereka dapat pemupukan pengetahuan,
mengembangkan dan meningkatkan penghayatan, pengamalan serta
keberagamaannya17. pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi
Dari beberapa pengertian di atas muslim yang terus berkembang
dikatakan bahwa pendidikan Islam dalam hal keimanan, ketaqwaannya
adalah proses transformasi dan kepada Allah, serta berakhlak mulia
internalisasi ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan pribadi,
nilai-nilai pada diri peserta didik bermasyarakat, berbangsa, dan
melalui penumbuhan dan bernegara, serta untuk dapat
pengembangan potensi fitrahnya melanjutkan pada jenjang pendidikan
guna mencapai keselarasan dan yang lebih tinggi19.
kesempurnaan hidup dalam segala
aspeknya. c. Peran dan Fungsi Pendidikan
Agama Islam
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Peran serta fungsi dari pendidikan
Tujuan dari pendidikan agama agama Islam adalah membimbing
Islam adalah sesuatu yang ingin dan memproses sumber daya
dicapai setelah melakukan manusia dengan bimbingan wahyu
serangkaian proses pembelajaran di sehingga terbentuk individu-individu
sekolah. Ada beberapa pendapat yang memiliki kompetensi yang
mengenai tujuan pendidikan Islam memadai20.
ini. Diantaranya al-Attas, ia
menghendaki tujuan pendidikan BAB III
agama Islam itu adalah manusia yang METODE PENELITIAN
baik. Sementara itu Marimba
menambahkan, menurutnya tujuan A. Jenis dan Pendekatan
pendidikan Islam adalah terciptanya Penelitian
orang yang berkepribadian Muslim.
Berbeda dengan al-Abrasy, Penelitian ini bersifat field
menghendaki tujuan akhir research (penelitian lapangan),

16 18
Umar Bukhari, Ilmu Pendidikan Heri Gunawan, Kurikulum dan
Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 27. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
17
Gaffar, Re-Formulasi Rancangan (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 205.
19
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( Ibid, hlm. 206.
20
Jakarta: Nur Insani, 2003), hlm. 70. Ibid, hlm. 207.
8

karena peneliti langsung menggali Observasi adalah


data di lapangan secara real dan pengamatan langsung, yaitu
sesuai fakta di lapangan. Di samping kegiatan pengumpulan data
itu, peneliti mengumpulkan data dengan melakukan penelitian
sebanyak-banyaknya yang berkaitan langsung terhadap kondisi
tentang pelaksanaan metode active lingkungan obyek penelitian
learning dalam pembelajaran Agama yang mendukung kegiatan
Islam pada siswa kelas X SMK penelitian sehingga didapat
Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran gambaran secara jelas tentang
2014/2015. Jenis pendekatan kondisi obyek penelitian
penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu tersebut.22
penelitian yang prosedurnya
menghasilkan data deskriptif yang Metode observasi ini
berupa kata-kata tertulis atau lisan untuk memperoleh data tentang
dari orang-orang dan perilaku yang pelaksanaan metode active
diamati21. learning dalam meningkatkan
pemahaman.
A. Tempat dan Penentuan
Subyek Penelitian Agama Islam pada siswa
kelas X SMK Negeri 9 Surakarta
Tempat penelitian yang diteliti tahun pelajaran 2014/2015.
adalah SMK Negeri 9 Surakarta yang
berlokasi di Jalan Tarumanegara, b. Metode Interview
Desa Banyuanyar, Banjarsari
Interview adalah sebuah
tepatnya berada di pinggiran
dialog yang dilakukan oleh
Surakarta + 7Km dari kota Solo
pewawancara untuk memperoleh
kearah Barat Laut berbatasan dengan
informasi dari terwawancara 23 .
wilayah Karanganyar dan Boyolali.
Metode ini untuk mencari data
Dalam penelitian ini yang menjadi
tentang metode active learning
subyek penelitian adalah metode
oleh guru PAI dalam mengajar
active learning yang digunakan guru
siswa kelas X SMK Negeri 9
PAI dalam pembelajaran agama
Surakarta serta pemahaman
Islam pada siswa kelas X SMK
siswa terhadap PAI.
Negeri 9 Surakarta.
c. Metode Dokumentasi
1. Metode Pengumpulan Data
Metode dokumentasi
Untuk mendapatkan data yang
adalah metode yang digunakan
valid maka diperlukan metode yang
untuk mencari data mengenai hal
tepat yaitu: yang variabelnya berupa
a. Metode Observasi

22
Syofian Siregar, Metode
Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana
21
Robert dan Steven J. Yang Prenada Media Grup, 2013), hlm. 117.
23
dikutip moleong, Metode Penelitian Suharsimi, Prosedur Penelitian
Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Reneke
Rosydakarya, 1993), hlm 3. Cipta, 1992), hlm. 126.
9

catatan 24 . Metode ini penulis wawancara, dan dokumentasi dapat


gunakan untuk memperoleh data dianalisis bahwa terdapat beberapa
tentang letak geografis, sejarah hal yang mempengaruhi pelaksanaan
berdirinya, visi dan misi dan metode active learning dalam
tujuan, sarana dan prasarana, dan meningkatkan hasil belajar siswa
struktur organisasi yang dapat kelas X SMK Negeri 9 Surakarta.
mendukung dalam penelitian di Maka selanjutnya penulis akan
SMK Negeri 9 Surakarta. menganalisa dengan menggunakan
teori-teori yang telah disajikan pada
2. Metode Analisis Data Bab II.
Dalam menganalisis data Berpijak pada pelaksanaan
penulis menggunakan metode pendidikan agama Islam di SMK
deskriftif kualitatif, yaitu data Negeri 9 Surakarta, apabila dicermati
yang diperoleh digambarkan dengan seksama data yang penulis
dengan kata-kata atau kalimat peroleh, bentuk pengajaran
menurut masing-masing kategori pendidikan agama Islam yang
untuk penarikan kesimpulan. diajarkan di sekolah dengan
Untuk menganalisis data ini menggunakan metode active
penulis menggunakan analis learning berupa diskusi kelompok
deduktif. Analisis ini cara yaitu dengan menggunakan
kerjanya adalah dilihat dari teori kurikulum 2013 dalam
kemudian dikaitkan dengan menumbuhkan pemahaman siswa
fakta dan kenyataan yang ada di tentang pendidikan agama Islam,
lapangan. terdapat kesesuaian dengan teori
Ditinjau dari penjelasan yang telah dijelaskan dalam Bab II.
di atas dapat disimpulkan bahwa Pada Bab II halaman 8 telah
setelah mengumpulkan data dan dijelaskan menurut Suyono Macam-
membuang data yang tidak perlu macam contoh metode pembelajaran
kemudian difilter data-data yang konvensional yaitu, metode ceramah,
sekiranya penting. Data yang metode tanya-jawab, metode diskusi,
telah direduksi tersebut disajikan metode pemberian tugas, metode
dalam bentuk narasi kemudian proyek, dan berbagai variasinya. agar
disimpulkan. tujuan pembelajaran tercapai.

BAB V
ANALISIS DATA Adapun tujuan dari
penggunaan metode active learning
Berdasarkan deskripsi data yaitu siswa mampu dalam
yang telah penulis paparkan pada memecahkan masalah melalui
Bab IV dengan data-data yang kerjasama secara demokratis,
didapatkan dari hasil observasi, sehingga siswa memiliki kecakapan
yang sesuai lingkungan hidup dan
kebutuhan siswa, yaitu pemahaman
24
Ahmad Tanszeh, Metodologi materi pelajaran pendidikan agama
Penelitian Praktis (Yogyakarta: Teras, Islam serta mengamalkannya dalam
2011), hlm. 92.
10

kehidupan sehari-hari. Lihat Bab II partisipasi peserta didik. Sehingga


halaman 11. menurut teori ini pengetahuan tidak
hanya sekedar dipindahkan secara
Sebagaimana data yang telah verbal tetapi harus dikonstruksi
dijelaskan sebelumnya pada Bab IV peserta didik. Sebagai realisasi teori
tentang pelaksanaan metode active ini, maka dalam kegiatan
learning dengan diskusi kelompok pembelajaran peserta didik harus
yaitu: sebelum pelajaran dimulai bersifat aktif.
siswa berpakaian rapi dan berbusana
Muslim dan Muslimah, seragam Pemahaman siswa tidak
lengkap, dan tepat waktu. Ketika hanya pengetahuan dan wawasannya
diskusi berlangsung siswa bersegera saja, akan tetapi siswa mampu
membentuk kelompok sesuai arahan bersikap berdasarkan nilai-nilai
guru, membaca materi yang telah Islam serta terampil dalam
dibagi guru sesuai kelompoknya melaksanakan ajaran Islam, hal
serta merangkum materi untuk tersebut sesuai dengan Bab II
dipresentasikan di depan guru dan halaman 11 tentang arti penting dari
teman-teman sekelas. Ketika waktu pendidikan islam yakni, upaya
shalat tiba siswa bersegera ke masjid mendidikkan agama Islam atau
untuk shalat secara berjamaah. ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar
Dalam penggunaan metode diskusi menjadi way of life (pandangan dan
mempunyai tujuan yang sama sikap hidup) seseorang.
dengan teori Vygotsky pada bab II
halaman 10 yaitu kualitas berfikir Maka, indikator
siswa dibangun dalam ruangan kelas, bertambahnya hasil belajar siswa
sedangkan aktivitas sosialnya bisa di ukur melalui tiga aspek
dikembangkan dalam bentuk kerja menurut Bloom lihat bab II halaman
sama antara pelajar dengan pelajar 11 , yaitu:
lainnya yang lebih mampu dibawah a) Kognitif / Pengetahuan
bimbingan orang dewasa yaitu guru.
Dengan metode diskusi,
Dalam meningkatkan pembelajaran tidak hanya
pemahaman siswa tentang materi, berpusat kepada guru saja, tetapi
guru menggunakan metode yang siswa yang akan menjadi aktor
dirasakan cocok dan sesuai dengan dalam pembelajaran. Seperti
kurikulum 2013 yang digunakan. halnya metode ceramah, diskusi
Siswa pun aktif dalam pembelajaran pun ada kekurangannya.
di kelas dan mendominasi kelas, Meskipun demikian, dengan
sehingga pemahaman mereka metode diskusi pengetahuan
meningkat sejak guru menggunakan siswa akan lebih meningkat.
metode tersebut. Hal tersebut Karena, apabila siswa hanya
ditandai dengan nilai siswa yang mendengar dari guru saja
rata-rata di atas KKM (Kriteria mungkin yang dapat dipahami
Ketuntasan Minimal) yaitu 3.00. Hal dengan baik hanya sedikit dan
itu sesuai dengan teori Piaget pada mudah hilang dari ingatan siswa.
bab II halaman 10 yaitu kegiatan Namun dengan melibatkan siswa
pembelajaran yang harus melibatkan dalam diskusi akan menambah
11

daya ingat siswa meningkat, hal dalam berbicara mengemukakan


itu dikarenakan mereka pendapatnya di depan siswa lain
memahami bacaan kemudian dan mempertahankan
mempresentasikannya. pendapatnya. Sehingga guru
harus mampu membuat siswa
b) Afektif / Sikap yang pendiam tersebut menjadi
Sikap mulia yang dapat aktif dan kondusif.
dihasilkan melalui metode Dari analisis di atas dapat
diskusi antara lain: saling kita lihat, bahwasanya
menghargai pendapat orang lain, pelaksanaan metode active
saling toleran, saling learning mempengaruhi dalam
menghormati walaupun berbeda peningkatkan hasil belajar siswa
pandangan, menerima dengan kelas X SMK Negeri 9
lapang- dada apabila ternyata Surakarta, sehingga siswa aktif
pendapatnya salah, legowo untuk dalam kelas dan dapat
mengakui kesalahan dan memahami pendidikan agama
menerima pendapat yang benar Islam dengan metode yang
dari kelompok lain maupun menarik dan tidak
guru. membosankan.
Dalam pembentukan sikap Demikian hasil analisa
ini, guru juga memberikan penulis mengenai apakah dengan
contoh suri tauladan yang baik metode active learning dengan
kepada siswanya, misalnya diskusi kelompok dapat
dengan mengapresiasi pendapat meningkatkan hasil belajar siswa
tiap kelompok serta mengajak kelas X SMK Negeri 9 Surakarta
untuk mengkritisi yang yang ditinjau dari teori-teori
disampaikan kelompok lain yang dikemukakan oleh para
dengan sopan dan santun. Hal ahli.
tersebut akan menciptakan
suasana pembelajaran yang
penuh kekeluargaan dengan
sikap dan etika yang baik.
c) Psikomotorik / Keterampilan
Diskusi yang berlangsung
menuntut siswa untuk terampil
dalam menggali materi dan
memahami materi secara
mendalam. Selain bisa terampil
dalam mengamalkan ajaran
Islam yang disitu ada
hubungannya dengan
menggerakkan anggota badan
seperti wudhu, shalat, dan lain-
lain siswa juga harus terampil
BAB VI 4. Adupun faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan
KESIMPULAN DAN SARAN diskusi kelompok yaitu:
A. Kesimpulan Faktor Pendukung: (a) Siswa
Berdasarkan data dan akan dapat memecahkan
analisa data pada bab IV dan V masalah dengan berbagai jalan
penulis mengambil kesimpulan: (jawaban) untuk mencari
1. Pembelajaran pendidikan jawaban yang paling tepat. (b)
agama Islam dengan metode Siswa dapat saling
active learning yaitu diskusi mengemukakan pendapat
kelompok (group resume) sehingga pembelajaran menjadi
berpengaruh terhadap aktif dan kondusif. (c) siswa
peningkatan hasil belajar belajar menghargai orang lain
siswa kelas X SMK Negeri 9 dengan mendengarkan pendapat
Surakarta. Hal tersebut orang lain, sekalipun berbeda
terbukti dengan nilai siswa dengan pendapatnya. (d) siswa
kelas X adalah di atas KKM berpikir kritis dan mau
(Kriteria Ketuntasan mengungkapkan ide-idenya.
Minimum) yaitu 3.00.
2. Walaupun jarang mencoba Faktor Penghambat: (a)
metode active learning yang Berdiskusi akan dikuasai oleh
lain, guru PAI kelas X siswa yang gemar berbicara,
menganggap metode diskusi bagi siswa yang sukar berbicara
kelompok adalah yang paling akan sulit mengeluarkan
cocok diterapkan pada pendapatnya. (b) Bagi murid
kurikulum 2013 yang yang tidak aktif cenderung
mengharuskan siswa untuk melepaskan diri dari tanggung
belajar secara aktif. jawab dengan bermain atau rame
3. Pemahaman siswa dapat sendiri. (c) Diskusi banyak
diukur dari tiga aspek, yaitu menyita waktu. Seringkali jika
kognitif, afektif, dan diskusi lagi asyik dan seru
psikomotorik. Adapun sikap- biasanya hingga waktu habis pun
sikap mulia yang dihasilkan tidak terasa. (d) Terkadang tema
dengan metode diskusi yang didiskusikan keluar jalur.
kelompok yaitu: saling Ada kalanya diskusi keluar dari
menghargai pendapat orang topik pembahasan, hal itu
lain, saling toleran, saling dikarenakan siswa diajak oleh
menghormati walaupun guru untuk menggali informasi
berbeda pandangan, lain yang berkaitan dengan
menerima dengan lapang materi yang dibahasnya. (e)
dada apabila ternyata Sarana dan prasarana yang
pendapatnya salah, legowo kurang memadai.
untuk mengakui kesalahan
dan menerima pendapat yang B. Saran
benar dari kelompok lain Berdasarkan hasil penelitian
maupun guru. yang telah penulis lakukan,

12
13

dalam rangka meningkatkan b. Sebagai siswa yang baik,


pemahaman siswa tentang hendaknya senantiasa
pendidikan agama Islam, maka berperilaku positif
penulis menyampaikan beberapa dengan mengamalkan
saran yaitu: nilai-nilai pendidikan
1. Kepada Kepala Sekolah agama Islam sebagai
a. Sebagai kepala sekolah, sumber tuntunan hidup di
hendaknya meningkatkan dunia maupun di akhirat.
sarana dan prasarana 4. Kepada sekolah
yang sudah ada supaya
proses pembelajaran Hendaknya
lebih mudah dilakukan. pendidikan agama Islam yang
b. Sebagai kepala sekolah, diberikan di sekolah dapat
hendaknya siap menjadi menjadi landasan dalam
contoh suri tauladan yang mencari dan mendalami ilmu
baik bagi guru, agama Islam yang tidak
karyawan, dan siswa. hanya pengetahuannya saja,
c. Hendaknya bersama tetapi juga dapat
guru/wali kelas bekerja mengamalkan nilai-nilai yang
sama dalam menciptakan terkandung di setiap materi
suasana belajar yang pembahasan.
menyenangkan.
Pendidikan agama
2. Kepada Pendidik
Islam telah diajarkan oleh
a. Sebagai pendidik,
guru agama Islam adalah
hendaknya mampu
dengan metode yang pas,
menjadi teladan yang
sehingga hasil dari
baik, membimbing,
pendidikan tersebut siswa
menasehati,
dapat paham dalam mencerna
mengarahkan kepada
materi pembelajaran di kelas.
anak didik ke hal-hal
karena pendidikan agama
yang mulia.
Islam sebagai bekal untuk
b. Hendaknya pendidik
kehidupan di dunia dan
selalu mencari inovasi
akhirat.
pembelajaran yang
menyenangkan sehingga DAFTAR PUSTAKA
kelas menjadi aktif dan
kondusif. Gaffar Abdul. 2003. Re-Formulasi
3. Kepada Anak Didik Rancangan Pembelajaran
a. Kalian siswa generasi FAI. Jakarta: Nur Insani.
mendatang, maka
sepatutnya berperilaku Gunawan Heri. 2012. Kurikulum dan
yang baik. contoh, Pembelajaran Pendidikan
dengarkan, dan Agama Islam. Bandung:
laksanakan apa yang Alfabeta.
disampaikan oleh bapak
atau ibu guru.
Isjoni. 2008. Cooperative Learning. Sudijono Anas. 1996. Pengantar
Bandung: Alfabeta. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(KBBI v 2.0.0 Think Digital). Suharsimi. 1992. Prosedur
Diakses tanggal 28 Penelitian Suatu Pendekatan
November jam 16.30. Praktek. Jakarta: Reneke
Cipta.
Muhaimin. 2001. Paradigma
Pendidikan Islam. Bandung: Suyono. 2012. Belajar dan
PT. Remaja Rosdakarya. Pembelajaran: Teori dan
Konsep Dasar. Bandung: PT.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Remaja Rosdakarya.
Kompetensi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Tanszeh Ahmad. 2011. Metodologi
Penelitian Praktis.
Shahib Muhammad. 2007. Al- Yogyakarta: Teras.
Qur’anulkarim Terjemah
Tafsir Perkata. Bandung: Umar Bukhari. 2010. Ilmu
Sygma dan Syamil Quran. Pendidikan Islam. Jakarta:
Amzah.
Siregar Syofian. 2013. Metode
Penelitian Kuantitatif.
Zaini Hisyam, Dkk. 2002. Strategi
Jakarta: Kencana Prenada
Pembelajaran Aktif.
Media Grup.
Yogyakarta: CTSD IAIN
Sunan Kalijaga
Silberman Mel. 2009. Active
Learning: 101 Cara Belajar
Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia.

14

Anda mungkin juga menyukai