Anda di halaman 1dari 57

HALAMAN MUKA

LAMBANG PERGURUAN
TINGGI

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI


LAPORAN EVALUASI DIRI

UNIVERSITAS / INSTITUT / SEKOLAH TINGGI /


POLITEKNIK / AKADEMI / AKADEMI
KOMUNITAS
.....................................................

NAMA KOTA KEDUDUKAN PERGURUAN TINGGI


TAHUN ................
IDENTITAS PERGURUAN TINGGI

Nama Perguruan Tinggi : (Tuliskan nama perguruan tinggi)

Alamat : (Tuliskan alamat lengkap perguruan tinggi)

Nomor Telepon : .......................................................................

E-mail dan Website : .......................................................................

Nomor SK Pendirian PT *) : .......................................................................

Tanggal SK Pendirian PT : .......................................................................

Pejabat Penandatangan
SK Pendirian PT : .......................................................................

Tahun Pertama Kali


Menerima Mahasiswa : .......................................................................

Peringkat Terbaru
Akreditasi Perguruan Tinggi : ........................................................................

Nomor SK BAN-PT : ........................................................................

Daftar Program Studi,


Status dan Peringkat Akreditasi

Status dan
Nomor dan Tanggal
No. Program Program Studi Peringkat
Tanggal SK **) Kadaluarsa
Akreditasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
2
3
...

Catatan:
*) Lampirkan salinan Surat Keputusan Pendirian Perguruan Tinggi.
**) Lampirkan salinan Surat Keputusan Akreditasi Program Studi terakhir.
IDENTITAS TIM PENYUSUN
LAPORAN EVALUASI DIRI

Nama : ......................................................................
NIDN : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : DD – MM – YYYY
Tanda Tangan :

Nama : ......................................................................
NIDN : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : DD – MM – YYYY
Tanda Tangan :

Nama : ......................................................................
NIDN : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : DD – MM – YYYY
Tanda Tangan :

Nama : ......................................................................
NIDN : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : DD – MM – YYYY
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI

IDENTITAS PERGURUAN TINGGI


IDENTITAS TIM PENYUSUN LAPORAN EVALUASI DIRI
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I. PENDAHULUAN
A. DASAR PENYUSUNAN
B. TIM PENYUSUN DAN TANGGUNGJAWABNYA
C. MEKANISME KERJA PENYUSUNAN EVALUASI DIRI
BAB II. LAPORAN EVALUASI DIRI
A. KONDISI EKSTERNAL
B. PROFIL INSTITUSI
C. KRITERIA
D. ANALISIS DAN PENETAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN
BAB III. PENUTUP

Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi 3.0 6
BAGIAN KEDUA
STRUKTUR LAPORAN EVALUASI DIRI

II. PENDAHULUAN

Bagian ini berisi deskrispi yang memuat dasar penyusunan, tim penyusun, dan
mekanisme kerja penyusunan Laporan Evaluasi Diri (LED).

A. Dasar Penyusunan
Bagian ini berisi kebijakan tentang penyusunan evaluasi diri di perguruan tinggi yang
didalamnya termasuk juga tujuan dilakukannya penyusunan LED. Pada bagian ini,
institusi harus mampu menunjukkan keterkaitan LED dengan rencana
pengembangan institusi.

B. Tim Penyusun dan Tanggung Jawabnya


Pada bagian ini institusi harus dapat menunjukkan bukti formal tim penyusun LED
beserta deskripsi tugasnya, termasuk didalamnya keterlibatan berbagai unit,
pemangku kepentingan internal (mahasiswa, pimpinan, dosen, dan tenaga
kependidikan) dan eksternal (lulusan, pengguna, dan mitra) dalam penyusunan LED.

C. Mekanisme Kerja Penyusunan LED


Bagian ini harus memuat mekanisme pengumpulan data dan informasi, verifikasi
dan validasi data, pengecekan konsistensi data, analisis data, identifikasi akar
masalah dan penetapan strategi pengembangan yang mengacu pada rencana
pengembangan jangka panjang, yang didukung dengan jadwal kerja tim yang jelas.

III. LAPORAN EVALUASI DIRI

A. Kondisi Eksternal
Bagian ini menjelaskan kondisi eksternal perguruan tinggi yang terdiri dari
lingkungan makro dan lingkungan mikro ditingkat lokal, nasional, dan internasional.
Lingkungan makro mencakup aspek politik, ekonomi, kebijakan, sosial, budaya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lingkungan mikro mencakup aspek
pesaing, pengguna lulusan, sumber calon mahasiswa, sumber calon dosen, sumber
tenaga kependidikan, e-Learning, pendidikan jarak jauh, Open Course Ware (OCW),
kebutuhan dunia usaha/industri dan masyarakat, mitra, dan aliansi. Unit pengelola
perlu menganalisis aspek-aspek dalam lingkungan makro dan lingkungan mikro yang
relevan dan dapat mempengaruhi eksistensi dan pengembangan institusi.
B. Profil Institusi
Bagian ini berisi deskripsi sejarah institusi, visi, misi, tujuan, sasaran dan tata nilai,
organisasi (fakultas, lembaga, dan program studi), mahasiswa dan lulusan, sumber
daya manusia (dosen dan tenaga kependidikan), keuangan, sarana dan prasarana,
sistem penjaminan mutu internal, serta kinerja perguruan tinggi, yang disajikan
secara ringkas dan mengemukakan hal-hal yang paling penting. Aspek yang harus
termuat dijelaskan sebagai berikut.

1. Sejarah institusi
Institusi harus mampu menjelaskan mandat pendirian dan perkembangan
perguruan tinggi (jika terjadi pergeseran mandat atau perubahan bentuk
institusi) secara ringkas dan jelas.

2. Visi, misi, tujuan, strategi, dan tata nilai


Bagian ini berisi deskripsi singkat visi, misi, tujuan, sasaran, dan tata nilai
yang diterapkan di perguruan tinggi.

3. Organisasi dan tata kerja


Bagian ini berisi penjelasan dokumen formal organisasi dan tata kerja yang
saat ini berlaku, termasuk didalamnya diuraikan secara ringkas tentang
struktur organisasi dan tata kerja (fakultas, lembaga, program studi,
laboratorium, dll.), serta tugas pokok dan fungsinya.

4. Mahasiswa dan lulusan


Bagian ini, berisi deskripsi ringkas data jumlah mahasiswa dan lulusan,
termasuk kualitas masukan, prestasi monumental yang dicapai mahasiswa
dan lulusan, serta kinerja lulusan.

5. Dosen dan tenaga kependidikan


Bagian ini berisi informasi ringkas jumlah dan kualifikasi SDM (dosen dan
tenaga kependidikan), kecukupan dan kinerja, serta prestasi monumental
yang dicapai.

6. Keuangan, sarana, dan prasarana


Berisi deskripsi ringkas kecukupan, kelayakan, kualitas, dan aksesibilitas
sumber daya keuangan, sarana dan prasarana.

7. Sistem penjaminan mutu


Berisi deskripsi sistem penjaminan mutu yang paling tidak berisi kebijakan,
organisasi, dokumen SPMI, implementasi, monitoring dan evaluasi, laporan
audit, dan tindak lanjut. Pada bagian ini juga tercakup sistem penjaminan
mutu internal (dengan siklus PPEPP yang dilakukan oleh institusi), pengakuan
mutu dari lembaga audit eksternal (bukan BAN-PT), lembaga akreditasi, dan
lembaga sertifikasi.
8. Kinerja institusi
Berisi deskripsi capaian dan luaran perguruan tinggi yang paling diunggulkan.

C. KRITERIA
Laporan evaluasi diri harus memuat 9 (sembilan) kriteria akreditasi yang meliputi
kriteria: 1) Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi, 2) Tata Pamong, Tata Kelola, dan
Kerjasama, 3) Mahasiswa, 4) Sumber Daya Manusia, 5) Keuangan, Sarana, dan
Prasarana, 6) Pendidikan, 7) Penelitian, 8) Pengabdian kepada Masyarakat, dan 9)
Luaran dan Capaian Tridharma.

C.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi (VMTS), yang mencakup antara
lain: keterlibatan para pemangku kepentingan internal maupun eksternal,
pertimbangan terhadap kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan
kebutuhan pengembangan perguruan tinggi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan yang mencakup: penyusunan,
evaluasi, sosialisasi, dan implementasi VMTS ke dalam peraturan dan
program pengembangan.

3. Strategi Pencapaian VMTS


Bagian ini menjelaskan secara komprehensif strategi pencapaian VMTS
perguruan tinggi. Pada bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang
akan dialokasikan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan serta
mekanisme kontrol pencapaiannya

4. Indikator Kinerja Utama


Perguruan Tinggi memiliki rencana pengembangan jangka panjang,
menengah, dan pendek yang memuat indikator kinerja utama dan targetnya
untuk mengukur ketercapaian tujuan strategis yang telah ditetapkan.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator VMTS lain yang ditetapkan oleh
masing masing perguruan tinggi. Data indikator kinerja tambahan yang sahih
harus diukur, dimonitor, dikaji, dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
6. Evaluasi Capaian Kinerja
Berisi deskripsi dan analisi keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian VMTS yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
dan evaluasi terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar
masalah, faktor pendukung keberhasilan dan faktor penghambat
ketercapaian VMTS.

7. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian VMTS dan Tindak Lanjut


Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan institusi.

C.2 Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait tata pamong, tata kelola, dan
kerjasama yang mencakup: sistem tata pamong, kepemimpinan,
pengelolaan, kode etik, penjaminan mutu, dan kerjasama. Tata pamong
merujuk pada struktur organisasi, mekanisme dan proses bagaimana suatu
institusi dikendalikan dan diarahkan untuk melaksanakan misi dan mencapai
visinya. Tata pamong juga harus mengimplementasikan manajemen risiko
untuk menjamin keberlangsungan perguruan tinggi. Pada bagian ini harus
dideskripsikan perwujudan tata pamong universitas yang baik (good
university governance/GUG), sistem pengelolaan, sistem penjaminan mutu,
dan kerjasama dengan mitra.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan pengembangan sistem tata
pamong yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, legalitas organisasi dan tata
kerja institusi, sistem pengelolaan, sistem penjaminan mutu, dan kerjasama.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait tata pamong (pemenuhan kelengkapan organ perguruan
tinggi dan tupoksinya), tata kelola (sistem pengelolaan dan sistem
penjaminan mutu) dan kerjasama. Pada bagian ini juga harus diuraikan
sumber daya yang akan dialokasikan untuk mencapai standar yang telah
ditetapkan serta mekanisme kontrol pencapaiannya.
4. Indikator Kinerja Utama
a) Tata Pamong dan Tata Kelola
1) Ketersediaan dokumen formal sistem tata pamong dan tata kelola
untuk menyusun arah strategis sesuai dengan konteks institusi
untuk menjamin akuntabilitas, keberlanjutan dan transparansi, serta
memitigasi potensi risiko, termasuk dalam pengembangan
organisasi.
2) Ketersediaan dokumen formal struktur organisasi dan tata kerja
institusi beserta tugas pokok dan fungsinya.
3) Ketersediaan bukti yang sahih terkait praktek baik perwujudan GUG
mencakup 5 pilar, yaitu: kredibilitas, transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab, dan berkeadilan.

b) Kepemimpinan
Efektivitas kepemimpinan yang mencakup:
1) Kepemimpinan Operasional, ditunjukkan melalui kemampuan
pimpinan dalam menjalin komunikasi yang baik dengan
stakeholders internal untuk merealisasikan rencana strategis dan
operasional, serta kemampuan dalam mengambil keputusan
strategis dalam melaksanakan kebijakan operasional.
2) Kepemimpinan Organisasional, ditunjukkan melalui kemampuan
pimpinan untuk mengambil keputusan dalam melaksanakan
kebijakan organisasional, serta perannya sebagai agen perubahan
sekaligus motivator akan tercapainya visi, misi, budaya dan tujuan
strategis perguruan tinggi.
3) Kepemimpinan Publik, ditunjukkan melalui kemampuan pimpinan
dalam menjalin kerjasama tridharma dan menjadikan perguruan
tinggi menjadi rujukan publik.

c) Pengelolaan
1) Ketersediaan bukti formal keberfungsian sistem pengelolaan
fungsional dan operasional perguruan tinggi yang meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penempatan personil (staffing), pengarahan (leading), dan
pengawasan (controlling).
2) Ketersediaan dokumen formal dan pedoman pengelolaan
mencakup aspek: a) pendidikan, b) pengembangan suasana
akademik dan otonomi keilmuan, c) kemahasiswaan, d) penelitian,
e) PkM, f) SDM,
g) Keuangan, h) Sarana dan Prasarana, i) Sistem Penjaminan
Mutu, dan j) Kerjasama.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang implementasi kebijakan dan
pedoman pengelolaan aspek: a) pendidikan, b) pengembangan
suasana akademik dan otonomi keilmuan, c) kemahasiswaan, d)
penelitian, e) PkM, f) SDM, g) Keuangan, h) Sarana dan Prasarana,
i) Sistem Penjaminan Mutu, dan j) Kerjasama.
4) Ketersediaan dokumen formal dan bukti mekanisme persetujuan
dan penetapan terhadap rencana strategis (yang mencakup
perencanaan finansial dan sumber daya, pengelolaan dan
pengendalian risiko, kepatuhan terhadap peraturan, konflik
kepentingan, pelaporan dan audit).

d) Sistem Penjaminan Mutu


1) Ketersediaan dokumen formal pengembangan sistem penjaminan
mutu perguruan tinggi.
2) Terbangunnya sistem penjaminan mutu internal yang fungsional
yang paling tidak termasuk:
a) Dokumen formal pembentukan unsur pelaksana penjaminan
mutu internal di perguruan tinggi.
b) Ketersedian dokumen mutu yang dapat mencakup: pernyataan
komitmen mutu, kebijakan mutu, standar mutu, manual mutu
dan dokumen lain yang diperlukan.
c) Ketersediaan rencana implementasi penjaminan mutu yang
mencakup: strategi, kebijakan, pemberdayaan para pemangku
kepentingan yang merupakan bagian dari rencana jangka
menengah maupun jangka panjang.
d) Bukti yang sahih terkait efektivitas pelaksanaan penjaminan
mutu yang ditetapkan, dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan,
dan ditindak lanjuti untuk perbaikan yang berkelanjutan
(PPEPP).
e) Bukti sahih pelaksanaan monitoring dan evaluasi penjaminan
mutu yang terstruktur, ditindaklanjuti, dan berkelanjutan.
f) Bukti sahih sistem perekaman dan dokumentasi mutu, serta
publikasi hasil penjaminan mutu internal kepada para
pemangku kepentingan.
3) Ketersediaan bukti yang sahih terkait praktek baik pengembangan
budaya mutu di perguruan tinggi.
4) Bukti sahih terkait hasil Sertifikasi/Akreditasi/Audit Eksternal. Bagian
ini berisi hasil analisis data:
a) perolehan sertifikasi/ akreditasi eksternal oleh lembaga
internasional atau nasional bereputasi (Tabel 1.a. LKPT).
b) perolehan akreditasi program studi oleh lembaga akreditasi
internasional bereputasi (Tabel 1.a. LKPT).
c) Pelaksanaan dan hasil audit eksternal keuangan di perguruan
tinggi (Tabel 1.a. LKPT).
d) Perolehan status terakreditasi seluruh program studi oleh BAN-
PT atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) (Tabel 1.b. LKPT).
e) Kerjasama
1) Ketersediaan dokumen formal kebijakan dan prosedur
pengembangan jejaring dan kemitraan (dalam dan luar negeri), dan
monitoring dan evaluasi kepuasan mitra kerjasama.
2) Ketersediaan dokumen perencanaan pengembangan jejaring dan
kemitraan yang ditetapkan untuk mencapai visi, misi dan tujuan
strategis institusi.
3) Ketersediaan data jumlah, lingkup, relevansi, dan kemanfaatan
kerjasama.
4) Ketersediaan bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
kemitraan, tingkat kepuasan kepuasan mitra kerjasama yang diukur
dengan instrumen yang sahih, serta upaya perbaikan mutu jejaring
dan kemitraan untuk menjamin ketercapaian visi, misi dan tujuan
strategis.
5) Bukti sahih kerjasama tridharma yang dilengkapi dengan hasil
analisis data terkait manfaat kerjasama bagi perguruan tinggi (Tabel
1.c. LKPT).

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja tata pamong, tata kelola
dan kerjasama lain berdasarkan standar yang ditetapkan oleh perguruan
tinggi. Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor,
dikaji, dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

7. Penjaminan Mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu tata pamong,
tata kelola dan kerjasama yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi
dan dikendalikan, serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus
PPEPP.

8. Kepuasan Pengguna
Pengukuran kepuasan layanan manajemen terhadap para pemangku
kepentingan: mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, lulusan, pengguna
dan mitra yang memenuhi aspek-aspek berikut:
1) menggunakan instrumen kepuasan yang sahih, andal, mudah digunakan,
2) dilaksanakan secara berkala, serta datanya terekam secara
komprehensif,
3) dianalisis dengan metode yang tepat serta bermanfaat untuk
pengambilan keputusan, dan
4) tingkat kepuasan dan umpan balik ditindaklanjuti untuk perbaikan dan
peningkatan mutu luaran secara berkala dan tersistem.
5) review terhadap pelaksanaan pengukuran kepuasan para pemangku
kepentingan.
6) hasilnya dipublikasikan dan mudah diakses oleh para pemangku
kepentingan.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Tata Pamong, Tata


kelola dan Kerjasama serta Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan tata pamong, tata kelola dan kerjasama.

C.3 Mahasiswa

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait mahasiswa yang mencakup
sistem seleksi dan layanan mahasiswa.
1. Latar Belakang
Mengacu pada visi STKIP Banten sebagai sekolah tinggi yang
unggul dan mampu menghasilkan lulusan yang professional, kompeten
dan berkarakter. Mahasiswa STKIP Banten bagian dari sivitas
akademika merupakan peserta didik yang berhak mendapatkan
pendampingan dari sekolah tinggi. Pendampingan ini dimaksudkan agar
mahasiswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan, baik dalam
bidang akademik, minat dan bakat, kepribadian dan profesi.
2. Tujuan
a. Memberikan jaminan mutu input mahasiswa dalam proses selama
masa studi
b. Memberikan jaminan dikembangkannya kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan yang mengarah kepada penggalian potensi diri
mahasiswa yang berkualitas baik secara akademik maupun non
akademik.
3. Rasional
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) telah memberikan arahan tentang
pentingnya peningkatan mutu yang berkelanjutan. Kegiatan
kemahasiswaan dikelompokkan dalam empat bidang yaitu: bidang
penalaran, bidang minat bakat dan kegemaran, bidang organisasi
serta bidang kesejahteraan dan bakti sosial.
4. Mekanisme
Mekanisme penetapan standar perguruan tinggi terkait
mahasiswa telah melampaui standar SN dikti
2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan yang mencakup sistem
penerimaan mahasiswa baru dan layanan mahasiswa (bimbingan dan
konseling, pengembangan nalar, minat dan bakat, pengembangan soft skills,
layanan beasiswa, bimbingan karir dan kewirausahaan, dan layanan
kesehatan).
1. Dokumen Kebijakan Metode rekrutmen dan sistem seleksi
 Pendaftaran mahasiswa
a. Pendaftaran mahasiswa melalui proses pengisian formulir secara
manual dan online
b. Terdapat Formulir pendaftaran dan web. Pendaftaran online
c. Penerimaan kelas reguler satu tahun dua kali
d. Penerimaan mahasiswa konversi/pindahan diatur dalam
ketentuan khusus diatur oleh Program Studi masing-masing
 Tata cara penerimaan mahasiswa baru
a. Tes masuk terdiri dari ujian tulis
b. Tes tertulis terdiri dari Tes Potensi Akademik dan tes non akademik
untuk prodi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi
c. Tes wawancara dilakukan oleh masing-masing program studi

2. Dokumen Layananan Kemahasiswaan


Layanan Minat dan Bakat Mahasiswa bertujuan untuk
membantu, mendorong, dan menunjang kelancaran proses belajar
mahasiswa sehingga dapat mengembangkan minat dan bakatnya
secaraoptimal.
Secara umum, Panduan Layanan Minat dan Bakat Mahasiswa ini
dikembangkan agar:
a. Tata kehidupan akademik dan sosial kampus dapat berkembang
dengan baik sehingga mendukung secara kondusif implementasi
Tridharma Perguruan Tinggi secara optimal
b. STKIP Banten dapat menghasilkan produk (output) yang
berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.
STKIP Banten memberikan layanan program dan kegiatan
kemahasiswaan yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan
bakat mahasiswa. Program ini juga bertujuan menumbuhkan
apresiasi mahasiswa terhadap olahraga dan seni, cinta alam, dan
lain-lain. Kegiatan tersebut diorganisir dalam unit-unit kegiatan
mahasiswa (UKM).
Beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi akademik maupun
non akademik serta mahasiswa yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu. Mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang
mampu secara ekonomi tetapi memiliki potensi akademik di STKIP
Banten antara lain tercover melalui Bantuan Pendidikan PPA dari
LLDIKTI Wilayah IV maupun beasiswa d a r i Yayasan Insan Aqilah.
3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait mahasiswa yang berisi: sistem seleksi dan layanan
mahasiswa. Pada bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang akan
dialokasikan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan serta mekanisme
kontrol pencapaiannya.
Strategi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten dalam
pencapaian standar kemahasiswaan sebagai berikut :
a. Ketua melakukan koordinasi dengan
wakil ketua bidang kemahasiswaan secara berkala
b. Ketua Program Studi melakukan
koordinasi dengan para perwakilan mahasiswa untuk perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan

Upaya-upaya yang dilakukan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu


Pendidikan Banten dalam pengalokasian sumber daya sebagai berikut:
1. Sosialisasi online
2. Mou dengan SMA/SMK
3. Beasiswa
4. Kerjasama dengan industri dan dunia usaha
5. Mengikuti kegiatan di luar kampus
6. Melakukan kegiatan kemahasiswaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan (Event, Pameran inovasi mahasiswa)

4. Indikator Kinerja Utama


a) Kualitas input mahasiswa
Hasil analisis data
1) Seleksi Mahasiswa Baru: rasio jumlah pendaftar terhadap jumlah
pendaftar yang lulus seleksi, dan persentase jumlah pendaftar yang
lulus seleksi terhadap jumlah yang mendaftar ulang (Tabel 2.a
LKPT).
2) Mahasiswa Asing: rasio jumlah mahasiswa asing terhadap jumlah
seluruh mahasiswa (Tabel 2.b. LKPT).
1. Analisis data jumlah pendaftar mahasiswa baru STKIP Banten
sebagai berikut :
Bagan Rasio Pendaftar & Mahasiwa Baru

b) Layanan mahasiswa
Layanan mahasiswa yang disediakan oleh perguruan tinggi untuk seluruh
mahasiswa dalam bentuk pembinaan, peningkatan dan pengembangan:
1) penalaran, termasuk softskills,
2) minat dan bakat, termasuk didalamnya pengembangan kegiatan
mahasiswa dan UKM,
3) kesejahteraan, yang dapat meliputi bimbingan konseling,
beasiswa, layanan kesehatan, serta
4) karir dan bimbingan kewirausahaan.
Layanan mahasiswa STKIP Banten meliputi beberapa bidang kegiatan,
antara lain:
1. Penalaran
Bentuk kegiatan: Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP),
Pelaksanaan: Kegiatan HMP berfokus pada kegiatan yang menunjang
keorganisasian dan akademik. Kegiatan yang dilaksanakan HMP
diantaranya adalah: Latihan Kepemimpinan, diskusiaktual, seminar
pendidikan, komunitas enterpreneur dl.
Hasil: Mahasiswa mampu melakukan pengkaderan dan berorganisasi,
serta mahasiswa mampumenyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah.

2. Minat dan Bakat:


a. Bentuk kegiatan UKM Akademik : Englis Club, Microteaching
Hasil: Mahasiswa memiliki kompetensi di bidang akademik yang
ilmunya bisa diaplikasikan di dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Bentuk kegiatan UKM Non Akademik: UKM Olahraga, Seni dan
KSR, Pelaksanaan: UKM Olahraga terbagi atas voli, futsal dan
bulu tangkis. UKM Seni terbagi atas seni musik dan seni suara.
Mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih UKM sesuai dengan
bakatnya. UKM olahraga dan seni dilaksanakan 1 kali dalam 1
minggu,
Hasil: Mengembangkan/mengasah bakat mahasiswa,
mahasiswa dapat menyelenggarakan turnamen-urnamen
olahraga, dan mahasiswa bisa mengikuti perlombaan-
perlombaan seni ataupun mengisi acara.

3. Kesejahteraan (Bimbingan konseling, layanan beasiswa dan layanan


kesehatan)
a. Bentuk Kegiatan : Layanan bimbingan dan konseling di bidang non
akademik yang berkaitan dengan masalah psikologi mahasiswa.
Karena masalah psikologi dapat mempengaruhi perkuliahan
mahasiswa seperti menurunnya prestasi mahasiswa, Pelaksanaan:
Konsultasi dilakukan secara individual oleh konselor yang
ditugaskan Program Studi yaitu Dosen Tetap STKIP Banten yang
berkompeten di bidang psikologi. Konsultasi dilakukan sesuai
kebutuhan mahasiswa yang disesuaikan dengan jam kerja,
Hasil : Mahasiswa dapat mengatasi kesulitannya dan menempuh
kuliah dengan lancar.
b. Bentuk kegiatan : Pemberian beasiswa secara selektif. Jenis
beasiswa yang diterimaBeasiswa Peningkatan Prestasi Akademik
(PPA) dari Kopertis Wilayah IV, Pelaksanaan: Pemberian beasiswa
diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi syarat.
Hasil : Pada tahun 2016 sebanyak 2 (dua) mahasiswa memperoleh
beasiswa.
c. Bentuk kegiatan : Pemberian beasiswa secara selektif. Jenis
beasiswa yang diterima Beasiswa mahasiwa yang memiliki prestasi
yang baik kelemahan finansial dari yayasan, Pelaksanaan:
Pemberian beasiswa diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi
syarat.
Hasil : Pada tahun.... sebanyak ......mahasiswa memperoleh
beasiswa.
d. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS dan
Layanan kesehatan insidental, Pelaksanaan : Penyuluhan
dilaksanakan sesuai jadwal, layanan kesehan insidental diberikan
antara lain pada saat acara-acara resmi institusi.
Hasil : Menambah wawasan mahasiswa dalam bidang kesehatan
dan mahasiswa mendapat layanan kesehatan secara gratis

4. Karir dan bimbingan kewirausahaan


a. Bentuk Kegiatan :STKIP Banten Career Center
b. Bentuk kegitan: Unit Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja mahasiswa lain
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi. Data indikator
kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji, dan dianalisis
untuk perbaikan berkelanjutan.
Indikator kinerja tambahan terkait bidang kemahasiswaan yang
ditetapkan STKIP Banten adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru disabilitas
2. Kebijakan tentang pemberian beasiswa kepada mahasiswa disabilitas
3. Kebijakan tentang pemberian beasiswa Atlet Daerah
Kebijakan mengenai penerimaan mahasiswa berdasarkan prinsip ekuitas
(SARA-suku, agama, ras, antar golongan, gender, status sosial, dan
politik)

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.
1. Keberhasilan pencapaian standar yang ditetapkan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten terkait kemahasiswaan adalah
sebagai berikut:
a. Sarana pembelajaran yang memenuhi kegiatan
kemahasiswaan seperti Ruang HMPS, UKM, lab bahasa, lab
microteaching, lab Olahraga
b. Tersedia layanan beasiswa baik regular, prestasi akademik,
maupun beasiswa yayasan
c. Tempat kuliah yang strategis yang dapat diakses oleh
kendaraan umum
d. Waktu kuliah fleksibel yang dapat menyesuaikan bagi
mahasiswa yang sudah bekerja
e. Sistem pembiayaan yang terjangkau
2. Faktor penghambat ketidakberhasilan dalam pencapaian standar
terkait bidang kemahasiswaan adalah jumlah SDM masih terbatas.
3. Tindak lanjut yang dilakukan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten Memberikan beasiswa bagi masyarakat yang ingin
melanjutkan studi ke tingkat perguruan Tinggi untuk wilayah Kota
Serang dan sekitarnya

7. Penjaminan Mutu Mahasiswa


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu mahasiswa
yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta
dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini SPMI STKIP Banten
melakukan langkah-langkah implementasi standar kemahasiswaan sebagai
berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draft standar dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
 Visi Misi STKIP Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi dir dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan
pemeriksaan, pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan
standar dengan indicator-indikatornya.
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan
memberikan masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standard an mengajukan
pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.

2. Pelaksanaan Standar
a. Seluruh sivitas akademika melaksanakan kegiatan kemahasiswaan
sesuai dengan standard SOP yang telah ditetapkan

3. Evaluasi Pelaksanaan Standar


a. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara
periodik terhadapa ketercapaian isi standar kemahasiswaan. Dalam
melakukan pemantauan perlu memperhatikan:
 Pernyataan Standar Kemahasiswaan
 SOP Kegiatan Kemahasiswaan
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal
sebagai berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya
dari penyelenggaraan kegiatanyang ditemui dan ketidaksesuain
dengan standar kemahasiswaan
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan
atau ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar
belum berhasil
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai
dengan saran atau rekomendasi pengendalian.

4. Pengendalian Standar
a. SPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan
pada tahap sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan
atau ketidaksesuaian isi standar kemahasiswaan sesuai
kesepakatan yang telah ditentukan
c. SPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif
yang dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan
kembali berjalan sesuai dengan isi standar kemahasiswaan
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal
yang terkait pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua
Bidang Kemahasiswaan dan Ketua.

5. Peningkatan Standar
a. SPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau evaluasi dan
pengendalian standar kemahasiswaan
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan koordinasi dengan
mengundang Ketua, Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Unit
terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar kemahasiswaan yang akan
ditingkatkan dan mencapai kesepakatan untuk peningkatan
standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan revisi isi standar
kemahasiswaan sehinggamenjadi standar baru yang lebih tinggi
dari standar sebelumnya
e. Unit terkait menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam
penetapan standar kemahasiswaan sebagai standar yang baru.
8. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan mahasiswa termasuk
kejelasan instrumen yang digunakan, pelaksanaan, perekaman, dan
analisis datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
pengguna yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti
secara berkala dan tersistem.
STKIP Banten melakukan penyebaran kuesioner secara online
untuk mengukur tingkat kepuasaan mahasiswa. Tim yang ditunjuk dibawah
koordinasi ketua melakukan kuesioner secara online sebagai referensi
dalam melakukan evaluasi dan penyempurnaan pada layanan
kemahasiswaan.
a. Pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap layanan kemahasiswaan
sebagai berikut:
1. Instrumen yang digunakan meliputi aspek: Layanan bimbingan
konseling, Layanan minat dan bakat, Layanan pembinaan UKM dan
Layanan beasiswa
2. Metode yang digunakan dalam pengukuran kepuasan mahasiswa
terhadap layanan kemahasiswaan adalah penyebaran angket atau
kuesioner dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada mahasiswa yang dijadikan responden untuk
menjawabnya
3. Pelaksanaan penyebaran kuesioner kepuasan mahasiswa terhadap
layanan kemahasiswaan dilakukan pada setiap akhir semester ganjil
dan genap
4. Perekaman kuesioner kepuasan mahasiswa terhadap layanan
kemahasiswaan dilakukan melalui google form, kemudian data yang
telah diisi oleh mahasiswa diolah melalui Microsoft Excel
5. Hasil analisis data kepuasan mahasiswa terhadap layanan
kemahasiswaan sebagai berikut:

Bagan Kepuasaan Mahasiswa

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Mahasiswa serta


Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan kemahasiswaan.

Simpulan hasil evaluasi dan tindak lanjut terkait bidang


kemahasiswaan adalah bahwa standar yang ditetapkan STKIP Banten
sudah berdasarkan pada SN Dikti dan melampaui.
1. Pemosiisan: Prestasi mahasiswa telah melampaui standar SN Dikti
2. Masalah: Terakreditasi Ban-PT
3. Akar masalah: SDM terbatas
Rencana perbaikan dan pengembangan ke depan yang dilakukan
STKIP Banten adalah sebagai berikut:
Untuk meningkatkan status akreditasi dalam hal ini STKIP Banten
senantiasa mekakukan peningkatan-peningkatan baik dari bidang
pelayanan kepada mahasiswa maupun keilmuan dan pengetahuan melalui
kurikulum yang diterakan perguruan tinggi sesuai LLDIKTI. Meningkatkan
status akreditasi bukanlah hal yang mudah bagi sebuah Perguruan Tinggi
dan tidak dapat diperankan hanya oleh Perguan Tinggi itu sendiri.
Karenanya STKIP Banten mencoba mengsinergikan unsur-unsur yang
terlibat dalam proses akreditasi perguruan tinggi diantaranya pihak
manajemen, dosen, mahasiswa, karyawan, dll. Dalam hal ini urgensi peran
mahasiswa dalam proses akreditasi perguruan tinggi. Mahasiswa memiliki
peran penting, misalnya dalam hal kemahasiswaan, Output lulusan,
Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat serta sumber daya manusia.
Salah satu contoh kontribusi mahasiswa dalam bidang penelitian yaitu
adanya peran aktif dari mahasiswa dalam berbagai program penelitian yang
outputnya misalnya jurnal, program kreatifitas mahasiswa (PKM).
C.4 Sumber Daya Manusia

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait Sumber Daya Manusia (SDM)
yang mencakup: kualifikasi, kompetensi, beban kerja, proporsi, serta
pengelolaan SDM (dosen dan tenaga kependidikan).
a. Latar Belakang
Pada setiap organisasi, koorporasi dan institusi kerja peran
penting pengelolaan sumber daya manusia (SDM) adalah sebuah
keniscayaan, termasuk di perguruan Tinggi yang berkaitan
dengan tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan.
Pengelolaan SDM sangatlah penting bagi perguruan Tinggi,
karena menjadi penentu jalan atau stagnannya aktivitas di
perguruan Tinggi. Pengelolaan SDM perguruan Tinggi adalah
pengelolaan segenap civitas akademika. Salah satu tantangan
(challenge) bagi pimpinan pendidikan Tinggi khususnya terkait
pengelolaan SDM adalah menghadirkan tenaga pendidik (dosen)
dan tenaga kependidikan yang profesional sehingga perguruan
Tinggi mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya
saing Tinggi sebagai out-put akhirnya. Dengan kata lain,
eksistensi dosen dan tenaga kependidikan menjadi kebutuhan
untuk mewujudkan visi dan misi perguruan Tinggi.
Dalam hal itu untuk meningkatkan kinerja SDM dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain (1) memberikan peluang untuk
berkembang dalam karir secara profesional, (2) memastikan
adanya kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi, (3)
memberikan perhatian, penghargaan dan insentif, (4) menjamin
adanya peluang untuk mengembangkan gaya kepemimpinan
pembelajaran yang baik, dan (5) adanya jaminan sosial yang
baik.
Mengingat peran utama sumber daya manusia ini, pimpinan
perguruan Tinggi berkewajiban mengelola SDM untuk
mengimplementasikan sistem manajemen agar dapat efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pimpinan
perguruan Tinggi bertanggung jawab terhadap pengelolaan SDM
karena SDM merupakan pelaku utama dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di perguruan Tinggi.

b. Tujuan
1. Menghasilkan sumber daya manusia pendidik dan
kependidikan yang professional dan kompeten
2. Menghasilkan sistem pengelolaan SDM (dosen dan tenaga
kependidikan) yang merujuk pada prinsip good governance.
3. Menghasilkan mutu pendidikan dengan penguatan SDM yang
kompeten dan profesional

c. Rasional
Sebagaimana diamanatkan dalam salah satu misi Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten yaitu meningkatkan
mutu tenaga akademik mengembangkan menghasilkan lulusan
yang professional dan kompeten maka sebagai suatu lembaga
pendidikan yang turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa,
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten perlu secara
berkelanjutan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
(PBM) yang diselenggarakan. Untuk memastikan bahwa hasil
pembelajaran bermutu baik haruslah melalui penyediaan dosen dan
tenaga kependidikan yang baik dan terjaga secara kualitas. Oleh
karena itu, perlu ditetapkan standar dosen dan tenaga kependidikan
sebagai acuan minimal untuk proses belajar mengajar.

d. Mekanisme
Untuk memenuhi standar perencanaan maka STKIP Banten
menetapkan Standar sesuai SN Dikti diantaranya:
a. Menyediakan dokumen tertulis tentang sistem:
 Perencanaan SDM
 Rekrutmen, seleksi, dan pemberhentian
pegawai
b. Menetapkan Rasio dosen tetap dan mahasiswa yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang bermutu
c. Menetapkan kualifikasi minimal untuk tenaga
kependidikan/penunjang dan mendorong serta memfasilitasinya
untuk pengembangan karir baik melalui studi lanjut maupun
program-program pelatihan
d. Menyediakan buku kode etik berikut dengan usaha
menyosialisasikannya melalui
1) Pertemuan khusus
2) Media cetak
3) Media elektronik yang terdokumentasi dengan baik
e. Standar pelaksanaan dipenuhi dengan memfasilitasi SDM dengan
berbagai bentuk pengembangan yang berpedoman pada dokumen
tertulis tentang sistem
1) Orientasi dan penempatan pegawai,
2) Pendampingan dosen dan tenaga kependidikan baru
3) Pembinaan dan pengembangan, yang meliputi studi lanjut,
pelatihan, partisipasi dalam kegiatan ilmiah, dan erbagai
bentuk magang
f. Standar monitoring dan evaluasi SDM dipenuhi dengan adanya
evaluasi kinerja SDM secara reguler menggunakan instrumen
untuk mengukur kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi,
tenaga administrasi, dan tenaga pendukungdan hasilnya
digunakan untuk perbaikan kinerja yang relevan secara
berkelanjutan. Selain itu juga dilakukan renumerasi, penghargaan,
dan sanksi yang transparan dan akuntabel

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan yang mencakup:
a) Kebijakan penetapan standar kualifikasi, kompetensi, beban kerja,
proporsi, serta pengelolaan SDM (dosen dan tenaga kependidikan).
Kebijakan pengembangan SDM yang dilakukan STKIP Banten
terkait pengelolaan SDM sebagai berikut :
1. Merekrut dosen yang memiliki integritas, kompetensi, kualifikasi
akademik sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan peraturan
perundangan yang berlaku;
2. Merekrut, mengelola, dan mengembangkan tenaga kependidikan yang
mencakup analis, laboran, pustakawan, dan teknisi;
3. Memberi kesempatan dan fasilitas bagi dosen untuk mengembangkan
kompetensi, potensi, dan prestasi dalam bidang pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat ;
4. Menerapkan sistem penilaian prestasi kerja dosen, penghargaan
berdasarkan asas kemanfaatan, kelayakan, dan legalitas yang meliputi
aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
5. Memberlakukan kode etik bagi dosen maupun tenaga kependidikan
serta melengkapinya dengan sanksi bagi yang melanggarnya.

b) Pengelolaan SDM mencakup:


1) Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan,
retensi, pemberhentian, dan pensiun telah ditetapkan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, dan PkM.
2) Kriteria perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan,
pengembangan, retensi, pemberhentian, dan pensiun ditetapkan
serta dikomunikasikan.
3) Kegiatan mencakup studi lanjut, seminar, konferensi, workshop,
simposium, dll.
4) Skema pemberian penghargaan (reward), pengakuan, mentoring
yang diimplementasikan untuk memotivasi dan mendukung
pelaksanaan tridharma.
Sistem pengelolaan sumberdaya manusia tersebut mencakup
subsub sistem perencanaan, rekrutmen dan seleksi, orientasi dan
penempatan pegawai, pengembangan karir, penghargaan dan sanksi,
remunerasi, pemberhentian pegawai, yang prosedurnya transparan dan
akuntabel berbasis pada meritokrasi, keadilan, dan kesejahteraan.
Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan,
retensi, pemberhentian, dan pensiun yang telah ditetapkan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, dan PkM yang dilakukan
oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Sistem perencanaan dosen dan tenaga kependidikan di Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten mengacu kepada
kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung sasaran
organisasi, yaitu SDM yang terampil, ahli, dan professional. Secara
ringkas, perencanaan kebutuhan dosen dan tenaga kependidikan
dilakukan secara berkala, menyesuaikan kebutuhan sekolah Tinggi,
program studi dan satuan kerja yang lain. Perencanaan kebutuhan
pegawai berdasarkan Peraturan Ketua Yayasan Tentang Petunjuk
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten, sebagai berikut:
a. Biro Sumber Daya Manusia menghimpun Rencana Kebutuhan
Pegawai yang diajukan oleh masing-masing Satuan Kerja (Satker).
b. Rencana Kebutuhan Pegawai disusun oleh Biro Administrasi Umum
dan Keuangan diajukan kepada Ketua Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Banten
c. Ketua Sekolah Tinggi membentuk tim seleksi diketuai oleh Wakil
Ketua II bidang SDM dan Keuangan
d. Ketua Sekolah Tinggi mengajukan rencana kebutuhan pegawai
yang disusun dalam Rancangan Kerja Anggaran Tahunan (RKAT)
kepada yayasan.

2. Sistem Rekruitmen
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk mencapai visi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten dan tujuan pendidikan nasional dibentuk sistem
rekrutmen SDM ditetapkan dalam Peraturan Ketua Yayasan Insan
Aqilah dan SOP rekrutmen pegawai Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Banten mencakup beberapa hal berikut:
a. Rekrutmen dan seleksi pegawai bertujuan untuk mendapatkan
pegawai yang professional dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas, berdedikasi Tinggi, berwibawa, percaya diri,
berintegritas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Sumber penerimaan dosen dan tenaga kependidikan adalah
masyarakat umum
c. Persyaratan umum dosen tetap yayasan (tenaga pendidik):
1) Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berideologi Pancasila dan setia kepada UUD 1945.
3) Berakhlaq mulia
4) Sehat jasmani dan rohani
5) Tidak pernah terlibat tindak pidana
6) Jujur dan bertanggung jawab
7) Memiliki ijasah minimal S2
8) Lulus seleksi tes penerimaan pegawai
9) Bersedia untuk diangkat sebagai dosen tetap Yayasan Insan
Aqilah
d. Persyaratan umum tenaga kependidikan:
1) Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berideologi Pancasila dan setia kepada UUD 1945.
3) Berakhlaq mulia
4) Sehat jasmani dan rohani
5) Tidak pernah terlibat tindak pidana
6) Jujur dan bertanggung jawab
7) Memiliki ijasah minimal D3 untuk tenaga administrasi,
teknisi, pustakawan dan laboran.
8) Memiliki ijasah minimal SLTA untuk tenaga SATPAM,
kebersihan dan umum lainnya.
9) Memiliki sertifikat pendukung sesuai bidang pekerjaannya.
10) Umur maksimal 40 (empat puluh) tahun.
11) Lulus seleksi tes penerimaan pegawai
12) Bersedia untuk diangkat sebagai pegawai di yayasan Insan
Aqilah

3. Seleksi Pegawai
Tata cara seleksi atau penerimaan pegawai diatur dalam
Peraturan Ketua Yayasan Insan Aqilah meliputi :
a. Pengumuman kesempatan kerja
1) Pengumuman dimaksudkan untuk menginformasikan tentang
lowongan/ kesempatan kerja kepada masyarakat umum
secara luas dan terbuka dengan tujuan agar mendapatkan
calon pegawai yang berkualitas.
2) Pengumuman tertulis dilaksanakan secara terbuka dan dapat
melalui media cetak, media elektronik (website Sekolah
Tinggi) dan media social (facebook, twitter, instagram)
3) Pengumuman tersebut setidak-tidaknya menginformasikan
tentang jenis kesemapatan kerja dan persyaratan baik
administrasi maupun kualifikasi serta ketrampilan yang
dibutuhkan.
b. Pendaftaran
1) Tempat pendaftaran dilakukan di Kampus Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
2) Waktu pendaftaran berakhir selambat-lambatnya 1 bulan
setelah pengumuman dilaksanakan.
3) Pelamar mengajukan surat permohonan yang ditujukan
kepada Ketua Sekolah Tinggi cq Biro Keuangan dan SDM
dan lampiran sesuai dengan persyaratan administrasi yang
telah ditentukan.
c. Seleksi/penyaringan
1) Pemeriksa administrasi dimaksudkan untuk memeriksa
kelengkapan administrasi berdasarkan persyaratan yang telah
ditetapkan.
2) Ujian tertulis
3) Praktek microteaching.
4) Wawancara
d. Penentuan akhir seleksi/penyaringan
1) Bagi pelamar yang telah mengikuti seleksi/penyaringan
diajukan oleh panitia pelaksana kepada panitia penentu akhir
untuk diadakan penentuan akhir dengan melakukan penelitian
dan peninjauan kembali.
2) Panitia penentu akhir melakukan penelitian dan peninjauan
kembali tentang hasil seleksi/penyaringan yang telah
dilaksanakan oleh panitia pelaksana.
3) Dari hasil penelitian dan peninjauan kembali tersebut panitia
pengarah menetapkan calon pegawai yang dinyatakan lulus.

4. Pemberhentian Pegawai
Peraturan Ketua Yayasan Insan Aqilah Tentang Petunjuk
Pengelolaan Sumber Daya Manusia yaitu :
a. Pemberhentian pegawai dilakukan atas dasar:
1) Pemberhentian dengan hormat
2) Pemberhentian dengan tidak hormat
3) Pengunduran diri
4) Penyederhanaan organisasi
b. Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat, karena:
1) Permintaan sendiri
2) Mencapai masa pengabdian purna tugas
3) Adanya penyederhanaan organisasi
4) Tidak cakap jasmani atau rohani.
c. Pegawai dapat diberhentikan dengan tidak hormat karena:
1) Melakukan suatu tindak pidana baik di dalam maupun di luar
Lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Banten
2) Melakukan pelanggaran berat disiplin pegawai.
3) Memiliki DP3 < 60.
4) Melakukan aktivitas yang mendiskreditkan Sekolah Tinggi
5) Melakukan aktivitas yang menyebabkan hilangnya aset
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
d. Pegawai yang mengajukan pengunduran diri harus mendapat
persetujuan kepala unit kerja di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Banten minimal 1 (satu) bulan sebelum
pengunduran diri yang bersangkutan.
e. Pimpinan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
dapat menerbitkan surat referensi kerja bagi pegawai yang
mengundurkan diri sesuai ketentuan tanpa mendapatkan santunan.
f. Pegawai Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten yang
diberhentikan atau melakukan pemutusan hubungan kerja atas
permintaan sendiri berarti telah putus segala hak dan kewajiban
sebagai pegawai.
g. Pegawai Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten yang
mendapat fasilitas dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten kemudian diberhentikan atau meminta berhenti
sendiri, wajib mengembalikan fasilitas tersebut.
h. Pegawai Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten yang
diberhentikan karena penyederhanaan organisasi berhak
mendapatkan santunan purna bhakti sesuai kemampuan Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten.
Selanjutnya dijelaskan masa purna tugas bagi dosen dan tenaga
kependidikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
yaitu :
a. Dosen Tetap (DT) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Banten memasuki masa purna tugas pada usia 60 (enam puluh)
tahun bagi yang memiliki jabatann fungsional akademik Aisten Ahli,
65 (enam puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional
akademik Lektor dan 70 (tujuh puluh) tahun bagi Guru Besar.
b. Penetapan masa purna tugas DT dilakukan oleh Rektor kepada BPH
berdasarkan usulan kepala SDM Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten
c. Pegawai tetap Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
memasuki masa purna tugas pada usia 56 (Lima puluh enam )
tahun.
d. Penetapan masa purna tugas Pegawai tetap Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten dilakukan Ketua kepada BPH
berdasarkan usulan kepala Biro SDM Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Banten
e. Pegawai tetap Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
yang memiliki masa kerja minimal 25 (dua puluh lima) tahun atau
berusia minimal 50 (lima puluh) tahun dapat mengajukan purna
tugas diluar ketentuan berhak mendapatkan santunan purna tugas.
f. Pemberitahuan masa purna tugas dilakukan 6 bulan sebelum yang
bersangkutan memasuki masa purna tugas. Surat Ketetapan Purna
Tugas dan Santuan bagi pegawai yang memasuki purna tugas
disiapkan oleh SDM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Pegawai yang dipurnatugaskan dapat mengajukan kembali sebagai
pegawai kontrak untuk jangka waktu tertentu sepanjang keberadaan
yang bersangkutan masih diperlukan Sekolah Tinggi (belum ada
pengganti)
5. Orientasi dan Penempatan Pegawai
Orientasi dan penempatan pegawai ditetapkan dalam Peraturan
Ketua Yayasan Insan Aqilah. Orientasi dan penempatan pegawai
dilakukan oleh pejabat yang memiliki kewenangan Biro Keungan dan
SDM dan dilaporkan ke Wakil Rektor II Keuangan dan SDM Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten. Pegawai yang telah
mendapat surat keputusan pengangkatan dan telah menandatangai
perjanjian kerja sebagai pegawai bertanggung jawab kepada kepala
unit kerja dilingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Banten

6. Pengembangan Karir
Program pengembangan dan pelatihan diarahkan untuk
memelihara dan memperbaiki prestasi kerja para karyawan saat ini
dan diarahkan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di masa depan. Hal
tersebut didasarkan pada Peraturan Ketua Yayasan Insan Aqilah
tentang Petunjuk Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten yaitu :
a. Pengembangan karir pegawai mengikuti peraturan kepegawaian
yang berlaku pada saat ini baik jabatan,pangkat dan golongan
dan penghitungan angka kredit.
b. Pengembangan karir bagi dosen melalui :
1) Pendidikan lanjut
2) Pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan proses
pembelajaran seperti Pekerti dan sebagainya
3) Partisipasi dalam kegiatan ilmiah
4) Asosiasi keilmuan dan profesi
5) Berbagai bentuk magang
6) Pengembangan kerjasama pendidikan dan penelitian
c. Pengembangan karir bagi tenaga kependidikan melalui :
1) Pendidikan lanjut
2) Pelatihan dan seminar
3) Berbagai bentuk magang
4) Studi banding ke intansi lain
5) Evaluasi pembinaan dan pengembangan karir pegawai
dituangkan dalam:
 Format DP3 per
tahun sesuai dengan SK Ketua tentang Rekam Jejak
Dosen dan Tenaga Kependidikan.
 Survey Kepuasan
terhadap dosen dan tenaga kependidikan
 Kode Etik
Berkaitan dengan pengembangan karir, mutasi dan alih fungsi
pegawai Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten sesuai
dengan ketentuan yang tertulis yaitu:
a. Mutasi dari
tenaga kependidikan menjadi dosen dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Telah menjadi tenaga kependidikan tetap Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten minimal 5 (lima) tahun
berturut-turut
2) Lulus tes potensi akademik dan psikotes oleh tim yang ditunjuk
untuk itu
3) Usia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
b. Mutasi
pangkat pegawai ditetapkan :
1) Mutasi pangkat pegawai ditetapkan per April dan Oktober.
2) Mutasi pangkat pegawai diusulkan oleh kepala unit kerja minimal
6 (enam) bulan sebelum penetapan mutasi pangkat dan dilampiri
DP3 selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

7. Remunerasi dan Retensi


Remunerasi setiap pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan
pada dasarnya mengacu pada ketentuan yang telah diatur dalam
peraturan dan prosedur tentang sistem imbal jasa di lingkungan
Yayasan dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten.
Remunerasi tersebut pada dasarnya terkait langsung dengan kinerja,
prestasi, dan jenjang jabatan setiap pendidik dan tenaga
kependidikan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, pemberian
remunerasi kepada setiap pendidik dan tenaga kependidikan
didasarkan pada pertimbangan hasil evaluasi yang bersangkutan
mulai dari tingkat unit kerja/laboratorium/program studi sampai
dengan sekolah tinggi. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan
yang memiliki kinerja dan prestasibaik akan berpeluang memperoleh
jenjang jabatan yang sepadan dengan remunerasi yang sesuai.
Remunerasi yang diberlakukan di Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Banten mengacu pada Peraturan Ketua
Yayasan Insan Aqilah Tentang Petunjuk Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
adalah:
 Remunerasi yang diberikan berupa:
gaji pokok, tunjangan, insentif, jaminan sosial, bantuan studi
lanjut dan santunan purna tugas
 Pemberian gaji pokok mengikuti
ketentuan dengan melihat pendidikan terTinggi, masa kerja dan
golongan serta untuk setiap 2 tahun sekali memperoleh
kenaikan berkala dan setiap 4 tahun sekali memperoleh
kenaikan pangkat.
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten menerapkan
sistem penggajian yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Gaji pokok dan tunjangan fungsional akademik karyawan dipagu
dengan besaran dan sistem penggajian sesuai dengan keputusan
Ketua Yayasan Insan Aqilah
2. Jika anggaran belum memungkinkan, besaran gaji sebagaimana
dimaksud pada ayat di atas dapat diberikan lebih rendah dengan
persetujuan senat Sekolah Tinggi
3. Tunjangan
Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan struktural diberikan bagai yang menjabat sesuai
dengan peraturan keuangan yang berlaku di Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten.
2. Tunjangan Hari Raya
akan dibayarkan secara penuh apabila selalu hadir selama periode
satu tahun penggajian. Apabila tidak masuk maka berlaku aturan
sebagai berikut :
a. Tunjangan
akhir tahun akan dipotong 30% jika tidak hadir selama 3 (tiga)
hari.
b. Tunjangan
akhir tahun akan dipotong 60% jika tidak hadir selama 4 (empat)
hari.
c. Tunjangan
akhir tahun akan dipotong 100% jika tidak hadir selama 5 (lima)
hari atau lebih.
Kenaikan Gaji bagi pegawai di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten melakukan
peninjauan gaji karyawan setiap tahunnya pada awal bulan
September , dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil penilaian kerja
b. Tanggungjawab/jabatan
2. Kenaikan tersebut dilakukan dengan melihat kemampuan dan kondisi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
3. Peninjauan gaji hanya untuk komponen gaji pokok
4. Peninjauan tunjangan-tunjangan dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten

8. Penghargaan dan sanksi


Dengan diberlakukan penghitungan beban kerja. Dosen yang
memiliki kelebihan jumlah jam mengajar berhak mendapatkan tunjangan
di luar gaji pokok sesuai dengan aturan keuangan yang berlaku.
Penghargaan dan sanksi atas pendidik dan tenaga kependidikan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten diberikan oleh
masing-masing Program Studi. Jika banyak yang hendak studi lanjut,
maka urutan studi lanjut ditentukan berdasarkan prestasi kerja, demikian
adalah salah satu wujud penghargaan Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Banten terhadap pegawainya.
Bentuk penghargaan yang sesuai dengan Peraturan Ketua
Yayasan Insan Aqilah Tentang Petunjuk Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten, yaitu:
1. Penghargaan dosen
a. Dosen yang berprestasi akan diberikan penghargaan sesuai
dengan kemampuan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten. Hal-hal mengenai kriteria pemberian
penghargaan dan jenisnya diserahkan pada Ketua Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
b. Penghargaan diberikan kepada Dosen atas dasar :
1) Masa kerja selama 10 (sepuluh puluh) tahun, dengan nilai
Peniaian Prestasi Kerja Pegawai (P2KP) minimal 76 dan tidak
pernah turun selama 2 (dua) tahun berturut-turut, dan
mempunyai prestasi khusus di bidang akademik dan non
akademik.
2) Dosen dapat melampaui pangkat puncak karena pengabdian
yang luar biasa pada pengembangan Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Banten dengan ketentuan: 1) usia minimal
59 (lima puluh sembilan) tahun, 2). masa kerja minimal 30 (tiga
puluh) tahun 3) telah menduduki pangkat puncak minimal 4
(empat) tahun.
3) Dosen yang meninggal dunia dalam rangka menjalankan tugas
mendapatkan mutasi pangkat kehormatan 1 (satu) tingkat dari
pangkat terakhir.
4) Dosen yang memasuki usia purna tugas mendapat kenaikan
pangkat kehormatan 1 (satu) tingkat dari pangkat terakhir bila :
1). telah menduduki pangkat puncak minimal empat) tahun 2).
DP3 minimal 80 (delapan puluh) berturut-turut selama 2 (dua)
tahun.
2. Penghargaan Tenaga Kependidikan
a. Tenaga Kependidikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten diberi penghargaan atas dasar:
1) Masa kerja selama 15 (lima belas) tahun dengan nilai
Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai minimal 76 dan tidak
pernah turun selama 2 (dua) tahun berturut-turut dan
mempunyai prestasi khusus.
2) Pegawai Kependidikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten diberi penghargaan atas dasar : (a) masa
kerja selama 15 (lima belas) tahun dengan nilai PA minimal 76
dan tidak pernah turun selama 2 (dua) tahun berturut-turut, (b)
mempunyai prestasi khusus.
b. Tenaga kependidikan dapat dinaikkan satu tingkat bagi yang
melampaui pangkat puncak karena pengabdian yang luar biasa
pada pengembangan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten dengan ketentuan : 1) usia minimal 54 ( lima
puluh empat) tahun, 2) masa kerja minimal 25 (dua puluh lima)
tahun 3) telah menduduki pangkat puncak minimal 4 (empat)
tahun.
c. Tenaga kependidikan yang meninggal dunia dalam rangka
menjalankan tugas mendapatkan kenaikan pangkat kehormatan 1
(satu) tingkat dari pangkat terakhir.
d. Tenaga kependidikan yang memasuki usia purna tugas mendapat
kenaikan pangkat kehormatan 1 (satu) tingkat dari pangkat
terakhir bila : 1) telah menduduki pangkat puncak minimal 4
(empat) tahun 2) Penilaian Prestasi Kinerja Pegawai minimal 80
(delapan puluh) berturut-turut selama 2 (dua) tahun.
Sanksi diberikan kepada pegawai yang lalai dalam
melaksanakan tugas dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Pegawai dikenakan sanksi hukum sesuai dengan tingkat pelanggaran
dan kejahatan yang dilakukan, Penerapan Sanksi dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Pegawai yang mendapat SP-1, SP-2 dan SP-3 harus
menandatangani kolom tanda terima yang disiapkan.
2. Pegawai yang mendapat SP-2 akan dikenakan sanksi disamping
seperti tercantum dalam pasal 16 ayat 1c ditambah sanksi lain
sebagai berikut :
a. Bagi Tenaga Kependidikan diturunkan pangkatnya 1 (satu)
tingkat.
b. Bagi Dosen Tetap berupa pencabutan tunjangan selama 1 (satu)
tahun.
2. Pegawai yang mendapat SP-3 akan dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. Bagi Tenaga Kependidikan diberhentikan.
b. Bagi Dosen Tetap akan dikenakan pemutusan hubungan kerja
3. Sanksi berupa pemutusan hubungan kerja akan diberikan bagi Dosen
dan atau Tenaga Kependidikan yang terlibat tindak pidana.
4. Dengan dijatuhi sanksi hukuman berat bagi Dosen dan atau Tenaga
Kependidikan berarti telah putus segala hak dan kewajiban.
Sanksi diberikan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan yang dikeluarkan Sekolah Tinggi yang berupa tata
tertib kehidupan kampus, kode etik serta ketentuan tentang pelanggaran
disiplin. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: (1) Hukuman disiplin ringan,
(2) Hukuman disiplin sedang, dan (3) Hukuman disiplin berat.
Penerapan hukuman disiplin yang dapat dilaksanakan di Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten adalah:
1. Tahapan penerapan hukuman disiplin ringan adalah:
a. Teguran lisan disampaikan oleh kepala Unit kerja pegawai yg
bersangkutan selama tiga kali berturut -turut.
b. Teguran tertulis dalam bentuk Surat Peringatan 1 (SP-1)
disampaikan oleh SDM Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Banten dengan sanksi tunjangan prestasi hanya
dibayarkan sebesar 75% dan dijatuhkan apabila pelanggaran
yang sama terus dilakukan meskipun telah 3 (tiga) kali ditegur
secara lisan.
c. Wakil Ketua II memberikan SP-2 kepada pegawai yang telah
mendapatkan SP-1 dan melakukan pelanggaran lagi dengan
sanksi tunjangan prestasi gaji hanya dibayarkan 50%.
d. Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
memberikan SP-3 sekaligus pemutusan hubungan
kerja bagi pegawai yang telah mendapatkan SP-2 dan melakukan
pelanggaran lagi.
2. Bentuk pelanggaran yang tergolong pelanggaran disiplin ringan:
a. (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan datang terlambat atau pulang lebih
awal tanpa ijin.
b. Tidak masuk kerja 2 (dua) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa ijin
tertulis.
c. Terlambat memasukkan laporan pertanggungjawaban keuangan.
d. Tidak berpakaian seragam pada hari yg ditentukan.
e. Tidur pada jam kerja.
f. Tidak menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja.

3. Tahapan penerapan hukuman disiplin sedang :


a. Pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin sedang akan
diberikan SP-1 dan SP-2.
b. Apabila terjadi pelanggaran lagi, maka pimpinan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten memberikan SP-3 sebagai
tindakan pemutusan hubungan kerja.
4. Bentuk pelanggaran yang tergolong pelanggaran disiplin sedang :
a. 7 (tujuh) kali dalam 1 (satu) bulan datang terlambat atau pulang
lebih awal.
b. Tidak masuk kerja 5 (lima) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa ijin
tertulis.
c. Memanipulasi dan memalsukan dokumen.
d. Membocorkan sesuatu yang bersifat rahasia.
e. Tidak mengurus jabatan fungsional akademik bagi dosen tetap
dalam waktu 4 tahun
5. Tahapan penerapan hukuman disiplin berat:
a. Ketetapan tindakan disiplin berat diputuskan dengan surat
peringatan yang dikeluarkan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Banten setelah mendapat usulan dari Rapat
anggota rektorat, senat, dan tempat kerja pegawai ybs.
b. Surat peringatan untuk disiplin berat adalah SP-3 yang
dikeluarkan oleh Rektor dan disertai dengan tindakan pemutusan
hubungan kerja.
6. Bentuk pelanggaran yang tergolong pelanggaran disiplin berat :
a. Memberikan keterangan palsu yang merugikan nama baik
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
b. Melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan keresahan di
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten tentang
pelanggaran disiplin
c. Menganiaya mahasiswa dan rekan pegawai lainnya
d. Menyalahgunakan wewenang yang diberikan Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
e. Melakukan tindakan pidana korupsi, dan tindak pidana lainnya
(pencurian, penggelapan, penipuan, tindakan asusila, dan lain-lain
f. Tidak mengurus kepangkatan akademik dalam waktu 8 tahun
Penerapan sanksi bagi pegawai Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Banten adalah:
1) Pegawai yang mendapat SP-1, SP-2 dan SP-3 harus
menandatangani kolom tanda terima yang disiapkan.
2) Pegawai yang mendapat SP-2 akan dikenakan sanksi disamping
ditambah sanksi lain sebagai berikut :
a. Bagi Tenaga Kependidikan diturunkan pangkatnya 1 (satu)
tingkat.
b. Bagi Dosen Tetap berupa pencabutan tunjangan selama 1 (satu)
tahun.
3) Pegawai yang mendapat SP-3 akan dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. Bagi Tenaga Kependidikan diberhentikan.
b. Bagi Dosen Tetap akan dikenakan pemutusan hubungan kerja
4) Sanksi berupa pemutusan hubungan kerja akan diberikan bagi
Dosen dan atau Tenaga Kependidikan yang terlibat tindak pidana.
5) Dengan dijatuhi sanksi hukuman berat bagi Dosen dan atau Tenaga
Kependidikan berarti telah putus segala hak dan kewajiban. Sesuai
dengan undang-undang Ketenagaan Kerja No. 13 tahun 2003. Bagi
pegawai yang tidak melaksanakan dinas selama 6 hari berturut-turut
tanpa pemberitahuan baik lisan maupun tertulis kepada atasan
langsung maka dianggap mengundurkan diri.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait SDM yang berisi: bagaimana menetapkan standar SDM
(pendidik, peneliti, dan pelaksana PkM). Pada bagian ini juga harus
diuraikan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mencapai standar
yang telah ditetapkan serta mekanisme kontrol pencapaiannya.
Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar STKIP
Banten terkait dosen dan tenaga pendidikan yang akan dilakukan Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten sebagai berikut :
1. Membuka kesempatan melanjutkan program S3 bagi dosen.
2. Memfasilitasi tenaga kependidikan yang akan melakukan
pendidikan lanjut baik degree dan non-degree
3. Memberikan pelatihan bahasa Inggris bagi dosen dan tenaga
kependidikan.
4. Bagi dosen lulusan S2 yang baru direkrut paling lambat dalam
waktu 3 tahun sejak diangkat harus melanjutkan ke jenjang S3
5. Bagi dosen S2 yang lama dan berumur < 50 tahun (skg) (pada
tahun 2021) semua harus sudah mendaftar S3, sehingga
ditargetkan 2024 mereka sudah bergelar S3 atau dalam
proses S3
6. Menyelenggarakan pelatihan periodik bidang pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat bagi tenaga dosen
7. Mengirimkan tenaga kependidikan untuk mengikuti pelatihan
dan kursus sesuai dengan bidang kerjanya.
8. Mendorong dosen melakukan publikasi pada jurnal
internasional, maupun aktif pada forum-forum ilmiah nasional
dan internasional
9. Mendorong kenaikan pangkat dan promosi
dosen/teknisi/tenaga admin (supporting staff)
10. Melakukan evaluasi penilaian performansi dosen (pendidikan,
riset, dan pengabdian)
11. Memfasilitasi paten dan diseminasi hasil riset baik dalam
bentuk publikasi jurnal ilmiah berkala dan media masa,
pelatihan industri, dan pengabdian masyarakat

4. Indikator Kinerja Utama


a) Profil Dosen
Analisis data tentang:
1) Kecukupan Dosen Perguruan Tinggi (Tabel 3.a.1 LKPT).
2) Jabatan Akademik Dosen (Tabel 3.a.2 LKPT).
3) Sertifikasi Dosen (Pendidik Profesional/Profesi/Industri/Kompe-
tensi) (Tabel 3.a.3 LKPT).
4) Dosen Tidak Tetap (Tabel 3.a.4 LKPT).
5) Beban Kerja Dosen (Tabel 3.b LKPT).

b) Kinerja dosen
Analisis data tentang:
1) Produktivitas Penelitian dan PkM (Tabel 3.c.1 dan Tabel 3.c.2
LKPT).
2) Rekognisi Dosen (Tabel 3.d LKPT).

c) Tenaga Kependidikan
Kecukupan dan kualifikasi tenaga kependidikan berdasarkan jenis
pekerjaannya (pustakawan, laboran, teknisi, dll.). Indikator
Kecukupan: FTE tenaga kependidikan, jumlah, dukungan teknologi
informasi (fungsi-fungsi yang sudah berjalan), dan kompetensi tenaga
kependidikan.
Untuk tenaga kependidikan sudah cukup memadai sesuai
untuk melayani kebutuhan proses administrasi di tingkat sekolah tinggi
dan di program studi STKIP Banten. Peluang untuk pengembangan
karier, setiap staf diberikan kesempatan seluasnya untuk dapat
menduduki jabatan struktural tertinggi di bidang administrasi, antara lain
rnenjadi Kepala Bagian Akademik. Kualifikasi tenaga kependidikan
juga sudah cukup memadai sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
STKIP Banten.
Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaksana
tenaga kependidikan disediakan dana untuk mengikuti
kursus/pelatihan keterampillan yang sejalan dan sesuai dengan tugas
dan pekerjaannya. Selain diikutkan dalam kursus dan pelatihan,
karyawan tenaga kependidikanjuga mendapatkan kesempatan untuk
meningkatkan tingkat pendidikannya ke jenjang lebih tinggi melalui
izin belajar yang didanai oleh STKIP Banten.
Setiap tahun diadakan kegiatan pembinaan kebersamaan dengan
tujuan meningkatkan kinerja dan pola kerjasama yang baik dan
menjaga kekompakan. Kegiatan dilakukan di luar kampus baik
dalam bentuk rapat kerja maupun rekreasi bersama.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja SDM lain berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui SN DIKTI.
Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji,
dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
Indikator kinerja tambahan yang ditetapkan oleh Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten secara terkait SDM adalah sebagai
berikut :
1. SOP Rekrutmen dan Seleksi Pegawai
2. SOP Masa Percobaan
3. SOP Formasi Pegawai
4. SOP Pengangkatan Karyawan Tetap
5. SOP Perencanaan Karir Pegawai
6. SOP Penggajian Pegawai
7. SOP Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
8. SOP Penilaian Prestasi Kerja
9. SOP Pemrosesan angka kredit
10. SOP Penghargaan Pegawai
11. SOP Sanksi Pegawai
12. SOP Pemutusan Hubungan Kerja Pegawai
13. Kerja Lembur dan Cuti;
14. SOP Jaminan Sosial dan Kesejahteraan;
15. SOP Pengembangan dan Pembinaan;
16. SOP Disiplin kerja;
SOP Perjalanan Dinas

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

7. Penjaminan Mutu SDM


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu SDM yang
ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta
dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
Lembaga Penjaminan Mutu dalam hal ini SPMI Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten melakukan langkah-langkah
implementasi standar terkait SDM sebagai berikut :
1. Penetapan Standar
a. Tim Perumus membuat draft standar dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
 Visi Misi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banten
 Perundang-undangan yang relevan dan berlaku
 Melakukan evaluasi dir dengan analisis SWOT
b. SPMI menjamin kebenaran isi draft standar dengan melakukan
pemeriksaan, pengeditikan bahasa dan verifikasi pernyataan
standar dengan indikator-indikatornya.
c. SPMI mengembalikan draft standar yang telah diperiksa dan
memberikan masukan kepada tim perumus standar
d. Tim perumus melakukan perbaikan draft standard an mengajukan
pengesahan kepada Ketua
e. Ketua melakukan Rapat Pimpinan untuk membahas dan melakukan
pengesahan standar dalam bentuk SK Ketua.
2. Pelaksanaan Standar
a. Seluruh sivitas akademika melaksanakan standar dan SOP yang
telah ditetapkan terkait SDM. Adapun standar dan SOP yang
ditetapkan sebagai berikut :
1) Standar Kualifikasi Dosen dan Tenga Kependidikan
2) Standar Beban kerja Dosen dan Tenaga Kependidikan
3) Standar Proses Rekrutmen Dosen dan Tenaga Kependidikan
4) Standar Proses Pengembangan Dosen dan Tenaga
Kependidikan
5) SOP Rekrutmen dan Seleksi Pegawai
6) SOP Masa Percobaan
7) SOP Formasi Pegawai
8) SOP Pengangkatan Karyawan Tetap
9) SOP Perencanaan Karir Pegawai
10) SOP Penggajian Pegawai
11) SOP Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
12) SOP Penilaian Prestasi Kerja
13) SOP Pemrosesan angka kredit
14) SOP Penghargaan Pegawai
15) SOP Sanksi Pegawai
16) SOP Pemutusan Hubungan Kerja Pegawai
17) SOP Kerja Lembur dan Cuti
18) SOP Jaminan Sosial dan Kesejahteraan
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar
a. SPMI melalui Unit Penjamin Mutu melakukan pemantauan secara
periodik terhadapa ketercapaian isi standar SDM. Dalam melakukan
pemantauan perlu memperhatikan:
 Pernyataan Standar SDM
 SOP Kegiatan SDM
 Dokumen atau formulir yang terkait
b. SPMI dalam kegiatan pemantauan, mencatat dan merekam hal-hal
sebagai berikut:
 Semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian atau sejenisnya
dari penyelenggaraan kegiatanyang ditemui dan ketidaksesuain
dengan standar SDM
c. Memeriksa dan mempelajari penyebab terjadinya penyimpangan
atau ketidaksesuaian dari isi standar dan SOP atau jika isi standar
belum berhasil
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hasil
pengukuran yang dilakukan dan memberikan laporan Ketua disertai
dengan saran atau rekomendasi pengendalian.
4. Pengendalian Standar
a. SPMI memberikan catatan monitoring atau evaluasi yang dilakukan
pada tahap sebelumnya kepada masing-masing unit terkait
b. Unit terkait melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan
atau ketidaksesuaian isi standar SDM sesuai kesepakatan yang
telah ditentukan
c. SPMI akan memantau secara berkala hasil dari tindakan korektif
yang dilakukan, untuk melihat apakah penyelenggaraan kegiatan
kembali berjalan sesuai dengan isi standar SDM
d. SPMI membuat laporan tertulis secara periodik tentang segala hal
yang terkait pengendalian standar kepada unit terkait, Wakil Ketua
Bidang Keuangan & SDM, dan Ketua.
5. Peningkatan Standar
a. SPMI mempelajari laporan hasil monitoring atau evaluasi dan
pengendalian standar SDM
b. Menyelenggarakan rapat pimpinan dan koordinasi dengan
mengundang Ketua, Wakil Ketua, Ketua Program Studi dan Unit
terkait
c. Melakukan evaluasi isi standar SDM yang akan ditingkatkan dan
mencapai kesepakatan untuk peningkatan standar
d. Berdasarkan berita acara, unit terkait melakukan revisi isi standar
kemahasiswaan sehinggamenjadi standar baru yang lebih tinggi dari
standar sebelumnya
e. Unit terkait menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam
penetapan standar kemahasiswaan sebagai standar yang baru.

8. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan dosen dan tenaga
kependidikan, termasuk kejelasan instrumen yang digunakan,
pelaksanaan, perekaman dan analisis datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
pengguna yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti
secara berkala dan tersistem.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar SDM serta Tindak


Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan SDM.
C.5 Keuangan, Sarana, dan Prasarana

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait keuangan yang mencakup:
penetapan, perencanaan, implementasi, pelaporan, audit, dan perbaikan
pengelolaan keuangan, dan penetapan standar perguruan tinggi terkait
sarana dan prasarana yang mencakup: sistem perencanaan, pemeliharaan,
evaluasi, dan perbaikan terhadap fasilitas fisik, termasuk fasilitas teknologi
informasi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal tentang:
a) Kebijakan pengelolaan keuangan yang mencakup: perencanaan,
sumber-sumber keuangan, pengalokasian, realisasi, dan pertanggung
jawaban.
b) Kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana yang mencakup:
perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan
penghapusan.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait:
a) keuangan yang berisi: perencanaan, sumber-sumber keuangan,
pengalokasian, realisasi, dan pertanggung jawaban, dan
b) sarana dan prasarana yang berisi: perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan.
Pada bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang akan dialokasikan
untuk mencapai standar yang telah ditetapkan serta mekanisme kontrol
pencapaiannya.

4. Indikator Kinerja Utama


a) Keuangan
Analisis kecukupan, proporsi, dan keberlanjutan dari perolehan dana
(Tabel 4.a LKPT) dan penggunaan dana (Tabel 4.b LKPT).

b) Sarana
1) Kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu Sarana
Kecukupan sarana terlihat dari ketersediaan, kemutakhiran, kesiap
pakaian mencakup: fasilitas dan peralatan untuk Proses Belajar
Mengajar (PBM), Penelitian, dan PkM. Mengacu kepada SN DIKTI
Pasal 32. PT harus menyediakan sarana untuk yang berkebutuhan
khusus.
2) Kecukupan, Aksesibilitas dan Mutu Sistem informasi
Ketersediaan sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk:
a) mengumpulkan data yang akurat, dapat dipertanggung jawabkan
dan terjaga kerahasiaanya.
b) mengelola dan menyebarkan ilmu pengetahuan. (Misal: SIMPT,
SIM Perpustakaan, Database, dan Sistem Informasi PBM).

c) Kecukupan, Aksesibilitas, dan Mutu Prasarana.


Kecukupan prasarana terlihat dari ketersediaan, kemutakhiran, kesiap
pakaian mencakup: fasilitas dan peralatan untuk PBM, Penelitian, dan
PkM. Mengacu kepada SN DIKTI Pasal 32. PT harus menyediakan
prasarana untuk yang berkebutuhan khusus.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja keuangan, sarana dan
prasarana lain berdasarkan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi
untuk melampaui SN DIKTI. Data indikator kinerja tambahan yang sahih
harus diukur, dimonitor, dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

7. Penjaminan Mutu Keuangan, Sarana dan Prasarana


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu keuangan,
sarana dan prasarana yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi
dan dikendalikan serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus
PPEPP.

8. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna luaran
perguruan tinggi (pengguna lulusan dan mitra), termasuk kejelasan
instrumen yang digunakan, pelaksanaan, perekaman dan analisis
datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
pengguna yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti
secara berkala dan tersistem.
9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Keuangan, Sarana
dan Prasarana serta Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan pengelolaan keuangan, sarana dan
prasarana.

C.6 Pendidikan

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait pendidikan yang mencakup
kurikulum, pembelajaran, integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam
pembelajaran, dan suasana akademik yang didasarkan atas analisis internal
dan eksternal, serta posisi dan daya saing perguruan tinggi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan dan panduan pendidikan yang
mencakup tujuan dan sasaran pendidikan, strategi dan metode untuk
mencapainya dan instrumen atau cara untuk mengukur efektivitasnya.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait pendidikan di perguruan tinggi yang mencakup isi
pembelajaran (kurikulum), proses pembelajaran (pembelajaran, suasana
akademik, integrasi penelitian dan PkM dalam pembelajaran), dan penilaian
pembelajaran yang memenuhi dan/atau melampaui Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Pada bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang
akan dialokasikan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan serta
mekanisme kontrol pencapaiannya.

4. Indikator Kinerja Utama


a) Kurikulum
1) Ketersediaan kebijakan pengembangan kurikulum yang
mempertimbangkan keterkaitan dengan visi dan misi (mandat)
perguruan tinggi, pengembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
para pemangku kepentingan.
2) Ketersediaan pedoman pengembangan kurikulum yang memuat:
a. Profil lulusan, capaian pembelajaran, bahan kajian, struktur
kurikulum dan rencana pembelajaran semester (RPS) yang
mengacu kepada KKNI dan peraturan-peraturan terkini, dan
kepekaan terhadap isu-isu terkini (seperti pendidikan karakter,
SDGs, NAPZA, dan pendidikan anti korupsi) sesuai dengan
program pendidikan yang dilaksanakan,
b. Mekanisme penetapan (legalitas) kurikulum.
3) Ketersediaan pedoman pelaksanaan kurikulum yang mencakup
pemantauan dan peninjauan kurikulum yang mempertimbangkan
umpan balik dari para pemangku kepentingan, pencapaian isu-isu
strategis untuk menjamin kesesuaian dan kemutakhirannya.

b) Pembelajaran
1) Ketersediaan bukti yang sahih tentang penerapan sistem
penugasan dosen berdasarkan kebutuhan, kualifikasi, keahlian dan
pengalaman.
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang penetapan strategi, metode
dan media pembelajaran serta penilaian pembelajaran.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang implementasi sistem
monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan mutu proses
pembelajaran.
4) Analis data tentang pembelajaran dalam bentuk praktikum, praktik
dan praktik lapangan yang diselenggarakan untuk pembentukan
kompetensi mahasiswa program studi (Tabel 2.c LKPT). Data dan
analisis disampaikan oleh pengusul dari perguruan tinggi vokasi.

c) Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran


1) Ketersediaan dokumen formal kebijakan dan pedoman untuk
mengintegrasikan kegiatan penelitian dan PkM ke dalam
pembelajaran
2) Ketersediaan bukti yang sahih tentang pelaksanaan, evaluasi,
pengendalian, dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan
integrasi kegiatan penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran.
3) Ketersedian bukti yang sahih SPMI melakukan monitoring dan
evaluasi integrasi penelitian dan PkM terhadap pembelajaran.

d) Suasana akademik
1) Ketersediaan dokumen formal kebijakan suasana akademik yang
mencakup: kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik,
dan otonomi keilmuan.
2) Ketersediaan bukti sahih tentang terbangunnya suasana akademik
yang kondusif dan dapat berupa:
a. Keterlaksanaan interaksi akademik antar sivitas akademika
dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan PkM baik pada skala
lokal/nasional/ internasional,
b. Keterlaksanaan program/kegiatan non akademik yang
melibatkan seluruh warga kampus yang didukung oleh
ketersediaan sarana, prasarana, dan dana yang memadai.
3) Ketersediaan bukti yang sahih tentang langkah-langkah strategis
yang dilakukan untuk meningkatkan suasana akademik.
5. Indikator Kinerja Tambahan
Indikator kinerja tambahan adalah indikator proses pendidikan lain
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui
SN DIKTI. Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur,
dimonitor, dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

7. Penjaminan Mutu Proses Pendidikan


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu proses
pendidikan yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan
dikendalikan serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus
PPEPP.

8. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna proses
pendidikan (terutama mahasiswa), termasuk kejelasan instrumen yang
digunakan, pelaksanaan, perekaman, dan analisis datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
mahasiswa yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti
secara berkala dan tersistem.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Pendidikan serta


Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan pendidikan.
C.7 Penelitian

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait penelitian yang mencakup:
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian yang didasarkan atas
analisis internal dan eksternal, serta posisi dan daya saing perguruan tinggi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan penelitian yang mencakup
perencanaan (termasuk arah dan fokus penelitian), pelaksanaan, dan
pelaporan penelitian serta panduan penelitian.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait penelitian di perguruan tinggi yang mencakup aspek
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian, yang memenuhi
dan/atau melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pada bagian ini
juga harus diuraikan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mencapai
standar yang telah ditetapkan serta mekanisme kontrol pencapaiannya.

4. Indikator Kinerja Utama


a) Ketersediaan dokumen formal Rencana Strategis Penelitian yang
memuat landasan pengembangan, peta jalan, sasaran program strategis
dan indikator kinerja, serta pelaksanaan rencana strategis.
b) Ketersediaan pedoman penelitian dan bukti sosialisasinya.
c) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses penelitian mencakup tata
cara penilaian dan review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis
hasil penilaian usul penelitian, legalitas penugasan peneliti/kerjasama
peneliti, berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi
output penelitian.
d) Dokumentasi pelaporan penelitian oleh pengelola penelitian kepada
pimpinan perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana.
e) Keberadaan kelompok riset dan laboratorium riset yang fungsional.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja penelitian lain
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui
SN DIKTI. Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur,
dimonitor, dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
6. Evaluasi Capaian Kinerja
Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

7. Penjaminan Mutu Proses Penelitian


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu proses
penelitian yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan
dikendalikan serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus
PPEPP.

8. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna proses penelitian
(peneliti dan mitra), termasuk kejelasan instrumen yang digunakan,
pelaksanaan, perekaman, dan analisis datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
peneliti dan mitra yang dilaksanakan secara konsisten, dan
ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Penelitian serta


Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan penelitian.

C.8 Pengabdian kepada Masyarakat

1. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar perguruan tinggi terkait Pengabdian kepada Masyarakat
(PkM) yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan PkM
yang didasarkan atas analisis internal dan eksternal, serta posisi dan daya
saing perguruan tinggi.

2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan dan panduan PkM yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan PkM.
3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
Bagian ini menjelaskan standar perguruan tinggi dan strategi pencapaian
standar terkait PkM di perguruan tinggi yang mencakup: perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan PkM, yang memenuhi dan/atau melampaui
Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pada bagian ini juga harus diuraikan
sumber daya yang akan dialokasikan untuk mencapai standar yang telah
ditetapkan serta mekanisme kontrol pencapaiannya.

4. Indikator Kinerja Utama


a) Ketersediaan dokumen formal Renstra PkM yang memuat landasan
pengembangan, peta jalan, sasaran program strategis dan indikator
kinerja, serta pelaksanaan Renstra PkM.
b) Ketersediaan pedoman PkM dan bukti sosialisasinya.
c) Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses PkM mencakup tata cara
penilaian dan review, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis hasil
penilaian usul PkM, legalitas penugasan pengabdi/kerjasama PkM,
berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi luaran
PkM.
d) Dokumentasi pelaporan PkM oleh pengelola PkM kepada pimpinan
perguruan tinggi dan mitra/pemberi dana.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja PkM lain berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi untuk melampaui SN DIKTI.
Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji,
dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisi keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

7. Penjaminan Mutu PkM


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu PkM yang
ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta
dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.
8. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna proses PkM
(pengabdi dan mitra), termasuk kejelasan instrumen yang digunakan,
pelaksanaan, perekaman dan analisis datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
pengabdi dan mitra yang dilaksanakan secara konsisten, dan
ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar PkM serta Tindak


Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan PkM.

C.9 Luaran dan Capaian Tridharma

1. Indikator Kinerja Utama


a) Pendidikan
Keberadaan dan implementasi sistem yang menghasilkan data luaran
dan capaian pendidikan yang sahih dan paling tidak mencakup IPK,
prestasi akademik/non-akademik, masa studi, daya saing lulusan
(masa tunggu dan kesesuaian bidang kerja) dan kinerja lulusan
(kepuasan pengguna dan tempat kerja), yang dikumpulkan, dimonitor,
dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan. Analisis harus
dilakukan secara mendalam dan komprehensif terhadap data yang
disajikan dalam LKPT yang paling tidak meliputi data sebagai berikut.
1) Capaian pembelajaran yang diukur melalui Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) lulusan (Tabel 5.a.1 LKPT).
2) Pengakuan kompetensi lulusan melalui sertifikasi kompetensi/
profesi/ industri (Tabel 5.a.2 LKPT). Data dan analisis
disampaikan oleh pengusul dari perguruan tinggi vokasi.
3) Prestasi akademik mahasiswa (Tabel 5.b.1 LKPT) dan prestasi
non-akademik mahasiswa (Tabel 5.b.2 LKPT).
4) Efektivitas dan produktivitas pendidikan (Tabel 5.c.1, Tabel 5.c.2
a s.d. h LKPT).
5) Daya saing lulusan (Tabel 5.d.1 dan Tabel 5.d.2 LKPT).
6) Kinerja lulusan (Tabel 5.e.1 dan Tabel 5.e.2 LKPT).

b) Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.


Berisi data publikasi, sitasi dan luaran penelitian yang sahih, yang
dikumpulkan, dimonitor, dikaji dan dianalisis untuk perbaikan
berkelanjutan. Analisis harus dilakukan secara mendalam dan
komprehensif terhadap data-data yang disajikan dalam LKPT seperti:
1) Publikasi Ilmiah (Tabel 5.f LKPT).
2) Sitasi Karya Ilmiah (Tabel 5.g LKPT). Data dan analisis
disampaikan oleh pengusul dari perguruan tinggi akademik.
3) Produk/Jasa yang Diadopsi oleh Industri/Masyarakat (Tabel 5.g
LKPT). Data dan analisis disampaikan oleh pengusul dari
perguruan tinggi vokasi.
4) Luaran Lainnya (Tabel 5.h LKPT).

2. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indicator kinerja luaran lain yang
ditetapkan oleh masing masing perguruan tinggi untuk melampaui SN DIKTI.
Data indikator kinerja tambahan yang sahih harus diukur, dimonitor, dikaji
dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.

3. Evaluasi Capaian Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur
dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis
terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor
pendukung keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan
deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.

4. Penjaminan Mutu Luaran


Berisi deskripsi dan bukti yang sahih sistem penjaminan mutu luaran dan
capaian yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan
serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP.

5. Kepuasan Pengguna
Bagian ini berisi:
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna luaran
perguruan tinggi (pengguna lulusan dan mitra), termasuk kejelasan
instrumen yang digunakan, pelaksanaan, perekaman, dan analisis
datanya.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
pengguna yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti
secara berkala dan tersistem.

6. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Luaran dan Capaian


Tridharma serta Tindak Lanjut
Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan peningkatan luaran dan capaian tridharma.
D. ANALISIS DAN PENETAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN INSTITUSI

1. Analisis Capaian Kinerja


Cakupan aspek antar kriteria yang dievaluasi: kelengkapan, keluasan,
kedalaman, ketepatan, dan ketajaman analisis untuk mengidentifikasi akar
masalah yang didukung oleh data/informasi yang andal dan memadai serta
konsisten dengan hasil analisis yang disampaikan pada setiap kriteria di atas.

2. Analisis SWOT atau Analisis Lain yang Relevan


Ketepatan mengidentifikasi kekuatan atau faktor pendorong, kelemahan atau
faktor penghambat, peluang dan ancaman yang dihadapi serta keterkaitan
dengan hasil analisis capaian kinerja. Analisis SWOT harus mencakup strategi
pengembangan.

3. Strategi pengembangan
Kemampuan institusi dalam menetapkan prioritas pengembangan sesuai
dengan kapasitas, kebutuhan, dan rencana strategi pengembangan institusi
secara keseluruhan.

4. Program Keberlanjutan
Mekanisme penjaminan keberlangsungan program dan good practices yang
dihasilkan, serta jaminan ketersediaan sumber daya untuk mendukung
pelaksanaan program termasuk rencana penjaminan mutu yang berkelanjutan.

IV. PENUTUP
Bagian ini berisi deskrispi yang memuat kesimpulan dari Laporan Evaluasi Diri (LED).

LAMPIRAN
Disampaikan sebagai dokumen terpisah.
Petunjuk Penulisan:

1. Struktur laporan mengikuti Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri.


2. Ukuran kertas: A4.
3. Jenis dan ukuran huruf: Arial 11.
4. Spasi: 1,15.
5. Jumlah halaman maksimum = 300, dengan rincian sebagai berikut.

Bagian Jumlah Halaman


Identitas Perguruan Tinggi
Identitas Tim Penyusun Laporan Evaluasi Diri Tidak dihitung
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif Maks. 10
BAB I. PENDAHULUAN
A. Dasar Penyusunan
Maks. 20
B. Tim Penyusun dan Tanggungjawabnya
C. Mekanisme Kerja Penyusunan Evaluasi Diri
BAB II. LAPORAN EVALUASI DIRI
A. Kondisi Eksternal Maks. 15
B. Profil Institusi Maks. 20
C. Kriteria Dibatasi oleh jumlah
D. Analisis dan Penetapan Program Pengembangan halaman maksimum

BAB III. PENUTUP Maks. 5


Jumlah halaman Maks. 300

Anda mungkin juga menyukai