Anda di halaman 1dari 7

WE ARE THOMASIAN1

Agustinus Dwi Riyanto, S.Pd.

Siapakah Thomas Aquinas (?)


a. Masa kecil Santo Thomas Aquinas
Thomas lahir di Aquino, Italia pada tahun 1225. Dia berasal dari keluarga bangsawan
yang kaya raya. Ayahnya adalah Pangeran Landulph berasal dari Aquino, dan ibunya
Theodora, putri bangsawan dari Teano (masih bersaudara dengan Raja Fredrick III). Thomas
adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Saat masih berusia 5 tahun, Thomas belajar
kepada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Thomas menjadi seorang anak yang
sangat luar biasa, ia rajin belajar dan tekun berefleksi, serta sangat tertarik pada segala sesuatu
tentang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Thomas diminta untuk belajar di Universitas Napoli.
b. Karya Santo Thomas Aquinas
Thomas telah lama belajar bersama dengan para biarawan Benediktin, tetapi pada
akhirnya dia memilih untuk menjadi biarawan Dominikan. Pada awalnya, orangtua dan
keluarganya tidak menyetujui keputusan Thomas, bahkan dua saudaranya sampai menculik
dan memasukkan Thomas ke dalam penjara agar mau untuk merubah keputusannya. Kedua
orangtuanya mengharapkan supaya Thomas menjadi biarawan Benediktin dan menjadi
pemimpin biara di dekat tempat tinggal mereka, tetapi Thomas Aquinas memilih jalan lain.
Alasan utama keluarganya menolah keputusan Thomas sebenarnya adalah ordo Dominikan
merupakan ordo mendikan2, sehingga akan memperlihatkan kesan yang kurang baik bagi
keluarga Thomas. Akan tetapi, pendirian Thomas sangatlah kuat, dan dia pun menjadi anggota
ordo Dominikan. Thomas ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1250 di Cologna. Thomas
sangat tertarik dengan slogan ordo Dominikan, yaitu “VERITAS” yang berarti “kebenaran”.
Dua tahun kemudian, 1252, karena kepandaiannya yang sangat luar biasa, dia diangkat
menjadi profesor di Universitas Paris. Thomas dikenal sebagai seorang pujangga yang tak ada
bandingannya, bahkan melebihi Albertus Magnus (pembimbingnya di universitas).

1 Naskah ini disusun untuk mengenalkan Santo Thomas Aquinas pelindung SMA Strada St. Thomas Aquino dalam
kegiatan PLS SMA Strada St. Thomas Aquino TP 2018/2019, 12-13 Juli 2018.
2 Biarawan mendikan dikenal dengan biarawan yang suka meminta-minta karena menghidupi semangat kemiskinan
dan kesederhanaan, sehingga mereka percaya bahwa Tuhan akan memberikan dan memenuhi segala kebutuhannya
melalui perantaraan orang lain.
Pada tahun 1264, Thomas ditugasi oleh Paus Urbanus IV untuk menyusun teks liturgi
Misa dan Ofisi pada pesta Sakramen Mahakudus. Ia telah menulis banyak karya buku tentang
teologi dan filsafat. Karya Thomas Aquinas yang paling terkenal adalah Summa Teologiae
atau sering disebt dengan Summa yang berisi tentang penalaran untuk hampir semua pokok
teologi Kristiani di dunia barat. Karya besar ini sering digunakan bahkan disarankan untuk
dipelajar bagi para calon imam dan kaum awam terdidik. Summa Teologiae merupakan versi
dari Summa contra Gentiles yang lebih terstruktur. Kedua karya besar Thomas Aquinas ini
memiliki tujuan yang berbeda. Summa ditunjukkan untuk menjelaskan iman kristiani kepada
para mahasiswa teologi tingkat awal, sedangkan Summa contra Gentiles dimaksudkan untuk
menjelaskan iman kristiani dan membelanya dalam situasi yang tidak bersahabat dengan
argumen-argumen yang disesuaikan dengan keadaan sekitar.
c. Masa akhir Santo Thomas Aquino
Thomas Aquinas merupakan seorang pengajar yang sangat handal dalam bidang
teologi, kitab suci dan metafisika, tetapi dirinya sekaligus menjadi seorang imam yang sangat
suci. Antar ilmu pengetahuan dan iman tidak berseberangan, tetapi berjalan dengan
beriringan. Sebagai seorang imam, dia juga tekun dan rajin dalam mengikuti dan memimpin
ekaristi serta ibadat sabda. Suatu ketika pada tahun 1273, setelah ibadat sabda di kapel St.
Nikolas Dominikan, seorang sakristian melihat bahwa Thomas Aquinas terangkat saat berdoa
sambil menangis di depan ikon Kristus tersalib. Dalam peristiwa itu, Kristus mengatakan
kepada Thomas, “Engkau telah menulis dengan baik tentang Aku, Thomas. Upah apa yang
akan engkau dapatkan atas pekerjaanmu?” Thomas menjawab, “Tidak ada selain Engkau,
Tuhan.” Pengalaman mistis lain yang dialami oleh Thomas adalah pada 6 Desember 1273.
Thomas mengalami ekstase yang sangat lama3. Karenanya, Thomas Aquinas tidak
melanjutkan karya Summa Teologiae.
Paus Gregorius X meminta Thomas untuk ikut serta dalam konsili Lyon. Dalam
perjalanan, Thomas jatuh sakit dan dirawat di sebuah biara di Fossanova, Italia. Pada tangal 7
Maret 1273, Thomas Aquinas meninggal dunia di usia 49 tahun. Thomas Aquinas diangkat
menjadi orang kudus pada tahun 1323 oleh Paus Paulus II. Pada tahun 1567, Paus Pius V
memberinya gelar sebagai pujangga Gereja, tahun 1879 Paus Leo XIII memberinya gelar
3 Ekstase: keadaan dimana kesadaran fisik atau badan menjadi kurang, tetapi memiliki kesadaran mental dan
spiritual. Dalam hal ini, seseorang akan mengalami kurangnya kesadaran akan tubuhnya, tetapi memiliki
kesadaran dan dapat berkomunikasi dengan Tuhan secara intim. Ekstase sendiri merupakan karunia khusus yang
diberikan oleh Tuhan kepada seseorang.

We are Thomasian|2
mahaguru dari segala doktor akademik. Pada tahun 1880, Santo Thomas Aquinas dijadikan
santo pelindung mahasiswa dan universitas.

Meneladani St. Thomas Aquinas


a. Thomasian
SMA Strada St. Thomas Aquino berlindung kepada Santo Thomas Aquinas. Warga
sekolah SMA Strada St. Thomas Aquino disebut dengan “Thomasian”. Thomasian bukan
hanya sekedar julukan semata-mata supaya terlihat bergengsi atau keren karena bersekolah di
SMA Strada St. Thomas Aquino, namun sebutan Thomasian menjadi suatu identitas yang
harus dijaga dan dipertanggungjawabkan untuk menjaga nama baik sekolah dan komunitas
Perkumpulan Strada. Dengan sebutan Thomasian, diharapkan seluruh warga sekolah SMA
Strada St. Thomas Aquino meneladani semangat dari Santo Thomas Aquinas dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Teladan Santo Thomas Aquinas
SMA Strada St. Thomas Aquino memilih pelindung St. Thomas Aquinas karena ingin
meneladani spiritualitas dan semangat hidup St. Thomas Aquinas. Gereja mengangkat St.
Thomas Aquinas menjadi pelindung para mahasiswa dan perguruan tinggi karena
pengabdiannya kepada bidang pendidikan, terutama dalam bidang teologi. Santo Thomas
Aquinas merupakan seorang pengajar (dosen), sekaligus menjadi seorang imam Dominikan.
Lalu apa saja yang dapat kita teladani dari St. Thomas Aquinas?
1. Kerendahan hati
Thomas Aquinas adalah seseorang yang sangat cerdas. Ia menjadi pengajar di
perguruan tinggi, dan memperoleh gelar magister atau profesor ketika masih berusia
muda. Selain menjadi seorang pengajar, Thomas Aquinas juga menjadi seorang imam atau
biarawaan Dominikan. Dua gelar yang diperoleh Thomas Aquinas ini merupakan gelar
yang bergengsi dan sangat dihormati pada saat itu. Akan tetapi, Santo Thomas Aquinas
tidak pernah bersikap sombong dan memamerkan apa yang menjadi kelebihannya. Ketika
masih belajar di universitas, Thomas Aquinas memilih untuk menyembunyikan
kecerdasannya dengan cara berdiam diri. Akibatnya, banyak teman di perguruan tinggi
mengejek Thomas, bahkan menjulukinya dengan sebutan “Si Lembu Dungu”. Suatu saat
Albertus Magnus memberikan pertanyaan yang sangat rumit kepada para mahasiwa, dan

We are Thomasian|3
hanya Thomas Aquinas yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Banyak orang yang
baru menyadari bahwa Thomas Aquinas adalah orang yang cerdas, tetapi dirinya tidak
pernah menyombongkannya. Kerendahan hati Thomas Aquinas yang lain tercermin ketika
dirinya ditawari jabatan tinggi dalam Gereja, bahkan akan dijadikan sebagai seorang
uskup agung. Akan tetapi, Thomas Aquinas menolaknya dan memilih menjadi seorang
biarawan biasa dan tetap tinggal di Bologna.
Kerendahan hati yang dimiliki oleh Thomas Aquinas membawa dirinya kepada
suatu penyadaran diri. Bagi Thomas Aquinas, dirinya tidaklah lebih baik dari orang lain.
Dia mengganggap bahwa orang lain lebih baik dibandingkan dengan dirinya, dan segala
kemampuan dan kecerdasan yang ada dalam dirinya adalah pemberian dari Tuhan.
Thomas Aquinas menyadari bahwa segala yang dimilikinya merupakan pemberian dari
Tuhan, dan tidak boleh untuk dipamerkan atau disombongkan kepada orang lain.
2. Kemurahan hati
Thomas Aquinas adalah seorang biarawan Dominikan, sehingga dia tinggal di
dalam sebuah komunitas para biarawan. Dalam komunitas tersebut terdapat banyak latar
belakang para biarawan yang berbeda dengan prinsip dan pendirian yang berbeda pula.
Selain itu juga akan ada perbedaan kedudukan atau status antara biarawan satu dengan
biarawan lainnya. Thomas Aquinas yang merupakan biarawan sekaligus seorang pengajar
yang cerdas, tentu kehidupan sehari-harinya diwarnai dengan kesibukan menyusun suatu
buku atau tulisan. Suatu ketika, seorang biarawan bagian dapur meminta izin kepada
superior (pemimpin komunitas) supaya ada biarawan lain yang membantunya untuk
membawa barang belanjaan. Superior mengatakan bahwa siapa pun biarawan yang
dilihatnya pertama kali, dialah yang harus membantunya. Saat itu, Thomas Aquinas
sedang mengerjakan suatu tugas yang sangat penting, dan saat dia sedang hendak pergi ke
kamar mandi, teman biaranya melihat dan meminta bantuan kepada Thomas Aquinas
untuk membantunya membawa barang belanjaan. Meskipun sedang sibuk, tetapi Thomas
Aquinas tidak mengatakan bahwa dirinya sibuk. Sebaliknya, dia langsung membantu
temannya untuk membawa barang belanjaan. Hal ini menunjukkan bahwa Thomas
Aquinas adalah orang yang rendah hati sekaligus memiliki kemurahan hati kepada siapa
pun. Dia mau untuk membantu orang lain tanpa ada paksaan.
3. Tahan banting

We are Thomasian|4
Keluarga Thomas Aquinas menginginkan dirinya supaya menjadi biarawan
Benediktin, sehingga ketika masih berusia 5 tahun, Thomas Aquinas dikirim untuk belajar
kepada para biarawan Benediktin. Akan tetapi, Thomas Aquinas menjatuhkan pilihan yang
lain, yaitu keinginan untuk bergabung dengan para biarawan Dominikan. Keputusan
Thomas Aquinas ini ditentang oleh keluarganya, bahka mereka menggunakan segala cara
untuk mengubah pendirian Thomas Aquinas. Ketika dalam penjara, Thomas Aquinas
sering berdoa untuk meminta pendirian yang kuat dan karunia kemurnian. Dalam catatan
biografi St. Thomas Aquinas dituliskan bahwa malaikat datang kepadanya untuk
mengikatkan ikat pinggang kemurnian. Keteguhan hati Thomas Aquinas akhirnya
membuahkan hasil, keluarganya akhirnya menerima keputusan Thomas Aquinas untuk
menjadi biarawan Dominikan, bahkan dirinya juga berhasil membujuk saudarinya
menjadi seorang biarawati.
Saat masa hidup Thomas Aquinas juga mengalami situasi peperangan. Perang
menjadikan dunia sangat kacau dan penderitaan dimana-mana. Namun, bagi Thomas
Aquinas kekacauan bukan hanya karena peperangan. Kekacauan muncul apabila
membuang-buang waktu untuk berfoya-foya dalam hidup, melakukan pembicaraan yang
tidak perlu, dan bergaul dengan wanita. Hal-hal tersebut berkaitan erat dengan kenikmatan
duniawi. Thomas Aquinas menghindari hal-hal tersebut, supaya jangan sampai terjerumus
ke dalam kekacauan dunia.
c. Menjadi Thomasian Sejati
Santo Thomas Aquinas telah memberikan banyak teladan dalam hidup bagi kita semua, baik
dalam hal hidup rohani maupun jasmani. Pemilihan nama pelindung St. Thomas Aquinas
tentu berlatarbelakang bahwa St. Thomas Aquinas sebagai pelindung pelajar atau mahasiswa,
sekaligus sebagai pujangga Gereja yang sangat cerdas. Apabila kita menyebut diri kita sebagai
seorang “Thomasian” tentu kita harus menyadari siapakah St. Thomas Aquinas dan
bagaimana dirinya menjalani kehidupan, sehingga kita dapat meneladani St. Thomas Aquinas.
Thomasian bukan sekedar julukan atau sebutan bagi warga SMA Strada St. Thomas Aquinas,
tetapi menjadi sebuah identitas. Thomasian menjadi sebuah identitas berarti seseorang yang
menyandang identitas tersebut memiliki konsekuensi dan tanggungjawab sebagaimana
diteladankan oleh St. Thomas Aquinas. Selain itu, sebuah identitas juga memiliki ciri khas
yang membedakan Thomasian dengan orang lain. Ciri khas tersebut tidak lain adalah

We are Thomasian|5
keteladanan dari St. Thomas Aquinas, yaitu: kerendahan hati, kemurahan hati dan tahan
banting yang dikontekstualkan atau disesuaikan dengan situasi kaum muda zaman sekarang.
Sebagai Thomasian, teladan St. Thomas Aquinas tersebut juga diintegrasikan dengan
spiritualitas Maria della Strada sebagai pelindung Perkumpulan Strada dengan menjunjung
tinggi 5 nilai dasar Perkumpulan Strada, yaitu pelayanan, kejujuran, disiplin, kepedulian, dan
keunggulan. Dengan berpedoman pada teladan St. Thomas Aquinas dan spiritualitas Maria
della Strada, para Thomasian diharapkan mampu menjadi seorang pelajar yang cerdas, peduli,
dan berkarakter, sehingga memiliki keunggulan baik dalam bidang akademik dan non
akademik. Dengan demikian, kita mampu bersama-sama berkembang baik luar (fisik) dan
dalam (mental).
d. Doa Santo Thomas Aquinas
Santo Thomas Aquinas membuat sebuah doa sebelum belajar. Doa tersebut adalah sebagai
berikut:
DOA SANTO THOMAS AQUINAS SEBELUM BELAJAR
(ORATIO ST THOMAE AQUINATIS ANTE STUDIUM)
Ya Pencipta yang tak terperikan, dari harta kebijaksanaan-Mu, Engkau menunjuk tiga hierarki
malaikat, menempatkan mereka di atas surga yang tertinggi dalam rancangan yang
menakjubkan, dan menyebarkan dengan indah, bagian-bagian yang berbeda dari alam
semesta.
Saya berkata: Dikau, yang sungguh adalah sumber terang dan kebijaksanaan, berkenanlah
untuk menuangkan di atas akal budiku sinar-Mu yang cemerlang, dan hapuskan dariku
kegelapan ganda di mana aku dilahirkan, yakni dosa dan kebodohan.
Dikau yang membuat fasih lidah bayi-bayi, didiklah lidahku dan tuangkanlah rahmat
kebaikanmu di atas bibirku.
Anugerahkanlah kepadaku pengertian yang tajam, kapasitas untuk mengingat, metode dan
kemudahan dalam belajar, penafsiran yang mendalam, dan kefasihan dalam berbicara.
Instruksikanlah permulaannya, arahkanlah prosesnya, selesaikanlah akhirnya.
Dikau yang sungguh Allah dan sungguh manusia, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala
masa. Amin.

We are Thomasian|6
Sumber:
http://yesaya.indocell.net/id266_s__thomas_aquinas_.htm
https://www.biografiku.com/biografi-thomas-aquinas/
https://luxveritatis7.wordpress.com/2012/01/28/st-thomas-aquinas-pelindung-para-pelajar-
dan-universitas/
http://www.karismatikkatolik.org/archived/detailArticlef48b.html?id=3&id2=13&id3=105
https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Aquinas#Pengecaman_tahun_1277
https://penakatolik.com/2014/01/29/keluarga-dominikan-belajar-kerendahan-hati-santo-
thomas-aquinas/
http://mexesjr.blogspot.com/2015/07/riwayat-hidup-dan-karya-st-thomas.html
http://www.katolisitas.org/doa-santo-thomas-aquinas-sebelum-belajar-oratio-st-thomae-
aquinatis-ante-studium/
Scheiders, Nicolaas. Orang Kudus Sepanjang Tahun. Jakarta: Obor. 2013.

We are Thomasian|7

Anda mungkin juga menyukai