Anda di halaman 1dari 17

PEMBAHASAN

1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PRIMAGAMA


1. SEJARAH BERDIRINYA PRIMAGAMA
Primagama didirikan oleh Pudri E. Chandra pada 1982 dan merupakan usaha pendidikan
nonformal. Purdi memiliki jiwa bisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung. Saat masih
berstatus mahasiswa di dua universitas ternama di Yogyakarta jiwa bisnis Pudri kembali muncul. Ia
melihat antusiasme siswa SMA yang sangat ingin masuk perguruan tinggi negeri yang ternama
contohnya seperti UGM. Hal ini di tangkap Purdi sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Sehingga ia berpikir untuk membuat kursus yang membantu lulusan SMA untuk memecahkan soal-
soal ujian perguruan tinggi. Pada 1982, bersama dengan teman-teman kuliahnya, Purdi mendirikan
bimbingan belajar yang di beri primagama.
Pada masa awal berdirinya, primagama hanya menawarkan bimbel berdurasi tiga bulan yang
menyasar siswa kelas 3 SMU yang akan menghadapi ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi
sebagai target pasar utama. Pada 1985, primagama memperluas pasar dengan menyasar siswa kelas 3
SMP da kelas 6 SD. Pada 1992, primagama kembali memperluas pasar merambah siswa kelas 5 SD,
kelas 1 dan 2 SMP, kelas 1 dan 2 SMA. terakhir pada tahun 2001, primagama menambah siswa kelas
4 SD sebagai target pasarnya.

2. VISI DAN MISI PRIMAGAMA


A. Visi
”Menjadi Institusi pendidikan luar sekolah yang terkemuka, terunggul, yang terbesar di
Indonesia”
B. Misi
Adapun misi perusahaan yang pada umumnya merupakan penjabaran dari perwujudan
kepentingan Stakeholders di primagama disusun sebagai berikut :
1. Menjadi lembaga bimbingan belajar berskala nasional yang terdepan dalam prestasi
(memenuhi kepentingan organisasi, pemilik dan konsumen).
2. Menjadi tempat karyawan untuk membangun kesejahteraan bersama dan bersama-
sama membangun kesejahteraan (memenuhi kepentingan profesional).
3. Menjadi perusahaan yang sanggup dijadikan mitra usaha yang andal dan terpercaya
(memenuhi kepentingan organisasi dan mitra usaha).
4. Menjadi tempat bagi setiap insan untuk berkreasi, berkarya, dan mengembangkan diri
(memenuhi kepentingan konsumen,profesional,dan pemilik).

1
1.2 ANALISIS SWOT (STRENGTHS, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, DAN
THREATS) PRIMAGAMA
Unit Usaha : Lembaga Bimbingan Belajar
Nama Kegiatan Usaha : LBB PRIMAGAMA
Alamat Kegiatan Usaha : Jl. Brawijaya Pamekasan

Lembaga Bimbingan Belajar Primagama adalah sebuah lembaga atau suatu usaha yang
bergerak di bidang pendidikan khususnya di luar jam pelajaran sekolah formal. Bimbingan
belajar ini bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan prestasi akademik di sekolah,
membantu siswa yang ingin meneruskan sekolah ke jenjang berikutnya sesuai dengan
keinginannya. Sasaran usaha ini adalah para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Pertama (SMP ) dan siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD) dengan jadwal bimbingan
belajar berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikan dan kelasnya. Jadwal bimbingan belajar
untuk setiap jenjangnya yaitu 3 kali dalam seminggu.

1. KEKUATAN (STRENGTHS)
• Mentor yang berkualitas.
Primagama merupakan guru-guru yang mengajar di sekolah favorit sehingga jam
mengajarnya yang banyak, tidak diragukan kualitasnya dan rata-rata lulusan dari
universitas-universitas terkemuka.
• Metode belajar yang menarik dan mudah dipahami .
Materi yang disampaikan melalui media pembelajaran yang menarik dan mudah
dipahami oleh para siswa
• Biaya yang cukup terjangkau.
Biaya dan bias dibilang murah daripada Bimbingan Belajar pesaing lainnya.
Pembayaran biaya bimbingan yang fleksibel juga memudahkan para siswa serta dapat
memberikan potongan atau diskon bagi siswa yang lanjut ke program berikutnya.
• Program yang dibuat sesuai dengan kurikulum siswa
Kurikulum yang terus bergerak dinamis membuat siswa harus menyesuaikan
keadaan, dengan mentor yang ada diharapkan bisa membantu siswa mengaplikasikan
kurikulum yang terbaru yaitu siswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. WEAKNESS (KELEMAHAN)
• Program Belajar yang disediakan hampir sama dengan Bimbingan Belajar pesaing,
sehingga ada beberapa pihak yang membanding-bandingkan.
• Kurangnya promosi karena tidak dianggarkannya biaya untuk promosi, promosi hanya
dilakukan lewat siswa dengan menitip vocher atau brosur agar disebar ke teman-

2
temannya berbanding terbalik dengan pesaingnya contohnya seperti Ganesha Operation
(GO) yang gencar melakukan promosi ke sekolah-sekolah.
• Jadwal bimbingan belajar. Perbedaan asal sekolah membuat beberapa siswa tidak
dapat mengikuti bimbingan belajar sehingga harus membuat jadwak ekstra untuk
mengganti jam bimbingan belajar untuk penyesuaian materi dengan yang lainnya.
• Kuota yang tidak terlalu banyak. Jumlah siswa yang dapat mengikuti bimbingan
hanya terbatas pada kuota yang ada yaitu hanya 2 kelas atau sekitar 50 orang tiap
jenjang kelas.

3. OPPORTUNITY (PELUANG)
• Letak yang strategis dekat dengan sekolah-sekolah favorit.
• Adanya kebijakan pemerintah tentang Standar Kelulusan Siswa
• Ketatnya persaingan dalam Ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri.

4. TREAT (ANCAMAN)
• Banyaknya bimbingan belajar lain
Pesaing yang bergerak di bidang yang sama seperti lembaga bimbingan belajar yang
telah memiliki franchise misalnya Primagama dan Ganesha Operation menjadi pesaing
yang cukup sulit untuk disaingi karena sering mengadakan acara seperti try out dengan
hadiah bisa mengikuti bimbingan belajar selama beberapa waktu.
• Banyaknya sekolah yang mengadakan bimbingan belajar sendiri.
Banyak sekolah-sekolah yang mengadakan bimbingan belajar sendiri setelah jam
pelajaran telah usai

1.3 PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI


PENGEMBANGAN BISNIS WARALABA PRIMAGAMA
Analisis strategi pengembangan waralaba Primagama secara umum dapat ditinjau
berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan yang kemudian dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk mengurangi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh
Primagama. Di antara Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dimiliki Primagama
adalah sebagai berikut:
1. KEKUATAN (STRENGTH) LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA
a. Produk yang inovatif dan berkualitas
Di antara Lembaga Bimbingan Belajar lainnya Primagama bisa dikatakan jauh lebih
unggul dalam hal inovasi produk dan mengkreasikan terobosan- terobosan baru yang

3
awalnya belum terpikirkan oleh Bimbel lainnya. Hal ini menjadi bukti bahwa Primagama
senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa melalui terobosan-
terobosan yang dikeluarkannya.
Inovasi produk yang diciptakannya antara lain berupa pengembangan test DMI
(Dermathoglyphic Multiple Intelligent) untuk melihat potensi bakat siswa, penciptaan
metode smart solution untuk mempermudah menjawab soal bagi siswa, juga dengan
penggunaan Opscan 3 dan Opscan 5 NCS untuk akurasi test standar dengan (OMR)
Optikal Mark Reader.
Inovasi lain yang dikembangkan Primagama, khususnya dari segi waralabanya adalah
formula baru waralaba Primagama dalam bentuk unit penyertaan yang dihargai Rp.
5.000.000,00/ unit untuk memudahkan kepemilikan waralaba Primagama bagi investor
kecil. Inovasi lain yang diciptakan Primagama adalah melalui pengembangan unit bisnis
lain di luar bimbingan belajar, seperti Primagama English Course dan penerbitan produk
suplemen Manajemen Matematika Dahsyat.

b. Manajemen yang profesional


Pengelolaan manajemen secara profesional dalam lingkungan Primagama menjadi salah
satu faktor penunjang untuk kesuksesan Primagama. Diferensiasi job telah dilakukan
untuk menempatkan masing-masing SDM sesuai dengan peranannya. Di antaranya
dengan dibentuknya Tim Perumus Soal, Tim Lit.Bang, Tim Pendampingan dan
Pemberdayaan Cabang serta Tim Auditing yang kesemuanya secara berkesinambungan
menunjukkan keprofesionalitasan Primagama dalam mengelola bisnis Bimbel selama +/-
27 tahun dengan jumlah outlet yang telah mencapai 688 outlet pada tahun ajaran 2008/
2009. Di sisi lain Primagama juga menerapkan pengawasan/kontrol secara berjenjang
untuk cabang-cabang waralabanya melalui pembagian wilayah berdasarkan regional,
sektor, dan area masing-masing outlet/cabang.

c. Promosi yang Berkesinambungan dan Gencar


Primagama melakukan promosi antara lain melalui media massa (iklan koran dan
majalah), elektronik (TV dan radio), dan internet (dengan pembuatan website Primagama
dan aktif dengan berbagai link lain khususnya yang terkait dengan kewaralabaan).
Promosi juga dilakukan melalui seminar dan talkshow serta keikutsertaan dalam event-
event tertentu yang dibuat oleh link Primagama.
Metode promosi direct selling juga dilakukan Primagama melalui penyebaran
spanduk, pamflet, brosur serta melalui penyelenggaraan try out akbar yang dilakukan
secara berkala.

4
d. Financial yang Kuat
Pertumbuhan Waralaba Primagama yang relatif pesat dan sudah mencapai 688 cabang
pada periode tahun 2008/ 2009 menjadikan Primagama sebagai Bimbel yang memiliki
potensi passive income terbesar di antara bimbel lainnya. Apabila dirata-ratakan satu
cabang memberikan fee sebanyak Rp. 100.000.000,00/ 5 tahun, maka total passive
income yang didapat adalah sebesar Rp. 68.8 M/ 5 tahun atau setara dengan Rp. 13,16 M
per tahun. Dengan potensi sedemikian besar maka tidak ada permasalahan berarti yang
akan ditemui Primagama dalam hal keuangan.

e. SOP (Standar Operating Procedur) yang Matang dan Lengkap


SOP yang matang dan lengkap mempermudah Primagama dalam mengoperasikan sistem
waralabanya. SOP ini juga menjadi acuan bagi franchisee untuk bertindak sesuai dengan
hal-hal yang telah disepakati bersama dalam MoU.

f. Pertumbuhan Outlet Lebih Cepat Dibandingkan Pesaingnya


Primagama menjadi pioneer di antara waralaba lembaga pendidikan lainnya terbukti dari
banyaknya jumlah outlet yang tersebar di seluruh Indonesia +/ - 688 cabang dengan
pertumbuhan rata-rata yang tidak kurang dari 35% setiap tahunnya.

2. KELEMAHAN (WEAKNESS) LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA


a. Banyaknya cabang membuat pihak manajemen lebihsulit untuk mengontrol.
Jumlah cabang yang mencapai 688 buah membuat Primagama sedikit kesulitan untuk
terus mengawasi dan melakukan komunikasi yang intens dengan setiap cabang yang ada.
b. Kesulitan dalam pencarian tutor dan staf ahli untuk mengisi posisi di cabang-
cabang yang ada.
Banyaknya cabang yang ada memberi konsekuensi bagi Primagama untuk menyediakan
staf dan tutor yang handal secara cepat dan tepat untuk menempati cabang-cabang yang
ada, baik yang dilakukan oleh cabang sendiri ataupun yang dibantu dengan pusat.
Kesulitan yang terkadang dihadapi adalah persebaran sumber daya manusia yang tidak
merata karena menumpuk di beberapa wilayah.
c. Harga yang masih relatif mahal untuk kalangan pengusaha kecil
Franchisee Fee yang besarnya antara 75 juta – 175 juta dirasakan masih relatif mahal
untuk dibayar oleh pengusaha kecil, belum lagi dengan biaya-biaya lain yang harus
dibayarkan termasuk untuk fasilitas yang dipersiapkan per outletnya. Biaya yang mahal
ini memberi implikasi bagi franchisee/ investor untuk mematok harga yang cukup tinggi

5
di kalangan konsumen bawah (siswa) yang pada akhirnya akan mengurangi daya saing
Primagama dengan bimbingan belajar lain yang lebih kompetitif dalam harga.
d. Adanya keluhan mengenai kurang diperhatikannya kesejahteraan tutor
Pemberian honor dengan hitungan per jam menimbulkan keluhan bagi sebagian tutor
perihal kesejahteraannya, terutama jika jumlah jam kerjanya hanya sedikit. Dengan
demikian akan lebih sulit mengharapkan loyalitas dari tutor untuk Primagama padahal
aset terbesar dalam sebuah bimbingan belajar adalah tutor/ instruktur smart itu sendiri.

3. PELUANG (OPPORTUNITY) LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA


a. Paradigma masyarakat yang semakin memprioritaskan pendidikan bagi masa
depan anaknya
Seiring dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
masyarakat juga semakin memahami arti penting dari pendidikan. Karena sejatinya
warisan terbaik yang diberikan orangtua kepada anaknya bukan terletak pada harta
kekayaan yang berlimpah melainkan dari luasnya ilmu dan ketinggian akal budi yang
dimilikinya.
b. Persaingan SPMB, UN dan US yang semakin ketat
Ada satu fenomena masyarakat yang tergambar akhir-akhir ini, yakni semakin banyak
orangtua yang memasukkan anaknya ke tempat les, bimbel, atau apapun namanya untuk
membantu kesulitan belajar anak yang tidak bisa tertangani di rumah, terutama dalam
menghadapi ujian akhir sekolah, UN, dan SPMB.
c. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat akan dunia pendidikan formal
(sekolah)
Agaknya masyarakat sudah mulai menganggap bahwa pendidikan yang berkualitas dan
efektif tidak selalu bisa didapatkan di bangku sekolah. Untuk itu perlu ada upaya lain
untuk membantu pembelajaran anak di luar sekolah, misalnya dengan memasukkan
anak-anak ke Lembaga Bimbel.
d. Kebijakan pemerintah untuk menggratiskan biaya sekolah negeri dan pemberian
BOS melalui sekolah
Kebijakan pemerintah untuk menggratiskan biaya sekolah negri bagi siswanya dan
pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) menyebabkan pendapatan
masyarakat yang harus dialokasikan untuk dana pendidikan menjadi semakin rendah.
Dengan kata lain, masyarakat memiliki kelebihan dana yang belum tersalurkan. Dalam
hal ini, sebagian besar masyarakat berinisiatif untuk mengalihkan dana pendidikan
tersebut dengan memasukkan anak-anaknya ke dalam Bimbingan Belajar ataupun
Lembaga Kursus yang dapat menambah wawasan anaknya.

6
e. Tawaran pinjaman dari lembaga keuangan bagi investor yang ingin bekerjasama
dengan Primagama
Melihat prospek Primagama yang cukup menggiurkan untuk pengembangan
waralabanya maka tak heran jika beberapa Lembaga Keuangan mulai melirik untuk
memberikan pinjaman bagi investor yang kekurangan dana untuk membeli waralaba
Primagama.
f. Segmen pasar yang sangat luas, mulai dari SD-SMP-SMU
Besarnya pangsa pasar yang masih belum terjamah menjadi peluang tersendiri bagi
Primagama untuk melebarkan sayapnya dan menampung segmen pasar yang ada melalui
berbagai promosi yang dilakukannya.
g. Dukungan pemerintah untuk perkembangan waralaba
Dengan dukungan penuh dari pemerintah untuk regulasi waralaba di Indonesia, maka
langkah Primagama juga akan semakin kokoh untuk mengembangkan bisnis melalui
sistem waralaba.

4. ANCAMAN (THREATMENT) LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA


a. Semakin Menjamurnya Perkembangan Bimbel yang Ada
Banyaknya jumlah Bimbel yang terus berkembang saat ini menjadi tantangan tersendiri
bagi Primagama untuk terus mengasah sisi kompetitifnya dengan terus mengkreasikan
produk-produk dan pelayanan yang berkualitas bagi pelanggannya, bukan hanya dengan
mengusung konsep bimbingan belajar yang murah meriah namun kualitasnya
meragukan.
b. Adanya sebagian Bimbel yang melakukan persaingan tidak sehat
Persaingan tidak sehat yang dilakukan beberapa Bimbel lainnya (seperti pembelian soal,
kunci jawaban ataupun joki SPMB) justru semakin memotivasi Primagama untuk dapat
memberikan pendidikan dengan kualitas terbaik bagi generasi muda Indonesia tanpa
harus melakukan tindakan yang hanya akan ‘melecehkan’ dan ‘mencederai’ pendidikan
tanah air .
c. Inovasi produk yang seringkali dicontek oleh pesaing
Keberadaan pesaing menjadi tantangan tersendiri bagi Primagama untuk terus melaju
dalam bisnis Bimbel ini dan menjadi pioneer di antara Bimbel lainnya, untuk selalu
menjadi yang terdepan dalam prestasi. Produk-produk yang dicontek oleh pesaing
memberi bukti bahwa produk yang dihasilkan memang berkualitas dan bermanfaat serta
memacu Primagama untuk terus melakukan inovasi tiada henti dalam penciptaan
produknya

7
d. Adanya Franchisee yang lebih menitikberatkan pada unsur profit tanpa
memperhatikan kepentingan usaha dan visi-misi perusahaan sendiri
Tidak sedikit Franchisee yang lebih mengedepankan profit dalam pengembangan
bisnisnya sehingga melupakan hal-hal mendasar yang diperlukan untuk membangun
sebuah Bimbel yang berkualitas dan dapat menghantarkan siswa-siswinya menuju
kesuksesan. Antara lain franchisee yang berusaha memanipulasi biaya-biaya urgent yang
harus dikeluarkan, namun ternyata tidak dikeluarkan sesuai ketentuan yang disyaratkan.
Dan alhasil, hal demikian dapat mengurangi kualitas dan standar pelayanan Primagama
sendiri terhadap pelanggannya.
e. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah dengan penggunaan matriks SWOT yang menggambarkan bagaimana peluang
dan kekuatan yang dimiliki Primagama dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
kelemahan yang dimiliki serta ancaman yang dihadapi Primagama dari external
perusahaannya.

1.4 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO (PESTEL)


1. Faktor Politik
Keberadaan lembaga bimbingan belajar semakin kuat dengan hadirnya Undang-Undang
Nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional. Salah satu hal yang ditekankan
dalam Undang-Undang ini adalah terkait tanggung jawab penyelenggaraan pendididkan,
yakni bahwa pada dasarnya beban penyelanggaraan pendidikan tidak saja dipikul oleh
pemerintah saja, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat. Baru-baru ini muncul peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 tentang hari
sekolah atau yang umum di kenal dengan kebijakan full day school yang jika akan sangat
memberi pengaruh atau dampak bagi lembaga pendidikan seperti Primagama, peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini mengharuskan semua siswa hanya bersekolah
pada hari senin sampai dengan jumat saja namun waktu atau jam belajarnya di perpanjang
yakni sampai dengan jam 16:00. Hal ini akan membuat siswa itu menghabiskan banyak
waktu di sekolah sehingga meluangkan waktu untuk mengikuti bimbingan belajar menjadi
sangat tidak memungkinkan mengingat kondisi siswa yang telah lelah setelah bersekolah
hamper seharian.

2. Faktor Ekonomi
Keadaan perekonomi Indonesia yang bisa dikatakan masih lemah telah membuat
terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar secara
drastis dan fluktuatif membuat harga-harga kebutuhan pokok meningkat. Sehingga

8
masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan pokoknya dan pendidikan di sekolah, hal ini
menyebabkan pendidikan di luar sekolah seperti bimbel dianggap kurang penting.
Berdasarkan analisis faktor ekonomi, seolah-olah terjadi kontradiksi dengan faktor
politik di atas, yaitu masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan pokoknya. Hal ini
menyebabkan ancaman bagi pihak Primagama selaku bimbingan belajar, karena dapat
mengurangi jumlah siswa.

3. Faktor Sosial
Dengan adanya perubahan kurikulum nasional menyebabkan beban pendidikan siswa
semakin bertambah, sehingga diperlukan pendidikan di luar sekolah seperti bimbel sebagai
tambahan atau tempat konsultasi belajar siswa selain sekolah.
Namun, sebagian masyarakat Indonesia memiliki pola pikir yang masih konvensional
mengenai pendidikan menganggap pendidikan bukanlah sesuatu yang penting sehingga
cukup hanya mengandalkan pendidikan di sekolah saja.
Berdasarkan analisis faktor sosial di atas, hasilnya sama dengan faktor ekonomi yaitu
merupakan ancaman bagi pihak Primagama, karena dapat mengurangi jumlah siswa.

4. Faktor Teknologi
Teknologi informasi merupakan teknologi yang cepat berkembang seiring dengan
berkembangnya industri elektronika dan komputer serta internet. Sehingga untuk aktivitas
internal perusahaan yaitu dengan digunakannya sistem informasi bimbingan dan keuangan
serta untuk pemasaran dan promosi bimbel Primagama dapat memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi.
Berdasarkan analisis faktor teknologi di atas, dampaknya bagi Lembaga Pendidikan
Primagama dapat memberikan peluang, yaitu pengembangan sistem informasi/teknologi
informasi baik untuk membantu kegiatan-kegiatan internal organisasi maupun memberikan
keunggulan kompetitif bagi organisasi. Dengan memberikan keunggulan kompetitif hal ini
akan menjadi pembeda antara Primagama dan bimbingan belajar sejenis lainnya.

5. Faktor Demografi
Jika dilihat dari faktor demografi seperti usia dapat dikatakan bahwa negara Indonesia ini
memiliki jumlah penduduk yang masih muda sangat banyak jika di bandingkan dengan
jumlah penduduknya yang sudah tidak produktif (lansia). Dari banyaknya jumlah penduduk
muda ini membuka kesempatan atau peluang bagi Primagama untuk mendapatkan calon
siswa cukup banyak dari penduduk muda yang berusia umumnya 13-17 (SMP-SMA)
hingga yang masih berada di Sekolah Dasar (SD).

9
1.5 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN
Setelah sebelumnya telah dilakukan analisis bisnis secara eksternal maka selanjutnya akan
di lakukan analisis secara internal pada Lembaga Pendidikan Primagama. Adapun analisis
internal dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. AKTIVITAS UTAMA
 Pemasaran dan promosi ke sekolah-sekolah, termasuk di dalamnya kerja sama try out
dengan sekolah dan seminar motivasi belajar.
 Proses pendaftaran siswa baru dan siswa lama. Siswa lama Primagama ditawarkan
program reservasi (pesan tempat) apabila ingin melanjutkan kembali bimbingan belajar.
 Tes DMI dan konsultasi DMI. Setelah siswa mendaftar, selanjutnya siswa mengikuti tes
DMI untuk mengetahui minat dan bakat siswa dilanjutkan dengan konsultasi DMI oleh
konsultan DMI yaitu TBM.
 Proses belajar mengajar. Di dalamnya terdapat paket program reguler (untuk kenaikan
kelas) dan program intensif (untuk masuk PTN, sekolah-sekolah favorit). Dalam
mengajarkan materinya, tentor memiliki suatu panduan yaitu kurikulum dan modul
belajar. Apabila siswa memiliki kesulitan dalam belajar, maka dapat berkonsultasi
dengan tentor yang bersangkutan.
 Evaluasi hasil belajar. Siswa Primagama mendapatkan try out 3 bulan sekali ( 2 kali try
out per semester) dan mendapatkan rapor hasil belajar. Siswa/orang tua dapat
menanyakan hasil belajar siswa dan berkonsultasi dengan pihak Primagama.
 Pelaksanaan try out. Terdapat 2 jenis yaitu try out rutin yang dilakukan di kantor cabang
masing-masing dan try out akbar yang dilaksanakan dalam rangka pemasaran/promosi
Primagama.
 Pengembangan SDM yaitu dengan memberikan pelatihan kepada tentor Primagama
seperti pembahasan soal-soal dan cara smart (smart solution) dari pengajar Primagama
Pusat.

2. AKTIVITAS PENDUKUNG
 Pengelolaan sarana dan prasarana meliputi pengadaan alat tulis, perawatan gedung dan
pengadaan modul belajar.
 Pengelolaan sistem informasi bimbingan dan keuangan (SIBK) meliputi update versi
terbaru SIBK dan mem-back up data SIBK serta pengelolaan keuangan meliputi

10
penerimaan cash-in yaitu proses pendaftaran siswa, pembayaran bimbingan siswa dan
pengeluaran cabang/cash-out yaitu biaya operasional cabang (pembelian modul, gaji
karyawan dan tentor, sewa ruko, biaya listrik, air, telepon, hotspot dan lain-lain).
 Pengelolaan SDM meliputi pelatihan bagi PAC (mengenai pelayanan terhadap customer
dan SIBK) dan pelatihan bagi konsultan DMI yang diberikan oleh pengajar Primagama
Pusat.
3. CARA MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING.

Gambar 1 : Komponen Analisis Internal menuju ke Keunggulan Bersaian dan Stategi


Kompetititf

Kompetisi Menemuka
Inti Kompetisi Keunggulan
Inti Bersaing

Kapabilitas

Strategi
Kompetitif
Criteria sustainable Value chain
advantages : analysis :
-Rare -Outsources
Sumber Daya : -Valueable
-Berwujud -Costly to imitate
-Tidak -non substituable
Berwujud

Berdasarkan gambar di atas, kita dapat memulai analisis internal terhadap perusahaan
Primagama dengan melihat sumber daya apa saja yang dimiliki oleh primagama baik itu yang
berwujud seperti sumber daya manusia (tutor pendidik), peralatan maupun teknologi yang
dimiliki dan sumber daya berwujud lainnya. Kemudian untuk sumber daya yang tidak
berwujud seperti skill atau keahlian dari tutor (tenaga pendidik) dan skill atau keahlian pihak
manajemen perusahaan Primagama dalam mengambil keputusan. Dari berbagai macam sumber
daya yang dimiliki oleh Primagama kita harus dapat menentukan sumber daya yang dapat
menjadi kapabilitas bagi perusahaan primagama.
Namun berdasarkan analisis terhadap perusahaan Primaga yang kami lakukan, kami
masih belum dapat menemukan sumber daya yang dapat di jadikan kapabilitas bagi
Primagama. Karena hampir semua sumber daya yang dimiliki oleh Primagama itu juga
dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar (pesaing) lainnya dan bahkan mereka memiliki
sumber daya yang lebih dari perusahaan Primagama.

11
Oleh karena itu sumber daya yang dimiliki oleh pimagama ini tidak dapat dijadikan
kapabilitas yang nantinya akan membentuk Kompetisi inti yang memiliki kriteria seperti:
langka (unik), sulit untuk ditiru, tidak ada penggantinya, serta memiliki nilai lebih di banding
yang lainnya. Dari keempat kriteria tersebut tidak satu pun perusahaan primagama
memilikinya, sehingga dapat kita simpulkan bahwa perusahaan primagaman ini masih belum
kompeten (tidak memiliki kompetisi ini) sehingga sulit bagi perusahaan primagama dalam
mencapai keunggulan bersaing serta menemukan dan menentukan strategi kompetitif yang
dapat mereka lakukan untuk mengalahkan pesaingnya.

 MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF


a. Tinjaulah kekuatan inti Anda. Setelah Anda mengidentifikasi bidang kekuatan inti,
Anda dapat menambahnya dengan menggunakan beberapa strategi pemasaran untuk
membangun keunggulan kompetitif, atau untuk menciptakan bidang kekuatan baru.
Misalnya kekuatan utama Anda adalah kualitas produk. Anda dapat menambah kekuatan
ini dengan lebih memusatkan fokus pada kualitas yang fantastis, serta berusaha
mengantar produk lebih cepat dengan harga yang lebih rendah.
b. Kurangi biaya. Pengurangan biaya adalah satu strategi yang dapat dilakukan bisnis
untuk memperoleh keunggulan kompetitif, atau untuk meningkatkan keunggulan.
Kebanyakan pasar memiliki pelanggan yang sensitif dengan harga, sehingga kemampuan
untuk menawarkan produk atau layanan dengan harga yang lebih rendah adalah cara
tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Evaluasi keseluruhan proses produksi,
mencakup semua hal dari membeli persediaan dan cara pekerja berproduksi, hingga cara
penjualan produk. Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam teknologi yang mengurangi
biaya. Lakukan evaluasi pada cara pekerja berproduksi untuk memastikan mereka tidak
membuang-buang sumber daya dan bahwa mereka berproduksi sebanyak mungkin.
c. Berfokuslah pada layanan. Dalam pasar tertentu, layanan mungkin menjadi faktor
pembeda antar kompetitor. Jika bisnis Anda sudah memiliki kekuatan dalam layanan,
pertimbangkan untuk menambah fokus Anda di bidang ini. Merekrut staf yang lebih
baik, meningkatkan standar pelatihan, mengelola staf lebih dekat, menawarkan hadiah
dan insentif untuk layanan yang bagus, dan menawarkan jam operasi yang lebih nyaman
dapat membantu melahirkan keunggulan. Layanan memuaskan adalah budaya yang
penting untuk diciptakan.
d. Berfokuslah pada kualitas produk atau layanan. Jika Anda tidak dapat bersaing
dengan kompetitor dalam hal lokasi atau harga, Anda selalu dapat bersaing dalam
kualitas. Ini semakin penting jika kualitas tinggi adalah salah satu kekuatan Anda.
Pelanggan biasanya bersedia membayar lebih banyak atau pergi ke tempat yang lebih
jauh untuk mendapatkan produk bagus.

12
o Berfokuslah untuk menggunakan bakat dan latar belakang Anda yang unik. Misalnya,
jika Anda menjalankan bisnis restoran dan pernah belajar kuliner di luar negeri
selama tiga tahun, Anda dapat menggunakan pengalaman dan kontak di sana untuk
menciptakan resep yang benar-benar unik.
o Berfokus merekrut orang-orang yang tepat dan menggunakan persediaan yang
berkualitas lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan Anda secara
keseluruhan.
e. Bedakan produk dan layanan Anda. Carilah satu atau beberapa atribut unggulan di
pasar yang dapat membedakan Anda dari kompetitor. Kemudian, cari segmen pasar yang
menganggap atribut tersebut penting dan pasarkan kepada mereka. Proses sebaliknya
juga dapat diterapkan dengan melakukan riset untuk menentukan apa yang dianggap
pelanggan paling penting, lalu mengembangkan pasar khusus untuk produk atau
karakteristik tersebut. Misalnya, orang yang menderita radang sendi mengalami kesulitan
membuka kaleng dan stoples. Anda dapat merancang alat yang memudahkan mereka lalu
mengiklankannya di media kesehatan.
f. Jalinlah kerja sama dengan perusahaan lain. Kemitraan atau kerja sama dengan
perusahaan lain adalah salah satu cara untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
Katakanlah Anda menjalankan perusahaan pemasok perlengkapan lokal. Anda dapat
mendekati perusahaan transportasi lokal dan menawarkan diskon produk sebagai ganti
transportasi lokal yang lebih cepat dan didahulukan. Dengan begitu, Anda dapat
menawarkan pengiriman yang lebih cepat kepada pelanggan daripada kompetitor,
sehingga Anda mendapatkan keunggulan kompetitif.

 MEMPERTAHANKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF


1. Manfaatkan kebijakan pembatasan memasuki pasar untuk menghalangi
kompetitor beroperasi di pasar yang sama. Dalam beberapa kasus, kemampuan
perusahaan dalam memanipulasi batasan untuk memasuki dan bersaing dalam pasar
menjadi sarana yang efektif untuk melawan kompetisi baru, membentengi bisnis dan
mempertahankan potensi keuntungan yang dapat diramalkan.
2. Pertahankan posisi Anda. Setelah mendapatkan keunggulan bisnis, kerja Anda
masih jauh dari selesai. Untuk menggapai kesuksesan, Anda harus terus
mempertahankan keunggulan kompetitif melalui penetapan harga, fitur produk, dan
pemasaran. Misalnya, jika Anda memiliki perusahaan teknologi, Anda harus terus
merancang produk baru yang lebih cepat, lebih murah, dan memiliki fungsionalitas lebih.
Bagaimanapun juga kompetitor Anda tidak akan duduk diam dan membiarkan Anda
mencuri pasar mereka.

13
Terkadang Anda harus mengambil peluang untuk tetap menjadi yang terdepan dan
membedakan bisnis Anda dengan yang lain, tetapi risiko besar biasanya diiringi oleh
kesuksesan besar. Ingatlah selalu untuk melakukan riset sebelum terjun menerapkan ide
baru.
3. Ramalkan tren masa depan di industri Anda. Cara yang tepat untuk meramalkan tren
adalah bergabung dengan asosiasi profesional setempat yang menawarkan pembicara
dengan keahlian di bidang Anda serta konferensi tahunan. Anda akan mendapatkan
gambaran dan melihat apa yang dilakukan kompetitor dalam industri Anda.
4. Pelajari dan awasi kompetitor Anda secara konstan. Carilah pembaruan di situs web
mereka, masuklah ke milis mereka, saksikan peluncuran produk baru dan awasi
perubahan harga mereka.
5. Beradaptasilah dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Mintalah pendapat
pelanggan secara teratur dengan survei daring dan dewan penasihat pelanggan. Tenaga
pemasaran Anda harus memberi informasi terbaru dengan umpan balik yang mereka
dengar dari pelanggan dan calon pelanggan.

1.5 ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN)

Rantai Nilai (Value chain) bisa menjadi keunggulan atau kelemahan tergantung kuat
lemahnya perusahaan dalam mengelola aktivitas perusahannya. Pada paper ini kami akan
menjelasakan terkait aktivitas perusahaan Primagama baik itu aktivitas primer (inbound
logistics, operation, outbond logistics, marketing and sales, services) maupun aktivitas
pendukungnya (procurement, technology,human resource management, firm infrastructure).

 Inbound Logistics, dalam hal ini terkait dengan penanganan penerimaan siswa baru yang
akan mengikuti bimbingan belajar di Primagama dan pengawasan serta pengelolaan
terhadap para siswa ini. Untuk mendaftar masuk Primagama itu akan dikenakan biaya
administratif, biaya fasilitas, dan biaya bimbingan( tiap wilayah atau cabang dapat berbeda).
Kemudian untuk pengawasan dan pengelolaannya primagama menerapkan program SMS
gateway, dimana setiap siswa berhadir dan melakukan presensi maka system secara
otomatis pada saat itu juga akan mengirimkan pemberitahuan berupa SMS kepada orang tua
siswa yang isinya menyatakan bahwa putra/putri mereka telah hadir pada hari dan jam
bimbel tersebut.
 Operation , dalam kegiatan pelayanan dan fasilitas yang di berikan oleh primagaman dalam
rangka memberikan nilai bagi konsumen/pelangganya Primagama menerapkan satu kelas
maksimal untuk 15 orang siswa(i) hal ini bertujuan agar proses pembelajaran berjalan
dengan kondusif dan siswa(i) dapat dengan mudah memahami pembelajaran, kegiatan

14
pembelajaran dilaksanakan 2 kali(SD) dan 3 kali (6 SD, SMP & SMA) pertemuan dalam
seminggu, siswa dapat melakukan konsultasi untuk masalah PR dan tugas-tugas sekolah,
adanya tryout berkala yang dilakukan per tiga bulan, penerapan metode belajar Smart
Solution yang akan mempermudah mengerjakan setiap soal-soal latihan.
 Outbond Logistics, dalam hal ini terkait dengan cara-cara yang dilakukan oleh pihak
primagama agar siswa(i) yang melakukan bimbingan belajar di primagama dapat atau
berhasil mencapai tujuan yang ingin mereka capai misalnya seperti lulus seleksi masuk
perguruan tinggi negeri yang mereka inginkan, menjadi siswa berprestasi di sekolah.
 Marketing and Sales, dalam usahanya menawarkan jasa bagi konsumennya primagama
melakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk melakukan tryout, kemudian
melakukan promosi-promosi ke sekolah-sekolah, dan yang terbaru saat ini primagama
menawarkan Konsultasi Belajar secara Online 24 jam dalam rangka mengembangkan
program belajar online ini Primagama bekerjasama secara langsung dengan Microsoft
Indonesia.
 Service, dalam hal pelayanan untuk mencapai kepuasan konsumennya primagama
memberikan fasilitas berupa : ruang kelas ber-AC, memberikan modul belajar dan paket
soal latihan, internet-an gratis, gratis melakukan tes bakat DMI (Dermatogylyphics Multiple
Intellegence), dan fasilitas antar jemput siswa.
 Procurement, biaya yang ditetapkan oleh primagama dalam memberikan jasa bimbingan
belajar dapat dikatan tidak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah namun biaya yang
dikeluarkan sebanding dengan hasil yang di dapat dan tentunya tidak mengecewakan
konsumen atau pelanggannya.
 Technology, perkembangan zaman yang saat ini sudah sangat modern membuat primagama
terus melakukan inovasi dalam kegiatan bisnisnya, salah satunya yaitu Program Konsultasi
belajar online 24 Jam dimana dalam mengembangkan program nya ini Primagama bekerja
sama langsung dengan Microsoft Indonesia.
 Human Resource Management, dalam usahanya memberikan nilai yang memuaskan
konsumen dan pelanggannya Primagama rutin memberikan pelatihan kepada para
tentor/tutor yang mengajar di Bimbel Primagama, sebelum mengikuti pelatihan tentor/tutor
primagama di wajibkan untuk mengunduh melatihan i-smart sebagai persiapan pelatihan.
 Firm Infratsructure, terkait juga dengan bagaimana peran atau tindakan dari pihak
manajemen dalam suatu perusahaan. Jika kita amati bersama saat ini keadaan dari
Primagama sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tentunya hal-hal ini tidak lepas dari
kemampuan para eksekutif maupun manajemen primagama dalam melakukan perencanaan
dan pengambilan keputusan sehingga membuat primagama saat ini kembali bangkit berjaya
setelah beberapa tahun yang lalu sempat mengalami kepailitan.

15
1.6 PORTER’S FIVE FORCES

Dalam analisisnya tentang strategi bersaing suatu perusahaan Michael A. Porter


mengintrodusi tiga jenis strategi generic, yaitu :

 Keunggulan Biaya (Cost Leadership)


Berdasarkan analisis yang kami lakukan dari apa yang telah di ajarkan dalam mata kuliah
manajemen strategi, kami menilai bahwa Primagama tidak menerapkan strategi cost
leadership dalam bisnisnya hal ini dapat dilihat bahwa Primagama tidak berusaha menarik
konsumen atau pelanggannya dengan harga/biaya yang murah bagi konsumennya yang akan
mengikuti bimbingan belajar di primagama, Primagama pun tidak bisa melakukam
penekanan terhadap biaya yang ia keluarkan. Jika hal tersebut dilakukan misalnya
melakukan penekanan biaya gaji para Tutor yang terlalu berlebihan maka akan berdampak
pada kemerosotan kinerja para tutor Primagama tersebut. Misalkan melakukan penekanan
biaya dalam fasilitas dan infrastruktur tempat Bimbingan Belajar Primagama maka akan
berdampak pada terganggunya kenyamanan para siswa(i) yang tentunya akan menurunkan
nilai kepuasan konsumen/pelanggan Primagama.
 Pembedaan Produk (Differentiation)
Dari analisis yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa Primagama juga tidak
menggunakan strategi Differentiation. Kami menyatakan hal tersebut berdasarkan fakta
bahwa Primagama tidak menawarkan keunikan dalam jasa yang ia berikan atau hampir sama
dengan Bimbingan Belajar lainnya yang ada di luar sana. Tidak ada hal unik dan menarik
yang bisa Primagama berikan untuk menarik konsumennya agar dapat memilih jasa yang ia
tawarkan atau kondisi dimana konsumen masih berpikir untuk mengeluarkan biaya agar
dapat memperoleh jasa atau nilai yang di tawarkan oleh Primagama.

 Strategi pada Level Bisnis ter-Fokus (Focus)


Dalam strategi ini perusahaan lebih mengeksploitasi target (celah) pasar yang sempit
dalam menawarkan produk atau jasa yang ia tawarkan, baik itu untuk konsumen dengan
penghasilan menengah ke bawah atau konsumen dengan penghasilan menengah ke atas.
Dari definisis tersebut kami mengambil analisis bahwa primagama juga tidak menggunakan
strategi ini. Jika dilihat dari jenis dan ukuran pasar yang ia ambil Primagama mengambil
jenis dan ukuran pasar yang tidak terfokus, hal ini terlihat dari jasa bimbingan belajar yang

16
ia tawarkan itu beragam baik itu untuk anak SD,SMP,SMA dan bagi siswa(i) yang akan
menempuh ujian masuk perguruan tinggi negeri. Jika Primagama menerapakan strategi level
bisnis terfokus mungkin ia akan memilih salah satu jasa yang ia tawarkan, misalnya focus
melayani Bimbinga Belajar untuk Siswa(i) yang akan menempuh ujian masuk perguruan
tinggi negeri dengan biaya yang terjangkau.

Berdasarkan analisis-analisis yang telah kami lakukan untuk melihat strategi mana yang
digunakan oleh Primagama kami menilai bahwa Primagama ini tidak menggunakan ketiga strategi
diatas dalam kegiatan bisnisnya. Oleh sebab itu kami menyimpulakan bahwa saat ini Primagama
berada di kondisi stuck in the middle, Dimana Primagama ini gagal dalam menentukan strategi yang
akan ia gunakan apakah strategi cost leadership, differentiation atau focus. Singkatnya , Primagama
ini tidak menawarkan high value maupun low price.

17

Anda mungkin juga menyukai