Anda di halaman 1dari 4

Indahnya Persahabatan

Ira Meidiana Putri/XI IPA 4/13

Betapa bahagianya menjadi orang kaya. Hidup serba berkecukupan. Apapun yang diinginkan akan
terpenuhi. Seperti halnya Ajda. Seorang anak orang kaya raya yang menjadi banyak sorotan. Berangkat dan
pulang selalu diantar sopir dengan mobil mewahnya. Bahkan sepatu dan segala perlengkapan Ajda yang dia
pakai semuanya bermerk.

Meskipun Ajda bergelimang harta, tetapi Ajda tidak pernah menyombongkan dirinya. Ajda adalah
orang yang ramah dan baik. Teman-teman Ajda sangat suka jika bermain di rumah Ajda karena sudah
diperlakukan seperti saudara sendiri oleh Ajda.

Ajda memiliki seorang sahabat yang setia menemaninya dan selalu menemani kehidupan Ajda
yang serba lika liku. Dia adalah Diana. Rumah Diana tidak jauh dari rumah Ajda, mereka satu kampung
hanya saja dipisahkan oleh RT saja. Diana sering bermain ke rumah Ajda, tetapi sudah 2 minggu Diana
tidak mengunjungi rumah Ajda. Ajda sangat bingung mengapa Diana tidak ke rumahnya lagi. Apakah ada
masalah dengan Diana? Atau Diana sedang sakit? Ajda bertanya-tanya tentang hal itu.

“Hmmm Diana kemana ya mah? Biasanya hampir setiap hari Diana ke rumah. Tapi sudah hampir 2 minggu
Diana tidak datang ke rumah.” Ujar Ajda

“Mungkin Diana lagi sakit.” Ujar Mama Ajda

“Iya juga ya mah, siapa tau Diana sedang sakit. Kalau begitu nanti sore Ajda mau menengok di rumahnya.”
Ujar Ajda dengan penuh semangat

Sore hari, Ajda mengunjungi rumah Diana. Ajda mengunjungi rumah Diana dengan memakai baju
berwarna biru dengan model kemeja, celana jeans, dan dengan sepatu bermerk. Ia juga dandan dengan
polos yaitu bedak dan menggunakan lipstick yg natural. Ia sudah mengetuk pintu sebanyak 4 kali, tetapi tak
kunjung dibuka. Karena itu Ajda memutuskan untuk memberanikan diri bertanya kepada tetangga tentang
menghilangnya Diana. Benar saja, ternyata sudah 2 minggu Diana pulang ke desa bersama dengan
keluarganya. Sebab ayahnya baru saja kena PHK. Akhirnya keluarga Diana memutuskan untuk pulang ke
desa dan bekerja sebagai petani. Tidak hanya itu, keluarga Diana memutuskan untuk pulang ke desa juga
karena mau merawat neneknya yang sudah sangat tua.

“Oh, kasian sekali Diana.” Ujarnya dalam hati

Akhirnya Ajda memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Di rumahnya, Ajda melamun sambil
memikiran nasib sahabat setianya. Ajda memikirkan cara agar Diana dapat kembali bersama dengan Ajda.
“Ada apa Da? Kok melamun gitu kayak ada yang dipikirin bahkan kamu tampak lesu dan kurang
semangat.” Papa bertanya sambil menegur

“Diana pa.” Jawab Ajda

“Ada apa dengan Diana sehingga membuatmu muram seperti itu, apa dia sedang sakit?” Tanya Papa

Ajda menggeleng kepada ayahnya.

“Lantas kenapa?” Papa menjadi penasaran

“Sekarang Diana sudah pindah rumah. Kata tetangga Diana sudah pulang dengan keluarganya ke desa
karena Ayahnya di PHK dan memilih menjadi petani.”

Sambil menatap Ajda, papa termenung memikirkan ucapan Ajda dengan rasa tidak percaya

“Kalau papa tidak langsung percaya, coba tanya deh sama Pak RT atau tetangga lain.” Ujarnya

“Lalu apa rencanamu?”

Sambil menatap papanya, Ajda menemukan rencana untuk membantu Diana.

“Aku harap papa bisa menolong Diana.”

“Maksudmu?”

“Aku ingin Diana disini lagi. Aku ingin papa membayar semua biaya pendidikan Diana selama disini.”
Ujar Ajda

Papa berpikir-pikir apakah ia akan membantu atau tidak

“Papa bingung mau membantu Diana atau tidak.” Ujar papa

“Tidak usah bingung pa, membantu orang akan mendapatkan pahala dan akan mengalir rezekinya.” Ujar
Ajda

“Apa kamu yakin mau membantu Diana?” Ujar papa

“Yakin pa, aku yakin ingin membantu Diana agar aku dapat kembali bersama dengan Diana disini.”

“Baiklah papa ingin membayar pendidikannya, tetapi dengan syarat.”

“Apa itu pa?” Ujar Ajda dengan penuh semangat

“Papa ingin kamu tanggung jawab dan meyakini papa bahwa Diana akan pintar jika papa bayar semua
biaya pendidikannya. Jika Diana tidak pintar, maka papa tidak ingin membayar semua biaya pendidikannya
lagi.”
“Baik pa, aku berjanji akan memastikan Diana pintar dan bisa menyelesaikan sekolahnya dengan baik.”
Ujar Ajda

“Tapi ada satu syarat lagi,” Ujar Papa Ajda

“Apalagi pa?”

“Kamu harus bisa mencari alamat rumah Diana yang ada di desa.”

Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Diana akhirnya 4 hari kemudian Ajda berhasil
menemukan alamat rumah Diana yang ada di desa. Ajda ke desa tempat rumah Diana berada dengan
menggunakan mobil. Ajda saat itu memakai baju blus berwarna hijau dengan jilbab berwarna hitam. Ia juga
mengenakan celana jeans dan sepatu bermerk. Tak lupa Ajda juga memakai make up yang selalu natural
yaitu memakai bedak dan lipstik yang berwarna natural. Ajda merasa sangat gembira saat mau
mengunjungi rumah Diana. Kemudian papa dan Ajda datang ke rumah Diana yang berada di sebuah desa
terpencil dan lokasi rumahnya masih masuk ke dalam lagi. Dapat ditempuh dengan jalan kaki sejauh 2
kilometer. Kedatangan kami disambut oleh orang tua Diana dan Diana. Betapa bergembiranya Ajda dan
Diana saat bertemu. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Pada awalnya Diana sangat
kaget kedatangan Ajda secara tiba-tiba.

“Maaf ya Da. Aku tak sempat memberi kabar kepadamu kalau aku pindah.” Ujar Diana

“Ah, tidak apa apa. Yang terpenting adalah aku sudah bertemu denganmu dan aku merasa sangat senang.”
Ujar Ajda

Setelah berbincang cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangan mereka ke desa ke rumah
Diana kepada orang tua Diana. Ternyata orang tua Diana tidak keberatan, Mereka menyerahkan segala
keputusan kepada Diana sendiri. Diana lah yang akan mengambil keputusan apakah dia akan ikut dengan
Ajda balik ke Surabaya atau tidak.

“Begini, Na, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu untuk ikut kami ke Surabaya. Kami
menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri.

“Gimana Na, apakah kamu bersedia ikut?” Tanya Papa.

“Soal sekolahmu,” lanjut Papa, “kamu nggak usah khawatir. Seluruh biaya pendidikanmu biar papa yang
menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Tiyas menghendaki saya ikut, saya mau pak. Saya juga mengucapkan
banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya dan keluarga saya.”

Kemudian Ajda bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Diana. Tampak mata Ajda
berkaca kaca tidak kuat menahan kebahagiaan. Kini Diana tinggal di rumah Ajda. Sementara orang tuanya
tetap tinggal di desa. Selain untuk mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Diana yang sudah
semakin tua.

Anda mungkin juga menyukai