Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN 2 PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUATAN LARUTAN

Oleh :

Nama : Evi Haryani

NIM : 18330728

Kelas :D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2020
I. Tujuan
1. Mahasiswa terampil membuat larutan dari padatan dan dari larutan yang
pekat
2. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi larutan dengan beberapa
satuan
3. Mahasiswa mampu membuat larutan kimia sesuai dengan prosedur dan
cara pembuatannnya.

II. Dasar Teori


Reaksi kimia di alam dan di laboratorium kebanyakan
berlangsung tidak dalam bentuk senyawa murni melainkan dalam bentuk
larutan. Pada percobaan ini. Saudara akan membuat larutan dari larutan
pekat (dengan pengenceran) dan padatan murni. Larutan yang akan anda
buat harus bisa dinyatakan konsentrasinya dengan beberapa satuan.
Saudara juga akan menentukan konsentrasi suatu larutan yang belum
diketahui melalui titrasi dengan larutan baku yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Larutan ideal akan terjadi bila gaya antar molekul sejenis maupun
bukan sejenis kurang lebih sama kuat. Bila gaya antar molekul yang tidak
sejenis lebih besar dari gaya antar molekul sejenis maka terbentuk larutan
non ideal dan prses pelarutan bersifat eksotern (... H < 0) dan bila sebaliknya
maka bersifat endoterm (... H > 0). Hal ini menunjukan pada pembuatan
larutan, sering kali melibatkan kalor, baik diserap atau dilepas. Pada
percobaan ini pula, saudara akan mengamati kalor yang terlibat dalam proses
pelarutan, yaitu dilepas atau diserap.
Apabila dari larutan yang lebih pekat, sesuaikan satuan konsentrasi
larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan. Jumlah zat terlarut
sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, memenuhi persamaan :

V1.M1 = V2.M2

V1 = volume atau massa larutan sebelum dilarutkan


M1 = konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V2 = volume atau massa larutan setelah diencerkan
M2 = konsentrasi larutan sebelum diencerkan
III. Alat dan Bahan
1. Alat
 Seperangkat gelas kimia
 Neraca/timbangan
 Botol timbang/kertas untuk menimbang
 Labu ukur 100 ml
 Sendok stainless steel
2. Bahan
 Kristal NaOH
 Aquades
 H2SO4

IV. Prosedur Kerja


A. Percobaan 1

Pembuatan 100 ml larutan NaOH 0,1 M dari kristal NaOH murni (Mr = 40)
Prosedur/Cara kerja pembuatan larutan sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol


timbang, labu ukur 100 ml, sendok stainless steel, kristal NaOH dan
akuades.
2. Menghitung jumlah gram NaOH yang diperlukan M = gr/Mr x 1000/vol
3. Timbang NaOH lalu larutkan dengan 50 ml aquadest, masukan dalam
labu takar 100 ml, tambahkan aquadest hingga tanda batas. Bolak
balikan labu takar hingga larutan homogen

B. Percobaan 2
Pembuatan larutan 100 HCl 0,1 M

 Hitung molaritas (M) HCl p


M = % ρ 10
Mr
 Hitung volume HCl p yang diperlukan untuk membuat larutan 0,1 M HCl
V1 M1 = V2 M2

1. Isi labu ukur 100 ml dengan aquades sampai kira-kira 1/2nya.


Ambil HClp (dari hasil perhitungan) menggunakan pipet ukur masukan
dalam labu takar
2. Lalu tambahkan aquadest hingga tanda batas
3. Bolak-balikan labu takar hingga larutan homogen
V. Data Hasil Percobaan
1.

LAPORAN 3 PRAKTIKUM KIMIA

KRISTALISASI

Oleh :

Nama : Evi Haryani

NIM : 18330728

Kelas :D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2020
I. Tujuan
Memisahkan dan memurnikan zat-zat dengan cara kristalisasi

II. Dasar Teori


Kristalisasi adalah proses pembentukan suatu kristal oleh ion-ion, atom-
atom atau molekul-molekul yang tersusun secara sistematik dan bertahap,
sehingga membentuk geometric tertentu. Bentuk kristal tergantung pada
sifat-sifat (besar bentuk, elektronik, dll) dan ion, atom atau molekul yang
tidak mempunyai sifat spesifik, cenderung untuk di keluarkan dari kristal
karena tidak dapat masuk, kedalam susunan kristal secara bertahap. Proses
kristalisasi ini sering digunakan untuk memisahkan suatu zat dari zat lainnya.
Kristal dapat dibentuk dari larutan dengan cara:
1. Menguapkan pelarut
2. Mendinginkan larutan di bawah temperatur dimana tercapai kejenuhan
3. Menukar pelarutnya
4. Reaksi kimia, kristal dapat pula terbentuk dalam larutan, jika salah satu atau
lebih hasil reaksi tidak larut. Pada zat-zat tertentu kristal dapat
dibentuk dengan pemanasan langsung sehingga terjadi perubahan dari
padat ke gas, peristiwa ini disebut sublimasi.

Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu cara pemurnian zat padat kristal yang
paling efektif dan luas digunakan. Dasar pemisahannya terutama adalah
perbedaan kelarutan. Perbedaan kecepatan pembentukan kristal yang satu
terhadap yang lainnya dapat pula merupakan dasar pemisahan yang
memuaskan.
Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat
melarutkan dengan baik zat yang akan dimurnikan pada titik didih pelarut,
akan tetapi pada temperatur ruang hanya melarutkannya dalam jumlah
sedikit. Sebaliknya zat-zat pengotor larut dalam jumlah sedikit pada titik didih
pelarut, sehingga dapat dilakukan pemisahan dengan cara menyaring.
Larutannya kemudian didinginkan pada temperatur ruang, sehingga
kelarutannya menjadi berkurang. Kristal-kristal yang terbentuk mulai memisah
dari larutan. Banyaknya zat yang masih terlarut tergantung pada kelarutannya
pada temperatur tersebut. Karena zat-zat pengotor yang ada hanya dalam
jumlah kecil tidak akan mejenuhkan pelarut dan akan tetap berada dlam
larutan. Dengan cara ini dapat dihasilkan kristal yang murni.
III. Alat dan Bahan
1. Alat
 Tabung reaksi
 Kaca arloji
 Beaker glass
 Cawan penguap
2. Bahan
 Asam salisilat
 Kobalt klorida
 Aseton
 Aquades
 Na2S2O3.5 H2O
 NaCl

IV. Prosedur Kerja

1. KRISTALISASI DENGAN PENGUAPAN DAN MERUBAH ZAT PELARUT.


 Masukkan asam salisilat ke dalam tabung reaksi yang kering dan
bersih sampai setinggi kira-kira 2,5 cm. kristal tersebut jangan
dimampatkan.
 Masukkan sedikit serbuk kobal klorida dan 3 ml aseton, kemudian
dikocok kuat- kuat.
 Setelah asam salisilat dan kobal klorida larut sempurna,
tuangkan kira-kira setengah dari larutan pada kaca arloji dan biarkan
menguap.
 Kedalam setengah larutan sisa, tambahkan kira-kira 5 ml air suling
dan kocok.
 Saring kristal asam salisilat dari larutan. Cuci kristal yang ada dalam
kertas saring beberapa kali dengan beberapa ml air.
 Bukalah kertas saring dan biarkan kristal mengering.
 Bandingkan kristal pada kaca arloji dengan kristal pada kertas
saring.
 Jelaskan pengamatan anda.
 Cara manakah yang lebih baik untuk mendapatkan kristal asam
salisilat yang murni, dengan penguapan atau merubah pelarut ?
jelaskan jawaban anda.
 Mengapa untuk mendapatkan kristal murni suatu zat yang
mengandungkotoran-kotoran yang sukar menguap dengan
cara penguapan menjadi tidak praktis?
2. KRISTALISASI DENGAN ‘SEEDING’ (KEADAAN LEWAT JENUH)
 Masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering Na2S2O3.5
H2O setinggi 2,5 cm
 Panaskan tabung dalam air mendidih dalam bejana sampai semua
kristal larut dalam air hidratnya.
 Letakkan tabung reaksi dalam bejana yang berisi air dingin dan
biarkan pendinginan berlangsung untuk kira-kira 10 menit. Setelah
dingin, masukkan sebuah kristal kecil natrium tiosulfat.
 Apakah hasil penambahan natrium tiosulfat ?

3. KRISTALISASI DENGAN SUBLIMASI


 Masukkan sedikit campuran naftalen dengan NaCl ke dalam cawan
peguap. Tutup cawan itu dengan kaca arloji yang berisi air.
 Panaskan hati-hati sampai terbentuk kristal-kristal pada alas kaca
arloji. Sesudah didinginkan kumpulkan kristal-kristal tersebut dan
perhatikan bedanya dengan semula.
 Bagaimana membuktikan bahwa naftalen dan NaCl membentuk kristal
yang terpisah.

V. Data Hasil Percobaan


1.

Anda mungkin juga menyukai