Anda di halaman 1dari 20

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN MENGGUNAKAN


MEDIA KANTONG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : DINDA ROSANTY (1183311046)
DINI ADRYANI (1183311039)
RISKI EFRILIA LUBIS (1183311041)
NIKMATUL KHOIRIAH (1183311035)
UMMU SITTA ANJANI LUBIS (1183311051)
EFRINA SARI (1183311056)
SERI PATIMAH (1163311093)
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
KELAS : EKSTENSI H
MATA KULIAH : PEND. MATEMATIKA KELAS TINGGI
DOSEN PENGAMPU : Drs. DAITIN TARIGAN, M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A. 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media Kantong
Penjumlahan dan Pengurangan”. Dan juga penulis berterima kasih pada Bapak
Drs. Daitin Tarigan, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Pendidikan Matematika
Kelas Tinggi yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Pematangsiantar, 06 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian ...............................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................4
2.1 Hakikat Pembelajaran Matematika SD.................................................4
2.2 Karakteristik Pembelajaran Matematika SD.........................................6
2.3 Media Pembelajaran .............................................................................8
2.4 Kerangka Berpikir ...............................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................13
3.1 Tempat dan Waktu ..............................................................................13
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................13
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................13
3.4 Instrumen Penilaian .............................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................17
BAB V PENUTUP .......................................................................................18
5.1 Kesimpulan .........................................................................................18
5.2 Saran ....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan yang sangat
penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Objek matematika
adalah benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan panca
indra. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Banyak masalah dan kegiatan dalam kehidupan yang harus diselesaikan dengan
ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dsb. Karena matematika itu
penting dalam kehidupan, maka seharusnya matematika merupakan kebutuhan
dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tujuan
matematika yaitu melatih siswa berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, dan mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah.
Pada kenyataannya pembelajaran matematika sangat kurang diminati oleh
para siswa, bahkan belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa. Hal ini
terjadi karena pembelajaran matematika selama ini hanya cenderung sebagai
kegiatan menghitung angka-angka, yang seolah-olah tidak ada makna dan
kaitannya dengan meningkatkan kemampuan berpikir untuk memecahkan
berbagai persoalan. Seperti kita ketahui juga bahwa mempelajari matematika tidak
boleh terpenggal-penggal karena matematika itu akan berhubungan dengan setiap
bagiannya. Pelajaran Matematika juga tidak terlepas dari berhitung sehingga jika
anak kurang menguasai kemampuan berhitung secara baik akan memperoleh hasil
yang kurang baik pula. Keterampilan berhitung di Sekolah Dasar merupakan
kemampuan dasar untuk menyelesaikan persoalan persoalan lebih lanjut, maka
sangatlah tepat jika mendapat perhatian sejak awal.
Dalam proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan antara guru dan siswa memegang peranan penting. Suryosubroto
(1997: 19), menyatakan bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang
dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi
dan progam tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Sukewi (1994: 3), bahwa dalam proses
1
belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang saling terkait, yang meliputi
tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode/strategi belajar
mengajar, alat/media, sumber pelajaran, dan evaluasi.
Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka proses belajar mengajar yang
aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental
dan emosionalnya. Salah satunya diataranya dapat dilakukan guru dengan
memanfaatkan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan wahana
dalam menyampaikan informasi/pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya
media pada proses belajar mengajar, diharapkan membantu guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswanya. Oleh karena itu, melihat banyaknya manfaat
atau peranan matematika, disini penulis menuangkan ide yang merupakan salah
satu media yang bisa mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan
memepermudah siswa memahami materi yang diajarkan, dimana media yang
dibuat penulis adalah media penjumlahan dan pengurangan bilangn asli di
Sekolah Dasar.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika sangat kurang diminati oleh para siswa, bahkan
belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa.
2. Pembelajaran matematika selama ini hanya cenderung sebagai kegiatan
menghitung angka-angka, yang seolah-olah tidak ada makna dan kaitannya
dengan meningkatkan kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai
persoalan.

Batasan Masalah
Dari latar belakang dan permasalahan diatas kelompok kami membatasi
masalah hanya berfokus pada Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media Kantong
Penjumlahan dan Pengurangan

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

2
1. Apakah media kantong penjumlahan dan pengurangan dapat
meningkatkan pemahaman siswa?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui media yang bisa mempermudah siswa dalam
memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan asli
2. Untuk mengetahui fungsi dari media bisa lebih menarik minat siswa dalam
belajar matematika dan tidak mengangap matematika adalah pelajaran
yang sulit.

Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan
pengurangan.
2. Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi penjumlahan dan pengurangan.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan agar peneliti dapat melihat
gambaran bagaimana pengaruh media pembelajarana terhadap pemahaman
siswa

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Pembelajaran Matematika SD
A. Pembelajaran
Hamzah dan Muhlisrarini (2014:42) Pembelajaran berasal dari kata
instruction yang berarti serangkaian kegiatan untuk menciptakan proses belajar
pada siswa. Gagne dalam Pribadi (2009:9) mendefiniskan istilah “Pembelajaran

3
sebagai “a set of events embedded in proses purposeful activities that facilities
learning”. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan
dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar.”
Majid (2013:4) mengatakan bahwa secara sederhana, istilah pembelajaran
(instruction) bermakna sebagai “Upaya untuk membelajarkan seseorang atau
kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pemberdayaan
potensi peserta didik dalam proses pembelajaran tertuju pada kompetensi.
Kegiatan pembelajaran dilakukan pendidik secara terprogram dalam desain
instruksional untuk menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan
terciptanya tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu Majid (2014:42) berpendapat bahwa pembelajaran dikatakan
sebagai rangkaian kegiatan siswa untuk memilih, menetapkan dan
mengembangkan strategi atau metode yang optimal agar hasil belajar yang
diinginkan dapat tercapai.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa “Pembelajaran adalah Proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana yang melibatkan guru,
siswa dan komponen lainnya dalam proses belajar mengajar yang saling
mempengaruhi satu sama lain dalam rangka tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Pembelajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk memperoleh
kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam melakukan suatu pekerjaan.
B. Matematika
Matematika menjadi salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Menurut Shadiq (2014:5)
“matematika berasal dari bahasa latin mathanein atau mathema yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan bahasa Belanda yang disebut wiskunde
atau ilmu pasti”. Hasratuddin (2012: 132) dalam jurnalnya mengatakan bahwa
matematika adalah cara bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi
manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang

4
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang
paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat
dan menggunakan hubungan-hubungan.
Suriasumantri dalam Susanto (2011:98), mengungkapkan tentang pengertian
matematika, bahwa “Matematika pada hakikatnya merupakan cara belajar untuk
mengatur jalan pikiran seseorang dengan maksud melalui matematika ini
seseorang akan dapat mengatur jalan pikirnya.” Sehingga dapat dikatakan
matematika merupakan ilmu logik, pola berfikir manusia yang pasti kebenarannya
untuk membantu memahami dan menguasai permasalahan yang ada. Dengan
matematika, siswa diharapkan mampu untuk mengaplikasikan apa yang telah
diajarkan kedalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Johnson dan Myklebust dalam Sundayana (2013:2)
mengemukakan bahwa “Matematika merupakan bahasa simbolis yang
mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan keruangan.”
Kajian objek matematika bersifat abstrak. Hal ini senada dengan definisi
Fowler dalam Sundayana (2013:2) mengenai hakikat matematika yaitu
“Mathematics is the abstract science of space and number.” Matematika adalah
ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan. Hakikat metematika menurut Soedjadi
dalam Heruman (2008:1) matematika memiliki objek tujuan abstrak yang
bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2008:1) adalah “Bahasa
simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu
tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang
tidak terdefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil.”
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu universal tentang logika yang terorganisasi secara sistematik dan
mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan
daya pikir serta analisa manusia. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, ilmu
terstruktur dan juga matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu. Sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang

5
ada, belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep
dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.
Hariyanto dan Pujiyono (2013:376) dalam jurnalnya mengatakan
“Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan meungkinkan seseorang melaksanakan
kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar
matematika”. Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan terencana yang
mempelajari ilmu sistematik berisi konsep, struktur konsep dan mencari hubungan
antara konsep strukturnya sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang
bahan matematika yang dipelajari sehingga tujuan yang diinginkan dapat tecapai.
2.2 Karakteristik Pembelajaran Matematika SD
Proses pembelajaran matematika yang baik adalah pembelajaran yang
memperhatikan tahapan perkembangan anak. Dilihat dari usia perkembangan
kognitif anak usia SD yang berkisar antara 6 atau 7 tahun hingga 12 atau 13 tahun,
masih terikat pada objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Menurut
Dahar (2006:138) tingkat berpikirnya merupakan permulaan berpikir rasional
yang berarti anak memecahkan masalah konkret mengambil dengan keputusan
logis.
Berdasarkan teori Piaget dalam Pitadjeng (2015:36), anak SD berumur 6/7-12
tahun, berada pada periode operasional konkret sebab berpikir logiknya
didasarkan pada manipulasi fisik objek-objek konkret sehingga untuk berpikir
abstrak membutuhkan bantuan manipulasi obyek-obyek konkret atau pengalaman-
pengalaman yang langsung dialaminya. Oleh karena itu pembelajaran matematika
sejatinya tidak dapat terlepas dari hakikat matematika dan hakikat anak didik di
SD. Sejalan dengan hal tersebut, karakteristik pembelajaran matematika di SD
menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:25) adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran matematika di SD menggunakan metode spiral.
Metode Spiral dalam pembelajaran matematika SD adalah suatu pendekatan
dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengkaitkan atau
menghubungkan dengan topik sebelumnya. Sehingga topik sebelunya dijadikan
prasyarat untuk dapat memahami topik matematika yang dipelajari. Topik yang
dipelajari tersebut merupakan perluasan dari topik sebelumnya. Konsep

6
matematika dipelajari dengan bantuan manipulasi benda konkret untuk kemudian
dipelajari kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak berupa notasi
yang umumnya digunakan dalam matematika.
b. Pembelajaran Matematika SD yang bertahap
Pembelajaran matematika SD dilakukan secara bertahap dari konsep yang
sederhana menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu tahapan pembelajaran
matematika berawal dari yang konkret, ke semi konkret dan kemudian konsep
yang abstrak. Pada praktiknya untuk tahapan konkret, anak perlu diberikan
bantuan berupa manipulasi benda-benda konkret ataupun pengalaman yang
dialami secara langsung, selanjutnya gambar-gambar untuk semi konkret dan
barulah dapat diberikan notasi ataupun simbol-simbol dalam tahap abstrak.
c. Pembelajaran matematika SD menggunakan metode induktif.
Pembelajaran yang baik adalah menyesuaikan tahap perkembangan mental
siswa sehingga pada pembelajaran matematika SD menggunakan pendekatan
induktif.
d. Pembelajaran matematika di SD menganut kebenaran konsistensi
Pembelajaran yang diterima siswa harus merupakan kebenaran yang
konsisten atau tidak dapat berubah-ubah dan tidak ada pertentangan antara
kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan yang
dianggap benar adalah pernyataan didasarkan pada pernyaaan-pernyataan
sebelumnya yang telah pasti kebenarannya.
e. Pembelajaran matematika di SD hendaknya bermakna.
Pembelajaran yang bermakna untuk siswa SD penting dapat diperhatikan
guru daripada mengutamakan hafalan.

2.3 Media Pembelajaran


A. Pengertian Media
Sundayana (2013:4) “Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.”
Wahyudi (2014:19) mengatakan bahwa “Media pembelajaran adalah
seperangkat alat bantu yang berfungsi untuk mengefektifkan komunikasi dan

7
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.” Dengan demikian media pembelajaran dapat
diartikan juga sebagai sembarang benda (berupa alat, bahan, hardware, software,
atau brainware) yang berfungsi untuk membantu mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Arsyad (2005:4) Media sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang mampu
merangsang siswa untuk belajar. Selain itu Indriana (2011:14) Media pengajaran
adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk
mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap
sasaran atau tujuan pengajaran.
Kesimpulan dari media pembelajaran dilihat dari berbagai pendapat diatas
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan yang berupa
materi pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara
tepat guna dan berdaya guna. Melalui berbagai inovasi dalam media pembelajaran
diharapkan pembelajaran di kelas memiliki suasana positif dan inovasi
pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap kemudahan
pemahaman konsep dalam suatu materi maupun perubahan hasil belajar siswa.
Dengan media, pemikiran ide dan gagasan atau suatu materi akan lebih mudah
tersampaikan kepada peserta didik.

B. Manfaat Media Pembelajaran


Sudjana dan Rivai dalam Sundayana (2013:12) mengemukakan manfaat
media pengajaran dan proses belajar siswa yaitu: “(1) Pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2)
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; (3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

8
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. (4)
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain.”
Selain itu media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran
adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti
tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir
kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir
tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Daryanto (2010:5) mengatakan bahwa: “Secara umum dapat dikatakan media
mempunyai kegunaan antara lain: (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis, (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3)
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar, (4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya, (5) Memberi rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama, (6)
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan) dan
tujuan pembelajaran”
Ruseffendi (1992:139) manfaat dari penggunaan media dalam pengajaran
matematika adalah sebagai berikut:
1) Anak-anak akan merasa gembira dalam proses pembelajaran matematika,
sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan
senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran
matematika.
2) Dengan media yang konkret maka dapat menyajikan konsep abstrak
matematika dalam bentuk konkret. Dengan disajikannya konsep abstrak
matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang
lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
3) Media dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-
bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui

9
gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih
berhasil dalam belajarnya.
4) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-
benda yang ada disekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan
masyarakat.
5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam
bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula
dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

Selain manfaat media seperti telah disebutkan tadi, pemakaian media dalam
pengajaran matematika dapat pula dikaitkan dengan salah satu atau beberapa
tujuan berikut ini: (1) Pembentukan konsep, (2) Pemahaman konsep, (3) Latihan
dan penguatan, (4) Melayani perbedaan individu, termasuk anak yang lemah dan
anak yang berbakat, (5) Pengukuran, alat peraga dipakai sebagai alat ukur, (6)
Pengamatan dan penemuan sendiri, alat peraga sebagai objek penelitian maupun
sebagai alat untuk meneliti, (7) Pemecahan masalah, (8) Mengundang berpikir, (9)
Mengundang untuk berdiskusi, dan (10) Mengundang berpartisipasi aktif.
Berdasarkan uraian diatas, melalui media pembelajaran penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas,
menarik, interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga sehingga mampu
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Selain itu memungkinkan proses
belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif
siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang
lebih positif dan produktif.
C. Syarat Media Matematika
Ruseffendi (1992:142) Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam
membuat media, diantaranya:
1) Dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat sehingga dapat tahan lama;
2) Warna menarik;
3) Sederhana, mudah dikelola dan tidak rumit;
4) Ukurannya dibuat sedemikian rupa sehingga seimbang dengan ukuran fisik
anak;
5) Mampu menyajikan konsep matematika (bentuk nyata, gambar, diagram);

10
6) Sesuai dengan konsep, misalnya bila membuat media segitiga berdaerah dari
karton atau triplek, mungkin anak beranggapan bahwa segitiga itu bukan
hanya rusuk-rusuknya saja tetapi berdaerah, jelas ini tidak sesuai dengan
konsep segitiga;
7) Peragaan media/alat peraga digunakan sebagai dasar untuk timbulnya konsep
abstrak;
8) Membuat siswa belajar aktif (sendiri atau kelompok) media itu supaya dapat
dimanipulasikan, yaitu dikutak-katik seperti diraba, dipegang, dipindahkan
atau dipasang atau dicopotkan;
9) Memiliki fungsi yang banyak.

Sedangkan Eriksson dan Curl dalam Indriana (2011:36) Kriteria yang


digunakan dalam memilih media, yaitu: 1) Isi media pengajaran tersebut berguna
dan penting bagi anak didik, 2) Kandungan media tersebut menarik minat anak
didik, 3) Formatnya sesuai dengan pengaturan aktivitas belajar, 4) Bahan yang
digunakan valid, mudah didapat, dan tidak ketinggalan zaman, 5) Fakta dan
konsepnya dikaji dari sisi kepadatannya, 6) Kandungan media tersebut berkaitan
dengan tujuan yang telah ditetapkan secara khusus, 7) Kandungan media tersebut
memang sesuai dengan kondisi dan situasi mutakhir, 8) Bahan atau materi dari
media tersebut bukanlah sesuatu yang bisa menimbulkan kerugian, kontroversi,
dan membahayakan, 9) Bahan atau materinya tidak menimbulkan sesuatu yang
sifatnya propaganda, yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, 10) Media
pengajaran itu mempunyai sisi kreatif dengan kualitas teknis yang baik,
gambarannya jelas dan menarik, 11) Media pengajaran itu mempunyai rancangan
yang baik, rapi, dan terstruktur dengan baik.
Dari uraian diatas syarat media pembelajaran matematika harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) Menunjang konsep abstrak yang dipelajari peserta didik;
2) Menarik minat anak;
3) Multifungsi;
4) Mudah dalam pembuatan dan penggunaan;
5) Membuat siswa aktif, mampu di pegang, dipasang maupun dicopot.

11
2.4 Kerangka Berpikir
Rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Matematika di sekolah
dasar yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa di sekolah, menjadi
indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Oleh
karena itu, perlu diciptakan kondisi pembelajaran Matematika di SD yang dapat
mendorong siswa untuk aktif. Penggunaan media kantong penjumlahan dan
pengurangan cocok digunakan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh media
tersebut dalam meningkatkan pemahaman siswa di SDN 102010 Liberia,
Kec.Teluk Mengkudu, Kab. Serdang Bedagai.

BAB III

12
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 102010 Liberia Kec. Teluk
Mengkudu Kab. Serdang Bedagai.
2. Waktu Penelitian
Adapun observasi dilaksanakan pada bulan November 2020 semester
ganjil tahun ajaran 2020/2021.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa/ siswi kelas IV SDN 102010 Liberia Kec.
Teluk Mengkudu Kab. Serdang Bedagai.
3.3 Teknik Pengambilan Data
1. Observasi
Observassi merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dengan
mengamati dan mencatat hal-hal penting yang terjadi di lapangan dalam
hal ini hal yang diamati yaitu: Meningkatkan Pemahaman Siswa SD
Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media
Kantong Penjumlahan Dan Pengurangan.
2. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Wawancara
adalah bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan seseorang yang
ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Deddy, 2004:180).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan guru kelas siswa kelas
VISDN 102010 Liberia, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Serdang Bedagai T.P
2019/2020
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian, melainkan sebagai data pendukung
yang sangat dibutuhkan oleh peneliti (Deddy, 2004: 195). Dokumentasi
dapat berupa dokumen yang dipublikasikan atau dokumen pribadi seperti

13
foto, video, catatan harian dan catatan lainnya. Dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti ialah segala bentuk dokumentasi tertulis maupun
tidak tertulis yang dapat digunakan untuk melengkapi data-data lainnya.
3.4 Instrumen Penelitian
1. Media Kantong Penjumlahan dan Pengurangan
Dalam media terdapat 2 soal dimana soal pertama penjumlahan yaitu 15.432
+ 2.464 = ....... Jadi kita akan menjawab soal tersebut menggunakan media dimana
caranya sebagai berikut:
a. Pada bilangan 15.432 sudah ditetapkan masing-masing nilai tempatnya
dimana
2 = Satuan
3 = Puluhan
4 = Ratusan
5 = Ribuan
1 = Puluh Ribuan
Jadi kita ambil streofom yang sudah dipotong-potong berukuran panjang 10
cm dan lebar 1,5 cm, kita masukkan ke dalam kantong sesuai dengan nilai
tempatnya yatitu angka satuan dimasukkan streofom ke dalam kantong satuan
sebanyak nilai angka satuan kalau di soal ini yaitu sebanyak 2, angka puluhan
dimasukkan streofom ke dalam kantong puluhan sebanyak nilai angka dari
puluhan kalau di soal ini sebanyak 3, angka ratusan dimasukkan streofom ke
dalam kantong ratusan sebanyak nilai angka ratusan kalau di soal ini sebanyak 4,
angka ribuan dimasukkan streofom ke dalam kantong ribuan sebanyak nilai angka
ribuan kalau di soal ini yaitu sebanyak 5, angka puluh ribuan dimasukkan
streofom ke dalam kantong puluh ribuan sebanyak nilai angka dari puluhan kalau
di soal ini sebanyak 1.
Sehingga pada kantong satuan terdapat streofom sebanyak 2 buah, kantong
puluhan terdapat streofom sebanyak 3 buah, kantong ratusan terdapat streofom
sebanyak 4 buah, kantong ribuan terdapat streofom sebanyak 5 buah, kantong
puluh ribuan terdapat streofom sebanyak 1 buah.
b. Kemudian di tambah 2.464, pada bilangan ini juga sudah ditetapkan nilai
tempat dari setiap angka dimana

14
4 = satuan
6 = puluhan
4 = ribuan
2 = ratusan
Jadi kita tinggal menambah streofom ke dalam kantong yang sudah berisi
tadi, kita tambah streofom sesuai dengan nilai tempatnya masing-masing yaitu
pada kantong satuan kita tambah sebanyak 4 buah streofom, pada kantong
kantong puluhan kita tambah sebanyak 6 buah streofom, pada kantong ratusan
kita tambah sebanyak 4 buah streofom, pada kantong ratusan kita tambah
sebanyak 2 buah streofom.
Setelah kita tambah isi setiap kantong akhirnya,
Pada kantong satuan terdapat sebanyak 6 buah
Pada kantong puluhan terdapat sebanyak 9 buah
Pada kantong ratusan terdapat sebanyak 8 buah
Pada kantong ribuan terdapat sebanyak 7 buah
Pada kantong puluh ribuan terdapat sebanyak 1 buah
Sehingga hasil dari 15.432 + 2.464 = 17.896
Pada soal kedua adalah pengurangan yaitu 17.865 – 4.532 = ……. Dalam
menyelesaikan soal ini dengan menggunakan media di atas caranya sama dengan
langkah-langkah penjumlahan hanya saja pada pengurangan kita mengambil atau
mengurangi streofom dalam kantong sesuai dengan nilai tempatnya masing-
masing, sehingga hasil dari 17.865 – 4.532 = 13.333

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melaksanakan penelitian penelitian terlebih dahulu
melaksakanan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keaadaan
sesungguhnya dilapangan. Ditemukan beberapa fakta, diantaranya
yaitu: 1. Pembelajaran masih berpusat pada guru, 2. Guru mengajar

15
tanpa media, 3. Siswa belum aktif dalam pembelajaran, 4. Banyak
siswa yang tidak memperhatikan. 5. Hanya ada 1-2 siswa yang aktif
bertanya, 6. Siswa kurang mampu dalam operasi hitung bilangan.

Dari hasil wawancara terhadap guru kelas SDN 102010 Liberia, Kec.
Teluk Mengkudu, Kab. Serdang Bedagai didapatkan hasil yang bagus
pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan
dengan menggunakan media kantong penjumlahan dan pengurangan
di kelas IV. Dalam proses diskusi guru tidak hanya berada dalam satu
tempat, melainkan berkeliling mengawasi dan membimbing siswa.

Sebelumnya hampir keseluruhan siswa sulit dalam menjumlahankan


ataupun pengurangan angka di atas ratusan, setelah menggunakan
media kantong penjumlahan dan pengurangan siswa lebih mudah
memahami karena siswa belajar sambil bermain. Sehingga siswa yang
kurang maksimal menyerap pembelajaran, mampu mengikuti serta
memahami penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan
media kantong.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan menerjemahkan,
menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel dan
sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media kantong penjumlahan dan pengurangan ternyata dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika
dikelas IV SDN 102010 Liberia, Kec.Teluk Mengkudu, Kab. Serdang Bedagai.

16
Penggunaan media kantong penjumlahan dan pengurangan tersebut juga dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi penjumlahan dan pengurangan.
Tapi ada beberapa dari sekian banyak siswa yang juga terdapat yang kurang
peduli terhadap pembelajaran Matematika dikarenakan kurangnya motivasi siswa
dalam pembelajaran Matematika, sehingga siswa merasa bahwa Matematika itu
sulit.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut: (1) Bagi guru, disarankan untuk menggunakan media kantong
bilangan pada materi penjumlahan bilangan secara bersusun atau pun materi lain
yang sesuai. (2) Bagi siswa, disarankan untuk memperhatikan guru saat proses
belajar mengajar sehingga pemanfaatan media kantong bilangan dapat maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Khotibeh, Siti. 2014. Penggunaan Media Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika di SD. FKIP
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Ratnasarih, Devi. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Kantong Bilangan
Terhadap Hasil Belajar Matematika Penjumlahan Bilangan Secara
Bersusun. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

17

Anda mungkin juga menyukai