Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia

Masa kerajaan bercorak Hindu dan Buddha di Nusantara setidaknya ditandai mulai abad 4
Masehi. Saat itu, muncul beberapa kerajaan dengan corak Hindu dan/atau Buddha. Berikut
ini daftar Kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada dalam sejarah Indonesia beserta
peninggalannya:
Kerajaan Kutai
Berdiri pada 400 Masehi dan dikenal sebagai kerajaan tertua di Nusantara, Kerajaan Kutai
Martapura berada di Kalimantan Timur, tepatnya terletak di hulu Sungai Mahakam, Muara
Kaman (kini termasuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara).
Beberapa raja yang pernah bertakhta di Kutai antara lain Kudungga, Aswawarman, dan
Mulawarman. Salah satu peninggalan Kerajaan Kutai adalah Prasasti Tugu Batu yang di
dalamnya terdapat huruf Pallawa.
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara (450 Masehi) pernah menguasai kawasan yang kini menjadi wilayah
Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
Kerajaan Tarumanegara mengalami masa kejayaan di bawah pimpinan Raja Purnawarman.
Beberapa prasati peninggalan kerajaan ini antara lain Prasasti Muara Ciaruteun, Prasasti
Kebon Kopi, Prasasti Tugu, Prasasti Jambu, Prasasti Lebak, dan lainnya.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya yang muncul pada abad 7 Masehi menjadi bukti bahwa agama Buddha
pernah besar di Indonesia. Lokasi tepatnya kerajaan ini belum diketahui kendati konon
pernah berpusat di Palembang, Sumatera Selatan.
Beberapa raja yang pernah memerintah Sriwajaya antara lain Dapunta Hyang Sri Jayanasa
(683 M), Indrawarman (702 M), Rudra Wikrama (728-742 M), Sanggramadhananjaya (775
M), Dharanindra(778 M), Samaragrawira/Rakai Warak (782 M), Dharmasetu (790 M),
Samaratungga (792 M), hingga Balaputradewa (856 M).
Adapun beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya di antaranya adalah Prasasti
Kedukan Bukit, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Karang Berahi, Prasasti
Talang Tuo, Prasati Ligor, dan lainnya.
Kerajaan Kalingga
Sosok pemimpin Kerajaan Kalingga (674 Masehi) yang paling dikenal adalah Ratu Shima.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Kalingga mencakup sepanjang pesisir pantai utara di Jawa
Tengah hingga wilayah pedalaman di bagian selatan.
Pusat pemerintahannya diperkirakan pernah berada di Pekalongan, Jepara, atau di
pegunungan Dieng. Beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga antara lain Prasasti Sojomertol,
Prasasti Tukmas, Candi Buprah, dan Candi Angin.
Kerajaan Mataram Kuno
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang yang bercorak Hindu dimulai sejak
abad 6 Masehi. Kerajaan ini merupakan kerajaan penerus dari Kerajaan Kalingga. Kerajaan
Mataram Kuno memiliki dua periode berdasarkan lokasi atau ibu kota pemerintahannya.
Pertama, periode awal di Jawa Tengah pada era Wangsa Sanjaya dan Sailendra (732-929 M),
kedua ketika pindah ke Jawa Timur dan dikuasai oleh Wangsa Isyana (929-1016 M).
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Medang sebagian besar memakai gelar Rakai, di
antaranya adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M), Rakai Panangkaran (760-
780 M), Rakai Panunggalan (780-800 M), dan seterusnya.
Kerajaan Mataram Kuno punya banyak peninggalan yang berupa candi-candi megah,
termasuk Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sewu, dan lainnya.
Kerajaan Kediri
Kerajaan Kadiri (Kediri) atau Panjalu yang berpusat di Daha merupakan salah satu kerajaan
bercorak Hindu di Nusantara yang terletak di Jawa Timur. Sejarah Kerajaan Kediri masih
terkait dengan Kerajaan Kahuripan dan Dinasti Mataram Kuno, juga Kerajaan Jenggala.
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Pucangan, Prasasti Pamwatan,
Prasasti Gandhakuti, Prasasti Mataji, Prasasti Turun Hyang, Prasasti Ngantang, Prasasti Sirah
Keting, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Pandlegan, Prasasti
Kahyunan, Prasasti Waleri, Prasasti Angin, Prasasti Jaring, Prasasti Semanding, Prasasti
Cker, Prasasti Tondowongso, dan lainnya.
Adapun raja-raja yang pernah bertakhta di Kerajaan Kediri adalah Samarawijaya (sejak 1042
Masehi), Jitendrakara (1051), Bameswara (1117-1130), Jayabhaya (1135-1157), Sarweswara
(1159-1161), Aryeswara (sekitar tahun 1171), Gandra (1181), Kamesywara (1190), dan
Kertajaya (1194-1222).
Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan Singasari terkait erat dengan Ken Arok (1222-1247) yang konon sebagai
pendirinya dengan gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Lokasi kerajaan ini
diperkirakan berada di daerah yang sekarang menjadi wilayah Kecamatan Singasari,
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Masa kejayaan Kerajaan Singasari ini terjadi saat dipimpin oleh Kertanegara (wafat tahun
1292) sekaligus menjadi raja terakhirnya. Kertanegara kala itu ingin menyatukan sebagian
wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari. Ambisi Kertanegara diwujudkan oleh
keturunannya yang bernama Hayam Wuruk saat memimpin Kerajaan Majapahit yang
merupakan penerus Singasari.
Beberapa peninggalan Kerajaan Singasari antara lain Candi Kidal, Candi Singasari, Candi
Jago, Candi Katang Lumbang, Candi Kangenan, Prasasti Singasari, Prasasti Malurung, dan
lainnya.
Kerajaan Majapahit
Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu (dan Buddha) terbesar yang pernah berdiri di
Nusantara sejak 1293 Masehi. Pendiri Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya yang
merupakan menantu dari Kertanegara, raja terakhir Singasari.
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada era Hayam Wuruk (1350-1389) yang
didukung oleh Mahapatih Gajah Mada. Duet dua sosok ini mampu mewujudkan bersatunya
Nusantara di bawah naungan Majapahit. Pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit yang paling
dikenal adalah di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Adapun beberapa peninggalannya di
antaranya adalah Candi Tikus, Candi Penataran, Candi Jabung, Candi Sukuh, Candi
Bajangratu, hingga Kitab Nagarakertagama dan Sutasoma.

Kehidupan di masa lalu dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan bersejarah. Mulai dari
adat atau budaya, alat yang digunakan, tulisan maupun dalam bentuk bangunan.
Peninggalan bersejarah yang berupa budaya merupakan kebiasaan yang berasal dari nenek
moyang. Peninggalan ini berlaku secara turun temurun dalam masyarakat.
3. Peninggalan Masa Kerajaan Hindu Buddha
1. Candi
Dikutip dari buku Mengulas Dokumen Kerajaan, Tondi dkk (2020), candi merupakan
bangunan yang dibuat dengan tujuan untuk memuliakan seseorang yang telah mati
berasal dari keluarga raja atau terkemuka.
2. Arca
Patung yang terbuat dari batu yang dipahat menyerupai seorang manusia atau
binatang.
3. Seni Ukir
Hasil seni ukir atau seni pahat yang dapat dijumpai sebagai hiasan pada dinding candi.
4. Karya Sastra
Peninggalan kitab-kitab bersejarah seperti kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Dalam
kitab inilah terdapat kata Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan persatuan
Indonesia.
5. Bahasa dan Tulisan
Peninggalan dari masa kerajaan Hindu Budha menggunakan bahasa Sansekerta
dengan tulisan huruf Pallawa seperti tertulis pada prasasti-prasasti.

Anda mungkin juga menyukai