Anda di halaman 1dari 11

Jurnal : Jurnal Kesehatan Prima

Volume : 9, No.2, Agustus 2015, Halaman : 1495-1505


ISSN Print : 1978 – 1334, ISSN Online : 2460 – 8661

TEKNIK MENINGKATKAN DAN MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI


PADA IBU POST SECTIO CAESARIA

Mas´adah, Rusmini

Abstract: The delivery process through action section caesaria cause difficulties mothers initiate breastfeeding
early because of rooming –in, weakness and abdominal incision in the mothers condition. Besides the feeling of
mother who does not believe can provide care to the baby because the condition will cause a decrease in the
hormone oxytocin that breast milk can not exit immediately after delivery. This can adversely affect a babys life
because it lost the opportunity to obtain the highest nutrition early in life that colostrum. Proper lactation
management can be applied if the nurse as care giver is able to understand the technique stimulates oxytocin
expenditure. Based on the results of research there are several alternative methods that can be done to stimulate
the hormne oxytocin t increase milk production after section caesaria. So that mothers can still provide breast
milk to their babies in quality among them is oxytocin massage methods, techniques marmet, warm
compresses, massase rolling, breast care and SPEOS methods.

Kata Kunci: Section Caesaria, Lactation Management , Hormone Oxytocin.

LATAR BELAKANG menimbulkan dampak buruk untuk kehidupan bayi


padahal justru nilai gizi tertinggi ada dihari-hari
Organisasi kesehatan Dunia (WHO)
pertama kehidupan bayi, yaitu kolostrum. Ibu dengan
merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat
SC akan mengalami kesulitan inisiasi menyusui dini
ASI eksklusif selama enam bulan sebab ASI adalah
karena faktor rooming-in, kondisi sayatan pada perut
nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan
ibu, kelemahan akibat pengaruh anestesi yang
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal
diberikan sebelumnya, oleh karena itu pasien dengan
(Hegar, 2008). UNICEF menegaskan bahwa bayi
operasi Caesar baru bisa berhasil menyusui setelah
yang diberi susu formula memiliki kemungkinan
lewat beberapa jam pasca melahirkan (Roesli, 2008).
meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya
Hasil penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia
dan kemungkinan bayi yang diberi susu formula
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
meninggal dunia adalah 25 kali lebih tinggi daripada
untuk membantu memperlancar produksi ASI pasca
bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif
melahirkan diantaranya adalah metode Pijat
(Selasi, 2009).
Oksitosin, Teknik Marmet, Kompres Hangat,
Pengeluaran ASI merupakan suatu proses
Massase Rolling (punggung), Breast Care, dan
pelepasan hormon oksitosin untuk mengalirkan air
Metode SPEOS, tetapi karena keterbatasan informasi
susu yang sudah diproduksi melalui saluran dalam
di layanan kesehatan tentang prosedur pelaksanaan
payudara. Permasalahan pengeluaran ASI dini bisa
maka metode- metode ini hanya dikenal saja tetapi
terjadi pada ibu yang mengalami proses persalinan
jarang diberikan oleh perawat sebagai care giver
melalui tindakan Sectio Caesaria (SC), hal ini dapat
kepada pasien.
___________________________________________________________________________
Mas’adah, Rusmini : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V/10 Mataram

1495
Mas’adah , Teknik Meningkatkan dan Mempelancar

Secara nasional cakupan ASI eksklusif di terpengaruh mitos sehingga ibu tidak yakin bisa
Indonesia masih rendah, data Susenas 2010 memberikan ASI pada bayinya.
menunjukkan baru 33,6% bayi di Indonesia yang Faktor penghambat dalam pemberian ASI
mendapatkan ASI eksklusif, hal ini berarti masih ada adalah produksi ASI itu sendiri. Produksi ASI yang
2/3 bayi di Indonesia yang kurang mendapatkan ASI. kurang dan lambat keluar dapat menyebabkan ibu
Di Indonesia jumlah kelahiran SC tergolong tinggi, tidak memberikan ASI pada bayinya dengan cukup.
data survey nasional tahun 2007 sekitar 22,8 % dari Selain hormon prolaktin, proses laktasi juga
seluruh persalinan, sementara di wilayah Mataram bergantung pada hormon oksitosin, yang dilepas dari
tercatat angka sebesar 25-30 orang setiap bulannya hipofise posterior sebagai reaksi terhadap
pada tahun 2014 yang dilakukan tindakan SC baik penghisapan puting. Oksitosin mempengaruhi sel-sel
yang direncanakan ataupun Cito operasi. Penelitian mioepitel yang mengelilingi alveoli mammae
yang dilakukan oleh Enok Nurliawati (2010) sehingga alveoli berkontraksi dan mengeluarkan air
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar
dengan produksi ASI pada ibu post sectio caesaria Mammae, refleks oksitosin ini dipengaruhi oleh jiwa
adalah nyeri, kecemasan, motivasi, status kesehatan ibu. Jika ada rasa cemas, stress dan ragu yang terjadi,
bayi, dukungan suami. maka pengeluaran ASI bisa terhambat (Kodrat,
Ibu mengalami SC dengan pembiusan tidak 2010).
mungkin dapat menyusui bayinya dengan inten, Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk
karena ibu harus dipindahkan keruang Recovery menstimulasi reflek oksitosin. Hasil penelitian yang
Room . Walaupun saat ini pelaksanaan inisiasi dilakukan oleh Nurhanifah (2013) tentang efektifitas
menyusui dini (IMD) dapat juga dilakukan diruang massage rolling (punggung) dan kompres hangat
operasi, namun tidak semua rumah sakit memiliki terhadap peningkatan produksi ASI menunjukkan
kebijakan yang serupa. Selain itu perasaan ibu yang bahwa keduanya cukup efektif dalam melancarkan
tidak yakin bisa memberikan ASI pada bayinya produksi ASI. Sedangkan penelitian yang dilakukan
karena kondisinya akan menyebabkan penurunan oleh Ulfa (2013) mengatakan bahwa tehnik marmet
oksitosin sehingga ASI tidak dapat keluar segera efektif terhadap pengeluaran ASI pada ibu menyusi
setelah melahirkan dan akhirnya ibu memutuskan 0-6 bulan. Sementara itu metode SPEOS yaitu
untuk memberikan susu formula. Berdasarkan hasil melakukan stimulasi untuk membantu pengeluaran
pengamatan penulis, masyarakat di Indonesia banyak hormon oksitosin melalui pijat oksitosin,
menganut adat budaya dalam melakukan perawatan memberikan rasa nyaman dan menumbuhkan
masa nifas, termasuk dalam hal menyusui, namun keyakinan pada ibu bahwa ASI ibu pasti keluar dan
pada sebagian ibu mungkin saja terjadi kesulitan ibu bisa memberikan ASI eksklusif dengan pijat
pengeluaran ASI karena lebih banyak ibu endorphin sugestif/afirmatif positif (Widayanti,
2014).

1496
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

Penggunaan teknik terapi alternatif untuk banyak ASI akan diproduksi (Roesli, 2005, Soraya,
meningkatkan produksi ASI sebagai bentuk 2006).
manajemen laktasi untuk membantu ibu mencapai Teknik memerah ASI yang dianjurkan
keberhasilan dalam menyusui bayinya masih sering adalah dengan mempergunakan tangan dan jari
terkendala pada satu metode saja sehingga ketika karena praktis, efektif dan efesien dibandingkan
metode yang dipilih tidak berhasil maka alternatif dengan menggunakan pompa. Caranya memerah ASI
penggunaan susu formula menjadi pilihan terakhir, menggunakan cara Cloe Marmet yang disebut
kemungkinan hal ini karena minimnya pedoman dengan Teknik Marmet yang merupakan perpaduan
yang pasti dalam pelaksanaan prosedur tindakan, antara teknik memerah dan memijat. Memerah
oleh karena itu penulis berharap perawat selaku dengan menggunakan tangan dan jari mempunyai
promotor dan care giver kesehatan mampu keuntungan selain tekanan negatif dapat diatur, lebih
memahami metode alternatif yang dapat digunakan praktis dan ekonomis karena cukup mencuci bersih
dalam menangangi masalah produksi ASI bagi ibu tangan dan jari sebelum memeras ASI (Roesli, 2010).
yang melahirkan post sectio caesaria agar dapat Jika teknik ini dilakukan dengan efektif dan tepat
memberikan ASI secara berkualitas kepada bayinya. maka tidak akan terjadi masalah dalam produksi ASI
maupun cara mengeluarkan ASI sehingga bayi akan
PEMBAHASAN
tetap mendapatkan ASI dan penggunaan susu
1.2 Tehnik Meningkatkan dan Memperlancar formula di hari-hari pertama kelahiran bayi dapat
Pengeluaran/Produksi ASI pada Ibu Post dikurangi (Soraya, 2006).
Sectio Caesaria A. Manfaat memerah ASI dengan teknik Marmet
1.2.1 Teknik Marmet yaitu
Teknik ini merupakan kombinasi antara cara 1) Penggunaan pompa untuk memerah ASI
memerah ASI dan memijat payudara sehingga reflek relatif tidak nyaman dan tidak efektif
keluarnya ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI mengosongkan payudara
dengan cara marmet ini pada prinsipnya bertujuan 2) Reflek keluarnya ASI lebih mudah
untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terstimulasi dengan skin to skin contact
terletak dibawah areola sehingga diharapkan dengan 3) Ekonomis
pengosongan ASI pada daerah sinus laktiferus ini 4) Merangsang peningkatan produksi ASI
akan merangsang pengeluaran hormone prolactin. B. Langkah Teknik Marmet
Pengeluaran hormone prolactin ini selanjutnya akan 1) Meletakkan ibu jari dan dua jari lainnya (jari
merangsang mammary alveoli untuk memproduksi telunjuk dan jari tengah sekitar 1 cm hingga
ASI. Makin banyak ASI dikeluarkan atau 1,5 cm dari aerola pada posisi jam 12 dan jari
dikosongkan dari payudara maka akan semakin lainnya di posisi jam 6. Posisi jari seharusnya
tidak berada di jam 12 dan jam 4.

1497
Mas’adah , Teknik Meningkatkan dan Mempelancar

2) Mendorong kearah dada dengan alveolus dan duktus laktiferus mulai dari
menggunakan ibu jari dan dua jari lainnya, bagian atas payudara. Dengan gerakan
hindari meregangkan jari. memutar, memijat dengan menekan ke arah
3) Menggulung menggunakan jari dan jari dada. Kemudian menekan (stroke) daerah
lainnya secara bersamaan. Menggerakkan ibu payudara dari bagian atas hingga sekitar
jari dan jari lainnya hingga menekan sinus putting dengan tekanan lembut dengan jari
laktiferus hingga kosong. Jika dilakukan seperti menggelitik. Gerakan dilanjutkan
dengan tepat, maka ibu tidak akan kesakitan dengan mengguncang (shake) payudara
saat memerah. Memperhatikan posisi dari ibu dengan arah memutar.
jari dan jari lainnya. Posisi jari berubah pada 8) Mengulangi seluruh proses memerah ASI
tiap gerakan mulai dari posisi Push (jari pada tiap payudara dan teknik stimulasi
terletak jauh dibelakang aerola) hingga posisi refleks keluarnya ASI sekali atau dua kali.
Roll (jari terletak di sekitar aerola). 9) Teknik ini umumnya membutuhkan waktu
4) Mengulangi gerakan diatas secara teratur sekitar 20-30 menit , memeras tiap payudara
hingga sinus laktiferus kosong. Memposisikan selama 5 – 7 menit dilanjutkan dengan
jari secara tepat, Push (dorong), Roll (gulung). gerakan stimulasi refleks keluarnya ASI,
5) Memutar ibu jari dan jari lainnya ke titik sinus memeras lagi tiap payudara selama 3-5 menit
laktiferus lainnya. Demikian juga saat dilanjutkan gerakan stimulasi refleks
memerah payudara lainnya, gunakan kedua keluarnya ASI dan terakhir memeras ASI tiap
tangan. Misalkan saat memerah payudara kiri, payudara selama 2-3 menit (Soraya, 2006:
gunakan tangan kiri dan saat memerah Roesli, 2008).
payudara kanan gunakan tangan kanan. Saat
memerah ASI, jari-jari berputar seiring jarum
jam ataupun berlawanan agar semua sinus
laktiferus kosong. Selanjutnya memindahkan
ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 dan
jam 12, posisi jam 11 dan jam 5, posisi jam 2
dan jam 8, kemudian jam 3 dan jam 9.
6) Menghindari gerakan menekan payudara, Gambar 1. Tehnik Marmet
menarik putting dan mendrng payudara.
7) Melanjutkan prosedur dengan gerakan untuk
merangsang refleks keluarnya ASI yang C. Manfaat memerah ASI dengan teknik Marmet
terdiri dari massage (pemijatan), Stroke yaitu
(tekan) dan Shake (guncang). Memijat

1498
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

1. Penggunaan pompa untuk memerah ASI d. Melumuri kedua telapak tangan dengan
relatif tidak nyaman dan tidak efektif minyak atau baby oil.
mengosongkan payudara e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang
2. Reflek keluarnya ASI lebih mudah ibu dengan menggunakan dua kepalan tangan,
terstimulasi dengan skin to skin contact dengan ibu jari menunjuk ke depan.
3. Ekonomis f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang
4. Merangsang peningkatan produksi ASI membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-
1.2.2 Metode "SPEOS" (Stimulasi Pijat Oksitosin, kecil dengan kedua ibu jarinya.
Pijat Endorphin dan Sugestif) g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi
1. Metode Pijat Oksitosin tulang belakang kearah bawah dari leher
Pijat oksitosin merupakan salah satu kearah tulang belikat, selama 2-3 menit.
solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali.
ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada i. Membersihkan punggung ibu dengan washlap
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai air hangat dan dingin secara bergantian.
tulang costae kelima-keenam dan merupakan
usaha untuk merangsang hormone prolactin dan
oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003,
Roesli, 2009).
Pijat oksitsin ini dilakukan untuk
merangsang refleks oksitosin atau reflex let
down. Selain untuk merangsang refleks let down
Gambar 2. Pijat Oksitosin
manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
2. Pijat Endorphin
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak
Endorphin massase merupakan suatu
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
metode sentuhan ringan yang dikembangkan
merangsangn pelepasan hormone oksitosin,
pertama kali oleh Costance Palinsky. Sentuhan
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
ringan ini bertujuan meningkatkan kadar
bayi sakit (Depkes RI, 2007). Langkah-langkah
endorphin (untuk membiarkan tubuh
melakukan pijat oksitosin sebagai berikut
menghasilkan endorphin).
(Depkes RI, 2007)
Tahapan melakukan pijat endorphin
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
adalah sebagai berikut :
b. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu
a. Ambil posisi senyaman mungkin, bisa
memeluk bantal
dilakukan dengan duduk atau berbaring
c. Memasang handuk
miring

1499
Mas’adah , Teknik Meningkatkan dan Mempelancar

b. Tarik napas dalam, lalu hembuskan dengan apa pun yang ada tetap membuat
lembut sambil menutup mata. Sementara itu, diriku semakin tenang/rileks”.
petugas atau suami mengelus permukaan luar d) Berikan sugesti “relaksasi ini membuat
lengan anda, mulai dari tangan sampi lengan saya merasa tenang, damai, dan kelembutan
bawah. Lakukan belaian dengan lembut yang terasa di seluruh tubuh serta pikiran.
menggunakan jari-jemari atau hanya ujung- Saya akan mampu menyusui bayi saya
ujung jari. dengan lancar, lebih mudah dan
c. Setelah sekitar 5 menit, minta suami untuk berbahagia.
berpindah ke lengan/tangan yang lain. e) Ulangi relaksasi setiap hari atau dua hari
d. Sentuhan bias dilakukan di daerah punggung, sekali. Cari waktu saat bayi sedang tidur agar
lakukan pijatan lembut dan ringan arah bahu ibu bisa melakukan relaksasi dengan
kiri dan kanan membentuk huruf V, ke arah baik. Rasakan bahwa ASI ibu semakin lancar
tulang ekor dan si bayi semakin sehat. Tidak ada yang
e. Terus lakukan pijatan berulang-ulang. dapat menghalangi ibu dalam memberikan
3. Sugestif ASI.
Sugestif / afirmasi positif dilakukan 4. Metode "SPEOS"
untuk mempersiapkan agar ASI bisa mengalir Metode ini dilakukan dengan
dengan lancar dan memenuhi kebutuhan mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat
bayi sejak hari pertamanya hadir di dunia. oksitosin dan sugestif/afirmasi positif
14 Langkah – langkah nya adalah sebagai Tujuan dari metode "SPEOS" adalah
berikut : untuk membantu ibu nifas (menyusui)
a) Pada saat duduk pusatkan pandangan memperlancar pengeluaran ASI dengan cara
atau perhatian pada satu titik atau benda stimulasi untuk merangsang hormon oksitosin
terus – menerus hingga terasa kelopak sehingga selanjutnya keberhasilan pemberian ASI
mata semakin santai, mulai berkedip eksklusif bias tercapai. Konsep dari metode
perlahan untuk kemudian biarkan kedua "SPEOS" ini adalah seorang ibu yang menyusui
mata terpejam. Nikmati santainya raga dan tidak hanya dipandang/dibantu dari aspek fisik
jiwa. Teknik ini disebut fiksasi mata. saja tetapi proses adaptasi psikologis juga
b) Jika ada pikiran datang, sementara menjadi kajian, terlebih hormone oksitosin ini
biarkan saja, tetap pusatkan perhatian pada sangat sensitive dengan kondisi psikologis ibu.
musik dan panduan. Langkah-langkah metode ini adalah
c) Saat ini, bisa lakukan teknik “isolasi diri’ sebagai berikut :
dengan berulang – ulang niatkan: “suara a. Tahap persiapan
1) Persiapan alat

1500
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

a) Kursi (jika ada) / tempat duduk dan 4) Sambil proses mata relaksasi, penolong
tempat bersandar mulai melakukan pijatan dimulai dari
b) Minyak aromaterapi sesuai keinginan leher ke punggung (kiri dan kanan) secara
pasien bersamaan dimulai dari atas kemudian
c) Handuk kebawah, keatas lagi kesamping lengan
d) Foto bayi (jika ada) atau video dan tangan kiri dan kanan.
2) Persiapan penolong 5) Lakukan berulang kurang lebih 3 -4 kali
a) Menyiapkan alat dan mendekatkannya sambil terus memastikan ibu focus dan
ke pasien relaks sebelum kita memasukkan sugestif
b) Mencuci tangan positif. Bantu dengan kata-kata "jika ada
3) Persiapan lingkungan pikiran dating, sementara biarkan saja.
a) Menutup gorden Suara apapun yang ada tetap membuat
b) Pastikan privasi pasien terjaga diriku semakin tenang/rileks.
b. Pelaksanaan 6) Ganti gerakan tangan petugas dengan
1) Bantu ibu secara psikologis mengimajinasikan garis sepanjang tulang
a) Bangkitkan rasa percaya diri belakang kemudaian tarik garis imajiner
b) Cobalah membantu mengurangi rasa ke kiri dank e kanan masing-masing
sakit dan rasa takut dengan tehnik kurang lebih 1 cm. mulai dari atas
relaksasi (dibawah os serviks) dengan
c) Bantu pasien agar mempunyai pikiran menggunakan kedua ibu jari yang
dan perasaan baik tentang bayinya diposisikan pada garis imajiner tadi,
dengan mengimajinasikan bahwa lakukan pemijatan dengan arah
bayinya menanti ASI dari ibunya memutar/sirkuler. Secara
dengan dekapan. berkesinambungan dan sinergis sampai
2) Bantu kenyamanan posisi ibu. pinggang. Kemudian pijat kearah atas
3) Pada saat duduk minta ibu pusatkan dengan teknik yang sama. Lakukan
pandangan atau perhatian pada satu titik sebanyak 2 kali atau dirasa cukup.
atau benda terus-menerus hingga terasa 7) Seiring perubahan tangan maka sugesti
kelopak mata semakin santai, mulai mulai dilakukan dengan kata-kata
berkedip perlahan untuk kemudian biarkan ralkasasi ini membuat saya merasa tenang,
kedua mata terpejam. Nikmati santainya damai, dan kelembutan yang terasa
raga dan jiwa. Tehnik ini disebut fiksasi diseluruh tubuh serta pikiran. Saya akan
mata. mampu menyusui bayi saya dengan lancer,

1501
Mas’adah , Teknik Meningkatkan dan Mempelancar

lebih mudah dan berbahagia, ASI saya 5) Akhiri kegiatan apabila ASI sudah keluar
akan keluar atau maksimal sampai hari ketiga
8) Sambil terus memberikan sugesti 6) Cuci tangan dengan prosedur
positif, Lakukan hal yang sama dengan 1.2.3 Kompres Hangat
mengganti pijatan ibu jari dengan Kompres hangat pada payudara akan
menggunakan ruas buku jari telunjuk yang memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum
ke dua. tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap
9) Terakhir lakukan dengan menggunakan panas di hipotalamus di rangsang, sistem efektor
kepalan tangan dengan mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer
10) arah keatas dan kebawah secara (Potter, 2005). Kompres hangat payudara selama
berlawanan antara tangan kiri dan kanan. pemberian ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI
11) Amati respon ibu selama tindakan dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat lain
c. Evaluasi dari kompres hangat payudara antara lain
1) Evaluasi perasaan dan reaksi ibu, melalui - Stimulasi refleks let down
lembar observasi yang meliputi tingling - Mencegah bendungan pada payudara yang
sensation atau gelenyar, ASI yang bisa menyebabkan payudara bengkak
dirasa mengalir, dan adanya nyeri yang - Memperlancar peredaran darah pada daerah
berasal dari kontraksi rahim. payudara (Saryono & Roicha, 2009).
2) Evaluasi pengeluaran ASI, dengan teknik Menurut Huang et al (2007), beberapa efek
memerah fisiologis dari kompres hangat antara lain efek
3) Simpulkan hasil kegiatan, hasil vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler,
kegiatan di informasikan pada ibu nifas meningkatkan metabolisme seluler, merelaksasi otot,
dengan ketentuan : meningkatkan aliran darah ke suatu area.
4) Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya, Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang
sampai maksimal hari ke tiga dan nyeri dapat meredakan nyeri dengan mengurangi
a) Jika ASI sudah keluar maka metode nyeri otot yang disebabkan oleh iskemia
SPEOS dihentikan dan ibu
dimotivasi untuk terus memberikan
ASIuntuk mempertahankan kelancaran
pengeluaran ASI.
b) Jika ASI belum keluar, maka di
lanjutkan pada tahap selanjutnya
(point 4) Gambar 3. Kompres Hangat Payudara

1502
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

1.2.4 Breast Care (Perawatan Payudara) f. Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak
Breast care adalah pemeliharaan payudara atau baby oil dan melakukan pengurutan dengan
yang dilakukan untuk memperlancar ASI dan telapak tangan berada diantara kedua payudara
menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan dengan gerakan keatas, kesamping, kebawah dan
melakukan pemijatan (Welford, 2009). Perawatan kedepan sambil menghentakkan payudara.
payudara sangat penting dilakukan selama hamil Pengurutan dilakukan sebanyak 20 – 30 kali.
sampai menyusui. Hal ini karena payudara g. Setelah itu melakukan terapi ketuk mengelilingi
merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan payudara dari luar kearah puting sebanyak 20 –
makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus 30 kali.
dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008). Perawatan h. Meletakkan Waskom dibawah payudara dan
payudara adalah merupakan suatu tindakan yang menggunakan waslap yang dibasahi air hangat.
dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu orang Mengguyur payudara sebanyak 5 kali, kemudian
lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau dilap dengan waslap bergantian dengan air
kedua setelah melahirkan. Perawatan payudara dingin, masing-masing 5x guyuran kemudian
bertujuan untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah diakhiri dengan air hangat.
tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar i. Mengeringkan payudara dengan handuk yang
pengeluaran ASI serta menghindari terjadinya dipasang di bahu.
pembengkakan dan kesulitan menyusui, selain itu j. Lalu membersihkan lagi dengan kapas, jangan
juga menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah membiarkan payudara dalam keadaan basah.
terkena infeksi. Adapun langkah-langkah perawatan k. Memakai BH dan pakaian atas ibu dan
payudara (Depkes RI, 2007) : menganjurkan klien memakai BH yang
a. Ibu berbaring menopang payudara.
b. Memasang handuk pada bagian perut bawah dan
bahu sambil melepaskan pakaian atas, handul
dikaitkan dengan peniti.
c. Mengmpreskan kedua putting dengan kapas yang
dibasahi minyak kelapa atau baby oil selama 2-3
menit.
d. Mengangkat kapas sambil membersihkan putting
dengan melakukan gerakan memutar dari dalam Gambar 4. Teknik Breast Care
keluar. 1.2.5 Tehnik Massase Rolling (Punggung)
e. Dengan kapas yang baru, bersihkan bagian Tehnik Massase Rolling (Punggung) adalah
tengah putting dari sentral keluar, melakukan tindakan yang memberikan sensasi relaks pada ibu
penarikan billa putting inverted. dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI

1503
Mas’adah , Teknik Meningkatkan dan Mempelancar

kedua payudara (Perinasia, 2010). Massage rolling sectio caesaria untuk dapat menyusui bayinya di
(punggung) akan memberikan kenyamanan dan awal-awal kelahiran sampai 6 bulan.
membuat rileks ibu karena massage dapat
Saran
merangsang pengeluaran hormone endorphin serta
Manajemen laktasi sebagai upaya
dapat menstimulasi refleks oksitosin. Tehnik
peningkatan produksi ASI pada masa post sectio
pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan
caesaria dapat dilaksanakan dengan baik melalui
sumbatan dalam darah dan energy di dalam tubuh
beberapa metode alternatif yang dapat diterapkan
akan kembali lancar (Dalimartha, 2008). Punggung
oleh perawat sebagai bentuk pelayanan kesehatan
merupakan titik akupresur untuk memperlancar
promotif dan preventif baik di tatanan klinik
proses laktasi. Selain itu saraf pada payudara
maupun Rumah Sakit.
dipersyarafi oleh syaraf punggung atau dorsal yang
menyebar disepanjang tulang belakang (Cooper,
DAFTAR PUSTAKA
Bart, 2005). Penelitian oleh Mulyati (2009) Massase
merupakan salah satu terapi pendukung yang efektif Bobak, LM, Lowdermilk, DL, & Jensen, M.D
(2005). Buku ajar keperawatan maternitas
untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik serta (Maria A. Wijayanti & Peter Anugrah,
memperbaiki mood. Pengurangan ketidaknyaman penerjemah), Jakarta ; EGC.

pada ibu menyusui akan membantu lancarnya Cohen, S.M, Kenner, C.A & Andrea O (1991).
Maternal, Neonatal, and Womens health
pengurangan ASI. Massase rolling (punggung) nursing. USA Holling Sworth Spring
memberikan efek rileks pada ibu secara tidak House.

langsung dapat menstimulasi hormon oksitosin yang Dalimartha, et al (2008), Care YourSelf Hipertensi.
Jakarta
dapat membantu proses kelancaran produksi ASI.
Desmawati, (2008). Efektifitas kombinasi areola
massage dan rolling massage terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN pengeluaran ASI secara dini pada ibu post
partum di Puskesmas Pamulang dan Cikupa
Kesimpulan Banten, Tesis. Depok.FIK. UI

Rerata Tehnik meningkatkan dan Mardiningsih, Eko (2010). Efektifitas kombinasi


teknik marmet dan pijat oxytocin terhadap
memperlancar produksi ASI terbukti mudah produksi ASI ibu post section caesaria di
dilakukan oleh siapapun terutama oleh perawat wilayah rumah sakit wilayah jawa tengah.
Tesis. Universitas Indonesia: Jakarta
sebagai pemberi asuhan pasca persalinan. Metode
Marlina, W. Novitasari, D. & Trisnasari, A (2013).
terapi yang dipaparkan penulis semuanya bertujuan Pengaruh teknik Marmet terhadap Produksi
mengurangi ketidaknyamanan fisik serta membantu ASI pada Ibu Post Sectio Caesarea dii
RSUD Ambarawa tahun 2013. Kepustakaan
memperbaiki emosional ibu yang secara tidak Ungaran 23.
langsung merangsang pengeluaran hormon oksitosin Nurhanifah (2013).
dan prolaktin sehingga mampu menjadi alternatif Perinasia (2010). Program Manajemen Laktasi, Bina
dalam menurunkan angka ketidakberhasilan ibu post Rupa Aksara; Jakarta

1504
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

Roesli, Utami (2008). Inisiasi Menyusui Dini Plus Siregar, A (2004). Pemberian ASI eksklusif dan
ASI Eksklusif. Jakarta: EGC factor-faktor yang mempengaruhinya.
Medan FKM USU
Roesli, U.& Yohwi E (2009). Manajemen Laktasi.
Jakarta ; IDAI Widayanti, Wiwin (2014). Efektivitas metode
´SPEOS´ (Stimulasi Pijat Endorphin,
Oksitosin, dan Sugestif) terhadap
Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas di Wilayah
Kabupaten Cirebon. Tesis. Depok. FIK.UI

1505

Anda mungkin juga menyukai