Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KELOMPOK

PROGRAM PRAKTEK PROFESI NERS


KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI DUSUN GUDANG DESA SEGARAN KECAMATAN TIRIS
KABUPATEN PROBOLINGGO

Disusun sebagai Salah Satu Syarat dalam Mencapai Kompetensi Program


Ners pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Kesehatan Universitas
Nurul Jadid

Disusun oleh :
Kelompok 2 :

1. ILVA INDRIYANI
2. NOVIA VINDAYANI
3. VIVIN ANDAYANI
4. LINA AUDYNA
5. SEPTI MAHARANI P.
6. SOFIA WAHYUNINGSIH
7. KHOLIFATUN NAZIRO
8. MOH. ALI HUMAIDI
9. MILAWATI
10. RIRIN NUR INDAH S.
11. SLAMET RIYADI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID
2020
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Ini Telah Disetujui dan Disajikan di Lingkungan

Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten


Probolinggo

Tanggal, Desember 2020

Pembimbing I: S. Tauriana M. Kep (


)

Pembimbing II: Vivin Nur Khafifah., M. Kes (


)

Kepala Puskesmas Kepala Desa

(Yusuf Abdul Ghoni,S.Kep,.Ns.,M.si) ( H.Sadi )

Mengetahui,

Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Kesehatan

Zainal Munir,. M. Kep.


NIDN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Keperawatan
Kesehatan Komunitas di Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo, Periode I 07 Desember – 09 Desember 2020.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyusun asuhan
keperawatan komunitas di masyarakat dalam mencapai kompetensi
Program Ners pada Program Studi Pendidikan Ners Universitas Nurul
Jadid Probolinggo.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu hingga laporan akhir ini dapat terselesaikan. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Bapak Ns. Handono Fathkur Rohman, M. Kep, Sp. Kep. M.B.
selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
Program Studi Ilmu Keperawatan.
2. Bapak Zainal Munir, Ns., M. Kep selaku Kaprodi profesi Ners atas
semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam
menjalankan program praktik keperawatan komunitas.
3. Ibu S. Taurina, Ns,. M. Kep selaku dosen pembimbing atas semua
masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam menjalankan
program praktik keperawatan komunitas.
4. Ibu Vivin Nur Khafifah, M.Kes selaku dosen pembimbing atas
semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam
menjalankan program praktik keperawatan komunitas.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo yang telah
menberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan Program
Pendidikan Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas di Desa
Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.
6. Yusuf Abdul Ghoni, S. Kep. Ns., M.si selaku Kepala Puskesmas

ii
Tiris yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada kami
dalam melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan
Komunitas di Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
probolinggo.
7. Bapak Imron Rosadi Sp. MM selaku Camat Tiris, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan program
Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas di Desa Segaran
Kecamatan Tiris Kabupaten probolinggo.
8. H. Sadi selaku Kepala Desa Segaran yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menjalankan program Praktik
Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas Kelurahan Medokan
Semampir Kecamatan Sukolilo.
9. Ibu Arik.N.K., S.Kep., Ns, selaku pembimbing dari Puskesmas
Keputih yang telah memberikan bimbingan, masukan, nasehat,
saran, dan kritik dalam menjalankan program praktik keperawatan
komunitas.
10. Bapak Malud, selaku Kepala Dusun Gudang Desa Segaran dan
seluruh ketua RT beserta perangkatnya yang telah memberikan
dukungan dan bantuan secara moril serta materiil sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.
11. Seluruh Kader kesehatan dan warga Dusun Gudang Desa Segaran
yang telah menerima kehadiran mahasiswa praktik dan kerjasama
yang baik selama praktik profesi berlangsung.
12. Teman-teman Fakultas Kesehatan Program Profesi Ners, terutama
teman-teman yang praktik di Wilayah Desa Segaran atas dukungan,
semangat, dan kerjasama dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan akhir
ini.
Penulis berharap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan bagi dunia keperawatan pada khususnya.
Demi kesempurnaan laporan ini, dengan senang hati kami akan
menerima segala kritik dan saran yang membangun.

iii
Probolinggo, Desember 2020

iv
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup...............................................................................................3
1.5 Metode Pendekatan........................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Komunitas...............................................................................4
2.2 Program Posyandu Balita...............................................................................4
BAB III....................................................................................................................8
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN GUDANG DESA
SEGARAN KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO....................8
Data Primer dari Kuesioner................................................................................17
BAB 4....................................................................................................................20
ANALISIS DATA KESEHATAN KOMUNITAS DI DUSUN GUDANG DESA
SEGARAN KECAMATAN TIRIS........................................................................20
Analisa data........................................................................................................20
BAB 5....................................................................................................................21

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-
11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis
terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak
berusia 2 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke
dalam negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara
(Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
2017). Prevalensi stunting di Indonesia menurut data Riskesdas 2018 pada
balita masih 30,8 % dan pada Baduta 29,9%, sedangkan di Provinsi Jawa
Timur mempunyai prevalensi lebih tinggi dari angka nasional yaitu 32,81 %.
Sedangkan menurut data hasil Riskesdas Kabupaten Probolinggo menduduki
peringkat ke 5 untuk kasus stunting pada tahun 2018.
Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kekurangan gizi kronis
yang terjadi pada balita stunting disebabkan karena praktik pengasuhan yang
tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses ke makanan
bergizi, dan kurangnya akses ke air bersih.
Dampak dari gangguan pada masa bayi dan anak, khususnya stunting
dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif dan meningkatnya
risiko terhadap penyakit infeksi dan lebih lanjut kematian. Stunting juga
berhubungan dengan performa sekolah, bahkan, pada tingkat lanjut dapat
menurunkan tingkat produktivitas di masa dewasa.
Upaya dalam penanggulangan stunting pada anak balita adalah
dengan, peningkatan pola asuh, perbaikan pola makan, dan peningkatan akses
air bersih dan sanitasi. Usaha peningkatan pola asuh seperti memberikan
edukasi tentang stunting dapat meningkatkan pengetahuan orang tua yang

1
mempunyai anak stunting, sehingga diharapkan anak stunting ini bisa,
mengalami tumbuh kembang yang lebih baik lagi.

2
1

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas khususnya
kesehatan ibu dan anak diharapkan masyarakat RT 001, 002, 003, 004
Dusun Gudang Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dapat
meningkatkan kemampuannya untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan ibu dan anak yang optimal dalam pencegahan stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas, masyarakat dapat:
1. Untuk memberikan informasi tentang stunting dalam rangka
menurunkan angka kejadian stunting.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan anak secara
mandiri.
3. Meningkatkan dan menambah pengetahuan kader terhadap stunting.
4. Mengerti dan memahami tentang tumbuh kembang balita.

1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada ibu dan
balita secara nyata kepada masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas pada ibu dan balita.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika pada ibu dan balita.
1. Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada ibu dan
balita.
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan memahami
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang ada pada ibu dan balita.
3. Ibu balita mengetahui gambaran status kesehatan anaknya dan
2

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.


b. Bagi pendidikan
1. Salah satu indikator keberhasilan program studi ilmu keperawatan
fakultas keperawatan Universitas Nurul Jadid program profesi
khususnya di bidang keperawatan komunitas pada ibu dan balita.
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas pada ibu dan balita selanjutnya.

c. Bagi Profesi
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas pada ibu


dan balita sehingga profesi mampu mengembangkannya.

1.4 Ruang Lingkup


Asuhan keperawatan komunitas ini dilaksanakan di Dusun Gudang Desa
Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dalam masalah kesehatan
ibu, dan balita.

1.5 Metode Pendekatan


Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan
metode pendekatan pada kader, keluarga dan masyarakat melalui asuhan
keperawatan profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan
kultural secara mandiri maupun kolaborasi lintas sektor.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimulai pengkajian keperawatan, hasil analisis data,
penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan, dan rencana
keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
sosial tertentu yang meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Komunitas merupakan sekelmpok manusia yang saling
berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada di
luarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang
danjasa yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (kuta
negara 2011)
2.2 Program Posyandu Balita
a. Defenisi Posyandu Balita
Menurut Kemenkes (2011), Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak
balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong
melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orangtua di
bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan
yang sesuai dengan umur balita.
b. Program Kesehatan Balita
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan atau
tinggi badan
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan oleh kader Posyandu dengan
melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang
badan/tinggi badan.
2. Penentuan status pertumbuhan
Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan akan dicatat pada KMS
(kartu menuju sehat) yang akan menilai status gizi dan mendeteksi
secara dini jika terjadi gangguan pertumbuhan. KMS adalah kartu yang
memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks
antropometri BB/U (Aritonang, 2013).
2

3. Penyuluhan dan konseling


Menurut Harfi (2015) penyuluhan gizi di Posyandu dilakukan oleh
kader kepada ibu/keluarga balita. Penyuluhan dilakukan melalui
pendekatan perorangan, sehingga bukan merupakan penyuluhan
kelompok namun kader dapat melakukan penyuluhan kelompok pada
hari Posyandu atau di luar hari Posyandu.
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Peran Perawat Komunitas Bagi Kesehatan Balita
Peran seorang perawat komunitas meliputi prevensi primer, sekunder dan
tersier baik pada level individu, keluarga, maupun masyarakat dalam
membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan (Helvie, 1998). Berikut
ini peran perawat terkait kesehatan balita:
1. Prevensi Primer.
Menurut Potter dan Perry (2003), prevensi primer adalah suatu
pencegahan yang dilakukan sebelum terjadi suatu penyakit demi
meningkatkan derajat kesehatan untuk berada pada kondisi sehat yang
optimal. Target populasi pada level prevensi primer ini adalah populasi
sehat. Strategi yang dapat dilakukan pada level prevensi primer ini
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Dalam hal ini
perawat dapat bertindak sebagai edukator atau pendidik. Sebagai
seorang pendidik, perawat komunitas harus mampu memberikan
informasi kepada keluarga maupun masyarakat terkait pentingnya
pemantauan serta pemeberian stimulasi bagi tumbuh kembang balita,
karena selama ini sebagian besar keluarga dan masyarakat masih
menganggap bahwa tumbuh kembang pada balita adalah sesuatu yang
tidak perlu dikhawatirkan dan akan berjalan dengan semdirinya tanpa
harus dihiraukan.
2. Prevensi Sekunder
Prevensi sekunder adalah suatu tindakan yang diberikan pada individu
yang sedang sakit untuk mengurangi sakitnya sehingga mendapatkan
3

kondisi yang pulih kembali (Pender, 1993 ; Edelman dan Mendel, 1994
dalam Potter dan Perry, 2003). Target populasi pada level prevensi
sekunder ini adalah populasi yang telah mempunyai tand dan gejala
permasalahan kesehatan. Pada level pencegahan sekunder terkait
masalah tumbuh kembang balita ini perawat komunitas dapat
melakukan screenning atau melakukan deteksi secara dini
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindak lanjuti
setiap keluhan keluarga terhadap masalah tumbuh kembang balitanya.
Jika masalah tumbuh kembang tidak dapat diatasi, dalam hal ini
perawat dapat bertindak sebagai atvocate yaitu dengan menindak lanjuti
setiap keluhan orang tua terhadap permsalahan tumbuh kembang
anaknya dengan melakukan rujukan sesuai dengan indikasi guna
mendapatkan intervensi lebih lanjut. Selain itu perawat komunitas juga
dapat mengadvokasi para pemegang kebijakan di masyarakat baik key
person desa maupun tingkat keluharan dan kecamatan terkait
penyediaan tempat dan fasilitas bermain yang aman dan nyaman dalam
menunjang tumbuh kembang balita.
3. Prevensi Tersier
Prevensi tersier adalah suatu tindakan yang diberikan untuk rehabilitasi
atau meminimalkan dampak negatif akibat masalah kesehatan demi
mendapatkan pemulihan fungsi tubuh Pender, 1993 ; Edelman dan
Mendel, 1994 dalam Potter dan Perry, 2003). Target populasi pada level
preversi tersier ini adalah populasi yang sedang dalam tahap rehabilitasi
atau pemulihan. Pada level pencegahan tersier terkait masalah tumbuh
kembang ini perawat komunitas dapat berperan sebagai konselor bagi
keluarga, perawat mendengarkan keluhan klien secara objektiv,
memberikan umpan balik dan informasi, membantu klien dalam
menyelesaikan masalah serta mengindentifikasi sumber yang dimiliki
oleh klien. Dalam hal ini perawat komunitas dapat membentuk self help
grup (SHG dengan mengumpulkan keluarga yang memiliki balita dan
memfasilitasi kelompok tersebut agar saling mendukung dalam
mencapai tumbuh kembang balita yang optimal serta mampu
4

menyelesaikan permasalahan tumbuh kembang yang ditemukan pada


balita. Selain itu perawat komunitas juga dapat berperan sebagai
caregiver yaitu dengan membantu keluarga menstimulasi balita yang
mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
5
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN GUDANG
DESA SEGARAN KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO

Data tabel 3.1 Hasil Windshield Survey

I. Inti Komunitas Hasil Observasi


1. Sejarah Pada zaman dahulu terdapat kyai yang bernama KH.
Abdul Hamid (Bindereh Kemid) yang berasal dari
Madura, beliau berkelana hingga sampai di sebuah
hutan dimana hutan tersebut sangat lebat. Beliau
berhenti sejenak untuk melepaskan lelah karena sudah
berjalan begitu jauh, di tengah hutan beliau
menemukan sebuah kubangan air atau kolam yang
besar (segoro), karena merasa betah dan nyaman
akhirnya beliau mendirikan sebuah pondok di dekat
kolam tersebut dan akhirnya beliau memberikan nama
tempat tersebut dengan sebutan segoro dan sampai
sekarang lebih dikenal dengan nama Desa Segaran.
Dusun Gudang merupakan salah satu dari lima dusun
yang ada di Desa Segaran. Sebutan Dusun Gudang
sendiri diambil dari sebuah cerita pada zaman kolonial
belanda, dimana pada zaman tersebut ada seorang ratu
belanda yang bernama Ratu Elmina yang datang
pertama kali untuk membangun beberapa gudang
sebagai tempat penyimpanan berbagai macam
sembako untuk keperluan perang. Karena banyaknya
bangunan gudang di tempat tersebut maka munculah
sebuah penamaan Dusun Gudang.
2. Demografi Penduduk di wilayah Dusun Gudang terdiri dari balita,
anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Namun,
yang paling mendominasi adalah usia dewasa yang
merupakan usia produktif. Jumlah penduduk Dusun
Gudang berjumlah 256 KK dengan rincian penduduk
2

RT 001 berjumlah 79 KK, yang terdiri dari 128 jiwa


berjenis kelamin laki-laki dan 147 jiwa berjenis
kelamin perempuan. RT 002 berjumlah 49 KK, yang
terdiri dari 70 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 74
jiwa berjenis kelamin perempuan. RT 003 berjumlah
79 KK, yang terdiri dari 123 jiwa berjenis kelamin
laki-laki dan 137 jiwa berjenis kelamin perempuan. RT
004 berjumlah 46 KK, yang terdiri dari 97 jiwa
berjenis kelamin laki-laki dan 84 jiwa berjenis kelamin
perempuan. Sehingga total terdapat 860 jiwa penduduk
di Dusun Gudang.
3. Vital Statistik Di Dusung Gudang angka kelahiran lebih tinggi
daripada angka kematian dengan persentase angka
kelahiran 80% dan angka kematian 20 %.

4. Kelompok etnis Di Dusun Gudang mayoritas penduduknya bersuku


madura

5. Nilai dan keyakinan Di Dusun Gudang mayoritas penduduknya beragama


muslim.

II. Subsistem Hasil Observasi


1. Lingkungan fisik a. Bangunan
Di Dusun Gudang mayoritas adalah bangunan
dengan tipe permanen.
b. Arsitektur
Arsitektur rumah di Dusun Gudang bermacam-
macam antara satu rumah dengan rumah lainnya.
Jenis lantai bermacam-macam, seperti tanah,
semen, dan keramik. Masing-masing rumah
terdapat jendela dan mayoritas jarak antar rumah
yang satu dengan rumah yang lainnya berjarak jauh.
c. Keunikan Lingkungan
3

Lingkungan Dusun Gudang merupakan lingkungan


yang memiliki jumlah penduduk terpadat dan SDM
yang tinggi dibandingkan jumlah penduduk dusun
lain di Desa Segaran. Selain itu, banyak anak kos
yang keluar masuk di Dusun Gudang.
2. Pelayanan kesehatan Mayoritas penduduk Dusun Gudang jika sakit
memeriksakan kondisinya ke Puskesmas Tiris yang
terdapat di Desa Segaran, namun ada beberapa
penduduk yang memeriksakan kondisinya ke Praktik
Mandiri dokter maupun perawat. Di dusun Gudang
terdapat 1 puskesmas, 1 Bidan, 1 praktek mandiri.
Posyandu remaja di Dusun Gudang dilaksanakan
setiap satu bulan sekali di minggu ke 3.
3. Ekonomi Mayoritas penduduk di Dusun Gudang berprofesi
sebagai petani untuk laki-laki, sedangkan untuk wanita
mayoritas sebagai ibu rumah tangga. Namun ada juga
yang berprofesi sebagai kuli kayu, dan PNS. Kisaran
penghasilan penduduk di dusun Gudang < 1 juta per
bulan
4. Keamanan dan a. Transportasi
transportasi Mayoritas transportasi penduduk di Dusun Gudang
menggunakan kendaraan pribadi berupa motor.
Namun ada juga yang menggunakan mobil. Kondisi
jalan di Dusun Gudang sudah baik dan beraspal
b. Keamanan
Menurut Kepala Dusun Gudang kondisi lingkungan
saat ini cukup aman karena terdapat poskambling
dan kegiatan ronda setiap malam yang dilakukan
oleh warga dan bergantian.
c. Sanitasi
Dusun Gudang tidak memiliki bank sampah,
biasanya warga membuang sampah ke ladang
sendiri dan ada juga yang dibakar. Sumber air
penduduk mayoritas dari PDAM dan sebagian
besar penduduk di Dusun Gudang sudah memiliki
WC leher angsa.
5. Politik dan Pada tahun ini untuk sementara kegiatan PKK
pemerintahan diberhentikan karena terkendala biaya
6. Komunikasi Apabila ada pertemuan seperti posyandu, pemberian
vaksin, pemberian vitamin bagi balita biasanya
4

menggunakan alat komunikasi yang canggih seperti


handphone dan diberitahukan secara mulut ke mulut.
Penduduk juga mayoritas sudah memiliki televisi
sebagai media elektronik yang menyajikan informasi.
Untuk pertemuan ketika rapat biasanya diumumkan
melalui pesan singkat menggunakan handphone atau
melalui undangan dan biasanya juga pemberitahuan
dari rumah ke rumah. Selain itu, semua pemberitahuan
tentang suatu kegiatan juga diumumkan lewat speaker
di masjid atau musholla.
7. Pendidikan Di Dusun Segaran terdapat 1 PAUD, 1 TK, 1 SD, dan
6 TPQ.
8. Rekreasi Anak-anak biasanya bermain di rumahnya masing-
masing dan jalanan disekitar perkampungan, juga ada
yang bermain sepak bola. Para remaja biasanya
rekreasi dengan teman sebaya mereka ataupun belajar
bersama, ada juga yang mengikuti voli. Orang dewasa
di wilayah Dusun Gudang khususnya para ibu-ibu
biasanya memiliki kebiasaan pengajian, sedangkan
bapak-bapak biasanya rekreasi mereka dalam bentuk
kumpul bersama dengan para bapak-bapak yang lain
di warung kopi sambil bergurau dan berbincang-
bincang.
5

DATA UMUM

1. Proporsi Penduduk RT 01, 02, 03, 04 Dusun Gudang Desa Segaran


Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Usia
a. Jenis Kelamin

Gambar 3.1 Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin RT 01, 02, 03,
04 Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo tanggal 07-09 Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih
banyak daripada jumlah penduduk laki-laki.
6

b. Usia

Gambar 3.2 Proporsi penduduk berdasarkan usia di RT 01, 02, 03, 04


Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo tanggal 07-09 Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah presentase proporsi
penduduk terbanyak adalah penduduk usia dewasa (21-60 tahun).
7

2. Proporsi penduduk RT 01, 02, 03, 04 Dusun Gudang Desa Segaran


Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Berdasarkan Status
Perkawinan

Gambar 3.3 Proporsi penduduk RT 01, 02, 03, 04 Dusun Gudang Desa
Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo 07-09
Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah proporsi warga
berdasarkan status perkawinan sebagian besar adalah dengan status
kawin.
8

3. Proporsi penduduk RT 01, 02, 03, 04 Dusun Gudang Desa Segaran


Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Berdasarkan Agama

Gambar 3. 4 Proporsi penduduk berdasarkan Agama di RT 01, 02, 03,


04 Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
Probolinggo 07-09 Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan sebagian seluruh penduduk memeluk
Agama Islam.
4. Proporsi penduduk di RT 01, 02, 03, 04 Dusun Gudang Desa Segaran
Kecamatan Tiris Berdasarkan Suku
9

Gambar 3.5 Proporsi penduduk berdasarkan Agama di RT 01, 02, 03, 04


Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
Probolinggo 07-09 Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan bahwa seluruh penduduk RT 01, 02, 03,
04 Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
Probolinggo adalah Suku Madura.

5. Proporsi penduduk berdasarkan Pekerjaan di RT 01, 02, 03, 04 Dusun


Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo
10

Gambar 3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RT 01, 02, 03,


04 Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
Probolinggo tanggal 07-09 Desember 2020

Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk berprofesi


sebagai petani.

6. Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan di RT 01, 02, 03, 04


Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo
11

Gambar 3.7 Proporsi Penduduk berdasarkan penghasilan RT 01, 02, 03,


04 Kelurahan Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo
Kota Surabaya tanggal 14-18 Agustus 2018
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
penghasilan warga RW 08 berkisar antara 1 juta rupiah sampai dengan 3
juta rupiah.
7. Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Kesehatan di RT 01, 02, 03, 04
Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo

Gambar 3.8 Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan di RT 01, 02, 03,


04 Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
12

Probolinggo 07-09 Desember 2020


Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa 3 penyakit yang paling
banyak diderita di Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo adalah Hipertensi.

Data Primer dari Kuesioner


1. Proporsi Penduduk Pasangan usia subur Ber dasarkan Penggunaan
13

Alat Kontrasepsi

Gambar 3.9 Proporsi penduduk pasangan usia subur berdasarkan


penggunaan alat kontrasepsi di RT 01, 02 03, 04 Dusun
Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
Probolinggo 07-09 Desember 2020
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan usia subur
menggunakan alat kontrasepsi KB suntik sebanyak (40%), pil KB
sebanyak (20%), Implan (30%) dan steril sebanyak (10%).

2. Status Gizi Balita


14

Gambar 3.10 Proporsi status gizi di RT 01, 02, 03, 04 Dusun


Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo tanggal 07-09 Desember
2020
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar status gizi
balita menunjukkan status gizi baik

Resumme Forum Drup Discution ( FGD )


15

3.2. Wawancara Kader ( Jika Melakukan )

No Pertanyaan Jawaban
Nama Pernyataan

1. Ada berapa kasus


stunting di dusun gudang Sri wahyuni Ada 2
2. Gejala apa yang di alami
balita yang mengalami
stunting Sri wahyuni Berat badan di
bawah normal
3. Program apa saja yang di Pemberian PMT
laksanakan puskesmas Sri wahyuni kepada balita
untuk balita yang
mengalami stunting
4. Apakah ibu-ibu rutin
membawa balitanya ke Sri wahyuni Rutin
posyandu
5. Bagaimana pengetahuan Ibu masih belum
ibu tentang stunting Sri wahyuni paham tentang
stunting
6. Fakto- faktor apa saja Tidak di
yang menjadi pemicu Sri wahyuni berikannyanya asi
terjadinya stunting eklusif
16
BAB 4
ANALISIS DATA KESEHATAN KOMUNITAS DI DUSUN GUDANG DESA
SEGARAN KECAMATAN TIRIS

A. Analisa data
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan mulai 07-09 kepada
warga dusun gudang dengan perwakilan kader posyandu dan kepala dusun
dianalisis dan diperoleh diagnosa kesehatan komunitas, kemudian dilakukan
penapisan masalah untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan.
Data Subyektif Data Obyektif Masalah Keperawatan
Kategori Perilaku
1. Kader mengatakan 1. Terdapat tiga balita
Sub Kategori :
saat ini ada tiga yang timbangan berat
Penyuluhan dan
balita yang badan di bawah garis
Pembelajaran
mengalami stunting. merah ( usia 3 tahun
1. Kode D.10029286
kurang dari 10 kg)
2. Kader mengatakan Kurangnya
balita tampak tidak
mayoritas ibu-ibu pengetahuan tentang
tumbuh dan
tidak memberikan asi penyakit : Ibu Balita
berkembang
eksklusif pada di Dusun Gudang
sebagaimana mestinya.
balitanya Desa Segaran
2. Terdapat tiga balita Kecamatan Tiris
3. Ibu mengatakan saat
tampak kurus dengan Kabupaten
usia 2 bulan – 6
BB 10-11 kg. Probolinggo
bulan diberi makan
pisang dan bubur. 3. Terdapat tiga balita 2. Kode D.00099
dengan tinggi badan Ketidakefektifan
4. Ibu mengatakan pemeliharaan
79-91 cm.
setelah proses kesehatan : Ibu Balita
persalinan 4. Terdapat tiga balita di Dusun Gudang
menggunakan KB dengan kategori Desa Segaran
suntik 3 bulan dan pendek (Z-Score) <-2 Kecamatan Tiris
mplan. SD sampai dengan -3 Kabupaten
SD. Probolinggo
5. Ibu mengatakan
proses persalinan
dibantu oleh dukun
dan bidan yang
dilakukan di rumah.
6. Kader mengatakan
semua balita sudah
diberikan makanan
tambahan setiap 1
2

bulan sekali.
7. Kader mengatakan
semua balita
diberikan obat cacing
2 kali dalam setahun,
yaitu pada bulan
Februari dan bulan
Agustus.
B. Prioritas Masalah
Berdasarkan analisis data di atas, maka prioritas masalah
keperawatan komunitas di dusun Gudang RT 1,2,3,4 yaitu Stunting
C. Rencana Program Kerja
Pendidikan kesehatan tentang pencegahan Stunting
DATA ANAK STUNTING DI DUSUN GUDANG DESA SEGARAN KEC. TIRIS

No Nama Ibu Nama Anak ASI Eklusif Makanan Tambahan KB TB BB Proses


Persalinan
1 Ny. An. R √ √ Suntik 83 cm 10 kg Dukun &
Bidan
2 Ny. An. L - √ Implan 91 cm 11 kg Dukun &
Bidan
3 Ny. An. H - √ suntik 79 cm 10 kg Dukun &
Bidan
2

Anda mungkin juga menyukai