Disusun oleh :
Kelompok 2 :
1. ILVA INDRIYANI
2. NOVIA VINDAYANI
3. VIVIN ANDAYANI
4. LINA AUDYNA
5. SEPTI MAHARANI P.
6. SOFIA WAHYUNINGSIH
7. KHOLIFATUN NAZIRO
8. MOH. ALI HUMAIDI
9. MILAWATI
10. RIRIN NUR INDAH S.
11. SLAMET RIYADI
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Keperawatan
Kesehatan Komunitas di Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo, Periode I 07 Desember – 09 Desember 2020.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyusun asuhan
keperawatan komunitas di masyarakat dalam mencapai kompetensi
Program Ners pada Program Studi Pendidikan Ners Universitas Nurul
Jadid Probolinggo.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu hingga laporan akhir ini dapat terselesaikan. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Bapak Ns. Handono Fathkur Rohman, M. Kep, Sp. Kep. M.B.
selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
Program Studi Ilmu Keperawatan.
2. Bapak Zainal Munir, Ns., M. Kep selaku Kaprodi profesi Ners atas
semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam
menjalankan program praktik keperawatan komunitas.
3. Ibu S. Taurina, Ns,. M. Kep selaku dosen pembimbing atas semua
masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam menjalankan
program praktik keperawatan komunitas.
4. Ibu Vivin Nur Khafifah, M.Kes selaku dosen pembimbing atas
semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam
menjalankan program praktik keperawatan komunitas.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo yang telah
menberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan Program
Pendidikan Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas di Desa
Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.
6. Yusuf Abdul Ghoni, S. Kep. Ns., M.si selaku Kepala Puskesmas
ii
Tiris yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada kami
dalam melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan
Komunitas di Desa Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten
probolinggo.
7. Bapak Imron Rosadi Sp. MM selaku Camat Tiris, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan program
Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas di Desa Segaran
Kecamatan Tiris Kabupaten probolinggo.
8. H. Sadi selaku Kepala Desa Segaran yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menjalankan program Praktik
Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas Kelurahan Medokan
Semampir Kecamatan Sukolilo.
9. Ibu Arik.N.K., S.Kep., Ns, selaku pembimbing dari Puskesmas
Keputih yang telah memberikan bimbingan, masukan, nasehat,
saran, dan kritik dalam menjalankan program praktik keperawatan
komunitas.
10. Bapak Malud, selaku Kepala Dusun Gudang Desa Segaran dan
seluruh ketua RT beserta perangkatnya yang telah memberikan
dukungan dan bantuan secara moril serta materiil sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.
11. Seluruh Kader kesehatan dan warga Dusun Gudang Desa Segaran
yang telah menerima kehadiran mahasiswa praktik dan kerjasama
yang baik selama praktik profesi berlangsung.
12. Teman-teman Fakultas Kesehatan Program Profesi Ners, terutama
teman-teman yang praktik di Wilayah Desa Segaran atas dukungan,
semangat, dan kerjasama dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan akhir
ini.
Penulis berharap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan bagi dunia keperawatan pada khususnya.
Demi kesempurnaan laporan ini, dengan senang hati kami akan
menerima segala kritik dan saran yang membangun.
iii
Probolinggo, Desember 2020
iv
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup...............................................................................................3
1.5 Metode Pendekatan........................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Komunitas...............................................................................4
2.2 Program Posyandu Balita...............................................................................4
BAB III....................................................................................................................8
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN GUDANG DESA
SEGARAN KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO....................8
Data Primer dari Kuesioner................................................................................17
BAB 4....................................................................................................................20
ANALISIS DATA KESEHATAN KOMUNITAS DI DUSUN GUDANG DESA
SEGARAN KECAMATAN TIRIS........................................................................20
Analisa data........................................................................................................20
BAB 5....................................................................................................................21
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-
11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis
terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak
berusia 2 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke
dalam negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara
(Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
2017). Prevalensi stunting di Indonesia menurut data Riskesdas 2018 pada
balita masih 30,8 % dan pada Baduta 29,9%, sedangkan di Provinsi Jawa
Timur mempunyai prevalensi lebih tinggi dari angka nasional yaitu 32,81 %.
Sedangkan menurut data hasil Riskesdas Kabupaten Probolinggo menduduki
peringkat ke 5 untuk kasus stunting pada tahun 2018.
Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kekurangan gizi kronis
yang terjadi pada balita stunting disebabkan karena praktik pengasuhan yang
tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses ke makanan
bergizi, dan kurangnya akses ke air bersih.
Dampak dari gangguan pada masa bayi dan anak, khususnya stunting
dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif dan meningkatnya
risiko terhadap penyakit infeksi dan lebih lanjut kematian. Stunting juga
berhubungan dengan performa sekolah, bahkan, pada tingkat lanjut dapat
menurunkan tingkat produktivitas di masa dewasa.
Upaya dalam penanggulangan stunting pada anak balita adalah
dengan, peningkatan pola asuh, perbaikan pola makan, dan peningkatan akses
air bersih dan sanitasi. Usaha peningkatan pola asuh seperti memberikan
edukasi tentang stunting dapat meningkatkan pengetahuan orang tua yang
1
mempunyai anak stunting, sehingga diharapkan anak stunting ini bisa,
mengalami tumbuh kembang yang lebih baik lagi.
2
1
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas khususnya
kesehatan ibu dan anak diharapkan masyarakat RT 001, 002, 003, 004
Dusun Gudang Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dapat
meningkatkan kemampuannya untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan ibu dan anak yang optimal dalam pencegahan stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas, masyarakat dapat:
1. Untuk memberikan informasi tentang stunting dalam rangka
menurunkan angka kejadian stunting.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan anak secara
mandiri.
3. Meningkatkan dan menambah pengetahuan kader terhadap stunting.
4. Mengerti dan memahami tentang tumbuh kembang balita.
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada ibu dan
balita secara nyata kepada masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas pada ibu dan balita.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika pada ibu dan balita.
1. Bagi Masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada ibu dan
balita.
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan memahami
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang ada pada ibu dan balita.
3. Ibu balita mengetahui gambaran status kesehatan anaknya dan
2
c. Bagi Profesi
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
kondisi yang pulih kembali (Pender, 1993 ; Edelman dan Mendel, 1994
dalam Potter dan Perry, 2003). Target populasi pada level prevensi
sekunder ini adalah populasi yang telah mempunyai tand dan gejala
permasalahan kesehatan. Pada level pencegahan sekunder terkait
masalah tumbuh kembang balita ini perawat komunitas dapat
melakukan screenning atau melakukan deteksi secara dini
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindak lanjuti
setiap keluhan keluarga terhadap masalah tumbuh kembang balitanya.
Jika masalah tumbuh kembang tidak dapat diatasi, dalam hal ini
perawat dapat bertindak sebagai atvocate yaitu dengan menindak lanjuti
setiap keluhan orang tua terhadap permsalahan tumbuh kembang
anaknya dengan melakukan rujukan sesuai dengan indikasi guna
mendapatkan intervensi lebih lanjut. Selain itu perawat komunitas juga
dapat mengadvokasi para pemegang kebijakan di masyarakat baik key
person desa maupun tingkat keluharan dan kecamatan terkait
penyediaan tempat dan fasilitas bermain yang aman dan nyaman dalam
menunjang tumbuh kembang balita.
3. Prevensi Tersier
Prevensi tersier adalah suatu tindakan yang diberikan untuk rehabilitasi
atau meminimalkan dampak negatif akibat masalah kesehatan demi
mendapatkan pemulihan fungsi tubuh Pender, 1993 ; Edelman dan
Mendel, 1994 dalam Potter dan Perry, 2003). Target populasi pada level
preversi tersier ini adalah populasi yang sedang dalam tahap rehabilitasi
atau pemulihan. Pada level pencegahan tersier terkait masalah tumbuh
kembang ini perawat komunitas dapat berperan sebagai konselor bagi
keluarga, perawat mendengarkan keluhan klien secara objektiv,
memberikan umpan balik dan informasi, membantu klien dalam
menyelesaikan masalah serta mengindentifikasi sumber yang dimiliki
oleh klien. Dalam hal ini perawat komunitas dapat membentuk self help
grup (SHG dengan mengumpulkan keluarga yang memiliki balita dan
memfasilitasi kelompok tersebut agar saling mendukung dalam
mencapai tumbuh kembang balita yang optimal serta mampu
4
DATA UMUM
Gambar 3.1 Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin RT 01, 02, 03,
04 Dusun Gudang Desa Segaran Kecamatan Tiris
Kabupaten Probolinggo tanggal 07-09 Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih
banyak daripada jumlah penduduk laki-laki.
6
b. Usia
Gambar 3.3 Proporsi penduduk RT 01, 02, 03, 04 Dusun Gudang Desa
Segaran Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo 07-09
Desember 2020
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah proporsi warga
berdasarkan status perkawinan sebagian besar adalah dengan status
kawin.
8
Alat Kontrasepsi
No Pertanyaan Jawaban
Nama Pernyataan
A. Analisa data
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan mulai 07-09 kepada
warga dusun gudang dengan perwakilan kader posyandu dan kepala dusun
dianalisis dan diperoleh diagnosa kesehatan komunitas, kemudian dilakukan
penapisan masalah untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan.
Data Subyektif Data Obyektif Masalah Keperawatan
Kategori Perilaku
1. Kader mengatakan 1. Terdapat tiga balita
Sub Kategori :
saat ini ada tiga yang timbangan berat
Penyuluhan dan
balita yang badan di bawah garis
Pembelajaran
mengalami stunting. merah ( usia 3 tahun
1. Kode D.10029286
kurang dari 10 kg)
2. Kader mengatakan Kurangnya
balita tampak tidak
mayoritas ibu-ibu pengetahuan tentang
tumbuh dan
tidak memberikan asi penyakit : Ibu Balita
berkembang
eksklusif pada di Dusun Gudang
sebagaimana mestinya.
balitanya Desa Segaran
2. Terdapat tiga balita Kecamatan Tiris
3. Ibu mengatakan saat
tampak kurus dengan Kabupaten
usia 2 bulan – 6
BB 10-11 kg. Probolinggo
bulan diberi makan
pisang dan bubur. 3. Terdapat tiga balita 2. Kode D.00099
dengan tinggi badan Ketidakefektifan
4. Ibu mengatakan pemeliharaan
79-91 cm.
setelah proses kesehatan : Ibu Balita
persalinan 4. Terdapat tiga balita di Dusun Gudang
menggunakan KB dengan kategori Desa Segaran
suntik 3 bulan dan pendek (Z-Score) <-2 Kecamatan Tiris
mplan. SD sampai dengan -3 Kabupaten
SD. Probolinggo
5. Ibu mengatakan
proses persalinan
dibantu oleh dukun
dan bidan yang
dilakukan di rumah.
6. Kader mengatakan
semua balita sudah
diberikan makanan
tambahan setiap 1
2
bulan sekali.
7. Kader mengatakan
semua balita
diberikan obat cacing
2 kali dalam setahun,
yaitu pada bulan
Februari dan bulan
Agustus.
B. Prioritas Masalah
Berdasarkan analisis data di atas, maka prioritas masalah
keperawatan komunitas di dusun Gudang RT 1,2,3,4 yaitu Stunting
C. Rencana Program Kerja
Pendidikan kesehatan tentang pencegahan Stunting
DATA ANAK STUNTING DI DUSUN GUDANG DESA SEGARAN KEC. TIRIS