Dharma Wanita adalah sebuah organisasi yang beronggatakan istri Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Dharma Wanita ditetapkan pada tanggal 7 Desember 1999 pada sebuah rapat
nasional. Tujuan utama dari pendirian Dharma Wanita adalah meningkatkan kualitas sumber
daya anggota keluarga PNS untuk mencapai kesejahteraan nasional. Sebagai organisasi yang
diusung untuk tujuan bersama, Dharma Wanita memiliki tugas pokok yaitu “Membina
anggota, memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan, meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan, menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, serta meningkatkan
kepedulian sosial dan melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti
luhur”. Anggota organisasi Dharma Wanita adalah semua istri PNS di Indonesia yang
meliputi istri PNS, istri pejabat negara bidang pemerintahan, istri pensiunan dan janda PNS,
istri pegawai BUMN atau BUMD, istri pensiunan atau janda pegawai BUMN atau BUMD,
istri kepala perwakilan Indonesia di luar negeri, istri perangkat pemerintah desa, istri TNI,
istri POLRI, dan pensiunan PNS wanita.
Kelahiran organisasi Dharma wanita pertama kali pada tanggal 5 Agustus 1974 berazaskan
Pancasila berdasarkan UUD 1945 berpedoman kepada GBHN ( Garis Besar Haluan Negara ).
Organisasi ini didirikan oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI saat itu, Amir Machmud, atas
prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu Dharma Wanita
beranggotakan para istri Pegawai Negeri Sipil, anggota ABRI yang dikaryakan, dan
pegawai BUMN.
Pada Era Reformasi, tahun 1998, organisasi wanita ini melakukan perubahan mendasar.
Tidak ada lagi muatan politik dari pemerintah, Dharma Wanita menjadi organisasi sosial
kemasyarakatan yang netral dari politik, independen, dan demokratis.
Nama Dharma Wanita kemudian berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan. Penambahan
kata ‘Persatuan’ disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional, di bawah
kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Perubahan organisasi ini tidak terbatas
pada penambahan kata ‘Persatuan’ namun juga berubah menjadi organisasi yang mandiri dan
demokratis.
Dharma Wanita sebagai organisasi istri Pegawai Negeri Sipil mempunyai peran strategis
untuk meningkatkan peran perempuan terutama melakukan pengawasan dan pembinaan pola
asuh dan tumbuh kembang anak. Sehingga, generasi penerus bangsa bisa terhindar dari hal-
hal yang bersifat negatif.
Pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Dharma Wanita yang diselenggarakan
pada tanggal 6-7 Desember 1999, seluruh rancangan Anggaran Dasar disahkan dan
menetapkan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan terpilih, Ny. Dr. Nila F Moeloek.
Pokok-pokok perubahan organisasi Dharma Wanita yang ditetapkan pada Munaslub,
antara lain :
Sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) perempuan terbesar di Indonesia, sudah
selayaknya DWP memiliki standing position dan mengambil peran strategis dalam konstalasi
pembangunan nasional. Sebagaimana ormas lainnya, DWP memiliki peluang untuk berkiprah
lebih luas dengan mengoptimalkan peran sertanya sebagaimana yang dijamin oleh
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan. Pada sisi lain, dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Dharma Wanita Persatuan tentunya perlu
menyelaraskan diri dengan tuntutan perubahan lingkungan strategisnya.
Bagian Organisasi dalam rangka pembinaan ke dalam Istri karyawan 82 Orang, Istri
Pensiunan 3 Orang dan Karyawati 71 Orang. Penataan Organisasi menyusun Kepengurusan
Mnasa Bhakti 2014-2019, menyusun Rencana Kerja, menyusun program kerja dan
penyelenggaraan perayan HUT Dharma Wanita Persatuan BAPPEDA Prov. Jateng.