Anda di halaman 1dari 30

SOSIALISASI ANGGARAN DASAR DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA


HASIL MUNAS IV DWP NOMOR: 05/MN/IVDWP/XII/2019

DHARMA WANITA PERSATUAN


TAHUN 2022
5 AGUSTUS 1974

DHARMA WANITA DIBENTUK

MUNAS KE V TAHUN 1998

DHARMA WANITA BERAKHIR

MUNASLUB 6-7 DES 1999

LAHIR DHARMA WANITA PERSATUAN : TAHUN 1999

Banyak Perubahan AD Dan ART


MUNAS KE IV 11-12 DES 2019 Sesuai Dengan Dinamika Dan
Kebutuhan Organisas

5
DHARMA WANITA PERSATUAN : 23 TAHUN
MAKSUD DAN TUJUAN SOSIALISASI
1.Penyamaan persepsi dalam memahami dan melaksanakan
AD/ART
2.Optimalisasi sinergitas antar tingkat kepengurusan untuk
melaksanakan tugas pokok untuk mewujudkan tujuan DWP.
3.Penguatan peran DWP dalam meningkatkan kesejahteraan
anggota dan keluarganya khususnya serta masyarakat pada
umumnya .

2
MATERI POKOK SOSIALISASI AD/ART

TUJUAN DWP PENASIHAT

TUGAS POKOK & FUNGSI DWP MUSYAWARAH & RAPAT

VISI & MISI DWP ATRIBUT

KEANGGOTAAN SUMBER KEUANGAN

SUSUNAN ORGANISASI PENYELESAIAN


PERSELISIHAN
KEPENGURUSAN KETENTUAN LAIN-LAIN

2
KEPENGURUSAN

WILAYAH KEJA MASA BAKTI & PAW

TUGAS & WEWENANG LARANGAN & SANKSI


STRUKTUR KEPENGURUSAN
BERHENTI SEBGAI PENGURUS
JABATAN KETUA EX OFFICIO

2
DWP
TUJUAN terwujudnya kesejahteraan anggota dan keluarganya, pada khususnya, serta masyarakat,
pada umumnya, melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota,untuk mendukung
tercapainya tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1. melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia yang
TUGAS bertakwa kepada Tuhan YME berkepribadian, serta berbudi pekerti yang luhur;
POKOK 2. membina anggota dalam memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan, meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan, menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai
pihak, serta meningkatkan kepedulian sosial.

sebagai wadah pembinaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan yang berkaitan
FUNGSI dengan pelaksanaan tugas pokok organisasi

Menjadi organisasi istri ASN yang profesional untuk memperkuat peran perempuan dalam
VISI pembangunan keluarga dan pembangunan nasional

1. mewujudkan SDM DWP yang berkompeten & berdaya saing global;


2. mewujudkan kesejahteraan anggota, keluarga & masyarakat melalui pedidikan,
MISI ekonomi dan sosial budaya;
3. memantapkan kolaborasi multipihak dalam pelaksanaan program kerja DWP; dan
4. mengembangkan sistem informasi manajemen DWP.

DIWUJUDKAN DALAM PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN


DWP
TUJUAN
ASAS : PANCASILA DASAR : UUD 1945

TUGAS POKOK
DWP adalah organisasi kemasyarakatan non
partisipan, bebas dari pengaruh dan intervensi
golongan serta partai politik manapun yang FUNGSI
menghimpun dan membina istri pegawai ASN
dengan kegiatan di bidang pendidikan, ekonomi
dan sosial budaya. VISI

MISI
PROGRAM KERJA

1. MEMFOKUSKAN KEPADA PERAN DOMESTIK YATU MEMPERKUAT KAPASITAS ANGGOTA DAN KETAHANAN KELUAGA ASN.
2. BERPERAN PADA SEKTOR PUBLIK YAITU DALAM BIDANG KETAHANAN KELUARGA SECARA UMUM DAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
3. MENGACU PADA RENCANA STRATEGIK DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2020-2024 HASIL MUNAS.
4. DISESUAIKAN DENGAN SITUASI, KONDISI DAN KEBUTUHAN MASING-MASING ORGANISASI.
5. SASARAN PROKER DIFOKUSKAN PADA WILAYAH KERJA MASING-MASING
ANGGOTA DWP
ANGGOTA BIASA ANGGOTA LUAR BIASA ANGGOTA KEHORMATAN

a. istri pegawai ASN;


b. istri anggota TNI & istri
purnawirawan TNI serta istri perempuan yang
anggota POLRI & istri mempunyai minat
dan keahlian pada perempuan
purnawirawan POLRI yg bertugas yang berjasa
di lingkungan instansi sipil; bidang
kegiatan/program besar pada
c. istri pensiunan & janda ASN; DWP
d. pegawai ASN perempuan & DWP serta dapat
pensiunan pegawai ASN yg berkontribusi
menyatakan diri bersedia mjd positif bagi
anggota; organisasi
e. istri Kepala perwakilan RI di luar
negeri;
f. istri pejabat negara dibidang
kepemerintahan;
g. istri staf ahli di kementerian;
h. istri pegawai & istri pensiunan
serta janda pegawai PTNBH.
HAK ANGGOTA LUAR BIASA KEWAJIBAN ANGGOTA
HAK ANGGOTA BIASA
& ANGGOTA KEHORMATAN

a. memberikan pendapat
dan saran; a. menjunjung tinggi
b. memilih dan dipilih a. memberikan pendapat kehormatan bangsa,
menjadi pengurus; dan dan saran; negara, & Pemerintah RI;
c. memperoleh manfaat & b. memperoleh manfaat b. menjaga persatuan &
pengayoman dari dari organisasi. kesatuan serta
organisasi. memelihara nama baik
organisasi;
c. menaati & melaksanakan
ketentuan organisasi;
d. berpartisipasi aktif dalam
kegiatan organisasi.
S U S U N A N O RG A N I S A S I D W P
UP
a. DWP IPP;
DWP PUSAT PENGURUS DWP PUSAT
b. DWP PROVINSI
UP a. DWP unit kerja pada DWP IPP
DWP IPP PENGURUS DWP IPP
b. DWP PTNBH yang berdomisili di
lintas provinsi.

UP a. DWP Instansi Pemda Provinsi;


DWP PROVINSI PENGURUS DWP PROVINSI b. DWP Kab/DWP Kota;
c. DWP Instansi Vertikal di provinsi; dan
d. DWP PTNBH yang berdomisili di lintas
kabupaten/kota.

a. DWP Instansi Pemda Kab/Kota;


UP b. DWP kecamatan;
DWP KAB/KOTA PENGURUS DWP KAB/KOTA c. DWP Instansi Vertikal di kab/kota;
d. DWP Instansi Pemda Prov di kab/kota;
e. DWP PTNBH yg berdomisili di kab/kota.
UP a. DWP unit kerja pada kecamatan
DWP KECAMATAN PENGURUS DWP KECAMATAN b. DWP Kelurahan

PENGURUS DWP KELURAHAN


DWP KELURAHAN
W I L AYA H K E R JA P E N G U RU S D W P

seluruh wilayah Negara Republik Indonesia (NASIONAL) dan


DWP PUSAT Perwakilan RI di luar negeri.

DWP IPP unit kerja Instansi Pemerintah masing-masing yang berada di


tingkat Pusat.

unit kerja Instansi Pemerintah masing-masing yang berada di


DWP PROVINSI provinsi.

DWP KAB/KOTA unit kerja Instansi Pemerintah masing-masing yang berada di


kabupaten/kota.

DWP KECAMATAN Wilayah kecamatan

DWP KELURAHAN Wilayah kelurahan


T U G A S DA N W E WE N A N G P E N G U RU S D W P
a. menetapkan kebijakan umum organisasi pada tingkat nasional, sesuai
PENGURUS DWP PUSAT dengan AD, ART, keputusan Munas, dan hasil rakernas;
b. mengesahkan organisasi DWP IPP dan DWP Provinsi;
c. mengesahkan ketua dan pengurus DWP IPP dan DWP Provinsi;
d. menetapkan dan melaksanakan program kerja dan kegiatan sesuai dengan
AD, ART, keputusan Munas, dan hasil rakernas;
e. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan umum yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan oleh Unsur Pelaksana DWP Pusat; dan
f. melakukan pembinaan organisasi dalam bentuk petunjuk pelaksanaan tata
kerja dan program kerja serta bentuk pembinaan lain sesuai kebutuhan.

a. menetapkan kebijakan organisasi sesuai dengan AD, ART, keputusan Munas,


DWP IPP dan rakernas, serta kebijaksanaan pengurus DWP 1 (satu) tingkat diatasnya;
b. mengesahkan organisasi, ketua DWP, dan pengurus satu tingkat di bawahnya;
DWP PROVINSI c. melaksanakan pembinaan organisasi pada UP DWP di wilayah kerjanya;
d. menetapkan dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan sikon;
DWP KAB/KOTA e. mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada organisasi satu
tingkat di atasnya; dan
f. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh UP
DWP KECAMATAN DWP di wilayah kerjanya.

a. menetapkan kebijakan organisasi


DWP KELURAHAN b. menetapkan dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan sikon
c. mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada organisasi satu
tingkat di atasnya.
TUJUAN & TUGAS
POKOK DWP PROGRAM KERJA DWP

SINERGITAS TINGKAT KEPENGURUSAN


SESUAI WILAYAH KERJANYA

5
P E N G U RUS D W P

a. ketua; dijabat ex officio

DWP IPP, DWP b. wakil ketua;


c. sekretaris;
PROVINSI, DWP d. bendahara; Dipilih & ditetapkan
KAB/KOTA, DWP e. ketua bidang; dan oleh Ketua DWP dari
KECAMATAN, DAN f. anggota bidang. isteri ASN/ASN
perempuan & disahkan
DWP KELURAHAN. oleh pengurus satu
tingkat di atasnya
KETUA D WP

KETUA UMUM DWP istri Menpan & RB.

istri sekretaris jenderal/ sekretaris kementerian


KETUA DWP IPP koordinator/sekretaris kementerian/sekretaris utama
atau istri pejabat tertinggi instansi pemerintah yang
melaksanakan fungsi kesekretariatan yang ditetapkan
dalam rapat anggota & disahkan oleh ketua DWP Pusat.

KETUA DWP PROVINSI istri sekda provinsi

KETUA DWP KAB/KOTA istri sekda kab/kota


EX OFFICIO
KETUA DWP KECAMATAN istri camat

KETUA DWP KELURAHAN istri lurah


Lanjutan KETUA D WP

KETENTUAN TENTANG KETENTUAN JIKA PIMPINAN


KEPALA LPNK DIJABAT ASN INSTANSI DIJABAT PEREMPUAN

KETENTUAN JIKA PIMPINAN


INSTANSI DIJABAT PLT/PENJABAT
LARANGAN ANGGOTA & PENGURUS DWP
a. melakukan tindakan permusuhan terhadap suku,
agama, ras dan golongan;
b. melakukan penyalahgunaan, penistaan atau
penodaan terhadap agama yang dianut di
Indonesia;
c. melakukan kegiatan separatis yang mengancam
kedaulatan NKRI
d. melakukan tindakan yang menyebabkan SANKSI:
disintegrasi bangsa; atau BERAKHIR KEANGGOTAAN/
e. melakukan tindakan kekerasan, mengganggu BERHENTI SEBAGAI
ketentraman & ketertiban umum atau merusak PENGURUS
fasilitas umum dan fasilitas sosial;
f. anggota biasa DWP yang menjadi
anggota/pengurus partai politik dilarang menjadi
pengurus DWP dan/atau membawa aspirasi partai
politiknya ke dalam lingkungan organisasi;
g. anggota luar biasa dan anggota kehormatan DWP
yang menjadi anggota/pengurus partai politik
dilarang membawa aspirasi politiknya ke dalam
lingkungan organisasi.
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN BERHENTI SEBAGAI PENGRUS
MASA BAKTI PENGGANTI ANTAR WAKTU (PAW)

a. Jika ada pergantian ketua DWP pada


masa baktinya maka ditetapkan PAW
a. Masa bakti pengurus pada semua
ketua DWP.
tingkatan kepengurusan adalah 5 (lima)
b. Jika ada pergantian pengurus pada
tahun, dimulai dari Munas s/d Munas
masa baktinya maka ditetapkan PAW
berikutnya.
pengurus.
b. ketua DWP dapat mengganti
c. PAW disahkan oleh pengurus DWP satu
kepengurusan.
tingkat di atasnya.
SERAH TERIMA KETUA DWP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KETUA DWP

Pergantian ketua DWP diikuti  ketua DWP menyampaikan laporan


dengan serah terima jabatan yang pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
dituangkan dalam berita acara dan dan wewenangnya dalam rapat anggota
ditandatangani oleh Ketua DWP untuk DWP IPP dan dalam Musprov utk
yang lama dan Ketua DWP yang DWP Provinsi.
baru, disertai dengan penyerahan  Ketua DWP IPP dan Provinsi melaporkan
buku memori pertanggungjawaban kegiatan organisasi kepada pengurus DWP
dan disaksikan oleh penasihat DWP Pusat paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
masing-masing tahun.
PENASIHAT MASING-MASING DWP IPP
a. Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, Ketua BPK, Ketua MA, Ketua KY, Ketua MK, Menteri dan
wakil menteri, kepala lembaga pemerintah non kementerian, pemimpin lembaga nonstruktural,
atau kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
b. istri Ketua MPR, istri Ketua DPR, istri Ketua DPD, istri Ketua BPK, istri Ketua MA, istri Ketua
KY, isteri Ketua MK, istri Menteri dan wakil Menteri, istri kepala lembaga pemerintah non
kementerian yang dijabat oleh non ASN, dan istri pemimpin Lembaga nonstruktural yang
dijabat oleh non ASN dan
c. sekjen MPR, sekjen DPR, sekjen DPD, sekjen BPK, sekjen MA, sekjen MK, sekjen KY, sekjen
kementerian/sekretaris kementerian koordinator/sekretariskementerian/sekretaris utama
kementerian, sekretaris utama lembaga pemerintah non kementerian, atau sekretaris lembaga
nonstruktural;
PENASIHAT MASING-MASING DWP IPP :
KEPMENTERIAN
a. Menteri dan wakil Menteri (kalau ada),
b. istri Menteri dan wakil Menteri, (kalau ada)
c. sekjen kementerian/sekretaris kementerian koordinator/sekretariskementerian/sekretaris
utama kementerian,
PENASIHAT UNIT PELAKSANA DWP:
Pimpinan Tertinggi Pada Unit Kerja Instansi PENASIHAT DWP PTNBH : REKTOR PTNBH
Pemerintah Yang Bersangkutan.

PENASIHAT DWP PROVINSI:


a. gubernur dan wakil gubernur; PENASIHAT DWP KECAMATAN: CAMAT
b. istri gubernur dan istri wakil gubernur; dan
c. sekda provinsi;

PENASIHAT DWP KABUPATEN/KOTA PENASIHAT DWP KELURAHAN: LURAH


a. bupati/walikota & wakil bupati/wakil walikota;
b. istri bupati & wakil bupati/walikota dan wakil
walikota; dan
c. sekda kabupaten/sekda kota;
a. MUNAS
MUSYAWARAH b. MUNASLUB
c. MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA)

RAPAT DWP a. RAPAT ANGGOTA;


b. RAPAT KERJA;
c. RAPAT PENGURUS; DAN
d. RAPAT KOORDINASI.
TINDAK LANJUT MUNAS

a. Pengurus pada semua tingkatan wajib melaksanakan rapat anggota,


musyawarah provinsi dan musyawarah kabupaten/ kota paling lambat
6 (enam) bulan sejak putusan Munas ditetapkan.
b. Pengurus DWP pada semua tingkatan disahkan paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak putusan Munas ditetapkan oleh pengurus 1 (satu) tingkat
di atasnya.
c. Dalam keadaan tertentu, pengesahan kepengurusan dapat
dilaksanakan di luar ketentuan tsb di atas setelah mendapat
persetujuan dari Ketua Umum DWP.
d. Kepengurusan yang belum melaksanakan serah terima jabatan pada
akhir tahun berjalan tetap harus membuat dan mengesahkan program
kerja untuk satu tahun kedepan terhitung tanggal 1 Januari s.d. 31
Desember.
TINDAK LANJUT MUNAS

Ketua DWP dan pengurus DWP, serta Ketua


Unsur Pelaksana DWP dan pengurus Unsur
Pelaksana DWP yang disahkan setelah Munas
dikukuhkan oleh Pengurus DWP 1 (satu)
tingkat di atasnya dan disaksikan oleh
Penasihat DWP di wilayah kerja masing-
masing.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN PEMBUBARAN ORGANISASI
 Pembubaran organisasi DWP ditetapkan dalam
 Apabila Terjadi perselisihan internal Keputusan Munaslubyang secara khusus diselenggarakan
antar pengurus dan anggota, akan untuk itu setelah Pemimpin DWP Pusat melakukan
diselesaikan secara musyawarah dan konsultasi dengan Pelindung, Penasihat Utama, Dewan
mufakat. Kehormatan, dan Dewan Penasihat serta memperhatikan
 Dalam hal tidak tercapai mufakat, usul dari Ketua Unsur Pelaksana DWP Pusat.
dapat meminta pemerintah untuk  Jika DWP dibubarkan, status kekayaan organisasi
memfasilitasi mediasi. ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh setiap pengurus
 Dalam hal mediasi tidak mencapai DWP pada semua tingkatan dengan memperhatikan
kesepakatan, perselisihan kebijakan yang di tetapkan oleh DWP Pusat.
diselesaikan sesuai dengan peraturan  Pembubaran organisasi pada unsur pelaksana dapat
perundang-undangan dilakukan jika organisasi kedinasan dibubarkan dan
organisasi kedinasan dilikuidasi.
 Dalam hal organisasi unsur pelaksana dibubarkan, status
kekayaan organisasi di tetapkan lebih lanjut oleh
pengurus DWP ybs,dengan berdasarkan hasil
musyawarah anggota dan memperhatikan kebijakan
yang ditetapkan oleh pengurus DWP satu tingkat di
atasnya.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KUORUM
 Pengambilan keputusan dalam Munas, Munaslub,
 Munas, Munaslub, Musda, dan rapat anggota Musda dan rapat anggota dilakukan dengan cara
adalah sah jika memenuhi kuorum. musyawarah untuk mufakat.
 Kuorum terpenuhi, jika Munas, Munaslub, Musda  Jika cara pengambilan keputusan musyawarah
& rapat anggota dihadiri oleh lebih dari separuh utk mufakat tidak terpenuhi cara
jumlah peserta. penyelesaiannya diserahkan kepada ketua umum
 Jika kuorum sebagaimana dimaksud pada tidak DWP untuk Munas & Munaslub, serta diserahkan
terpenuhi maka penyelesaiannya diserahkan kepada ketua DWP ng bersangkutan untuk Musda
kepada ketua umum DWP untuk Munas dan dan rapat anggota.
Munaslub, serta diserahkan kepada ketua DWP  Setiap keputusan Munas, Munaslub, Musda dan
ybs untuk Musda dan rapat anggota. rapat anggota bersifat mengikat bagi semua
anggota dan pengurus DWP.
ATRIBUT DWP :
a. lambang, SUMBER KEUANGAN:
b. vandel,
a. iuran anggota;
c. Bendera olah raga;
b. bantuan pemerintah;
d. papan nama,
c. sumbangan lain yang tidak mengikat;
e. lencana,
d. usaha lain yang sah.
f. himne,
g. mars, dan
h. pakaian seragam.
KETENTUAN LAIN-LAIN

a. Tata kerja dan pelaksanaan program kerja DWP diatur dalam Petunjuk
Pelaksanaan Tata Kerja DWP dan Petunjuk Pelaksanaan Program
Kerja DWP yang ditetapkan oleh Ketua umum DWP.

b. Perubahan ART dapat dilakukan oleh Pengurus DWP Pusat jika


terdapat hal-hal yang dipandang perlu atau perkembangan keadaan
yang mempengaruhi organisasi DWP.

c. Jika suatu ketentuan dalam AD dan ART belum diatur atau


menimbulkan perbedaan penafsiran, penyelesaiannya diputuskan oleh
pengurus DWP Pusat.

d. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan diatur lebih lanjut oleh
Pengurus DWP Pusat.

Anda mungkin juga menyukai