Proposal Penelitian Jeffry
Proposal Penelitian Jeffry
Proposal Penelitian
OLEH :
JEFFRY SILALAHI
5171151009
FAKULTAS TEKNIK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil penelitian juga melaporkan bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan
dalam memahami materi perkuliahan yang diberikan secara daring. Bahan ajar biasa
disampaikan dalam bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara menyeluruh oleh
mahasiswa (Sadikin, A., & Hakim, N., 2019). Mereka berasumsi bahwa materi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari paparan data diatas yaitu meskipun dalam
kondisi yang mendesak, setiap permasalahan selalu ada solusi atau jalan keluarnya. Jalan
keluarnya dibuktikan dengan pemanfaatan jejaring online dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran sehingga tidak ada kata libur sekolah meski pandemi virus covid-19 sedang
menghantui negara kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran berbasis daring terbukti efektif berdasarkan pengalaman
siswa?
2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan
multimedia pembelajaran pada saat pandemic covid-19?
3. Bagaimana cara siswa untuk dapat memanfaatkan daring berbasis multimedia di
pandemic saat ini ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kelebihan dan kekurangan.
2. bagaimana pembelajaran multimedia pada saat situasi pandemi covid19
3. mengetahui keaktifan siswa dalam belajar daring pada saat situasi saat ini
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan
sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan
sebagai daya penggerak dari dalam bagi subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
untuk suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” tersebut, motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang aktif mendorong seseorang melakukan sesuatu (Sardiman A.M, 2012:
75). Menurut Kompri (2015: 3) motivasi adalah kekuatan atau energi seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik). Menurut Oemar Hamalik (2011: 27) belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Dalam proses pembelajaran,
motivasi belajar merupakan penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar.
Fungsi Motivasi Belajar Motivasi mempunyai fungsi pada diri seseorang. Dengan
adanya motivasi maka seseorang dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Sardiman A.M (2012: 85) menyebutkan tiga fungsi motivasi dalam belajar yaitu: 1)
Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu motivasi sebagai motor penggerak dari setiap
kegiatan yang dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yaitu motivasi
menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dan
menyingkirkan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Selanjutnya Hamzah B. Uno (2014: 9) menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar
adalah sebagai berikut:
3) Menentukan tindakan apa yang harus dilakukan Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
motivasi belajar memiliki fungsi untuk menggerakkan, mendorong, mengarahkan, dan
menyeleksi aktivitas-aktivitas siswa untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses
pembelajaran.
Sardiman A.M (2012: 86-91) menyebutkan macam-macam motivasi belajar dilihat dari
berbagai sudut pandang, yaitu:
Motif-motif Bawaan Motif bawaan adalah motif yang ada sejak lahir, jadi motivasi ini ada
dalam diri seseorang tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan dan minum. Motif-
motif yang dipelajari Motif yang dipelajari adalah motif-motif yang muncul karena
dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar dan dorongan untuk mengajar.
Media Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (ARisto, 2003 : 9). AECT
(Association Of Educational and Communication Technology) mengatakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang digunakan orang, untuk menyalurkan pesan: Gagne
mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang mereka untuk belajar; Briggs mengartikan media sebagai alat untuk
memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar (Aristo, 2003 : 10). Media
menurut Heinich et al. (1996 : 8) adalah saluran komunikasi, misalnya film, diagram,
cetakan, komputer, dan instruktur. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran dan
kegiatan lain seperti seminar, rapat, dan ceramah. Berdasarkan pendapat dari para ahli
tersebut ada persamaan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan perhatian. Pembelajaran menurut Shulman (1986, p.9) yang dikutip oleh
Elliott et al. (2000 : 12), adalah ... the way of representing and formulating the subjects that
make it comprehensible to others, and an understanding of what makes the learning of
specific topics easy or difficult; the conceptions and preconceptions that student of different
ages and backgrounds, bring with them to the learning of those most frequently taught
topics and lesson. Media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1982 : 12), ialah sebagai
alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, clan
minat serta motivasi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief S.
Sadiman, et al.1996:6).
2.7. E-learning
Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar
yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu
definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley,
2001] yang menyatakan: “e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain." Dalam Glossary of e-Learning Terms
[Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: “e-Learning adalah
sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.” xlix
Dari puluhan atau bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning.
METODE PENELITIAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pembelajaran daring membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti
laptop, komputer, smartphone dan jaringan internet. Hal itulah yang menjadi salah satu
tantangan untuk melakukan pembelajaran daring. Namun seorang siswa meskipun tidak
semua memiliki laptop atau komputer, sebagian besar mereka memiliki smartphone.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :