Anda di halaman 1dari 13

PERAN AKTIF PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA

BERBASIS MULTIMEDIA PROSES PEMBELAJARAN DARING DI


SEKOLAH SMK N 9 MEDAN SELAMA PANDEMI COVID-19

Proposal Penelitian

OLEH :

JEFFRY SILALAHI

5171151009

PROGRAM STUDY S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA


DAN COMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 telah


memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kemudahan
akses teknologi telah digunakan oleh para pengajar untuk memudahkan proses
pembelajaran. Akses teknologi juga mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak
ditemukannya teknologi internet, hampir segalanya menjadi mungkin dalam dunia
pendidikan. Saat ini peserta didik dapat belajar kapan pun dan tidak hanya dimana saja
tetapi sekaligus kapan saja dengan fasilitasE-learning. E-learning kini semakin dikenal
sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju
maupun di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia. Banyak orang
menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk e-learning namun pada prinsipnya e-
learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan
aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran. Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan
bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian
pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas
tradisional. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan
mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet
(Kuntarto, E. (2017). Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan
dukungan perangkatperangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop,
komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan
saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013).

Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian


belajar (self regulated learning). Penggunaan aplikasi on line mampu meningkatkan
kemandiri belajar menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih bersifat berpusat pada
siswa yang menyebabkan mereka mampu memunculkan tanggung jawab dan otonomi
dalam belajar (learning autuonomy). Belajar secara daring menuntut mahasiswa
mempersiapkan sendiri pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan secara simultan
mempertahankan motiviasi dalam belajar (Sun, 2014; Aina, M.,2016). Sobron, A. N., &
Bayu, R. (2019) melaporkan dalam penelitiannya bahwa mahasiswa menghayal lebih sering
pada perkuliahan daring dibandingkan ketika kuliah tatap muka. Oleh karena itu disarankan
pembelajaran daring sebaiknya diselenggarakan dalam waktu tidak lama mengingat
mahasiswa sulit mempertahankan konsentrasinya apabila perkuliahan daring dilaksanakan
lebih dari satu jam (Khan.,2012).

Hasil penelitian juga melaporkan bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan
dalam memahami materi perkuliahan yang diberikan secara daring. Bahan ajar biasa
disampaikan dalam bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara menyeluruh oleh
mahasiswa (Sadikin, A., & Hakim, N., 2019). Mereka berasumsi bahwa materi.

Kesimpulan yang dapat diambil dari paparan data diatas yaitu meskipun dalam
kondisi yang mendesak, setiap permasalahan selalu ada solusi atau jalan keluarnya. Jalan
keluarnya dibuktikan dengan pemanfaatan jejaring online dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran sehingga tidak ada kata libur sekolah meski pandemi virus covid-19 sedang
menghantui negara kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran berbasis daring terbukti efektif berdasarkan pengalaman
siswa?
2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan
multimedia pembelajaran pada saat pandemic covid-19?
3. Bagaimana cara siswa untuk dapat memanfaatkan daring berbasis multimedia di
pandemic saat ini ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kelebihan dan kekurangan.
2. bagaimana pembelajaran multimedia pada saat situasi pandemi covid19
3. mengetahui keaktifan siswa dalam belajar daring pada saat situasi saat ini

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan
sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan
sebagai daya penggerak dari dalam bagi subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
untuk suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” tersebut, motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang aktif mendorong seseorang melakukan sesuatu (Sardiman A.M, 2012:
75). Menurut Kompri (2015: 3) motivasi adalah kekuatan atau energi seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik). Menurut Oemar Hamalik (2011: 27) belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Dalam proses pembelajaran,
motivasi belajar merupakan penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar.

2.2. Fungsi motivasi

Fungsi Motivasi Belajar Motivasi mempunyai fungsi pada diri seseorang. Dengan
adanya motivasi maka seseorang dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Sardiman A.M (2012: 85) menyebutkan tiga fungsi motivasi dalam belajar yaitu: 1)
Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu motivasi sebagai motor penggerak dari setiap
kegiatan yang dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yaitu motivasi
menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dan
menyingkirkan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Selanjutnya Hamzah B. Uno (2014: 9) menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar
adalah sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk melakukan aktivitas atas dasar pemenuhan kebutuhan

2) Menentukan sasaran tujuan yang hendak dicapai

3) Menentukan tindakan apa yang harus dilakukan Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
motivasi belajar memiliki fungsi untuk menggerakkan, mendorong, mengarahkan, dan
menyeleksi aktivitas-aktivitas siswa untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses
pembelajaran.

2.3. Macam-macam Motivasi Belajar

Sardiman A.M (2012: 86-91) menyebutkan macam-macam motivasi belajar dilihat dari
berbagai sudut pandang, yaitu:

Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

Motif-motif Bawaan Motif bawaan adalah motif yang ada sejak lahir, jadi motivasi ini ada
dalam diri seseorang tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan dan minum. Motif-
motif yang dipelajari Motif yang dipelajari adalah motif-motif yang muncul karena
dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar dan dorongan untuk mengajar.

Jenis-jenis motivasi menurut Frandsen

 Cognitive Motives, menunjuk pada gejala intrinsik yang menyangkut kepuasan


individual
 Self-expression, yaitu keinginan akan aktualisasi diri
 Self-enhancement, yaitu keinginan untuk meningkatkan kemajuan diri seseorang

2.4. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Media Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) merupakan program pembelajaran yang


digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software pembelajaran (CD
Pembelajaran) berupa program komputer yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi
: Judul,Tujuan, Materi Pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Hal tersebut sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Robert Heinich,dkk. (Dalam Rusman, 2012:153) yang
menyatakan bahwa : Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara individual
dan lansung kepada para siswa/peserta didik dengan cara berinteraksi dengan mata
pelajaran yang diprogramkan kedalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan
pembelajaran berbasis komputer. Melalui sisten komputer kegiatan pembelajaran dilakukan
secara tuntas (mastery learning), maka guru/tenaga pendidik dapat melatih siswa/peserta
didik secara terus menerus sampai mencapai ketuntasan dalam belajar. Latihan yang
diberikan guru/tenaga pendidik dimaksudkan untuk melatih keterampilan siswa/peserta
didik dalam berinteraksi dengan materi pelajaran dengan menggunakan komputer terutama
dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan. Dalam latihan, siswa/peserta didik
dibiasakan untuk menggunakan komputer seoptimal mugkin dan membentuk kebiasaan
yang dapat memperkuat daya tanggap siswa/peserta didik terhadap materi pelajaran yang
diterimanya, Hal ini dikarenakan dengan melalui pembelajaran berbasis komputer,
siswa/peserta didik akan secara cepat dapat memperoleh penguasaan dan keterampilan yang
diharapkan. Perangkat lunak dalam pembelajaran berbasis komputer disamping bisa
dimanfaatkan sebagai fungsi Computer Assisted Instruction (CAI), juga bisa dimanfaatkan
dengan fungsi sebagai sistem pembelajaran individual (individual learning). Karena dia
berfungsi sebagai sistem pembelajaran individual, maka perangkat lunak pembelajaran
berbasis komputer bisa menfasilitasi belajar kepada individu yang memanfaatkannya. Oleh
karena itu pengembangan perangkat lunak pembelajaran berbasis komputer harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar, prinsi-prinsip perencanaan system
pembelajaran, dan prinsipprinsip pembelajaran individual (individual learnin).
Pembelajaran berbasis komputer (PBK) diambil dari istilah Computer Assisted Instruction
(CAI), istilah lain yang sering digunakan juga adalah Computer Assisted Learning (CAL)
yaitu pembelajaran bebantuan komputer dan Computer Based Learning (CBL) atau
Computer Based Instruction (CBI) yaitu Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Istilah
CAI lebih banyak digunakan dikalangan pendidik di Amerikan Serikat, sedangkan istilah
CBI dan CBL digunakan dikalangan pendidik di Eropa. Secara konsep Pembelajaran
Berbasis Komputer (PBK) adalah bentuk penyajian bahan-bahan pembelajaran dan
keahlian atau keterampilan dalam satuan unit-unit kecil, sehingga mudah dipelajari dan
dipahami oleh siswa/peserta didik. PBK merupakan satuan bentuk pembelajaran yang
menempatkan komputer sebagai piranti pembelajaran individual, dimana siswa/peserta
didik dapat berinteraksi lansung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang atau
dimanfaatkan oleh guru/tenaga pendidik (Wina Sanjaya,2012). Kontrol Pembelajaran
dalam PBK ini sepenuhnya ada ditangan siswa/peserta didik (student centered), karena
PBK menempatkan pola pembelajaran bermedia yaitu secara utuh sejak awal hingga akhir
menggunakan piranti komputer (CD interaktif)

2.5. Media pembelajaran Online

Media Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (ARisto, 2003 : 9). AECT
(Association Of Educational and Communication Technology) mengatakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang digunakan orang, untuk menyalurkan pesan: Gagne
mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang mereka untuk belajar; Briggs mengartikan media sebagai alat untuk
memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar (Aristo, 2003 : 10). Media
menurut Heinich et al. (1996 : 8) adalah saluran komunikasi, misalnya film, diagram,
cetakan, komputer, dan instruktur. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran dan
kegiatan lain seperti seminar, rapat, dan ceramah. Berdasarkan pendapat dari para ahli
tersebut ada persamaan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan perhatian. Pembelajaran menurut Shulman (1986, p.9) yang dikutip oleh
Elliott et al. (2000 : 12), adalah ... the way of representing and formulating the subjects that
make it comprehensible to others, and an understanding of what makes the learning of
specific topics easy or difficult; the conceptions and preconceptions that student of different
ages and backgrounds, bring with them to the learning of those most frequently taught
topics and lesson. Media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1982 : 12), ialah sebagai
alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, clan
minat serta motivasi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief S.
Sadiman, et al.1996:6).

2.6. Jenis Media Pembelajaran


Jenis media pembelajaran menurut Arief S. Sadiman, et al. 1996 : 19) dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu media grafis, media audio, dan media proyeksi tiga, yaitu media
proyeksi diam. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002 : 3) mengatakan bahwa media yang
grafis, media tiga dimensi, model proyeksi, dan penggunaan lingkungan sebagai media
pengajaran. Rud y Br et z (1 971 : 1 7) dal am bu kun ya The A Ta xo no my of
Communication Media, mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi delapan, yaitu
media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media audio semi xlviii
gerak, media semi gerak, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.

2.7. E-learning

Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar
yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu
definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley,
2001] yang menyatakan: “e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain." Dalam Glossary of e-Learning Terms
[Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: “e-Learning adalah
sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.” xlix
Dari puluhan atau bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning.

2.8. Manfaat media dalam pembelajaran

Beberapa manfaat media dalam pembelajaran menurut kemampuan Dayton


sebagaimana dikutip oleh Aristo (2003 : 15) adalah : (1) penyampaian materi pelajaran
dapat diseragamkan; ( 2 ) pr o s e s pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik; (3)
proses pembelajaran, menjadi lebih interaktif; (4) efisiensi dalam waktu dan tenaga, (5)
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa; (6) memungkinkan proses belajar dapat
dilakukan di mina saja clan kapan saja; (7) menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi clan proses belajar; dan (8) merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif. Aristo (2003: 18) berpendapat bahwa selain beberapa manfaat media, seperti
tersebut di atas, kita dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain, yaitu :
(1) media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak lv menjadi lebih konkrit; (2) media
juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu; (3) media dapat membantu
mengatasi keterbatasan indera manusia; (4) media juga dapat menyajikan obyek pelajaran
berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas; dan (5) informasi
pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan
lebih lama tersimpan pada diri, siswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan (Development Research).


Secara umum penelitian pengembangan (Development Research) terdiri dari 3 tahap yaitu :

 Tahap Pertama adalah Studi Pendahuluan dilakukan dengan pendekatan deskriptif


kualitatif, dimulai dengan studi leteratur dan Studi lapangan.
 Tahap Kedua adalah Tahap Pengembangan model dilakukan dengan pendekatan
deskriptif dilanjutkan dengan Uji Coba Terbatas, setelah ada perbaikan maka
dilanjutkan dengan uji coba lebih luas, sehingga menghasilkan suatu model media
pembelajaran
 Tahap Ketiga adalah Tahap Evaluasi dengan pendekatan deskriptif yaitu meminta
respon tentang media yang dikembangkan. Tahap-tahap pengembangan media
pembelajaran berbasis computer.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi untuk menerapkan social


distancing guna mencegah mata rantai penyebaran wabah covid 19. Karena pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online dengan jarak jauh atau
pembelajaran yang dilakukan peserta didik dimanapun dan kapanpun saat dibutuhkan.
Sehingga dapat menghindari kerumunan yang dianggap sebagai salah satu cara untuk
menerapkan social distancing.

Dalam pembelajaran daring membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti
laptop, komputer, smartphone dan jaringan internet. Hal itulah yang menjadi salah satu
tantangan untuk melakukan pembelajaran daring. Namun seorang siswa meskipun tidak
semua memiliki laptop atau komputer, sebagian besar mereka memiliki smartphone.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian kedepan hendaknya melakukan wawancara secara lebih terstruktur.


2. Peneliti selanjutnya dapat memperluas responden, seperti unsur pimpinan lembaga
ataupun orangtua yang merasakan dampak langsung juga dengan adanya covid-19.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan objek penelitian yang lain,
seperti instansi pemerintah yang lain ataupun melakukan penelitian di daearah-
daerah kabupaten yang masih terkendala oleh jaringan internet.
DAFTAR PUSTAKA
 Azhar Arsyad. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) . 2006 Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Balitbang Depdikbud.
 Rusman (2012), Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, Alfabeta, Bandung.
 Anggrawan, A. (2019). Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap Muka
dan Pembelajaran Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa. MATRIK: Jurnal
Manajemen, Teknik Informatika Dan Rekayasa Komputer, 18(2), 339-346.
https://doi.org/10.30812/matrik.v18i2.411.
 Chris Leeds, (2010) Microsoft Expression Web 4 Step By Step, MediaCarbon.inc.

Anda mungkin juga menyukai