MERIAH
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
PITRI RAMAYANA
P07131119033
A. Latar Belakang
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE
/ mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin.
Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah
satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan
keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan pada 2 tahun
awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki. Salah
satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi
orang tua dan ketahanan pangan keluarga.
Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan persepsi ibu dan partisipasi balita ke
posyandu dengan kejadian stunting pada balita usia 36-59 bulan di
wilayah kerja Puskesmas pante raya
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan persepsi ibu tentang posyandu, partisipasi balita
ke posyandu dan kejadian stunting pada balita usia 36-59 bulan di
wilayah kerja Puskesmas pante raya
b. Menganalisis hubungan persepsi ibu balita tentang posyandu
dengan kejadian stunting pada balita usia 36-59 bulan di wilayah
kerja Puskesmas pante raya.
c. Menganalisis hubungan partisipasi balita ke posyandu dengan
kejadian stunting pada balita usia 36-59 bulan di wilayah kerja
Puskesmas pante raya
d. Menginternalisasikan nilai-nilai keislaman di kalangan ibu balita
dalam merawat dan menjaga balita.
BAB III
MANFAAT PENYULUHAN
Manfaat Penyuluhan
1. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
tambahan pustaka tentang partisipasi balita ke posyandu dan status
gizi balita untuk merancang perencanaan pembangunan kesehatan
kedepannya khususnya program – program gizi.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang partisipasi balita ke posyandu dan status gizi balita untuk
merancang perencanaan pembangunan kesehatan kedepannya
khususnya program – program gizi.
3. Bagi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat mengenai status gizi balita dan fungsi
keberadaan posyandu.
BAB IV
SASARAN PENYULUHAN
1. Kelompok sasaran
Sasaran penyuluhan merupakan ibu dan balita di desa pante raya kabupanen bener meriah.
2. Jumlah sasaran
5 balita
BAB V
METODE PENYULUHAN
- Bentuk metode
Bentuk metode yang di gunakan dalam penyuluhan ini ada 2 yaitu:
1. Metode ceramah
2. Metode Tanya jawab
Media Penyuluhan
1. Leaflet untuk ibu balita
2. Laptop untuk isi materi
- menentukan topic
1. Alat Evaluasi
Alat evaluasi berupa evaluasi pre-test dan post-test.
2. Waktu Evaluasi
Soal pre test diberikan sebelum materi disampaikan dan soal post-test diberikan
sesudah penyampaian materi.
3. Tenaga Evaluasi
Yang melakukan evaluasi adalah penyelenggara penyuluhan.
LAMPIRAN MATERI
Stunting dapat disebabkan oleh 4 masalah utama yaitu faktor keluarga dan
rumah tangga, pemberian makanan tambahan yang tidak adekuat, pemberian ASI,
serta penyakit infeksi. Keempat masalah utama tersebut disebabkan oleh faktor
sosial dan komunitas, seperti politik dan ekonomi, kesehatan dan pelayanan
kesehatan, pendidikan, kultur sosial, sistem pangan dan agrikultur, serta air,
sanitasi, juga lingkungan. Adapun konsekuensi yang ditimbulkan oleh stanting
dapat bersifat jangka pendek dan panjang menyangkut masalah kesehatan,
perkembangan dan ekonomi (Fikawati et al, 2017:279).
Stunting pada masa anak-anak akan berdampak pada tinggi badan yang
pendek dan penurunan pendapatan saat dewasa, rendahnya angka masuk sekolah,
dan penurunan berat badan lahir keturunannya. Stunting merupakan malnutrisi
kronis yang terjadi di dalam Rahim dan selama dua tahun pertama kehidupan anak
dapat mengakibatkan rendahnya intelijensi dan turunnya kapasitas fisik.
Stunting di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang harus
ditanggulangi, maka pemerintah membuat program prioritas pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2015-2019 dengan meluncurkan 5 pilar
penanganan stunting, dan 2 kerangka intervensi yaitu intervensi gizi spesifik dan
intervensi gizi sensitif, yang memfokuskan pada program 100 Hari Pertama
Kemudian setelah bayi lahir, lanjutkan upaya pencegahan stunting dengan memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya. Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bayi dapat
diberikan tambahan nutrisi berupa makanan pendamping ASI (MPASI).
Beragam faktor lingkungan seperti kebersihan lingkungan, pola pemberian makan, dan angka kejadian
infeksi pada anak juga berperan terhadap risiko anak terkena stunting. Untuk itu, pastikan makanan yang
diberikan pada Si Kecil telah dipersiapkan dengan baik, sehingga terjamin kebersihannya.