Anda di halaman 1dari 28

SEJARAH KELEMBAGAAN DAN SISTEM PB DI INDONESIA

OLEH : ROSI NOVITA, SP.M.Kes.

1
JENIS BENCANA
1. GEOLOGI
GEMPA BUMI, TSUNAMI, LONGSOR DAN GERAKAN TANAH
2. HIDROMETOROGI
BANJIR, TOPAN, BANJIR BANDANG, KEKERINGAN
3. BIOLOGI
EPIDEMI, PENYAKIT TANAMAN, PENYAKIT HEWAN
4. TEKNOLOGI
KECELAKAAN TRANSPORTASI, INDUSTRI DAN NUKLIR
5. LINGKUNGAN
KEBAKARAN, KEBAKARAN HUTAN DAN PENGGUNDULAN HUTAN
6. SOSIAL
KONFLIK DAN TERORIS

2
SEJARAH KELEMBAGAAN PB
Indonesia, sebagai negara yang rawan terhadap
bencana, sudah mengantisipasi dengan membentuk
kelembagaan penanganan bencana sejak tahun enam
puluhan.
 Keppres 54/1961 tentang Panitia Pusat
Penampungan Bencana
Alam
 Keppres 312/1965 tentang Panitia Pusat
Penampungan Bencana
Alam
 Keppres 256/1966 tentang Badan Pertimbangan
Penanggulangan Bencana Alam

3
 Kep. Presiden 14/U/Kep/1/1967 tentang Tim Koordinasi
Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Alam
 Keppres 28/1979 tentang Badan Koordinasi Nasional
Penangulangan Bencana Alam
 Keppres 43/1990 tentang Badan Koordinasi Nasional
Penangulangan Bencana
 Keppres 106/1999 tentang Badan Koordinasi Nasional
Penangulangan Bencana
 Keppres 3/2001 jo 111/2001 tentang Badan Koordinasi
Nasional Penangulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi
 Perpres 83/2005 tentang Badan Koordinasi Nasional
Penangulangan Bencana
 Pempres No. 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Pempres No.
83 Tahun 2005 tentang BAKORNAS
 UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggilangan B encana

4
REGULASI KELEMBAGAAN PB SAAT INI DI INDONESIA

• UUD 1945 (AMANDEMEN KE DUA) PASAL 28 G


“ SETIAP ORANG BERHAK ATAS PERLINDUNGAN DIRI PRIBADI, KELUARGA,
KEHORMATAN, MARTABAT DAN HARTA BENDA YANG DIBAWAH KEKUASAANNYA SERTA
BERHAK RASA AMAN DAN PERLINDUNGAN DARI ANACAMAN KETAKUTAN UNTUK BERBUAT
SESUATU ATAU TIDAK BERBUAT SESUATU MERUPAKAN HAK ASASI”

• UNDANG-UNDANG NO 24 TAHUN 2007


- PASAL 10 (AYAT 1) PEMERINTAH MEMBENTUK BNPB
- PASAL 10 (AYAT 2) BNPB ADALAH LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
- PASAL 5 PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH MENJADI PENANGGUNG JAWAB
DALAM PENYELENGGARAAN PB
• PASAL 18 (AYAT 1) PEMERINTAH DAERAH MEMBENTUK BPBD
• PERMENDAGRI NO. 46 TAHUN 2008 DAN PERATURAN KEPALA BPNB NO. 3 TAHUN 2008
TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BPBD
• PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN KOTA MEMBENTUK BPBD TINGKAT
PROPINSI DAN TINGKAT KABUPATEN KOTA MASING-MASING
• DALAM HAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KOTA TIDAK MEMBENTUK BPBD KABUPATEN
KOTA MAKA PENANGANAN PB DIWADAHI DENGAN FUNGSI YANG BERSESUAIAN DENGAN
FUNGSI PB

5
ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

BNPB
NASIONAL
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

BPBD Prov.
PROVINSI
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

BPBD Kab./Kota
KAB/KOTA
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

6
ORGANISASI BNPB
Kepala
BNPB

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

Kantor BNPB,
Pejabat Pemerintah terdiri atas personil yang
profesional dan ahli dibidangnya

Masyarakat Profesional Kepala


BPBD Prov.

Kepala
BPBD Kab./Kota 7
UNSUR PENGARAH

UNSUR PENGARAH

Pejabat Pemerintah Masyarakat Profesional

Kantor Menko Kesra 9 orang masyarakat profesional


(Pakar/Profesional dan atau tokoh
Dalam Negeri masyarakat)

Sosial

Pekerjaan Umum

Kesehatan

Keuangan

Perhubungan

ESDM

TNI

POLRI

8
UNSUR PELAKSANA

KEPALA BNPB
Sekretariat
Utama

Inspektorat Pusat
Utama

Deputi Deputi Bidang


Deputi Bidang Deputi Bidang
Bidang Pencegahan & Rehabilitasi &
Penanganan Darurat Logistik & Peralatan
Kesiapsiagaan Rekonstruksi

Direktur Direktur Direktur Direktur


Direktur Direktur Direktur Direktur
Direktur Direktur Direktur Direktur
Direktur Direktur Direktur Direktur

UPT 9
KEDUDUKAN BNPB
• BNPD BERADA DI BAWAN DAN BERTANGGUNG JAWAB LANGSUNG KEPADA PRESIDEN
• BNPB DIPIMPIN OLEH SEORANG KEPALA

TUGAS BNPB
• MEMBERI PEDOMAN DAN PENGARAHAN TERHADAP USAHA PB YANG MENCAKUP
PENCEGAHAN, PENANGANAN TANGGAP DARURAT , REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
SECARA ADIL DAN SETARA
• MENETAPKAN STANDARISASI DAN KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN PB BERDASARKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• MENYAMPAIKAN INFORMASI KEGIATAN PB KEPADA MASYARAKAT
• MELAPORKAN PENYELENGGARAAN PB KEPADA PRESIDEN SETIAP SEBULAN SEKALI DALAM
KONDISI NORMAL DAN SETIAP SAAT DALAM KONDISI DARURAT BENCANA
• MENGGUNAKAN DAN MEMPERTANGGUNG JAWABKAN SUMBANGAN/ BANTUAN NASIONAL
DAN INTERNASIONAL
• MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DITERIMA DARI APBN
• MENYUSUN PEDOMAN PEMBENTUKAN BPBD

FUNGSI BNPB
• PERUMUSAN DAN PENETAPAN KEBIJAKAN PB DAN PENANGANAN FUNGSI DENGAN
BERTINDAK CEPAT DAN TETAP SERTA BERTINDAK EFEKTIF DAN EFISIEN
• PENGKORDINASIAN PELAKSANAAN KEGIATAN PB SECARA TERENCANA, TERPADU DAN
MENYELURUH

10
KONSEP ORGANISASI BPBD

Kepala BPBD

Kepala Pelaksana
Harian BPBD

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

5 orang unsur pemerintah

4 orang unsur Masyarakat


profesional

11
BAGAN ORGANISASI SEKRETARIAT BPBD PROVINSI

KA. BADAN

UNSUR PELAKSANA

SEKRETARIAT
UNSUR PENGARAH
-INSTANSI
-PROFESIONAL/ AHLI

SUBBAG UMU DAN SUBBAG KEUANGAN


KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG BIDANG


PENCEGAHAN DAN KEDARURATAN DAN REHABILITASI DAN
KESIAPSIAGAAN LOGISTIK REKONTRUKSI

SUB BIDANG SUB BIDANG


SUB BIDANG
PENCEGAHAN DAN PRABENCANA DAN
REHABILITASI DAN
SOSIALISASI PASCA BENCANA
REKONTRUKSI

SUB BIDANG SUB BIDANG


SUB BIDANG
KESIAPSIAGAAN LOGISTIK HUBUNGAN
KERJASAMA

UPT SATGAS 12
KEPALA BPBD

• Kepala BPBD dijabat oleh Sekretaris Daerah.


• Tugas sehari-hari Kepala BPBD dilaksanakan
oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) yang
bertindak untuk dan atas nama Kepala BPBD.

13
UNSUR PENGARAH BPBD

• Unsur Pengarah berada dan


bertanggungajawab langsung kepada Kepala
BPBD. 
• Unsur Pengarah terdiri dari 5 (lima) pejabat
pemerintah dan 4 (empat) Anggota
Masyarakat Profesional.  

14
UNSUR PELAKSANA BPBD
Unsur Pelaksana berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala BPBD.

Unsur Pelaksana terdiri dari:


a. Kepala Pelaksana
b. Sekretariat
c. Bagian Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan
d. BagianTanggap Darurat dan Pemulihan
e. Bagian Kerjasama, Pendidikan dan Pelatihan

15
KEDUDUKAN
• Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
adalah satuan kerja perangkat daerah di tingkat
Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota yang
berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.
• Penetapan organisasi dan tata kerja serta
eselonisasi jabatan dalam BPBD dilakukan oleh
Menteri Dalam Negeri setelah mendapat
pertimbangan dari MenPAN.
• BPBD sebagai satuan kerja perangkat daerah
dibentuk dengan Peraturan Daerah.

16
TUGAS BPDB

• menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah


daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan
darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
• menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
• menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
• menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
• melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya;
• melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala
daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam
kondisi darurat bencana;
• mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
• mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
• melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

17
FUNGSI BPBD

• perumusan dan penetapan kebijakan


penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat, tepat,
efektif dan efisien;

• pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan


penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh

18
Tipe A

19
Tipe B

20
TUGAS DAN FUNGSI UNSUR PELAKSANA

• Tugas:
melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang
meliputi tahap pra-bencana, saat tanggap darurat dan pasca-bencana. 
Fungsi: 
– koordinasi, komando, dan pelaksana kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh;
– pemantauan dan evaluasi kegiatan penanggulangan bencana;
– pemberian pedoman dan arahan terhadap upaya penanggulangan
bencana dan kedaruratan;
– pemberian dukungan, bantuan dan pelayanan di bidang sosial,
kesehatan, sarana dan prasarana, informasi dan komunikasi,
transportasi, keamanan, dan dukungan lain terkait dengan masalah
bencana dan kedaruratan. 

21
• Pelaksanaan fungsi koordinasi, komando dan
pelaksana : 
– Fungsi koordinasi dilakukan secara terintegrasi dengan sektor
terkait pada tahap prabencana dan pasca bencana.
– Fungsi komando dilakukan pada saat tanggap darurat sesuai dengan
sistem komando penanganan darurat.
– Fungsi pelaksana dilakukan secara terintegrasi dengan sektor terkait
pada tahap prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.  
• Unsur Pelaksana melakukan pemantauan dan
evaluasi bersama sama dengan Unsur Pengarah

22
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA
(UU No. 24/2007)

23
I. SITUASI PRA BENCANA
a. PERENCANAAN PB
b. PENGURANGAN RESIKO BENCANA
c. PENCEGAHAN
d. PEMANDUAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
e. PERSYARATAN ANALISIS RESIKO BENCANA
f. PELAKSANAAN DAN PENEGAKAN TATA RUANG
g. PENDIDIKAN DAN LATIHAN
h. MEMASYARAKATKAN STANDART TEKNIS PB
II. SITUASI DADURAT
a. PENGKAJIAN SECARA CEPAT DAN TEPAT TERHADAP LOKASI, KERUSAKAN,
KERUGIAN DAN SUMBER DAYA
b. PAMANTAUAN STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA
c. PENYELAMATAN DAN EVAKUASI MASYARAKAT TERKENA BENCANA
d. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
e. PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN
f. PEMULIHAN DENGAN SEGALA SARANA DAN PRASARANA LOKAL

24
III. REHABILITASI
a. PERBAIKAN LINGKUNGAN DAERAH BENACNA
b. PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA UMUM
c. PEMBERIAN BANTUAN PERBAIKAN RUMAH MASYARAKAT
d. PEMULIHAN SOSIAL PSIKOLOGIS
e. PELAYANAN KESEHATAN
f. REKONSILIASI DAN RESOLUSI KONFLIK
g. PEMULIHAN SOSIAL , EKONOMI DAN BUDAYA
h. PEMULIHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
i. PEMULIHAN FUNGSI PEPERINTAHAN
j. PEMULIHAN FUNGSI PELAYANAN PUBLIK
IV. REKONSTRUKSI
a. PEMBANGUNAN KEMABALI SARANA DAN PRASARANA
b. PEMBANGUNAN KEMBALI SARANA SOSIAL MASYARAKAT
c. PEMBANGKITAN KEMBALI KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
d. PENERAPAN RANCANG BANGUN YANG TEPAT DAN PENGGUNAAN PERALATAN YANG
LEBIH BAIK DAN TAHAN BENCANA
e. PARTISIPASI DAN PERAN SERTA LEMBAGA DAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN,
DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
f. PENIGKATAN KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
g. PENINGKATAN FUNGSI PELAYANAN PIBLIK
h. PENINGKATAN PELAYANAN UTAMA DALAM MASYARAKAT

25
SIKLUS PENANGANAN BENCANA
TANGGAP
DARURAT
BENCANA

KESIAPSIAGAAN

PEMULIHAN
MITIGASI

PENCEGAHAN

26
 Manajemen Bencana meliputi 4 Tahap Kegiatan:
- Pencegahan dan mitigasi (Situasi Tidak Terjadi Bencana)
- Kesiapsiagaan (Situasi Terdapat Potensi Bencana)
- Tanggap Darurat (Situasi Terjadi Bencana)
- Pemulihan (Pasca Bencana)

27
ma
ri
e
T ih 28

Anda mungkin juga menyukai