Nilai-nilai pancasila sudah ada dari zaman kerajaan, seperti gotong royong,
musyawarah, dll. Pada zaman itu, masyarakat masih menggunakan cara pengobatan
tradisional oleh karena itu pada zaman tersebut belum ada tenaga kesehatan khususnya
perawat.
Pada masa sebelum kemerdekaan, Indonesia di jajah oleh bangsa asing, mereka mulai
melunturkan sikap-sikap yang mengandung nilai pancasila dengan mulai memunculkan
sikap anti-nasionalisme. Dari situlah peperangan mulai berlangsung dan memakan
sejumlah korban, lalu dengan adanya korban yang berjatuhan. Belanda memberlakukan
sistem kerja rodi yang dimana membuat para pekerja yang jatuh sakit. Sehingga Belanda
mendirikan rumah sakit karena untuk memelihara staff & tentara Belanda dan untuk
korban kerja rodi. Lalu untuk tenaga perawatnya diambil dari tenaga pribumi sehingga
pada masa terbentuknya dinas kesehatan tentara dan rakyat.
Masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan
serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada
tahun 1952 didirikan sekolah perawat. Kemudian zaman orde lama pada tahun 1962 telah
dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama
kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan di
Universitas Indonesia dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya
dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu
keperawatan dan beberapa tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan
setingkat S1 di berbagai universitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta,
Surabaya dan lain-lain. Beberapa sekolah tinggi kesehatan khususnya keperawatan juga
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik yang diselenggarakan oleh
pemerintahan (perguruan tinggi negeri) maupun yang diselengarakan oleh swasta telah
menyebar ke seluruh pelosok nusantara. Dengan berdirinya pendidikan keperawatan
setingkat diploma, sarjana sampai setingkat doktoral profesi keperawatan berkembang
menjadi sebuah profesi yang mandiri tidak lagi tergantung dengan profesi lain. Sejak
tahun itu profesi keperawatan telah mendapatkan pengakuan dari profesi lain. Dan pada
17 MAret 1974 dibentuklah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dengan
berdirinya pendidikan keperawatan setingkat diploma, sarjana sampai setingkat doktoral
profesi keperawatan berkembang menjadi sebuah profesi yang mandiri tidak lagi
tergantung dengan profesi lain. Sejak tahun itu profesi keperawatan telah mendapatkan
pengakuan dari profesi lain. Pada masa reformasi, sudah mulai dibentuk undang undang
keperawatan.
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada layanan terhadap manusia untuk
mempertahankan atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir
sampai mati. Dalam menjalankan profesinya perawat dituntut untuk memiliki etika yang
baik dalam menjalankan kewajiban, membimbing pelajaran hidup, sehingga para perawat
dapat mengusahakan kemajuan nya secara sadar dan seksama dalam perawatan teori dan
praktik dengan budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu peranan pancasila sebagai
landasan etika harus diterapkan dalam dunia keperawatan.
Pasal 1 : Ayat 1
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Hal ini berhubungan dengan sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dan ke-
5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.
Penerapan dalam lingkungan keperawatannya adalah : Perawat harus adil dalam
memberikan asuhan keperawatan baik masyarakat menengah ke bawah maupun
masyarakat menengah ke atas tanpa membeda-bedakan derajat seseorang.
Pasal 1 : Ayat 3
Pasal 1 : ayat 5
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien
dalam merawat dirinya.
Hal ini berhubungan dengan sila ke 2 “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
Dalam hal ini perawat harus adil dalam memberikan perawatan kepada
masyarakat dan adil dalam membantu memenuhi kebutuhan perawatan klien.