Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma Keperawatan
1. Pengertian Paradigma Keperawatan
 Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima
perawatan, lingkungan tempat menusia berada, kesehatan yang selalu menjadi
bagian dari bidang garapan keperawatan serta tindakan keperawatan. (Kozier,
2000).
 Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada di dalam keperawatan. (Kusnanto,2004).
 Kesimpulan :
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
fenomena yang ada dalam keperawatan.
2. Konsep Keperawatan
 Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien
yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien
secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.
(Virginia Handerson, 1978).
 Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan
kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan
dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan
melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku
yang sesuai dengan kondisi keperawatan. (Imogene King, 1971).
 Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitas. (Florence Nightingale, 1895)

B. Konsep Keperawatan
1. Pengertian keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia,
mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat di atas kepentingan sendiri, suatu
bentuk pelayanan/ asuhan yang bersifat humanistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan berpegang pada standar pelayanan/ asuhan keperawatan serta
menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntunan utama dalam melaksanakan
pelayanan/ asuhan keperawatan.
2. Komponen keperawatan
Paradigma keperawatan terdiri atas empat unsur, yaitu keperawatan, manusia,
sehat-sakit, dan lingkungan. Keempat unsur inilah yang membedakan paradigma
keperawatan dengan teori lain. Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep
tersebut, yakni konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan, konsep
keperawatan sebagai intinya.
1. Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. Layanan ini berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif
yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik yang sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Lokakarya
Keperawatan Nasional, 1983).
2. Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan makhluk
hidup yang lain. Konsep tentang mausia bermacam-macam. Ada yang menyatakan
bahwa manusia adalah hewan yang berakal. Adapula yang menyatakan manusia
adalah makhluk yang hina dan rendah karena diciptakan dari tanah. Ini semua
menandakan bahwa manusia adalah makhluk misterius, dan manusia umumnya tidak
mampu mengetahui hakikat manusia secara utuh.
3. Sehat-sakit
Konsep sehat-sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit
juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, mau[un profesi kesehatan
mengartikan sehat atau sakit secara berbeda, bergantung pada paradigmanya.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Secara umum,
lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik.

3. Hakikat Keperawatan

Berdasarkan konsep keperawatan diatas, dapat ditarik beberapa hal yang


merupakan hakikat/prinsip dari keperawatan, antara lain :
1. Keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain di
dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Sebagai bagian integral dari
layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lainnya (misal.,
dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini tentunya juga harus di iringi dengan
pengakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat. Kita tahu bahwa profesi
kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam memberikan layanan
kesehatan adalah perawat. Karenanya, profesi keperawatan tidak bisa dipisahkan dari
sistem kesehatan.
2. Keperawatan mempunyai beberapa tujuan, antara lain memberi bantuan yang
paripurna dan efektif kepada klien serta memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM)
klien.
3. Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga
masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan
yanng optimal melalui layanan keperawatan. Layanan keperawatan diberikan karena
adanya kelemahan fisik, mental, dan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya
kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri.
4. Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi
keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif.

4. Tujuan Keperawatan
Secara umum, keperawatan mempunyai beberapa tujuan, pertama, memberi bantuan
yang paripurna dan efektif kepada klien. Adapun prinsip bantuan yang diberikan itu
menimbulan ketergantungan yang dominan bagi klien. Kedua, memenuhi kebutuhan
dasar manusia (KDM) klien. Kebutuhan dasar menunda dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan manusia agar dapat memelihara homeostasis, baik fisiologis
maupun psikologis. Pengelompokkan kebutuhan dasar manusia bervariasi diantara para
ahli. Dalam keperawatan, hierarki pengelompokan kebutuhan dasar manusiayang sering
digunakan adalah herarki Abraham Maslow yang tersiri atas lima tingkat kebutuhan.
Ketiga, memberi kesempatam kepada semua perawat untuk mengembangkan tingkat
kemampuan profesional nya. Maju/mundurnya profesi keperawatn bergantung pada
masing-masing pribadi perawat. Oleh karena tu, perlu ditanamkan rasa persatuan dan
kebersamaan di antara perawat sejak dini, bahu membahu memajukan dan
mengembangkan profesi keperawatan.
Keempat, mengembangkan standar keperawatan yang ada. Kelima, memelihara
hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan. Penanganan
kesehatan klien tidak bisa hanya mengandalkan salah satu profesi saja, melainkan
memerlukan kerja sama interdisipliner dari profesi kesehatan lain sebagai satu kesatuan
tim kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, perawat merupakan tenaga kesehatan
terdepan dan paling lama berinteraksi dengan klien. Karenanya, perawat harus mampu
memelihara kerja sama yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan, begitu pun
sebaliknya. Keenam, menciptakan iklim yang menunjang kegiatan pendidikan bagi
perkembangan tenaga keperawatan. Pendidikan keperawatan harus berimbang antara
teori dan praktik, sebab keperawatan adalah ilmu yang langsung berkaitan dengan
“hidup dan matinya” manusia. Oleh karena itu, pendidikan keperawatan harus terus
ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

5. Asumsi Dasar Keperawatan


Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan. Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut
pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu keutuhan manusia sebagai makhluk
bio-psiko-sosial dan spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia,
memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik, dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima,
bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Tugas dan fungsi perawat secara umum memberikan bantuan atau pelayanan kepada
pasien (dari level individu, keluarga hingga masyarakat), baik dalam kondisi sakit
maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan
keperawatan. Layanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik, mental,
dan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan
kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Keahlian dalam memberikan asuhan keperawatan merupakan hasil dari pengetahuan
dan pengalaman klinik yang dimiliki oleh seorang perawat. Keahlian diperlukan untuk
menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan yang kompleks merupakan
inti dari asuhan keperawatan dan menjadi dasar pengembangan praktik keperawatan
dan ilmu keperawatan.

6. Pandangan/Keyakinan Keperawatan
Falsafah keperawatan itu harus sudah tertanam dalam diri setiap perawat dan menjadi
pedoman baginya untuk berperilaku, baik di tempat kerja maupun di lingkungan pergaua
sosial lainnya. Artinya, falsafah keperawatan menjadi landasan bagi perawat dalam
menjalankan profesinya. Beberapa keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam
melaksanakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagai berikut:
1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang
unik.
Keyakinan ini menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan: perawat harus memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek
biologis,psikologis,sosial,spiritual, dan kultural secara keseluruhan. Dengan menguasai
kelima aspek tersebut, perawat akan mampu mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan dapat membantu mereka
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal.
Kontribusi keperawatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
didasarkan pada beberapa konsep keperawatan. Pertama, asuhan yang diberikan
perawat bersifat holistik yaitu menyeluruh pada semua aspek “manusia” klien,bukan
berfokus pada aspek biologis semata sebagaimana telah dijealskan diatas. Kedua,
sasaran asuhan keperawatan adalah klien,mulai dari tingkat individu sampai tingkat
masyarakat. Dalam konsep ini derajat kesehatan masyarakat akan optimal jika derajat
kesehatan setiap individunya optimal. Ketiga, lingkup layanan keperawatan bukan
terbatas pada klien saja, tetapi juga klien yang sehat. Tujuan perawatan terhadap klien
yang sakit antara lain membantu klien mencapai kesembuhan dan menjalankan
fungsinya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Selain itu, tujuan
perawatan terhadap klien yang sehat adalah membantu klien agar mampu
mempertahankan kesehtannya. Keempat, eksistensi keperawatan berlangsung sepanjang
hidup manusia. Selama masih ada kehidupan manusia, selama itu pula keperawatan
akan akan tetap ada. Terlebih dengan adanya pergeseran perkembangan pola penyakit
akibat perubahan pola hidup dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan. Kelima, intervensi keperawatan mencakup upaya
promotif,preventif,kuratif,dan rehabilitatif. Semua intervensi keperawatan tersebut
dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien, mulai dari level individu
hingga masyarakat, baik dalam kondisi sehat maupun sakit.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga.
Upaya melibatkan klien dan keluarga dalam penetapan tujuan asuhan
keperawatan mempunyai beberapa manfaat. Pertama, klien dan keluarga akan merasa
memiliki tanggung jawab dalam pencapaian tujuan perawat. Kedua, dapat terwujud dan
terbina kerjasama yang baik antara perawat, klien, dan keluarga yang dilandasi oleh rasa
percaya.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan
manusia. Oleh karena itu, perawat tidak boleh semena-mena yaitu dengan melibatkan
klien dan keluarga secara aktif dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah sistematik yang digunakan
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien guna mencapai dan
mempertahankan keadaan bio-psiko-sosio-spiritual yang optimal.
Melalui proses keperawatan, perawat akan terhindar dari berbagai tindakan
malefisien didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan
keperawatan.
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional, perawat harus siap bertanggung
jawab terhadap apapun yang dilakukan. Selain itu, perawat juga harus bertanggung
gugat jika suatu saat klien atau pihak lain melakukan gugatan terkait asuhan
keperawatan yang diberikan.
6. Pendidika keperawatan harus dilaksanakan terus menerus untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan.
Setiap perawat dituntut terus meningkatkan kompetensi dirinya, baik dari segi
kognitif, psikomotor, maupun afektif. Oleh karena itu, dalam setiap diri perawat harus
tertanam motivasi yang kuat untuk selalu meningkatkan pendidikannya.

7. Ruang Lingkup Keperawatan


Ruang lingkup merupakan perspektif dari sebuah profesi. Hal ini menyediakan
subjek, konsep utama, nilai-nilai dan kepercayaan, fenomena menarik, serta masalah
utama dari sebuah disiplin. Ruang lingkup keperawatan menyediakan aspek praktik dan
teoritis disiplin. Hal ini merupakan pengetahuan tentang praktik keperawatan termasuk
riwayat keperawatan, teori keperawatan, pendidikan, praktik, dan penelitian. Hal ini
juga menyediakan metode untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan klien pada semua tingkat kesehatan dan pada semua tempat pelayanan
kesehatan.
Sebuah paradigma berguna untuk menggambarkan ruang lingkup sebuah disiplin.
Paradigma merupakan bagian dari ilmu, filosofi, dan teori yang dapat diterima yang
diterapkan oleh suatu disiplin. Paradigma keperawatan melibatkan empat cakupan yaitu
manusia, kesehatan, lingkungan/situasi, dan keperawatan. Elemen dari paradigma
keperawatan berhubungan langsung dengan kegiatan profesi keperawatan, termasuk
perkembangan pengetahuan, filosofi, teori, pengalaman pendidikan, penelitian, dan
praktik. (Tomey dan Alligood, 2006).

Anda mungkin juga menyukai