Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Berkat


karunia dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan, khususnya bagi
kami dalam menyusun tugas makalah ini. Makalah ini mengenai “Audit Siklus
Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi” ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing 2.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi ke-depannya. Akhir kata penulis mengharapkan makalah tentang Audit Siklus
Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi di dalam Auditing 2 ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketergantungan suatu audit sangat besar pada pengendalian internal
dalamsiklus penjualan dan penagihan yang mengharuskan auditor untuk
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang
ekstensif. Auditor harus mengetahui kapan harus bergantung pada pengendalian
internal dan kapan tidak. Penilaian risiko pengendalian dan perancangan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi bagi
setiap kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan perlu dilakukan.
Diperlukanpengetahuan kelas transaksi dari siklus penjualan dan penagihan
serta saldoakun yang ada dalam perusahaan tipikal. Selain itu diperlukan
pemahamamdokumen dan catatan yang digunakan dalam siklus penjualan dan
penagihans e b e l u m m e m p e l a j a r i p e n i l a i a n r i s i k o p e n g e n d a l i a n d a n
p e r a n c a n g a n pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi bagi setiapkelas transaksi transaksi secara mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


1 . A pa saj a ak un dan ke l as yan g t er l i bat dal am si k l us pe n jual an
se r t a penagihan?
2. Bagaimana fungsi bisnis dan dokumen serta catatan yang terkait
dalamsiklus penjualan dan penagihan?
3. Bagaimana melakukan pengendalian internal dan merancang
s e r t a melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksipenjualan?
4. B ag ai man a me ne r apk an met odol og i pe ng e n dal i an t er had ap
t r an ak si penjualan untuk mengendalikan retur dan pengurangan penjualan?
5. Bagaimana melakukan pengendalian internal,dan merancang
s e r t a melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi penerimaan kas?
6. Bagaimana menerapkan metodologi pengendalian terhadap siklus penjualandan
penagihan untuk menghapus piutang tak tertagih?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntans.
2. Untuk mengidentifikasi akun dan kelas transaksi dalam siklus penjualan
serta penagihan.
3. Untuk menguraikan fungsi bisnis dan dokumen serta catatan terkait
dalam siklus penjualan dan penagihan.
4. Untuk memahami pengendalian internal dan merancang serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan.
5. Untuk menerapkan metodologi pengendalian terhadap tranaksi penjualan
untuk mengendalikan retur dan pengurangan penjualan.
6. Untuk memahami pengendalian internal,dan merancang serta melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan
kas.
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA
PENAGIHAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip–prinsip akuntansi yang diterima
umum. Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui
berbagai akun dalam siklus penjualan dan penagihan. gambar tersebut
menunjukkan bahwa lima kelastransaksi dalam siklus penjualan dan penaguhan
antara lain:
1. Penjualan ( penjualan tunai dan kredit )
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi
dan jumlahyang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari
dua akun neraca, yaituakun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak
tertagih. Untuk mudahnya, kitamengasumsikan bahwa ada pengendalian internal
yang sama baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.
 
B.FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN TERKAIT
Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang
diperlukan untukmengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan
setelah keduanya tersedia untukdijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh
seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang
usaha yang akhirnya menjadi kas.

Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk
SiklusPenjualan dan Penagihan.

dan pencatatan penerimaan kasRemittance advicePrelisting penerimaan kasFile


transaksi penerimaankasJurnal penerimaan kas ataulistingRetur
DanPenguranganPenjualanRetur dan pengurangan penjualanPitang usahaPemroses
dan pencatatan returdan pengurangan penjualanMemo kreditJurnal retur
dan pengurangan penjualan

Kelas Transaksi Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Penjualan Penjualan 1. Pemroses Pesanan pelanggan
piutang usaha pesanan pelanggan Pesanan penjualan
2. Pemberian kredit Pesanan pelanggan
3. Pengiriman barang atau pesanan penjualan
4. Penagihan pelanggan dan Dokumen pengiriman
Pencatatan penjualan Faktur penjualan
File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau
listing
File induk piutang usaha 
Neraca saldo piutang
usaha
Laporan bulanan.
Penerimaan Kas Kas di Bank Pemroses dan pencatatan Remittance advice
(Debet dari penerimaan kas Prelisting penerimaan
penerimaan kas kas
) piutang usaha File transaksi
penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas
atau listing
Retur dan Retur dan Pemroses dan pencatatan Retur Memo kredit
Pengurangan Pengurangan dan Pengurangan Penjualan Jurnal retur dan
Penjualan Penjualan Pengurangan penjualan
piutang usaha
Penghapusan Piutang usaha Penghapusan piutang usaha tak Formulir otorisasi
piutang tak Penyisihan tertagih piutang tak tertagih
tertagih untuk piutang Jurnal umum
tak tertagih
Beban piutang tak Beban piutang Penyediaan piutang tak tertagih Jurnal umum
tertagih tak tertagih
Penyisihan
untuk piutang
tak tertagih

Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus 
memahami fungsi bisnis dandokumen serta catatan suatu perusahaan.

1. Pemroses pesanan pelanggan


 Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang
diajukan oleh pelanggan.
 Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan
deskripsi, kuantitas, daninformasi terkait mengenai barang yang
dipesan oleh pelanggan.

2. Pemberian kredit
 Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang
menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan
data yang relevan lainnya.
 Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman
barang
antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ke
tika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur
penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.

3. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan

Aspek paling penting dari penagihan yaitu :


 Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness)
 Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian
= occurrence )
 
 Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan
= accuracy )
4.  Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kuantitas barang yang dijual,harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan
relevan lainnya.
5. File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer
yang mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses
oleh system akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu,atau
sebulan.
6. Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan,
tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini
produk.
7. File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual, penerimaan kas , serta retur dan
penguragan penjualan bagi setiap pelanggan dan untuk mempertahankan
saldo akun pelanggan.
8. Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepadas etiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
usahanya.

a. Pemroses dan pencatatan penerimaan kas

 Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan


dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran
kaso 
 Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima
oleh seseorang yangtidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat
penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke
catatan akuntansi.
 Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari
jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
 Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan
untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan.

b. Penghapusan piutang usaha tak tertagih

 Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang


digunakan dalam lingkunganinternal untuk menunjukkan otoritas
menghapus suatu piutang usaha sebagai tak tertagih.
C.METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN
 
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian
internaluntuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting
dalam pengendalian ini yaitu:
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya 
bagi penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalumengaitk
annya dengan tujuan.
4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi 
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

a.Pemisahan tugas yang memadai


Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan
maupun penipuanatau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus
menolak akses ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan
informasi transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam computer.

b. Menentukan luas pengujian pengendalian


Luas pengujian pengendlian pada perusahaan non public tergantung pada
keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu
dapat diandalkan untukmengurangi resiko pengendalian.

c. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan


Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas
pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Mencatat pe
njualan yangterjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis
salah saji yang mungkin terjadi:
a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah 
dilakukan.
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
 
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan, sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.
Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar
karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
d. Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal
dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama
adalah untuk transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang
kedua adalah untuk transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).

e. Penjualan dicatat dengan akurat


Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal–hal
berikut:
a. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan 
b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
c. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi

D. RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN


  Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan
klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses
memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan.
Perbedaan yang pertama adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan
pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat
mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan kejadian.
Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada
pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas
dari penagihan piutang usaha yang ditutupioleh retur atau pengurangan penjualan
fiktif.

Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam


menguji saldo akununtuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan
terlalu rendah pada akhir tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh
diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan metodologi untukmengaudit retur dan
pengurangan penjualan pada intinya sama seperti untuk penjualan, tidak
dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit
retur dan pengurangan penjualan,harus dapat menerapkan logika yang sama untuk
mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substansif
atas transaksi yang sesuai gunamemverifikasi jumlahnya.
E. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
DANPENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian


pengendaliandan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti
yang digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian ,
pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan
kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan,tetapi tujuan
khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.

Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor


mengikuti proses berikutini:
1. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian
3. Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah
moneter bagi setiap tujuan.

a.Penyiapan Bukti Penerimaan Kas


Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan
kas yangdicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti
penerimaan kas ( proofof cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan
kas yang dicatat dalam jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu,
seperti bulan, akan direkonsiliasi dengandeposito atau setoran actual yang
dilakukan ke bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya
mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pos–pos lainnya, tetapi
jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.

b.Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha


  Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha
untukmenutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang
menangani penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system
computer. Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui
pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas
sekaligus memasukkan penerimaankas kedalam system. Penggelapan ini dapat
dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah,dan tanggal yang ditunjukkan
pada remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip
setoran terkait.
F. PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH
  Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak
tertagih adalah kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan
menghapus piutang usaha yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi kejadian). Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini
adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan piutangtak tertagih harus
diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah
melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan tidak mampu
membayar.

A. Pengendalian internal tambahan atas saldo akun dan penyajian serta


pengungkapan
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian
serta pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau 
diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transa
ksi. Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan mempe
ngaruhi tujuan yangterkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak
serta kewajiban dan empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan.

B. Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas


transaksi
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama
terhadap pengujian substansif atasrincian saldo. Bagian dari audit yang paling
dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi 
dalam siklus penjualan dan penagihan adalahsaldo piutang usaha, kas, beban
piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
BAB III
PENUTUP
 
A. KESIMPULAN
  Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pengujian
pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk lima kelas transaksi
dalam siklus penjualan dan penagihan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur
dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban
piutang tak tertagih.Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujiansubstansif atas transaksi adalah sama bagi kelima
kelas transaksi dan mencakup langkah–langkah berikut :
 Memahami pengendalian internal
 Menilai resiko pengendalian yang direncanakan
 Menentukan luas pengujian pengendalian
 Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas
transaksi untuk memenuhitujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi.
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi,
auditorberfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai 
senjata untuk mengurangi resiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi
pengendalan internal, jika ada, untuksetiap tujuan, auditor kemudian menentukan
luas pengujian pengendalian yang harus dilakukan. Auditor juga merancang
pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi untuk
menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar.
Seperti pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas transaksi juga 
dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Setelah
perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transkasi bagi
setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai, auditor mengorganisasikan
prosedur audit ke dalam program audit format kerja.

Anda mungkin juga menyukai