KECAMATAN TANJUNGANOM
KABUPATEN NGANJUK
OLEH:
M. PUTRA HARAMAIN A
NIM. 202006053
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pendahuluan dan laporan kasus keperawatan gerontik ini dibuat untuk memenuhi
tugas praktik Profesi Ners di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk
pada tanggal 08 Februari 2021 oleh Mahasiswa STIKES Karya Husada Kediri:
NIM : 202006053
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing
A. KONSEP HIPERTENSI
1. DEFINISI
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
2007 ).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization)
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang pertama
menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah
ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka yang
kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang
dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali ke dalam
jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan diastolic
diukur ketika jantung mengendur (relaksasi).
2. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer)
karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi
yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya
dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat
berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan
terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok
(M.Adib,2009).
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu: Sakit
kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah,
sering buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo,
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
hidung).
4. PATHWAY
Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
ginjal Feokromositoma
garam berlebih raga tahun
HIPERTENSI
Retensi
natrium
Oedem
Gangguan
keseimbangan
volume cairan
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi.
2) Glukosa darah
4) EKG
5) Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
hiperkoagulabilitas, anemia.
6) BUN/kreatinin
8) Kalium serum
9) Kalsium serum
13) Urinalisa
diabetes.
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada dan atau
16) CT Scan
6. PENATALAKSANAAN
c. Berhenti merokok
Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang
kita duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara
otomatis seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita
atur gerakannya.
(serpasil, Resapin).
b. Beta Bloker
(concor).
c. Vasodilator
darah.
e. Calsium Antagonis
farmabes).
valsartan (diovan).
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin)
B. KONSEP LANSIA
1. DEFINISI LANSIA
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang
yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut
usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu
nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Menua atau menjadi tua adalah suatu
keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
2. BATASAN LANSIA
2. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori,
yaitu:
c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
3. CIRI–CIRI LANSIA
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya
lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran
pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar
tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga
pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari
lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.
4. PERKEMBANGAN LANSIA
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia.
Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua
(tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan).
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan
regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma
dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan
pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan teori, namun para ahli pada umumnya
sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan pada faktor genetik.
a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory) Menurut teori ini menua
telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi
molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai
contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan
b. Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh
lelah (rusak)
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
e. Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
f. Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak
g. Teori rantai silang Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan
kegiatan yang dapat dilakukannya. Teori ini menyatakan bahwa lansia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lansia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil
tidak berubah pada lansia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas.
Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
a. Kehilangan peran
dibedakan menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial:
1. Teori Biologi
terlihat jumlah sel–sel yang akan membelah sedikit. Pada beberapa sistem,
seperti sistem saraf, sistem musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan
dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang
karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko akan
tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri (Azizah, 2011)
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis) Jaringan seperti kulit dan kartilago
kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan
struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak
yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme
terjadi kesalahan genetik. Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya
di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat
sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan
maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel
e. Teori Menua Akibat Metabolisme Menurut Mc. Kay et all., (1935) yang
2. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang
aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L.,
2011).
laku tidak berubah pada lansia. Identity pada lansia yang sudah mantap
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang
akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan
fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sexual (Azizah dan Lilik M, 2011,
2011).
1. Perubahan Fisik
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50%
b. Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan berkerut.
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
c. Sistem Muskuloskeletal
(kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi.. Kolagen sebagai
otot pada penuaan sangat bervariasi, penurunan jumlah dan ukuran serabut
mengakibatkan efek negatif. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi
d. Sistem kardiovaskuler
berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat. Perubahan ini
e. Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru
sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi, indra pengecap
menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati)
aliran darah.
g. Sistem perkemihan
oleh ginjal.
h. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif
i. Sistem reproduksi
uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
2. Perubahan Kognitif
b. IQ (Intellegent Quotient)
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
h. Kinerja (Performance)
i. Motivasi
3. Perubahan mental
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. Lingkungan
famili.
4. Perubahan spiritual
matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan
bertindak sehari-hari.
5. Perubahan Psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika
dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut
c. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
d. Gangguan cemas
e. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia
f. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main
dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.
1. Sel
intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati,
2. Sistem Persyarafan
sentuhan.
3. Sistem Penglihatan
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
4. Sistem Pendengaran
atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi
menyebabkan otosklerosis.
5. Sistem Kardiovaskuler
misalnya perubahan posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri bisa
perifer.
7. Sistem Respirasi
8. Sistem Gastrointestinal
9. Sistem urinaria
200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva,
testoteron.
cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar
epidermis.
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin
rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa
lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat
lain. Seorang lansia ansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat, perlu
sosial, dengan cara mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan secara fisik.
Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali berhubungan dengan
karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan
b. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh
Pada umumnya setelah seorang lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
berikut :
tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia
tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self hate personality), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain
Dengan Pekerjaan Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun.
Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua
atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,
jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki
masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah
Kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang
memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah acuh terhadap pensiun
hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan
diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh
terarah bagi masingmasing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan
assessment untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang
jelas dan positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki
masa lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya
sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika keterasingan
terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan
menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
keluarga masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu,
cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara (care)
dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi lansia yang tidak punya
keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup
namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup sendiri
1. PENGKAJIAN
1) Perubahan Fisik
obat.
2) Perubahan Psikologi
8) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
tinggal,
8) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada.
4) Perubahan spiritual
miskin.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sindrom, contoh :
1) Katagori aktual
2) Katagori risiko
3. RENCANA TINDAKAN
Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang lazim
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa penuh pada
perut dan susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus melemah.
5) Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang menggunakan obat
penenang/deuretik.
6) Anjurkan lansia memakai kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.
watt.
15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan
mata sesaat.
4) Latih lansia dengan latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi darah
g. Masalah cemas
ketakutan,
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.
Sudoyo, A. W; Bambang, S & Idrus, A, et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi
Keempat Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
D. ASUHAN KEPERAWATAN NY. S DENGAN HT
ANALISA DATA
1. DS :
DO :
- TD 165/90 mmHg
- Lansia terlihat menahan nyeri
- Lansia terlihat lemas
2. DS :
DO :
DO :
Edukasi :
- Jelaskan strategi
mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
2. Intoleransi Aktivitas
Setelah dilakukan tinakan Observasi :
keperawatan di harapkan
toleransi aktifitas - Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
E : Meningkat mengakibatkan kelelahan
KH : Keluhan lemah menurun, Terapeutik :
Tekanan darah membaik dan
frekuensi nafas membaik - Fasilitasi duduk di tepi
tempat tidur jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
Edukasi :
Edukasi
- Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
- Anjurkan melebarkan kedua
kaki untuk menambah
keseimbangan saat berdiri
- Ajarkan cara menggunakan
bel pemanggil untuk
memanggil perawat
Edukasi :
P : Lanjutkan Intervensi
2. Intoleransi 08-02-2021
Aktivitas
08.20 - Mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan S: Lansia mengatakan lemas karena
kelelahan tensinya naik dan pusing klemun klemun
- Menyediakan lingkungan yang
O : Lansia tampak lemas
nyaman
- Menganjurkan tirah baring Lansia lebih nyaman untuk tirah baring
P : Lanjutkan intervensi
3. Risiko Jatuh 08.25 - Mengidentifikasi faktor risiko jatuh S : Pasien mengatakan sudah gloyoran
- Mengidentifikasi faktor lingkungan saat berjalan karena sudah tua
yang meningkatkan risiko jatuh O : Lingkungan terlihat rapi, tidak licin
- Menghitung Risiko jatuh dengan dan penerangan cukup
Time Up and Go Time Up and Go 20 detik (Risiko Tinggi)
- Edukasi kan bel pemanggil (HP) Lansia mengatakan paham cara
untuk memanggil perawat jika menggunakan hp untuk dijadikan bel
butuh bantuan berpindah pemanggil
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
2.
Intoleransi 08.15
Aktivitas - Mengobservasi tingkat kelemahan S: Lansia mengatakan sudah mulai
enakan dan bisa ke kamar mandi sendiri
lansia
tapi masih sedikit kelelahan setelah
- Memfasilitasi duduk semi fowler kembali dari kamar mandi
- Sediakan lingkungan yang nyaman
O : Lansia terlihat lebih segar
dan aman
RR 20x/menit
P: Lanjutkan Intervensi
3. Risiko Jatuh 08.25 - Menghitung nilai Time Up and Go S : Pasien mengatakan masih gloyoran
- Mengidentifkasi keseimbangan saat berjalan
pasien saat berjalan O : hasil test Time Up and Go 15 detik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
2. Intoleransi 08.15 - Mengobservasi tingkat kelemahan S : Lansia mengatak sudah tidak lemas
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
3. Risiko Jatuh 08.20 - Menghitung nilai Time Up and Go S : Pasien mengatakan sudah tidak
- Mengidentifkasi keseimbangan gloyoran saat berjalan
pasien saat berjalan O : hasil test Time Up and Go 9 detik
(Normal)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
4. Perfusi Perifer 08.00 - Memeriksa Tekanan Darah Lansia S: Pasien mengatakan sudah tidak
1. - Memeriksa sirkulasi perifer lansia berkunang-kunang
Tidak Efektif
- Mengontrol obat pengontrol TD O : TD 140/80 mmHg, CRT 2 detik
Lansia Obat diminum secara teratur
Lansia terlihat lebih segar
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi